Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang.
Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Pangkalan Tampoi, 25 Maret 2013


Penusun

FARIDAH,S.Pd.I
NIP:19690105 200003 2 003

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mengajarkan Al-Quran seorang guru atau ustadz/ustadzah dapat menggunakan m
etode yang bermacam-macam. Yang mana setiap metode tersebut memiliki keistimewaan masing
-masing. Karena keberagaman ini gutu bisa memilih metode mana yang dirasakan cocok dan efis
ien untuk diguanakan dalam pembelajaran. Metode-metode tersebut seperti metode Baghdadiyah
, Qiroati, Tilawah, Al-Barqy. Dan salah satu metode yang sering dan mayoritas dipergunakan di
Indonesia adalah metode Iqro.
Namun dalam aplikasinya, guru atau ustadz/ustadzah masih belum mengetahui secara d
etail mengenai metode Iqro ini, baik pengarang metode tersebut, perkembangan atau sejarahnya,
karakteristiknya, dan lain sebagainya. Oleh karena itu hampir semua orang tua muslim merasa m
empunyai tanggung jawab besar kepada anak untuk memberikan keterampilan dalam membaca
AlQuran. Dengan adanya tanggung jawab inilah, banyak orang tua yang memasukkan anaknya
kelembaga yang di dalamnya mengajarkan keterampilan membaca Al-Quran, syaitu di lembagalembaga pendidikan keagamaan non formal seperti TPQ, lembaga diniyah serta musola dan mas
jid. Untuk itu dalam makalah ini kami juga akan membahas tentang salah satu metode pembelaja
ran Al-Quran kontemporer yaitu An-Nahdiyyah.
B. Rumusan Masalah
Metode Iqro
a) Apa Pengertian Metode ?
b) Apa Pengertian Metode Iqro ?
c) Siapakah Pencetus Metode Iqro ?
d) Bagaimana Garis-Garis Besar Metode Iqro ?
e) Bagaimana Karakteristik Metode Iqro ?
f) Bagaimana Langkah-Langkah Pelaksanaan ?
Metode An-Nahdiyyah
a) Apa Pengertian Metode An-Nahdiyyah ?
b) Bagaimana Deskripsi Metode An-Nahdiyyah ?
c) Bagaimana Langkah-langkah Metode An-Nadiyyah ?
d) Bagaimana Aplikasi Metode An-Nahdiyyah ?

C. Tujuan Penulisan

Berpatokan dari latar belakang masalah yang telah kami kemukakan di atas, adapun tujuan
penulisan makalah ini sebagai patokan dan bahan bacaan bagi masyarakat dan pembaca pada um
umnya dan bagi guru atau ustadz/ustadzah serta calon guru agama pada khusunya mengenai selu
k beluk metode pembelajaran Iqro.

BAB II
METODE IQRO
A. Pengertian Metode
Ditinjau dari segi etimologi, Methode berasal dari bahasa Yunani, yaitu Methodos. Kata
ini terdiri dari dua suku kata, yaitu metha yang berarti melalui atau melewati, dan hodos y
ang berarti jalan atau cara. Maka methode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai t
ujuan. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan term method dan way yang diterjemahkan dengan
metode dan cara. Sedangkan dalam bahasa Arab, kata metode diungkapkan dalam berbagai kata
seperti Al-Thariqah, Al-Manhaj, dan Al-Wasilah.
Al-Thariqah berarti jalan, Al-Manhaj berarti sistem sedangkan Al-Wasilah berarti media
tor atau perantara. Dengan demikian, kata Arab yang paling dekat dengan arti methode adalaha
Al-Thariqah. Sedangkan methode ditinjau dari segi termonolgi (istilah) adalah jalan yang ditem
puh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan atau perniagaan
maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainnya.
B. Pengertian Metode Iqro
Secara bahasa, iqro berarti baca. Sedangkan secara istilah iqro diartikan sebagai cara cep
at belajar membaca Al-Quran.
Metode iqro adalah suatu metode membaca Al-Quran yang menekankan langsung pada lat
ihan membaca. Adapun buku panduan iqro terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang sederha
na, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.
Metode iqro ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang bermacam-macam, karen
a ditekankan pada bacaannya (membaca huruf Al-Quran dengan fasih). Bacaan langsung tanpa d
ieja. Artinya diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) d
an lebih bersifat individual.
C. Pencetus Metode Iqro
Metode Iqro ini disusun oleh Ustadz Asad Human yang berdomisili di Yogyakarta. Kitab
Iqro dari ke-enam jilid tersebut di tambah satu jilid lagi yang berisi tentang doa-doa. Dalam seti
ap jilid terdapat petunjuk pembelajarannya dengan maksud memudahkan setiap orang yang belaj
ar maupun yang mengajar Al-Quran.
Bagi kebanyakan umat Islam Indonesia, nama K. H. Asad Humam sudah tidak asing lagi ka
rena karyanya berupa metode praktis membaca Al-Quran serta lembaga pendidikan TKA (Taman
Kanak-kanak Al-Quran) dan TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) telah menyebar keseluruh Indo
nesia, ke Malaysia dan mancanegara lainnya.
D. Garis-Garis Besar Metode Iqro
1. Buku Iqro terdiri dari 6 jilid menekankan langsung pada latihan membaca. Dimulai dari tingkata
n yangsederhana, tahap demi tahap, sampai pada tingkat yang sempurna.

2. Buku Iqro bisa untuk segala umur, balita sampai manula atau TK sampai perguruan tinggi.
3. Setiap santri hendaknya memiliki buku Iqro untuk belajar.
4. Berdasarkan pengalaman, santri bisa menamatkan 6 jilid Iqro dengan belajar sistem privat, sehar
i 1 jam:
Untuk tingkat TK : antara 4-10 bulan
SD : antara 3-6 bulan
SMP : antara 1-2 bulan
SMA/Mahasiswa/Dewasa : antara 15-20x bertemu.
E. Karakteristik Metode Iqro
Metode Iqro terdiri dari 6 jilid dengan variasi warna cover yang memikat perhatian anak T
K Al-Quran. Selain itu, didalam masing-masing jilid dari buku panduan Iqro ini sudah dilengka
pi dengan bagaimana cara membaca dan petunjuk mengajarkan kepada santri.
Ada 10 macam sifat-sifat buku Iqro yatu:
1. Bacaan langsung
2. CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
3. Prifat
4. Modul
5. Asistensi
6. Praktis
7. Sistematis
8. Variatif
9. Komunikatif
10. Fleksibel.
F. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Iqro
Setiap metode pembelajaran yang digunakan tentu memiliki metode tersendiri, namun seca
ra umum metode pelaksanaan pembelajaran untuk membuka pembelajaran itu sama, seperti pem
asangan niat, berdoa, berwudhu dan lain-lain, namun dalam kegiatan intinya yang memilki tekni
k-teknik atau langkah-langkah masing-masing yang berbeda setiap metode pembelajaran.
Adapun proses pelaksanaan pembelajaran metode ini berlangsung melalui tahap-tahap seba
gai berikut:
1. Ath Thoriqah bil Muhaakah, yaitu ustadz/ustadzah memberikan contoh bacaan yang benar dan sa
ntri menirukannya.
2. Ath Thoriqah bil Musyaafahah, yaitu santri melihat gerak-gerik bibir ustadz/uztadzah dan demiki
an pula sebaliknya ustadz/ustadzah melihat gerak gerik mulut santri untuk mengajarkan makhroj
ul huruf serta menghindari kesalahan dalam pelafalan huruf, atau untuk melihat apakah santri sud

ah tepat dalam melafalkannya atau belum Ath Thoriqoh Bil Kalaamish Shoriih, yaitu ustadz/usta
dzah harus menggunakan ucapan yang jelas dan komunikatif.
3. Ath thriqah bis Sual Limaqoo Shidit Talimi, yaitu ustadz/ustadzah mengajukan pertanyaanpertanyaan dan santri menjawab atau ustadz/ustadzah menunjuk bagian-bagian huruf tertentu dan
santri membacanya.
Adapun kunci sukses dalam pengajaran menggunakan buku Iqro ini adalah sebagai beriku
t.
1. CBSA (Cara Belajar Santri Aktif), guru sebagai penyimak saja, jangan sampai menuntun, kecuali
hanya memberikan contoh pokok pelajaran.
2. Privat. Penyimakan seorang demi seorang secara, sedang bila secara klasikal, ada buku khusus I
QRO Klasikal yang dilengkapi dengan peraga.
3. Asistensi. Setiap santri yang lebih tinggi pelajarannya diharap membantu menyimak santri lain.
4. Mengenai judul-judul, guru langsung memberi contoh bacaannya, jadi tidak perlu banyak koment
ar. Santri tidak harus dikenalkan istilah tanwin, sukundan seterusnya.
5. Komunikatif. Setiap huruf/kata dibaca betul, guru jangan diam saja, tetapi agar mengiyakan. Um
pamanya dengan kata-kata: bagus, betul, ya dan sebagainya.
6. Sekali huruf dibaca betul jangan diulang lagi.
7. Bila santri keliru baca huruf, cukup betulkan huruf yang keliru saja.
8. Bagi santri yang betul-betuk menguasai pelajaran dan sekirannya mampu dipacu, maka membaca
nya boleh diloncat-loncatkan, tidak perlu utuh tiap halaman.
9. Bila santri sering memanjangkan bacaan, (yang mestinya pendek) karena mungkin sambil mengi
ngat-ingat huruf di depannya, maka tegurlah dengan membacanya putus-putus saja dan kalau
perlu huruf di depannya ditutup dulu agar tidak berpikir.
10. Santri jangan diajari dengan irama yang berlagu walaupun dengan iram tartil, sebab akan memb
ebani sntri yang belum saatnya diajarkan membaca irama tertentu.
11. Bila ada santri yang sama tingkat pelajarannya, boleh dengan sistem tadarus.
12. Untuk EBTA sebaiknya ditentukan ditunjuk oleh guru penguji khusus supaya standarnya tetap d
an sama.
13. Pengajaran buku IQRO (jilid 1 s/d 6) sudah dengan pelajaran tajwid, yaitu tajwid praktis, artiny
a santri akan bisa membaca dengan benar sesuai dengan ilmu tajwid.
14. Syarat kesuksesan, disamping menguasai/menghayati petunjuk mengajar, mesti saja guru fasih d
an tartil mengajarnya.
METODE AN-NAHDIYYAH
A. Pengertian Metode An-Nahdiyyah
Metode An-Nahdiyyah adalah salah satu metode membaca Al-Quran yang muncul di K
abupaten Tulungagung, Propinsi Jawa Timur. Metode ini disusun oleh sebuah Lembaga Pendidi
kan Maarif NU Cabang Tulungagung.

Ditinjau dari segi arti, An-Nahdiyyah adalah sebuah kebangkitan. Istilah ini digunakan
untuk sebuah metode cepat tanggap membaca Al-Quran yang dikemas secara berjenjang satu sa
mpai enam jilid. Istilah Cepat Tanggap Belajar Al-Quran An-Nahdiyyah dikarenakan memang m
etodeloginya menggunakan sistem klasikal penuh. Cara belajar dengan menggunakan hitungan k
etukan secara berirama.
B. Deskripsi Metode An-Nahdiyyah
Metode ini merupakan metode pengembangan dari metode Al-Baghdadi maka materi pe
mbelajaran Al-Quran tidak jauh berbeda dengan metode Qiraati dan Iqro. Dan perlu diketahui b
ahwa pembelajaran metode ini lebih ditekankan pada kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan
ketukan atau lebih tepatnya pembelajaran Al-Quran pada metode ini lebih menekankan pada kod
e Ketukan. Dalam metode ini buku paketnya tidak dijual bebas bagi yang ingin menggunakann
ya atau ingin menjadi guru pada metode ini harus sudah mengikuti penataran calon guru metode
An-Nahdiyyah.
Metode ini dikembangkan dengan maksud agar:
1. Tumbuh sikap kebangkitan kembali untuk belajar dan mengajar Al-Quran.
2. Tumbuh sikap cepat dan tanggap dalam belajar dan mengajar Al-Quran.
Adapun ciri khusus metode ini adalah:
1. Materi pelajaran disusun secara berjenjang dalam buku paket 6 Jilid.
2. Pengenalan huruf sekaligus diawali dengan latihan dan pemantaban makhrojul huruf dan sifatul h
uruf.
3. Penerapan qoidah tajwid dilaksanakan secara praktis dan dipandu dengan titian murotal.
4. Santri lebih dituntut memiliki pengertian yang dipandu dengan asas CBSA melalui pendekatan ke
trampilan proses.
5. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara klasikal untuk tutoria dengan materi yang sama
agar terjadi proses musafahah.
6. Evaluasi dilaksanakan secara kontinyu dan berkelanjutan.
7. Metode Ini merupakan pengembangan dari Qoidah Baghdadiyah.
C. Langkah-langkah Metode An-Nadiyyah
Dalam pelaksanaan metode ini mempunyai dua program yang harus diselesaikan oleh para
santri yaitu:
1. Program buku paket.
Program buku paket (PBP), program awal yang dipandu dengan buku paket Cepat Tanggap Belaj
ar Al-Quran An-Nahdiyyah sebanyak enam jilid yang dapat ditempuh kurang lebih enam bulan.
2. Program Sorogan Al-Quran.
PSQ, yaitu program lanjutan sebagai aplikasi praktis untuk menghantar santri mampu membaca
Al-Quran sampai khatam 30 juz. Pada program ini santri dibekali dengan sistem bacaan ghoroibu

