Anda di halaman 1dari 14

CARA CEPAT MEMBACA AL QURAN MELALUI METODE YANBU’A

Djunaidi,1 Ainul Hanif2


STIT Ibnu Sina1,STIT Ibnu Sina2
Junaidy_asyari@yahoo.co.id1, Ainulhanif19@gmail.com2

Abstract: Recently, there are many ways on how to read the Quran. The aim is to make it easier for students to
quickly read the Quran. The purpose of this study is to determine the application of the Yanbu method in the Quran
reading learning process, to understand the advantages and disadvantages of the Yanbu method, and to formulate
teacher tips to improve students' abilities in the reading learning process. Quran. This research adopts qualitative
method and qualitative descriptive research method. The results show: The application of the Yanbu method in the
learning process of reading the Quran, 1) Beginning with prayers in the guide, recitation of short verses, classic
reading, Sorogan activities, homework, daily assessment. 2) Advantages of Yanbu Afa, Arabic rolls are more complete
than other methods, making it easier for students to learn the Arabic alphabet, tones are used when reading
classics/songs, complete and structured learning materials are available every day according to the age of the student
learn to write pegon, learn to evaluate activities. 3) The learning process at this school is not formally written, and
there is no written lesson schedule. 4) Teachers can help students improve their ability to read the Qur'an by practicing
it over and over again.

Keywords: Reading Al-Qur'an, Yanbu'a Method

Abstrak: Dengan berkembangnya sains dan teknologi dalam dunia pendidikan maka secara otomatis akan lahir pula
berbagai metode dalam membaca Al-Quran untuk mempermudah dan mempercepat dalam membaca membaca Al-
Quran. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui cara membaca Al Qur`an dengan metode yanbu`a,
memahami kelebihan dan kelemahanya, serta merumuskan kiat guru dalam meningkatkan kemampuan anak didik
dalam proses pembelajaran baca Al Quran. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif, deskriptif kualitatif
sebagai jenis penelitian. Dari Penelitian ini ditemukan hasil bahwa, 1) dimulai dengan doa yang ada dibuku panduan,
membaca hafalan surah-surah pendek, membaca klasikal, kegiatan sorogan, penugasan, evaluasi harian. 2) Kelebihan
Yanbuafa, Arabic rolls lebih lengkap dibandingkan metode lainnya, memudahkan siswa dalam belajar alf abet arab,
menggunakan nada saat membaca klasikal/menggunakan pelagua, materi pembelajaran lengkap dan terstruktur
sesuai usia anak, setiap hari Ada sedang belajar menulis pegon, belajar mengevaluasi kegiatan. 3) Metode ini
memiliki kelemahan yaitu tidak tertulis secara formal dalam proses pembelajaran, dan tidak ada jadwal waktu. 4)
Teknik guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran Al-Qur'an adalah dengan
mengulang materi.

Kata kunci: Membaca Al Qur`an, Metode Yanbu’a

Pendahuluan
Perkembangan pendidikan memerlukan kita melakukan banyak kajian bagi mencari kaedah
yang praktikal untuk mempelajari al-Quran agar kita lebih memahaminya. Kemunculan pelbagai
kaedah untuk mempelajari Al-Quran menunjukkan betapa aktifnya pelajar Al-Quran, dan
matlamatnya adalah untuk mencari format praktikal yang akan cepat mengajar mereka Al-Quran..
Kaedah yanbu'a adalah cara mempelajari al-Quran yang pernah digunakan oleh Nabi
Muhammad ketika menerima wahyu pertama daripada Allah di gua Hira. Rasulullah saw telah

