Disusun oleh:
Kelompok 1
Ade Jaenab
Annisa Insiriah
keberkahan. Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa
Ucapan terima kasih tidak lupa penulis haturkan kepada dosen dan teman-
teman yang banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari
di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal
pengkonsolidasian.
Oleh karena itu penulis meminta maaf atas ketidaksempurnaanya dan juga
memohon kritik dan saran untuk penulis agar bisa lebih baik lagi dalam membuat
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
BAB IV PENUTUP 18
A. Kesimpulan 18
B. Saran 18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bisa memilih metode mana yang dirasakan cocok dan efisien untuk diguanakan
mengetahui secara detail mengenai metode Iqro’ ini, baik pengarang metode
Oleh karena itu hampir semua orang tua muslim merasa mempunyai tanggung
jawab besar kepada anak untuk memberikan keterampilan dalam membaca Al-
Quran. Dengan adanya tanggung jawab inilah, banyak orang tua yang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
tersebar beriringan dengan tersebarnya agama Islam. Sebab di mana ada umat
Islam, sudah dipastikan segera diikuti oleh berdirinya masjid atau mushalla,
pengajian umum.
malam hari sesudah shalat berjama’ah maghrib, dengan materi membaca Al-
a. Metode Al-Baghdadiyah
saudagar dari Arab dan India yang singgah di Kepulauan Indonesia (Mohd
3
sebelum kemerdekaan. Kaedah ini juga dikenal dengan kaedah sebutan
tamat.
anak terus menyebar dalam jumlah besar merata di seluruh pelosok tanah
Akibat lebih lanjut adalah semakin banyak terlihat anak-anak muda Islam
4
sistem dan metode pembelajaran membaca Al-Qur’an ini. Diantara tokoh
pembaru yang cukup menonjol adalah KH. As’ad Humam dari Kotagede
Yogyakarta yang telah tekun menulis dan menyusun buku Iqro’, Cara
telah sanggup membawa anak-anak lebih mudah dan lebih cepat dalam
b. Metode Iqro’
dengan menggunakan buku Iqro’ yang terdiri dari jilid 1-6, dimana
santri dituntut aktif dalam membaca lembaran- lembaran buku Iqro’ yang
dalam satu kelas tidaklah sama. Sehingga dalam pengajaran buku Iqro’
5
1. CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), guru menerangkan pokok bahasan,
setelah itu santri aktif membaca sendiri, guru sebagai penyimak saja,
IQRO’ Klasikal.
7. Bila santri keliru baca huruf, cukup betulkan huruf-huruf yang keliru
sebagainya
6
dari awal kalimat. Nah setelah selesai sehalaman, agar mengulang
tiap halaman.
10. Santri jangan diajari dengan irama yang berlagu walaupun dengan
11. Bila ada santri yang sama tingkat pelajarannya, boleh dengan sistem
menyimak.
13. Pengajaan buku IQRO’ (jilid 1 s/d 6) sudah dengan pelajaran tajwid
yaitu tajwid praktis, artinya santri akan bisa membaca dengan benar
sesuai dengan ilmu tajwid. Sedangkan ilmu tajwid itu sendiri (seperti
7
istilah idghom, ikhfa’, macam-macam mad, sifat-sifat huruf dan
c. Metode tartil
Metode Tartil ditemukan dan ditulis oleh Hj. Gazali Pada awal
Gujarat India. Pengkajian terhadap al-Qur’an pada masa ini masih belum
tafsir karya para ulama dunia telah ada, namun untuk skala Indonesia,
8
penafsiran al-Qur’an masih berada pada wilayah penjelasan ayat-ayat al-
Nusantara.
pertama; bahwa tulisan pada masa itu belum begitu penting bagi
mengacu pada al-Ma’sur atau al-Ra’yu karena masih bersifat umum dan
yang dibawa atau didatangakan dari Timur Tengah, seperti Kitab Tafsir
9
Jalalain. Kitab-kitab tersebut dibacakan kepada murid-murid, lalu
Dalam proses tafsir seperti ini, para guru masih terikat dengan corak
tafsir yang ada dalam kitab tafsir, artinya belum ada inisiatif
tersebut.
karya-karaya tersebut adalah apa yang ditulis oleh Hamzah Fansuri yang
Diantara karya yang ada pada masa ini adalah sebuah karya yang
tidak sebab hamzah al-Fansury wafat pada tahun 1599 sementara karya
ini tertanggal 1620, pada sisi yang lain karya ini berbeda dengan karya
10
dan corak yang digunakan oleh Hamzah al-Fansury, dimana karya ini
pula bahwa karya ini merupakan terjemahan dari tafsir al-Khazin surah
al-Kahfi
atau mengutip dari tiga karya tafsir yaitu Tafsir al-Jalalain, Tafsir al-
11
Sebagai sebuah catatan bahwa perkembangan tafsir pada abad ini
Jalaluddin As-Syuthy.
melemah sehingga bukan berarti tidak meningkat, hanya saja dari segi
penulisan boleh dikatakan bahwa karya tafsir pada peride ini tidak ada.
tulisan dan karya-karya dalam bidang tafsir telah ada bahkan telah
dterbitkan, namun pada periode ini tidak ditemukan sepucuk karya pun
terbatas.
12
Akan tetapi kajian al Qur’an yang dilakukan oleh ulama-
karena bukan lagi terbatas di surau atau pesantren saja namun sudah
Idris dengan Tafsir Hibarna, Prof. Dr. Mahmud Yunus dengan Tafsir
Periode 1951-1980
13
namun sudah muncul metode-metode yang lain, berupa muqaran,
Tafsir Adby Ijtima’i, Tafsir al Bayan dan al Nur oleh Hasbi ash-
Shiddiqi, Tafsir Sinar oleh Malik Ahmad, dan beberapa ulama yang
lain. Bahkan bukan hanya itu, pengkajian al Qur’an pun sudah ada
masing-masing ulama
1981-1990
terlihat pada metode dan cara berpikir ilmiah yang sistematis dan
pengkaji al Qur’an.
14
Berdasarkan hal tersebut, maka kebanyakan yang muncul
1990-sekarang
15
1) Madrasah Alquran
dalam sistem, keduanya hanya berbeda dalam hal usia anak didiknya.
TKA untuk anak usia TKA (4 – 6 tahun) sedangkan TPA, untuk anak
2) Pesantren
Inti dari sebuah pesantren itu adalah pendidikan Ilmu Agama, dan
sikap beragama. Oleh karena itu mata pelajaran yang diajarkan semata-
mata pelajaran agama. Pada tingkat dasar anak didik baru diperkenalkan
pada saat anak didik telah memiliki kecerdasan tertentu, maka mulailah
16
diajarkan kitab-kitab klasik. Kitab-kitab klasik ini juga diklasifikasikan
menjadi modern. Oleh karena itu hingga saat ini pesantren terbagi kepada
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Namun perlu pengkaji jelaskan lagi, bahawa kajian yang berkaitan lansung
dengan metode Tartil belum banyak ditemui sampai sekarang. Hal ini
awalnya hanya memahami secara teks saja namun kini telah bermunculan
B. Saran
Pemberian motivasi yang secara terus menerus kepada anak untuk mau
belajar membaca al-Qur’an sebagai sesuatu yang wajib dan juga untuk
dilakukan sebab seandainya orang tua melupakan semua yang sudah ada di
berakibat fatal.
18
DAFTAR PUSTAKA
Cemara Indah
Gazhali, .2008. Metode Tartil I Cara Cepat Membaca dan Menulis Al-Quran .
http://zuraida-syahla.blogspot.co.id/2013/11/sejarah-pengajaran-dan-
19