l. Quran tartil, tahqiq dan taghonni. Untuk menyelesaikan program ini diperlukan waktu kurang
lebih 20 bulan.
D. Aplikasi Metode An-Nahdiyyah
Didalam metode An Nahdliyah terdapat enam 6 jilid pada buku paketnya, isi secara garis
besar ke-enam jilid buku paket tersebut adalah:
Jilid 1, Pengenalan huruf hijaiyah berharakat fathah.
Jilid 2, Huruf hijaiyah bersambung, harakat dhamah dan kasrah, mad thabi'i, harakat ganda.
Jilid 3, Ta marbuthah, mad thabi'i, alif fariqah, ihfa', hamzah washal.
Jilid 4, Idzhar qamariah, ra tafkhim, Idzhar syafawi, Idzhar halqi, Mad wajib mutashil, Mad shila
h thawilah, Mad jaiz munfashil.
Jilid 5, Ghunnah, Idhgham bighunnah, Idhgham bilaghunnah, Iqlab, Idhgham Mutamatsilain, Ihf
a' syafawi, Lam jalalah (tafkhim-tarqiq).
Jilid 6, Idhgham syamsiyah, Qalqalah, Idzhar bikilmah, Mad lazim mutsaqal kilmi, Mad lazim m
ukhafaf kilmi, Mad iwadh, Mad lazim mutsaqal harfi, Mad lazim mukhafaf harfi, Tanda-tanda w
aqaf, Surat-surat pendek, Surat Al-Baqarah ayat 1 20.
Didalam pengaplikasiannya dalam metode An-Nahdliyah yang perlu di lakukan adalah tindakan
sebagai berikut:
1. Awalnya guru menulis ayat-ayat pendek di papan tulis.
2. Setelah itu guru membacakannya dan siswa menirukannya dengan diiringi titian murotal.
3. Untuk mengetes santrinya sekali-kali guru menunjuk salah satu santri untuk membaca tulisan yan
g ada di papan tulis untuk mengetahui tingkat kompetensi tilawahnya dengan melihat kemampua
n makhrojul huruf dan kaidah tajwidnya. Titian murotal ini juga menjadi ciri khas metode ini yait
u ketukan untuk menandai panjang dan pendeknya bunyi.
E. Kelebihan dan Kekurangan Metode An Nahdiyyah
Kelebihan yang terdapat dalam metode An-Nahdiyyah antara lain adalah:
1. Mudah dipahami oleh anak-anak, karena dalam metode ini anak-anak diajak untuk melagukan sa
at belajar Al-Quran, sehingga dapat diterima oleh otak anak maupun orang dewasa pada umunya.
2. Semua santri yang belajar lebih cepat tanggap, konsentrasi, dan mudah dikendalikan, juga menye
nangkan.
3. Melatih hubungan sosial, kerjasama, dan kekompakkan anak atau peserta metode An-Nahdiyyah,
karena dalam proses pembelajaran ini dituntun secara bersama-sama untuk mengikuti ucapan gur
u, dan instrument yang digunakan oleh guru tersebut.
Selain mempunyai kelebihan, metode inipun mempunyai kelemahannya antara lain sebagai berik
ut:
1. Dengan metode ini, guru memberi contoh, santri mendengarkan lalu menirukan, sehingga terkesa
n lebih aktif guru dari pada santrinya.

2. Tidak semua orang bisa mengajarkan/memakai metode ini, karena hanya untuk orang yang memp
unyai persyaratan bisa membaca Al-Quran dengan baik, mempunyai loyalitas yang tinggi, dan su
dah pernah mengikuti training.
3. Didalam metode ini harus memakai waktu yang lama, karena mempunyai jilid yang banyak, setel
ah selesai 6 jilid tersebut harus melanjutkan ke tingkat selanjutnya.
4. Santri tidak bisa berkreasi sendiri dengan cara yang ia suka, karena harus mengikuti peraturan
dan tata cara yang sudah ada.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah tentang Metode iqro adalah suatu metode membaca Al-Quran y
ang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan iqro terdiri dari 6 jilid
di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna. Se
dangkan An-Nahdiyyah adalah sebuah kebangkitan. Istilah ini digunakan untuk sebuah metode c
epat tanggap membaca Al-Quran yang dikemas secara berjenjang satu sampai enam jilid.
Metode Iqro ini disusun oleh Ustadz Asad Human yang berdomisili di Yogyakarta. Kit
ab Iqro dari ke-enam jilid tersebut di tambah satu jilid lagi yang berisi tentang doa-doa. Dan Tok
oh sentral pendiri metode An-Nahdiyyah yakni K. H. Munawwir Kholid. Selain tokoh sentral ter
sebut, ada lagi tokoh yang menciptakan metode tersebut yaitu Kyai Manaf, Kyai Muin Arif, Ky
ai Hamim, Kyai Masruhan, Kyai Syamsu Dluha.
Metode iqro dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang bermacam-macam, karena di
tekankan pada bacaannya (membaca huruf Al-Quran dengan fasih). Bacaan langsung tanpa dieja.
Artinya diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan le
bih bersifat individual.
Didalam pengaplikasiannya metode An-Nahdiyyah melakukan tindakan, awalnya guru me
nulis ayat-ayat pendek di papan tulis, setelah itu guru membacakannya dan siswa menirukannya
dengan diiringi titian murotal, untuk mengetes santrinya sekali-kali guru menunjuk salah satu san
tri untuk membaca tulisan yang ada di papan tulis untuk mengetahui tingkat kompetensi tilawahn
ya dengan melihat kemampuan makhrojul huruf dan kaidah tajwidnya. Titian murotal ini juga m
enjadi ciri khas metode ini yaitu ketukan untuk menandai panjang dan pendeknya bunyi.
B. SARAN
Setelah membahas tentang pembelajaran al-quran ini. Maka kami berharap pembelajaran
al-quran lebih mendalam, khususnya dalam kehidupan sehari-hari dan menanamkannya pada
generasi muda agar pembelajaran al-quran diminati seluruh masyarakat di dunia dan dipahami
oleh generasi muda dalam mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan). Semarang: Bumi Aksara.
Departemen Agama. 2008.
Kementrian Agama RI. 2013. IQRO Cara Cepat Belajar Membaca Al-Quran, Jakarta: Aneka Ilmu.
Humam, Asad. 1994. Buku Iqro Cara Cepat Belajar Membaca Al-Quran. Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ
Nasional Team Tadarus AMM.
Budiyanto, H. M. 1995. Prinsip-prinsip Metodologi Buku Iqro. Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Nasional
Team Tadarus AMM.
Farid, Maksum, dkk. 1992. Cepat Tanggap Belajar Al-Quran An-Nahdhiyah. Tulungagung: LP. Maarif.
Muhtar, Moh. Mungi, Khanan. 1993. Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Quran Metode AnNahdiyah. Tulungagung: LP. Maarif NU.

Anda mungkin juga menyukai