METODE IQRA’
Kelompok 8:
Bismillahirrahmanirrahim.
Shalawat Berbingkai Salam tak jua lupa kami kirimkan Kepada Nabi
akhir zaman, Nabi Muhammmad Saw.
BAB II
1
K.H. Dahlan Salim Zarkasyi, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur’an, YP AlQur’an
Raudhotul Mujawwidin, Semarang,t.th, halaman 111
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Iqra’
Menurut Mentri Agama RI (1991) Metode Iqro adalah cara cepat
belajar membaca Al-Quran. Metode Iqro adalah suatu metode
membaca Al-Quran yang menekankan langsung pada latihan
membaca. Adapun buku panduan iqro terdiri dari 6 jilid di mulai
dari huruf hijaiyah yang sederhana sampai tahap huruf hijaiyah yang
sudah bersambung.
Metode Iqro Metode Iqro’ adalah cara mengajarkan al-Qur’an yang
mengacu pada pola pendidikan “Child Centered”, yaitu memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada setiap siswa atau santri
untuk berkembang secara optimal sesuai kemampuan (Mu’min,
1991).
Buku Iqra' karya KH. As‘ad Humam merupakan buku ajar membaca
al-Qur'an yang sangat popular di Indonesia. Taman Pendidikan Al-
Qur'an (TPQ) yang tersebar diberbagai daerah banyak yang
menjadikan buku tersebut sebagai buku ajar resmi dalam
pembelajarannya.
Pada tahun 1975, KH. As‘ad Humam menggunakan metode Qiro'ati
yang disusun KH. Dachlan Salim Zarkasyi dari Semarang pada
tahun 1963. Akan tetapi, kemudian ditemukan bahwa pengajaran Al-
Qur'an dengan metode Qiro'ati tidak tartil, dan tidak adanya tajwid.
Maka, dari Qiro'ati inilah kemudian muncul gagasan-gagasan KH.
As‘ad Humam untuk mengembangkannya supaya lebih
mempermudah penerimaan metode ini bagi santri yang belajar Al-
Qur'an. Pengembangan penggunaan cara cepat belajar membaca Al-
Qur'an dengan metode Iqra' yang disusun oleh KH. As’ad Humam
ini pada awalnya hanya perantaraan dari mulut ke mulut atau getok
tular, kemudian dengan ketekunan mampu dikembangkan secara
luas dan diterima baik oleh masyarakat di Indonesia bahkan di dunia
internasional, dengan dibantu aktivis yang tergabung dalam Team
Tadrus AMM Yogyakarta.2
B. Penerapan Metode Iqra’
Metode Iqro’ tersusun dalam bentuk buku yang terdiri dari 6 jilid,
namun dapat pula dijumpai buku Iqra’ yang sudah dipisah-pisah
sesuai kategori Jilid biasanya identik dengan sampul warna- warni,
sehingga menarik selera untuk saling saling berlomba di dalam
mencapai warna-warni jilid berikutnya, di samping untuk
menghindari kejenuhan santri.3
Metode Iqro’ tersusun dalam bentuk buku yang terdiri dari 6 jilid,
dan buku iqro’ memiliki sifat-sifat sebagai berikut: (LPGTK, 1992).
1) Sistem4
a. Bacaan langsung Yaitu tanpa dieja; tidak diperkenalkan
terlebih dahulu nama-nama huruf hijaiyah, tanda baca atau
harakat, tetapi langsung diajarkan bunyi A, Ba, Ta dan
seterusnya.
b. CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Yang belajar adalah
santri, sehingga santri harus didorong untuk aktif dan guru
hanya membimbing saja, guru hanya menerangkan pokok
pelajarannya saja dan setelah santri jelas dan bisa, maka
santri disuruh membaca sendiri bacaan berikutnya dan guru
hanya menyimak saja.
c. Privat. Santri dalam belajar membaca Al – Qur’an harus
berhadapan langsung dengan gurunya, sehingga santri tahu
bagaimana mengucapkan huruf-huruf sesuai dengan kaidah
makhroj, dalam hal ini santri disimak satu persatu secara
bergantian.
2
Heni Purnowo, KH As’ad Humam, Pahlawan Pemberantasan Buta Huruf Al Quran,
http://yasirmaster.blogspot.com/2012/11/. Diakses 29 November 2020
3
Wawancara dengan Guru ngaji TPQ Nurur Rahmah Tamanan yaitu Ustadzah Noviatus
Saidah Tanggal wawancara 29 November 2020 melalui media WhatsApp.
4
As’ad Humam, Buku Iqra’; Cara Cepat Membaca Al-Qur’an (Yogyakarta: Team Tadarus
AMM, 2000), hal. 3.
d. Asistensi. Jika terpaksa kekurangan tenaga guru, maka bisa
menunjuk santri – santri terpilih yang sudah sampai jilid 4, 5
dan 6, untuk menjadi asisten penyimak bagi santri yang
masih jilid 1, 2 dan 3.
2) Disusun dari yang kongkrit menuju yang abstrak. Misalnya,
kepada anak tidak diajarkan nama huruf “alif” bertanda “fathah”
berbunyi “a”, tapi cukup dikenalkan bila ada “tongkat” di
atasnya ada “coretan” berbunyi “a”. Alif buat anak adalah
abstrak sedang tongkat buat anak adalah kongkrit karena terdapat
di lingkungan sekitarnya.
3) Sekali huruf dibaca betul, tidak boleh/jangan diulangi lagi.
4) Bila santri keliru panjang-panjang dalam membaca huruf, maka
guru dengan tegas harus memperingatkan (sebab yang betul
dengan pendekpendek) dan membacanya agar diputus-putus, bila
perlu ditekan.
5) Bila santri keliru membaca huruf, cukup betulkan huruf-huruf
yang keliru saja, dengan cara:
- Isyarah, umpamanya dengan kata-kata “eeee…awas…
stop..dsb.
- Bila dengan isyarah masih tetap keliru, berilah titian ingatan.
Umpamanya santri lupa baca huruf () رustadzah cukup
mengingatkan titiknya yaitu “bila tidak ada titiknya dibaca Ra' (ر
)” dst.
Adapun target pencapaian dari tiap-tiap jilid buku iqro’ berbeda-
beda. Untuk mengetahui kemampuan santri apakah telah menguasai
materi pelajaran, maka pada tiap jilid diakhiri dengan EBTA, santri
yang cepat menguasai materi akan cepat pula dalam menyelesaikan
buku Iqro’nya.5
Selain aturan-aturan tersebut, buku Iqra' juga mempunyai 10 sifat
yang ditutur diakhir buku tersebut, yaitu6:
5
Wawancara dengan Guru ngaji TPQ Nurur Rahmah Tamanan yaitu Ustadzah Noviatus
Saidah Tanggal wawancara 29 November 2020 melalui media WhatsApp.
6
Ibid., Buku Iqra, cover.
1. Bacaan langsung
2. CBSA (cara belajar santri aktif)
3. Privat/klasikal
4. Modul
5. Asistensi
6. Praktis
7. Sistematis
8. Variatif
9. Komunikatif
10. Fleksibel.
Berikut ini adalah isi materi dari masing-masing jilid, yaitu:
a. Jilid 1
Pelajaran pada jilid 1 seluruhnya berisi pengenalan bunyi
huruf tunggal berharokat fathah. Contoh Bacaan : َا َب َت َث َج
َح َخ
b. Jilid 2
Pada jilid 2 diperkenalkan dengan bunyi huruf-huruf
bersambung berharokat fathah. Baik huruf sambung di awal,
di tengah maupun di akhir kata. Contoh Bacaan: بد- َتَب – َفاَع َل
c. Jilid 3
Pada jilid 3 barulah diperkenalkan bacaan kasroh, kasroh
dengan hurufbersambung, kasroh panjang karena diikuti oleh
huruf ya sukun, bacaan dhommah, dan dhommah panjang
karena diikuti oleh wawu sukun. Contoh Bacaan: َحِلْيِم – َفَالِق.
