Anda di halaman 1dari 6

Nama : Buana Arbiyansyah

Fakultas : Ushuluddin (IAT)

Matkul : Metodologi Pengajaran Al-Qur’an dan Hadits

Dosen Pengampu : Hidayatullah, MA

A. Pengertian Pembelajaran Metode Tanzila

Methode Tanzila adalah methode praktis membaca Al-Qur’an secara baik dan benar
dengan cara mengeja dan mengulang-ulang (repetition). Metode ini lahir dari pengalaman para
asatidz-asatidzah Eco Surau Taman Qolbun Salim. Di dalam metode ini kita mengkonsep
pembelajaran Al-Qur’an seperti tangga dimana seorang harus melangkah lebih banyak untuk
sampai pada pembelajaran Al-Qur’an yang tertinggi. Konsep tangga ini kita susun dalam 5 hal
berikut :

1. Pengenalan Huruf (Vokal, Huruf, dan Makhroj)


2. Tahsin (Mad, Tajwid, Ikhtilaf, Dalil)
3. Tashih (TSM, Khot, Imla’, Talaqqi, Tulis Sendiri Hafalanmu)
4. Tahfidz
5. Tadabbur (Bahasa Arab, Balaqhoh, Tafsir)

Setelah seorang pembelajar sampai pada 5 titik ini maka dia wajib memberikan / mengajarkan
apa yang telah ia dapat kepada orang yang masih mengenal huruf, baru belajar tahsin, atau
masih belajar tashih. Sehingga ilmu tersebut tidak terhenti sampai pada ia saja tetapi mengalir
turun pada orang setelahnya. Itulah mengapa metode ini dinamakan Tanzila karena apa yang
kita dapat, manfaatnya turun pada orang setelah kita. Sehingga adanya kader-kader atau
penerus yang akan melanjutkan estafet perjuangan dakwah yang kita lakukan. Seperti yang
tertulis dalam Al-Qur’an Surah Al-Insan ayat 23 :

ً ْ ‫َّ ح ْ ُ ح َّ ْ ح ح ْ ح ُ ْ ح ح‬
‫ْن ْيل‬
ِ ‫ِإنا َنن نزْلا عليك القرآن ت‬

Artinya : “Sesungguhnya kami telah menurunkan Al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad)


dengan berangsur-angsur”. (QS. Al-Insan : 23)
Dan sekarang kami mencoba untuk mengembangkan metode Tanzila ini di Eco Surau Taman
Qolbun Salim terhadap santri serta ibu-ibu yang belajar mengaji di daerah Jagakarsa.

Banyaknya masalah bacaan Al-Qur’an yang terjadi di masyarakat dalam mempelajari


Al-Qur’an seperti Anak-anak yang masih awam tentang makhroj dari kecil, karena sudah
terbiasa dilatih melalui methode direct yakni methode Al-Qur’an secara langsung tidak pakai
dieja atau diuraikan dan dengan sedikit penjelasan. Kemudian pembelajaran membaca Al-
Qur’an yang terlalu lama sehingga para pembelajar Al-Qur’an yang masih baru belajar sudah
merasa bosan sebelum bisa membaca Al-Qur’an, Para pembelajar Al-Qur’an masih kesusahan
membedakan huruf hijaiyah yang bersambung. Nah dari 3 pokok permasalahan diatas, tanzila
hadir untuk memberikan kemudahan dalam belajar Al-Qur’an sehingga para pembelajar bisa
mengenal huruf beserta makhroj nya dengan mudah semenjak kecil, berusaha mempercepat
pembelajaran membaca Al-Qur’an selama 3 bulan sehingga para pembelajar Al-Qur’an tidak
cepat merasa bosan, dan bisa menuntut ilmu Al-Qur’an lebih banyak. Serta tanzila juga
berusaha untuk memberikan kemudahan ketika membaca huruf-huruf sambung tidak hanya 1
huruf ataupun 2 huruf tapi sudah bisa membedakan mana bentuk huruf di awal kalimat,
ditengah kalimat, dan akhir kalimat.

Ada 3 jilid buku Tanzila yang akan membahas tuntas tentang pembelajaran Al-Qur’an
yakni :

1. Jilid 1 (Pengenalan Huruf)

Santri akan dikenalkan apa saja huruf hijaiyah itu, bagaimana cara pengucapannya serta
akan di ajarkan bagaimana bentuk serta perbedaan dari berbagai huruf hijaiyah yang
memiliki kesamaan agar tidak keliru serta tertukar ketika praktek membaca Al-Qur’an
seperti huruf ,‫ ت‬,‫ ب‬dan ‫ ث‬.

2. Jilid II (Sambung Huruf)

Buku Tanzila jilid II ini berusaha mengenalkan kepada santri bagaimana tulisan huruf
ketika terpisah dan tersambung sehingga kita tidak hanya mengajarkan bagaimana
bunyi/vocal huruf nya saja tapi bentuk serta keadaan huruf itu ketika barsambung dan
terpisah serta bagaimana huruf itu tertulis dibeberapa mushaf seperti ,‫ والجبال أرساها‬,‫جميل‬
‫ والسماء ذات البروج‬.

3. Jilid III (Tajwid)


Buku Tanzila jilid III merupakan tahap lanjutan dari buku sebelumnya untuk
memantapkan bacaan Al-Qur’an sebagaimana yang tertulis dalam matan jazary bait ke
27 bahwa mempelajari tajwid itu merupakan sesuatu yang lazim, dan barang siapa tidak
memperbagus bacaan Al-Qur’an nya maka merupakan sesuatu yang tercela. Maka
dalam buku Tanzila jilid III ini akan dijelaskan tentang ghunnah, mad, ikhtilaf, serta
dalil-dalil tajwid sebagai penunjang penuntut ilmu dalam menyelami ilmu Al-Qur’an.

Dari ketiga jilid di atas seorang pembelajar akan ditentukan melalui level mana dia akan
memulai pembelajaran membaca Al-Qur’an, dalam pembelajaran metode tanzila sekurang-
kurang nya ada 4 level dalam pembelajaran metode tanzila ini :

1. Basic
Level basic merupakan level dimana santri masih sangat awam tentang pembelajaran
Tahsin Al-Qur’an, masih dalam pengenalan huruf sehingga perlunya tahapan yang lebih
mendalam. Maka santri akan diberikan pembelajaran pada buku Tanzila jilid I yang
membahas pengenalan huruf, bagaimana bunyi huruf, bagaimana bentuk huruf, serta
bagaimana pengucapan huruf yang benar.
2. Intermediate
Level intermediate merupakan level dimana seorang pembelajar telah mengenal huruf,
serta Tahsin, sudah bisa dalam pengucapan tapi masih belum mengenal bagaimana
huruf yang sambung dan huruf yang terpisah sehingga perlunya Tanzila jilid II yang
membahas huruf bersambung dan huruf terputus.
3. Advance
Level advance adalah level dimana seseorang sudah bisa mengenala huruf, Tahsin,
Tashih, huruf-huruf yang bersambung maka tahap selanjutnya santri diharapkan bisa
mengahafal serta mentadabburi Al-Qur’an, dan disini juga merupakan tahap
penyempurnaan dalam mengenal huruf serta hukum-hukum bacaan seperti mad,
ghunnah dll. Melalui pembahasan buku Tanzila jiild III.
4. Professional (Kader)
Level professional adalah level tertinggi seorang pembelajar yang telah menempuh
semua level metode tanzila yang selanjutnya akan disiapkan untuk menjadi kader
penerus. Jadi ilmu seorang tidak hanya berhenti sampai pada dirinya sendiri tapi juga
bisa berbagi dan semua orang dapat merasakan apa yang telah kita dapatkan.

