Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH

Metode-Metode Pembelajaran
Strategi dan Pembelajaran

Dosen Penampu : JUSNIAR, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok III

Riya Rahayu Safitri 1813040004


Khaerunnisa 1813040018
Wa Odenur Rahmah. A 1813041008
Rahimah Rahmah 1813040022
Atikah Salsabila 1813041010

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
2020

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah


Subuhanahu Wa Ta‟ala atas berkat limpahan Rahmat dan Izin-Nyalah
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Strategi dan Pembelajaran
dengan tema Metode Pembelajaran. Salam serta shalawat tak lupa kami
hantarkan kepada baginda Rasulullah Shalallahu „Alaihi Wasallam. Sang
Revolusioner sejati di tengah zaman kebodohan yang membelenggu peradaban
manusia di masa lalu dan patutnya dijadikan teladan bagi kita semua
khususnya dalam segi akhlak beliau yang sungguh luar biasa.
Suatu kesyukuran bagi kami selaku penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini meskipun masih terdapat kekurangan di dalamnya, olehnya itu
keberadaan makalah ini bukan saja sebagai bahan bacaan semata melainkan
dibutuhkan masukan atau saran-saran yang bersifat konstruktif dari pembaca
khususnya ibunda dosen tercinta demi kelengkapan isi daripada materi yang
mana merupakan sebagai bahan pembelajaran.
Tentunya keberadaan makalah ini tak lepas dari sumbangsi materil maupun
moril dari beberapa pihak. Segala daya dan upaya bahkan kerja keras mereka
sebagai kekuatan terbesar kami dalam makalah ini meskipun hambatan
seringkali datang menghadang.
Akhirnya penyusun mengucapkan Alhamdulillah rabbil a‟lamin
sebagai penutup prakata kami.Wassalamu alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Makassar, 1 september 2020
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................1
A. Latar Belakang...............................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah............................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................3
A. Metode Pembelajaran.............................................3
B. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran..........................3
C. Metode Pembelajaran Dalam Kimia......................35
BAB III PENUTUP .............................................................37
A. Kesimpulan...............................................................37
B. Saran.........................................................................37
DAFTAR PUSTAKA...........................................................38

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai
tujuan. Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan
demikian tujuan merupakan faktor utama dalam menetapkan baik tidaknya
penggunaan suatu metode. Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan,
murid, situasi, fasilitas dan faktor guru turut menentukan efektif tidaknya
penggunaan suatu metode. Karenanya metode mengajar itu banyak sekali dan
sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi menetapkan metode mana
yang memiliki efektifitas paling tinggi. Sebab metode yang “kurang baik” di
tangan seorang guru dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru
yang lain dan metode yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak
menguasai teknik pelaksanaannya.
Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode
yang satu tidak terdapat pada metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri
umum itu, menjadi mungkinlah untuk mengenali berbagai macam metode
yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks.
Mengingat kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang
kompleks, maka tidak mungkin menunjukan dan menyimpulkan bahwa suatu
metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari pada metode belajar
mengajar yang lainnya dalam usaha mencapai semua pelajaran, dalam situasi
dan kondisi, dan untuk selamanya. Untuk itu berikut ini akan dibahas beberapa
metode yang dimungkinkan dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan
seperti metode ceramah, metode diskusi, metode kelompok dan metode
campuran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja metode-metode yang digunakan dalam pembelajaran ?

1
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari setiap metode pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Mengetahui dan memahami metode-metode yang digunakan dalam
pembelajaran
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap metode-metode
pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Pembelajaran
Adalah cara, model atau serangkaian bentuk kegiatan belajar
yang diterapkan pendidik kepada anak didiknya guna meningkatkan
motivasi belajar si terdidik guna tercapainya tujuan pengajaran

B. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran


1. Metode Ceramah
a. Pengertian Metode Ceramah
Menurut Eko Nurhaji Purnomo (2012) dalam buku (Sahlan, 2018),
metode yang sering digunakan oleh guru di depan kelas yakni dengan
memberikan beragam informasi pelajaran melalui lisan. Walaupun kelemahan
siswa menjadi bosan, namun hal ini cukup efisien untuk menuntaskan semua
materi ajar. Metode ceramah merupakan metode pembelajaran dengan
menyajikan materi pelajaran melalui penyajian lisan dan secara bersemuka
kepada siswa. Sampai saat ini metode ceramah masih sering digunakan oleh
guru. Penggunaan metode ceramah ini di satu sisi didasarkan pada beberapa
pertimbangan oleh guru, di sisi lain guru merasa belum mengajar Jika dia tidak
melibatkan diri secara langsung melalui pemberian materi secara lisan.
b. Langkah – langkah penerapan metode ceramah
Dalam buku (Mahmud, 2017) langkah-langkah metode ceramah adalah
sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
(1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
(2) Menentukanpokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
(3) Mempersiapkan alat bantu.
b. Tahap pelaksanaan
(1) Langkah pembukaan

3
Langkah ini sangat menentukan ceramah. Dalam langkah ini hal
yang perlu diperhatikan adalah:
- Yakin bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai
- Lakukan langka apersepsi
(2) Langkah penyajian
Langkah penyajian merupakan kegiatan penyampaian materi
pembelajaran, hal yang dilakukan guru agar perhatian siswa terfokus
adalah:
- Jaga kontak mata secara terus-menerus dengan siswa
- Menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna siswa
- Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat
agar mudah dipahami siswa
- Respon siswa segera ditanggapi
- Menjaga kelas agar tetap kondusif dan menggairah untuk belajar.

Caranya: guru menunjukkan sikap bersahabat dan akrab penuh gairah


menyampaikan materi pembelajaran dan selingi dengan humor yang segar dan
menyenangkan.

(3) Langkah mengakhiri ceramah


Ceramah perlu diakhiri agar memungkinkan siswa mengingat
materi yang telah disajikan guru. Dalam mengakhiri ceramah, guru
hendaknya membantu siswa dalam hal:
- Menyimpulkan atau merangkum materi pelajaran yang baru saja
disampaikan.
- Merangsang siswa untuk menanggapi atau memberi ulasan tentang
materi pembelajaran yang telah disampaikan.
- Mengevaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi
pembelajaran yang baru saja didisampaikan
c. Tipe-tipe metode ceramah
Dalam buku (Pratiwi, 2019) tipe-tipe metode ceramah antara lain:

4
a. Pure lectures, yaitu guru menyajikan informasi secara lisan dan siswa
hanya mendengarkan serta mencatat tidak bertanya dan guru tidak
memberikan kesempatan untuk bertanya, dalam hal ini peran guru sangat
dominan.
b. Mini lectures, yaitu guru menyajikan informasi secara singkat antara 5
sampai dengan 15 menit biasanya dilanjutkan dengan diskusi atau mengisi
lembar kerja.
c. Chalk-Talk lectures, yaitu guru menggunakan papan tulis, untuk menulis
poin-poin yang akan disajikan, menggambar diagram, memberi contoh-
contoh.
d. Audio-Visual lectures, yaitu guru menyajikan materi dibantu dengan
menggunakan media berupa slide projector, film projector, video, dan
sebagainya sehingga para siswa dapat memperhatikan dan mencermati
informasi dan contoh-contoh yang disajikan selama pembelajaran
berlangsung.
e. Interactive lectures, yaitu guru melibatkan siswa dalam pembelajaran
diselingi tanya jawab dan bahkan diskusi sehingga ada give and take antara
guru dan siswa sehingga turut berperan aktif dalam pembelajaran.
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah

Ada beberapa kelebihan metode ceramah, (Sanjaya, 2007)


menyebutkan kelebihan metode ceramah sebagai berikut:
a. Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah dilaksanakan.
b. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas.
c. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.
d. Dengan metode ceramah akan memudahkan guru mengontrol kelas karena
kelas sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru.
e. Organisasi kelas dapat diatur secara lebih sederhana.
Selain kelebihannya, ceramah memiliki kelemahan sebagai mana
dikemukakan (Sanjaya, 2007) sebagai berikut:

5
a. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil ceramah akan terbatas pada
apa yang dikuasai guru.
b. Ceramah yang disertai peragaan dapat menimbulkan verbalisme.
c. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah
sering dianggap metode yang membosankan.
d. Melalui ceramah guru sangat sulit mengetahui apakah seluruh siswa
memahami apa yang dijelaskan guru atau belum.

Contoh gambar pada penerapan metode ceramah :

2. Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demonstrasi adalah metode pembelajaran dengan
cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melalukan suatu
kegiatan baik secara langsung maupun penggunaan media pengajaran yang
relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Mudlofir &
Fatima, 2016). Metode pembelajaran demonstrasi adalah metode yang
digunakan untuk memperlihatkan proses atau cara kerja suatu benda yang
berkenan dengan pelajaran (sahlan, 2018). Metode demonstrasi adalah cara
pengajaran dengan meregakan, memepertunjukkan atau memeperlihatnakn
sesuatu di hadapan murid di kelas atau diluar kelas (rasyad, 2006)

6
b. Ciri-ciri metode demonstrasi
Adapun ciri-ciri metode demonstrasi menurut darmadi, 2017, meliputi:
(1) Guru melakukan percobaan
(2) Bertujuan agar siswa mampu memahami cara menyusun atau mengatur
sesuatu
(3) Bila siswa melakukan sendiri demonstrasi, mereka akan lebih mengerti
dalam penggunaan alat dan bahan
(4) Siswa dapat memilih dan membandingkan cara/prosedur terbaik
Demonstrasi berdasarkan tujuan menurut sahlan, 2018 dibagi menjadi dua:
(1) Demonstrasi proses digunakan untuk memahami langkah demi langkah
(2) Demonstrasi hasil memperlihatkan hasil dari suatu proses
c. Kelebihan dan kekurangan
Menurut Darmadi (2017) kelebihan metode ini adalah:
(1) Perhatian siswa lebih terpusat pada pelajaran
(2) Kesalahan yang terjadi apabila pelajaran ini diajarkan dengan metode
ceramah dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh kongkret
(3) Kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan tahan lama
(4) Siswa dapat berpastisipasi aktif dan memperoleh pengalamn langsung
serta dpaat mengembangkan kecakapannya
(5) Menghindari verbalisme
(6) Lebih mudah memmahami apa yang dipelajari
(7) Proses pengajaran lebih menarik
(8) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
dan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri
Menurut darmadi (2017) kekurangan metode ini:
(1) Alat yang terlalu kecil maupun penempatan yang kurang pas
menyebabkan tidak semua siswa dapat melihat dengan jelas
(2) Guru harus menggunakan bahasa serta suara yang dapat menjangkau
semua siswa
(3) Waktu yang terbatas menyebabkan demonstrasi tidak menghasilkan
output yang seharusnya

7
(4) Bila siswa tidak diikutsertakan maka siswa tidak begitu faham dengan
materi yang diajarkan
(5) Memerlukan keterampilan guru secara khusus
(6) Membutuhkan fasilitas yang memadai
(7) Membutuhkan waktu yang lama
Contoh gambar pada penerapan metode demonstrasi :

3.

Metode Diskusi
a. Pengertian Metode Diskusi

Menurut Muhibbin Syah (2000) dalam buku (Simamora,2008)


mendefinisikan metode diskusi sebagai metode mengajar yang sangat
berkaitan dengan pemecahan masalah atau problem solving metode ini sering

8
disebut sebagai diskusi kelompok dan presipitasi atau pelafalan bersama
socialized recitation.
Metode diskusi biasanya digunakan dalam bentuk pemberian latihan
latihan yang berguna untuk meningkatkan kemampuan dalam
mengekspresikan pendapat atau opini pengguna program. Metode diskusi
dalam program multimedia memungkinkan penggunaannya untuk berinteraksi
secara aktif dengan sumber informasi dan pengetahuan yang disediakan.
Dalam program multimedia metode diskusi Kapan balik yang muncul karena
respon yang diberikan oleh penggunanya. Metode diskusi yang diterapkan
dalam sebuah program multimedia pada dasarnya bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir atau kognitif bagi penggunanya. Melalui
metode diskusi pengguna program multimedia akan dapat is terkini yang perlu
didiskusikan (Pribadi, 2017).
b. Tujuan metode diskusi
Adapun tujuan metode diskusi dalam proses belajar mengajar adalah:
a. Mendorong peserta didik berpikir kritis. Dengan mengembangkan
keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan, dan menyimpulkan
b. Mendorong peserta didik mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong peserta didik menyumbangkan buah pikirannya untuk
memecahkan masalah bersama.
d. Mengambil satu atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan
masalah berdasarkan pertimbangan yang cermat.
e. Mengembangkan sikap terhadap isu isu kontroversial.
c. Tahap-tahapan pada metode diskusi
Dalam buku (Pratiwi, 2019) tahap-tahapan metode diskusi:
a. Tahap sebelum pertemuan
(1) Pemilihan topik diskusi
(2) Membuat rancangan garis besar diskusi
(3) Menentukan jenis diskusi yang akan dilaksanakan
(4) Mengorganisasikan para siswa
b. Tahap selama pertemuan

9
(1) Guru memberi penjelasan tentang tujuan topik dan kegiatan diskusi
yang akan dilaksanakan.
(2) Para siswa dan guru melaksanakan kegiatan diskusi.
(3) Pelaporan dan penyimpulan hasil diskusi oleh siswa bersama guru.
(4) Pencatatan hasil diskusi oleh siswa.
c. Tahap setelah pertemuan
(1) Membuat catatan tentang gagasan-gagasan yang belum ditanggapi dan
kesulitan yang timbul secara selama diskusi.
(2) Mengevaluasi diskusi dari berbagai dimensi dan mengumpulkan
evaluasi dari para siswa serta lembaran komentar.
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi
Adapun kelebihan metode diskusi adalah:
a. Menyadarkan peserta didik Bahwa masalah dapat dipecahkan dengan
berbagai jalan.
b. Menyadarkan peserta didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik.
c. Membiasakan peserta didik untuk mendengarkan pendapat orang lain
sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan peserta didik
bersifat toleransi (Djaramah, 2000).
Adapun kelemahan metode diskusi adalah:
a. Tidak dapat digunakan dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Cenderung dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Djamarah,
2000).

Urutan proses pembelajaran kelompok:

10
Pembertitahuan
Kesimpulan
tujuan/topik

Presentasi Perumusan
kelompok topik/masalah

Peyusunan Identifikasi
laporan masalah

Analisis
masalah/topik

Gambar sebagai contoh pada penerapan metode diskusi:

11
4. Metode Debat
a. Pengertian debat
Menurut Tarigan,1981 Pada dasarnya debat merupakan suatu latihan
atau praktik persengketaan dan kontroversi. Debat merupakan suatu argumen
untuk menentukan baik tidaknya suatu usul tertentu yang didukung oleh satu
pihak yang disebut pendukung atau alternatif, dan ditolak, disangkal oleh
pihak lain yang disebut penyangkalan atau negatif. Biasanya ada dua tim yang
masing-masing mempunyai tiga orang anggota.
Setelah batasan setiap istilah ditentukan, maka kedua tim tersebut
mempersiapkan laporan-laporan singkat mereka yang ada kaitannya dengan
masalah-masalah yang bersangkutan. Pembicara pertama mengemukakan
kasus bagi afirmatif  serta menyatakan masalah-masalah yang harus di
perhatikan oleh kedua rekannya. Begitupula pihak negatif pun membuat
persiapan yang sama. Seorang pembicara, penangkis atau penyangkal pun
dipilih dari pihak, dan setelah pidato-pidato resmi disajikan, para pembicara
penangkas pun mengemukakan sangkaln-sangkalan mereka. Suatu persiapan
yang matang jelas sangat diperlukan.
 Debat terlukis dengan jelas dalam pembicaraan-pembicaraan atau
pidato-pidato yang pro dan kontra dalam organisasi yang lebih besar sebelum
diadakan pemilihan atau pemungutan suara dilangsungkan, menentukan
kebijaksanaan yang mana yang akan diterima. Pada dasarnya debat merupakan
suatu latihan atau praktek persengketaan atau kontroversi (Tarigan, 1981).
b. Peranan metode debat
Menurut Tarigan, 1981 dalam masyarakat demokratis, debat
memegang peranan penting dalam:
a. Perundang-undangan.
Amandemen-amandemen dapat diketengahkan dan debat perlu
tidaknya mengenai amandemen-amandemen akan mendahului tindakan yang
akan diambil terhadapnya. Kalau dalam perdebatan kedua belah pihak
mengemukakan suatu analisis yang lengkap mengenai kegunaan dan
kelemahan rencana undang-undang itu, maka para pembuat undang-undang

12
(legislator) haruslah siap melaksanakan pemungutan suara (voting) terhadap
masalah itu.
b. Politik.
Selama kampanye-kampanye politik berlangsung, debat-debat bersama
memudahkan para pemilih atau pemberi suara mendengar para calon yang
bertentangan saling mempertahankan pendapat dan menyerang kelemahan
lawan.
c. Bisnis.
Dewan pimpinan dan komite-komite eksekutif dalam suatu
perusahaan, disamping diskusi, mempergunakan juga debat untuk memperoleh
keputusan dalam berbagai kebijakan.
d. Hukum.
Dalam kantor-kantor pengadilan, kehidupan seseorang sering kali
tergantung pada debat yang terjadi antara pihak penuntut dan pembela, dimuka
dewan juri atau hakim, hak-hak milik, hak-hak penduduk, tuntutan-tuntutan
kerugian, dan banyak lagi masala h kewarganegaraan yang membutuhkan
keputusan hakim.
e. Pendidikan.
Pada beberapa kampus perguruan tinggi di universitas, debat telah
menjadi suatu sarana penting untuk memperkenalkan komunitas atau
masyarakat tersebut dengan masalah-masalah yang hangat
diperbincangkan dalamkehidupan sehari-hari. Debat yang demikian
bermanfaat sekali apabila dibarengi oleh komentor-komentor yang terperinci,
analitis oleh suatu panel yang terdiri dari tiga atau empat orang ahli dan
dilanjutkan dengan forum tanya jawab (Mulgrave, 1954 dalam Tarigan 1981).
c. Jenis-jenis metode debat
Menurut (Mulgrave, 1954 dalam tarigan 1981), berdasarkan bentuk
maksud dan metodenya debat diklasifikasikan menjadi:
a. Debat Majelis atau Debat Parlementer.
Maksud dan tujuan debat majelis adalah untuk memberi dan
menambah dukungan bagi undang-undang tertentu dan semua anggota yang

13
ingin menyatakan pandangan dan pendapatnya, berbicara mendukung atau
menentang usul tersebut setelah mendapat izin dari majelis. Pembatasan-
pembatasan waktu berdebat dapat diatur oleh tindakan parlementer majelis itu.
b. Debat Pemeriksaan Ulangan
Debat ini merupakan suatu bentuk perdebatan yang lebih sulit dan
menuntut persiapan yang lebih matang dari pada gaya perdebatan formal.
Prosedurnya adalah sebagai berikut:
(1) Pembicara afirmatif yang pertama menyampaikan pidato resminya.
Segera setelah itu, dia diperiksa dengan teliti oleh pembicara
negatifyang pertama.
(2) Setelah tujuh menit pemeriksaan, sang penanya diberi kesempatan
selama empat menit untuk menyajikan kepada para pendengar
pengakuan-pengakuan apa yang telah diperolehnya dengan
pemeriksaan ulang itu. Dia dibatasi pada apa-apa yang telah
diperolehnya secara aktual dengan pengakuan-pengakuan itu, dan tidak
diperkenankan memperkenalkan fakta-fakta atau argumen-argumen
baru.
(3) Selanjutnya, anggota pembicara negatif yang kedua mengemukakan
kasus negatif, dan seterusnya diteliti ulang oleh pembicara afirmatif
yang kedua. Teknik ini memang agak sulit dan menuntut keterampilan
berbahasa yang tinggi yang ada hubungannya dengan pokok
permasalahannya.
c. Debat Formal
Tujuan debat formal adalah memberi kesempatan bagi dua tim
pembicara untuk mengemukakan kepada para pendengar sejumlah argumen
yang menunjang atau membantah suatu usul. Setiap pihak diberi jangka waktu
yang sama bagi pembicara-pembicara konstruktif dan bantahan.
Gambar sebagai contoh :

14
d. Kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran debat
Menurut Zaini, dkk : 2007, adapun kelebihan dari model pembelajaran
debat meliputi :
a. Siswa akan terlatih dan terbiasa mengutaratakan pendapat/pemikirannya
dan memepertahankan pendapatnya dengan alasan-alasan yang logis dan
dapat dipertanggung jawabkan.
b. Dapat meningkatkan daya kritis siswa dalam berfikir.
c. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menyampaikan penndapat di
depan orang banyak.
d. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk mengetahui pola piker orang
lain yang tidak sesuai dengannya.
e. Dapat menggali ide-ide dan gagasan-gagasan cemerlang dari siswa.
f. Dapat melatih siswa untuk hidup harmonis dengan orang yang
berseberangan dengannya.
g. Memantapkan pemahaman konsep siswa terhadap metode pembelajaran
yang telah diberikan.
h. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat.
Adapun kekurangan dari model pembelajaran debat menurut Zaini,
dkk : 2007:
a. Bahan dati topik yang dibicarakan kurang lengkap.

15
b. Masalah yang diperdebatkan kurang esensial atau bias lari dari topic yang
dibahas.
c. Perselisihan pendapat yang sering tidak berkesudahan.
d. Dalam berbicara didominasi oleh beberapa orang saja.
e. Tumbuhnya sikap egoisme dari siswa.
f. Sulit mengambil kesimpulan dari pembelajaran

5. Metode seminar
a. Pengertian metode Seminar
Seminar berasal dari bahasa Latin seminarium yang berarti tempat
menanam benih. Menurut Yuza (2013:7), seminar merupakan suatu pertemuan
ilmiah yang membahas suatu masalah yang diikuti banyak peserta mereka
yang ahli di bidangnya yang pada akhirnya akan diperoleh suatu rumusan yang
disepakati bersama.
Menurut Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badung, 2016,
seminar bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta per-
kelompok untuk mempresentasikan hasil data yang diperoleh dalam
pelaksanaan kunjungan lapangan di lokasi rusunawa, yang telah disusun dalam
bentuk laporan hasil kunjungan lapangan. Pada dasarnya seminar adalah
kegiatan berupa pertemuan untuk membahas secara ilmiah suatu masalah di
bawah pimpinan ketua sidang atau moderator. Seminar ini dihadiri oleh
sesama peserta diklat, dan jika perlu ada tamu praktisi atau narasumber dari
luar yang diundang. Dengan demikian, para peserta dapat berperan untuk
menyampaikan pertanyaan, ulasan, dan pembahasan sehingga menghasilkan
pemahaman tentang masalah dalam pemeliharaan dan perawatan rusunawa,
serta dapat mengenali permasalahan/kendala yang dihadapi di lapangan.
Pentingnya melakukan seminar adalah agar para peserta diklat dapat
menyampaikan pendapat/usulan serta membuat solusi secara ilmiah sesuai
aturan-aturan yang berlaku. Sementara itu juga membiasakan kepada peserta
diklat bahwa seminar merupakan suatu bentuk pertemuan ilmiah, dan forum
komunikasi akademik untuk menyampaikan pendapat, buah pikiran atau ide

16
dan usulan-usulan secara lebih efektif. Fungsi seminar secara umum adalah
sebagai media untuk menyampaikan informasi atau gagasa baru yang bersifat
ilmiah kepada khalayak. Dengan begitu, para peserta dapat memanfaatkan
informasi tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
b. Ruang lingkup metode seminar
Menurut (Yuzal, dkk ,2013) ruang lingkup seminar dapat dibedakan
atas tiga tingkatan, yaitu:
a. Seminar Lokal
Seminar lokal merupakan seminar yang dilaksanakan oleh suatu
lembaga atau departemen yang pesertanya berasal dan dalam lingkungan
lembaga atau departemen itu sendiri atau juga dapat mengikutsertakan peserta
dari daerah yang masih berada di bawah lembaga atau departemen yang
bersangkutan. Seminar ini mempunyai cakupan yang kecil, baik jumlah
peserta maupun materi yang diseminarkan biasanya dilaksanakan di kampus-
kampus perguruan tinggi, dengan pemakalah atau penceramah lokal serta p
yang hanya terdiri dari para mahasiswa dari perguruan itu sendiri.
b. Seminar Nasional
Seminar nasional cakupannya lebih luas dibandingkan dengan seminar
lokal, pesertanya berasal dari berbagai tempat atau daerah, pembicaranya juga
dari kalangan tertentu yang berskala nasional dengan materi yang tentunya
lebih berbobot dan tempat penyelenggaraannya biasanya dilakukan di hotel-
hotel besar atau di balai sidang.
c. Seminar Internasional
Seminar ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari daam maupun luar
negeri, membahas isu-isu yang t dengan masalah-masalah global, dengan
pembicara tokoh-tokoh penting dari alam negeri maupun manca Negara.
Seminar bertaraf internasional yang pesertanya berasal dari negara-negara di
kawasan tertentu saja d seminar regional. Penyelenggaraan seminar
Internasional agak sedikit merepotkan dibandingkan dengan se nasional,
karena harus menyediakan fasilitas-fasilitas seminar yang tidak diperlukan
dalam semminar nasional, s penerjemah dan petugas-petugas yang bisa

17
berbahasa asing. Masih dalam ruang lingkup seminar dikenal adanya seminar
terbatas yaitu seminar yang terbatas wakt terbatas pesertanya atau terbatas
tema atau topik.
Contoh gambar pada saat seminar :

Sumber: preview.mailerlite.com
c. Kelebihan dan kekurangan metode seminar
Adapun kelebihan Seminar menurut Yuzal, dkk, 2013 meliputi:
a. Membangkitkan pemikiran yang logis.
b. Mendorong pada analisa menyeluruh.
c. Prosedurnya dapat diterapkan untuk berbagai jenis problema.
d. Membangkitkan tingkat konsentrasi yang tinggi pada diri peserta.
e. Meningkatkan keterampilan dalam mengenal problema.
Adapun kelemahan seminar menurut Yuzal, dkk, 2013 meliputi:
a. Membutuhkan banyak waktu.
b. Memerlukan pimpinan yang terampil.
c. Sulit dipakai bila kelompok terlalu besar.
d. Mengharuskan setiap anggota kelornpok untuk mempelajari terlebih
dahulu.
e. Mungkin perlu dilanjutkan pada diskusi yang lain.

18
6. Metode Role Playing
a. Pengertian Role Playing
Bermain sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan
secara spontan dan dalam suasana riang gembira. Dengan bermain
berkelompok anak akan mempunyai penilaian terhadap dirinya tentang
kelebihan yang dimilikinya sehingga dapat membantu pembentukkan konsep
diri yang positif, pengelolaan emosi yang baik, memiliki rasa empati yang
tinggi, memiliki kendali diri yang bagus, dan memiliki rasa tanggung jawab
yang tinggi. Melihat manfaat besar bermain untuk kehidupan anak-anak, dapat
dilakukan inovasi menggunakan bermain sebagai model pembelajaran. Karena
bermain dapat membantu siswa memahami materi pelajaran lebih mendalam
dengan melakukan permainan tentang materi pelajaran yang disajikan.
Inovasi pembelajaran yang sudah dilakukan dikenal dengan metode
pembelajaran bermain peran atau role playing. Santoso (2011) mengatakan
bahwa metoderole playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan
pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa yang di
dalamnya terdapat aturan, tujuan, dan unsur senang dalam melakukan proses
belajar mengajar. Jill Hadfield dalamSantoso (2011) menguatkan bahwa role
playing adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan
dan sekaligus melibatkanunsur senang. Hal ini diperkuat pendapat Hadari
Nawawi dalam Kartini (2007) yang menyatakan bahwa bermain peran (role
playing) adalah mendramatisasikan cara bertingkah laku orang-orang tertentu
dalam posisi yang membedakan peranan masing-masing dalam suatu
organisasi atau kelompok di masyarakat.
Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada
keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah
yang secara nyata dihadapi. Murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran,
secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab)
bersama teman-temannya pada situasi tertentu. Belajar efektif dimulai dari
lingkungan yang berpusat pada diri murid (Departemen Pendidikan Nasional,
2002). Lebih lanjut prinsip pembelajaran memahami kebebasan berorganisasi,

19
dan menghargai keputusan bersama, murid akan lebih berhasil jika mereka
diberi kesempatan memainkan peran dalam bermusyawarah, melakukan
pemungutan suara terbanyak dan bersikap mau menerima kekalahan sehingga
dengan melakukan berbagai kegiatan tersebut dan secara aktif berpartisipasi,
mereka akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari (Boediono,
2001). Jadi, dalam pembelajaran murid harus aktif, karena tanpa adanya
aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi
b. Tujuan Metode Role Playing
Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode bermain peran
(role playing ) antara lain adalah :
a. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
b. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
c. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok
secara spontan.
d. Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
e. Mendorong siswa untuk menciptakan realitas mereka sendiri
f. Mengembangkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. Ada
tiga teori yang menyatakan bahwa pembelajar akan belajar bahasa apabila:
(1) Peserta didik tahu bahwa bahasa tersebut dipakai secara komprehensif,
karena peserta ikut serta dalam komunikasi yang asli (genuine).
(2) Peserta didik dilibatkan secara aktif
(3) Peserta didik memiliki afek positif (keinginan, perasaan dan sikap).
Ketiga hal ini akan sangat membantu mahasiswa untuk
mengembangkan pemikiran kritis dan kemampuan menyelesaikan
masalah.
g. Meningkatkan motivasi belajar siswa
h. Melibatkan para siswa pemalu dalam kegiatan kelas
i. Membuat rasa percaya diri siswa
j. Membantu siswa untuk mengidentifikasi dan kesalahpahaman yang benar

20
k. Menunjukkan siswa bahwa dunia nyata yang kompleks dan masalah yang
muncul di dunia nyata tidak dapat diselesaikan dengan hanya menghafal
informasi;
l. Menggaris bawahi penggunaan simultan keahlian yang berbeda (yang
diperoleh secara terpisah)
c. Langkah-Langkah Penerapan Role Playing
Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan guru dalam
menerapkan metode role playing agar mencapai tujuan :
a. Pemilihan masalah, guru mengemukakan masalah yang diangkat dari
kehidupan peserta didik agar mereka dapat merasakan masalah itu dan
terdorong untuk mencari penyelesaiannya.
b. Pemilihan peran, memilih peran yang sesuai dengan permasalahan yang
akan dibahas, mendeskripsikan karakter dan apa yang harus dikerjakan
oleh para pemain.
c. Menyusun tahap-tahap berain peran, dalam hal ini guru telah membuat
dialog tetapi siswa dapat juga menambahkan dialog sendiri.
d. Menyiapkan pengamat, pengamat dari kegiatan ini adalah semua siswa
yang tidak menjadi pemain atau pemeran.
e. Pemeranan, dalam tahap ini para peserta didik mulai bereaksi sesuai
dengan peran masing-masing yang terdapat pada skenario bermain peran
f. Diskusi dan evaluasi, mendiskusikan masalah-masalah serta pertanyaan
yang muncul dari siswa.
g. Pengambilan keputusan yang telah dilakukan. Jadi pembelajaran dengan
role playing merupakan cara belajar yang dilakukan dengan cara membagi
siswa menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok memerankan
karakter sesuai dengan naskah yang telah dibuat dan materi yang telah
ditentukan oleh guru sehingga siswa lebih mudah memahami dan
mengingat materi yang telah diperankan tersebut.
d. Kelebihan dan Kelemahan Role Playing
Metode bermain peran role playing mempunyai beberapa kelebihan
dan juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain adalah sebagai berikut:

21
Kelebihan metode bermain peran (role playing) antara lain:
a. siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.
b. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan
akan muncul atau tumbuh bibit seni peran di sekolah.
c. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-
baiknya.
d. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung
jawab dengan sesamanya.
e. Bahasa lisan siswa dibina dengan baik agar mudah dipahami orang
f. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.
Disamping merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sulit untuk
dilupakan.
g. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi
dinamis dan penuh antusias.
h. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan.
i. Siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan di
bahas dalam proses belajar.
j. Dapat menjabarkan pengertian (konsep) dalam bentuk praktik dan contoh-
contoh yang menyenangkan.
k. Dapat menanamkan semangat peserta didik dalam memecahkan masalah
ketika memerankan sekenario yang dibuat.
Disamping memiliki kelebihan, metode role playing juga mempunyai
kelemahan, di antaranya adalah :
a. Siswa sering mengalami kesulitan untuk memerankan peran secara baik
khususnya jika mereka tidak diarahkan atau tidak ditugasi dengan baik.
Siswa perlu mengenal dengan baik apa yang akan diperankannya.
b. Bermain peran tidak akan berjalan dengan baik jika suasana kelas tidak
mendukung.
c. Jika siswa tidak dipersiapkan dengan baik ada kemungkinan tidak akan
melakukan secara sungguh-sungguh.

22
d. Metode bermain peranan memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak.
e. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru
maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya.
f. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk
memerlukan suatu adegan tertentu.
g. Apabila pelaksanaan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja
dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan
pengajaran tidak tercapai.
h. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
i. Sebagian besar anak yang tidak ikut drama mereka menjadi kurang aktif.
j. Kelas lain sering terganggu oleh suara pemain dan penonton yang kadang-
kadang bertepuk tangan

7. Metode Brainstorming
a. Pengertian metode Brainstoring
Metode Brainstorming dikenal juga dengan metode curah pendapat
atau sumbang saran. Menurut M. Sobry Sutikno (2007:98): “Metode
Brainstorming adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun
gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta”.
Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang dapat ditanggapi
(didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada
penggunaan metode Brainstorming pendapat orang lain tidak untuk
ditanggapi.
Metode ini berdasarkan pendapat bahwa sekelompok manusia dapat
mengajukan usul lebih banyak dari anggotanya masing-masing. Dalam metode
ini disajikan sebuah soal. Lalu para peserta diajak untuk mengajukan ide apa
pun mengenai soal itu, tidak peduli seaneh apa pun ide itu. Ide-ide yang aneh
tidak ditolak secara apriori, tetapi dianalisis, disintesis dan dievaluasi juga.
Boleh jadi pemecahan yang tidak terduga yang akhirnya muncul”.
Menurut Morgan (Suprijanto, 2009:122) “Brainstorming adalah salah
satu bentuk berpikir kreatif sehingga pertimbangan memberikan jalan untuk

23
berinisiatif kreatif. Peserta didorong untuk mencurahkan semua ide yang
timbul dari pikirannya dalam jangka waktu tertentu berkenaan dengan
beberapa masalah, dan tidak diminta untuk menilainya selama curah pendapat
berlangsung.
Penilaian akan dilakukan pada periode berikutnya dimana semua ide
dipilih, dievaluasi dan mungkin diterapkan”. Sejalan dengan itu Kang dan
Song (dalam 2009 :122) “metode Brainstorming adalah teknik diskusi
kelompok dimana anggotanya menyatakan sebanyak mungkin ide-idenya atas
topik tertentu tanpa hambatan dan pertimbangan aplikasi praktisnya.
Spontanitas dan kreativitas merupakan bagian penting dalam curah pendapat
penilaian terhadap ide-ide dilakukan pada sesi berikutnya”.
Menurut Barbara Allman dan Sara Freeman (2010:37) “Brainstorming
adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan suatu daftar panjang
yang berisi berbagai respon berbeda tanpa membuat penilaian terhadap ide-ide
individu”.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode Brainstorming
adalah suatu bentuk diskusi dimana peserta didorong untuk menyatakan
gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman serta ide-ide
mengenai suatu masalah tanpa adanya penilaian dari peserta lain.
Tujuan penggunaan metode Brainstorming menurut M. Subana
(2009:106) ialah “menguras habis segala sesuatu yang dipikirkan oleh siswa
dalam menggapi masalah yang dilontarkan guru kepadanya”. Agar tujuan
dalam penerapan metode Brainstorming dapat tercapai maka perlu adanya
aturan yang diperhatikan. Hal ini dimaksudkan agar metode Brainstorming
dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga tujuan yang diharapkan
dapat terealisasi.
b. Aturan-aturan pada metode Brainstorming
Menurut Utami Munandar (1985: 104), beberapa aturan yang harus
diperhatikan pada metode Brainstorming adalah :
a. Kebebasan dalam memberikan gagasan Anak tidak perlu merasa ragu-ragu
untuk mengeluarkan gagasan apa pun, yang “aneh” atau “yang lain dari

24
yang lain”. Ia pun tidak perlu merasa terikat pada apa yang sudah berlaku
sampai sekarang, pada kebiasaan-kebiasaan yang lama .
b. Penekanan pada kuantitas.Pada teknik Brainstorming diinginkan gagasan-
gagasan sebanyak mungkin, karena dengan makin banyaknya gagasan
makin besar pula kemungkinan bahwa di antara gagasan-gagasan tersebut
ada yang sangat baik dan orisinil.
c. Kritik ditangguhkan Selama tahap pengungkapan gagasan, kritik baik oleh
anggota maupun oleh ketua tidak boleh dibenarkan. Kritik baru dapat
dikemukakan setelah tahap pencetusan gagasan selesai. Sesudah tahap ini
ada tahap penilaian gagasan, di mana semua gagasan yang telah dicatat
ditinjau satu per satu kemudian dipilih gagasan gagasan yang terbaik.
d. Kombinasi dan peningkatan gagasan Siswa dapat menambahkan atau
meneruskan gagasan-gagasan yang sebelumnya telah diungkapkan oleh
siswa lain. Beberapa gagasan dapat digabung menjadi satu gagasan yang
lebih baik.
e. Mengulang gagasan. Mengulang gagasan yang tampaknya sama tidak
menjadi soal, karena dalam kenyataan mungkin gagasan-gagasan tersebut
agak berbeda. Teguran bahwa gagasan itu sudah disampaikan sebelumnya
akan menghambat spontanitas siswa dalam mengungkapkan gagasan. Lagi
pula apabila memang ada gagasan-gagasan yang sama, pada tahap
penilaian gagasan tersebut dapat dikeluarkan.
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Brainstorming
Pada dasarnya tiap metode yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran memiliki kelebihan maupun kekurangan masing-masing.
Kelebihan dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan metode
pembelajaran tersebut sedangkan kekurangan dapat dijadikan acuan agar
metode pembelajaran itu dapat berjalan dengan lebih baik lagi. Acep Yonny
dan Sri Rahayu Yunus (2011:127) menyatakan beberapa kelebihan dari
penerapan metode Brainstorming sebagai berikut:
a. Memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat
b. Melatih daya kritis dan analisis siswa

25
c. Mendorong siswa agar dapat menghargai pendapat orang lain
d. Menstimulasi siswa agar dapat berpikir secara holistik.
Menurut Roestiyah (2012:74) kelebihan metode Brainstrorming
sebagai berikut:
a. Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat
b. Melatih siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis.
c. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan
dengan masalah yang diberikan oleh guru.
d. Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
e. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai
atau dari guru.
f. Terjadinya persaingan yang sehat.
g. Anak merasa bebas dan gembira.
h. Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.
Walaupun teknik ini baik dan memiliki kelebihan tetapi juga
mempunyai kelemahan. Menurut Suprijanto (2009:125) mengungkapkan ada
beberapa kelemahan dari penggunaan metode Brainstorming:
a. Proses ini memerlukan banyak waktu, khususnya apabila kurang dari 10%
ide yang akhirnya digunakan.
b. Seperti kelompok diskusi yang lain, produktivitas sesi curah pendapat
tergantung pada kemampuan dan kualitas orientasi peserta.
c. Manfaat akhirnya mungkin lebih berupa apa yang dilakukan terhadap
peserta daripada produktivitas apa yang segera diperoleh dalam sesi curah
pendapat, dan sulit diukur dengan tingkat keakuratan apa pun.
Menurut Roestiyah (2012:75) beberapa kelemahan metode
Brainstorming sebagai berikut:
a. Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir
dengan baik.
b. Anak yang kurang selalu ketinggalan
c. Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh anak yang pandai
saja.

26
d. Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan.
e. Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu betul/salah.
f. Masalah bisa berkembang ke arah yang tidak diharapkan.
d. Langkah-langkah metode brainstorming
Tugas guru dalam pelaksanaan metode ini adalah memberikan masalah
yang mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka menanggapi, dan
guru tidak boleh mengomentari bahwa pendapat siswa itu benar/ salah, juga
tidak perlu disimpulkan, guru hanya menampung semua pernyataan pendapat
siswa, sehingga semua siswa di dalam kelas mendapat giliran, tidak perlu
komentar atau evaluasi. Siswa bertugas menanggapi masalah dengan
mengemukakan pendapat, komentar atau bertanya, atau mengemukakan
masalah baru, mereka belajar dan melatih merumuskan pendapatnya dengan
bahasa dan kalimat yang baik. Siswa yang kurang aktif perlu dipancing
dengan pertanyaan dari guru agar turut berpartisipasi aktif, dan berani
mengemukakan pendapatnya. Berikut ini adalah langkah-langkah
pembelajaran yang menggunakan metode brainstorming :
a. Pemberian informasi dan motivasi
Guru menjelaskan masalah yang dihadapi beserta latar belakangnya dan
mengajak peserta didik aktif untuk menyumbangkan pemikirannya.
b. Identifikasi
Pada tahap ini peserta didik diundang untuk memberikan sumbang saran
pemikiran sebanyak-banyaknya. Semua saran yang masuk ditampung,
ditulis dan tidak dikritik. Pimpinan kelompok dan peserta hanya boleh
bertanya untuk meminta penjelasan. Hal ini agar kreativitas peserta didik
tidak terhambat.
c. Klasifikasi
Semua saran dan masukan peserta ditulis. Langkah selanjutnya
mengklasifikasikan berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh
kelompok. Klasifikasi bisa berdasarkan struktur/ faktor-faktor lain.
d. Verifikasi

27
Kelompok secara bersama melihat kembali sumbang saran yang telah
diklasifikasikan. Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan
permasalahannya. Apabila terdapat sumbang saran yang sama diambil
salah satunya dan sumbang saran yang tidak relevan bisa dicoret. Kepada
pemberi sumbang saran bisa diminta argumentasinnya.
e. Konklusi (Penyepakatan)
Guru/pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan
butir-butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua
puas, maka diambil kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang
dianggap paling tepat.
8. Metode Pembelajaran Studi Kasus
a. Pengertian Metode Pembelajaran Studi Kasus
Menurut Bogdan dan Bikien studi kasus merupakan pengujian secara
rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan
dokumen atau satu peristiwa tertentu. Surachrnad membatasi pendekatan studi
kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu
kasus secara intensif dan rinci. Sementara Yin memberikan batasan yang lebih
bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh
menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji
unit atau individu secara mendalarn. Para peneliti berusaha menernukan
sernua variabel yang penting.

b. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Studi Kasus

a. Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara


bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh
peneliti dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses, dan
masvarakat atau unit sosial.
b. Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data,
tetapi yang lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi,
wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen
penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah

28
dan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda
secara serentak;
c. Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai
mengagregasi, mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit
yang dapat dikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal
khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data. Data
dapat diorganisasi secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam
tipologi.
d. Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam
pendekatan studi kasus hendaknya clilakukan penyempurnaan atau
penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori yang telah
ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali
ke lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak
bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada;
e. Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah
dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas,
sehingga rnernudahkan pembaca untuk mernahami seluruh informasi
penting.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Studi Kasus

Adapun Kelebihan dari metode pembelajaran studi kasus:


a. Pendekatan studi kasus biasanya lebih fleksibel karena disainnya memang
ditujukan untuk mengeksplorasi suatu permasalahan. Berbeda dengan
pendekatan yang didisain dengan keinginan untuk menguji suatu teori atau
hipotesa, dengan sifat eksploratif studi kasus, memungkinkan si peneliti
untuk lebih fleksibel menyesuaikan arah penelitiannya sesuai dengan
perkembangan kegiatan penelitiannya.
b. Pembelajaran yang Penekanan pada Pemahaman Konteks. Usaha mencari
tahu melalui studi kasus pendalaman pemahaman mengenai persoalan atau
kelompok orang tertentu. Ini mengarahkan pada terkumpulkanya informasi
yang rinci atau detail tentang persoalan atau kelompok orang yang menjadi
fokus kajian. Luaran dari studi seperti ini adalah apa yang disebut thick

29
description yakni deskripsi mendalam tentang suatu persoalan atau
kelompok orang dan segala konteks terkait permasalahan atau kelompok
orang tersebut.
Adapun kelemahan dari metode studi kasus
a. Pembelajaran studi kasus seringkali dipandang kurang ilmiah atau
pseudo-scientific karena pengukurannya bersifat subjektif atau tidak bisa
dikuantifisir. Dalam hal ini, kritik ini juga mempertanyakan validitas dari
hasil penelitian studi kasus.
b. Karena masalah interpretasi subjektif pada pengumpulan dan analisa
data studi kasus, maka mengerjakan pekerjaan ini relative lebih sulit dari
penelitian kuantitatif.
c. Masalah generalisasi. Karena skupa penelitian baik issu maupun
jumlah orang yang menjadi target kajian studi kasus sangat kecil,
kemampuan generalisasi dari temuan pada studi kasus adalah rendah.
Contoh gambar penerapan studi kasus :

9. Metode eksperimen
a. Pengertian Metode eksperimen
Metode eksperimen atau percobaan adalah metode pemberian
kesempatan kepada peserta didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih
melakukan suatu proses atau percobaan (Djamarah, S. B., 2000). Metode
eksperimental merupakan suatu metode mengajar yang menggunakan alat

30
tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali, misalnya percobaan kimia di
laboratorium.
b. Kelebihan dan kekurangan metode eksperimen
Adapun Kelebihan dari metode eksperimental :
a. Metode ini dapat membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima
kata pendidik/pengajar atau buku.
b. Peserta didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksplorasi tentang ilmu dan teknologi.
c. Dengan ini, diharapkan terbina peserta didik yang akan mencip takan
terobosan atau penemuan baru yang dapat bermanfaat bagi kesejahteraan
hidup manusia.
Adapun Kelemahan metode eksperimental adalah:
a. Tidak cukupnya ketersediaan alat menyebabkan tidak setiap peserta didik
berkesempatan mengadakan eksperimen.
b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, peserta didik harus
menunggu untuk melanjutkan pelajaran.
c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan
teknologi.
c. Karakteristik Metode Eksperimen
Menurut Winataputra (2011) dalam Centaury (2014) menyebutkan ada
beberapa karakteristik metode eksperimen yang erat hubungannya dengan
pengalaman belajar siswa antara lain:
a. terdapat alat bantu yang digunakan,
b. siswa berperan aktif dalam melakukan percobaan,
c. ruangan percobaan dikondisikan dengan baik,
d. adanya pedoman atau panduan untuk siswa,
e. adanya topik atau permasalahan yang akan dieksperimenkan,
f. terdapat temuan yang dihasilkan.
d. Tahap-tahap Metode Eksperimen

31
Sumiati dan Asra (2009: 102) menyebutkan langkah-langkah dalam
melakukan eksperimen adalah sebagai berikut.
a. Sebelum melakukan eksperimen, guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang jelas tentang kemampuan apa yang hendak dicapai oleh siswa.
b. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen.
c. Sebelum memulai percobaan, guru dan siswa memeriksa terlebih dahulu
peralatan apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak.
d. Menetapkan alokasi waktu dalam pelaksanaan eksperimen agar lebih
efektif dan efisien.
e. Guru menjelaskan tentang metode yang dilaksanakan dan apa saja yang
harus dilakukan dalam eksperimen.
f. Guru membicarakan dengan siswa mengenai permasalahan apa yang
diangkat dan variabel yang perlu diamati.
g. Menentukan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan selama
eksperimen.
h. Setelah proses eksperimen dilaksanakan langkah terakhir adalah
menetapkan tindak lanjut eksperimen dengan cara guru mengumpulkan
laporan, memproses kegiatan dan menyimpulkan percobaan yang telah
dilaksanakan agar tidak terjadi kesalahpahaman di antara siswa.
Contoh gambar pada penerapan metode eksperimen :

