I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang, yang ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta
perubahan aspek- aspek yang ada pada individu yang belajar 1. Adapun proses belajar
tidak pernah terlepas dari konsep pengajaran dan pembelajaran. Pengajaran dapat
diartikan sebagai proses interaksi antara yang di didik dan yang mendidik. Seorang
pendidik melakukan pembelajaran yaitu suatu upaya untuk membantu siswa atau
peserta didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya oleh
karena itu, guru sebagai pendidik melakukan kegiatan yang disebut dengan
pengajaran berupa penyampaian pengetahuan kepada siswa. Dalam proses pengajaran
dan pembelajaran salah satu kebutuhan utama siswa adalah penguasaan bahasa asing
untuk meningkatkan keterampilan dan kecakapannya.
1
Harbeng Masni, ‘Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa’, Dikdaya, 5.1 (2015),
34–45.
1
yang perlu untuk diajarkan adalah bahasa Arab. Bahasa Arab adalah bahasa kelima
yang paling banyak digunakan di dunia, dengan penguasaan bahasa Arab dapat
membuka kesempatan untuk terhubung dengan ratusan juta pengguna bahasa Arab di
seluruh dunia2. Namun jika dibandingkan dengan bahasa asing lain, jumlah peminat
untuk belajar bahasa Arab masih tergolong sedikit. Sedangkan kebutuhan untuk
kemampuan bahasa Arab semakin banyak.
Bahasa Arab merupakan bahasa yang sudah tidak asing lagi bagi umat Islam
terutama di Indonesia3. Pembelajaran bahasa Arab penting untuk diajarkan karena
bahasa Arab adalah ilmu dasar dalam mempelajari dan memahami al-Qur’an, hadis
serta kitab-kitab yang semuanya menggunakan bahasa Arab. Walaupun bahasa Arab
sendiri tergolong sebagai bahasa yang cukup sulit untuk dipelajari. Sehingga muncul
berbagai persoalan, baik yang terkait dengan proses pembelajaran di kelas maupun di
luar kelas. Adapun persoalan yang muncul, sebagai seorang pengajar atau pelajar
yang terlibat dalam proses pembelajaran harus berusaha memahami dan mencari
solusinya, sehingga proses belajar bahasa Arab akan tetap berjalan dengan baik,
efektif, dan efisien sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Salah satu cara yang bisa
dilakukan adalah dengan mengetahui konsep dasar pengajaran dan pembelajaran
bahasa arab. Secara umum dalam konsep dasar pengajaran dan pembelajaran bahasa
arab tidak terlepas dari metode, materi, media, dan evaluasi.
2
‘Daftar Program Lister _ PT Lister Teknologi Edukasi’.
3
Ahmad Muradi, ‘Tujuan Pembelajaran Bahasa Asing (Arab) Di Indonesia’, Al-Maqoyis, 1.1
(2013), 128–37 <http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/maqoyis/article/viewFile/182/123>.
4
Zulfiah Sam, ‘Z. Sam’, Metode Pembelajaran Bahasa Arab, Vol. 2.No 1 (2016), Hlm. 5.
2
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk
menerapkan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kemudian Hanifah dalam studinya menyatakan
bahwa Materi atau bahan pembelajaran yang dipelajari siswa merupakan bagian yang
sangat penting untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran5. Sementara itu
Mahmudah dalam studinya menyimpulkan bahwa Media pembelajaran bahasa Arab
memiliki fungsi, kegunaan dan peran yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar dan dalam pencapaian hasil belajar6. Dari beberapa penelitian yang
dikemukakan ditemukan bahwa konsep dasar pengajaran dan pembelajaran sangat
penting untuk diperhatikan. Oleh karena peneliti tertarik untuk mengambil salah satu
konsep dasar tersebut.
Rumusan Masalah
Tujuan Pembahasan
5
Jurnal Ilmu Tarbiyah, ‘At-Tajdid’, 3.1 (2014).
6
Siti Mahmuda, ‘1131-85-3097-1-10-20180625’, Media Pembelajaran Bahasa Arab, 20.01
(2018), 130–38.
3
a. Mendeskripsikan apa saja media pembelajaran yang digunakan dalam
menunjang pengajaran dan pembelajaran bahasa arab
b. Memaparkan konsep dasar pengajaran dan pembelajaran bahasa arab dalam
lingkup media pembelajaran
Batasan Masalah
Adapun dalam studi ini konsep dasar pengajaran dan pembelajaran yang akan
dikaji hanya akan berfokus dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa Arab dalam
lingkup media pembelajaran. Dimana peneliti akan berfokus mencari tahu media-
media yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab. Jadi studi ini tidak akan
membahas materi pengajaran dan pembelajaran, metode pengajaran dan pembelajaran
dan evaluasi pengajaran dan pembelajaran. Namun akan berfokus pada konsep
pembelajaran dan pengajaran bahasa Arab dalam lingkup media-media dalam belajar
bahasa Arab.
II. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sesuai dengan obyek kajian ini,
maka jenis penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kepustakaan (library
research). Mendeskripsikan dan menganalisis yaitu, pertama dengan mencari tahu dan
mencatat temuan mengenai media pengajaran dan pembelajaran dalam bahasa Arab,
pembahasan penelitian yang didapatkan dalam literatur-literatur dan sumber-sumber
dan penemuan yang terdapat dalam literatur-literatur.
4
perpustakaan. Ketiga, data diperpustakaan umumnya adalah sumber data sekunder,
dalam arti bahwa peneliti memperoleh data dari tangan kedua bukan sumber pertama.
Adapun dalam penelitian ini peneliti akan akan mengambil tiga studi sebagai
literatur yang akan dijadikan sebagai acuan. Tiga literatur yang dipilih merupakan
artikel yang tentang media pembelajaran yang digunakan dalam proses pengajaran
dan pembelajaran.
Dibagian ini membahas konsep pengajaran dan pembelajaran bahasa arab dalam
berbagai aspek dimana ditemukan berbagai penelitian yang korelasi dengan penelitian
ini diantaranya; Abdul Wahab dan Mamlu’atul Ni’mah mengemukakan bahwa
konsep dasar pembelajaran bahasa Arab adalah memahami sejarah bahasa Arab dan
karakteristiknya, memahami beberapa aliran teori tentang bahasa, seperti: Struktural,
Generatif Transformasi dan teori pembelajaran seperti: Behaviourism,
Construcitivism. Dengan memahami hal-hal tersebut, tentunya akan dapat dengan
mudah menentukan pendekatan, media, dan strategi apa yang akan digunakan dalam
proses belajar mengajar bahasa Arab. Tidak cukup berhenti disitu, memahami
prinsip-prinsip pembelajaran juga perlu kita lakukan untuk mementukan konsep
pengajaran bahasa Arab
Dan pada jurnal yang ditulis oleh Siti Mahmuda mengemukakan bahwa pada
dasarnya proses belajar mengajar bahasa Arab memiliki masalah yang kompleks.
Banyak faktor yang mempengaruhinya, baik secara interen maupun eksteren. Faktor
interen berasal dari pelajar seperti, kurang termotivasi dalam belajar bahasa Arab dan
bahkan banyak pelajar yang tidak menyukai pelajaran bahasa Arab. Sedangkan faktor
eksteren berasal dari beberapa hal, pengajar menjadi salah satu faktor penting sebagai
pemeran utama dalam proses pembelajaran. Selain itu sumber belajar dan media
pembelajaran juga berperan dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran.
5
Kemudian pada jurnal yang di tulis oleh Ubaid Ridho mengemukakan tentang
pentingnya evaluasi sebagai salah satu komponen pembelajaran, utamanya dalam
kegiatan belajar mengajar bahasa Arab. Dalam proses pembelajaran dua kegiatan
utama, yaitu belajar yang dilakukan oleh peserta didik dan mengajar yang dilakukan
oleh guru, dua kegiatan tersebut adalah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dalam rencana pembelajaran.
Adapun kajian teoritis akan membahas sudut pandang teori teori bahasa dan
dasar teori pembelajaran bahasa Arab. Bahasa memainkan peranan penting dalam
teori tindakan, perspektif ini menyatakan bahasa adalah wahana yang memberikan
kita kemampuan untuk mengkomunikasikan makna-makna kita kepada orang lain dan
karenanya membangun keteraturan sosial. Ada dua dasar teori besar dalam bahasa
yaitu teori Struktural dan Generatif Transformasi
Teori Struktural
6
struktur yang dikendalikan bahasa. Karena bahasa menciptakan dunia sebagaimana
yang dipahami oleh para aktor.
Teori Generatif-Transformasi
9
Yasraf Amir Piliang, ‘Semiotika Teks : Sebuah Pendekatan Analisis Teks’, MediaTor, 5
No.189.https://www.researchgate.net/publication/265040699_Semiotika_Teks_Sebuah_Pendekatan_A
nalisis_Teks>
7
Noam Chomsky dikenal sebagai tokoh utama teori kebahasaan Generatif
Transformasi10. Adapun secara garis besar teori Generatif-Transformasi dikemukakan
sebagai berikut;
Dua istilah dari teori Generative-Transformasi ini berasal dari Chomsky, akan
tetapi dalam perkembangan lebih lanjut, ia lebih suka mempergunakan istilah
generatif. Pengertian generatif mengandung dua makna, makna pertama, makna
generatif menuju pada dua pengertian produktivitas dan kreatifitas bahasa.
Seperangkat kaidah atau pernyataan manapun yang memberikan kemungkinan untuk
menganalisis bahasa atau struktur dari sejumlah besar kalimat yang tak terbatas dapat
disebutkan generatif. Makna kedua, generatif mengandung pengertian keformalan
dan eksplisit. Dari sudut pandang ini dapatlah dikatakan bahwa secara tepat
kombinasi-kombinasi unsur-unsur dasar (fonem, morfem, kata dan sebagainnya) yang
10
Bagus Andrian Permata, ‘04 Teori Generatif-Transformatif Noam Chomsky’, 2009, 179–
87.
8
di izinkan dan tepat (well-formed). Tata bahasa itu dikatakan membangkitkan atau
menghasilkan semua kalimat bahasa tertentu itu dan tidak mungkin untuk membentuk
kalimat-kalimat yang tidak cocok (nonsentences, illformed). Akan tetapi, janganlah
ditanggapi bahwa tata bahasa generatif hanya menghasilkan kalimat-kalimat yang
gramatikal saja. Pengertian transformasi digunakan lebih umum daripada generatif,
itu pula sebabnya orang lebih banyak mempergunakan 2 kata tersebut sekaligus yaitu
Generatif-Transformasi.
Dalam proses belajar mengajar para ahli psikologi sepakat terdapat unsur-
unsur internal dan eksternal. Unsur internal terdiri dari bakat, minat, kemauan dan
pengalaman terdahulu dalam diri pembelajar. Sedangkan unsur eksternal yaitu
lingkungan, guru, buku teks, dan sebagainya. Dari dua unsur tersebut menghasilkan
dua pandangan atau aliran yang berbeda, yaitu aliran behaviorism (al-sulukiyah)
yang memfokuskan perhatiannya pada faktor-faktor eksternal, dan aliran
Cognitivism (al-ma’rifiyah) yang memberikan perhatian lebih pada faktor internal.
Selain kedua aliran tersebut di atas terdapat satu aliran lagi yang sering disebut
sebagai dasar pembelajaran yaitu Constructivism.
9
terjadi berdasarkan paradigma S-R (Stimulus-Respon), yaitu proses yang memberikan
respon tertentu terhadap kejadian yang datang dari luar.
Aliran Cognitivism
Aliran Constructivism
11
Mamluatun Ni’mah, ‘Memahami Konsep Dasar Teori Bahasa Dan Pembelajaran Bahasa’,
At-Ta’lim, 2.2 (2016), 63–78.
10
akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. Proses
pembentukan pengetahuan ini berjalan terus menerus dan setiap kali ada reorganisasi
karena terjadi suatu pemahaman baru. Para tokoh teori konstruktif percaya bahwa
pengetahuan itu tidak dapat begitu saja dipindahkan dari otak seorang (guru) ke
kepada yang diajar (siswa). Siswa sendiri yang harus mengartikan atau memberi
makna apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-
pengalaman.
Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin, dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar pesan
dari pengirim ke penerima pesan. Dalam definisi lain dijelaskan bahwa media
merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari
komunikator menuju komunikan12.
