Anda di halaman 1dari 5

A.

HASIL OBSERVASI JILID 2 METODE TILAWATI


1. Profil Peneliti
a) Nama : Nadia Putri Zahra
Nim : 231102030031
Prodi : Hukum Tatanegara
Kelas : Htn 1

b) Alasan saya memilih jilid 2 adalah pada tingkat ini para murid di ajarkan
tentang membaca huruf hijaiyah yang di sambung jika pada jilid 1 di
kenalkan tentang huruf hijaiyah dan penekanan pada makhorijul huruf.
jilid 2 ini huruf hijaiyah mulai di sambung per kalimat dan para murid di
latih untuk membedakan dan memahami cara membaca huruf hijaiyah
yang bersambung.

2. Profil Jilid yang diteliti (jelaskan dan uraikan per halaman isi jilid yang
diteliti)
a) Profil Ustad/Ustadzah pengajarnya

Ustadzah yang mengajarkan jilid 2 adalah ustadzah Dewi Fatimah yang


sudah melakukan pelatihan di suatu yayasanyang bermetode tilawati yang
berpusat di jember, dan sudah meiliki SYAHADAH sebagai guru pengajar
(ustadzah) dan pada TPQ As Sunniyah karena di TPQ As Sunniyah ini
diwajibkan melakukan pelatihan sebelum mengajar pada lembaga TPQ As
Sunniyah yang diadakan dulunya seminggu sekali, tetapi karena terhalang
acara yang begitu padat jadi pelatihan diadakan dalam satu bulan sekali.
Pelatihan ini dilaksanakan degan cara melakukan anjangsana pada setiap
lembaga secara bergantian. Anjangsana ini dilakukan sesuai dengan jadwal
jilidnya misalnya jka bulan ini pada lembaga A anjangsana dengan jadwal
jilid satu, maka bulan selanjutnya pada lembaga B dilakukan dengan jadwal
selanjutnya yaitu jilid dua dan berlaku berkelanjutan.

Untuk penerapan penekanan pada membaca dari jilid perjilid TPQ As


Sunniyah mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh, pada saat pelatihan
para ustadzah sudah diajarkan untuk mengajar dengan cara seperti yang
ditentukan lalu para ustadzah tinggal menerapkan kepada para santri
bagaimana lafal, lagu dan cara pembacannya.1

b) Ruang Lingkup isi jilid 2 metode tilawati


Isi Halaman Penjelasan/Cara Mengajar
Cara membaca huruf Menggunakan metode 1 (guru membaca
hijaiyah yang santri mendengarkan), metode 2 (guru
bersambung membaca santri menirukan), metode 3 (guru
dan santri membaca bersama-sama), dan
metode 4 yaitu (membaca dan menyimak
secara bergantian)
Cara membaca fathah, Guru menjelaskan santri menyimak, guru
kasrah dan dhommah membaca santri menirukan, dan membaca
dan menyimak secara bergantian
Pembelajaran Tajwid Guru menjelaskan santri menyimak, guru
Lanjutan
membaca santri menirukan, dan membaca
dan menyimak secara bergantian
Pelatihan Intonasi dan Guru menjelaskan santri menyimak, guru
Melodi Bacaan
membaca santri menirukan, dan membaca
dan menyimak secara bergantian
Peningkatan dalam Guru menjelaskan santri menyimak, guru
Hafalan
membaca santri menirukan, dan membaca
dan menyimak secara bergantian

1
Wawancara dengan Ustadzah Dewi, TPQ As Sunniyah Jember (9 November 2023, pukul 15.30 -
16.30 WIB)
Tilawati jilid 2: mempelajari kalimat berharakat kasrah, dhammah dan
tanwin, mempelajari macam-macam “Ta” dan mempelajari bacaan panjang
satu alif serta mengenalkan bacaan mad thobi’i.. Sehingga cara
pengajarannya guru bisa menggunakan 4 metode mengajar tilawati yaitu:
Mengajarnya menggunakan :
metode ke-1 (guru membaca-santri mendengarkan)
Metode ke-2 (guru membaca santri menirukan)
Metode ke-3 (guru dan santri membaca bersama-sama)
Metode ke-4 (BACA SIMAK) secara bergantian

c) Problematika/kendala/permasalahan yang dihadapi oleh


guru/ustadz/dzah dalam mengjar jilid 1 metode tilawati
Minat dan Motivasi Belajar: Beberapa murid mungkin kurang memiliki
minat dan motivasi yang tinggi untuk belajar Tilawati, terutama jika mereka
menghadapi kesulitan dalam membaca Al-Qur'an. Guru perlu mencari cara
untuk meningkatkan minat dan motivasi mereka.

