c. Landasan praktek:
Prakteknya dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1. Tahap Analitik, terdiri dari:
i. Tahap membaca:
Ustadz memulai dengan membacakan satu ayat, bagian demi
bagian, santri secara klasikal menirukannya. Sesudah itu santri
membaca ulang ayat tersebut secara bergantian, sampai semua
santri selesai membacanya. Apabila santri sudah pandai membaca,
maka tidak perlu dibimbing lagi. Apabila dalam satu kelas ada
santri yang kurang lancar membaca, maka selalu diberi kesempatan
yang akhir, dengan maksud agar dia sudah berkali-kali mende-
ngarkan cara membacanya.
2. Tahap Sintetik:
Sesudah memahami satu ayat, dilanjutkan dengan cara yang sama
ditambah dengan merangkaikan antara ayat yang dibaca sekarang dengan
ayat sebelumnya. Apabila ada hubungannya, maka santri akan
memperoleh pengertian pertalian ayat-ayat tersebut, sebaliknya, apabila
tidak, maka santri akan mengerti eksistensi masing-masing ayat.
3. Tahap Evaluasi:
i. Ustadz mengevaluasi secara klasikal dan individual, secara
sporadis dan spontanitas, dari awal hingga akhir materi dalam tatap
muka tersebut, dengan menanyakan kata Arabnya atau arti
Indonesianya.
ii. Demikian seterusnya, metode ini diterapkan sesuai dengan
jenjangnya, yang setiap tingkat perlu menyelesaikan satu Juz. Akan
tetapi cara pemanduan membaca ini logikanya hanya berlaku di Juz
I saja, karena mulai Juz II santri sudah lancar membaca.
E. JENJANG PENDIDIKAN:
Karena materi kajiannya langsung ayat-ayat Al-Qur'an, maka pembelajaran dimulai
dari Surah Al-Fatihah, dan secara edukatif pendidikan diatur berjenjang, mengikuti
urut-urutan Surah dan Ayat Al-Qur'an itu sendiri, dengan asumsi bahwa santri akan
mudah memahami maksud Al-Qur'an secara utuh.
a. Tingkat Dasar
Memahami arti kata-kata dan jenisnya, dengan rincian:
1. Paruh pertama Juz I (semester 1), yaitu mulai dari Surah Al-Fatihah,
dilanjutkan kepada Surah Al-Baqarah ayat 1 s/d ayat 66,
Mengartikan kata demi kata. Targetnya santri dapat menguasai arti kata
perkata dalam ayat, metodenya Monologis dan Dialogis.
Dalam tahap mengartikan ini Ustadz pemandunya menjelaskan ciri
masing-masing kata, tata tulis dan artinya, mana arti yang sesungguhnya,
kiasan, atau perumpamaan dan lain sebagainya, kalau ada. Dalam tahap ini
santri sudah dapat menguasai sedikitnya 1700 an kata dengan ciri dan
artinya.
2. Paruh kedua Juz I (semester 2), yaitu mulai ayat 67 s/d ayat 141,
mengartikan kata demi kata, ditambah dengan mengenalkan jenis dan ciri
kata-katanya, yang berupa kata benda ( ), kata kerja ( ) meliputi
b. Tingkat Menengah
Mengajarkan teknik memahami arti kata perkata, sesuai dengan perubahan kata-
katanya, ditambah dengan memahamkan cara mengubahnya, dengan rincian :
1. Paruh pertama Juz II (semester 1), yaitu mulai ayat 143 s.d. 202.
Cara mengartikan dengan memilah-milah kata demi kata seperti Juz I yang
lalu sudah tidak perlu lagi, hanya teks ayatnya masih tetap dipotong kata
demi kata, untuk menjelaskan eksistensi masing-masing kata, kemudian
dikembangkan dengan mengenalkan bentuk-bentuk Fi'il ( ) yang tidak
berubah ( ) dan yang berubah ( ) berikut cara mengubahnya,
dan nengenalkan Isim yang tetap ( ) dan yang jadian (
),
metodenya Monologis dan Dialogis.
2. Paruh Juz II yang kedua (semester 2), yaitu mulai ayat 203 s.d. 252.
Cara mengartikan dengan memilah-milah kata demi kata seperti yang lalu
sudah tidak perlu lagi, dan sekarang ayat ditulis utuh sebagaimana
mestinya, ditambah dengan mengenalkan mana yang kata jadian (
)
dan mana yang tidak () , ditambah dengan Fi'il-fi'il yang berubah
( ) , berikut cara mengurainya perayat, metodenya Monologis dan
Dialogis.
c. Tingkat Atas
Mengenal susunan kalimat, rinciannya:
1. Paruh pertama Juz III (semester 1), yaitu mulai ayat 253 s/d ayat 286 atau
akhir Surah Al-Baqarah,
2. Paruh kedua Juz III (semester 2), yaitu mulai dari awal Surah Ali Imran s/d
ayat 91,
Melanjutkan menjelaskan mana yang menjadi pokok kalimat Al-Umdah
( ) , ditambah dengan pelengkap atau penyempurnanya yang disebut
Al-Takmilah ( ) , yang berupa semua jabatan kalimat yang biasanya
diberikan dalam pelajaran Bahasa Arab.
Pada langkah ini santri sudah pandai mengartikan kata demi kata,
termasuk mengenali macam-macam susunan kalimat yang Bahasa
Arabnya disebut Jumlah ( ) , yang terdiri dari Al-'Umdah ( ) dan
Al-Takmilah ( ) . Dalam mengembangkan ketrampilan, mereka diajak
berlatih untuk mengkaji ayat-ayat di Juz I dan Juz II yang lalu, sebagai
ganti tamrinat yang biasanya diajarkan.
Jabatan kalimat dalam bahasa Al-Qur'an ini sangat sederhana dan mudah
diingat, karena jabatannya itu sendiri sejalan dengan maknanya, tambahan
lagi Jabatan Kalimatnya selalu berpasang-pasangan, dan tata-tulis serta
tata bacanya pun mudah diamati, tidak perlu setiap Jabatannya dirinci
mendetil, karena tujuan pokoknya adalah ingin memahami Ayat, bukan
mendalami Pelajaran Bahasa Arab.
d. Tingkat Tinggi
Pada tingkat IV ini, tidak perlu lagi dibagi menjadi 2 semester, demi untuk
efektifnya cakupan bahasannya. Pada tingkat ini kajian Balaghah ( )
nya sudah selesai, santri sudah dapat memahami gaya bahasa Bahasa Arab,
yang sudah dituangkan sebagai pengantar buku ajar Juz IV, dengan teknik
penyajian sesuai dengan selera keindonesaan, bukan kearab-araban. Pene-
rapannya sangat bergantung pada daya serap santri dan kelincahan ustadz-nya.
Dengan demikian, untuk memahami al-Qur'an tidak harus dibimbing ustadz
sampai 30 Juz, akan tetapi cukup sampai Juz IV saja. Bahkan, secara otodidak
pun bisa, belajar memahami Al-Qur'an yang penting minat dan niat, karena
cinta dapat mengalahkan segala-galanya, bukan kepandaian. Bahkan, andai-
kata belajar dengan Metode Manhaji hanya sampai Juz II saja pun sudah dapat
memahami bahasa Al-Quran, ala kadarnya, dan sudah bisa membaca Kitab
Kuning (Kitab Gundul).
F. PENDIRIAN
a. Pendirian Kursus dapat dilakukan oleh:
1. Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM)
2. Majlis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM)
3. Majlis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM)
6
G. PENGORGANISASIAN
a. Penanggung Jawab:
1. Pimpinan Ranting untuk Kursus yang diselenggarakan di tingkat ranting
2. Majlis Tabligh PCM untuk Kursus yang diselenggarakan di tingkat cabang
3. Majlis Tabligh PDM untuk Kursus yang diselenggarakan di tingkat daerah
4. Majlis Tabligh PWM untuk Kursus yang diselenggarakan di tingkat
wilayah
b. Pelaksana Kursus
Dalam setiap Kursus Tafhimul Quran dibentuk tim pelaksana yang terdiri dari:
1. Direktur
2. Manajer Administrasi
3. Manajer Keuangan
4. Tim Pengajar
H. PESERTA KURSUS
a. Anggota Muhammadiyah
b. Simpatisan Muhammadiyah
I. TEMPAT KURSUS
a. Masjid/Mushalla
b. Amal Usaha Muhammadiyah (AUM)
c. Tempat lain yang memungkinkan
d. Mendirikan Gedung Kursus
J. PEMBIAYAAN
Pembiayaan Kursus diperoleh dari:
a. Peserta Kursus
b. Sumber-sumber lain yang halal dan tidak mengikat
Majlis Tabligh
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
A. DASAR PEMIKIRAN
a. Visi Ideal Muhammadiyah: Terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
b. Misi Muhammadiyah:
1. Menegakkan tauhid yang murni;
2. Menyebarluaskan dan memajukan ajaran Islam yang bersumber kepada al-Quran
dan as-Sunnah al-Maqbulah;
3. Mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
c. Visi dan misi Muhammadiyah tersebut hanya mungkin diwujudkan oleh para
pimpinan dan anggota Muhammadiyah yang memiliki visi dan misi pribadi yang
selaras dengan Muhammadiyah sehingga mindset, keyakinan, karakter, dan perilaku
mereka meru-pakan aktualisasi dari ajaran Islam. Oleh karena itu seharusnyalah
dilakukan upaya terus menerus untuk menyelaraskan visi dan misi pribadi para
anggota dan pimpinan Muhammadiyah dengan visi dan misi Muhammadiyah
d. Penyelarasan visi pribadi anggota dan pimpinan Muhammadiyah dengan visi ideal
Muhammadiyah dilakukan dengan menetapkan Menjadi Pribadi Muslim yang
sebenar-benarnya sebagai visi pribadi. Masing-masing berjuang dengan sepenuh
hati mewujudkan visi tersebut dalam dirinya
e. Penyelarasan misi pribadi anggota dan pimpinan Muhammadiyah dilakukan dengan
menetapkan misi pribadi masing-masing sbb:
1. Saya menegakkan tauhid yang murni dalam kehidupan pribadi saya
2. Saya senantiasa belajar ajaran Islam yang bersumber kepada al-Quran dan as-
Sunnah al-Maqbulah, memajukan dan mendakwahkannya
3. Saya mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi saya, keluarga saya, dan
masyarakat di sekitar saya
f. Agar proses belajar ajaran Islam dapat terarah dan terlaksana secara sistemik, maka
persyarikatan perlu memberikan bahan-bahan atau modul-modul pembelajaran yang
dapat diperoleh dengan mudah oleh anggota dan simpatisan Muhammadiyah di
manapun berada.
B. TUJUAN
Setiap pimpinan persyarikatan, majlis, lembaga, biro, ortom, Amal Usaha berkewajiban
menfasilitasi agar orang-orang yang berada dalam area tanggungjawabnya memperoleh
modul-modul tersebut.
Majelis Tabligh
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Shalat merupakan ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allah SWT yang
perintahnya langsung diterima Rasulullah saw pada malam Isra`-Mi`raj (QS. Al-Isra/17:
1; HR. Al-Tirmidzi 1/417: 213). Ia merupakan tiang agama (HHSR. Al-Tirmidzi, al-
Nasi, Ibn Mjah, dll., dari Mudz). Sebagai tiang agama, maka shalat harus selalu
ditegakkan dan tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan bagaimanapun juga, baik itu
dalam keadaan sakit, musafir, atau bahkan saat perang (QS. Al-Baqarah/2: 238-239).
