Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“METODE PENGAJARAN BAHASA ARAB”


SEMESTER 3

 DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 8

 NAMA      : FITRYANTI
NIM          : 2088201009         
 NAMA      : A. RIFKA ZILZILA ZALIKA
NIM          : 2088201014

DOSEN PENGAJAR:
DR. MUHAMMAD ALI, M.P.d

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUSLIM MAROS
2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan 


rahmat kesehatan pada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Teori
Belajar Bahasa yang berjudul Pendekatan Pengajaran Bahasa.

Terima Kasih kami  ucapkan kepada bapak dosen yang telah membantu kami baik
secara moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman- teman
seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
ini tepat waktu.

Kami menyadari,bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusun,Bahasa, maupun penulisnya.Oleh karena itu,kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bias menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan ini bias menambah wawasan para pembaca dan bias bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Pangkep, 14 November 2021

                                                                                   

                                                                      

                                                                                       Kelompok 8       


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode dalam Pembelajaran Bahasa Arab
B. Perbedaan antara Pendekatan, Metode, dan Teknik dalam Pembelajaran
Bahasa Arab
C. Macam- macam Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Arab
D. Macam- macam Metode dalam Pembelajaran Bahasa Arab
E. Macam-macam Teknik dalam Pembelajaran Bahasa Arab

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA `
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar Bahasa Arab bukan sekedar belajar Bahasa Asing untuk alat
komunikasi semata.Untuk sebagian kalangan umat Islam,belajar Bahasa Arab
juga berarti belajar agama karena Islam disampaikan dengan bahasa Arab
(QS. Yusuf:2).Bahkan ada yang menganggap bahasa Arab merupakan bagian
dari agama Islam.
Pembelajaran Bahasa Arab dewasa ini masih menghadapi berbagai macam
persoalan,baik dari sisi media, maupun metode pembelajarannya.Kendala
tersebut dapat dilihat dari hasil atau nilai materi pelajaran yang telah diperoleh
oleh para santri yang belum maksimal.Bahkan sebagian dari mereka belum
mencapai tujuan yang diharapkan.
Kondisi tersebut tentu tidak dapat dibiarkan terus menerus,akan tetapi
membutuhkan solusi yang baik,sehingga kompetensi Bahasa Arab yang
dimiliki peserta didik menjadi baik dan dapat diandalkan.Sasaran
pembelajaran yang ditekankan pada penguasaan kompetensi berbahasa Arab
merupakan salah satu point penting dalam melakukan perbaikan pembelajaran
bahasa asing.

Untuk memulai memberikan perhatian pada pendekatan pembelajaran


itu adalah dengan berusaha menjelaskan istilah-istilah yang seringkali
berkembang karena kemiripan dan dekatnya hubungan diantara masing-
masing istilah seperti pendekatan,metode dan teknik pembelajaran. Untuk
menjelaskan pengertian ketiga istilah tersebut maka disini diberikan gambaran
umum sebelum dijelaskan secara rinci definisi satu persatu. Pendekatan
merupakan bingkai umum bagi teknik dan teknik merupakan bentuk
pelaksanaan metode. Atau dengan perkataan lain,bahwa teknik adalah
pelaksanaan metode yang dipraktikkan bersam-sama dengan pendekatan.

Sedangkan metode secara umum adalah segala hal yang termuat dalam
setiap proses pengajaran,baik itu pengajaran
matematika,kesenian,olahraga,ilmu alam dan lain sebagainya. Semua proses
pengajaran yang baik maupun yang jelek pasti memuat berbagai
usaha,memuat berbagai aturan serta didalamnya terdapat saran dan gaya
penyajian. Tidak mungkin sebuah proses pengajaran tanpa adanya usaha
untuk menyampaikan sesuatu kepada pembelajaran.

Oleh sebab itu metode bisa diberi pengertian sebagai sistematika umum bagi
pemilihan,penyusunan dan penyajian materi kebahasaan. Serta yang harus
diperhatikan dalam menentukan metode,hendaknya tidak terjadi benturan
antara metode dengan pendekatan yang menjadi dasarnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengertian metode dan metodologi dalam pembelajaran


Bahasa Arab?
2. Bagaimanakah perbedaan antara pendekatan, metode dan teknik dalam
pembelajaran bahasa Arab?
3. Bagaimanakah macam-macam pendekatan dalam pembelajaran bahasa
Arab?
4. Bagaimanakah macam-macam metode dalam pembelajaran bahasa
Arab?
5. Bagaimanakah macam-macam teknik dalam pembelajaran bahasa Arab?
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Metode dan Metodologi dalam Pembelajaran Bahasa Arab


Metode secara terminologis berarti cara, jalan, sistem, mazhab, haluan,
keadaan, tiang tempat berteduh, orang mulia, goresan (garis pada sesuatu).
Sedangkan pengertian metode secara terminologis adalah teknik pendidik di dalam
manyajikan materi pelajaran ketika terjadi proses pembelajaran. Dengan demikian,
maka metode adalah aspek teoritis yang dapat memotivisir suatu proses aktivitas
pembelajaran secara maksimal dan ideal, dengan ungkapan lain bahwa metode adalah
rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang
ditentukan, namun ia bukan merupakan tujuan akhir pembelajaran suatu bahasa,
karena metode itu sendiri bersifat prosedural.
Adapun berdasarkan etimologinya, istilah metodologi berasal dari bahasa
Yunani yaitu metodos yang berarti cara atau jalan, dan logos yang berarti ilmu.
Sedangkan secara semantik, metodologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil
yang efektif dan efisien. Metodologi pembelajaran bahasa Arab adalah cara atau jalan
yang ditempuh untuk menyajikan bahan-bahan pelajaran dan bahasa Arab agar
mudah diterima, diserap dan dikuasai anak didik dengan baik dan menyenangkan. 
Menurut Yusuf dan Anwar metodologi searti dengan kata metodik
(methodentic) yaitu suatu penyellidikan yang sistematis dan formulasi metode yang
akan digunakan dalam penelitian. Dengan kata lain metodologi adalah ilmu tentang
metode-metode yang mengkaji atau membahas mengenai bermacam-macam metode
mengajar, tentang keunggulannya dan kelemahannya, lebih sesuai dengan penyajian
pelajaran yang seperi apa, bagaimana penerapannya dan sebagainya. 
Menurut Jhos Daniel dalam Sholeh, yang dimaksud metodologi pembelajaran
bahasa Arab adalah cara atau jalan yang ditempuh terkait bagaimana menyajikan
bahan-bahan pelajaran dan bahasa Arab. Cara ini dipergunakan agar bahasa Arab
menjadi lebih mudah diterima, diserap dan dikuasai peserta didik dengan baik dan
menyenangkan. 
Bagi seorang guru wajib mengetahui berbagai macam metode untuk menjadi
rujukan dalam pembelajaran. Metode merupakan salah satu dasar untuk
menghubungan materi pelajaran kepada peserta didik. Metode merupakan rangkaian
rencana yang memuat kemampuan dan tujuan yang dikemukakan guru, pola-pola
akan akan diikuti guru dalam kegiatan pembelajaran. 
Dari pengertian-pengertian yang telah dijelaskan tersebut dapat disimpulkan
bahwa metodologi pengajaran bahasa Arab adalah ilmu yang mempelajari tentang
suatu cara atau sistem agar tercipta kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien
sehingga pengajar (guru) bahasa Arab bisa menyampaikan materi ajarnya kepada
peserta didik dan peserta didik mampu memahami penjelasan yang disampaikan oleh
guru bahasa Arab. Dengan demikian maka tujuan dari kegiatan belajar-mengajar
bahasa Arab bisa tercapai.
Memahami metodologi pengajaran bahasa Arab merupakan keharusan bagi
guru bahasa Arab. Karena guru bahasa Arab yang profesional dituntut untuk memiliki
pengetahuan dan penguasaan teori yang matang. Selain itu, guru bahasa Arab juga
diharuskan memiliki kesungguhan dalam mengajar bahasa Arab serta tanggungjawab
terhadap tugas yang diembannya.

B.     Perbedaan antara Pendekatan, Metode dan Teknik dalam Pembelajaran


Bahasa Arab
Dalam pengajaran bahasa ada tiga istilah yang perlu dipahami pengertian dan
konsepnya secara tepat, yakni pendekatan, metode dan teknik. Pendekatan

atau approach dalam bahasa Arab dipadankan dengan kata madkhal (‫)مدخل‬, metode


dipadankan dengan thariqah (‫)طريقة‬, dan teknik dipadankan dengan uslub (

‫)أسلوب‬.
Edward Anthony dalam Effendy menjelaskan bahwa pendekatan adalah
seperangkat asumsi berkenaan dengan hakekat bahasa dan belajar-mengajar bahasa.
Metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan
pendekatan yang ditentukan. Sedangkan teknik adalah kegiatan spesifik yang
diimplementasikan dalam kelas, selaras dengan metode dan pendekatan yang dipilih.
Dengan demikian pendekatan bersifat aksiomis, metode bersifat prosedural, dan
teknik bersifat operasional. 
Sedangkan Hermawan mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran
adalah tingkat pendirian filosofis mengenai bahasa, belajar, dan mengajar bahasa.
Pendekatan merupakan pendirian filosofis yang selanjutnya menjadi acuan dalam
kegiatan belajar dan mengajar bahasa. Contohnya, ada pendirian bahwa bahasa lahir
dari segala sesuatu yang didengar dan diucapkan, sedangkan menulis merupakan
kemampuan yang muncul sesudahnya. Dari pendirian ini lahirlah asumsi-asumsi yang
menyatakan bahwa tahap awal yang harus dilakukan dalam belajar mengajar bahasa
adalah menanamkan kemampuan mendengar dan berbicara. Setelah itu belajar
mengajar untuk menanamkan kemampuan membaca dan menulis.
Izzan menjelaskan bahwa antara pendekatan, metode, dan teknik memiliki
hubungan yang hierarkis, yaitu teknik merupakan penjabaran dari metode, sedangkan
metode merupakan penjabaran dari pendekatan. Pendekatan atau yang biasa
disebut approach merupakan sebuah keyakinan atau pandangan filosofis tentang
fitrah bahasa yang pada hakikatnya merupakan asumsi-asumsi (praduga-praduga)
yang secara teoritis dianggap sebagai kebenaran umum yang tidak usah dibuktikan
lagi, meskipun bisa jadi menimbulkan perbincangan (wacana) ditinjau dari efektifitas
sebuah metode yang lahir pendekatan tersebut. Jadi kesimpulannya pendekatan
memiliki kebenaran umum yang bersifat mutlak sehingga sering disebut aksiomatis.
Misalnya, untuk mendapatkan gambaran umum mengenai pendekatan itu seperti
asumsi dari aural-oral approach, yang menyatakan bahwa bahasa berasal dari apa
yang kita dengar dan apa yang kita ucapkan (aural-oral), sedangkan tulisan
merupakan sesuatu yang tampil berikutnya setelah ujaran.
Asumsi-asumsi yang berhubungan dengan pengajaran dan belajar bahasa
adalah aspek-aspek menyimak (istima’) dan bercakap-cakap (kalam). Kedua aspek
tersebut harus diajarkan terlebih dahulu sebelum aspek membaca (qiraah) dan
menulis (kitabah). Tindak lanjut dari asumsi-asumsi tersebut lahirlah sekumpulan
kebiasaan yang dibentuk oleh pengulangan sebagaimana tindakan yang dilakukan
anak kecil ketika ia belajar menggunakan bahasa ibu. Karena itu, bahasa harus
diajarkan melalui teknik pengulangan.

C.      Macam-Macam Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Arab


Pendekatan adalah sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya
berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan tentang sesuatu. Di
dalam pengajaran bahasa, pandangan itu merupakan pandangan, filsafat, atau
kepercayaan tentang hakikat bahasa dan hakikat pengajaran bahasa yang diyakini dan
tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya.
Pengajaran bahasa akhir-akhir ini diwarnai oleh dua pendekatan yang
dianggap sebagai pendekatan utama, yaitu pendekatan mekanis dan rasionalis.
Pendekatan mekanis mempunyai sebutan lain empiris, struktural atau behavioris.
Pendekatan ini melahirkan berbagai metode pengajaran bahasa seperti metode aural
oral, metode mimikri memorisasi dan sebagainya. Adapun pendekatan rasionalis
menghasilkan metode verbal aktif yang merupakan perbaikan dari metode langsung.
Terdapat bermacam-macam pendekatan sehingga terdapat perbedaan
pembagian pendekatan antara yang satu dengan yang lainnya. Ipang menjelaskan
bahwa pendekatan terbagi menjadi pendekatan humanistik (humanistic approach),
pendekatan teknik (media-based approach), pendekatan analisis dan non analisis, dan
pendekatan komunikatif (communicative approach).  Sedangkan Izzan membagi
pendekatan menjadi 3, yaitu bahasa sebagai sistem, pendekatan all-in-one, dan
pendekatan aural-oral.
Selain yang disebutkan di atas, Zulhannan menjelaskan bahwa terdapat 7
pendekatan yang bisa diajarakan dalam pembelajaran bahasa Arab. Pendekatan-
pendekatan tersebut meliputi pendekatan struktural, fungsional, komunikatif, berbasis
media, humanistik, aural-oral, serta analisis dan non analisis.
Akan tetapi dari sekian pendekatan yang telah disebutkan, terdapat dua
pendekatan yang paling umum yang bisa menjadi acuan untuk semua pelajaran.
Pendekatan tersebut adalah student centered dan teacher centered.
Pendekatan student centered menekankan asumsi bahwa pembelajaran itu
dilangsungkan oleh siswa, sehingga dalam pendekatan ini peran guru cenderung
pasif. Sebaliknya pendekatan teacher centered menekankan pembelajaran berpusat
pada guru. Gurulah yang menentukan arah tujuan dan langkah-langkah dalam
pembelajaran di kelas.