32
10. Metode Simulasi
a. Pengertian Metode simulasi
Menurut Abu Ahmadi (2005) simulasi (simulation) berarti tiruan atau
suatu perbuatan yang bersifat pura-pura saja. Sebagai metode mengajar,
simulasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang menggambarkan keadaan
sebenarnya. Metode pembelajaran simulasi merupakan metode pembelajaran
yang membuat suatu peniruan terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan
sekelilingnya (state of affaris) atau proses. Berdasarkan beberapa pendapat
yang dikemukakan oleh beberapa oleh beberapa ahli tersebut di atas, dapat
dipahami bahwa metode simulasi merupakan suatu model pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru dengan cara penyajian pengalaman belajar dengan
menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau
keterampilan tertentu.
b. Jenis-jenis simulasi
Menurut Wina Sanjaya Simulasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu
sebagai berikut:
(1) Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk
memecahkan masalah–masalah yang berkaitan dengan fenomena
social, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia
seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang
otoriter dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan
pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta
mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.
(2) Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang
bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama
biasanya digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri,
menyatakan reaksi terhadap tekanan- tekanan yang dialaminya.
(3) Role playing atau permainan peran adalah metode pembelajaran
sebagai bagian dari metode simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi
peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual. Dalam proses

33
pelajarannya metode ini mengutamakan pola permainan dalam bentuk
dramatisasi. Dramatisasi dilakukan oleh kelompoknya masing-masing
dengan mekanisme pelaksanaan yang diarahkan guru untuk
melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan atau direncanakan
sebelumnya
c. Tujuan Metode Simulasi
Menurut Sudjana (2001) metode pembelajaran simulasi bertujuan
untuk :
(1) Melatih keterampilan tertentu baik bersifat professional maupun bagi
kehidupan sehari-hari
(2) Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep
(3) Melatih memecahkan masalah
(4) Meningkatkan keaktifan belajar
(5) Memberikan motivasi belajar kepada siswa
(6) Melatih siswa untuk mengadakan kerja sama dalam situasi kelompok
(7) Menumbuhkan daya kreatif siswa
(8) Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi
d. Kelebihan dan Kekurangan
Menurut Wina terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan
simulasi sebagai metode belajar diantaranya :
(1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi
situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga,
masyarakat maupun menghadapi dunia kerja
(2) Simulasi dapat engembangkan kreatifitas siswa, karena melalui
simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai
dengan topik yang disimulasikan
(3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siwa
(4) Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan
dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis
(5) Simulasi dapat meningkatkan gaairah siswa dalam proses pembelajaran

Adapun kekurangan dari metode simulasi :

34
(1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan
sesuai dengan kenyataan dilapangan
(2) Pengelolahan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai
alathiburan, sehingga tujuan pembelajaran jadi terbengkalai
(3) Faktor pisikologis seperti rasamalu dan takut sering mempengaruhi
siswa dalam melakukan simulasi
Contoh gambar penerapan simulasi:

C. Metode Pembelajaran pada Bidang Kimia


Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing yang membuat penggunaannya disesuaikan dengan tujuan

35
pembelajaran yang ingin dicapai dengan memperhatikan beberapa faktor,
antara lain ketersediaan sarana dan prasarana, keefektifan maetode apabila
diterapkan dalam suatu pembelajaran, waktu, karakter siswa, kapasitas
pengajar, dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja membuat tidak hanya satu
namun beberapa metode dapat digabungkan dalam penggunaannya pada suatu
pembelajaran. Sebagai contoh, metode demonstrasi yang diselingi dengan
diskusi maupun metode ceramah dan diskusi.

Kimia merupakan slaah satu disiplin ilmu alam yang dalam


pembelajarannya sering kali harus dilakukan praktik langsung sehingga
beberapa metode yang dianggap tepat dalam pembelajaran ini (dengan
memperhatikan pembelajaran yang berpusat pada siswa) yakni; diskusi,
eksperimen, seminar, demonstrasi, simulasi, dan brainstorming. Meskipun
pada realitanya, metode ceramah masih sangat dibutuhkan karena kurangnya
partisipasi aktif siswa.

36
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan berdasarkan uraian:

1. Metode penbelajaran adalah cara, model atau serangkaian bentuk


kegiatan belajar yang diterapkan pendidik kepada anak didiknya
guna meningkatkan motivasi belajar si terdidik guna tercapainya
tujuan pengajaran Jenis- jenis metode penbelajaran yaitu metode
ceramah, metode demonstrasi. metode diskusi. metode debat,
metode eksperimen, metode Seminar, metode bermain peran,
metode brainstroming, metode simuasi, dan metode studi kasus

2. Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan


kekurangannya masing-masing yang membuat penggunaannya
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
dengan memperhatikan beberapa faktor.

B.Saran

Setelah memaparkan materi metode penbelajaran maka kami


menyarankan bahwa sebelum melakukan kegiatan pembelajaran sebagai
seorang pengajar terlebih dahulu mencari dan mengkaji metode mana yang

37
tepat untuk diterapkan dalam proses pembeljaran, sehingga tujuan
penbelajaran tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Allman Barbara dan Freeman S. (2010). Menjadi Guru Kreatif. Jogjakarta:


Golden Book.

Duru, Adem. 2010. The Eksperimental Teaching in some of Topics Geometry.


Academic Journal. Usak University.

Fathurrohman. P dan Sobry, S. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung:


PT. Refika Aditama.

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman dan


Pengembangan Infrastruktur Wilayah. 2016. Diklat Pemeliharaan dan
Perawatan Rusunawa. Bandung: Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Killen, Roy. 2007. Efective Teaching Strategy (4th Ed). Australia: Cengage.

Mahmud, Saifuddin dan Muhammad Idham. 2017. Strategi Belajar-Mengajar.


Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.

Munandar, Utami. (1985). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak


Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia.

Pribadi, Benny A. 2007. Media dan Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta:


Penerbit Kencana.

38
Pratiwi, Henny. 2019. Komitmen Belajar. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Portal Madura.com, Preview.mailerlite.com dan Snow Word.com. Pinterest

Roestiyah N.K. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Saadati, Ulin Hadi. 2016. Analisis Penggunaan Metode Eksperimen Dalam


Pembelajaran Ipa Di Sd Se-Gugus Ngudi Kawruh Kecamatan
Karanglewas Kabupaten Banyumas. Universitas Negeri Semarang.
Sahlan, Abdul Kadir. 2018. Mendidik Prespektif Psikologi. Yogyakarta:
Penerbit Deepublish.

Simamora, Roymond H. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan.


Jakarta: Penerbit EGC.

Subana dan Sunarti. (2009). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.


Bandung: CV Pustaka Setia.

Suprijanto. (2009). Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Tarigan, Henry Guntur.1981. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan


Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Yuzal, Indra dkk. 2013. Panduan Praktis Seminar. Jakarta: Rajawali Pers.

Zaini, Hisyam, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, 2007. Strategi


Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: CTSD.

39

Anda mungkin juga menyukai