d. Jilid 4
Pada jilid 4 diawali dengan bacaan fathah tanwin, kasroh
tanwin, dhommah tanwin, bunyi ya sukun dan wawu sukun,
mim sukun, nun sukun, qolqolah dan huruf-huruf hijaiyah
lainnya yang berharokat sukun. Contoh Bacaan: – ُقُعًدا – ُيْؤ ِتْيِه
َجْم ًعا.
e. Jilid 5
Isi materi jilid 5 terdiri dari cara membaca alif-lam qomariah,
waqof, mad far’i, nunsukun/tanwin menghadapi huruf-huruf
idzghom bighunah, alif-lam syamsiyah, alif-lam jalalah, dan
cara membaca nun sukun/tanwin menghadapi huruf-huruf
idzghom bilaghunah. Contoh Bacaan: ِباْلَحْمِد – َفِإْن َّلْم َيُك ن-
f. Jilid 6
Bacaan idgham bigunnah, iqlab, ikhfa' haqiqi, waqaf huruf
yang ber-tasydῑd, huruf qalqalah bertasydῑd, penggalan
ayatayat Al-Qur'an. Contoh Bacaan : – َر ْح َم ًة َوِع ْلًم ا – َو َأْك َنْنُتْم
َفْنُصْر َنا َع َلى اْلَقْو ِم الَك ِفِرْين
Adapun proses pelaksanaan pembelajaran metode ini berlangusng
melalui tahap-tahap sebagai berikut:7
1) Ath Thoriqah bil Muhaakah, yaitu ustadz/ustadzah
memberikan contoh bacaan yang benar dan santri
menirukannya.
2) Ath Thoriqah bil Musyaafahah , yaitu santri melihat gerak-
gerik bibir ustadz/uztadzah dan demikian pula sebaliknya
ustadz/ustadzah melihat gerak gerik mulut santri untuk
mengajarkan makhorijul huruf serta menhindari kesalahan
dalam pelafalan huruf, atau untuk melihat apakah santri
sudah tepat dalam melafalkannya atau belum.
3) Ath Thoriqoh Bil Kalaamish Shoriih, yaitu ustadz/ustadzah
harusmenggunakan ucapan yang jelas dan komunikatif.
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Iqra’
1) Kelebihan
a. Disusun secara lengkap dan sempurna serta terencana dengan
komposisi huruf yang seimbang, di mulai dari pelajaran yang
amat dasar dan sederhana, dengan rangkaian huruf-huruf,
sedikit demi sedikit, tahap demi tahap, akhirnya ke tingkat
satu kalimat yang bermakna, hanya saja karena prosesnya
yang sangat evolusi semuanya menjadi terasa ringan.
7
Masrifah, “ METODE IQRA’ “,http://masrifah95.blogspot.com/2016/11/metode-
iqra_22.html, diakses pada 30 November 2020
b. Menggunakan metode CBSA jadi yang dituntut aktif adalah
murid.
c. Menggunakan bahasa secara langsung sehingga lebih mudah
diingat.
2) Kekurangan
a. Bacaan-bacaan tajwid tidak dikenalkan sejak dini.
b. Tidak dianjurkan menggunakan irama murottal.
c. Anak kurang tahu nama huruf hijaiyah karena tidak
diperkenalkan dari awal pembelajaran.
d. Tidak ada media belajar.
BAB III
KESIMPULAN
Metode Iqra' merupakan metode ajar buku Iqra' karya KH. As‘ad
Humam. Buku ajar membaca al-Qur'an ini berjumlah enam juz yang
saling bertingkat. Setiap juznya mempunyai petunjuk pengajaran masing-
masing dan mempunyai tingkat kesulitan yang meningkat.
Buku Iqra’ nampaknya sangat konsisten dalam menerapkan prinsip
ini. Dalam buku Iqra’ yang dipentingkan adalah kemampuan anak dalam
membaca Al-Qur’an. Untuk itu:
1) Buku Iqra’ tidak mengenalkan nama-nama huruf dan tanda
bacanya sebelum anak bisa membacanya. Atau dengan perkataan lain
yang penting anak bisa baca lebih dulu, baru tahu namanya.
Lampiran Wawancara