Anda di halaman 1dari 14

METODE LANGSUNG DAN STRATEGI PEMBELAJARANNYA

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Metode Dan Strategi
Pendidikan Bahasa Arab

Oleh:

Kusniadin (80400222010)
Muhammad Yahya (80400222009)

PROGRAM PASCASARJANA UIN


ALAUDDIN MAKASSAR 2023/2024
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang tiada hentinya kita ucapkan kepada Allah SWT, yang
Maha Kuasa dan Maha Berkehendak. Kepada-Nya juga kita sampaikan pujian atas
keleluasaan ilmu dan pikiran hingga mampu memahami sebagian dari ilmu-Nya.
Shalawat serta salam tidak hentinya kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad Saw, kepada keluarga keluarga beliau, kepada sahabat-sahabat beliau
dan kepada pengikut-pengikut beliau yang senantiasa istiqamah menjalankan
sunnah-sunnah beliau hingga akhir zaman.
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr.Azizul Hakim,
M.Pd. I selaku dosen pembimbing mata kuliah pengembangan metode dan
strategi PBA yang telah memberikan arahan serta bimbingan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Dalam pembuatan makalah ini, kami sudah menyelesaikan dengan
semaksimal mungkin, namun tidak menutup kemungkinan terdapat kesalahan
dalam penulisan makalah ini, untuk itu diperlukan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Dengan demikian kami mengucapkan terima kasih.

Samata, 25 Mei
2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL…………………………………………………………………...…………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...iii
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………...1
A. Latar Belakang………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….1
BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………………..4
A. Pengertian Metode Langsung………………………………………………...4
B. Ciri-Ciri Metode Langsung…………………………………………………..5
C. Tekhnik-Tekhnik Penerapan Metode Langsung Dalam Pembelajran Bahasa
Arab…………………………………………………………………………..7
BAB III: PENUTUP…………………………………………………………………9
A. Kesimpulan………………….………………………………………………..9
B. Saran/Kritik…………...……………………………………………………..10
DAFTAR PUSATKA……………………………………………………………….11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran bahasa Arab akan terjadi interaksi antara
guru dan anak didik. Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anak
didik, sedangkan mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sang
guru. Kegiatan mengajar guru sangat mempengaruhi kegiatan belajar anak
didik. Kegiatan belajar-mengajar bahasa Arab melibatkan beberapa
komponen, yaitu peserta didik, guru (pendidik), tujuan pembelajaran, isi
pelajaran, metode mengajar, media, dan evaluasi.
Tujuan pembelajaran adalah perubahan perilaku dan tingkah laku
yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar-mengajar,
baik perubahan secara psikologis dalam tingkah laku (over behaviour),
motorik, maupun gaya hidupnya. Sementara itu, tujuan pembelajaran bahasa
Arab secara umum adalah agar peserta didik mampu mengusai empat
keterampilan bahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan membaca,
keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Untuk memperoleh
keempat keterampilan ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
pendidik, salah satu di antaranya yang menurut hemat pemakalah yang
dianggap penting adalah metode mengajar.
Metode mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh
pendidik karena keberhasilan proses belajar-mengajar bergantung pada
cara/mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa,
maka siswa akan tekun, rajin, dan antusias menerima pelajaran yang
diberikan sehingga diharapkan akan terjadi perubahan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.

1
B. Rumusan Masalah

2
2

Hal-hal yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian metode langsung?
2. Bagaimana ciri-ciri metode langsung?
3. Bagaimana Tekhnik-Tekhnik Penerapan Metode Langsung Dalam
Pembelajaran Bahasa Arab?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Langsung


metode langsung yaitu suatu cara menyajikan materi pelajaran Bahasa Asing
dimana guru langsung menggunakan bahasa asing tersebut sebagai bahasa pengantar,
dan tanpa menggunakan bahasa anak didik sedikit pun dalam mengajar. Jika ada
suatu kata- kata yang sulit dimengerti anak didik, guru dapat mengartikan dengan
menggunakan alat peraga, mendemonstrasiakan, menggambarkan dan lain- lain.1
Metode ini lahir sebagai reaksi terhadap penggunaan metode nahwu wa al-
tarjamah yang mengajarkan bahasa seperti bahasa yang mati. Di awal abad ke-19
pada tahun 1850 M. Telah banyak muncul propaganda yang mengkampanyekan agar
menjadikan pengajaran bahasa asing itu hidup, menyenangkan dan efektif.
propoganda ini menuntut adanya perubahan yang mendasar dalam metode
pembelajaran bahasa asing.2 Metode ini menurut Azhar Arsyad, muncul sebagai
reaksi penolakan terhadap metode al- qawa’id wa al-tarjamah yang diklaim
memperlakukan bahasa sebagai benda mati dan tak punya unsur hidup. Pada saat
yang sama muncul gerakan yang mempropagandakan untuk menjadikan bahasa asing
lebih efektif dan efisien.3
Selain itu, Metode ini juga berpijak dari pemahaman bahwa pengajaran
bahasa asing tidak sama halnya dengan mengajar ilmu pasti alam. Jika mengajar ilmu
pasti, siswa dituntut agar dapat menghafal rumus-rumus tertentu, berpikir, dan
mengingat, maka dalam pengajaran bahasa, siswa/anak didik dilatih praktek

1
Drs. H. Ahmad Izzan,M Ag. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung:
Humaniora.2009), h. 86.
2
M. Abdul Hamid, et al., Pembelajaran Bahasa Arab: Pendekatan. Metode, Strategi,
Materi dan Media, (Cet. I; Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 23.
3
Azhar Arsyad, Madkhlil A-Turuq Ta’lim Al-Lugah Al-‘Arabiyy Ahli Mudar risi Al-Lugah
Al- ‘Arabiyyah ‘Arabiyyah (Cet. I; Ujung Pandang: Penerbit AHKAM, 1998), h. 48.

4
5

langsunng mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat tertentu. Sekalipun kata-kata


atau kalimat tersebut mula-mula masih asing dan tidak dipahami anak didik, namun
sedikit demi sedikit kata-kata dan kalimat itu akan dapat diucapkan dan dapat pula
mengartikannya.
Prosedurnya, Guru menggunakan pengantar secara lisan tanpa guru harus
membaca dan menulis. Program pengajaran bahasa ini dimulai dengan mengajarkan
kata-kata ungkapan-ungkapan yang menunjukkan pada sesuatu dan perbuatan-
perbuatan yang dapat diindera atau dapat diperagakan dan selanjutnya belajar beralih
pada situasi-situasi bahasa yang berproses pada dialog dan yang diucapkannya itu
adalah ucapan sehari-hari, memanfaatkan gambar-gambar tanpa tergantung pada
terjemahan. Dalam membaca, guru memulai terlebih dahulu membaca teks, kemudian
setelah itu menyuruh siswa untuk membaca. Adapun menulis, maka merupakan
penyempurnaan belajar dengan cara mengisi yang kosong (titik-titik) dan menyusun
kalimat-kalimat yang sederhana. Keistimewaan metode ini adalah efektif dalam
hasilnya, disamping itu mudah dan elastis/fleksibel, dan mempunyai sentuhan
manusiawi. Metode ini berpusat pada kemampuan komunikasi dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi.4
B. Ciri-Ciri Metode Langsung
Dalam sebuah metode mengajar biasanya terdapat tahapan-tahapan atau
langkah- langkah yang relatif tetap dan pasti dilakukan untuk menyajikan materi
pembelajaran secara berurutan. Oleh karena itu, sebuah model mengajar dapat
dianggap sebagai teori mini yang bersifat mekanis dalam arti model mengajar
tersebut, berjalan secara baik dan konsisten seperti mesin. Dari bermacam-macam
model pembelajaran tersebut sintaks memiliki komponen-komponen yang sama.
Contohnya, setiap model pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian
siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap model
pembelajaran diakhiri dengan tahap penutup pelajaran yang di dalamnya meliputi

4
Zulfiah Syam. "Metode Pembelajaran Bahasa Arab." NUKHBATUL'ULUM: Jurnal Bidang
Kajian Islam 2.1 (2016): 206-220.
6

kegiatan merangkum pokok-pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan


bimbingan guru.
Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan
lingkungan belajar yang berbeda. Misalnya, pada model pembelajaran koopertaif
memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti tersedia kursi dan meja yang
mudah dipindahkan. Pada model pembelajaran diskusi, para siswa duduk dibangku
yang tersusun secara melingkar atau seperti tapal kuda. Sedangkan model
pembelajaran langsung siswa duduk berhadap-hadapan dengan guru.5
Sebagaimana disebutkan dimuka, dalam metode langsung penggunaan bahasa
ibu sangat dihindari. Oleh karena itu, materi disusun sedemikian rupa sehingga
memungkinkan guru melakukan paragaan dan penunjukan langsung benda asli,
gambar atau model (tiruan benda) ketika mengenalkan mufradat dan struktur kalimat
yang baru.
Metode langsung ini memiliki ciri utama yang membedakannya dengan
metode lainnya, yaitu:
1. Metode ini mengutamakan kemahiran menyimak dan berbicara dari
kemahiran membaca dan menulis.
2. Menghindari penggunaan terjemahan, sebaliknya lebih mengutamakan
ungkapan bahasa target.
3. Mengeliminir bahasa ibu.
4. Menggunakan tehnik at-taqlid wa al-hafidz atau mengikuti, menirukan dalam
mengucapkan kalimat-kalimat atau ungkapan-ungkapan dialog dan kemudian
menghafalkannya.
5. Materi pelajaran terdiri dari kata-kata dan struktur kalimat yang banyak
digunakan sehari-hari.
6. Gramatika diajarkan dengan melalui situasi dan dilakukan secara lisan bukan
dengan cara menghafalkan aturan-aturan gramatika.

5
Sueni, Ni Made. "Metode, Model dan Bentuk Model Pembelajaran (Tinjauan
Pustaka)." Wacana: Majalah Ilmiah Tentang Bahasa, Sastra Dan Pembelajarannya 19.1 (2019): 3-3.
7

7. Sejak permulaan, murid dilatih untuk “berfikir dalam bahasa asing.


C. Tekhnik-Tekhnik Penerapan Metode Langsung Dalam Pembelajaran Bahasa
Arab
Metode langsung berasumsi bahwa proses belajar bahasa asing sama dengan
belajar bahasa ibu, yaitu dengan menggunakannya secara langsung dan intensif dalam
komunikasi. Menurut metode ini, para pelajar belajar bahasa asing dengan cara
menyimak dan berbicara, sedangkan membaca dan menulis dapat dikembangkan
kemudian. Metode ini disebut metode langsung karena selama pelajaran, guru
langsung menggunakan bahasa asing yang diajarkan (dalam hal ini bahasa Arab),
sedangkan bahasa murid tidak boleh digunakan. Untuk menjelaskan arti suatu kata
atau kalimat digunakan gambar-gambar atau peragaan.6
Untuk mengaplikasikan metode langsung dalam pengajaran bahasa asing,
dalam hal ini Bahasa Arab, kita perlu melihat konsep dasar metode ini sebagaimana
dijelaskan diatas. Aplikasi berikut ini hanya contoh saja, tidak meruakan kemestian,
maka penggunaan selanjutnya diserahkan kepada pengajar sesuai situasi dan kondisi,
dengan catatan tidak bertentangan dengan konsep dasar metode ini. Adapun hal-hal
yang dapat diterapkan daalm metode langsung ini adalah sebagai berikut:
1. Pendahuluan, memuat berbagai hal yang berkaitan dengan materi yang akan
disajikan baik berupa apresesi, atau tes awal tentang meteri atau yang lainnya.
2. Guru memberi materi berupa dialog-dialog pendek yang riek, dengan bahasa
yang biasanya digunakan sehari-hari secara berulang-ulang. Materi ini
mula-mula disajikan secara lisan dengan gerakan-gerakan, isyarat-isyarat
dramatisasi atau gambar-gambar.
3. Pelajar diarahkan untuk disiplin menyimak dialog-dialog tersebut, lalu meniru
dialog-dialog yang disajikan sampai lancar.