Tegak atau tidaknya agama dan baik-buruknya akhlak seorang Muslim dapat dilihat
bagaimana ia memaknai dan melaksanakan shalat. Nabi saw menegaskan:
maka jika shalat seseorang baik maka baiklah semua amalnya, namun jika shalatnya
rusak maka rusaklah semua amalnya. (HR. al-Thabrani)
Itulah sebabnya KHA. Dahlan menjadikan basis awal gerakan Muhammadiyah yang
didirikannya dari kajian shalat, baik kajian pada aspek spiritualnya dengan mengkaji
antara lain QS. Al-Mn/107, al-Ankabt/29: 45, Thha/20: 14, Al-Baqarah/2: 45,
maupun pada aspek fiqhiyahnya yang harus sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad
saw.
Sayangnya, sebagian besar umat Islam belum memahami dan melaksanakan shalat sesuai
tuntunan Nabi saw sehingga tidak ada pengaruh sujud dalam kehidupannya sehari-hari.
Yang lebih aneh lagi, masih ada warga bahkan Pimpinan Muhammadiyah dan
Pimpinan/Pegawai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang shalat namun belum sesuai
dengan tuntunan Nabi saw. Jika masih didasarkan pada dalil Quran dan al-Sunnah al-
maqblah, maka tentu tidak ada masalah. Beda pemahaman terhadap dalil yang sama-
sama maqbl adalah wajar dan masih bisa ditolerir. Tetapi jika tidak ada dasar hadisnya
atau didasarkan pada hadis yang lemah bahkan palsu, maka harus dihindari karena bisa
ditolak ibadahnya bahkan terjebak dalam berbuatan bidah.
10
B. NAMA KEGIATAN
Kegiatan ini bernama: Pelatihan Shalat Sesuai Tuntunan Nabi
C. TUJUAN
a. Mengajarkan dan membimbing pelaksanaan shalat bagi anggota Muhammadiyah
dan ummat Islam pada umumnya sehingga dalam melaksanakan shalat sesuai
dengan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw dan memahami arti setiap
bacaannya.
b. Menggerakan shalat jamaah sehingga menjadi kebiasaan anggota Muhammadiyah
dan ummat Islam pada umumnya.
D. MATERI
1. Kedudukan Shalat Bagi Seorang Muslim
2. Tata cara dan praktek thaharah
3. Tatacara dan praktek Shalat Fardiyah
4. Tatacara dan praktek shalat jamaah
5. Memahami Makna Bacaan Shalat
6. Spirit Bacaan Shalat
7. Mukjizat Gerakan Shalat
8. Agar Shalat menjadi Khusyu
Pelatihan shalat dilaksanakan selama 1 x 24 jam (dimulai dengan shalat ashar berjamaah
dan diakhiri dengan shalat ashar berjamaah pada hari berikutnya.
F. PENGORGANISASIAN:
1. Penanggung Jawab adalah Ketua/Direktur Lembaga Penyelenggara
a. Ketua Majlis Tabligh setempat bila penyelenggaranya Majlis Tabligh
11
G. PEMBIAYAAN:
Biaya penyelenggaraan shalat dapat diperoleh dari peserta atau sumber-sumber lain yang
halal dan tidak mengikat
H. MANUAL ACARA:
12
13
TENTANG
PERATURAN GERAKAN JAMAAH DAN DAKWAH JAMAAH (GJDJ)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Pengertian
Yang dimaksud dalam peraturan ini:
1) Jamaah; adalah sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makasar yang berjumlah
20 30 orang yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Rektor
2) GJDJ; adalah singkatan dari Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah; merupakan gerakan dakwah
menggunakan sistem pembinaan berkelanjutan dalam jamaah dengan menggiatkan anggota
Muhammadiyah dalam tugasnya sebagai kader dan muballigh
3) Inti Jamaah; adalah anggota jamaah yang bertugas mengkoordinasikan sejumlah anggota
jamaah dalam jamaahnya
4) Pemimpin Jamaah; Adalah Anggota Jamaah yang dipilih oleh Anggota Jamaah lainnya menjadi
Pemimpin dalam jamaahnya
5) Mentor; adalah pembimbing Jamaah dari kalangan Mahasiswa yang lebih senior dengan
kualifikasi sebagai kader IMM
6) Pembina Utama; adalah Pembina Utama Jamaah dari kalangan dosen yang berkualifikasi
sebagai Kader Persyarikatan
7) Direktur; adalah direktur Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah Unmuh Makasar
8) Kampus; adalah Kampus Universitas Muhammadiyah Makasar
9) Dosen; adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Makasar
10) Dekan; adalah dekan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Makasar
11) Rektor; adalah Rektor Universitas Muhammadiyah Makasar
12) Universitas; Adalah Universitas Muhammadiyah Makasar
BAB II
TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 2
Tujuan Umum
Tujuan Umum dari Gerakan ini adalah Terbentuknya Anggota Jamaah menjadi Pribadi Muslim yang
sebenar-benarnya
Pasal 3
Tujuan Khusus
14
15
1) Pembimbing Utama Jamaah adalah dosen yang berkualifikasi sebagai Kader Persyarikatan.
