Anda di halaman 1dari 7

METODE PEMBELAJARAN AL-QURAN DENGAN KHATAMAN AL-QURAN

(Studi Living Qur’an Pada Majlis Tahtimul Qur’an Bin Nadhor di Desa Ngrukem
Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo)

Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas metode penelitan tengah Semester Genap
2019/2020

Disusun Oleh :

Ubaidir Rahman Bahai (302180125)

Dosen Pengampu :

Andhita Risko Faristiana, M.A

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USULUDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO

MARET 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ’alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat meyelesaikan makalah
Psikologi Perkembangan dengan topik “Metode Pembelajaran Al-Quran Dengan
Khataman Al-Quran” dengan lancar dan selesai di waktu yang tepat. Sholawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni Nabi Muhammad
SAW.

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Ibu Andhita Risko Faristiana selaku


dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan yang telah memberikan ilmu dan
bimbingan kepada kami. Begitupun koreksi ibu untuk membimbing dalam pembuatan
makalah ini.

Proposal ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah metodologi
penelitian. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya menjadi lebih baik lagi. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terimakasih.

Ponorogo, 11 Maret 2020


Penyusun,

Ubaidir Rahman Bahai


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang membawa rahmat al-‘Alamin


tentunya harus dibaca, dipelajari, dipahami dan diamalkan. Oleh karena itu tiada
alasan untuk tidak membacanya, baik di waktu sempit maupun luang, baik tua
maupun muda, baik besar maupun kecil. Maka pembelajaran baca al-Qur’an
mutlak dilakukan sejak dini sebagai bekal kehidupan di dunia dan akhiratnya.1
Mempelajari dan mengajarkan al-Qur’an merupakan suatu yang tidak dapat
dielakkan lagi, karena al-Qur’an merupakan sumber asal dalam pembinaan
manusia.2 Sebagaimana dalam hadits:
ِ ‫سفَ َرةِ ْال ِك َر ِام ْالبَ َر َرةِ َوالَّذِي يَ ْق َرأ ُ ْالقُ ْرآنَ َويَتَت َ ْعت َ ُع فِي ِه َوه َُو َعلَ ْي ِه شَاق لَهُ أَجْ َر‬
‫ متفق عليه‬. ‫ان‬ ِ ‫ْال َماه ُِر بِ ْالقُ ْر‬
َّ ‫آن َم َع ال‬
“Orang yang pandai membaca Al-Qur`an, dia bersama para malaikat yang mulia
dan patuh. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur`an dengan terbata-bata dan
berat melafalkannya, maka dia mendapat dua pahala.” (Muttafaq Alaih).
Hadis di atas menjelaskan bahwa orang yang dalam belajar al-Qur’an
mengalami kesusahan seperti terbata-bata dan berat melafalkan bacaan al-Qur’an
maka akan mendapat dua pahala, yaitu pahala mau belajar al-Qur’an dengan
sungguh-sungguh dan pahala kesusahan dalam mempelajarinya. Sedangkan orang
yang ahli dalam al-Qur’an bersama para malaikat. Begitu agungnya orang yang
membaca dan belajar al-Qur’an. Nabi mengingatkan pada hadis yang lain bahwa
orang yang belajar dan mengajarkan al-Qur’an merupakan sebaik-baik manusia.3
Adapun sejarah kegiatan belajar mengajar al-Qur’an dimulai dari pelantikan
Muhammad menjadi Rasul. Tepatnya di gua Hiro sebagaimana malaikat Jibril
memandu nabi untuk membaca lima ayat dari surat al-Alaq. Jibril mulai membaca
kemudian ditirukan oleh Rasul.4

1
Muhammad Aman Ma’mun, Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an, Annaba : Jurnal Pendidikan
Islam Volume 4 No. 1 Maret 2018, hal 54
2
Nur Fadhilah, Efektivitas Metode Pembelajaran Al-Qur’an, Tesis, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016,
hal 4. Lihat juga Zakiyah Derajat. Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta. Bumi Aksara1996).
3
Ahmad Ihsan, Kapita Selekta Pembelajaran Al-Qur’an, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2018, hal 9.
4
Nur Fadhilah, Efektivitas Metode Pembelajaran Al-Qur’an, Tesis, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016,
hal 2.
Seiring dengan berkembangnya zaman kebutuhan untuk mempelajari al-
Qur’an semakin meningkat. Tuntutan kemampuan baca tulis al-Qur’an telah
menjadi salah satu fenomena yang menyebar. Oleh karenanya berdirilah lembaga
pendidikan non-formal yang biasa disebut Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ).
Namun tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk untuk belajar di
lembaga tersebut. Ada juga yang tidak menyelesaikan pendidikan di TPQ
sehingga kemampuannya masih kurang. Setelah usia dewasa sebagian dari orang-
orang yang belum menyelesaikan pendidikan di TPQ muncul keinginan untuk
belajar al-Qur’an lagi. Seperti halnya warga di desa ngrukem kecamatan mlarak
kabupaten ponorogo.
Di desa Ngrukem terdapat sebuah majlis yang dapat dijadikan sebagai wadah
bagi orang-orang yang mau belajar al-Qur’an lagi. Majlis tersebut ialah Majlis
Tahtimul Qur’an bin Nadhor. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti
bagaimana metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran al-Qur’an bagi
orang dewasa yang dilakukan di majlis ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana metode yang diterapkan dalam pembelajaran al-Qur’an di Majlis
Tahtimul Qur’an Bin Nadhor?
2. Apa motivasi para warga untuk belajar al-Qur’an lagi?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu ;
1. Bertujuan untuk mengetahui metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran al-Qur’an yag terjadi di Majlis Tahtimul Qur’an Bin Nadhor.
2. Bertujuan untuk mengetahui apa yang mendorong warga untuk belajar al-
Qur’an lagi.
D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian metode pembelajaran al-qur’an dengan khataman


bin nadhor ini diasumsikan bisa memberikan sumbangan khazanah keilmuan
Islam, terutama dalam bidang living Qur’an. Sekaligus untuk menunjukkan
bahwa kajian tentang living Qur’an di Indonesia masih terus berkambang.
Di samping itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat di jadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam pembelajaran al-Qur’an.
BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, HIPOTESI

A. Deskripsi Teori
1. Metode Pembelajaran
Secara etimologis istilah metode berasal dari bahasa Yunani yaitu
metodos. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti
melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik
untuk mencapai maksud. Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo
metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar
yang di pergunakan oleh seorang guru atau instruktur.5
Dalam literatur lain dikatakan metode pembelajaran adalah proses
pembelajaran ibarat pendorong atau kekuatan untuk meningkatkan dan
mengangkut materi pembelajaran sampai ke tujuan demi kepentingan siswa.
Ada juga yang berpendapat bahwa metode adalah suatu cara yang harus
dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran.
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli dapat
disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara, jalan, sistem,
dalam menyampaikan bahan pelajaran dari seorang guru kepada siswa untuk
dapat menguasai bahan pelajaran-pelajaran yang akhirnya akan tercapai
tujuan pembelajaran yang diberikan dari seorang instruktur atau seorang
guru.6
2. Majlis Tahtimul Qur’an Bin Nadhor
Majlis Tahtimul Qur’an Bin Nadhor adalah sebuah majlis yang diadakan
setiap bulan satu kali. Majlis ini pertama kali diadakan pada tahun 2018.

5
Abu Ahmadi &Joko Tri Prasetya, StrategiBelajarMengajarUntukTarbiyahKomponen MKDK
(Bandung: PustakaSetia, 2005), 52.
6
Ibid.
BAB III

A. Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan pada penulisan penelitian Living Qur’an
adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (Field research), yakni
penelitian yang berbasis data-data lapangan yang terkait dengan subjek
penelitian dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian perilaku, persepsi,
tindakan, motivasi dan lain-lain secara holistik dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks kusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan metode yang alamiah.
2. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah anggota Majlis Tahtimul
Qur’an Bin Nadhor yang belum mampu membaca al-qur’an dengan benar.
Obyek penelitian yang diteliti adalah metode pembelajaran al-Qur’an kepada
para anggota Majlis Tahtimul Qur’an Bin Nadhor yang kurang mampu dalam
membaca al-Qur’an.
3. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di desa Ngrukem Kecamatan Mlarak Kabupaten
Ponorogo.
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang sesuai dengan penelitian ini, maka
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yang merupakan
kegiatan untuk mengamati, mencari jawab dan juga mencari bukti yang ada.
Selanjutnya, wawancara yang dilakukan terhadap beberapa anggota tertentu dan
dokumentasi yang berupa gambar realitas di lapangan
5. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang tidak
menggunakan model matematika, model statistik dan ekonometrik atau model-
model lainnya. Analisis deskrif kualitatif bertujuan untuk memberikan deskripsi
subjek penelitian berdasarkan dari data variabel yang diperoleh dari kelompok
subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis.
B. Sistematika Pembahasan
Dalam menyusun laporan penelitian, penyusun menampilkan sistem
pembahasan sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan yang menampilkan latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, metode pengumpulan
data, analisis data dan sistematika pembahasan.
Bab II : Berisi tentang teori umum metode-metode baca al-Qur’an yang ada
di Indonesia.
Bab III : Berisi tentang deskripsi Majlis Tahtimul Qur’an Bin Nadhor, yaitu
tentang kegiatan yang ada di majlis tersebut.
Bab IV : Berisi analisis terhadap data-data tentang proses pembelajaran al-
Qur’an.
Bab V : Penutup berisi kesimpulan dan saran

Anda mungkin juga menyukai