D.      Macam-Macam Metode dalam Pembelajaran Bahasa Arab


Berbeda dengan pendekatan, metode adalah langkah-langkah umum tentang
penerapan teori-teori yang ada pada pendekatan tertentu. Dalam tingkatan ini
diadakan pilihan-pilihan tentang keterampilan-keterampilan khusus mana yang harus
diajarkan, materi-materi apa yang harus disampaikan, dan bagaimana urutannya.
Terlihat disini bahwa metode jauh lebih operasional dibandingkan dengan
pendekatan, sebab metode sudah menginjak ke tingkat pelaksanaan di lapangan.
Tingkat pelaksanaan ini adalah penjabaran atas asumsi atau pendirian yang
dikemukakan di dalam pendekatan. Jadi bentuk metode yang digunakan dalam
pengajaran bahasa di lapangan tidak boleh bertentang dengan pendekatan, tetapi
harus mendukung anggapan-anggapan yang ada dalam pendekatan.
Metode merupakan rencana program yang bersifat menyeluruh (holistik-
komprehensif) yang berhubungan erat dengan teknik penyajian materi pelajaran
secara teratur dan tidak saling bertentangan dan didasarkan atas pendekatan tertentu.
Kalau pendekatan lebih bersifat aksiomatis, metode justru bersifat prosedural. Karena
itu, bila seorang pengajar bahasa menganut  pada pendekatan, ia dapat melahirkan
bermacam-macam metode yang berbeda-beda. Beraneka macam metode tersebut
bergantung pada berbagai faktor yang turut serta mempengaruhinya.
Faktor latar belakang bahasa yang biasa digunakan seorang pelajar dan bahasa
asing yang dipelajari dapat mengakibatkan perbedaan metodologis. Pengajaran
bahasa Arab untuk orang Indonesia akan berbeda dengan pengajaran bahasa Arab
untuk orang Amerika atau Inggris. Selain faktor bahasa ibu yang biasa digunakan,
faktor-faktor lain yang turut berpengaruh adalah pengalaman pelajar dalam bahasa
Arab atau bahasa asing lainnya yang pernah dipelajarinya, tujuan pengajaran tersebut
apakah untuk melatih kemampuan membaca, berbicara, keterampilan
menerjemahkan, ataukah pengetahuan teoritis, kedudukan bahasa asing itu dalam
kurikulum, serta waktu yang tersedia. Pendekatan atau approach melahirkan
bermacam-macam metode.
Seorang pengajar bahasa Arab bisa menggunakan bermacam-macam metode
dengan didasarkan pada pendekatan yang sama. Misalnya, approach yang dianut
adalah aural-oral, sedangkan metodenya bisa metode mim-mem
(mimicry memorisation) dan pattern practice. Kedua metode tersebut mempunyai
tujuan yang sama: meningkatkan kemahiran menggunakan bahasa lisan secara
spontan dan kemahiran memahami apa yang didengar dan diucapkan. Kedua metode
tersebut mensyaratkan program yang intensif dan diperuntukkan bagi orang dewasa,
meskipun urutan penyajiannya berbeda-beda.
Metode mim-mem diawali oleh pengenalan situasi, misalnya ucapan salam
menirukan (greetings) atau memesan tempat di hotel. Lalu, murid harus menirukan
penuturan asli (native speaker) secara menghafal kalimat-kalimat yang digunakan
dalam situasi tersebut. Berdasarkan kalimat-kalimat yang dihafalkan itu, guru
mengambil pola-pola kalimat dan bunyi-bunyi tertentu untuk dijadikan bahasa latihan
(drilling). Biasanya, pemilihan pola kalimat atau bunyi untuk drilling berdasarkan
pada analisis dan deskripsi bilingual, yakni analisis-komparatif antara bahasa pelajar
dan bahasa asing yang diajarkan. [20]
Dalam metode mim-mem ini tidak ada unsur yang bertentangan dengan
asumsi-asumsi aural-oral approach. Sebaliknya, metode pattern-practice diawali
oleh perbandingan bilingual. Sebagai hasil dari analisis dan deskripsi bilingual
dipilihlah pola kalimat dan bunyi-bunyi tertentu untuk bahan latihan (drilling).
Setelah menambah perbendaharaan kata, pola kalimat yang diulang-ulang
melalui drilling tersebut kemudian disusun dalam situasi tertentu. Tidak ada sesuatu
yang bertentangan dengan asumsi aural-oral approach dalam metode pattern-
practice ini. Kedua meode tersebut di atas berpijak pada approach yang sama, tetapi
masing-masing memiliki ciri khusus.
Yusuf dan Anwar dalam Anshor menjelaskan terdapat 6 metode yang bisa
digunakan untuk pengajaran bahasa Arab meliputi metode bercakap-cakap
(muhadatsah), metode membaca (muthalaah), metode dikte (imla), metode
mengarang (insya), metode menghafal (mahfudzat), dan metode tata bahasa (qawaid).
Pada masa sekarang, terdapat tiga buah metode pengajaran bahasa yang
dianggap inovatif (baru dan banyak membuat perubahan) dan sering menjadi obyek
pembicaraan para ahli didik, ahli bahasa, dan psikiater dalam lokakarya, seminar,
simposium, dan konferensi pengajaran bahasa asing dari tahun ke tahun di Amerika
dan Eropa. Ketiga metode yang dimaksud adalah Suggestopedia, Counselling
Learning, dan The Silent Way.  Metode-metode itu muncul setelah metode audio-
lingual hampir habis masa jayanya.
Cara belajar bahasa memakai metode audio-lingual yang didasarkan pada
pendapat bahwa belajar bahasa kedua untuk orang dewasa sebaiknya dengan
mengikuti cara anak belajar bahasa ibu, yaitu dengan menirukan dan mengulangi
berkali-kali dianggap cara belajar seperti burung beo. Cara belajar demikian
disanggah oleh Noam Chomsky yang mengatakan bahwa belajar bahas yang
demikian hanya mementingkan struktur permukaan bahasa itu saja, sedangkan makna
bahasa itu sendiri yang tersimpan dalam diri si pembicara terabaikan.
Sejak revolusi bahasa Chomsky ini, para ahli bahasa mulai lebih mengalihkan
perhatiannya pada segi psikologis belajar bahasa. Berbagai variabel kejiwaan yang
mempengaruhi orang belajar bahasa kedua diteliti untuk dapat memperoleh metode
yang tepat. 

E.       Macam-Macam Teknik dalam Pembelajaran Bahasa Arab


Adapun teknik merupakan pelaksanaan pengajaran di dalam kelas sehingga
memiliki sifat operasional yang polanya mengikuti prosedur metode dan berdasarkan
atas prinsip pendekatan. Teknik harus sejalan dengan metode dan karena itu tidak
boleh bertentangan dengan pendekatan. Teknik bergantung kepada imajinasi,
kegiatan (aktivitas), kreativitas pengajar, dan susunan keadaan kelas. Persoalan
tertentu dapat diatasi oleh berbagai teknik. Misalnya, untuk mengatasi pelajar yang
tidak bisa mengucapkan huruf “tsa” dalam kata “tsaub”, pengajar bahasa Arab
meminta para pelajar untuk menirukan dan mengulang (imitation and repetition) apa
yang diucapkan oleh pengajar. Bila teknik ini gagal, pengajar dapat menggunakan
teknik lain.
Hermawan menjelaskan bahwa teknik pembelajaran lebih bersifat aplikatif,
karena itu sering disebut gaya pembelajaran. Dikatakan demikian karena aspek ini
berhubungan langsung dengan kondisi nyata seorang guru dalam menjabarkan
metode ke dalam langkah-langkah aplikatif. Dari segi pelaksanaan, teknik terlihat
lebih khusus dibandingkan dengan metode, sebab teknik merupakan penjabaran
praktis atas metode yang digunakan.
            Izzan membagi teknik pengajaran bahasa Arab menjadi 6 meliputi al-
muhadatsah (bercakap-cakap), al-muthala’ah (membaca), membetulkan kesalahan
dalam membaca, al-imla’ (dikte), al-insya’ (mengarang) dan al-mahfudzat (hafalan
kata-kata mutiara). 

Dalam Effendy dijelaskan bahwa teknik pembelajaran bahasa Arab secara


umum dibagi menjadi dua yaitu teknik pengajaran unsur bahasa dan teknik
pengajaran kemahiran berbahasa. Teknik pengajaran unsur bahasa meliputi baca tulis,
tata bahasa, dan kosa kata. Adapun teknik pengajaran kemahiran berbahasa meliputi
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Sedangkan Zulhannan membagi teknik pembelajaran bahasa Arab menjadi 8.
Teknik-teknik tersebut meliputi
1. teknik pembelajaran keterampilan mendengar,
2. teknik pembelajaran keterampilan berbicara,
3. teknik pembelajaran keterampilan membaca,
4. teknik pembelajran keterampilan menulis,
5. teknik pembelajaran kosakata,
6. teknik pembelajaran gramatika,
7. teknik pembelajaran gramatika fungsional, dan
8. teknik pembelajaran bunyi bahasa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses belajar. Dalam mengajar, seorang guru harus memahami
metodologi pengajarannya. Kaitannya dengan bahasa Arab dikenal istilah metodologi
pengajaran bahasa Arab yang merupakan ilmu yang mempelajari tentang suatu cara
atau sistem agar tercipta kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien, sehingga
pengajar (guru) bahasa Arab bisa menyampaikan materi ajarnya kepada peserta didik
dan peserta didik mampu memahami penjelasan yang disampaikan oleh guru bahasa
Arab. Dengan demikian maka tujuan dari kegiatan belajar-mengajar bahasa Arab bisa
tercapai.
Selain itu, dalam pengajaran ada 3 istilah yang wajib dipahami oleh pengajar
yaitu pendekatan, metode dan teknik. Pendekatan adalah seperangkat asumsi
berkenaan dengan hakekat bahasa dan belajar-mengajar bahasa. Metode adalah
rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang
ditentukan. Sedangkan teknik adalah kegiatan spesifik yang diimplementasikan dalam
kelas, selaras dengan metode dan pendekatan yang dipilih. Dengan demikian
pendekatan bersifat aksiomis, metode bersifat prosedural, dan teknik bersifat
operasional

B.        Saran
Pada makalah ini yang merupakan pengantar dari metodologi pembelajaran
bahasa Arab ini masih sangat minim dari rujukan, khususnya rujukan dari bahasa
asing karena masih terbatas pada buku-buku dalam negeri. Diharapkan kepada
pemakalah selanjutnya unuk menambah referensi untuk kesempurnaan makalah
dengan tema ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anshor, Ahmad Muhtadi. 2009.  Pengajaran Bahasa Arab dan Metode-metodenya.


Yogyakarta: Teras.
Arsyad, Azhar. Bahasa Arab danMetode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Effendy, Ahmad Fuad. 2012. Metodologi pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.

Hasibuan, J.J dan Moejiono.2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Remaja


Rosdakarya.
Ipang, Mohamad. 2016. Metode, Pendekatan, dan Teknik dalam Pengajaran Bahasa Arab,
(www.ipank92.blogspot.co.id, 2012) diakses 20 Februari 2016.
Izzan, Ahmad. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora.

Muhajir, As’aril. 2004. Psikologi Belajar Bahasa Arab. Jakarta: Bina Ilmu

Sholeh, Shofi. 2012. Makalah Metodologi Pengajaran Bahasa Arab.


(www.sholehblog.blogspot.co.id) diakses pada 20 Januari 2016.
Yusuf, Tayar. 2009. Metodologi Pembelajaran. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai