PENDAHULUAN
salah satu alat yang digunakan dalam berinteraksi oleh individu atau kelompok
terciptanya kesamaan pemahaman atas informasi yang disampaikan satu sama lain.
antara pengajar dan pelajar. Pola komunikasi ini dilakukan tercapainya tujuan
1
Dwi Rizqi Anta and Arie Prasetio, “Pola Komunikasi Komunitas Rumah Belajar Sahaja Bandung
(Studi Etnografi Komunikasi Tentang Pola Komunikasi Antara Pengajar Dan Anak Jalanan Di Rumah
Belajar Sahaja Bandung),” Communicare : Journal of Communication Studies Vol. 4, No. 1 (2019): 67. h.
70
1
pemahaman, keterampilan, dan sikap. Pada umumnya pola komunikasi ini penting
dilakukan oleh setiap manusia untuk dapat memahami makna yang dituju oleh
yang dibangun terhadap diri anak akan mempengaruhi perkembangan jiwa dan pola
pikir anak, serta mempengaruhi kondisi kejiwaan anak secara langsung dan tidak
pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan. Terdapat banyak cara yang
bermain. Permainan dan bermain merupakan bagian dari dunia anak-anak untuk
fisik yang dapat membantu tumbuh kembang anak. 2 Seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), bermain tidak lagi menjadi aktivitas fisik yang
mendukung tumbuh kembang anak. Jenis Permainan yang dimainkan adalah game
online.
Pada zaman modern ini, Permainan Tradisional sudah mulai memudar dalam
aset budaya yang mempunyai ciri khas kebudayaan suatu bangsa berupa warisan
bagian dari anak bangsa sudah menjadi kewajiban untuk mempertahankan eksitensi
banyak sekali nilai dan unsur budaya Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa
2
Gustiana Mega Anggita, “Eksistensi Permainan Tradisional Sebagai Warisan Budaya Bangsa,”
JOSSAE : Journal of Sport Science and Education, Vo. 3, No. 2 (2019). h. 55.
3
Tuti Andriani, “Permainan Tradisional Dalam Membentuk Karakter Anak Usia Dini,” Jurnal
Sosial Budaya, Vol. 9, No. 1 (2011). h. 122
2
bermain menjadi salah satu cara untuk berkomunikasi dengan anak secara efektif.
Selain itu, komunikasi disini juga dapat meningkatkan minat dan bakat anak pada
salah satu cara yang dapat digunakan dalam meningkatkan minat dan bakat anak
Gubuk Baca adalah bentuk komunitas yang dibentuk sebagai sarana belajar
anak berupa bimbel yang disertai dengan pelestarian budaya seperti tarian, Pencak
Silat Pagar Nusadan Permainan Tradisional. Salah satu Gubuk Baca yang ada di
Jabung adalah Gubuk Baca Gading Alit yang terdapat di Desa Dempok Jabung. Jabung
merupakan salah satu desa yang memiliki banyak komunitas yang membentuk
program belajar Gubuk Baca tersebut. Salah satunya adalah Komunitas Preman
yang berusaha merubah diri menjadi seseorang yang lebih bermanfaat. 4 Komunitas
ini didirikan untuk dapat membantu anak-anak dalam memahami pembelajaran dan
Hal tersebut dapat memicu anak-anak Gubuk Baca akan minat dan bakat
mereka, Minat adalah dorongan yang kuat bagi seseorang untuk melakukan segala
kemampuan bawaan sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih
agar dapat terwujud. Seorang yang berbakat mampu memberi prestasi yang tinggi
4
https://inspirasipendidikan.co.id/2021/03/komunitas-preman-mengajar-mantan-preman-
pun-tebar-manfaat/ diakses pada 16 juli 2022 pukul 09.24 WIB.
5
Indah Ayu Anggraini, Wahyuni Desti Utami, and Salsa Bila Rahma, “MENGIDENTIFIKASI
MINAT BAKAT SISWA SEJAK” 2 (2020): 161–169.
6
Ibid.
3
atas kemampuan dan potensi yang dimiliki Menurut Rath dalam jurnal
(Amin&Hanafie), bakat merupakan pola pikir, perasaan dan perilaku yang berulang-
ulang dan dapat meningkatkan produktif Jika hal-hal pola pikir, perasaan dan
perilaku yang beruang-ulang dipupuk dan dikembangkan ke arah yang lebih positif
dan berkualitas.7
tradisonal, mereka justru menyibukkan diri dengan bermain game online dan
gadget. Untuk dapat mengantisipasinya berdirilah Gubuk Baca Gading Alit tersebut
komunikasi yang dilakukan untuk dapat meningkatkan minat dan bakat anak pada
Permainan Tradisional.
meneliti bagaiamana pola komunikasi para preman mengajar dari organisasi Gubuk
Baca jabung dalam mengajar anak sehingga mengangkat permasalahan ini dengan
judul “Pola Komunikasi Di Gubuk Baca Gading Alit Jabung dalam Meningkatkan Minat
dan Bakat Anak pada Permainan Tradisional melalui program Komunitas Preman
Mengajar”
7
M.Pd. Dr. Dra. Erni Murniarti, “PENGERTIAN BAKAT, CIRI-CIRI ANAK BERBAKAT, DAN
IMPLIKASI PENDIDIKAN” (2020).
4
1) Bagaimanakah pola komunikasi Gubuk Baca Gading Alit yang di terapkan oleh
2) Untuk mengetahui apa saja hambatan yang dihadapi oleh Komunitas Preman
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1) Manfaat Teoretis
5
1) Memberikan kontribusi bagi kajian dan pengembangan teori tentang pola
2) Manfaat Praktis
1) Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan
sejenis
1) Ruang lingkup yang dibahas yaitu di Gubuk Baca Gading Alit Jabung.
6
3) Hasil capaian dari penerapan pola komunikasi
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
interaksi antara dua orang atau lebih dalam proses bertukar informasi dengan cara
yang tepat sehingga informasi dapat diterima dan yang dimaksud dapat dipahami”.
dalam tiga pola dalam proses interaksi pengajar dan peserta didik pada saat
pembelajaran berlangsung. Pola komunikasi itu, meliputi pola komunikasi satu arah,
Pola komunikasi merupakan penggabungan dua suku kata yaitu pola dan
komunikasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pola memiliki
arti bentuk atau sistem, cara atau bentuk (struktur) yang tepat. 9 Selain itu, Pola
dikatakan juga sebagai model, yaitu cara untuk menunjukkan sebuah objek yang
informasi (pesan, ide, gagasan) dari suatu pihak ke pihak yang lain. 11 Serta dapat
8
Elya Siska Anggraini, “Pola Komunikasi Guru Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini Melalui
Bermain,” Jurnal Bunga Rampai Usia Emas 7, no. 1 (2021): 27.
9
Ahmad Zulfikar, “POLA KOMUNIKASI RELAWAN DENGAN ANAK PEMULUNG DALAM
PEMBINAAN KEAGAMAAN PADA KOMUNITAS SEKOLAH BERSAMA LAPAK PEMULUNG PEJATEN”
(2017).
10
Anggraini, “Pola Komunikasi Guru Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini Melalui Bermain.”
11
Cut Alma Nuraflah, “Komunikasi Verbal Dan Non Verbal Strategi Dalam Menghindari Konflik,”
Enam Media (2019). h. 6
7
informasi antara dua orang atau lebih untuk menyampaikan maksud dan tujuan
yang diinginkan.12
اَلرَّمْح ٰ ۙ ُن َعلَّ َم الْ ُق ْراٰ ۗنَ َخلَ َق ااْلِ نْ َسا ۙنَ َعلَّ َمهُ الَْبيَا َن
Artinya : (Allah) Yang Maha Pengasih, Yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia
menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara.
Selain itu juga sebutkan dalam surat al-Baqoroh ayat 31-33 yang berbunyi,
ض ُه ْم َعلَى الْ َماَل ِئ َك ِة َف َق َال َأنْبُِئويِن بَِأمْسَ ِاء َٰهُؤ اَل ِء ِإ ْن ُكْنتُ ْم
َ آد َم اَأْلمْسَاءَ ُكلَّ َها مُثَّ َعَر
َ َو َعلَّ َم
ِ ِ ِِ
قَ َال يَا32 يم
ُ يم احْلَك
ُ ت الْ َعل َ ك اَل ِع ْل َم لَنَا ِإاَّل َما َعلَّ ْمَتنَا ۖ ِإن
َ َّْك َأن َ َ قَالُوا ُسْب َحان31ني
َ صادق
َ
ِ السماو
ات َ َ َّ ب ْ َأه ْم بَِأمْسَاِئ ِه ْم قَ َال َأمَلْ َأقُ ْل لَ ُك ْم ِإيِّن
َ َأعلَ ُم َغْي
ِئ
ُ َآد ُم َأنْبِْئ ُه ْم بَِأمْسَا ِه ْم ۖ َفلَ َّما َأْنب
َ
33 َأعلَ ُم َما تُْب ُدو َن َو َما ُكْنتُ ْم تَكْتُ ُمو َن ِ اَأْلر
ْ ض َو ْ َو
12
Cut Alma Nuraflah. S.Sos. MA, Muhammad Luthfi. S.I.Kom. M.Si, and Muya Syaroh Iwanda I.BS.
M.I.Kom, “Buku Komunikasi Verbal Dan Nonverbal” (2019).
13
Djamereng Asni and Irmayana, “Pola Komunikasi Organisasi : Studi Kasus Di PT Harian
Amanah Al Haram,” Al-Khitabah Vol. 5, No. 2 (2018). h.50
8
Artinya : dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)
benar orang-orang yang benar!" (31) mereka menjawab: "Maha suci Engkau,
tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada
Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa
2. Pesan (Message), yaitu sesuatu yang berbentuk ide, abstraksi realitas atau hal
3. Saluran (Source), yaitu sarana atau media yang digunakan oleh komunikator
kepada komunikan.
5. Hambatan atau gangguan, Gangguan bisa berasal dari komunikator, isi pesan,
6. Umpan balik (feedback), yaitu respons, tanggapan, ataupun reaksi atas suatu
pesan.
14
Redi Panuju, Pengantar Studi (Ilmu) Komunikasi (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2018),
9
7. Efek, yaitu akibat yang timbul dari komunikasi, baik berupa emosi, pikiran
maupun perilaku.
8. Situasi, yaitu keadaan yang ada atau terjadi pada saat berlangsung komunikasi
berupa suhu, cuaca, tata ruang, sikap peserta komunikasi, dan tujuan tujuan
berkomunikasi.
10. Lingkungan, yaitu pihak lain yang ikut campur atau intervensi dalam
komunikasi.
komunikasi berlangsung, mengapa itu terjadi, manfaat apa yang dirasakan, akibat-
akibat apa yang ditimbulkannya, apakah tujuan dari aktifitas berkomunikasi sesuai
dengan apa yang diinginkan, memahami hal-hal yang dapat mempengaruhi dan
15
Amrin Tegar Sentosa dkk., “Pola Komunikasi Dalam Proses Interaksi Sosial Di Pondok
Pesantren Nurul Islam Samarinda,” jurnal Ilmu komunikasi , Vol. 3, No. 3 (2015). h. 497
10
10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional.
diantaranya:
secara langsung dengan cara berhadapan muka atau tidak. Komunikasi seperti ini
lebih efektif karena kedua belah pihak saling melancarkan komunikasinya dan
komunikasi yaitu,17
sejumlah orang dalam interaksi satu dengan yang lain dalam suatu
komunikasi antara satu bidang dengan bidang yang lain dalam organisasi
atau perusahaan.
16
Gracia Febrina Lumentut dkk, “Pola Komunikasi Pemimpin Organisasi Dalam Meningkatkan
Motivasi Kerja Anggota Di Lpm (Lembaga Pers Mahasiswa) Inovasi Unsrat,” Acta Diurna Vol. VI, No. 1
(2017). h. 5
17
MA, M.Si, and M.I.Kom, “Buku Komunikasi Verbal Dan Nonverbal.”
11
3) Komunikasi Massa merupakan komunikasi yang menggunakan media sebagai
alat atau sarana bantu, biasanya menggunakan media elektronik seperti Televisi,
1) Pola komunikasi satu arah adalah proses penyampaian pesan dari komunikator
kepada komunikan baik menggunakan media maupun tanpa media, tanpa ada
umpan balik dari komunikan dalam hal ini komunikan bertindak sebagai
pendengar saja.
2) Pola komunikasi dua arah atau timbal balik (Two ways traffic of communication)
proses komunikasi tersebut, Prosesnya dialogis, serta umpan balik terjadi secara
langsung.
3) Pola komunikasi multi arah yaitu proses komunikasi terjadi dalam satu
kelompok yang lebih banyak di mana komunikator dan komunikan akan saling
bertukar pikiran secara dialogis. Pola komunikasi adalah proses yang dirancang
1) Proses komunikasi primer, proses ini penyampaian pikiran dan atau perasaan
media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa,
18
Ibid.
19
M.Pd Dr. Sitti Roskina Mas, M.M. and M.Sc. Prof. Dr. Phil. Ikhfan Hsris, Komunikasi Dalam
Organisasi, 2020.
12
kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu
yang diteima oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses
orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
relatif jauh atau dengan jumlah yang banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah,
radio, televisi, film, internet, dan lain-lain adalah media kedua yang sering
selain kesehatan dan tingkat ekonomi masyarakat di negara tersebut. Oleh karena
bidang kesehatan ekonomi dan pendidikan menuju arah yang lebih baik dan merata
20
Gracia Febrina Lumentut, “POLA KOMUNIKASI PEMIMPIN ORGANISASI DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA ANGGOTA DI LPM (LEMBAGA PERS MAHASISWA) INOVASI
UNSRAT” VI, no. 1 (2017).
21
Ibid.
13
lingkungan. Agar masyarakat nantinya dapat berkembang dan mandiri dalam
kehidupannya. Tidak hanya sekedar membaca kegiatan dalam Gubuk Baca Gading
Permainan Tradisional merupakan hasil budaya yang besar nilainya bagi anak-anak
dalam rangka berfantasi, berekreasi, berkreasi, berolah raga yang sekaligus sebagai
mempunyai ciri khas kebudayaan suatu bangsa. Maka, pendidikan karakter bisa
dibentuk melalui permainan tradisonal sejak usia dini. Karena selama ini pendidikan
Pendidikan budi pekerti hanyalah sebatas teori tanpa adanya refleksi dari
warisan dari nenek moyang yang keberadaannya harus dilestarikan. Sebagai anak
akan tetapi terdapat nilai dan unsur budaya yang melekat didalamnya. Di seluruh
penjuru Indoesia, setiap daerah memiliki Permainan Tradisional yang menjadi ciri
khas dari daerah tersebut. Oleh karena itu, sosialisasi Permainan Tradisional harus
22
Tuti Andriani, “Permainan Tradisional Dalam Membentuk Karakter Anak Usia Dini. 2012”
23
Ibid.
24
Lumentut, “POLA KOMUNIKASI PEMIMPIN ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
KERJA ANGGOTA DI LPM (LEMBAGA PERS MAHASISWA) INOVASI UNSRAT.”
14
sering dilakukan secara berkelanjutan. Dengan kata lain harus ada konservasi
Indonesia.25
Permainan Tradisional yang diterapkan di Gubuk Baca Gading Alit antara lain
Bela diri merupakan gerak tubuh terencana, terarah yang mengutamakan olah
napas dan batin dengan koordinasi dan pembinaan. yang digunakan untuk
meningkatkan mental spiritualitas. Aspek bela diri adalah terampil dalam gerak
yang menjamin kesempatan atas kesiapsiagaan fisik dan mental yang dilandasi
beberapa macam bela diri yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu bela diri asli
Indonesia dan bela diri asing. Bela diri asing antara lain Karate, Taekwondo,
Wingchun, Kungfu dan lain-lain. Adapun bela diri asli Indonesia salah satunya
Pencak silat adalah seni bela diri tradisional yang berasal dari budaya melayu
yang disebarluaskan di negara Indonesia oleh nenek moyang kita dan dilestarikan
hingga saat ini. Di Indonesia pencak silat dijadikan sebagai olahraga kebugaran fisik
yang banyak diminati oleh masyarakat khususnya para pemuda. Pencak silat
disebut juga sebagai salah satu olahraga fisik yang mengajarkan tentang bagaimana
cara untuk membela diri dari serangan lawan, didalam Pencak Silat juga diajarkan
25
Gustiana Mega, Siti Baitul, and Mohammad Arif, “Eksistensi Permainan Tradisional Sebagai
Warisan Budaya Bangsa” (2018).
26
Ardian Sofyana, “PENCAK SILAT PAGAR NUSANAHDLATUL ULAMA PAGAR NUSA DI PONDOK
PESANTREN AL-HANIF BAGELEN PURWOREJO TAHUN 1994-2016 M” (2018).
27
Bambang Iswahyudi, “Pencak Silat Sebagai Media Dakwah (Analisis Semiotika Pembukaan
Pencak Silat Pagar Nusa),” Al-mishbah, no. July (2016): 1–23.
15
Pencak Silat Pagar Nusa berasal dari dua kata yaitu pencak dan silat. Pencak,
dapat diartikan sebagai gerak dasar bela diri yang terikat pada peraturan dan
pengertian bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci
murni, guna keselamatan diri.28 Pencak Silat Pagar Nusaadalah sarana dan materi
Pagar Nusamerupakan hasil budi daya manusia yang bertujuan untuk menjamin
asal muasalnya Pencak Silat Pagar Nusa berasal dari para ulama Nahdlatul
Ulama. Tujuan dari Pencak Silat Pagar Nusa adalah untuk memberikan wadah silat
bagi Pencak Silat Pagar Nusadalam naungan Nahdlatul Ulama dan mengembalikan
Pencak Silat Pagar Nusa adalah Badan Otonom Nahdlatul Ulama yang
pengembangan bela diri. Pagar Nusa adalah satu-satunya wadah yang sah bagi
keputusan muktamar.31
Pagar Nusa adalah satu-satunya wadah yang sah bagi organisasi Pencak Silat
28
Sofyana, “PENCAK SILAT NAHDLATUL ULAMA PAGAR NUSA DI PONDOK PESANTREN AL-
HANIF BAGELEN PURWOREJO TAHUN 1994-2016 M.”
29
Ibid.
30
Ibid.
31
Ma’atsirul Hidayat Nur, “MELALUI EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT PAGAR NUSAPAGAR
NUSA DI MTS AL-MASRURIYAH BATURADEN KABUPATEN BANYUMAS” (2020).
16
pertanggung jawabannya sama sebagaimana lembaga-lembaga yang lainnya. Jadi
status resmi kelembagaan inilah yang menjadikan Pagar Nusa wajib dilestarikan dan
Tari Topeng Gunung Sari Gunungsari Jabung meliputi unsur gerak terdiri dari
unsur gerak kepala, tangan, badan, dan kaki. Motif gerak Tari Topeng Gunung Sari
Gunungsari terdiri dari motif gerak statis dan motif gerak dinamis. Motif gerak statis
Tari Topeng Gunung Sari Gunung Sari merupakan tarian yang terdapat pada
Kabupaten Malang. Tari Topeng Gunung Sari Gunung Sari merupakan tari yang
menceritakan tokoh ksatria berkarakter halus, dan memiliki keunikan pada gerak
tari, topeng, dan pola lantainya, yaitu gerak tari yang melukiskan dirinya sedang
bersolek yang disimbolkan dengan tingkah laku seekor burung, keunikan topeng
Gunung Sari yaitu memiliki garis keratan yang lebih dominan pada topeng golongan
alusan, dan pola lantai yang menceritakan tokoh Gunung Sari yang sedang mencari
jati dirinya. keberadaan seniman Topeng Gunung Sari yang sudah kelewat tua,
masih antusias untuk melestarikan keberadaan Tari Topeng Gunung Sari Gunung
Sari Jabung.
Dunia anak adalah dunia bermain. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar
dan senantiasa bergerak seakan tiada lelah. Melalui bermain, anak menumbuhkan
potensinya. Anak adalah unik dengan segala kekuatan dan kelemahannya. Disinilah
32
Ibid.
33
https://www.terakota.id/tari-topeng-gunung-sari-jabung-bertahan-100-tahun-lebih/
17
tugas orang tua untuk menumbuhkembangkan potensi anak agar kelak menjadi
orang yang sukses. Dukungan orangtua ini sebaiknya dilakukan secara bertahap,
menjadi senang belajar, tidak mudah putus asa, mengenali potensi diri dan tahu cara
mengoptimalkannya.34
Bermain bagi anak usia dini, merupakan dunianya. Melalui bermain anak
pengatur strategi, atau anak yang gesit dan lincah menggerakkan anggota
tubuhnya.35
Bermain memiliki banyak manfaat sehingga orang tua dan guru dapat
lingkungan dan menggunakan objek ataualat main dengan berbagai macam cara
menunjukkan rasa empati mampu menghargai perbedaan orang lain, memiliki sikap
gigih (tidak mudah menyerah), bangga terhadap hasil karya sendiri serta mau
melakukan permainan kompetitif secara positif, menaati aturan yang berlaku dalam
suatu permainan, menjaga diri sendiri dari lingkungannya, dan menghargai orang
lain.36
34
Rossa Dame Hasian Sarumaha, “Peran Komunikasi Kelompok Dalam Meningkatkan Minat
Belajar” (2013): 1–9.
35
Wisnu D W I Prasetyo, “Komunikasi Dan Pemberdayaan Masyarakat” (2017).
Anggraini, “Pola Komunikasi Guru Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini Melalui
36
Bermain.”
18
Minat dan bakat merupakan hal yang penting bagi anak didik. Anak didik yang
perguruan tinggi tentunya akan lebih siap untuk mencapai karir yang memuaskan
1) Minat
Minat adalah rasa suka atau dorongan yang ada di dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu. Minat ini mempengaruhi motivasi seseorang dalam berpikir dan
belajar sehingga kemudian minat ini jualah yang akan mengarahkan dan
mengembangkan bakat seseorang. Oleh karena itu stimulus yang tepat dalam
cium, sentuh, dan rasa). Jika anak mengerjakan hal yang diminati, maka hatinya pun
akan gembira dan hasilnya juga akan lebih baik karena dikerjakan dengan sepenuh
hati. Melalui kegiatan-kegiatan yang diminati ini jualah akhirnya anak akan
anak berbedabeda dan dapat berubah-ubah, apalagi di masa anak usia dini,
tergantung pada kebutuhan, pengalaman, dan mode yang sedang tren sehingga
sesuatu yang sebelumnya tidak diminati anak atau bahkan dilihat sebagai suatu
kelemahan, dapat berubah menjadi suatu kekuatan yang diminati anak karena
adanya masukanmasukan tertentu atau wawasan baru dan pola pemikiran yang
baru pada diri anak. Oleh karena itu, jika sudah mengetahui kekuatan anak bukan
37
Muhammad Nuhman Mahfud, “Pengelolaan Pengembangan Minat Dan Bakat Anak
Didik Di Homeschooling Kak Seto Solo” 9, no. 2 (2021): 113–124.
38
Buana Bima Fikri Nurhasanah, “Pengaruh Komunikasi Sosial Guru Terhadap Minat Belajar
Siswa” 2 (2019): 36–42.
19
berarti anak tidak diberikan lagi kesempatan untuk mencoba hal yang lain demikian
pula jika sudah mengetahui kekurangan anak. Bukan berarti anak tidak lagi
Minat anak dapat dilihat dari apa yang anak sukai, yang membuat anak
tertawa, tersenyum, bersemangat dan menikmati dengan sepenuh hati apa yang
dilakukannya. Oleh karena itu, pada saat orang tua memberikan stimulasi
menggunakannya dengan berbagai macam cara menurut ide dan elati yang
dimilikinya.40
2) Bakat
bawaan sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat
terwujud. Seorang yang berbakat mampu memberi prestasi yang tinggi atas
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang
relative pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat
merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. 42
39
Dr. Dra. Erni Murniarti, “PENGERTIAN BAKAT, CIRI-CIRI ANAK BERBAKAT, DAN IMPLIKASI
PENDIDIKAN.”
40
Maria Dimova Cookson and Peter M.R. Stirk, “PENGARUH MINAT BELAJAR DAN POLA ASUH
ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Disusun” (2019).
41
Dr. Dra. Erni Murniarti, “PENGERTIAN BAKAT, CIRI-CIRI ANAK BERBAKAT, DAN IMPLIKASI
PENDIDIKAN.”
42
Ibid.
20
2) Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya
olahraga.43
Ciri-Ciri Pembelajar yang Berbakat dan Kreatif Pelajar yang berbakat dan
kreatif memiliki kemampuan dan keterampilan dalam mengolah dan memacu pada
dirinya. Pelajar yang memiliki potensi dari lahir mengenai suatu bidang sehingga ia
dibedakan menjadi dua, yaitu: ciri kognitif dan ciri non kognitif atau ciri aptitude
Sedangkan ciri non-kognitif atau ciri non-aptitude meliputi motivasi kepribadia, dan
sikap kreatif Kedua ciri kreativitas mi adalah potensi-potensi yang harus dipupuk
43
Mahfud, “Pengelolaan Pengembangan Minat Dan Bakat Anak Didik Di Homeschooling Kak Seto
Solo.”
44
Dr. Dra. Erni Murniarti, “PENGERTIAN BAKAT, CIRI-CIRI ANAK BERBAKAT, DAN IMPLIKASI
PENDIDIKAN.”
21
11. Terbuka terhadap rangsangan dari lingkungan
13. Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu yang panjang, terutama terhadap
Bakat siswa dapat dipengaruhi 2 faktor yaitu: faktor Internal (minat, motivasi,
bahwa bakat merupakan kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih
perlu dikembangkan atau dilatih.Pada dasarnya setiap manusia memiliki bakat pada
45
Ibid.
46
Ibid.
22
suatu bidang tertentu dengan kualitas yang berbeda-beda.Bakat yang dimiliki oleh
ini. Untuk itu diperlukan adanya latihan, pengetahuan, dorongan asosiasi dan moral
penelitian ini dengan hasil riset penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan oleh Tri Soesantari, Adam Syarief Thamrin, Erika
Nurhansyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga. Dengan
komunitas SSC Surabaya dan anak jalanan perempuan yang aktif mengikuti kegiatan
Persamaan peneliti ini dengan penelitian saya terdapat pada penelitian yang
anak atau murid. Perbedaan dari kedua peneliti ini terdapat pada subjek penelitian.
47
Anggraini, Utami, and Rahma, “MENGIDENTIFIKASI MINAT BAKAT SISWA SEJAK.”
23
Penelitian ini dilakukan oleh imrona jurusan pengembangan masyarakat islam
Persamaan peneliti ini dengan penelitian saya terdapat pada penelitian yang
sama-sama meneliti subjek di Gubuk Baca atau sanggar. Perbedaan dari kedua
peneliti ini yaitu peneliti terdahulu fokus untuk meneliti pelaku sedangkan
3) Peranan Komunikasi Orang tua dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak (Suatu
penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini ternyata peran komunikasi orang
tua dalam meningkatkan minat belajar anak belum terlalu maksimal di karenakan
Persamaan peneliti ini dengan penelitian saya terdapat pada penelitian yang
belajar anak atau murid. Perbedaan dari kedua peneliti ini terdapat pada tempat
oleh Orang tua, sedangkan penelitian saya berfokus pada Pola Komunikasi yang
24
Dari bagan tersebut, dijabarkan jika peneliti ingin mengetahui bagaimana Pola
Minat dan Bakat anak di Gubuk Baca Gading Alit, peneliti harus mengidentifikasi
anak-anak Gubuk Baca Gading Alit serta Pengajarnya. Peneliti mengamati individu
dalam proses belajar kemudian dianalisis dengan teori yang berhubungan dan
ditemukanlah hasilnya.
Keyakinan
normative & Norma-norma
Motivasi untuk Bakat
subyektif Minat
mematuhi
Bagan. 1
The theory of planned behavior
25
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang kerap digunakan
tanpa perhitungan.
(data) dengan menggunakan kata-kata atau lisan dari orang yang dapat diamati
masyarakat sebagai lawan dari kuantitas yang menunjuk pada jumlah (angka) atau
banayaknya suatu objek tertentu seperti kuantitas air, kuantitas penduduk dan
seni, nilai sejarah dan lain-lain. Untuk dapat melihat kualitas diperlukan pendekatan
membuat suatu penelitian ilmiah yang benar. Penelitian ilmiah adalah kegiatan yang
dilakukan dengan aturan yang ketat dan tujuannya untuk membangun pengetahuan
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai
48
M.Si Dr. H. Zuchri Abdussamad, S.I.K., Buku Metode Penelitian Kualitatif, 2021.
49
Farida Nugrahani, “METODE PENELITIAN KUALITATIF” (2014).
50
Almasdi Syahza and Universitas Riau, Buku Metodologi Penelitian , Edisi Revisi Tahun 2021,
2021.
26
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi, analisis
data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh
teori tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat 80 penelitian di
lapangan. Oleh karena itu analisis data yang dilakukan bersifat induktif.
menjadi hipotesis atau teori. Jadi dalam penelitian kualitatif melakukan analisis data
mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna
adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik
data yang tampak, oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan
pada generalisasi, tapi lebih menekankan pada makna. Generalisasi dalam penelitian
Argumen dalam data kualitatif bisa direpresentasikan dalam bentuk kata-kata dan
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian field
kualitatif. Pada penelitian kualitatif proses yang benar dalam menentukan sumber
51
Nugrahani, “METODE PENELITIAN KUALITATIF.”
52
Ibid.
27
data/informan, teknik mendapatkan data dan menganalisis data jauh lebih penting
dari pada hasil akhir dan kesimpulan. Analisis data dalam hal ini adalah pola
Ada beberapa tahap yang dilakukan oleh peneliti, dan dibedakan menjadi dua
tahap yaitu tahap pra lapangan dan tahap pekerjaan lapangan.
1) Tahap pra lapangan
a. Penentuan lokasi penelitian
Peneliti menetapkan lokasi penelitian ini berada di Gubuk Baca Gading Alit
dus. dempok des. Gading kembar kec. jabung
b. Penentuan subyek penelitian
Subyek penelitian yang digunakan adalah Komunitas Preman Mengajar dan
anak-anak Gubuk Baca Gading Alit
c. Penentuan kajian pustaka
Peneliti melakukan kajian pustaka untuk memperoleh teori-teori yang
mendukung, baik yang menyangkut topik penelitian maupun metode
penelitian.
d. Penyusunan rancangan penelitian
Peneliti membuat rancangan penelitian dengan jenis penelitian deskriptif
kualitatif karena hasil penelitian berupa kata-kata bukan angka-angka.
e. Persiapan perlengkapan penelitian.
Perlengkapan penelitian yang diperlukan antara lain: buku catatan, alat
tulis, perekam, dan pedoman wawancara.
2) Tahap pekerjaan lapangan
a. Memasuki lapangan
Peneliti perlu melakukan pendekatan atau menciptakan keakraban, agar
peneliti dan subyek bisa lebih terbuka.
28
b. Melakukan penggalian data
Metode yang digunakan untuk menggali data yaitu metode wawancara
semi terstrutur dilakukan pada subyek penelitian sebagai crosscheck data.
c. Melakukan analisa data
Membuat kesimpulan dari analisa data yang telah didapatkan dan
kemudian menuliskan laporan.
3.3 Fokus Penelitian dan Kehadira Peneliti
yang diangkat manfaat lainnya adalah agar peneliti tidak terjebak pada banyaknnya
data yang di peroleh di lapangan. Penentuan fokus penelitian lebih diarahkan pada
tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi perekonomian dan
penelitian guna memilih mana data yang relevan dan mana data yang tidak relevan.
1) Pola komunikasi di Gubuk Baca Gading Alit jabung dalam meningkatkan minat
dan bakat anak pada Permainan Tradisional dalam program Komunitas Preman
Mengajar.
2) Pola identifikasi bakat minat pada anak dan pengarahan pada bakat minat di
terhadap obyek penelitian. Untuk memperoleh data tentang penelitian ini, maka
berperan sebagai instrumen kunci yang berperan sebagai pengamat non partisipan,
di mana peneliti turun kelapangan tidak melibatkan diri secara langsung dalam
data peneliti berusaha menciptakan hubungan yang baik dengan informan yang
menjadi sumber data agar data-data yang diperoleh betul-betul valid. Dalam
29
melakukan penelitian, yaitu dengan cara mendatangi lokasi penelitian pada waktu-
penelitianya. Untuk lokasi penliti mengambil di Gubuk Baca Gading Alit Jabung
Gubuk Baca Gading Alit merupakan Gubuk Baca ke-23 dibawah naungan
republik gubuk yang berlokasi di Dusun Dempok, Gading Kembar, Kec. Jabung
subjek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan
1) Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Gubuk Baca Gading Alit dusun Dempok, Gading Kembar,
Kec. Jabung
Alasan peneliti memilih lokasi ini karena adanya permasalahan yang dihadapi
kepada anak-anak Gubuk Baca Gading Alit dalam meningkatkan minat dan bakat
Tempat peneliti ini di Gubuk Baca Gading Alit jabung, Penentuan tempat ini
Gubuk Baca Gading Alit sebagai objek peneliti atau menyangkut personal yang akan
30
Penelitian ini berfokus pada pola komunikasi yang digunakan Komunitas
Preman Mengajar kepada anak-anak Gubuk Baca Gading Alit dalam meningkatkan
yang sangat penting bagi peneliti, karena ketepatan dalam memilih dan menentukan
jenis sumber data akan menentukan ketepatan, kedalaman, dan kelayakan informasi
yang diperoleh. Sebuahdata tidak akan mungkin dapat diperoleh tanpa sumber data.
tidak tersedia, penelitian tersebut tidak memiliki arti, karena tidak bisa diteliti
untuk dipahami53
Data penelitian pada dasarnya terdiri dari semua informasi atau bahan yang
disediakan alam (dalam arti luas) yang harus dicari, dikumpulkan dan dipilih oleh
jenis dan posisinya, mulai dari yang paling nyata hingga yang samar-samar, mulai
dari yang primer hingga sekunder. Oleh sebab itu, dalam memilih sumber data
menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan sekunder. Menurut
Sugiyono (2013), data primer adalah pengumpulan data dapat dilakukan dengan
langsung seperti surat, email, dan lain-lain. Data sekunder adalah pengumpulan data
53
Ibid.
54
Ibid.
31
melalui cara tidak langsung atau harus melakukan pencarian mendalam dahulu
penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Dalam
pengumpulan data peneliti berupaya mencari data dari lapangan yang berkaitan
dengan pola komunikasi dalam meningkatkan minat dan bakat anak. Untuk
berikut :
1) Wawancara
dilakukan dengan maksud tertentu, dari dua pihak atau lebih. Pewawancara adalah
disampaikan.55
55
Ibid.
32
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab antara peneliti
Wawancara Ke-1
Hari : Minggu
2) Observasi
sistematis terhadap kegiatan dan interaksi subjek penelitian. Semua yang dilihat dan
didengar dalam observasi dapat dicatat an direkam dengan teliti jika itu sesuai
dan disengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang diselidiki.
Dalam hal ini adalah pola komunikasi dalam meningkatkan minat dan bakat anak.
3) Dokumentasi
56
Ibid.
33
dokumentasi dapat diartikan menjadi dua pengertian. Pertama, berarti
sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai keba- likan dari kesaksian lisan,
seperti surat perjanjian, undang- undang, hibah, konsesi, dan lainnya. dokumen
(dokumentasi) dalam pengertian yang lebih luas berupa setiap proses pem- buktian
yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik yang bersifat tulisan, lisan,
istilah dokumen juga ada tiga pengertian lain. Pertama dalam arti luas, yaitu
yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun sum- ber lisan. Kedua
dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja. Ketiga dalam arti
spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan surat- surat negara, seperti
baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang
Profile Informan
57
Natalina Nilamsari, “Memahami Studi Dokumen Dalam Penelitian Kualitatif,” Wacana 13, no. 2
(2014): 177–181.
58
Ibid.
59
Ibid.
34
Informan I :
Informan II :
Latar Belakang : Pengajar Gubuk Baca Gading Alit dan Anggota Komunitas Preman
Mengajar
Profile Subjek
Subjek I :
Kelas : 5
Subjek II :
Kelas : 5
Subjek III :
Kelas : 6
Subjek IV :
Kelas : 4
35
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sitematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri
apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.
menjadi teori.
yang diperoleh. Keabsahan data merupakan konsep penting penelitian berisi data
wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi dan catatan- catatan resmi lainnya.
36
2) Pengamatan yang terus menerus
3) Triangulasi
Pendiri
Peserta Didik
Gambar 3.1
TRIANGULASI DATA (TRIANGULASI SUMBER)
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berasal dari Gubuk Baca lentera negeri yang memiliki program pustaka
keliling dan egrang di kampung-kampung yang di dirikan oleh mas fahrul alamsyah
atau yang biasa dikenal mas irul. Mas Rizky Wahyu Romadhon mendirikan Gubuk
Baca Gading Alit yang berawal dari Pencak Silat Pagar Nusa pada tanggal 21 juli
2020, dirinya berkeinginan membuat suatu wadah guna menarik minat dan bakat
anak-anak. Senada dengan hal tersebut. Seperti yang dipaparkan oleh Mas Rizky
Wahyu Romadhon selaku pendiri dari Gubuk Baca Gading Alit dan Mbak Febriyanti
Ayunda selaku Pengajar dan juga bagian dari Komunitas Preman Mengajar pada
“mengapa sih kok medirikan Gubuk Baca Gading Alit? Ya untuk mebuat wadah
untuk anak-anak agar mereka bisa mengembangkan minat bakatnya, kita juga
minat dan bakatnya, karena sebelumnya saya melihat tidak ada tempat untuk
yang diadopsi dari paguyuban gubuk jabung yang bernama republik gubuk, hal
38
Gambar 4.1
Rizky Wahyu Romadhon selaku pendiri Gubuk Baca Gading Alit
Gambar 4.2
Febriyanti Ayunda selaku anggota Komunitas Preman Menajar
Program Gubuk Baca Gading Alit yang berkorelasi dengan Komunitas Preman
membuat topeng kertas, belajar menari, pencak silat, outbound, bimbingan belajar
bermain Permainan Tradisional yang notabene telah hilang di era modern ini.
39
budaya khususnya Tari Topeng Gunung Sari gunung sari yang merupakan simbol
dari daerah kecamatan jabung dan menjadi jati diri kecamatan jabung tetapi tidak
Gubuk Baca Gading Alit berfilosofi tentang sebuah permata atau hiasan dari
sesuatu yang besar akan tetapi diperoleh dan diperuntukkan kepada anak-anak.
Gubuk Baca Gading Alit terletak di Dusun Dempok Desa Gading Kembar Kecamatan
Jabung.
Gambar 4.3
Komunitas Preman Mengajar di Gubuk Baca Gading Alit
Gambar 4.4
Komunitas Preman Mengajar di Gubuk Baca Gading Alit
40
3.2 Gambaran umum Gubuk Baca Gading Alit
Gubuk Baca Gading Alit berdiri pada 21 juli 2020, berdirinya Gubuk Baca
Gading Alit bartujuan untuk memfasilitasi anak-anak didesa gading kembar untuk
akademik.
Mas Rizky Wahyu Romadhon mengakui bahwa inisiatif berdirinya Gubuk Baca
Gading Alit berawal dari latihan Pencak Silat Pagar Nusa sebagai penarik awal anak-
anak masuk ke gubuk baca. Pada saat itu, dirinya melihat bahwa banyak anak-anak
didesanya yang belum mempunyai tempat akan minat dan bakat mereka. Gubuk
Baca Gading Alit yang menjadi Gubuk Baca ke-35 dibawah naungan gerakan literasi
menjadi ciri khas yang terdapat pada pertunjukan wayang topeng di Jabung. Tari
Gambar 4.5
Pembelajaran Tari Topeng Gunung Sari Gunung Sari di Gubuk Baca Gading Alit
60
https://www.suara.com/lifestyle/2017/02/23/072304/inilah-sosok-mbah-kari-tokoh-
penari-topeng-gunungsari#:~:text=Topeng%20Gunungsari%20merupakan%20tarian
%20turun,pertunjukan%20wayang%20topeng%20di%20Jabung.&text=Dalam%20kunjungannya
%20ke%20Gunungsari%2C%20Malang,Mbah%20Kari%20(85%20tahun). diakses pada 09 agustus
2022 pukul 17.02 WIB.
41
Gambar 4.6
Peserta Didik Gubuk Baca Gading Alit mengikuti Acara Gebyak Topeng yang
diadakan oleh Republik Gubuk Jabung
Pencak Silat Pagar Nusa adalah bela diri yang terbuka bagi setiap orang. Para
santri dianjurkan untuk mengikuti pencak silat, bahkan masyarakat umum juga
Gambar 4.7
Peserta Didik melakukan kegiatan Latian Pencak Silat Pagar Nusa bersama
Komunitas Preman Mengajar
61
Sofyana, “PENCAK SILAT NAHDLATUL ULAMA PAGAR NUSA DI PONDOK PESANTREN AL-
HANIF BAGELEN PURWOREJO TAHUN 1994-2016 M.”
42
3) Pengajaran pembuatan topeng dan sejarahnya
Gambar 4.8
Pembuatan Topeng Gunung Sari
4) Pengenalan Permainan Tradisional
Permainan Tradisional adalah permainan yang sudah ada sejak zaman dahulu,
terbuat dari kayu, bambu, batok, dan benda- benda sekitar. Artinya, Permainan
Gambar 4.9
Peserta Didik Bermain Permainan Tradisional Egrang
43
Gambar 4.10
Peserta Didik mengikuti kegiatan Outbound dalam acara Jamhore Gubuk yang
diadakan oleh Republik Gubuk Jabung
Komunikasi diartikan sebagai pola hubungan dua orang atau lebih dalam
proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud
sehingga dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian dari
komunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok dan mudah digunakan dalam
muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Ada tiga pola komunikasi yang
Dalam komunikasi ini pengajar berperan sebagai pemberi aksi dan anak didik
pasif. Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu arah, atau komunikasi
63
M.M. Dra. RR. Ponco Dewi Karyaningsih, Buku Ilmu Komunikasi, 2018.
64
Suwardi Lubis Muhammad fahrozi Wijaya, “Pola Komunikasi Guru Dalam Mengembangkan
Keterampilan Siswa Di Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Medan Teacher,” Jurnal Network Media
3, no. 1 (2020): 46–58, http://edtechreview.in/news/862-top-10-.
44
sebagai aksi. Komunikasi jenis ini kurang menghidupkan suasana kegiatan belajar
mengajar.
Pada komunikasi ini pengajar dan peserta didik dapat berperan sama yaitu
pemberi aksi dan penerima aksi, disini sudah terlihat hubungan dua arah, tetapi
terbatas pada pengajar dan peserta didik secara individual. Antara peserta didik
satu dengan yang lainya tidak ada hubungan. Peserta didik tidak dapat berinterkasi
dengan teman lainnya. Komunikasi ini lebih baik dari yang pertama.
dengan peserta didik tetapi juga melibatkkan interaksi yang dinamis antara peserta
didik satu dengan yang lainnya. Proses belajar mengajar dengan pola komunikasi ini
yang optimal, sehingga menumbuhkan peserta didik belajar aktif. Diskusi dan
Hal tersebut sama dengan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Mas
Rizky Wahyu Romadhon selaku pendiri dari Gubuk Baca Gading Alit dan Mbak
Febriyanti Ayunda selaku Pengajar dan juga bagian dari Komunitas Preman
“pola komunikasi yang diterapkan di Gubuk Baca Gading Alit kepada anak-anak
komunikasi satu arah, pola komunikasi satu arah kami terapkan ketika
pengajar Ketika memberikan materi. Yang kedua pola komunikasi dua arah,
pola komunikasi dua arah juga sama kami terapkan ketika kegiatan bimbel,
65
Ibid.
45
namun pada saat setelah anak-anak sudah menerima materi dari pengajar,
mereka biasanya bertanya tentang apa yang belum mereka mengerti. Dan yang
terapkan ketika kegiatan pembelajaran tentang seni tari dan pencak silat,
tersebut”
diterapkan di Gubuk Baca Gading Alit ada tiga pola komunikasi dengan macam-
macam kegiatan seperti pola komunikasi satu arah dan dua arah yang diterapkan
Ketika kegiatan bimbel dan pola komunikasi multi arah diterapkan Ketika kegiatan
pembelajaran seni tari dan pencak silat. Adapun hasil wawancara yang dilakukan
kepada Mbak Febriyanti Ayunda selaku Pengajar dan juga bagian dari Komunitas
“pola komunikasi yang saya terapkan juga sama namun, saya hanya
menerapkan pola komunikasi satu arah dan dua arah karena saya hanya
Dari hasil wawancara diatas pola komunikasi yang diterapkan oleh pengajar
kepada peserta didik tidak harus sama, pengajar pasti mempunyai caranya sendiri
untuk menciptakan pembelajaran yang asik dan dapat diterima oleh peserta didik.
“Ketika saya belajar di Gubuk Baca Gading Alit Saya Merasa senang, karena
Selain bagus juga ada Firman, Aisyah dan Bella yang mengatakan bahwa di
46
“Gubuk Baca Gading Alit adalah tempat kedua saya untuk belajar, selain
disekolah saya juga belajar di Gubuk Baca Gading Alit dengan kakak-kakak
yang baik, yang mengajari saya dengan baik Ketika saya tidak faham tentang
“kakak-kakak di Gubuk Baca Gading Alit sangat baik dan sabar Ketika
mengajari saya, tidak pernah marah Ketika saya berbuat salah, malah kakak-
kakak selalu menegur saya dengan cara yang halus Ketika saya berbuat
salah(aisyah)”
juga selalu berbicara baik tidak pernah marah-marah dan kakak-kakak juga
menyimpulkan bahwa pola komunikasi yang diterapkan di Gubuk Baca Gading Alit
berhasil diterapkan, karena peserta didik mendapatkan hasil dari pola komunikasi
Gambar 4.11
Kegiatan Bimbel di Gubuk Baca Gading Alit
47
Gambar 4.12
Kegiatan Belajar Mengajar dengan kuis
Untuk menerapkan pola komunikasi yang baik, kita harus tau kapan waktu
yang tepat untuk menerapkan pola komunikasi, seperti yang disampaikan oleh Mas
“waktu yang tepat untuk menerapkan pola komunikas kepada anak-anak pada
waktu kegiatan bimbel mas, karena kalau pada waktu kegiatan permain
keakraban mas”
Dari hasil wawancara tersebut penulis melihat bahwa Mas Rizky Wahyu
Romadhon bisa menerapkan pola komunikasi yang baik dan bisa menerapkan pada
waktu yang tepat, sehingga peserta didik bisa menerima pembelajaran yang baik
Ketika bimbel dan menerima pembelajaran yang asik Ketika bermain Permainan
Tradisional.
48
“waktu yang tepat menerapkan pola komunikasi kepada anak-anak ya pada
waktu bimbel mas, karena kita bisa menyampaikan materi kepada anak-anak
memilih waktu untuk menerapkan pola komunikasi pada saat kegiatan bimbel,
karena pada saat bimbel menerapkan pola komunikasi kepada peserta didik akan
diterima oleh peserta didik dengan baik. Berikut wawancara yang dilakukan penulis
kepada peserta didik tentang kapan peserta didik suka berkomunikasi dengan
pengajar.
“pada saat saya berbuat salah, kakak-kakak menegur saya dengan baik dan
tidak memarahi saya, dari situ saya diajari oleh kakak-kakak agar rukun
“saya suka Ketika kakak-kakak mengajari saya pencak silat, karena Gerakan
Pencak Silat Pagar Nusasulit, jadi saya sering salah, tapi kakak-kakak sabar
mengajari saya(Firman)
kakak-kakak bisa mengajari saya pelajaran yang saya tidak mengerti sampai
saya mengerti(Aisyah)”
“pada saat belajar Tari Topeng Gunung Sari Gunung Sari, kakak-kakak
mengajari saya mulai dari sejarah sampai Gerakan-gerakannya, dari situ saya
mulai minat untuk mempelajari Tari Topeng Gunung Sari Gunung Sari(bella)”
Dari hasil wawancara diatas respon peserta didik kepada pengajar sangat baik,
karena pengajar menerapkan pola komunikasi pada waktu yang tepat kepada
peserta didik, sehingga peserta didik dapat menerima pola komunikasi yang
49
Dalam penerapan pola komunikasi pasti ada hambatan yang dihadapi oleh
pengajar, Mas Rizky Wahyu Romadhon mengatakan bahwa hambatan yang ada di
Gubuk Baca Gading Alit yaitu Ketika peserta didik merasa bad mood atau sedang
“misalkan waktu kegiatan bimbel ada anak yang bad mood ya kita harus
membuat pembelajaran seasik mungkin. Agar moodnya kembali baik dan bisa
Dari hasil wawancara tersebut kita dapat mengetahui cara Mas Rizky Wahyu
Romadhon untuk membuat pembelajaran yang asik agar peserta didik yang sedang
bad mood tetap bisa mengikuti pembelajar. Berbeda dengan cara dari Mbak
“kalau saya biasanya anak yang bad mood akan saya biarkan terlebih dulu mas
sampai dia tenang, tapi kalau dia masih bad mood saya menanyainya ada
masalah apa setelah itu saya memberi saran kepadanya tentang masalah yang
dia hadapi”
peserta didik yang bad mood tidak sama dengan Mas Rizky Wahyu Romadhon yaitu
dengan cara membiarkan terlebih dahulu peserta didik yang sedang bad mood,
kemudian menanyai dan memberi saran kepada peserta didik. Berikut wawancara
“sebenarnya saya tidak mau ke gubuk tapi kakak-kakak mencari saya, Ketika
saran(Bagus)”
“saya diam saja di gubuk, saya juga kesel malah di diamin sama kakak-kakak
50
“saya tetap ke gubuk tapi tidak mau ikut bimbel, kemudian saya diajak bermain
“saya nangis di gubuk kalau ditanya sama kakak-kakak, terus saya pulang
duluan(bella)”
menghadapi peserta didik yang bad mood tidak semuanya berhasil, karena anak-
anak ada yang suka dengan cara pengajar, ada juga yang tidak. Oleh karena itu
pengajar harus bisa melihat bagaimana cara untuk menghadapi anak-anak dengan
pola komunikasi adalah pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam
pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami. Pola komunikasi dibagi dua yaitu komunikasi verbal dan
non verbal66
1) Komunikasi Verbal
verbal. Dalam sebuah hubungan, pesan verbal sangat penting dalam perkembangan
didik di Gubuk Baca Gading Alit pada saat penyampaian informasi, materi ataupun
2) Komunikasi Nonverbal
(Mulyana, 2016) pesan nonverbal adalah semua isyarat yang tidak menggunakan
66
MA, M.Si, and M.I.Kom, “Buku Komunikasi Verbal Dan Nonverbal.”
51
wajah, nada suara yang kita lontarkan, kontak mata dan isyarat-isyarat lainnya yang
Begitu juga yang sudah diterapkan di Gubuk Baca Gading Alit, Mas Rizki
mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran di Gubuk Baca Gading Alit tidak hanya
tempatnya, ketika datang ke gubuk tepat waktu, itu dilakukan secara terus
menerus mas dengan begitu mereka akan menerima pesan dari kita dengan
anak”
Dari hasil wawancara diatas Mas Rizky Wahyu Romadhon dalam menerapkan
komunikasi nonverbal kepada peserta didik yaitu dengan cara memberi contoh
kepada peserta didik secara terus menerus agar peserta didik dapat menerapkan
Selain Mas Rizki semua pengajar di Gubuk Baca Gading Alit juga tidak hanya
komunikasi nonverbal. Seperti yang sudah dilakukan oleh Mbak Febriyanti Ayunda
nonverbal
67
Hepy Permana and Titin Suhartini, “Pola Komunikasi Guru Dan Murid Menggunakan Metode
Pembelajaran Kelas Daring Di Kota Bandung,” Jurnal Ilmu Komunikasi 9 (2020): 170–182.
52
“caranya yaitu dengan memberi contoh terlebih dulu, misal ketika saya ingin
nonverbal kepada peserta didik agar bisa diterima oleh peserta didik dengan cara
memberi contoh terlebih dahulu kepada peserta didik. Karena jika peserta didik
bisa saya mengerti, saya harus mempelajari beberapa kali untuk bisa
sedikit-sedikit bisa saya terapkan misalnya displin waktu. Saya jarang telat
Ketika ke gubuk(Bagus)”
“hanya beberapa pesan komunikasi nonverbal yang bisa saya mengerti, dan
kepada saya, karena kakak-kakak sering memberi contoh di gubuk, dan saya
“saya tidak bisa mengerti komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh kakak-
53
Dari hasil wawancara yang penulis dapat dari peserta didik adalah komunikasi
nonverbal masih belum bisa dimengerti oleh semua peserta didik, karena peserta
didik ada yang bisa mengerti dan ada yang tidak, jadi pengajar harus mencari cara
yang lebih mudah untuk anak-anak bisa mengerti tentang komunuikasi nonverbal
atau menerapkan komunikasi nonverbal kepada peserta didik yang hanya bisa
Gambar 4.13
Pembelajaran tentang mengolah limbah dari sampah
Pola komunikasi yang baik dapat dicapai dengan cara pola komunikasi
dilakukan secara terus menerus kepada peserta didik, agar hubungan antara
pengajar dan peserta didik dapat terjalin dengan baik. Gubuk Baca Gading Alit
menerapkan pola komunikasi antara pengajar dan peserta didik secara terus
maupun di luar gubuk, agar hubungan kita dengan anak-anak bisa terjalin erat
dan agar tidak ada sekat antara kita sebagai pengajar dengan anak-anak,
54
dengan begitu anak-anak akan lebih terbuka kepada kita dan menganggap kita
Dari hasil wawancara diatas Mas Rizky Wahyu Romadhon selalu menerapkan
hubungan yang erat dengan peserta didik karena dengan begitu pengajar akan lebih
“tidak hanya saat pembelajaran saja mas, saat bermain permain tradisional
Gading Alit melakukan hal tersebut sehingga pengajar dan peserta didik dapat
Berdirinya Gubuk Baca Gading Alit adalah untuk mewadahi atau memfasilitasi
anak-anak untuk bisa mengembangkan minat dan bakatnya, program Gubuk Baca
Gading Alit yaitu Belajar Sambil Bermain bertujuan untuk menciptakan suasana
belajar mengajar yang asik dan menarik agar anak-anak yang belajar di Gubuk Baca
Gading Alit merasa senang. Kegiatan yang ada di Gubuk Baca Gading Alit juga di
Tradisional serta Tari Topeng Gunung Sari gunung sari yang asli berasal dari jabung.
Berikut tanggapan anak-anak Gubuk Baca Gading Alit terhadap Gubuk Baca Gading
Alit
55
“Gubuk Baca Gading Alit adalah tempat yang menyenangkan karena saya bisa
Belajar Sambil Bermain. Saya juga bisa mengerjakan PR di gubuk yang di bantu
oleh kakak-kakak(bagus)”
“tempatnya enak, saya bisa belajar Pencak Silat Pagar Nusadi gubuk, kakak-
“tempatnya asik, saya bisa bermain sama teman-teman digubuk seperti ejlek,
petak umpet dan masih banyak lagi. Ketika bimbel kakak-kakak juga mengajari
saya pelajaran yang tidak saya mengerti disekolah, karena itu saya jadi senang
berada digubuk(Aisyah)”
menari topeng gunung sari, karena saya sering belajar dan bermain di gubuk
Gubuk Baca Gading Alit adalah tempat mereka belajar dan bermain juga tempat bagi
56
Gambar 4.14
Kegiatan di Gubuk Baca Gading Alit
Permainan Tradisional Egrang, Tari Topeng Gunung Sari Gunung Sari dan Pecak
Silat Pagar Nusa
Selama berdirinya Gubuk Baca Gading Alit pasti ada hambatan-hambatan yang
di terima oleh pendiri serta pengajar di Gubuk Baca Gading Alit, seperti yang di
paparkan oleh Mas Rizky Wahyu Romadhon selaku pendiri dari Gubuk Baca Gading
Alit dan Mbak Febriyanti Ayunda selaku Pengajar dan juga bagian dari Komunitas
“kesulitannya mungkin kita kekurangan tenaga pengajar mas dan juga media
pembelajarannya seperti buku meja dan alat tulis, kesulitan yang saya alami
juga ketika saya kekurangan ide untuk membuat proses pembelajaran itu bisa
asik mas, karena tenaga pengajar yang kurang, ide untuk perpikir juga kurang
“ketika kegiatan bimbel mas, pada saat saya menyampaikan pembelajaran ada
anak yang rewel, bandel dan tidak bisa dikasih tau, disitulah saya kesulitan mas,
57
karena anak-anak tidak bisa menerima pembelajaran yang saya
sampaikan(Febriyanti Ayunda)”
adalah peserta didik yang masih kurang kondusuif Ketika proses belajar mengajar.
Dengan berbagai macam kegiatan yang ada di Gubuk Baca Gading Alit pendiri
dan pengajar gubuk ingin menjadikan Gubuk Baca Gading Alit lebih baik lagi.
Berikut program kedepan Gubuk Baca Gading Alit yang di paparkan oleh mas Rizky
“program kedepan Gubuk alit ya jelas untuk menjadi kan anak-anak lebih baik
kedepannya, dari anak-anak yang asalnya brutal, brutal ini dalam artian anak-
anak tidak punya sopan santun mas, jadi kita di gubuk berusaha untuk
mendidik mereka agar sopan dan santu tentunya dengan cara yang halus lewat
Dari hasil wawancara di atas mas Rizky Wahyu Romadhon ingin merubah
karakter peserta didik agar lebih baik. Dan juga berikut pemaparan dari mbak
Febriyanti Ayunda selaku Pengajar sekaligus salah satu anggota dari Komunitas
Preman Mengajar
“program kedepan Gubuk Baca Gading Alit adalah menambah tenaga pengajar
mas, lebih-lebih dari anak-anak alumni gubuk baca sendiri yang sudah SMA,
kemudian menambah media pembelajaran misalnya buku, meja, alat tulis dan
tempatnya. Dan yang lebih penting adalah merubah karakter anak-anak yang
rewel, bandel tidak bisa dinasehati menjadi anak yang lebih baik”
58
Hasil wawancara yang sudah dipaparkan oleh mbak Febriyanti Ayunda,
program kedepan Gubuk Baca Gading Alit adalah menambah tenaga pengajar,
menambah media pembelajaran dan juga merubah karakter peserta didik agar lebih
baik.
Program yang sudah diterapkan oleh Gubuk Baca Gading Alit menunjukkan
bahwa program tersebut bisa berjalan karena peserta didik suka dengan program
“Gubuk Baca Gading Alit adalah tempat yang menyenangkan karena saya bisa
Belajar Sambil Bermain. Saya juga bisa mengerjakan PR di gubuk yang di bantu
oleh kakak-kakak(bagus)”
“tempatnya enak, saya bisa belajar Pencak Silat Pagar Nusadi gubuk, kakak-
“tempatnya asik, saya bisa bermain sama teman-teman digubuk seperti ejlek,
petak umpet dan masih banyak lagi. Ketika bimbel kakak-kakak juga mengajari
saya pelajaran yang tidak saya mengerti disekolah, karena itu saya jadi senang
berada digubuk(Aisyah)”
menari topeng gunung sari, karena saya sering belajar dan bermain di gubuk
Gubuk Baca Gading Alit adalah tempat mereka belajar dan bermain selain itu
mereka juga bisa mengembangkan minat dan bakat mereka. Apa yang dipelajari dan
di peroleh peserta didik selama melakukan kegiatan di Gubuk Baca Gading Alit.
“dulu saya itu gamers kak, tapi saya tidak tau tentang Permainan Tradisional.
Tapi Ketika saya di gubuk kakak-kakak memberi tau saya tentang Permainan
59
“saya itu suka berkelahi, alasan saya belajar dan bermain ke gubuk adalah
untuk belajar pencak silat. Tapi ketika di gubuk saya tidak hanya belajar
Pencak Silat Pagar Nusasaja tapi juga belajar permain tradisional, membuat
dan mewarnai topeng, dan saya juga bisa berbicara menggunakan bahasa
krama yang diajari oleh kakak-kakak jadi saya bisa berbicara kepada orang tua
“saya belajar bahasa krama agar saya bisa berbicara dengan orang tua dan
orang yang lebih tua dari saya menggunakan bahasa krama. Saya juga bisa
”banyak kak, tapi saya lebih suka belajar membuat, mewarnai dan menari
topeng gunung sari, karena setelah saya tau Tari Topeng Gunung Sari gunung
sari saya minat untuk mempelajari Tari Topeng Gunung Sari gunung
sari(Bella)”
pembelajaran yang mereka sukai serta sesuai dengan minat dan bakat mereka. Hasil
oleh pola komunikasi yang di terapkan oleh Gubuk Baca Gading Alit menuai hasil.
Peserta didik merasa Gubuk Baca Gading Alit adalah tempat kedua mereka
untuk belajar dan mengembangkan minat dan bakatnya. Peserta didik ingin
kegiatan di gubuk, karena saya masih ingin belajar di gubuk dengan kakak-
kakak, saya juga ingin ikut mengenalkan Tari Topeng Gunung Sari gunung sari
kepada masyarakat jabung agar Tari Topeng Gunung Sari gunung sari tetap di
60
“saya juga ingin tetap di gubuk, saya bisa Pencak Silat Pagar Nusakarena di
gubuk, jadi saya juga ingin membantu kakak-kakak untuk mengajari Pencak
“Ketika saya sudah SMA jika saya bisa membantu di gubuk saya akan
membantu di gubuk, selagi saya sekolah saya juga akan membantu kakak-
“saya masih belum tau, tapi saya ingin kuliah dulu biar pintar terus kerja biar
bisa membantu orang tua, jika memungkinkan saya juga akan membantu
kakak-kakak di gubuk(Bella)”
Hasil dari wawancara diatas menunjukkan bahwa peserta didik masih ingin
berada di gubuk dan membantu pengajar Ketika mereka SMA, karena peserta didik
merasa bahwa mereka adalah bagian dari Gubuk Baca Gading Alit.
aktivitas tertentu (Casuarina, Halim, & Syukri, 2017). Minat memberikan dampak
yang cukup simultan terhadap hasil belajar seseorang karena tanpa disertai dengan
minat maka individu tidak akan belajar dengan baik dan cenderung terpaksa untuk
belajar yang pada akhirnya berdampak pada pencapaian hasil belajar. Indikator
minat dan bakat yang dimaksud adalah ketertarikan terhadap pelajaran, semangat
Selain minat, kecerdasan dan bakat juga turut mempengaruhi hasil belajar
68
Dwi Novitasari, Irna Il Sanuriza, and Tabita Wahyu Triutami, “Pengaruh Minat-Bakat , Sarana-
Prasarana Dan Motivasi Belajar” 8, no. 1 (2020): 1–10.
61
Minat yang muncul ada pada diri setiap individu dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu faktor dalam diri dan faktor dari luar. Faktor dari dalam diri individu
seperti sifat pembawaan dan Faktor dari luar diri individu seperti lingkungan,
Sedangkan Bakat adalah potensi yang sudah ada dalam diri seseorang yang
bisa menjadi sebuah prestasi. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa bakat dapat
terasah dengan baik dengan latihan yang rutin dan mengeksplore bakat sehingga
menjadi sebuah prestasi dan dapat mecapai prestasi tersebut dalam bidang tertentu.
Gubuk Baca Gading Alit yang berdiri dengan tujuan mewadahi dan memberi
“jadi awalnya yang kita tau minat dan bakat anak-anak adalah pencak silat,
/namun karena mereka sudah lama digubuk, kita jadi tau bahwa minat dan
bakat anak-anak tidak hanya pencak silat, ada yang minat tari gunung sari, ada
kemudian kita pecah menjadi beberapa kelompok sesuai minat bakat mereka
69
H Basri, A Afdal, and A M Yusuf, “Kesesuaian Antara Bakat Dan Minat Dalam Menentukan
Jurusan Pendidikan Tinggi Melalui Bimbingan Karir Di Sekolah Menengah Atas,” … Journal of School
Counseling 6 (2021): 157–163, https://jurnal.iicet.org/index.php/schoulid/article/view/885.
70
Ibid.
62
Dari hasil wawancara yang diperoleh dari mas Rizky Wahyu Romadhon Gubuk
Baca Gading Alit membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok sesuai minat
dan bakatnya, agar pengajar mengetahui minat dan bakat peserta didik untuk
“yang saya tau, kita sebagai pengajar selalu mendampingi dan menuntun anak-
anak, minat dan bakat mereka apa kita selalu mendampinginya dan berusaha
Ayunda, pengajar di Gubuk Baca Gading Alit mendampingi dan menuntun peserta
didik untuk mencari minat dan bakat peserta didik, kemudian membantu
mendalami minat dan bakat peserta didik. Berikut tanggapan peserta didik terhadap
“dulu saya tidak suka karena saya Sukanya Cuma bermain saja, tapi karena
sering di ajari oleh kakak-kakak saya jadi suka berminat untuk mempelajari
“sangat suka, karena dari dulu saya sangat ingin belajar pencak silat, karena
selain ingin melindungi diri sendiri saya juga ingin melindungi adik
saya(Firman)”
“saya masih kurang suka ikut Tari Topeng Gunung Sari gunung sari atau
pencak silat, saya hanya mempelajarinya saja, karena saya Sukanya belajar dan
bermain tradisional(Aisyah)”
“saya suka kegiatan membuat, mewarnai dan menari Tari Topeng Gunung Sari
gunung sari. Saya hobi menari tari gunung sari sejak berada di gubuk, karena di
ajari dan dikasih tau tentang Tari Topeng Gunung Sari gunung sari(Bella)”
63
Dari hasil wawancara diatas pengajar menjadi peran penting terhadap peserta
didik dalam mengembang minat dan bakat peserta didik, sehingga peserta didik
dapat mengetahui minat dan bakatnya, serta dapat mendalami pembelajaran yang
terhadap peserta didik penting untuk dilakukan agar pola komunikasi yang
“ya walaupun program kita Belajar Sambil Bermain namun ada waktunya kita
serius ada waktunya kita bercanda dengan adik-adik, agar adik-adik bisa
menerima pembelajaran dari kita dengan baik mas, misal waktu bimbel,
yang belum mereka mengerti tentunya dengan bahasa keakraban agar mereka
komunikasi yang cocok digunakan untuk kegiatan di Gubuk Baca Gading Alit. Oleh
karena itu pembelajaran di Gubuk Baca Gading Alit terlaksana dengan baik dan
kesalahan kita menegurnya dengan cara yang halus dan baik tidak dengan
memarahinya”
terhadap peserta didik, berikut tanggapan peserta didik terhadap penerapan pola
komunikasi yang sudah diterapkan oleh pengajar di Gubuk Baca Gading Alit
64
“suka, saya merasa kakak-kakak sudah seperti kakak saya sendiri, karena
“saya suka dengan cara kakak-kakak mengajar, karena tidak pernah marah-
“saya tidak takut, karena kakak-kakak tidak pernah berkata kasar kepada saya,
diterapkan oleh pengajar terhadap peserta didik di Gubuk Baca Gading Alit berhasil
diterapkan.
kesulitan yang dialami oleh pengajar di Gubuk Baca Gading Alit, mas Rizky Wahyu
“hal yang paling mudah yaitu ketika saya menyampaikan materi yang sudah
kebalikannya karena saya harus mencari ide lain lagi mas mengingat kalau kita
Hasil wawancara cara diatas kemudahan dan kesulitan yang dialami oleh mas
adalah mudah ketika peserta didik bisa menerima materi yang sudah mas Rizky
Wahyu Romadhon siapkan dan kesulitan Ketika peserta didik tidak bisa menerima
materi yang disampaikan. Karena mas Rizky Wahyu Romadhon harus mencari ide
lain agar peserta didik bisa menerima materi dari mas Rizky Wahyu Romadhon
65
tentunya dengan cara penyampaian yang asik dan menarik. Begitupun yang dialami
oleh mbak Febriyanti Ayunda yang mengalami kemudahan dan kesulitan yang
Gubuk Baca Gading Alit sangat diminati oleh peserta didik, mas Rizky Wahyu
“semua kegiatan di gubuk diminati oleh anak-anak, hanya saja yang laki-laki
banyak yang minat di Pencak Silat Pagar Nusayang perempuan juga ada tapi
hanya beberapa, dan yang perempuan minat di tari gunung sari yang laki-laki
juga ada, dan juga untuk anak-anak yang suka bermain mereka antusias ketika
Romadhon)”
tentunya sesuai dengan minat dan bakat mereka, karena disini mereka merasa
Ayunda)”
Dari hasil wawancara diatas semua kegiatan yang ada di Gubuk Baca Gading
Alit sangat di minati oleh peserta tentunya sesuai dengan minat dan bakat peserta
didik.
Tradisional(Bagus)”
“saya sangat suka Pencak Silat Pagar Nusakarena itu hobi saya, tapi saya juga
66
“kalau saya suka belajar dan bermain Permainan Tradisional apalagi waktu out
bound yang ada kuisnya, kalau Tari Topeng Gunung Sari gunung sari dan
“saya Sukanya itu Tari Topeng Gunung Sari gunung sari sampai saya hobi,
Baca Gading Alit tapi peserta didik juga menerapkan akan hasil yang diperoleh dari
pembelajaran dan kegiatan yang mereka lakukan di Gubuk Baca Gading Alit.
“sudah mas, tapi tidak semua anak-anak bisa menerapkannya dikarenakan usia
mereka yang berbeda, anak-anak yang usianya lebih dewasa kebanyakan sudah
Mas Rizky Wahyu Romadhon mengakui bahwa tidak semua peserta didik bisa
menerapkan apa yang sudah dipelajari di gubuk di karenakan faktor usia dan juga
cara berpikir
“sudah mas, seperti pembelajaran tari dan pencak silat, ketika mereka diundang
oleh masyarakat didesa kami untuk mengisi acara, mereka sangat antusias
untuk datang dan menampilkan minat bakat mereka, dan juga mereka sudah
berbicara dengan sopan menggunakan bahasa krama kepada orang tua serta
Apa yang sudah dipaparkan oleh mbak Febriyanti Ayunda bahwa peserta didik
sudah menerapkan hasil pembelajaran yang mereka terima seperti Tari Topeng
Gunung Sari gung sari dan dan pencak silat. Serta sudah berbicara sopan kepada
“iya, kalau saya tidak ke gubuk saya biasanya mengajak teman-teman didekat
67
membuat egrang lalu memainkannya Bersama-sama dan ternyata teman-
teman suka(Bagus)”
“iya, biasanya saya diundang untuk mengisi acara didesa, saya diundang untuk
menampilkan Pencak Silat Pagar Nusayang sudah saya pelajari dan teman-
“iya, selain di gubuk di rumah saya juga belajar, jika ada tugas kelompok
seperti ejlek, bermain bola bekel dan masih banyak lagi, saya juga sudah
krama(Aisyah)”
“iya, Ketika di gubuk mewarnai topeng saya belum selesai biasanya saya
kemudian teman-teman ikut mewarnai juga. Selain itu saya juga sering
Gambar 4.15
Kegiatan Outbound
68
Gambar 4.16
Penampilan Tari Topeng Gunung Sari Gunung Sari
Oleh Gubuk Baca Gading Alit
Gambar 4.17
Pembutan Topeng dari kertas
Gambar 4.18
Latihan Pencak Silat Pagar Nusa
69
4.6 Permainan Tradisional
Bermain merupakan metode yang tidak bisa ditinggalkan pada anak usia dini,
anak akan mendapatkan keceriaan dan berekspresi dengan bebas ketika bermain.
Anak adalah “pembelajar alamiah” karena mereka akan belajar efektif bila kegiatan
dilakukan dalam kondisi yang menyenangkan, tanpa paksaan. Anak anak belajar
melalui permainan untuk menambah pengalaman dengan bahan, benda dan teman
sebaya atas dukungan orang dewasa. Dunia permainan anak berkembang sesuai
dengan peradaban global. Pemilihan permainan yang sesuai dengan tujuan aspek
merupakan salahsatu jenis aktivitas fisik yang dapat membantu tumbuh kembang
anak. Permainan Tradisional merupakan salah satu sarana bermain bagi anak.
Selain bermanfaat bagi kesehatan, kebugaran dan tumbuh kembang anak, terdapat
Permainan tradisional merupakan alternatif yang kaya akan nilai budaya dan
bahkan hampir tanpa adanya pelestarian. Permainan tradisional yang ada mirip
dengan olahraga yakni memiliki aturan main dan mampu memberikan kesenangan,
ciri khas kebudayaan suatu bangsa maka, pendidikan karakter bisa dibentuk melalui
71
Rina Wijayanti, “Permainan Tradisional Sebagai Media Pengembangan Kemampuan Sosial
Anak,” Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 5, no. 1 (2018): 51–56.
72
Mega, Baitul, and Arif, “Eksistensi Permainan Tradisional Sebagai Warisan Budaya Bangsa.”
73
Wijayanti, “Permainan Tradisional Sebagai Media Pengembangan Kemampuan Sosial Anak.”
70
permainan tradisonal sejak usia dini.74 Seperti program Belajar Sambil Bermain
yang diterapkan oleh Gubuk Baca Gading Alit. selain peserta didik belajar, mereka
juga bermain dan permainan yang dimainkan oleh peserta didik adalah Permainan
“karena berdirinya gubuk baca ini untuk mewadahi minat bakat anak-anak kita
disekolah sudah belajar digubuk belajar lagi kan anak-anak jadi jenuh, nah kita
membuat program Belajar Sambil Bermain agar anak bisa belajar juga bermain
dengan asik yang mebuat mereka suka dan agar mereka bisa mengembangkan
minat dan bakatnya. Dan mengapa Permainan Tradisional? Karena kita harus
turunkan. Di era modern ini banyak anak-anak disekitar gubuk mereka hanya
tau permainan gadged saja, kebanyakan dari mereka tidak tau permainan-
“agar anak-anak tidak jenuh dengan metode belajar seperti disekolah, menurut
saya sejauh ini program Belajar Sambil Bermain sangat disukai oleh anak-anak,
karena anak-anak setelah sekolah juga butuh refresing kan, jadi mereka
Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Gubuk Baca
Gading Alit adalah tempat untuk peserta didik bisa mengembangkan dan mendalami
74
Andriani, “Permainan Tradisional Dalam Membentuk Karakter Anak Usia Dini.”
71
minat dan bakatnya. program Belajar Sambil Bermain yang diterapkan oleh Gubuk
Baca Gading Alit bertujuan untuk menciptakan suasana belajar-mengajar yang asik
dan menarik agar peserta didik tidak bosan ketika belajar mengajar. Dan Permainan
melestarikan dan mengenalkan kepada peserta didik, agar peserta didik tetap
“jadi Permainan Tradisional ini juga mencakup kesenian mas seperti tari
gunung sari dan pencak silat(pagar nusa), selain itu juga ada Permainan
Tradisional lain seperti egrang, ejlek,petak umpet, klompen dan masih banyak
“banyak sih mas, biasanya saya memodifikasinya seperti petak umpet yang
disitu saya selipkan kuis-kuis materi yang mereka pelajari disekolah, dengan itu
mereka tetap bermain tapi juga mengingat pelajaran, seperti itulah contoh
Ayunda)”.
Mas Rizky Wahyu Romadhon dan mbak Febriyanti Ayunda mengakui bahwa
Permainan Tradisional yang diterapkan di Gubuk Baca Gading Alit antara lain
egrang, ejlek, petak umpet, klompen, Tari Topeng Gunung Sari Gunung Sari, Pencak
Gading Alit, bukan hanya Gading Alit tapi semua gubuk yang berada dibawah
“karena tari gunung sari adalah tari asli dari jabung, jadi kita sebagai warga
mas, banyak masyarakat jabung yang tidak tau bahwa jabung ini mempunyai
72
tari asli jabung yaitu tari gunung sari. Hasilnya banyak anak-anak gubuk baca
gading alit yang berminat untuk mempelajari tari gunung sari(Rizky Wahyu
Romadhon)”.
“karena sama mas seperti kata mas risky kita harus melestarikan, mengenalkan
masyarakat jabung agar masyarakat jabung tau dan mau melestarikan tari
Dari pemaparan yang disampaikan oleh mas Rizky Wahyu Romadhon dan
mbak Febriyanti Ayunda alas an Tari Topeng Gunung Sari Gunung Sari menjadi
pembelajaran khusus di gubuk karena Tari Topeng Gunung Sari Gunung Sari
merupakan tari yang asli berasal dari jabung, sebagai warga jabung mereka berdua
didesa Dempok. Gubuk Baca merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan
Tari Topeng Gunung Sari Gunung Sari Melalui Anak-anak kepada warga didesa
Dempok.
Komunitas Preman Mengajar adalah komunitas yang terdiri dari para mantan
preman yang bergerak di gubuk-gubuk untuk melakukan hal-hal yang lebih positif
Saat itu kami masih bergerak di komunitas literasi bernama Gubuk Baca. Untuk
Namun, mereka sadar dan berusaha belajar menjadi manusia yang lebih
73
dan produktif. Baik untuk kampung, keluarga, atau pun untuk pribadi.
untuk menjadi pribadi yang lebih baik, Komunitas Preman Mengajar tetap bergerak
merupakan biang onarnya kampung. Daripada energi kami gunakan untuk hal-
hal negatif, kami memilih untuk menguranginya dan mulai berkegiatan yang
lebih produktif dan bermanfaat. Kami juga ingin generasi kami bisa lebih baik
lagi dari kami Dan hasilnya stigma negatif masyarakat kepada kami sedikit
Komunitas Preman Mengajar ternyata tidak hanya terdiri dari para mantan
merupakan biang onarnya kampung. Daripada energi kami gunakan untuk hal-
hal negatif, kami memilih untuk menguranginya dan mulai berkegiatan yang
mereka juga melakukan kegiatan laia, seperti yang dipaparkan oleh mas Rizky
Wahyu Romadhon
74
“Komunitas Preman Mengajar selain memiliki kegiatan Sambang Gubuk yang
Kemudian ada pembuatan Topeng Jabung dengan media limbah kertas. Ada
Preman Mengajar yang kebanyakan terdiri dari para mantan preman mencoba
untuk menjadi pribadi yang lebih baik dengan cara melakukan hal-hal positif dan
mengenalkan dan memberi pembelajaran tentang Tari Topeng Gunung Sari Gunung
Sari kepada warga jabung agar tetap melestarikan peninggalan nenek moyang,
memberi pembelajaran tentang Pencak Silat Pagar Nusa untuk membekali anak-
Gambar 4.19
75
Komunitas Preman Mengajar bersama ikhsan skuter
Dalam pembuatan video clip
76
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1) Pola komunikasi yang terjadi antara Komunitas Preman Mengajar dengan peserta
didik dalam penerapan program Belajar Sambil Bermain di Gubuk Baca Gading
Preman Mengajar.
Mengajar kepada peserta didik di Gubuk Baca Gading Alit adalah penerimaan
materi peserta didik yang belum efisin, sehingga pengajar kekurangan ide untuk
mencari cara atau ide agar peserta didik bisa menerima materi pembelajaran
3) Komunikasi yang dilakukan di Gubuk Baca Gading Alit sesuai dengan komunikasi
77
5.2 Saran
melalui program Belajar Sambil Bermain di Gubuk Baca Gading Alit terutama
karakter anak secara terus menerus dan berkelanjutan, sedangkan waktu anak
di gubuk baca terbatas dan anak terbiasa di rumah sehingga selain di gubuk, di
78
Daftar Pustaka
Andriani, Tuti. “Permainan Tradisional Dalam Membentuk Karakter Anak Usia Dini” 9,
no. 1 (2012): 121–136.
Anggraini, Elya Siska. “Pola Komunikasi Guru Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini
Melalui Bermain.” Jurnal Bunga Rampai Usia Emas 7, no. 1 (2021): 27.
Anggraini, Indah Ayu, Wahyuni Desti Utami, and Salsa Bila Rahma.
“MENGIDENTIFIKASI MINAT BAKAT SISWA SEJAK” 2 (2020): 161–169.
Anta, Dwi Rizqi, and Arie Prasetio. “Pola Komunikasi Komunitas Rumah Belajar Sahaja
Bandung (Studi Etnografi Komunikasi Tentang Pola Komunikasi Antara Pengajar Dan Anak
Jalanan Di Rumah Belajar Sahaja Bandung).” Communicare : Journal of Communication Studies
4, no. 1 (2019): 67.
Basri, H, A Afdal, and A M Yusuf. “Kesesuaian Antara Bakat Dan Minat Dalam
Menentukan Jurusan Pendidikan Tinggi Melalui Bimbingan Karir Di Sekolah Menengah Atas.”
… Journal of School Counseling 6 (2021): 157–163.
https://jurnal.iicet.org/index.php/schoulid/article/view/885.
Cookson, Maria Dimova, and Peter M.R. Stirk. “PENGARUH MINAT BELAJAR DAN POLA
ASUH ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Disusun” (2019).
Dr. Dra. Erni Murniarti, M.Pd. “PENGERTIAN BAKAT, CIRI-CIRI ANAK BERBAKAT, DAN
IMPLIKASI PENDIDIKAN” (2020).
Dr. H. Zuchri Abdussamad, S.I.K., M.Si. Buku Metode Penelitian Kualitatif, 2021.
Dr. Sitti Roskina Mas, M.M., M.Pd, and M.Sc. Prof. Dr. Phil. Ikhfan Hsris. Komunikasi
Dalam Organisasi, 2020.
79
Dra. RR. Ponco Dewi Karyaningsih, M.M. Buku Ilmu Komunikasi, 2018.
Lumentut, Gracia Febrina, Motivasi Kerja, Anggota Di, L P M Lembaga, Pers Mahasiswa,
Inovasi Unsrat, Gracia Febrina, Julia T Pantow, and Grace J Waleleng. “POLA KOMUNIKASI
PEMIMPIN ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA ANGGOTA DI LPM
(LEMBAGA PERS MAHASISWA) INOVASI UNSRAT.” Acta Diurna VI, no. 1 (2017).
MA, Cut Alma Nuraflah. S.Sos., Muhammad Luthfi. S.I.Kom. M.Si, and Muya Syaroh
Iwanda I.BS. M.I.Kom. “Buku Komunikasi Verbal Dan Nonverbal” (2019).
Mega, Gustiana, Siti Baitul, and Mohammad Arif. “Eksistensi Permainan Tradisional
Sebagai Warisan Budaya Bangsa” (2018).
Novitasari, Dwi, Irna Il Sanuriza, and Tabita Wahyu Triutami. “Pengaruh Minat-Bakat ,
Sarana-Prasarana Dan Motivasi Belajar” 8, no. 1 (2020): 1–10.
80
Nuraflah, Cut Alma. “Komunikasi Verbal Dan Non Verbal Strategi Dalam Menghindari
Konflik.” Enam Media (2019): 28–29.
Nurhasanah, Buana Bima Fikri. “Pengaruh Komunikasi Sosial Guru Terhadap Minat
Belajar Siswa” 2 (2019): 36–42.
Permana, Hepy, and Titin Suhartini. “Pola Komunikasi Guru Dan Murid Menggunakan
Metode Pembelajaran Kelas Daring Di Kota Bandung.” Jurnal Ilmu Komunikasi 9 (2020): 170–
182.
Syahza, Almasdi, and Universitas Riau. Buku Metodologi Penelitian , Edisi Revisi Tahun
2021, 2021.
Tegar Sentosa, Amrin, Badruddin Nasir, MSi dan Bapak Sabiruddin, I MA Tujuan, Kata
Kunci, and Pola Komunikasi Kelompok Dalam Proses Interaksi Sosial di Pondok Pesantren
Nurul Islam Samarinda. “Pola Komunikasi Dalam Proses Interaksi Sosial Di Pondok
Pesantren Nurul Islam Samarinda.” jurnal Ilmu komunikasi 3, no. 3 (2015): 491–503.
81