2) Tugas Pembina Utama Jamaah:
a) Menkoordinasikan pelaksanaan tugas 5 10 mentor
b) Menjadi narasumber dalam:
i) Kajian Jamaah
ii) Pelatihan Shalat,
iii) Kursus Tafhimul Quran
iv) Pelatihan The 9 Golden Habits
c) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap aktifitas jamaah dan perkembangan anggota
jamaah binaannya
Pasal 8
Pimpinan GJDJ
1) Pimpinan GJDJ terdiri atas Direktur dan Wakil Direktur
2) Direktur GJDJ secara ex officio dijabat oleh Pembantu Rektor IV universitas
3) Wakil Direktur GJDJ secara ex officio dijabat oleh para dekan di lingkunan universitas
4) Tugas Pimpinan GJDJ secara kolektif adalah sbb:
a) Mempersiapkan dan mengadakan perangkat-perangkat dan bahan-bahan yang diperlukan
dalam GJDJ
b) Mengusulkan formasi jamaah, Mentor Jamaah, dan Pembimbing Jamaah kepada Rektor
c) Melaksanakan kegiatan pembekalan bagi para Mentor dan Pembimbing Utama Jamaah
d) Melaksanakan kebiatan pembekalan bagi para inti dan pemimpin jamaah
e) Memimpin dan mengkoordinasikan para Pembina Utama Jamaah dan Mentor Jaamaah
dalam melaksanakan GJDJ
f) Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan GJDJ dan capaian atas tujuan GJDJ dan
melaporkan kepada Rektor
5) Tugas khusus Wakil Direktur GJDJ adalah memimpinkan pelaksanaan GJDJ di fakultasnya masing-
masing
BAB IV
PEMBENTUKAN JAMAAH
Pasal 9
Waktu Pembentukan
Waktu Pembentukan Jamaah adalah sebelum pelaksanaan kegiatan/perkuliahan mahasiswa baru
16
BAB V
PENETAPAN PEMBIMBING JAMAAH
Pasal 14
Penetapan Mentor Jamaah
1) Mentor Jamaah dipilih di antara mahasiswa universitas angkatan di atas jamaah yang
memenuhi kualifikasi sebagai kader IMM oleh Pimpinan GJDJ
2) Mahasiswa yang terpilih menjadi Mentor Jamaah wajib mengikuti Pelatihan Mentor Jamaah
3) Mentor Jamaah ditetapkan dengan Surat Ketetapan Rektor atas usul Pimpinan GJDJ
Pasal 15
Penetapan Pembina Utama Jamaah
1) Pembina Utama Jamaah dipilih diantara para dosen universitas yang memenuhi kualifikasi
sebagai Kader Persyarikatan oleh Pimpinan GJDJ
2) Pembina Utama Jamaah wajib mengikuti Pembekalan Pembina Utama Jamaah
17
BAB VI
KEGIATAN JAMAAH
Pasal 16
Jenis-jenis Kegiatan Jamaah
Kegiataan Jamaah terdiri atas:
1) Pelatihan; terdiri atas:
a) Pesantren Mahasiswa Baru
b) Pelatihan Shalat
c) Pelatihan The 9 Golden Habits
2) Tadarrus Bersama
3) Kajian Jamaah
4) Kursus Tafhimul Quran
5) Gerakan The 9 Golden Habits
Pasal 17
Pesantren Mahasiswa Baru
1) Pesantren Mahasiswa Baru (Pesanmaba) Universitas adalah serangkaian kegiatan yang
diselenggarakan sebelum masa perkuliahan dimulai.
2) Target Pesanmaba adalah:
a) Mahasiswa Baru mengenal dengan baik program studi, universitas, persyarikatan, dan
lingkungannya
b) Mahasiswa Baru memahami dengan baik Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah dan
berkomitmen selalu berada dalam jamaahnya selama masa studi
c) Mahasiswa Baru mampu melaksanakan thaharah dan shalat sesuai tuntunan Nabi
Muhammad SAW
d) Mahasiswa memahami Gerakan The 9 Golden Habits dan berkomitmen mengamalkan
3) Pesanmaba diselenggarakan dengan metode pelatihan
Pasal 18
Tadarrus Bersama
1) Tadarrus Bersama; adalah kegiatan kelompok inti jamaah untuk tahsin (perbaikan) bacaan,
pembiasaan membaca, dan memahami al-Quran bagi setiap anggota jamaah
2) Target kegiatan Tadarrus Bersama:
a) Dalam 6 bulan pertama tadarrus dilakukan untuk tahsin (perbaikan) bacaan al-Quran
sehingga setiap anggota jamaah telah lancar membaca al-Quran sesuai kaidah tajwid pada
bulan ke 6
b) Bulan-bulan selanjutnya tadarrus dilakukan untuk tafhimul Quran (memahami al-Quran)
dengan metode manhaji sehingga setiap anggota jamaah telah mampu menerjemahkan al-
Quran pada akhir tahun ke 3.
3) Kegiatan Tadarrus Bersama dilaksanakan sbb:
a) Tadarrus dilaksanakan setiap hari belajar selama 15 30 menit, dipilih waktu-waktu di luar
kegiatan perkuliahan/praktek seperti sebelum waktu kuliah, waktu istirahat, menjelang
waktu shalat, waktu kosong, dll
b) dipimpin oleh inti jamaah
18
19
Pasal 23
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Surat Keputusan ini akan diatur kemudian oleh rektor
Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar
LAMPIRAN:
a) Buku Monev untuk Anggota Jamaah
b) Lembar Monev untuk Mentor Jamaah
c) Lembar Monev untuk Pembina Utama Jamaah
20
21
B. TUJUAN
Tujuan Gerakan The 9 Golden Habits adalah terbentuk Karakter Pribadi Muslim yang
sebenar-benarnya pada diri pribadi anggota dan pimpinan Muhammadiyah serta Ummat
Islam
C. SASARAN
a. Pimpinan Persyarikatan, Majlis, Lembaga, Biro
b. Pimpinan Ortom
c. Pimpinan AUM
d. Anggota Muhammadiyah
e. Simpatisan Muhammadiyah
f. Ummat Islam pada umumnya
D. AMALAN THE 9 GOLDEN HABITS
i. Habit 1
Tertib shalat (Shalat fardu di awal waktu berjemaah, didahului shalat Tahiyatul
Masjid dan diiringi shalat Rawatib, ditambah shalat Tahajud setiap dini hari dan shalat
Dhuha setiap pagi).
ii. Habit 2
Tertib puasa sunah (puasa tiga hari sebulan, atau pua sa Senin-Kamis, atau seperti
puasa Nabi Daud a.s.).
iii. Habit 3
Tertib Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) 2,5% dari total penghasilan dan dibayar di
muka.
iv. Habit 4
Tertib adab (beraktivitas sesuai adab Islam).
v. Habit 5
Tertib tadarus Al-Quran (membaca Al-Quran setiap hari dan khatam setiap bulan).
vi. Habit 6
Tertib membaca (membaca 1 jam per hari).
vii. Habit 7
Tertib menghadiri taklim atau pengajian (hadir satu kali seminggu).
viii. Habit 8
Tertib berjemaah dan berorganisasi.
ix. Habit 9
Berpikir positif
22
23
SKOR KETERANGAN
2 Saya melaksanakannya sendirian di awal waktu
4 Saya melaksanakannya berjamaah tetapi tidak di awal waktu
6 Saya melaksanakannya di awal waktu dan berjamaah tanpa shalat sunnah
8 Saya melaksanakannya di awal waktu, berjamaah , dan melaksanakan
shalat sunnah rawatib qabliyah
10 Saya mendahului dengan shalat tahiyatul masjid, shalat rawatib qabliyah,
dan melaksanakannya di awal waktu berjamaah di masjid
SKOR KETERANGAN
2 Saya melaksanakannya sendirian di awal waktu
4 Saya melaksanakannya berjamaah tetapi tidak di awal waktu
6 Saya melaksanakannya di awal waktu dan berjamaah tanpa shalat sunnah
8 Saya melaksanakannya di awal waktu, berjamaah , dan melaksanakan
shalat sunnah rawatib
10 Saya mendahului dengan shalat tahiyatul masjid, shalat rawatib qabliyah,
melaksanakannya di awal waktu berjamaah di masjid, dan shalat rawatib
bakdiyah
SKOR KETERANGAN
2 Saya melaksanakannya sendirian di awal waktu
4 Saya melaksanakannya berjamaah tetapi tidak di awal waktu
6 Saya melaksanakannya di awal waktu dan berjamaah tanpa shalat sunnah
8 Saya melaksanakannya di awal waktu, berjamaah , dan melaksanakan
shalat sunnah rawatib qabliyah
10 Saya mendahului dengan shalat tahiyatul masjid, shalat rawatib qabliyah,
dan melaksanakannya di awal waktu berjamaah di masjid
SKOR KETERANGAN
2 Saya melaksanakannya sendirian di awal waktu
4 Saya melaksanakannya berjamaah tetapi tidak di awal waktu
6 Saya melaksanakannya di awal waktu dan berjamaah tanpa shalat sunnah
8 Saya melaksanakannya di awal waktu, berjamaah , dan melaksanakan
shalat sunnah rawatib
10 Saya mendahului dengan shalat tahiyatul masjid, shalat rawatib qabliyah,
melaksanakannya di awal waktu berjamaah di masjid, melaksanakan
shalat rawatib bakdiyah
24
SKOR KETERANGAN
2 Saya melaksanakannya sendirian di awal waktu
4 Saya melaksanakannya berjamaah tetapi tidak di awal waktu
6 Saya melaksanakannya di awal waktu dan berjamaah tanpa shalat sunnah
8 Saya melaksanakannya di awal waktu, berjamaah , dan melaksanakan
shalat sunnah rawatib
10 Saya mendahului dengan shalat tahiyatul masjid atau menunggu sejak
maghrib, melaksanakannya di awal waktu berjamaah di masjid, dan
melaksanakan shalat rawatib bakdiyah
SKOR KETERANGAN
2 Saya melakukannya tidak pada waktu yang saya tetapkan
4 Saya melakukannya 5 rakaat atau kurang pada 1/3 malam terakhir sesuai
waktu yang saya tetapkan
6 Saya melakukannya 7 rakaat pada 1/3 malam terakhir sesuai waktu yang
saya tetapkan
8 Saya melakukannya 9 rakaat pada 1/3 malam terakhir sesuai waktu yang
saya tetapkan
10 Saya melakukannya 11 rakaat pada 1/3 malam terakhir sesuai waktu yang
saya tetapkan
SKOR KETERANGAN
2 Saya melakukannya tetapi tidak pada waktu yang telah saya tetapkan
4 Saya melakukannya 2 rakaat pada waktu yang telah saya tetapkan
6 Saya melakukannya 4 rakaat pada waktu yang telah saya tetapkan
8 Saya melakukannya 6 rakaat pada waktu yang telah saya tetapkan
10 Saya melakukannya 8 rakaat pada waktu yang telah saya tetapkan
SKOR KETERANGAN
2
4
6
8
10 Saya melakukan puasa sesuai jadwal yang saya pilih
25
SKOR KETERANGAN
2 Saya menyisihkan 2,5 % atau lebih tetapi kurang dari 5% (2,5% < 5%)
untuk ZIS pada saat menerima penghasilan
4 Saya menyisihkan 5% atau lebih tetapi kurang dari 10% (5%<10%)
untuk ZIS saat menerima penghasilan
6 Saya menyisihkan 10% atau lebih tetapi kurang dari 15% (10%<15%)
untuk ZIS saat menerima penghasilan
8 Saya menyisihkan 15% atau lebih tetapi kurang dari 20% (15%<20%)
untuk ZIS pada saat menerima penghasilan
10 Saya menyisihkan 20% atau lebih untuk ZIS pada saat menerima
penghasilan
SKOR KETERANGAN
2 Terpenuhi 1 pernyataan
4 Terpenuhi 2 pernyataan
6 Terpenuhi 3 pernyataan
8 Terpenuhi 4 pernyataan
10 Terpenuhi 5 pernyataan
26
SKOR KETERANGAN
2 Terpenuhi 1 pernyataan
4 Terpenuhi 2 pernyataan
6 Terpenuhi 3 pernyataan
8 Terpenuhi 4 pernyataan
10 Terpenuhi 5 pernyataan
SKOR KETERANGAN
2 Terpenuhi 1 pernyataan
4 Terpenuhi 2 pernyataan
6 Terpenuhi 3 pernyataan
8 Terpenuhi 4 pernyataan
10 Terpenuhi 5 pernyataan
27
SKOR KETERANGAN
2 Terpenuhi 1 pernyataan
4 Terpenuhi 2 pernyataan
6 Terpenuhi 3 pernyataan
8 Terpenuhi 4 pernyataan
10 Terpenuhi 5 pernyataan
SKOR KETERANGAN
2 Terpenuhi 1 pernyataan
4 Terpenuhi 2 pernyataan
6 Terpenuhi 3 pernyataan
8 Terpenuhi 4 pernyataan
10 Terpenuhi 5 pernyataan
SKOR KETERANGAN
2 Terpenuhi 1 pernyataan
4 Terpenuhi 2 pernyataan
6 Terpenuhi 3 pernyataan
8 Terpenuhi 4 pernyataan
10 Terpenuhi 5 pernyataan
28
SKOR KETERANGAN
2 Terpenuhi 1 pernyataan
4 Terpenuhi 2 pernyataan
6 Terpenuhi 3 pernyataan
8 Terpenuhi 4 pernyataan
10 Terpenuhi 5 pernyataan
9. Adab Bertetangga
a. Hari ini setiap bertemu tetangga saya memberikan senyum, salam dan sapa
b. Hari ini saya senantiasa berkata-kata baik kepada tetangga dan tidak sekalipun
menyakitinya
c. Hari ini saya berbuat baik kepada tetangga (menolong dan membantu bila
diperlukan, menjenguk bila sakit, mengucapkan selamat bila mendapat
kesenangan, menghibur bila mendapat musibah, menunjukkan kemaslahatan,
memaafkan kekhilafan, dll)
d. Hari ini saya terhindar dari perbuatan tidak baik kepada tetangga (memper-
sempit akses jalan, buang sampah di halamannya, membuka aib, menyakiti,
dll)
e. Hari ini saya memberikan hadiah, oleh-oleh, makanan, atau sedekah kepada
tetangga
10. Adab Terhadap Masjid
a. Hari ini saya selalu bersegera ke masjid ketika waktu shalat tiba, berdoa dalam
perjalanan menuju masjid.
b. Hari ini saya selalu melangkahkan kaki kanan dahulu dan berdoa ketika masuk
masjid, dan setelah urusan selesai keluar dengan melangkahkan kaki kiri
dahulu dan berdoa
c. Hari ini setiap saya memasuki masjid, saya laksanakan shalat tahiyatul masjid
d. Hari ini saya ke masjid selalu berbaju bersih, rapi dan tanpa bau tak sedap
e. Hari ini saya selalu menempati shaf sesuai aturan
SKOR KETERANGAN
2 Terpenuhi 1 pernyataan
4 Terpenuhi 2 pernyataan
6 Terpenuhi 3 pernyataan
8 Terpenuhi 4 pernyataan
10 Terpenuhi 5 pernyataan
29
SKOR KETERANGAN
2 Terpenuhi 1 pernyataan
4 Terpenuhi 2 pernyataan
6 Terpenuhi 3 pernyataan
8 Terpenuhi 4 pernyataan
10 Terpenuhi 5 pernyataan
SKOR KETERANGAN
2 Terpenuhi 1 pernyataan
4 Terpenuhi 2 pernyataan
6 Terpenuhi 3 pernyataan
8 Terpenuhi 4 pernyataan
10 Terpenuhi 5 pernyataan
30
SKOR KETERANGAN
2 Terpenuhi 1 pernyataan
4 Terpenuhi 2 pernyataan
6 Terpenuhi 3 pernyataan
8 Terpenuhi 4 pernyataan
10 Terpenuhi 5 pernyataan
SKOR KETERANGAN
2 Terpenuhi 1 pernyataan
4 Terpenuhi 2 pernyataan
6 Terpenuhi 3 pernyataan
8 Terpenuhi 4 pernyataan
10 Terpenuhi 5 pernyataan
SKOR KETERANGAN
2 Terpenuhi 1 pernyataan
4 Terpenuhi 2 pernyataan
6 Terpenuhi 3 pernyataan
8 Terpenuhi 4 pernyataan
10 Terpenuhi 5 pernyataan
31
SKOR KETERANGAN
2 Terpenuhi 1 pernyataan
4 Terpenuhi 2 pernyataan
6 Terpenuhi 3 pernyataan
8 Terpenuhi 4 pernyataan
10 Terpenuhi 5 pernyataan
SKOR KETERANGAN
2 Saya membaca kurang dari juz hari ini
4 Saya membaca lebih dari juz tetapi kurang dari juz hari ini
6 Saya membaca juz atau lebih tetapi kurang dari juz hari ini
8 Saya membaca al-Quran juz atau lebih tapi kurang dari 1 juz hari ini
10 Saya membaca al-Quran 1 juz atau lebih hari ini
HABIT KE 6: MEMBACA
Lakukan skoring setiap malam menjelang tidur
SKOR KETERANGAN
2 Saya membaca buku-buku positif kurang dari 15 menit hari ini
4 Saya membaca buku-buku positif 15 menit atau lebih tetapi kurang dari
30 menit hari ini
6 Saya membaca buku-buku positif 30 menit atau lebih tetapi kurang dari
45 menit hari ini
8 Saya membaca buku-buku positif 45 menit atau lebih tetapi kurang dari
60 menit hari ini
10 Saya membaca buku-buku positif 60 menit atau lebih hari ini
32
Majelis Tabligh
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
33
34
35
MAJELIS TABLIGH
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
36
A. DASAR PEMIKIRAN
Sebagai gerakan dakwah dan tajdid fil Islam, Muhammadiyah senantiasa memerlukan
sumberdaya insani muballigh yang memadai, sesuai dengan perkembangan masyarakat yang
semakin kompleks. Perkembangan dan perubahan sosial masyarakat yang begitu cepat,
memang seringkali membuat Muhammadiyah ketinggalan dalam gerak-langkahnya. Hal ini
dapat dirasakan ketika kebutuhan akan sumberdaya muballigh meningkat tinggi, sementara
persediaan kader dan sumberdaya mubaligh sangat terbatas. Belum lagi persoalan kualitas
dan kompetensi yang dimilikinya.
Kualitas dan kuantitas kader dan sumberdaya mubaligh merupakan salah satu jalan bagi
keberhasilan dakwah dan tabligh. Untuk itu program intensifikasi dan ekstensifikasi kader
dan SDI Mubaligh harus terus-menerus dilakukan secara simultan dan komprehensif.
Majelis Tabligh sebagai unsur pembantu pimpinan persyarikatan mengemban amanah
untuk melaksanakan kegiatan dakwah dan tabligh, termasuk menyiapkan kader dan SDI, baik
dari segi kuantitas maupun kualitas. Untuk itu, sebagaimana amanah Muktamar ke 45, 2005
dan Muktamar ke 46 Muhammadiyah, Majelis Tabligh PP Muhammadiyah memprogramkan
kegiatan peningkatan kualitas Mubaligh, dengan memberikan pengayaan bekal wawasan dan
skill bagi para pimpinan dan muballigh, baik dalam tataran teoritis maupun praktis
operasional.
Kegiatan peningkatan kualitas Muballigh Muhammadiyah dilaksanakan dalam berbagai
bentuk, seperti pelatihan kristologi dan penangkalan pemurtadan, pelatihan daI khusus
daerah terpencil/tertinggal, serta dalam bentuk sarasehan dan dialog dakwah dan sebagainya.
Dalam rangka pelaksanaan program peningkatan kualitas Muballigh Muhammadiyah,
disusunlah rancangan kegiatan sebagai berikut:
B. NAMA KEGIATAN
Kegiatan ini bernama Pelatihan Kader Muballigh (PKM) Muhammadiyah
C. TUJUAN KEGIATAN
Kegiatan pelatihan peningkatan kualitas Muballigh ini bertujuan untuk:
1. Memberikan pengayaan bekal wawasan dan skill pelaksana kegiatan dakwah dan
tabligh di lingkungan Muhammadiyah.
2. Meningkatkan tali silaturrahim dan ukhuwwah antar Mubaligh Muhammadiyah,
sehingga da sumberdaya mubaligh pat membangun jaringan dakwah dan tabligh di
kalangan Muhammadiyah.
3. Melakukan tukar pikiran dan berbagi informasi pengalaman dakwah dan tabligh,
untuk mencari kemungkinan-kemungkinan pengembangan strategi dakwah ke depan.
4. Menguatkan operasional pengembangan masyarakat (community development) dalam
rangka penguatan dakwah dan tabligh.
37
E. MATERI KEGIATAN
Materi Utama
1. Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah
2. Strategi Tabligh Muhammadiyah
3. Metode Pengambilan Sumber dan Standar Rujukan Materi Dakwah
4. Gerakan The 9 Golden Habits untuk Kepribadian Mubaligh
5. Kajian Tafsir Al-Quran dan Al-Sunnah
6. Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJ-DJ)
Materi Pendamping
1. Pengembangan Kursus Tafhimul Quran
2. Fiqh Dakwah dan Pengembangan Konsep Dakwah-Tabligh Muhammadiyah
3. Komunikasi Efektif dan Strategi Penyampaian Materi (The NLP for Tabligh)
4. Problematika Dakwah Kontemporer
F. NARASUMBER
Narasumber diambil dari unsur Pimpinan Persyarikatan, unsur Pimpinan Majelis Tabligh
dan Majelis terkait, dan narasumber lain yang dipandang memadai dari sudut kepakaran
dan bidang yang ditekuni dengan mengutamakan aktivis Muhammadiyah.
G. PESERTA
1. MT PWM se Zona...
2. MT PWM Se Wilayah
38
I. PENGORGANISASIAN
a. Penanggung Jawab:
i. Majelis Tabligh PDM untuk PKM yang diselenggarakan di tingkat daerah
ii. Majelis Tabligh PWM untuk PKM yang diselenggarakan di tingkat wilayah
iii. Majelis Tabligh PPM untuk PKM yang diselenggarakan di tingkat Pusat
b. Tim Pelatih
Terdiri dari:
i. Direktur Pelatihan
ii. Imam Pelatihan
iii. Anggota Tim Pelatih
c. Panitia pelaksana
Dibentuk oleh Penanggungjawab sesuai kebutuhan
Jumat, Hari ke I
Sabtu, Hari ke II
03.30-05.30 Qiyamul Lail, Kajian Tafsir dan Shalat Shubuh Imam Training.
05.30-06.30 Outbond Instruktur
06.30-08.00 Persiapan dan Makan Pagi Instruktur
08.00-09.45 Fiqh Dakwah dan Pengembangan Konsep Dakwah-
Tabligh Muhammadiyah Moderator:
Narasumber:
09.45-10.15 Break Panitia
39
40
A. LATAR BELAKANG
Tidak diragukan lagi, usaha-usaha dakwah Islamiyah yang dilakukan
Muhammadiyah dewasa ini menghadapi tantangan semakin berat dan beragam. baik
dari pihak internal maupun eksternal. Dari kelompok misionaris, Muhammadiyah
menghadapi usaha-usaha kristenisasi yang tidak pernah berhenti mereka lakukan;
sementara dari kelompok sekuler-liberal, Muhammadiyah menghadapi penyebaran
pemikiran dan paham-paham yang menyesatkan, misalnya paham sekularisme,
pluralisme dan liberalisme (SEPILIS) dan semacamnya.
Di Indonesia, usaha-usaha kristenisasi telah dilakukan bersamaan dengan
masuknya kaum penjajah ke Indonesia beberapa ratus tahun yang lalu. Sementara
pemikiran liberal mulai diwacanakan oleh para pengusungnya, seperti Ahmad
Wahib, Harun Nasution, Nurcholis Madjid dan lain-lain sejak tiga puluh tahun yang
lalu. Kedua kelompok ini sekali pun dalam barisan yang berbeda, namun mereka
bertemu dalam satu usaha, yakni memperlemah aqidah, ghirah, dan kecintaan umat
Islam terhadap agamanya.
Dalam lima tahun terakhir, pengusung paham liberal menuai hasilnya.
Pemikiran-pemikiran mereka tak lagi berupa wacana, namun sudah dicoba untuk
dipraktekkan sebagian kecil masyarakat Indonesia. Jika dulu kawin campur atau
kawin beda agama baru berupa wacana dan pemikiran, tapi saat ini sudah
dijalankan.
Menghadapi kenyataan di atas, Muhammadiyah harus segera bergerak dan
membentengi segenap warganya serta umat muslim secara keseluruhan dengan
aqidah Islam yang lurus dan pemahaman Islam yang benar menurut manhaj salafus
shaleh sesuai paham Muhammadiyah. Atas dasar pemikiran ini Majelis Tabligh PP
Muhammadiyah memandang perlu segera dilakukan kajian mendalam berkaitan
dengan berbagai arus pemikiran dan gerakan kontemporer yang dilakukan pihak-
pihak tertentu sebagai upaya pemurtadan dan pendangkalan aqidah umat.
41
D. BENTUK KEGIATAN
Kegiatan ini mengambil bentuk Pelatihan yang diselenggarakan dengan cara
tatapmuka langsung dalam satuan-rangkaian waktu tertentu disertai dengan dialog
intensif antara narasumber dan peserta.
Di dalam pelatihan diselenggarakan workshop dan tadabur al-Quran.
Workshop diselenggarakan untuk memberikan kesempatan kepada segenap peserta
guna melakukan kajian atas kasus-kasus aktual serta merumuskan berbagai
alternatif pemecahan atas kasus yang dipilih yang memungkinkan para peserta
merumuskan program-program aksi lebih lanjut.
Adapun tadabur Al-Quran diselenggarakan untuk melakukan kajian-kajian
atas ayat-ayat dan hadits yang relevan dengan tema-tema sentral kegiatan ini.
E. PESERTA
Peserta kegiatan terdiri dari unsur-unsur pimpinan Muhammadiyah,
Aisyiyah, pengurus Ortom, mubaligh-mubalighat Muhammadiyah, bahkan dapat
diperluas sampai pada pengurus amal-usaha, dosen, guru, karyawan
Muhammadiyah, baik pada tingkatan Wilayah, Daerah, Cabang maupun Ranting.
Persyaratan peserta sebagai berikut:
42
43
44
A. LATAR BELAKANG
Adalah sebuah realitas bahwa akar rumput Persyarikatan di tingkat
Cabang/Ranting/ jamaah di masjid-masjid selama ini banyak tidak tersentuh oleh
pembinaan pimpinan di atasnya. Salah satu dampaknya adalah meski perkembangan
organisasi Muhammadiyah di tingkat daerah ke atas menggembirakan, banyak
Cabang/Ranting/masjid Muhammadiyah yang hidup segan matipun tak mau. Untuk itu
Muktamar Muhamadiyah 2005 di Malang menjadikan pembinaan Ranting sebagai salah
satu prioritas program dan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta 2010
ditindaklanjuti dengan pembentukan Lembaga Pembinaan Cabang dan Ranting (LPCR).
Artinya, program-program menyapa Ranting harus selalu digalakkan.
Program menyapa Ranting bisa dilakukan dalam berbagai bentuk sesuai dengan
posisi masing-masing dari elemen Persyarikatan. Beberapa program Majelis Tabligh
selama ini sudah berjalan dan bersentuhan langsung maupun tidak dengan pembinaan
Ranting itu. Salah satu di antara program itu adalah Rihlah Dakwah. Sebagai program,
Rihlah Dakwah sudah menyapa berbagai Daerah, Cabang, Ranting, bahkan jamaah
Muhammadiyah di hampir seluruh penjuru Muhammadiyah. Dalam pelaksanaannya,
secara umum Rihlah Dakwah disambut antusias oleh jamaah di berbagai daerah yang
dikunjungi.
Di samping menyapa, Rihlah Dakwah sekaligus menjadi media untuk sosialisasi
berbagai keputusan maupun perkembangan Persyarikatan di tingkat Pusat langsung
kepada umat Muhammadiyah di akar rumput. Rihlah Dakwah juga diharapkan bisa
menjadi salah satu sarana untuk membuat peta dakwah, mendata perkembangan
Persyarikatan secara lebih akurat, baik pada aspek kuantitatif maupun kualitatif.
45
Waktu Materi/acara
Tim rihlah dari Majelis Tabligh pusat terdiri dari dua orang yang seyogyanya
didampingi tim pendamping dari Majelis Tabligh-Wilayah setempat. Pada saatnya Tim
Wilayah diharapkan meneruskan program ini pada tingkat Cabang di wilayah masing-
masing.
Peserta Rihlah Dakwah terdiri dari keluarga besar Muhammadiyah setempat yang
meliputi unsur-unsur: pimpinan persyarikatan (PWM, PDM, PCM. PRM), pembantu
pimpinan (Majelis, Lembaga, Badan), Ortom, Mubaligh Muhammadiyah, serta
anggota/jamaah Muhammadiyah yang berada di dan berdekatan dengan lokasi Rihlah
Dakwah.
Peserta Rihlah Dakwah diundang secara resmi oleh PWM setempat.
46