6
Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing; Sebuah Tinjauan dari Segi Metodologi (Cet.
II; Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 32-33.
8

4. Para pelajar dibimbing menerapkan dialog-dialog itu dengan teman-temannya


secara bergiliran. Pelajar yang sudah maju diberi kesempatan untuk
mengadakan dialog lain yang dianalogikan dengan contoh yang diberikan
oleh guru.
5. Struktur/tata bahasa diberikan bukan dengan menganalisa nahwu, melainkan
dengan memberikan contoh-contoh secara lisan yang sedapat mungkin
menarik perhatian pelajar.7

7
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, hlm. 181. Lihat juga Ahmad
Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, h. 37.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
metode langsung yaitu suatu cara menyajikan materi pelajaran Bahasa
Asing dimana guru langsung menggunakan bahasa asing tersebut sebagai bahasa
pengantar, dan tanpa menggunakan bahasa anak didik sedikit pun dalam
mengajar.
Metode langsung ini memiliki ciri utama yang membedakannya dengan
metode lainnya, yaitu:
1. Metode ini mengutamakan kemahiran menyimak dan berbicara dari
kemahiran membaca dan menulis.
2. Menghindari penggunaan terjemahan, sebaliknya lebih mengutamakan
ungkapan bahasa target.
3. Mengeliminir bahasa ibu.
4. Menggunakan tehnik at-taqlid wa al-hafidz atau mengikuti, menirukan
dalam mengucapkan kalimat-kalimat atau ungkapan-ungkapan dialog dan
kemudian menghafalkannya.
5. Materi pelajaran terdiri dari kata-kata dan struktur kalimat yang banyak
digunakan sehari-hari.
6. Gramatika diajarkan dengan melalui situasi dan dilakukan secara lisan
bukan dengan cara menghafalkan aturan-aturan gramatika.
7. Sejak permulaan, murid dilatih untuk “berfikir dalam bahasa asing.
Sedangkan hal-hal yang dapat diterapkan dalam metode langsung ini
adalah sebagai berikut:
1. Pendahuluan, memuat berbagai hal yang berkaitan dengan materi yang
akan disajikan baik berupa apresesi, atau tes awal tentang meteri atau yang
lainnya.

9
10

2. Guru memberi materi berupa dialog-dialog pendek yang riek, dengan


bahasa yang biasanya digunakan sehari-hari secara berulang-ulang.
Materi ini mula-mula disajikan secara lisan dengan gerakan-gerakan,
isyarat-isyarat dramatisasi atau gambar-gambar.
3. Pelajar diarahkan untuk disiplin menyimak dialog-dialog tersebut, lalu
meniru dialog-dialog yang disajikan sampai lancar.
4. Para pelajar dibimbing menerapkan dialog-dialog itu dengan teman-
temannya secara bergiliran. Pelajar yang sudah maju diberi kesempatan
untuk mengadakan dialog lain yang dianalogikan dengan contoh yang
diberikan oleh guru.
5. Struktur/tata bahasa diberikan bukan dengan menganalisa nahwu,
melainkan dengan memberikan contoh-contoh secara lisan yang sedapat
mungkin menarik perhatian pelajar
B. Saran/Kritik
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari banyak sekali kekurangan
serta sangat jauh dari kata sempurnah,sebagai penulis akan terus
memperbaiki,oleh karena itu kritik dan saran sangat di perlukan oleh penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad Azhar, 1998, Madkhlil A-Turuq Ta’lim Al-Lugah Al-‘Arabiyy Ahli Mudar
risi Al-Lugah Al- ‘Arabiyyah ‘Arabiyyah Cet. I; Ujung Pandang: Penerbit
Ahkam.
Hamid M. Abdul, 2008, Pembelajaran Bahasa Arab: Pendekatan. Metode,
Strategi , Materi dan Media, Cet. I; Malang: UIN-Malang Press.
Hermawan Acep, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, hlm. 181. Lihat juga
Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab.
Izzan Ahmad, 2009, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora.
Sueni, Ni Made. "Metode, Model dan Bentuk Model Pembelajaran (Tinjauan
Pustaka)." Wacana: Majalah Ilmiah Tentang Bahasa, Sastra Dan
Pembelajarannya 19.1 (2019)
Sumardi Muljanto, 1975, Pengajaran Bahasa Asing; Sebuah Tinjauan dari Segi
Metodologi Cet. II; Jakarta: Bulan Bintang.
Sam, Zulfiah. "Metode Pembelajaran Bahasa Arab." NUKHBATUL'ULUM: Jurnal
Bidang Kajian Islam 2.1 (2016)

11

Anda mungkin juga menyukai