12
Ayu Fitria and A Pendahuluan, ‘Penggunaan Media Audio Visual Dalam’, 57–62.
11
pengalaman kongkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap atau retensi
belajar. Namun karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual kurang
memperhatikan aspek desain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi dan
evaluasinya. Jadi dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar abad ke-
20, alat visual untuk mengkongkritkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio
sehingga kita kenal dengan audio visual atau audio visual aids (AVA). Agar interaksi
belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien perlu digunakan media yang tepat.
Ketepatan yang dimaksud tergantung pada tujuan pembelajaran, pesan isi
pembelajaran dan karakteristik siswa yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
A. Data
Bagian ini memuat hasil data penelitian yang diperoleh dari tiga literatur.
Secara umum dalam peneltian ini ditemukan bahwa dalam konsep pengajaran dan
pembelajaran terdapat jenis-jenis media pembelajaran, dan landasan dalam
penggunaan media pembelajaran
Dalam literatur pertama ditemukan bahwa salah satu jenis media pembelajaran
yang bisa digunakan yaitu media gambar dalam hal ini media yang melibatkan indera
penglihatan dan pendengaran. Artikel pertama menjelaskan pentingnya media gambar
dimana media gambar mampu berkontribusi dalam pembelajaran bahasa Arab.
Adapun media yang digunakan berupa foto dimana pemilihan penggunaan media foto
12
tidak terlepas dari mudahnya penggunaan media ini. Media foto dapat ditemukan
dimana-mana.
Dalam literatur ke empat yang menjadi sumber data ditemukan media Audio
visual menjadi media pembelajaran. Namun tidak hanya itu dalam literatur ini
ditemukan bahwa dalam penggunaan media pembelajaran terdapat beberapa landasan
yang jadi acuan dasar dalam pengajaran dan pembelajaran, landasan itu mencakup;
b. Landasan psikologis menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal
yang konkrit ketimbang yang abstrak.
13
c. Landasan teknologi merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan
orang, prosedur, ide, dan peralatan,
d. Landasan empiris yaitu pemilihan media pembelajaran hendaknya atas dasar
kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik
pelajar, karakteristik materi pelajaran, dan katakteristik media itu sendiri.
B. Pembahasan
14
kendala yang dihadapi murid. Namun kendala ini semua dapat diatasi dengan
melakukan perbaikan penggunaan media pada siklus berikutnya. Dari kedua
penelitian yang telah dikemukakan di atas terlihat bahwa keduanya menunjukkan
keefektifan penggunaan media gambar dalam pencapaian prestasi peserta didik dalam
materi yang diajarkan. Muhtadir menekankan pada pengaruh penggunaan media
gambar dalam meningkatkan kemampuan dan prestasi siswa dalam menguasai
mufradat pada tingkatan sekolah. Sedangkan, Marcithah menekankan pada efektivitas
penggunaan gambar dalam pembelajaran mufradat untuk jenjang pendidikan sekolah
atau pesantren terpadu.
Audio visual adalah gabungan dari audio dan visual, audio adalah suara yang
dapat didengar sedangkan visual adalah yang dapat dilihat. Dalam Salah satu
14
Erta Mahyudin, ‘PENGAJARAN KOSAKATA BAHASA ARAB BAGI ANAK-ANAK
DENGAN MEDIA LAGU’, Jurnal Pendidikan Islam Dan Bahasa Arab, 65–84.
15
penelitian ditemukan bahwa Media audio visual adalah alat perantara yang digunakan
untuk menyampaikan konsep pembelajaran yang dapat ditangkap oleh indra
pendengaran dan pandangan, sehingga memudahkan siswa dalam mempelajari bahasa
Arab untuk meningkatkan perbendaharaan kosakata, percakapan dan maharah
istima’. Setelah melakukan test soal kepada siswa, didapati hasil perhitungan
menggunakan SPSS Uji Wilcoxon yang menunjukkan “Test Statistics”, diketahui
Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai 0.000. Karena nilai 0.000 lebih kecil dari < 0.05, maka
dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima. Artinya ada pengaruh media audio
visual terhadap maharah istima’ bahasa Arab pada kelas VIII MTs Persis 79
Rajapolah. Selama pembelajaran terdapat kendala-kendala yang dihadapi. Untuk
penggunaannya harus tersedia elektronik yang cukup mahal, di antaranya kendala
yang dihadapi siswa adalah kemampuan menggunakan elektronik yang belum cukup.
Kendala bagi pengajar adalah alat elektronik yang mahal, seperti proyektor, laptop
dan listrik yang selalu menyala agar belajar mengajar berlangsung dengan baik.
Landasan Filosofis
Ada suatu pandangan, bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil
teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang
manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi
dehumanisasi. Benarkah pendapat tersebut? Bukankah dengan adanya berbagai media
pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media
yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain, siswa dihargai
harkat kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara
maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan
teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak
perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses
pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki
16
kepribadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda
dengan yang lain, maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak,
proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan
pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar.
Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan
keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Landasan Psikologis
Belajar adalah proses yang kompleks dan unik; artinya, seseorang yang
belajar melibatkan segala aspek kepribadiannya, baik fisik maupun mental.
Keterlibatan dari semua aspek kepribadian ini akan nampak dari perilaku belajar
orang itu. Perilaku belajar yang nampak adalah unik, artinya perilaku itu hanya terjadi
pada orang itu dan tidak pada orang lain. Setiap orang memunculkan perilaku belajar
yang berbeda. Keunikan perilaku belajar ini disebabkan oleh adanya perbedaan
karakteristik yang menentukan perilaku belajar, seperti: gaya belajar (visual vs
auditif), gaya kognitif (field independent vs field dependent), bakat, minat, tingkat
kecerdasan, kematangan intelektual, dan lainnya yang bisa diacukan pada
karakteristik individual siswa. Perilaku belajar siswa yang kompleks dan unik ini
menuntut layanan dan perlakuan pembelajaran yang kompleks dan unik pula untuk
setiap siswa. Komponen pembelajaran yang bertanggung jawab untuk menangani
masalah ini adalah strategi penyampaian pembelajaran, lebih khusus lagi media
pembelajaran. Strategi (media) pembelajaran haruslah dipilih sesuai dengan
karakteristik individual siswa. Ia sedapat mungkin harus memberikan layanan pada
setiap siswa sesuai dengan karakteristik belajarnya. Sebagai contoh, siswa yang
memiliki gaya belajar visual harus mendapatkan rangsangan belajar visual, seperti
17
halnya siswa yang memiliki gaya auditif harus mendapatkan rangsangan belajar
auditif. Landasan psikologis sangat penting diperhatikan dalam penggunaan media
pembelajaran, karena persepsi siswa juga sangat mempengaruhi dalam menentukan
hasil belajar. Oleh sebab itu, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejelasan
materi pembelajaran, hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran
dapat berjalan secara efektif. Landasan psikologis perlu diperhatikan karena dengan
pemilihan media yang tepat dapat menarik perhatian siswa dan memberikan kejelasan
objek yang diamatinya selain itu media pembelajaran yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran harus disesuaikan dengan pengalaman siswa.
Landasan Teknologi
18
Landasan Empiris
VI. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil riset pada beberapa literatur yang berkaitan dengan konsep
dasar pengajaran dan pembelajaran bahasa Arab dalam lingkup media pembelajaran
ditemukan bahwa
19
Saran
Peneliti sadar bahwa dalam penelitian ini masih terdapat banyak ruang yang
perlu diperbaiki. Peneliti berharap adanya masukan terhadap penelitian ini dapat
memperbaiki dan menambah khasanah dalam ilmu pengetahuan.
Arkadiantika, Irnando, Wanda Ramansyah, Muhamad Afif Effindi, Prita Dellia, Deby
Putri Perwita, Popi Sri Kandika, and others, Memahami Konsep Dasar
Pembelajaran Bahasa Arab, Journal of Chemical Information and Modeling,
2019, III
Fitria, Ayu, and A Pendahuluan, ‘Penggunaan Media Audio Visual Dalam’, 57–62
20
(2015), 34–45
Sam, Zulfiah, ‘Z. Sam’, Metode Pembelajaran Bahasa Arab, Vol. 2.No 1 (2016),
Hlm. 5
21