Kesulitan Membaca Arab: Bagi murid yang tidak akrab dengan bahasa Arab,
membaca teks Al-Qur'an dalam bahasa Arab mungkin menjadi kendala. Guru
harus menyediakan bantuan yang memadai untuk membantu mereka
memahami huruf dan pengucapan yang benar.

Kurangnya keefektifan dalam belajar: Banyaknya murid dan guru pengajar


hanya 1 menjadi kurang efektif dalam pembelajaran.

d) Strategi/solusi/cara mengatasi problematika/kendala yang dilakukan


oleh guru/Ustadz/dzah tersebut
Membangun Motivasi dan Minat: Membuat pembelajaran Tilawati menarik
dengan mengaitkannya dengan cerita-cerita Islami, kisah para Nabi, atau
sejarah Islam yang menginspirasi.Menciptakan kompetisi atau penghargaan
untuk merangsang minat dan motivasi belajar.

Pemahaman Dasar Bahasa Arab: Menyediakan bahan bantu yang


memudahkan pemahaman huruf-huruf Arab, tajwid, dan pengucapan yang
benar.Menggunakan metode visual, audio, dan interaktif dalam pembelajaran
untuk membantu pemahaman bahasa Arab.
Fleksibilitas Waktu Belajar: Menjadwalkan kelas yang sesuai dengan jadwal
murid, termasuk pada hari-hari libur atau akhir pekan.Menyediakan pilihan
untuk belajar secara daring atau offline.

e) Kelebihan dan kekurangan Jilid 1 Metode Tilawati sebagaimana yang


sudah dialami oleh guru/Ustadz/dzah tersebut
Kelebihan Jilid 2 Metode Tilawati:

Struktur Pembelajaran yang Terorganisir: Metode Tilawati umumnya


memiliki struktur yang terorganisir, termasuk bahan pelajaran yang disusun
dengan baik. Ini mempermudah guru dalam merencanakan dan mengajar.

Pengajaran Tajwid yang Tepat: Metode Tilawati sering kali menekankan


pengajaran tajwid (aturan bacaan Al-Qur'an) dengan baik. Ini membantu
murid untuk membaca Al-Qur'an dengan benar dan meresapi maknanya.

Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur'an: Dengan fokus pada membaca


Al-Qur'an dengan baik, metode ini dapat membantu meningkatkan
kemampuan membaca Al-Qur'an bagi murid dan mudah diaplikasikan ke
semua anak karena menggunakan lagu

Kekurangan Jilid 2 Metode Tilawati:

Kurangnya Keterlibatan Aktif Murid: Metode ini cenderung lebih berpusat


pada guru, yang berbicara dan mengajar sementara murid mendengarkan. Ini
mungkin mengurangi keterlibatan aktif murid dalam pembelajaran.

Kesulitan dalam Memahami Konteks: Fokus pada tajwid dan tafsir kadang-
kadang bisa membuat murid kesulitan memahami konteks sejarah dan situasi
di balik ayat-ayat Al-Qur'an.

Kebosanan dalam Pembelajaran: Jika metode ini tidak diatur dengan baik,
pembelajaran bisa menjadi monoton dan membosankan bagi murid, terutama
jika tidak ada variasi dalam metode pengajaran.

Tingkat Kesulitan yang Bervariasi: Murid dengan tingkat keterampilan dan


pemahaman yang berbeda mungkin kesulitan untuk mengikuti metode ini
dengan baik. Guru perlu mengidentifikasi tingkat kemampuan murid dan
memberikan pendekatan yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai