Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN HASIL PRAKTEK PROFESI LAPANGAN (PPL)

STUDI BIBLIOGRAFI KITAB BALAGHAH YANG DIAJARKAN DI PONDOK


PESANTREN BAITUL HIKMAH HAURKUNING TASIKMALAYA
OLEH
RIZKI ABDUL ROJAK
NIM. 1185020119

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan agama Islam yang khas di
Indonesia. Lembaga ini pada mulanya adalah bentuk adaptasi dari tradisi agama
Hindu yang mengisolasi para Brahmana di suatu kuil dan mendidik mereka dengan
ajaran-ajaran Hindu. Kemudian para penyebar agama Islam saat itu berpikir untuk
mendirikan tempat belajar bagi para pemeluk Islam yang hingga kini dikenal dengan
istilah Pondok Pesantren.
Setiap pesantren mempunyai ciri khas masing-masing. Kita mengenal istilah
pesantren salafi dan modern. Pesantren salafi adalah pondok pesantren yang
mempertahankan tradisi lama. Buku atau kitab pegangan yang digunakan adalah
kitab-kitab warisan ulama dahulu (kutub al turats) atau dikenal dengan istilah kitab
kuning. Selain itu, metode pembelajarannya pun masih terbilang tradisional.
Meskipun demikian, saat ini banyak pesantren salafi yang menggunakan metode-
metode modern juga tetapi tetap dengan tradisi dan gaya pondok pesantren salafi.
Adapun pesantren modern adalah pondok yang kurikulum, peraturan dan
metode yang digunakannya sudah terbilang modern. Biasanya pondok ini lebih
mengkhususkan kepada pembelajaran bahasa Arab dan Inggris secara lisan,
peraturannya pun lebih ketat, dan pemikiran para santrinya pun bisa dikatakan lebih
terbuka dibanding dengan santri salafi.
Perlu kita ketahui juga bahwa tidak semua pondok pesantren salafi
memfokuskan pada kajian yang sama. Setiap pondok memiliki fokus kajiannya
masing-masing. Ada yang fokus pada bidang fiqih, tasawuf, tauhid, atau nahwu sharaf
dan lainnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh latar belakang Kiyainya yang lebih
mumpuni di suatu bidang tertentu. Disamping itu, ada hikmah dibalik konsentrasi
tersebut, yaitu agar para santri tidak merasa susah dan bingung dalam memahami
kajian keislaman dikarenakan luasnya pembahasan setiap bidang keilmuan tersebut.
Salah satu Pondok Pesantren Salafi yang terkenal adalah Pondok Pesantren
Baitul Hikmah Haurkuning Tasikmalaya. Pondok ini didirikan oleh KH. Saepudin
Zuhri pada tanggal 18 Agustus 1964. Fokus kajiannya ialah ilmu alat (Nahwu, Sharaf,
dan Balaghah). Maka tidak heran jika alumni pondok ini hafal kitab-kitab seperti
Jurumiyyah, Nadhm al Maqshud, ‘Imrithi, Alfiyyah ibn Malik, Jauhar al Maknun, Al
Samarqandy dan sebagainya.
Metode yang digunakan Pondok ini tidak jauh berbeda dengan pondok-
pondok salafi pada umumnya. Namun ia mempunyai ciri khas, yaitu keketatan dan
ketepatan dalam membaca kitab, serta keharusan menghafal kaidah dan kitab-kitab
yang menjadi rujukan ilmu alat.
Selain metode yang dipakai, kita pun tidak bisa melepaskan kitab muqarrar
mereka yang menjadi sumber utama keilmuan para santri itu. Kitab yang digunakan
adalah kitab al turats yang kebanyakan berbentuk nadham. Alasannya adalah agar
para santri bisa dengan mudah menghafal kitab-kitab tersebut. Namun kitab yang
berbentuk nadham pun memiliki kelemahan, yaitu gaya bahasanya yang sastrawi dan
singkat membuat para santri kesulitan dalam memahami isi kitab tersebut. Oleh
karena itu, di Pondok Pesantren ini, Kiyai memberikan dua rujukan kitab dalam ilmu
Balaghah, yang berupa nadham dan natsr, yaitu kitab Jauhar al Maknun dan al
Samarqandy.
Untuk itu penulis disini akan meneliti secara komparatif dua kitab Balaghah
yang menjadi rujukan Pondok Pesantren Baitulhikmah Haurkuning dari segi isi dan
keefektivitasannya terhadap pembelajaran para santri.
B. Rumusan Masalah
a. Gaya Bahasa dalam kitab Jauhar al Maknun dan al Samarqandy
b. Sistemasi kitab Jauhar al Maknun dan al Samarqandy
c. Persamaan dan Perbedaan pendapat antara kitab Jauhar al Maknun dan al
Samarqandy.
d. Keefektifitasan kitab Jauhar al Maknun dan al Samarqandy dalam Pembelajaran
Santri.
C. Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara detail kitab
rujukan di Pondok Pesantren Baitulhikmah Haurkuning dan memperhatikan
keefektivisannya terhadap pembelajaran para santri. Selain itu, penelitian ini adalah
sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir Praktek Profesi Lapangan yang
dilaksanakan serentak oleh seluruh mahasiswa semester 5 jurusan Bahasa dan Sastra
Arab Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gaya Bahasa dalam Kitab Jauhar al Maknun dan al Samarqandy


1. Pengertian Gaya Bahasa
Gaya bahasa atau istilah lainnya adalah stile (adaptasi dari bahaasa Inggris
Style), merupakan cara mengungkapkan isi pikiran seorang, baik secara lisan
maupun tulisan. Gaya bahasa ini merupakan objek kajian dari stilistika.
Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (2019: 39), stile adalah cara
mengungkapkan bahasa dalam prosa, atau bagaimana seseorang mengungkapkan
sesuatu yang akan dikemukakan. Stile memiiliki ciri-ciri formal dalam segi
kebahasaan, seperti struktur kalimat, pilihan kata, bentuk-bentuk bahasa figurative
dan sarana retorika, penggunaan kohesi dan sebagainya. Jadi, gaya bahasa ini
adalah bagaimana seseorang menulis, mengungkapkan gagasan dengan caranya
yang akan berpengaruh pada pilihan kata, struktur kalimat dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai