MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur pada Mata Kuliah
Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab II
Dosen Pengampu:
Bu Ai Jamalilah, M. Pd
Disusun oleh :
M. Ghalfan Gaussian Zaelan 22120641
Nazla Nurul M 22120431
Bismillahhirahmannirahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen pengampu pada
mata kuliah Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab II.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun
berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas
ini dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami
ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Ai Jamalilah, M.Pd. selaku dosen Metodologi Pembelajaran Bahasa
Arab II. yang tidak pernah bosan memberikan arahannya kepada kami
semua.
2. Rekan-rekan seperjuangan yang selalu kompak dalam mengerjakan setiap
tugas yang diberikan para dosen.
3. Ayahanda serta Ibunda terkasih yang selalu memberikan motivasi, do’a,
dan kasih sayang yang tiada henti-hentinya dan juga telah memberikan
bantuan baik dari segi moril maupun materil dalam penulisan makalah ini.
Atas segala dorongan, bantuan, serta bimbingan semua pihak, penulis
mengucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT membalas kebaikan dengan
pahala yang tiada terhitung. Aamiin
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Novan Ardi Wijayani, Desain Pembelajaran Pendidikan (Tata Rancang Pembelajaran Menuju
Kompetensi) (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013).
2
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011).
3
Azhar Arsyad, Bahasa Arab Dan Metode Pengajarannya (Beberapa Pokok Pikiran)
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008).
1
memiliki dampak penting dan peran utama dalam meningkatkan kemahiran
berbicara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Resky Damayanti Herman, “Efektivitas Penerapan Counseling Learning Method Dalam
Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Bahasa Arab Peserta Didik,” Shaut al Arabiyyah 7, no.
1 (2019): 44
5
Arsyad, Bahasa Arab Dan Metode Pengajarannya (Beberapa Pokok Pikiran).
3
2. Fase kelahiran. Pada fase ini, peserta didik belajar banyak tentang bahasa
kedua yang diinginkan, setiap pengalaman mereka menyebabkan mereka
mampu menguasai bahasa kedua yang diinginkan tersebut, mereka bebas
mengekspresikan diri mereka. (peserta didik mulai belajar bahasa).
3. Fase kanak-kanak. Pada fase ini, peserta didik mulai mengekspresikan
pendapat mereka, yaitu dengan membantah pendapat temannya yang tidak
disetujuinya. (berbicara bebas bagi peserta didik).
4. Fase remaja. Pada fase ini, peserta didik memiliki kepercayaan diri, sehingga
mereka siap untuk menerima pendapat yang baik dari temannya yang dengan
itu memungkinkan mereka meningkatkan kemahiran mereka. (menerima
pendapat yang baik bagi peserta didik).
5. Fase dewasa. Pada fase ini, peserta didik meningkatkan bahasa mereka dengan
secara pribadi dan mampu menyesuaikan diri mereka dengan kondisi tertentu.
(pengembangan bahasa bagi peserta didik).
Bentuk proses pembelajaran pada metode ini adalah penggabungan inovasi
pembelajaran modern dengan aktivitas pembelajaran klasik, dan ini meliputi:6
1. Terjemah. Peserta didik di dalam grup kecil, di sini peserta didik bertanya
kepada guru tentang kosa kata bahasa kedua yang mereka belum tahu. Dan
guru memberitahukan kosa kata bahasa kedua yang ditanya oleh peserta didik,
kemudian peserta didik mengulang-ulang kosa kata tersebut.
2. Grup. Peserta didik melakukan kegiatan percakapan di dalam grup kecil
tersebut, seperti diskusi, percakapan, dan mengambil kesimpulan untuk
mereka sampaikan kepada grup lain. Kemudian mereka menyiapkan cerita
untuk disampaikan di depan kelas.
3. Rekaman suara. Peserta didik merekam percakapan mereka saat menggunakan
bahasa kedua.
4. Menulis. Peserta didik menulis percakapan yang telah mereka rekam
sebelumnya, untuk latihan dan menganalisis ungkapan-ungkapan bahasa.
5. Analisis. Peserta didik menganalisis dan belajar tentang terjemahan kalimat
bahasa kedua untuk fokus pada ungkapan-ungkapan tertentu dengan
menggunakan bahasa kedua.
6
C. Richard and Theodore S, Approaches and Methods in Language Teaching.
4
6. Merefleksi dan observasi. Peserta didik mengulang apa yang mereka dapatkan
dari bahasa kedua di depan kelas.
7. Mendengarkan. Peserta didik mendengarkan kepada penjelasan guru baik itu
berupa pengetahuan ataupun saran masukan.
8. Berbicara bebas. Peserta didik melakukan percakapan secara bebas, baik itu
dengan guru maupun dengan teman-temannya.
Langkah-langkah Pengajaran Metode Counseling Learning Method (CLM)
terdiri dari:7
1. Pendahuluan, guru mempersiapkan beberapa hal dan media pembelajaran
yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran, khususnya alat perekam
untuk merekam percakapan peserta didik. Kemudian guru membagi peserta
didik ke dalam beberapa grup kecil.
2. Guru memberikan peserta didik tema yang akan mereka diskusikan.
Kemudian meminta peserta didik untuk merekam percakapan mereka (ini
dengan bantuan guru), setiap peserta didik mendapatkan giliran untuk
berbicara, dan guru membantu peserta didik dengan menerjemahkan kosa kata
yang mereka minta dalam bahasa kedua.
3. Setelah selesai merekam pada waktu yang ditentukan, peserta didik
mendengarkan rekaman percakapan mereka (ini dengan bimbingan guru), ini
tidak mesti semua rekaman diperdengarkan, akan tetapi hanya beberapa
ungkapan saja sehingga jelas bagi peserta didik.
4. Setelah mendengarkan rekaman, lalu guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengoreksi kesalahan yang ditemukan (ini dengan
bimbingan guru).
5. Kemudian, pada pertemuan selanjutnya, guru memerintahkan peserta didik
untuk menuliskan percakapan yang telah mereka diskusikan sebelumnya,
untuk melatih dan menganalisis ungkapan-ungkapan kebahasaan.
6. Guru memerintahkan peserta didik untuk mengembangkan bahasa mereka,
contohnya mengganti kalimat informatif menjadi kalimat tanya dan
seterusnya.
7
Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.
5
7. Berbicara bebas. Peserta didik melakukan percakapan secara bebas, baik itu
dengan guru maupun dengan teman-temannya.
8
ibid
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Metode Counseling Learning Method (CLM) merupakan salah satu
metode pembelajaran bahasa yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam
berkomunikasi menggunakan bahasa yang dipelajari. Metode ini menggunakan
pendekatan konsultasi di mana guru berperan sebagai konsultan yang membantu
memecahkan masalah yang dihadapi peserta didik dalam mempelajari bahasa.
Langkah-langkah pelaksanaan metode CLM mencakup pendahuluan, pembagian
kelompok, diskusi kelompok, rekaman percakapan, mendengarkan rekaman,
menulis percakapan, dan berbicara bebas. Dengan demikian, metode ini efektif
untuk menjelaskan proses pembelajaran bahasa secara aktif dan kolaboratif.
Salah satu kelebihan utama metode CLM adalah mampu mendorong
partisipasi dan kemandirian peserta didik dalam proses pembelajaran. Metode ini
menggunakan pendekatan kolaboratif di mana peserta didik saling membantu
untuk mempelajari bahasa. Kegiatan diskusi kelompok, rekaman percakapan, dan
berbicara bebas dapat melatih kemampuan berkomunikasi peserta didik sejak awal
proses pembelajaran. Dengan demikian, metode CLM efektif untuk melatih
keterampilan berkomunikasi peserta didik dalam menggunakan bahasa asing. Hal
ini sesuai dengan hakikat keilmuan dalam metode pembelajaran bahasa.
3.2 Saran
Metode Counseling Learning Method merupakan salah satu metode
pembelajaran bahasa yang efektif untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi siswa. Namun, agar metode ini berjalan dengan optimal dan
mampu mencapai tujuan pembelajaran, perlu adanya komitmen dari berbagai
pihak. Sebagai guru, perlu konsisten menerapkan metode ini dalam proses
pembelajaran. Guru juga harus memonitor dan memberikan umpan balik secara
terus-menerus kepada siswa selama proses diskusi dan berkomunikasi
menggunakan bahasa asing. Waktu yang disediakan untuk kegiatan diskusi
kelompok dan berbicara bebas perlu disesuaikan agar proses pembelajaran bahasa
7
menjadi lebih efektif. Selain itu, siswa perlu dimotivasi untuk lebih aktif
berpartisipasi dengan memberikan penghargaan kepada kelompok atau individu
yang mampu berkomunikasi dengan baik. Evaluasi berkala juga perlu dilakukan
untuk mengetahui perkembangan siswa. Penelitian lebih lanjut juga dianjurkan
untuk menguji secara empiris manfaat penerapan metode ini. Dengan berbagai
upaya tersebut, diharapkan metode Counseling Learning Method dapat diterapkan
secara optimal dalam pembelajaran bahasa.
8
DAFTAR PUSTAKA