117
memberikan contoh teknik membaca yang baik, kemudian para pelajar mengikutinya dengan
meniru apa yang telah dilakukannya dengan betul. Bahan yang disediakan sesuai dengan kebolehan
pelajar.
Metode Yanbu'a diterbitkan berkat dorongan dari para lulusan Pondok Pesantren Tahfidz
Yanbu'ul Qur'an, sehingga ditetapkan sebagai metode pembelajaran Al Qur'an.1 Terutama dari
"Robithotul Huffadh Lima`had Yanbu'ul Qur'an Majlis Nuzulis Sakinah (Mutakharrijin Pondok
Tahfidh Yanbu'ul Qur'an Kudus), lembaga pendidikan Ma'arif, Muslimat, khususnya cabang Kudus
dan Jepara. Rujukan Pasal 30, Ayat 1 dan 3 UU Sisdiknas tahun 2003, fungsi pendidikan agama
adalah mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat.Ajaran agamanya.Pendidikan
bagi yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai Al-Qur'an dan menjadi ahli ilmu agama dapat
dilakukan melalui jalur formal, informal, dan informal. .2
Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan metode Yanbua yang memiliki berbagai
keunggulan, antara lain: bacaan Ghorib, pengelompokan volume berdasarkan usia siswa, dan materi
juga menyesuaikan dengan usia siswa, sehingga guru dapat memberikan materi dengan
pengelompokan. Diuraikan pula berbagai kekurangan yang walaupun dikelompokkan, dapat
membuat materi menjadi terlalu sulit, dan untuk mengatasi hal tersebut diperlukan keterampilan
guru dalam menyampaikan materi dengan cara yang mudah dipahami oleh siswa.3
Metode Yanbu`a terdiri dari tujuh jilid, mengikuti tulisan Makhrijul dan ilmu Tajwid, cara
membaca cepat, akurat, benar dan tidak terputus, tanpa ejaan. : Pondok Tahfidz, 2004), hal. 72]
Metode Juz ini adalah cara atau cara yang dapat digunakan untuk memberikan materi atau materi
yang disusun secara sistematis sesuai dengan perkembangan usia siswa, dan referensi diambil dari
syair-syair Al-Qur'an yang tertulis di dalamnya. '1 sampai Juz'7 dicatat, dan setiap jilid / Juz'
memiliki tujuan pembelajaran yang berbeda. Dengan latar belakang ini, menarik untuk mempelajari
metode Yanbua di bawah bimbingan membaca sebagai referensi bagaimana mempelajari Al-Qur'an
dengan lancar.
A. Kajian literatur
1. Metode Yanbu’a
Metode Yanbu’a adalah metode membaca, menulis, dan menghafal Al-Qur'an dalam karakter
yang berbeda dari metode lainnya. Sebagai ciri hasil: dari siswa tidak dapat dieja, tetapi dapat
membaca secara langsung, cepat, akurat, lancar dan tanpa terputus sesuai kaidah makhorijul huruf

1 M. Ulin Nuha Arwani, Thoriqoh membaca, menulis dan menghafal "Yanbua" Al-Qur'an. (Kudus:
Yayasan Arwaniyyah, 2004), hal. 1
2 Qadir (eds.), Undang undang Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Media Wacana) Press, 2003),
set.1, hal. 23
3
Wawancara dengan Daud Hidayatulloh (Guru TPQ Al-Falah Kepanjen), 19 Juni 2021
118
.4 Materi diambil dari buku Yanbu’a dan terdiri dari lima jilid khusus untuk belajar membaca,
dengan dua jilid berisi materi tentang gorib dan bacaan. Tujuan dari pemaparan metode Yanbua ini
tidak hanya untuk memudahkan belajar Al-Qur'an, tetapi juga untuk menjaga hubungan lulusan
dengan pesantren dan institusi Marriff dan Muslimat, khususnya Kudus dan Jepara.5
Penyuntingan buku ini (UU Yambua) dimulai oleh tiga direktur, Pondok Turfid Yanbu ul
Kluang, putra KH. Arvani Amin AlKudsy (Nama Belakang): KH. Agus M.Ulin Nuha Arwani, KH.
Ulil Albab Arwani dan KH.M. Manshur Maskan (alm) dan lain-lain: KH. Sya'roni Ahmad (Kudus),
KH. Amin Sholeh (Jepara), Ma'mun Muzayyin (Kajen Pati), KH. Shirojudin (kudu) dan KH.
Busyro (Kudus) adalah Mutakhorrijin Pondok Tahfidh Yanbu`ul Qur'an, anggota DPR "Nuzulis
Sakinah" Kudus.
Nama "Yanbu'a", yang berarti "sumber" berasal dari kata Yanbu'ul Qur'an, yang berarti
sumber Al-Qur'an, sangat populer dan merupakan nama pilihan bagi para guru besar Al-Qur'an.
sebuah.-Menjadi. Muqri'mbah KH.M. Alwaniamine yang silsilahnya sampai kepada Pangeran
Diponegoro. Kata Yamboua berasal dari ayat Al-Qur'an, sebagaimana tercatat dalam firman Allah
SWT.6
ِ ‫َوقَالُوا لَ ْن نُؤْ ِمنَ لَكَ َحتَّى ت َ ْف ُج َر لَنَا ِمنَ ْاْل َ ْر‬
( ٩٠ : ‫ض َي ْنبُوعًا (االسرأ‬
Artinya: “Dan mereka berkata:” Kami tidak beriman kepadamu (Muhammad) sampai kamu
memancarkan mata iar dari bumi untuk kami.” (QS. Al-Isra': 90)

Buku metode yanbu`a ini ditulis pada tanggal 22 november 2002 bertepatan 17 Ramadhan
1423 H selama 2 tahun yaitu proses penyusunan, penulisan, pencetakan dan penerbitan awal 2004
atas perintah pengasuh (KH. M. Ulil Albab). Buku metode yanbu'a dijadikan 8 jilid/buku bertahab
dalam penerbitannya. Buku jilid I ditulis pada 10 Januari 2004/17 Syawal 1424 H, jilid II, dan III
ditulis pada 22 Maret 2004/Shafar 1424 H. Jilid IVVI dimulai 2 Mei 2004, Raviul, 1425 H, disusul
Buku Teks Yanbua, 13 Juni 2004, Robiul, Akhir 1425 H, Buku Pra TK, Oktober 2004. Ditulis pada
31. / 17, Ramadhan 1425. Pada tahun 2007, sebuah buku baru tentang menghafal surat-surat pendek
dan doa, yanbu'a, diterbitkan. Semua pekerjaan dikerjakan oleh santri-santri Pondok Pesantren
Tahfidh Yanbu'ul Qur'an yang diterbitkan oleh Yayasan Arwaniyyah Kudus (BAPENU
Arwaniyyah) Kudus.

4
M. Ulin Nuha Arwani, Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a" jilid I,
hlm. 1
5
Ibid.
6
Lihat buku Yanbu'a sambutan sesepuh
119
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Yanbu’a
Metode Yanbua ini memiliki beberapa fitur dan keunggulan. Itu adalah: : a). Semua kitab suci
menggunakan kitab suci Al-Qur'an Rosm Usman, yang ditulis atas perintah temannya Utsman bin
Afan r.a. Tertulis. 24 M b). Guru Sanad dari Muttashil melanjutkan ke Rasul Allah, Malaikat Jibril,
dan Allah Azawajara. c). Adanya Al-Qur'an Arkdus Rothmusmany yang diberkahi dengan pedoman
Wakoff dan Ivtida, d). Adanya ijazah praktik khusus untuk orang tua guru, e). Adanya standarisasi
Tawassul, f). Ada rekomendasi dari Kementerian Agama Republik Indonesia dan Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam di Indonesia..7
Metode Yanbua memiliki kekurangan dan juga kelebihannya. Adapun kekurangannya ada
pada sisi manajemen sebagai berikut : TPQ head : a). Kurangnya koordinasi rutin bagi guru untuk
menyeragamkan bacaan dari satu guru ke guru lainnya, b). Guru tidak berkompetisi dalam
perencanaan pembelajaran karena merupakan beban bagi guru. Sisi Guru: Guru kesulitan dalam
memahami dan mengkomunikasikan materi Gharib Jilid VI sehingga guru menyusun modul untuk
memudahkan siswa
Aspek Siswa: a). Selisih laju pertambahan volume, b). Kurangnya pembelajaran, ketelitian,
keakraban, dan persiapan mental untuk mengikuti latihan membaca pra pembelajaran, d). Saat
menggunakan Mushaf Utsmaniyah, siswa masih kesulitan memahami kalimat dan syakal.8

3. Implementasi Materi Metode Yanbua Metode Yanbu`a memberikan materi pembelajaran


dalam berbagai cara, antara lain: :9 a). Musyafahah, guru terlebih dahulu membaca kemudian siswa
menirukan. Dengan cara ini, guru dapat menerapkan huruf yang dibaca dengan benar melalui lidah
mereka. Sementara itu, siswa dapat melihat dan menyaksikan praktik mengeluarkan huruf dari
bahasa guru untuk ditiru. b). Ardul Qira`ah, guru membacakan kepada guru sambil mendengarkan
guru. Seringkali metode ini juga dikenal sebagai pistol solo. c). pengulangan. Ulangi apa yang telah
dibacakan guru, tiru kata demi kata atau frase oleh siswa, sampai Anda mahir dan benar.

4. Proses Pembelajaran Metode Yanbu’a


Membaca Al-Qur'an sebagai alat bantu belajar dapat sangat membantu dalam proses belajar
membaca Al-Qur'an, terutama bagi siswa dari segala usia, dari anak-anak hingga remaja. Guru

7
https://text-id.123dok.com/document/4yr1goppq-kelebihan-dan-kekurangan-metode-yanbu-a.html. di Akses
pada 27 Juni 2021, pukul 14.18 WIB
8
Ibid, di Akses pada 27 Juni 2021, pukul 14.30 WIB
9
Abdul Hafidh Muslih, Materi Silahturrahim Amanah dan Muqri’/Muqri’ah Metode Yanbu’a, (Mojokerto:
Lajnah Muroqobah Yanbu’a Cabang Mojokerto, 2012), hlm, 7
120
memegang peranan penting dalam memberikan materi pembelajaran Al-Qur'an. Oleh karena itu,
metode Yanbua memberikan panduan buku yang memudahkan guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran Al-Qur'an. Pedoman tersebut adalah sebagai berikut:10
a. Guru memberi hormat sebelum memberi salam dan tidak memberi hormat sampai siswa
tenang..
b. Guru membacakan Hadra (Jus 1 pada halaman 46), kemudian siswa membaca Surat Fatihah
dan doa pembukaan.
c. Guru berusaha membuat siswa aktif/CBSA (Active Student Learning Method). Dengan kata
lain, guru perlu mengajar siswa hal-hal berikut, daripada mengajar mereka membaca.
d. guru perlu mengajar siswa hal-hal berikut, daripada mengajar mereka membaca.
e. Mendeskripsikan topik pembelajaran (digarisbawahi).
f. Berikan contoh yang benar
g. Dengarkan dengan sabar, hati-hati, dan hati-hati saat siswa Anda membaca.
Jika siswa lancar dan benar, guru akan menaikkan halaman di sebelah nomor halaman atau
dengan memberi tanda potong (√) pada buku absensi/pertunjukan. Jika siswa lancar dan salah, atau
jika masih banyak kesalahan, maka tidak diberi nilai dan harus diulang di sebelah nomor halaman
atau dengan titik (.) pada buku kesalahan/prestasi.
Waktu belajar adalah 6075 menit dan dibagi menjadi tiga bagian berikut.
a. 15-20 menit untuk membaca doa, berpartisipasi, menjelaskan subjek, dan membaca klasik.
b. 30-40 menit Mengajar secara individu dalam 40 menit atau mendengarkan siswa secara individu.
.
c. 10-15 menit untuk pelajaran tambahan seperti doa harian, bacaan doa, surat pendek dan lainnya.
Kemudian membaca doa penutup.

6. Tujuan Metode Yanbu'a


Metode yanbu'a sebagai salah satu metode untuk pencapaian materi belajar Al-Qur’an yang
tersusun sistematis. Metode yanbu'a memiliki dua tujuan, yaitu tujuan secara umum dan tujuan
secara khusus.
Tujuan secara umum metode yanbu'a antara lain:11 1). Ikut andil dalam mencerdaskan anak
bangsa supaya bisa membaca Al-Qur'an dengan lancar dan benar. 2). Nasyrul ilmi (menyebarkan
ilmu) khususnya ilmu Al-Qur'an. 3). Memasyarakatkan Al-Qur'an dengan Rosm Ustmaniy. 4).

10
M. Ali Mustofa, Efektifitas Pembelajaran Metode Baca Al-Qur’an Yanbu’a Siswa Jilid VII di TPQ Al-Furqon
Gulang Mejobo Kudus, (Semarang: Tesis Tidak Diterbitkan, 2009), hlm. 62
11
Buku Bimbingan Cara Mengajar Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an, "Yanbu'a", hlm.1
121
Untuk membetulkan yang salah dan menyempurnakan yang kurang dari segi bacaan. 5). Mengajak
selalu mendarus Al-Qur'an dan musyafahah Al-Qur'an sampai khatam.
Tujuan secara spesifik antara lain :[ Fika Fatimatuzzahro. 2015. Aplikasi metode Yanbu`a
dalam meningkatkan kefasihan dan kelancaran baca siswa pada kelas VII pada mata pelajaran Al-
Qur`an hadits Di MTs Al-Hidayah Donowarih kabupaten Malang. Malang: FITK UIN. hlm 33] 1).
Dapat membaca Al-Qur`an menggunakan tartil yang mencakup makhraj sebaik mungkin. 2).
Mampu membaca Al-Qur'an menggunakan bacaan yang bertajwid. 3). Mengenal bacaan ghorib &
bacaan yang musykilat. 4). Hafal (paham) ilmu tajwid praktis. 5). Mengerti bacaan shalat dan
gerakannya. 6). Hafal surat-surat pendek. 7). Hafal do'a-do'a. 6. Mampu menulis Arab secara tepat
dan benar.
Isi metode yanbu'a disusun buat berbagi potensi anak usia dini (pra-sekolah) diadaptasi
berdasarkan umur dan tingkatannya dimulai jilid I, II, III, IV, V, VI & VII, pada setiap jilid
mempunyai tujuan pembelajaran yang berbeda. Tujuan pembelajaran jilid I – VII sebagai berikut :

Tabel 1.2
Tujuan Pembelajaran Yanbu’a
Ji Tujuan pembelajaran
lid/juz
I - anak dapat membaca huruf dengan fathah secara lancar dan
akurat, baik bersambung maupun tidak.
- Anak mengenal nama huruf hijayah dan angka arab.
- Anak dapat menulis huruf hijaiyah yang tidak disambung,
disambung menjadi dua bagian, dan dapat menulis angka arab.12
II - Anak-anak dapat dengan benar dan lancar membaca huruf yang
berarti Kasroh dan Dommah.
- Anak dapat dengan benar dan lancar membaca huruf panjang
yang dibacakan dalam bentuk huruf mad atau huruf panjang.
- Anak-anak dapat membaca huruf lain, yaitu wau dan ya’ sukun
dengan lancar dan akurat diawali dengan fathah.
- Anak-anak mengenal karakter harokat fathah, kasroh, dhommah,

12
Lihat, Bimbingan Cara Mengajar Thoriqoh Baca Tulis dan menghafal Al-Qur'an,
"Yanbu'a", hlm. 6
122
fathah panjang, kasroh panjang, dhommah panjang dan sukun.
dan memahami angka arab puluhan, ratusan, ribuan.
- Anak-anak dapat menulis huruf yang menghubungkan 2 dan 3.13
II - Anak-anak dapat membaca huruf fathatain, kasrotain dan
I dlummahtain dengan lancar dan akurat.

- Anak dapat membedakan huruf yang sejenis dengan membaca


huruf sukun yang dibaca dengan makhroj yang benar.

- Anak-anak bisa membaca Qolqolah dan Hams.

- Anak-anak dapat membaca kalimat yang bertasydid dan yang


dibaca ghunnah dan yang tidak.

- Anak-anak tahu dan bisa membaca Hamzah Washol dan Alta`rif.

- Anak-anak dapat mempelajari simbol Fathatain, kasrohtain,


dlommatain, tasydid, hamzah washol, huruf tertentu dan angka
Arabri buan .

- Anak-anak dapat menulis kalimat empat huruf dan menyatukan


huruf-huruf yang belum dirangkai.14

I - Anak dapat membaca lafadz jalalah dengan benar, anak dapat


V membaca Mim Skun, Nun Skun, dan Tanwin yang dibaca
dengung atau tanpa dengung.
- anak dapat membaca baik Mad Jaiz, Mad Wajib, Mad lazim,
Kilmi dan Harfi, Mutsakkol dan Mukhofaf yang ditandai dengan
huruf panjang ~ / ~.
- Anak-anak memahami huruf yang tidak dibaca.
- anak-anak mengenali karakter fawatihussuwar dan karakter
tertentu lainnya. memahami persamaan antara huruf Latin dan
Arab, dan beberapa qaidah tajwid.
- anak-anak berlatih merangkai huruf, dan anak-anak bisa membaca
dan menulis aksara arab Pegon.15

13
Ibid, Hlm. 9
14
Ibid, Hlm. 11
123
V - Anak-anak dapat membaca Waqof dan mengetahui tanda baca
Waqof dalam Al-Qur'an Rosm Utsmany.
- Anak-anak dapat membaca huruf sukun yang diidghomkan dan
huruf tafkhim dan tarqiq. 16
V - Anak-anak bisa mengenal dan membaca huruf mad (alif, wau,
I ya`) yang memiliki dua sisi, baik washol dan waqof, panjang
atau pendek.
- Anak-anak bisa membaca hamzawa washol.
- Anak-anak dapat membaca bacaan Isymam, Ikhtilas, tashil,
Imalah, dan Saktah, serta mengetahui tempatnya.
- Anak-anak dapat mengetahui cara membaca bacaan shod dan
yang boleh dibaca sin.
- Anak bisa mengenali kalimat yang sering dibaca salah. 17
V - Anak-anak dapat membaca Al-Qur'an dengan benar dan lancar.
II Dengan kata lain, Anak dapat berlatih tajwid dan gorib dengan
benar.
- Setelah mengajarkan ilmu Tajwid, akan diadakan Mudarosah atau
Musyafahah Al Qur'an, dan setiap anak akan membaca bacaan
yang ada pelajaran tajwid. 18

7. Kurikulum Metode Yanbu’a


a. Karakteristik Kurikulum Yanbu’a
Kurikulum adalah seperangkat rencana yang berfungsi sebagai pedoman dan kesadaran proses
pembelajaran. Pembelajaran (teaching) memungkinkan terciptanya interaksi pendidikan-belajar dan
merupakan hubungan keseluruhan dari aktivitas terkait. Pembelajaran merupakan proses
komunikasi dua arah, pengajaran dilakukan oleh guru sebagai pendidik, dan pembelajaran
dilakukan oleh siswa sebagai siswa. 19
Karakteristik kurikulum Yanbu'a menekankan aspek-aspek berikut: 1). Fokus pada aspek
kinerja kemampuan siswa baik individu maupun tradisional. 2). Gunakan pendekatan atau metode

15
Ibid, Hlm, 13-14
16
Ibid, Hlm, 17
17
Ibid, Hlm, 20
18
Yanbu’a Jilid 7
19
Syaiful, Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan,
22 Problematika Belajar Mengajar, (Bandung : CV. Alfabeta, 2006), hlm. 61
124
yang berbeda dalam proses pembelajaran. 3). Fokus pada proses dan hasil pembelajaran untuk
menguasai kinerja kompetensi (membaca, menulis, menghafal). 20
b. Evaluasi Metode Yanbu’a
Penilaian berarti suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai akhir dari proses
pembelajaran [Wayan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Perusahaan Nasional, 1986),
hlm. 1] Evaluasi dilakukan oleh guru dalam rangka melaksanakan evaluasi keberhasilan
pembelajaran atau kinerja. .21 Evaluasi dilakukan oleh guru dalam rangka melaksanakan evaluasi
keberhasilan pembelajaran atau kinerja.22 Evaluasi dilakukan pada akhir kegiatan belajar siswa.
Langkah-langkah terpenting dalam keseluruhan proses program pendidikan dalam melaksanakan
pembelajaran Yanbu`a adalah: 23 1). Evaluasi awal (ujian pendahuluan). Ini biasanya merupakan
langkah pertama yang diambil ketika melaksanakan program pembelajaran. Tujuannya adalah
untuk menentukan secara benar dan tepat kemampuan awal siswa (pengenalan aksara arab) untuk
setiap mata pelajaran. 2). Penilaian harian (formatif), penilaian formatif berfungsi sebagai
pengumpulan data selama proses pembelajaran oleh siswa membaca materi di buku Yanbu’a. 24
Secara individual guru mentashih bacaan murid, sedangkan murid membaca sendiri guru
membimbing santri. Apabila murid salah membaca, guru cukup memberi peringatan dengan
ketukan. Lewat evaluasi ini, guru dapat memahami kemajuan dan perkembangan kemampuan santri
sehingga santri dapat mempelajari materi berikutnya. Guru sebagai "teacher centered". 3).
Peningkatan volume penilaian (total, penilaian total adalah kombinasi dari penilaian formatif (tes
harian). Setelah guru mengoreksi bacaan siswa dan memenuhi kriteria kelancaran dan makhroj,
siswa memiliki volume berikutnya. siswa dapat mengikuti tes jilid berikutnya, tes Minimal
menyesuaikan dengan jumlah siswa 4). Tahtiman / Wisuda dilakukan setelah mengikuti proses
pembelajaran memasuki jenjang atas sampai dengan siswa menyelesaikan Juz IIV, siswa
menyelesaikan Al-Qur'an, dan sambil membaca Al-Qur'an, seraya mempraktekkan kaidah-kaidah
tajwid dan ghorib dalam membaca AL-Qur’an atas bombingan guru/ustadz.

B. Metode penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

21
Wayan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional, 1986) , hlm. 1
22
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001),
hlm. 19
23
Nana Syaodih S., Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), cet 2, hlm.
130
24
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2005), cet 7, hlm. 222
125
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, atau metode survei lapangan dengan
analisis nonstatistik (analisis deskriptif) menggunakan metode survei..25 Dengan pendekatan
deskriptif kualitatif, maka data yang diperoleh seperti observasi, wawancara, hasil pemotretan,
analisis dokumen, catatan lapangan yang dibuat peneliti di lokasi penelitian tidak diberikan dalam
bentuk numerik..26 Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan
dengan semua kegiatan, memotret peristiwa dan peristiwa yang menjadi fokus penelitian dan
berusaha menjelaskannya apa adanya..27 Dalam hal ini, pendekatan dan jenis penelitiannya adalah
mengidentifikasi dan menjelaskan kelebihan dan kekurangan metode Yanbua, penerapannya dan
kiat guru untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa di TPQ Al-Falah Kepanjen Malang.

2. Sumber Data Penelitian


Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti memperoleh sumber
dari dua sumber. 1) Data utama. Data dikumpulkan langsung dari subjek penelitian, dengan
menggunakan alat ukur atau alat akuisisi data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang
dibutuhkan 28 Dalam hal ini peneliti memperoleh informasi berupa wawancara dari pengelola TPQ
dan guru TPQ guna mendapatkan data yang berguna untuk penelitian ini. 2). Data Sekunder Data
sekunder meliputi literatur yang ada. Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode snow sampling yaitu informan kunci, yang diperoleh dengan menunjuk
seseorang yang mengetahui masalah. Sumber sekunder adalah sumber yang tidak memberikan data
secara langsung kepada pengumpul data, tetapi di mana peneliti memberikan data sesuai kebutuhan,
misalnya melalui orang lain atau dokumen..29

3. Metode Pengumpulan Data


Saat mengumpulkan data, penulis menggunakan metode berikut: 1). Wawancara rinci. Proses
memperoleh informasi untuk tujuan penelitian melalui percakapan tanya jawab tatap muka antara
pewawancara dengan informan atau responden. Sebuah fitur dari wawancara rinci adalah integrasi
informan ke dalam kehidupan mereka. 30 Dalam hal ini, peneliti menggali banyak data dari kepala

25
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta : Rineka Cipta, 2002), cet
XII, hlm. 23
26
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitati, Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014); cet. II, hlm. 87
27
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Offset, 1989), hlm.
64-65
28
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2004), hal. 91
29
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013), hlm. 308
30
Devania, Annesa, “Wawancara Mendalam (Indepth Interview)”, dalam
Http://www.ut.ac.id/html/teknikwawancara.htm. diakses tanggal 2 Juli 2021
126
TPQ dan guru terkait proses pembelajaran dan penilaian kegiatan pembelajaran Yanbu. Menurut
Strisno Hadi, metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang sistematis dan berbasis
penelitian melalui sesi tanya jawab satu arah, biasanya dengan dua orang atau lebih yang hadir
secara fisik dalam proses tanya jawab..31 Keuntungan pengumpulan data melalui wawancara
adalah data yang dibutuhkan dikumpulkan secara langsung sehingga lebih akurat dan dapat
dilacak..32 2). Dokumen berarti dokumen bagi seorang peneliti untuk meneliti banyak dokumen,
arsip, dan file yang dipegang oleh suatu institusi, seperti buku, majalah, dokumen, aturan, risalah,
dan buku harian..33. 3) Partisipan observasi adalah mereka yang melakukan observasi dan
berpartisipasi dalam kehidupan orang-orang yang diamati. Observasi partisipan umumnya
dilakukan untuk penelitian eksploratif..34

4. Metode Analisis Data


Untuk memberi peneliti pemahaman yang lebih baik tentang kasus yang diteliti dan
menyajikannya kepada orang lain sebagai wawasan. Oleh karena itu, analisis harus terus mencari
makna..35 Untuk melakukan ini: 1). Pengumpulan data. Proses kegiatan pengumpulan data melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi adalah untuk memperoleh data yang lengkap. Dalam hal ini
peneliti mengumpulkan semua data sebagai objek menurut hasil observasi lapangan dan
wawancara. Hasil yang diperoleh berupa gambaran umum Taman Pendidikan Al-Falah Kepanjen
Malang (TPQ). 2). Data Condensation, langkah ini mengacu pada proses pemilihan,
penyederhanaan, abstraksi, dan/atau transformasi data yang mendekati semua bagian dari catatan
tertulis, catatan wawancara, dokumen, dan bahan empiris lainnya meningkat.36 Adapun output
reduksi data merupakan buat mengetahui upaya atau teknik apa saja yang dilakukan pengajar TPQ
untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur`an. Selain itu juga bisa mengetahui faktor
pendukung dan faktor penghambat pada metode yanbu`a. 3). Penyajian data, dilakukan pada bentuk
uraian singkat. Digunakan penyajian data guna lebih meningkatkan pemahaman kasus dan menjadi
acuan mengambil tindakan menurut pemahaman dan analisis hidangan data. Disini penulis
menggambarkan setiap hal yang terjadi pada proses pembelajaran, proses penilaian dan proses
tindaklanjut pada pengembangan metode yanbu`a. 4). Verifikasi data, dari Miles dan Huberman,
penarikan konklusi dan verifikasi. Penarikan konklusi adalah output penelitian yang menjawab

31
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid II, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hal. 193
32
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), hal 89
33
Suharsimi Arikunto, Loc. Cit., hlm. 135
34
Hasyim Hasanah, Teknik-Teknik Observasi, Jurnal at-Taqqadum Vol 8 No. 1, Juli 2016, hal. 36
35
Noeng Muhadjirn, Metodolgi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Serasin P.O.BOX 83, 1989), hlm. 71
36
Miles, M.B, Huberman, A.M dan Saldana, J. Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook, Edition 3,
Terj. Tjetjep Rohindi Rohidi, (Jakarta: UI Press, 2014), hlm. 31
127
penekanan penelitian menurut output analisis data. Kemudian konklusi itu tersaji pada bentuk
naratif objek penelitian sinkron panduan dalam kajian penelitian. Kesimpulan itu akan diikuti
menggunakan bukti-bukti yang diperoleh waktu penelitian dilakukan dilapangan. 37 a).
Pengumpulan Data. b). Reduksi Data. c). Penyajian Data. d). Kesimpulan/Verifikasi.

C. Hasil Penelitian
Dari paparan data yang diperoleh dilapangan, penggunaan metode yanbu`a metode belajar
AlQuran dalam proses penerapannya terdapat kelebihan di TPQ AlFalah Kepanjen Malang, yakni:
Penulisan arab dibuku jilid yang lebih lengkap dibanding metode lain sehingga memudahkan anak
didik untuk belajar huruf arab, penggunaan nada saat membaca klasikal/menggunakan pelaguan,
materi pembelajaran yang lengkap dan tersusun menyesuaikan usia anak didik, ada pembelajaran
menulis pegon, kegiatan evaluasi pembelajaran setiap hari. Selain sisi kelebihannya ditemukan pula
kekurangan metode yanbu`a dalam proses pembelajaran, yaitu: pendekatan pembelajaran yang
kurang bagus, tidak ada rencana proses pembelajaran, tidak ada jadwal pelajaran secara tertulis.
Untuk mengatasi kekurangan tersebut dibutuhkan keaktifan kepala TPQ untuk selalu mengawasi
pembelajaran dikelas demi meningkatkan kinerja guru TPQ. Adapun proses pelaksanaan
pembelajaran metode yanbu`a yang dilakukan di TPQ AlFalah Kepenjen dapat dideskripsikan
sebagai berikut : Pertaman, kegiatan dimulai dengan doa yang sudah ditentukan dibuku panduan,
membaca hafalan surahsurah pendek, membaca klasikal, kegiatan sorogan (membaca satu persatu),
penugasan dan evaluasi harian. Kedua, pembelajaran dan evaluasi dilakukan secara sitemik sesuai
dengan apa yang sudah ada di buku panduan. Hasilnya, para guru TPQ AlFalah sangat berhasil
menerapkan metode pembelajaran Al-Qur'an untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an
siswanya. Sementara itu, berikut adalah tips guru untuk meningkatkan keterampilan siswa dengan
TPQ Al Falah: 1). Bacaan berulang-ulang yang tidak diketahui siswa, 2). Membaca bersama atau
membaca klasik, 3). Keesokan harinya, saya ulangi membaca. Untuk meningkatkan pemahaman
membaca anak, sudah menjadi tugas guru untuk menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Guru
harus mampu mengatasi permasalahan yang terjadi di lapangan, dalam hal ini pemahaman bacaan
siswa. Guru harus mampu memecahkan masalah dengan cara mereka menemukannya.

37
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif Dan Kuantitatif, (Yogyakarta:
Erlangga, 2009), hlm. 148
128
Daftar Rujukan

Arwani, M. ULin Nuha 2004. Thoriqoh Membaca, Menulis dan Menghafal Quran "Yanbua".
Kudus: Yayasan Arwaniyyah

Qadir (eds.). 2003. UU Sisdiknas, Yogyakarta: Media Wacana Pers

https://textid.123dok.com/document/4yr1goppqyanbua.html Kelebihan dan kekurangan metode ini.


Diperoleh pada 14:18 WIB pada tanggal 27 Juni 2021

Muslih, Abdul Hafidh 2012, Silahturrahim Amanah dan Muqri` / Muqri`ah Yanbu`a Metode Bahan,
Mojokerto: Lajnah Muroqobah Yanbu`a Cabang Mojokerto

Mostfa, M. semut. 2009. TPQ Al-Furqon Gulang Mejobo Kudus Volume 7 Pengaruh Pembelajaran
Metode Membaca Al-Qur`an Yanbu`a Bagi Siswa Di Semarang: Makalah Tidak
Terpublikasikan

Fatimatuzzahro, Fika. 2015. MTS AlHidayah Donowarih Kabupaten Malang, Mata Kuliah Al
Qur`an Hadist Malang Kelas VII Ap Menerapkan Metode Yanbu`a untuk Meningkatkan
Pemahaman dan Kefasihan Membaca Siswa: FITK UIN.

Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Pentingnya Pembelajaran untuk Memecahkan Masalah
Pendidikan dan Pembelajaran, Bandung: Resume. alfabet

Nurukankana, Wayang. 1986. Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Inisiatif Nasional

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara

Syaodih S, Nana. 2003. Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. Tahun 2005. Manajemen Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

129
Gunawan, Imam: 2014. Metode penelitian kualitatif. Teori dan Praktek, (Jakarta: Bumi Axara); dll.
II

Sudjana, Nana dan Ibrahim, 1989. Riset dan Riset Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Offset)
Azwar, Saifudin, 2004. Metode Survey, (Yogyakarta: Offset)

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alpha Beta)

Hadi, Strisno, 1989. Metodologi Research, Jilid 2, (Yogyakarta: Andy Offset)

Tanzeh, Ahmad, 2011. Metodologi Penelitian Praktik, (Yogyakarta: Teras)

Hasanah, Hasyim, 2016. Teknik-teknik Observasi, Jurnal di Taqqadum Vol 8 No. 1

Noeng, Muhadjirn, 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Serasin P.O.BOX
83)

Miles, M.B, Huberman, A.M und Saldana, 2014. J. Analisis Data Kualitatif, A Methods
Sourcebook, Edition 3, Terj. Tjetjep Rohindi Rohidi, (Jakarta: UI Press)

Idrus, Muhammad, 2009. Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Ilmu Sosial,
(Yogyakarta: Erlangga)

130

Anda mungkin juga menyukai