B. Methode Pembelajaran Tanzila


Metode pembelajaran Tanzila ini kita bagi menjadi 2 sesi yakni pembelajaran secara
klasikal (bersama-sama) dan private – individual :

I. Klasikal

Metode ini dilakukan dengan cara membaca bersama-sama secara klasikal, yaitu guru akan
mempraktekkan satu ayat lalu di ikuti oleh santri secara bersama-sama. Melalui tahapan-
tahapan mengajar sebagai berikut :

1. Pembukaan
Pembukaan adalah kegiatan guru dalam mengondisikan para peserta didik untuk siap
belajar. Dilanjutkan dengan salam, membaca do’a pembuka belajar Al-Qur’an
bersama-sama, kemudian guru menanyakan kabar santri, beserta jargon Eco Surau
Taman Qolbun Salim.
2. Pengulangan Materi
Guru mengulang kembali apa yang telah dipelajari dipertemuan seblumnya baik itu
pengulangan huruf maupun hafalan sebelumnya dan diikuti oleh santri untuk
menguatkan kembali hafalan yang telah dihafal agar hafalan tidak hanya hinggap di
kepala tetapi benar-benar lancar.
3. Penanaman Materi
Penanaman materi dalah proses guru memperaktekkan serta menjelaskan huruf melalui
makhrojnya dan hafalan yang akan dihafalan pada hari itu dengan menambah 1 ayat
untuk dihafal yang nanti akan disetorkan kepada musryif nya masing-masing. Hafalan
pada tahapan ini kita fokuskan pada juz 30 karena Sebagian besar kalimat serta kata-
kata yang terdapat pada juz 30 ini sudah tidak asing lagi ditelinga kita.
4. Latihan dan Keterampilan
Latihan atau keterampilan adalah kegiatan melancarkan bacaan santri dengan cara
mengulang-ulang ayat yang telah dibacakan oleh guru, yang kemudian nanti akan
disetorkan melalui musryif nya masing-masing.
II. Private – Individual

Metode ini dilakukan dengan cara memanggil satu persatu murid, kemudian murid
menyetorkan bacaan yang akan dibaca. Tahapan- tahapan santri yang akan
menyetorkan bacaan sebagai berikut :
1) Membawa buku Tanzila yang akan dibaca serta buku penilaian diserahkan
kepada musryif yang membimbing untuk selanjutnya akan dinilai kemampuan
bacaannya.
2) Membaca dengan sungguh-sungguh apa yang diperintahkan oleh musryif pada
buku Tanzila
3) Setalah selesai membaca santri diharapkan menyetorkan hafalan wajib yang
telah dihafalkan dan dipraktekkan oleh guru pada hari itu dan akan dinilai oleh
musryif.
4) Lalu membawa buku TSM Tanzila yang telah dikerjakan untuk diperbaiki
tulisannya oleh musryif pembimbing.
5) Santri yang belum dipanggil (belum mendapat giliran) membaca dihadapan
musryif, untuk menulis buku TSM Tanzila yang nanti akan diberikan /
diperbaiki oleh musryif.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah pengamatan sekaligus penilaian melalui buku penilaian terhadap
kemampuan dan kualitas bacaan serta hafalan anak satu persatu.
6. Penutup
Penutup adalah pengondisian anak untuk tetap tertib kemudian membaca doa penutup
dan diakhiri dengan salam penutup dari ustad atau ustadzah.

C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanzila


1) Kelebihan Metode Tanzila
• Anak dapat mengenal makhroj suatu huruf dari kecil serta mengetahui
bagaimana pengucapan huruf dengan baik dan benar
• Mengenal mana huruf yang bersambung(maushul) dan mana huruf yang
terputus (maqtu’)
• Anak-anak ikut aktif dalam belajar dan mengikuti guru.
• Waktu pembelajaran dan penyampaian yang singkat dan mudah dimengerti oleh
anak-anak.
• Meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
• Mengetahui bagaimana Al-Qur’an benar-benar turun hingga sampai kepada kita
• Diperkaya dalil yang memperluas khazanah tentang ilmu tajwid

2) Kelemahan Metode Tanzila
• Banyak buku pegangan

Buku pegangan santri dalam belajar metode tanzila setidaknya ada 3 buku yakni
buku tanzila jilid I, II, dan III.

Anda mungkin juga menyukai