DOSEN PENGAMPU :
Dr. NOVI YANTI
DI SUSUN OLEH :
MUHAMMAD ALHAFIZ
NIM : 1216.20.2998
BAB I
PENDAHULUAN
yang disusun oleh KH. Joko Nursio, Lc. Yaitu metode Manhaji. metode
manhaji merupakan sebuah metode yang sistematis, mudah, dan sederhana
dalam mengantarkan peserta didik mengerti bahasa arab dengan obyek
pembelajaran langsung al-qur’an. Muhammad Anas membagi tahapan-tahapan
metode manhaji ini menjadi empat tahap yang diringkas dalam empat jilid
buku. Pertama adalah tingkat dasar, adalah tingkatan untuk memahami arti
kata- kata dan jenisnya, obyek kajiannya al-qur’an juz ke-1. Kedua adalah
tingkat menengah, mengajarkan teknik memahami arti kata perkata, sesuai
dengan perubahan kata- katanya, dan memahamkan cara mengubahnya (ilmu
sharaf), obyek kajiannya al-qur’an juz ke-2. Ketiga adalah tingkat atas,
mengenal susunan kalimat (ilmu nahwu/ qawa’id) dengan obyek kajian juz ke
3. Keempat adalah tingkat kajian balaghah dengan objek kajian juz ke 4.
Manhaji adalah gabungan dari metode pondok pesantren salaf
(tradisional), pondok pesantren modern, dan gaya pembelajaran Timur Tengah
(Nursiyo: ). Belajar memahami al-qur’an dengan Asal usul program ini adalah
sebuah program metode kilat menguasai kitab kuning selama tiga puluh hari,
untuk mahasiswa asing yang mengenyam studi mereka di Kairo Mesir, seperti
(Indonesia, Malaysia, dan Thailand) yang digagas pertama kali oleh Ustadz
Joko Nursiyo, Lc. Pada tanggal 07 Desember 2010 di Cairo Mesir yang
bertempat di Bld. 11A No. 5 Batniyah Darb El-Ahmar Darrash, yang berlokasi
di belakang Masjid Al-Azhar dengan murid perdananya berjumlah 14 orang
yang kemudian lembaga tersebut diberi nama: Madrasah Nahwu Matholi’ul
Anwar. Kemudian di Indonesia program tersebut disempurnakan dan
disesuaikan dengan ruang lingkup masyarakat Indonesia, yang kemudian
dinamainya dengan : MANHAJI CENTER (PUSAT PEMBELAJARAN
BAHASA AL-QUR’AN) dan berkembang lagi menjadi pesantren DARUN
NUHAT berpusat di dusun Petiyin Solokuro, Lamongan, Jawa Timur.
Dikutip dari kitab pegangan manhaji yang ditulis oleh Joko Nursiyo
metodologi pembelajaran yang digunakan dalam manhaji ada 8, yaitu:
1. Menggunakan sistem talaqqi yaitu dengan tatap muka langsung (face to
face) antara siswa dan pengajar
4
lainnya, metode manhaji ini fokus pada alqur’an sebagai media terapannya.
Justru kebanyakan orang yang ingin belajar di manhaji ini karena
termotivasi untuk memahami isi kandungan al-qur’an.
3. Mengartikan dengan disebutkan dhomirnya pada kata yang ber-dhomir.
Cara menerjemahkannya pun berbeda dengan yang lain, karena pada
metode manhaji ini mengartikan kata dengan menyebutkan dhomir-nya,
sehingga peserta akan terbiasa mengucapkan dhomir-dhomir yang
tersembunyi dan secara otomatis akan hapfal.
4. Menyeluruh (semua peserta/siswa dapat aktif). Peserta kursus juga
dipastikan akan aktif karena setiap peserta di setiap pertemuan pasti
membaca, mengartikan dan banyak pertanyaanpertanyaan yang
dilontarkan dan dijawab oleh peserta sesuai pemahaman mereka.
5. Model pembelajaran pakem, tidak ada perubahan dari sumber manhaji
center. Karena ketentuan pengajar manhaji ini adalah orang yang mumpuni
dalam bidangnya, berasal dari alumni manhaji center dan bersanad
langsung dengan penulis buku manhaji dan mendapat sertifikasi resmi dari
MC (Manhaji Center Indonesia) yang berpusat di Lamongan. Dan model
pembelajarannya pakem atau meniru model pembelajaran dari manhaji
center.
6. Ada persyaratan khusus yaitu dapat membaca al-qur’an dengan lancar,
karena manhaji adalah metode bimbingan nahwu shorof dengan mengaji,
yang mana dalam pembelajarannya lebih banyak diambilkan contoh-
contoh dari al-qur’an, maka untuk menjadi peserta di manhaji terdapat
syarat khusus yaitu dapat membaca al-qur’an dengan lancar.
Oleh karena itulah penulis ingin membahas tentang “Efektivitas Metode
Manhaji Terhadap Kelancaran Membaca Kitab Turats Santri Pondok
Pesantren Al-Fahmu Kampar-Riau”.
B. PENEGASAN ISTILAH
1. Metode Manhaji
6
C. PERMASALAHAN
1. Identifikasi Masalah
a. Banyak santri yang belum lancar membaca kitab turats.
b. Kurangnya pengetahuan guru tentang metode praktis membaca
kitab turats seperti metode manhaji.
c. Kurang maksimalnya pembelajaran dan praktek membaca kitab
turats.
2. Batasan Masalah
Dari hasil identifikasi diatas dan agar penelitian ini lebih terfokus
pada inti permasalahan, maka penulis membatasi masalah yang akan dikaji
dalam study penelitian ini, yaitu:
7
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. KAJIAN TEORITIS
1. Efektivitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online yang
disediakan oleh Kementrian Pendidikan dan Budaya, efektif berarti ada
efeknya (konsekuensi, pengaruhnya, kesannya) atau dapat membawa hasil
yang sukses (tentang upaya, tindakan). Apabila suatu pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai dengan perencanaan, baik dari segi waktu, biaya,
maupun mutu maka hal tersebut dikatakan efektif. Efektivitas merupakan
suatu dimensi tujuan pendidikan yang berfokus pada hasil sasaran, dan
target yang diharapkan. Sekolah yang efektif adalah sekolah yang
menetapkan keberhasilan pada input, output, outcome yang ditandai
dengan berkualitasnya kompenenkomponen sistem tersebut. Dalam dunia
pendidikan, efektivitas dapat ditinjau dari 2 (dua) aspek, yaitu dalam hal
efektivitas mengajar guru dan aspek efektivitas pembelajaran siswa.
Efektivitas mengajar guru dapat dilihat dari hal yang mengacu kegiatan
pengajaran dan pembelajaran yang direncanakan dan dilaksanakan dengan
baik. Efektivitas pembelajaran siswa, terutama sehubungan dengan tujuan
pembelajaran yang diinginkan, telah dicapai melalui kegiatan pengajaran
danpembelajaran yang diambil. Untuk mencapai pembelajaran yang
efektif, perlu untuk mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Penguasaan materi pembelajaran
b. Cinta kepada yang diajarkan
c. Pengalaman pribadi dan pengalaman siswa
d. Variasi metode
e. Seorang guru harus selalu meningkatkan pengetahuannya untuk
meningkatkan keterampilan mengajarnya.
Kegiatan pembelajaran dapat mencapai ke-efektifannya apabila
menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, yaitu perlu penggunaan
metode yang tepat, model pembelajaran yang inovatif, taktik dan teknik
9
b. Ciri-ciri Efektivitas
c. Pengaruh efektivitas
lelah dalam belajar, kondisi cuaca cerah atau hujan, kondisi guru
yang sudah lelah atau menghadapi banyak masalah. Lingkungan
adalah semua situasi yang ada di sekitar kita. Lingkungan belajar
juga merupakan situasi yang ada di sekitar siswa selama belajar.
Situasi ini dapat memengaruhi efektivitas pembelajaran siswa.
Jika lingkungan diatur dengan baik, lingkungan dapat menjadi
nilai positif dalam membangun dan mempertahankan sifat
positif. Siswa dapat belajar dengan baik dalam suasana yang
masuk akal, tanpa adanya tekanan dalam kondisi yang
merangsang untuk belajar.
2. Metode Manhaji
a. Pengertian metode manhaji
Menurut ustadz Joko Nursio metode Manhaji merupakan
metode praktis, aplikatif mudah dan menyenangkan. Metode ini
lebih mengedepankan praktik dari pada teori yang relevan bagi
semua kalangan. Menurut Muhammad Anas Adnan Lc, M.Ag. dalam
Metode Manhaji adalah metode pengajaran bahasa Arab yang
sistematis, lugas, dan diarahkan pada pembelajaran langsung Al-
Qur'an. Tahapan metode Manhaji dipecah oleh Muhammad Anas dan
dirangkum dalam empat buku. Pertama, Al-Qur'an juz ke-1 adalah
subjek studi di tingkat dasar, yang merupakan tingkat yang
diperlukan untuk memahami makna kata dan konsep serupa lainnya.
Tingkat kedua adalah menengah, dan subjek studi adalah Al-Qur'an
juz ke-2. Ini mengajarkan teknik memahami arti kata-kata saat
mereka berubah dan bagaimana mengubahnya. Tingkat ketiga adalah
yang tertinggi, dan itu memerlukan pemahaman bagaimana kalimat
disusun dalam kaitannya dengan topik studi untuk Al-Qur'an juz ke-3.
Keempat adalah studi balaghah berfokus pada Al-Qur'an juz ke-4,
Metode pesantren salaf (tradisional), metode pesantren modern, dan
gaya belajar Timur Tengah adalah semua komponen dari metode
manhaji.
Materi yang disajikan dalam metode ini adalah materi nahwu,
shorof dan balaghah dalam Al-Qur’an. Setiap kata yang terdapat
dalam Al-Qur’an diterjemahkan dan dijelaskan susunan qawa’id,
shorof dan balaghahnya.
b. Asal-Usul Manhaji
15
a. Pengertian Kemampuan
Pengertian kemampuan secara umum merupakan sebuah
kesanggupan, keterampilan, ataupun kekuatan untuk melakukan
sesuatu. Kemampuan juga dapat dikatakan sebagai kompetensi.
Kompetensi sendiri merupakan kemampuan untuk melakukan atau
mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas
keterampilan dan wawasan serta didukung oleh sikap kerja yang
dituntut oleh pekerjaan tersebut. Para ilmuwan psikologi terdahulu
menyatakan bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda
antara satu dengan yang lain. Bebrapa kemampuam dasar yang
dimaksud antara lain merupakan kemampuan dalam mengingat,
kemampuan dalam berpikir, kemampuan dalam memberi tanggapan,
kemampuan dalam mengamati, kemampuan dalam merasakan dan
kemampuan dalam memperhatikan. Kemampuan memiliki sebuah
unsur yaitu skill (keterampilan). Keterampilan merupakan keahlian
yang dimiliki oleh individu dalam melakukan suatu pekerjaan yang
16
b. Pengertian Membaca
c. Kitab turats
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research),
yakni penelitian yang berbasis data-data lapangan terkait dengan subjek
penelitian ini. Metode yang penulis gunakan adalah Penelitian Kualitatif
Deskritif, adapun alasan menggunakan metode ini adalah karena ingin
menggali, mengamati, atau mencari data-data yang lebih akurat terkait
dengan penelitian tersebut,dan berdasarkan jenis datanya penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif
B. LOKASI PENELITIAN
Adapun tempat lokasi penelitian ini adalah Pondok Pesantren al-
Fahmu yang beralamatkan di jalan raya Pekanbaru-Bangkinang Km. 19,
Desa. Rimbo Panjang, Kec. Tambang, Kab. Kampar-Riau.
D. SUMBER DATA
1. Observasi
Observasi adalah proses pemerolehan data informasi dari tangan
pertama, dengan cara melakukan pengamatan secara langsung.
2. Wawancara
19