Anda di halaman 1dari 29

1

BAB III

ANALISIS DATA

A. Eksistensi Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan Pasca

Otonomi Daerah

Pola pendidikan dan pengajaran yang diterapkan di Pondok pesantren Al-

Mubarok Lanbulan sangat erat kaitanya dengan tipologi pesantren sebagaimana

yang telah dituangkan dalam ciri-ciri dan tradisinya. Pada system pendidikan dan

pengajaran yang bersifat tradisional ini oleh kalangan pesantren Al-Mubarok

Lanbulan dan masyarakat pada umumnya lebih dikenal dengan istilah

pesantren salafi.

Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan adalah pondok pesantren yang

menyelenggarakan pengajaran Al-Quran dan ilmu-ilmu agama Islam yang

kegiatan pendidikan dan pengajarannya sebagaimana yang berlangsung sejak awal

pertumbuhannya. Pembelajaran (pendidikan dan pengajaran) yang ada pada

pondok pesantren Al-Mubarok Lanbulan ini dapat diselenggarakan dengan cara

non-klasikal atau dengan klasikal. Jenis pembelajaran ini pun dapat meningkat

dengan membuat kurikulum sendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren

yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh

pondok pesantren Al-Mubarok Lanbulan. Penjenjangan dilakukan dengan cara

memberikan kitab pegangan yang lebih tinggi dengan funun (tema kitab) yang

sama, setelah tamatnya suatu kitab. Para santri dapat tinggal dalam asrama yang

disediakan dalam lingkungan pondok pesantren, dapat juga mereka tinggal di luar

lingkungan pondok pesantren (santri kalong).


2

Dalam sistem pembelajaran yang diterapkan oleh Pesantren Al-Mubarok

lanbulan, terlebih dahulu santri diarahkan untuk menguasai pengajian dasar secara

individual.

Adapun materi pembahasan pada masa ini adalah pengajian Al-Qur’an,

setelah menguasai kemudian santri dikenalkan dengan metode setelahnya, yaitu:

 Sorogan

Sorogan berasal dari kata sorog yang artinya menyodorkan. Yaitu bentuk

belajar mengajar dimana kiai hanya menghadapi seorang santri atau sekelompok

kecil yang masih dalam tingkat dasar.

 Wetonan

Wetonan berasal dari kata wektu (jawa) yang berarti waktu, karena

pengajaran ini diberikan pada waktu-waktu tertentu. Metode ini adalah cara

belajar secara berkelompok yang diikuti oleh para santri dan biasanya kiai

menggunakan bahasa daerah setempat.

 Bandongan

Kata bandongan berasal dari bahasa jawa banding artinya pergi

berbondong-bondong secara kelompok. Baik cara sorogan ataupun bandongan ,

pelajaran disampaikan menggunakan bahasa daerah setempat.

 Musyawarah

Musyawarah ialah system belajar dalam bentuk seminar untuk membahas

setiap masalah yang berhubungan dengan pelajaran santri di tingkat tinggi, dalam
3

pembelajaran yang sudah berjalan di Al-Mubarok lanbulan ini lebih dikenal

dengan istilah KBMK ( Konfrensi Bahtsul Masa’il ), NASH ( Lajnah Nahwiyah

Sorfiyah ), LAFAL ( Lajnah Falakiyah ) atau dikenal dan lebih populer dikalangan

pendidikan formal dengan pelajaran Astronomi, dan masih banyak lagi organisasi

yang bernaungan dibawah lembaga pendidikan agama islam al mubarok yang

sifatnya sistem musyawaroh, sehingga Pada metode ini menekankan adanya

keaktifan dari santri dalam menelaah dan memahami kitab yang telah diajarkan,

dalam pembelajaran yang diberikan oleh pondok pesantren Al- Mubarok Lanbulan

kepada santrinya, sesungguhnya mempergunakan suatu bentuk “kurikulum”

tertentu yang telah lama dipergunakan. Yaitu dengan sistem pengajaran tuntas

kitab yang dipelajari (kitabi) yang berlandaskan pada kitab pegangan yang

dijadikan rujukan utama pondok pesantren Al-Mubarok Lanbulan dan Pondok

Pesantren pada umumnya untuk masing-masing bidang studi yang berbeda.

Sehingga akhir sistem pembelajaran yang diberikan oleh pondok pesantren

bersandar kepada tamatnya buku atau kitab yang dipelajari, bukan pada

pemahaman secara tuntas untuk suatu topik (maudlul).

pondok pesantren Al-Mubarok Lanbulan berfungsi untuk

menyelenggarakan pendidikan formal dan pendidikan non formal. Selama kurun

waktu yang panjang pendidikan dipesantren Al-Mubarok Lanbulan telah

memberikan sumbangsih yang posistif karena telah berhasil membentuk peserta

didiknya beriman sempurna, berilmu luas dan beramal sejati. Dan pada prosesnya

pesantren Al-Mubarok Lanbulan berfungsi antara lain sebagai:

1) Pusat kajian islam


4

Pondok pesantren Al-Mubarok Lanbulan pada dasarnya merupakan

lembaga pendidikan yang mendalami dan mengkaji berbagai ajaran dan ilmu

pengetahuan agama islam melalui buku-buku klasik atau modern berbahasa arab.

Dengan demikian, secara tidak langsung pondok pesantren Lanbulan telah

menjadikan posisinya sebagai pusat pengkajian masalah keagamaan islam, dalam

kata lain pondok pesantren Al-Mubarok Lanbulan berperan sebagai pusat kajian

islam.

2) Pusat pengembangan dakwah

Dakwah islamiah dapat diartikan sebagai penyebaran atau penyiaran

ajaran dan pengetahuan agama islam yang dilakukan secara islami, baik itu

berupa ajaran atau seruan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan maupun

berupa uswatun hasanah. Tugas pesantren Al-Mubarok lanbulan dan pesantren

pada umumnya adalah penyebaran ajaran dan pengetahuan agama islam.

3) Pusat pelayanan beragama dan moral

Pondok pesantren Al-Mubarok Lanbulan merupakan lembaga yang

mempunyai ciri dan karakteristik yang unik dalam masyarakat muslim utamanya

Masyarakat sekitar. Salah satu karakteristik pesantren Al-Mubarok Lanbulan

yang menonjol adalah kedudukanya sebagai learning society (masyarakat belajar).

Sehingga A. Wahid Zaini menggambarkan bahwa, pondok pesantren tidak lain

adalah sebagai lembaga pengembangan ilmu pengetahuan, khusunya ilmu

pengetahuan agama islam. Dan bentuk pengembangan ilmu agama ini

berimplikasi pada pelayanan pengembangan agama berujung pada moral.1

1 Muhammad Fathurrohman, Sulistyorini, Implementasi manajemen peningkatan mutu pendidikan


islam, (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2012), 235.
5

4) Pusat pengembangan solidaritas dan ukhuwah islamiyah

Selain dari berbentuk ajakan seruan atau pemberian contoh untuk berbuat

baik, dakwah islamiah yang diselenggarakan oleh pondok pesantren dapat

bermacam-macam bentuknya meskipun dikategorikan sabagai Dakwah bi al-

hal. Kegiatan ini bahkan lebih efektif dan berpotensi jika diselenggarakan oleh

pondok pesantren.

B. Strategi Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan Dalam

Mempertahankan Eksistensinya pasca otonomi daerah


1. Mendalami ilmu Falak ( Astronomi )

Menurut bahasa, falak artinya orbit atau peredaran/lintasan benda-benda

langit, sehingga ilmu falak adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari lintasan

benda-benda langit, bulan dan matahari pada orbitnya masing masing dengan

tujuan untuk diketahui posisi benda langit tersebut antara satu dengan lainnya agar

dapat diketahui waktu-waktudi permukaan bumi.2

Dalam bahasa inggris ilmu falak di sebut juga “Astronomi”, adapun

Asronomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit dengan

tujuan untuk mengetahui pengaruh benda-benda langit itu terhadap nasib

seseorang di muka bumi. Astrologi inilah yang dikenal dengan

Ilmu Nujum.3

Pesantren Al-Mubarok Lanbulan sedang mengembangkan ilmu

pengetahuan ini, karena ilmu ini sangat erat kaitannya dengan ubudiyah yang

2 Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Teori dan Praktik, ( Buana Pustaka, Yogyakarta, 2004 ), 43.

3 Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Teori dan Praktik, ( Buana Pustaka, Yogyakarta, 2004 ), 46.
6

sedang dikembangkan dipesantren ini, para santri mengembangkan

pengetahuannya berdasarkan metode praktek dan observasi secara manual

maupun melalui program, melalui kitab yang diterapkan mulai dari tingkat dasar

sampai tingkat palinggi atau tahqiqi, tapi semua pelajaran tersebut pada umumnya

Ilmu Falak ini mempelajari empat bidang, yakni

1. Arah kiblat dan bayangan arah kiblat

2. Waktu-waktu sholat

3. Awal bulan hijriyyah

4. Gerhana matahari dan bulan.4

Pelajaran yang diterapkan oleh Pesantren Al-Mubarok Lanbulan adalah

memahami dan mempraktekkan dengan cara manual dan program, berdasarkan

kitab atau pelajaran yang di terapkan di Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan.

2. Mengembangkan ilmu Faroid ( peralihan warisan )

Hukum waris adalah hukum yang mengatur tentang peralihan harta

kekayaan yang ditinggalkan seseorang yang meninggal serta akibatnya bagi para

ahli warisnya. Pada asasnya hanya hak-hak dan kewajiban-kewajiban dalam

lapangan hukum kekayaan/ harta benda saja

yang dapat diwaris.5

3. Musyawaroh Bahtsul Masa’il ( KBMK )

4 Ibit., 49.

5 Effendi Perangin, Hukum Waris, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 32.
7

Musyawaroh adalah sebuah metode yang diterapkan dipesantren pada

umumnya, namun tidak semua pesantren menerapkan metode seperti ini, sebelum

metode ini diterapkan, semua para santri diharapkan memahami kitab kuning

terlebih dahulu, tidak sampai disitu, mereka harus memahami semua isi kitab

demi kitab, selebihnya mereka harus mengolaborasikan pengetahuan salaf

mereka, sehingga bisa beradaptasi dengan pengetahuan modern, mulai dari segi

bahasa sampai menghafal kamus populer.

4. Seni kaligrafi ( Khusnul khot )

khat adalah seni menulis indah, khat adalah bahasa Arab, sedangkan

kaligrafi adalah saduran dari bahasa Yunani, metode ini merupakan salah satu

program unggulan Pondok Lanbulan dalam mencetak santri agar bisa bersaing

dengan siswa luar ketika mereka boyong nanti, mereka para santri tidak hanya

belajar melukis dibuku saja, tetapi mereka mempraktekannya lewat lukisan tangan

dengan menggunakan gabus, kayu, sampai semen.

C. Faktor pendukung dan penghambat eksistensi Pesantren

Lanbulan
1. Faktor Pendukung

Kemajuan suatu yayasan tentu tidak lepas dari beberapa faktor yang

mendukung yayasan tersebut. Faktor pendukung tersebut setidaknya bisa

diklasifikasikan secara sederhana menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan

eksternal. Adapun faktor pendukung dalam berkembangnya Yayasan Pondok

Pesantren Al-Mubarok Lanbulan antara lain sebagai berikut:

a. Faktor Pendukung Internal


8

Faktor internal adalah faktor pendukung perkembangan Pondok Pesantren

Al-Mubarok Lanbulan Kecamatan Tambelangan Sampang yang dilihat dari sisi

dalamnya, adapun faktor pendukung tersebut adalah:

a) Peran aktif Pengasuh Pondok Pesantren

K.H Ach Barizi M.F. merupakan Putra pendiri Pondok Pesantren Al-

Mubarok Lanbulan yang sekrang menjadi pengasuh, Pondok Pesantren Al-

Mubarok Lanbulan berdiri (1986) karena adanya kegigihan dan keprihatinan

melihat kondisi masyarakat khusunya para pelajar yang masih kurang nilai agama

pada dirinya serta motivasi dari keluarga beliau serta adanya dukungan dari

masyarakat disekitar Baturasang, sehingga ia bertekad untuk mendirikan pondok

pesantren. Dengan tujuan untuk mewadahi kebutuhan masyarakat khusunya

para perlajar dalam bidang pendidikan dan sosial keagamaan. Selain itu

kontribusi dan juga pengalamannya di bidang politik maupun pendidikan

khususnya di wilayah Madura, itulah yang membuat perkembangannya Pondok

Pesantren Al-Mubarok Lanbulan tak luput dari peran kiai. K.H. Ach Barizi

M.F yang selalu di hormati dan disegani masyarakat maupun pemerintahan

setempat juga yang menjadikan masyarakat sekitar percaya terhadap

pendidikan Pondok Pesantren Al-Mubarok lanbulan.6

b) Dukungan dari keluarga K.H. Ach Barizi M.F

Keluarga besar K.H. Ach Barizi M.F merupakan faktor pendukung utama

dalam berdirinya Pondok Pesantren Al- Mubarok lanbulan, tidak hanya dukungan

moral yang diterima namun dukungan dalam masalah dana pembangunan juga

6 Ust Afif Saifulloh, Wawancara, Tambelangan, 2 April 2019.


9

diberikan oleh keluarga K.H. Ach Barizi M.F. Selain itu didikan dari keluarga

K.H. Muhammad Fathulloh yang memotivasi dan mengajarkan untuk selalu

berjuang selama masih hidup khusunya di jalan agama. Oleh karena itu, peran

keluarga sangat penting dalam perkembangan Pondok Pesantren Al-Mubarok

Lanbulan berkat bantuan dan doa mereka Pondok Pesantren dapat berdiri dan

berkembang.7

c) Sarana dan prasrana yang memadai

Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan telah berkembang menjadi lebih

baik. Perkembangan ini tentunya juga ditunjang oleh keberadaan sarana dan

prasarana yang memadai. Dengan adanya sarana prasarana yang memadai, maka

keadaan belajar mengajar di Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan berjalan

dengan lancar dan mengalami peningkatan yang baik setiap tahunnya.

d) Adanya kinerja yang baik dari pengurus dan peangajar

Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan

Di suatu pesantren tentunya terdapat pengurus dan tenaga pendidik yang

turut serta dalam mengembangkan keberadaan pondok pesantren, hal ini juga

sejalan dengan realita yang ada di Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan.

Pengurus pesantren yang sedia dan memberikan sumbangsih besar disetiap

perkembangan yang ada di Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan, dan dengan

adanya kepengurusan yang mempuni ini, membuat jalannya kehidupan pesantren

menjadi teratur serta berakibat baik bagi kelangsungan para santri dan masyarakat

di Sekitarnya. Tidak hanya pengurus yang mempunyai peran aktif di Pondok

7 Ust Afif Saifulloh, Wawancara, Tambelangan, 4 April 2019.


10

Pesantren Al-Mubarok Lanbulan. Peran dari seorang tenaga pendidik pula

terhitung sangat besar. Di dalam Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan terdapat

lembaga pendidikan sosial dan keagamaan, tidak hanya pendidikan diniyah tapi

juga ada lembaga pendidikan formal diantaranya adalah MA Al-Mubarok dan

MTS Al-Mubarok di bawah naungan yayasan pondok pesantren. Fungsi tenaga

pengajar sangatlah penting bagi kelangsungan lembaga pendidikan ini, dengan

adanya tenaga pendidikan yang mempuni, Pondok Pesantren Al-Mubarok

Lanbulan higga sekarang dapat berkembang dengan baik dan dapat diterima

dengan baik pula oleh masyarakat sekitar.8

e) Adanya proses pembelajaran yang baik dan berkualitas.

Dalam proses pembelajaran di Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan

juga terdapat kurikulum yang menyertai santri maupun siswa di setiap

pembelajarannya. Tujuannya untuk memenuhi tujuan serta visi dan misi pondok

pesantren, selain itu untuk menggali minat bakat dari para santri Pondok

Pesantren Al-Mubarok Lanbulan juga menyediakan berbagai proses

pembelajaran yang menarik, seperti ekstrakurikuler dan pelatihan tambahan.

Adapun beberapa ekstrakurikuler yang ada adalah belajar pidato bahasa arab

dan bahasa indonesia, banjari, seni tilawah alquran dan seni qhot. Selain itu

kurikulum di lembaga pendidikan formal yang ada di pondok pesantren yaitu

MA Al-Mubarok juga cukup baik dengan adanya penambahan jurusan yang di

berikan kepada calon siswa, diataranya tekhnik komputer jaringan dan Ilmu

Astronomi yang biasa dikenal dengan Ilmu Falak, Dengan adanya proses

pembelajaran yang baik dan sejalan dengan perkembangan santri. Oleh karena itu,

8 Ust Afif Saifulloh, Wawancara, Tambelangan, 2 April 2019.


11

keberadaan pesantren berserta mengalami peningkatan dalam penambahan santri

yang ingin sekolah di lembaga pendidikan. Hal ini terbukti dengan banyaknya

prestasi yang diraih oleh beberapa santri dalam bidang akademik maupun non

akademik.9

f) Adanya interaksi yang baik pengasuh Pondok Pesantren Al-

Mubarok Lanbulan dengan para santri.

Di Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan interaksi antara Pengasuh

Pondok Pesantren dan para santri terjalin dengan sangat baik, sehingga membuat

Kh Ach Barizi M.F tidak perlu khawatir jika ada santri yang ingin boyong. Sebab

para santri sudah dianggap seperti anak sendiri. Dengan adanya interaksi yang

baik ini, membuat keberlangsungan pesantren menjadi lebih baik lagi. Selain itu

sosok Kh Ach Barizi M.F yang baik dan bijak dapat menjadi panutan untuk santri,

sehingga dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat. Dengan padatnya jadwal K.H.

Ach Barizi M.F tidak mengurangi hubungan yang baik anatar beliau dan

para santrinya. Salah satu contohnya adalah beliau selalu mengutamakan untuk

memperhatikan para santrinya, apabila santri ataupun dalam pondok pesantren

mengalami timbul masalah yang tidak bisa tersesaikan, maka santri maupun

pengurus akan langsung sowan (pergi atau menghadap) ke beliau. selain itu

beliau selalu memimpin sholat berjamaah dan ro’an (bersih-bersih) saat tidak ada

kesibukan.

b. Faktor Pendukung Eksternal

9 Ust Afif Saifulloh, Wawancara, Tambelangan, 2 April 2019.


12

Dalam menjelaskan faktor pendukung internal di atas, keberadaan Pondok

Pesantren Al-Mubarok Lanbulan juga mendapat beberapa dukungan yang berasal

dari masyarakatnya atau dari luar lingkungan pondok pesantren. Seperti halnya

juga pada faktor pendukung eksternal yang mendukung perkembangan pondok

pesantren. Adapun faktor pendukung eksternal tersebut adalah :

a) Dukungan Positif Tokoh Masyarakat dan Warga Setempat

Sebelum Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan beridiri pada tahun

1986 banyak masyarakat setempat yang lebih mengenal K.H. Muhammad

Fathulloh, karena beliau seorang kyai yang kharismatik dan disegani. Sehingga

ketika K.H. Muhammad Fathulloh ingin mendirikan pondok pesantren

mendapatakan restu dan sambutan yang baik dari kalangan para tokoh-tokoh

masyarakat dan warga umum sekitarnya.10

Hal ini dibuktikan dengan adanya settiap kegiatan yang ada di dalam

pondok pesantren masyarakat ikut membantu dalam setiap acara pesantren.

Dengan adanya pesantren terkadang masyarakat sangat bersyukur, karena tidak

perlu jauh-jauh untuk belajar agama. Jadi, masyarakat mendukung dengan adanya

pesantren, sampai terkadang masyarakat juga ada yang menyumbang dalam

bentuk materi maupun non materi untuk membangun pesantren sebagai

tempat belajar dan mengajar para santri. Selain itu dengan adanya Pondok

Pesantren Al-Mubarok Lanbulan menjadikan wilayah Baturasang Tambelangan

di kenal di masyarakat luas.

b) Dukungan Pemerintah Setempat

10 Abd Rohman,Wawancara, Tambelangan, 02 April 2019.


13

Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan adalah salah satu pesantren yang

juga terdaftar di lembaga hukum dan lembaga pemerintahan. Pemerintah sekitar

sangat mendukung dengan adanya Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan,

karena secara langsung Pondok Pesantren Al- Mubarok Lanbulan ikut serta dalam

proses pendidikan khusunya pada masyarakat sekitar dan hal itu juga membantu

jalannya tugas pemerintah sebagai pelindung dan pemenuhan sumber daya

manusia bagi masyarakatnya.

Selain itu hubungan K.H. Ach Barizi M.F dengan pemerintah setempat

sangat baik. Ini bisa dilihat saat pemerintahan setempat sering kali sowan ke

pondok pesantren, baik dalam hal resmi maupun kepentingan pribadi. Selain itu

setiap dalam acara yang diadakan pemerintah K.H. Ach Barizi M.F sering diminta

untuk menjadi penceramah dan begitu sebaliknya saat pondok pesantren

mempunyai hajatan tidak lupa mengundang pemerintah setempat.

c) Letak pondok pesantren yang strategis

Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan terletak di timurnya Kota

Bangkalan, tepatnya di jalan raya Campor Bungkak, yang berada diantara jalan

raya Kec Konang dan Kec Tambelangan. Selain itu letak pondok pesantren yang

berdekatan dengan sungai dan pasar rakyat, Sehingga, dengan letak yang strategis

ini membuat pondok pesantren menjadi ramai dan akses untuk keluar tamu atau

wali santri menjadi lebih mudah serta membuat daya minat masyarakat luar

menjadi sangat tinggi. Suasana Pondok Pesantren Al- Mubarok Lanbulan juga

terbilang baik dan kondusif karena bangunannya berdiri kokoh dengan arsitektur

hiasan salah satu menantu Kyai Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan.


14

2. Faktor Penghambat

Setiap perkembangan pondok pesantren pasti memiliki tantangan atau

penghambat. Dari faktor penghambat inilah yang membuat pondok pesantren

terus berbenah agar bisa bermanfaat di masyarakat sekitar. Adapun faktor

penghambat Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan antara lain sebagai berikut

a. Faktor penghambat internal

Faktor penghambat internal dapat dilihat dari sisi Internal Pondok

Pesantren Al-Mubarok Lanbulan. Adapun faktor penghambat tersebut antara lain

sebagai berikut :

a) Pola perilaku santri dan siswa yang terkadang sulit diatur.

Dalam Pondok Pesantren pengurus berperan utama untuk para santri

dalam mengatur setiap kegiatan maupun diluar kegiatan santri. Pengurus

memberikan metode dengan tidak berteriak kepada santri melainkan memberi

peringatan secara perlahan, karena banyak santri berbeda-beda sifat dan perilaku.

Selain itu juga pengurus dapat menghargai setiap apa yang dikerjakan oleh santri

meskipun ada kesalahan, akan tetapi pengurus mencoba memuji hasil dari santri

tersebut. Hal ini membuat para santri menjadi lebih baik dan merasa nyaman

didalam Pondok Pesantren dan tidak ingin boyong.

b) Sarana dan prasarana yang tidak terjaga

Sarana dan Prasarana adalah penunjang yang sangat penting untuk

tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan sarana dan prasana yang

baik dan bagus bisa membuat program dan kegiatan khusunya di Pondok
15

Pesantren Al-Mubarok Lanbulan berjalan dengan baik. Maka dalam pemeliharaan

harus dijaga dengan baik. Akan tetapi, para santri tidak menjaga kebersihan dan

tidak memperbaiki hal-hal kecil yang ada dipesantren. Misalnya, bangku dicoret-

coret dan tembok dicoret-coret.

b. Faktor penghambat eksternal

Dalam menjelaskan faktor penghambat internal di atas. Keberadaan

Pondok Pesantren Al- Mubarok Lanbulan juga mendapat beberapa hambatan

yang berasal dari luar pondok pesantren. Adapun faktor penghambat Pondok

Pesantren Al- Mubarok Lanbulan adalah sebagai berikut :

a) Kurangnya minat masyarakat pada pesantren

Adanya masyarakat yang kurang berminat untuk memasukkan anak mereka

ke dalam pesantren ataupun sekolah yang berbasis Islam. Hal ini disebabkan

karena kurangnya fasilitas untuk para santri dan siswa, masyarakat juga

beranggapan bahwa tidak ada perbedaan antar anak yang belajar di lingkungan

sekolah berbasis agama dengan anak yang tidak, karena mereka menganggap

bahwa sekolah berbasis agama hanya mengedepankan ilmu salaf saja, dan mereka

khawatir jika anak-anak mereka tidak mendapat ijasah umum. Sehingga banyak

dari orang tua lebih senang menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah yang

berbasis umum saja.

Dari hal itu bisa kita lihat, penghambat dalam Pondok Pesantren Al-

Mubarok Lanbulan tidak lepas dari orang-orang yang berkecimpung didalamnya,

peran seorang kiai sangat dibutuhkan dalam hal ini dan sangat berpengaruh pada

Pondok Pesantren Al- Mubarok Lanbulan. Oleh karena itu, dengan adanya faktor
16

penghambat yang beraneka ragam di Pondok Pesantren Al- Mubarok Lanbulan,

hal yang dapat dilakukan yaitu dengan selalu menjaga keharmonisan dengan

masyarakat sekitar dan tidak luput pula dengan kiat kiai yang selalu meningkatkan

semangat para pengurus pondok pesantren agar suasana pesantren tidak kendor.

Begitu juga dengan Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan, apabila faktor

penghambat tersebut dievaluasi dengan baik, dicarikan jalan keluar yang

cemerlang maka tidak perlu heran lagi apabila pondok pesantren dengan

sendirinya akan semakin berkembang dalam mencetak para santri yang dapat

menjadi kader bangsa yang sholihin-sholihat dan yang professional.

b) Masyarakat masih banyak yang kurang memahami latar belakang

beridrinya Pondok Pesantren Al- Mubarok Lanbula

Kurangnya pemahaman masyarakat tentang latar belakang beridirnya

Pondok Pesantren Al- Mubarok Lanbulan, sehingga masyarakat menilai sama saja

anatara Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan dan juga yang lainnya.

Dampaknya santri menganggap bahwa pendidikan agama Islam tidak terlalau

penting dan sangat tidak diperlukan oleh setiap individu khususnya para pelajar

untuk kelangsungan hidupnya dimasa mendatang. Ini yang membuat para

pengasuh dan pengurus pesantren memberikan motivasi serta memberikan

pengetahuan tentang latar belakang beridirinya pondok pesantren kepada

masyarakat, dengan lebih jauh lagi dapat memberikan program pendidikan agama

Islam dengan baik dan unik sehingga santri merasa penasaran dan ingin mondok.

c) Kurangnya Sarana Penunjang


17

Sarana penunjang salah satu dari penghambat berdirinya Pondok

Pesantren Al-Mubarok Lanbulan, karena adanya transportasi yang sangat sulit

dijangkau dari area Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan dengan letak yang

di pinggiran desa. Selain itu juga, di dalam area parkir Pondok Pesantren Al-

Mubarok Lanbulan sangat tidak memungkinkan karena kurangnya lahan parkir.

Bukan dari segi transportasi juga, dari segi infrastuktur bangunan juga harus

segera dibenahi, melainkan terdapat pula yang masih kekurangan ruangan

pondok (asrama) sebagai tempat menetapnya santri.

B. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan

1. Berdirinya Lanbulan & Asal Mula Nama Lanbulan

Lanbulan dahulu kala adalah kawasan pematangan sawah dan

terletak dibawah bukit kecil dekat dengan sungai yang berlokasi disebelah

selatan kampung Tenggetteng Kecamatan Tambelangan Sampang. Dan

dikampung inilah KH. Muhammad Fathullah tinggal bersama istri dan

mertuanya setelah beliau dijodohkan oleh ayahandanya KH. Fathullah

dengan Ny. Dewi Fatimah (Hj. Zainab) yang masih saudara sepupunya

sendiri yaitu putri paman beliau yang bernama KH. Khairuddin yang berasal

dari Desa Taman yang mempersunting Ny. Bhuna (Hj Aminah)

Dari kampung inilah akan dimulai sejarah berdirinya Pondok

Pesantren al-Mubarok Lanbulan. Dikala beliau tinggal di Tenggenteng

beliau sudah mempunyai beberapa santri diantaranya bernama Sadiman (H.

Thoyib) Jungkarang Jrengik, dia merupakan santri pertama beliau karena

pada awal mondok di Duwe' Pote yang diasuh oleh KH. Damanhuri bin
18

Jazuli, Sadiman bertemu dan berteman dengan KH. Muhammad Fathullah.

Selang beberapa waktu, Sadiman berguru kepada beliau walaupun sama-

sama nyantri di Pondok Duwe' Pote hingga akhirnya Sadiman Sangat

senang dan setia kepada beliau karena saat beliau disuruh pulang ke Glagas

oleh guru beliau untuk berkeluarga, Sadiman mengikuti beliau ke Glagas

dan ke Tenggenteng hingga sampai ke Lanbulan. Sadiman sewaktu berada

di Tenggenteng tinggal dipemondokan kecil bersama beberapa orang santri

yang mengaji kepada KH. Muhammad Fathullah jadi sebenarnya sejak

mondok di Duwe' Pote beliau sudah mempunyai murid serta diikuti santri.

Sewaktu beliau tinggal di Tenggenteng beliau tidak merasa kerasan

karena sangat sulit dan jauh dari mata air, untuk berwudlu' dan mandi saja

beliau harus ke sungai setiap hari yang berada di sebelah selatan kampung

Tenggenteng dengan jarak + 75 m harus melalui jalan setapak yang agak

menurun. Di saat beliau pergi ke sungai melalui jalan tersebut beliau melihat

persawahan yang berada disebelah timur jalan kemudian beliau melihat

sebidang sawah yang beliau sukai dan sangat cocok untuk dijadikan tempat

tinggal dan pekarangan. Sejak itulah beliau mempunyai keinginan untuk

pindah dan bertempat tinggal di pemetangan sawah tersebut yang sangat

dekat dengan sungai, dan sudah barang tentu akan memudahkan beliau

untuk mendapatkan air dan memenuhi kebutuhan. Dan juga yang paling

memotivasi beliau untuk menempati persawahan itu adalah beliau

bermimpi: "Pada suatu malam beliau melihat pematangan sawah itu dijatuhi

rembulan tanggal satu (bulan sabit), kemudian bulan itu bertambah besar

dan membesar hingga manjadi bulan purnama yang sempurna yaitu tanggal
19

15". Setelah beliau bermimpi maka keinginan untuk menempati persawahan

itu semakin besar karena menurut beliau mimpi itu merupakan petunjuk dari

yang maha kuasa bahwa sebidang tanah tersebut mempunyai kelebihan

tersendiri yang nantinya akan mempunyai prospek masa depan yang cerah

dan akan menjadi sumber tempat bersejarah serta akan dikenang sepanjang

masa. Kelak, itu semua akan menjadi kenyataan sebab dari sebidang sawah

itu akan menjadi pesantren yang sangat besar yang menyinari dan

menentramkan kawasan di sekitarnya. Hal itu cocok dengan apa yang

diprediksikan oleh KH. Damanhuri Duwe' Pote sewaktu KH. Muhammad

Fathullah nyantri di duwe' Pote beliau pernah di panggil oleh KH.

Demanhuri dan berkata "Muhammad, ampon panjennengan la....paleman !

toreh ngiring debunah kyai (KH. Fathullah). Insya Allah bingkeng areh

eda'era sekitaran ka'disah bekal tondu' de' sampiyan kabbi, manabih

sampeyan sabber. " (artinya : Muhamma, sudah cukup sampiyan menuntut

ilmu, pulanglah ke Glagas dan turuti perintah ayahanda sampiyan. Insya

Allah suatu saat nanti penduduk disekitar kawasan disana akan mengikuti

sampiyan, kalau sampiyan sabar.) itulah yang dikatakan KH. Damanhuri

kepada KH. Muhammad, dan hal itu telah menjadi kenyataan pada saat ini.

Setelah beliau mengetahui akan kelebihan tanah persawahan itu beliau

bertanya kepada Pak Satoma (salah satu tetangga beliau) dan dia

mempunyai menantu dari Glagas bernama Abd. Kiram yang masih

mempunyai hubungan keluarga dengan KH. Muhammad Fathullah. "Pak

Satoma, sabe temor jelen ka'disah geduen-nah paserah ?" (artinya : Pak

Satoma, sawah yang berada disebelah timur jalan ke sungai itu milik
20

siapa........ ?). kemudian pak Satoma menjawab "Geduen-nah pak Soleh

Kiaeh.....Nyamanah sabe Lanbulan." (artinya : Punya pak Soleh Kiai........

dan namanya Sawah Lanbulan). Setelah mendengar keterangan pak satoma

tadi didalam batin beliau berbisik "Namanya sawah Lanbulan, berarti sangat

cocok dengan apa yang aku alami dan aku lihat didalam mimpi" akhirnya

setelah mendapatkan keterangan tentang nama sawah dan pemiliknya adalah

pak Soleh yang tinggal serumah atau satu pekarangan dengan pak Satoma

lalu beliau menyampaikan gagasan dan keinginan ke mertua beliau KH.

Nawawi dan al-hamdulillah KH. Nawawi beliau merespon positif apa yang

diinginkan menantunya dan pada akhirnya KH. Nawawi

berembuk/bermusyawarah dengan pak Satoma dan pak Soleh mengenai

sawah Lanbulan tersebut hingga akhirnya mencapai kesepakatan bahwa

sawah Lanbulan yang dimiliki pak Soleh akan ditukar dengan sawahnya

KH. Nawawi yang berada di Tenggenteng. Betapa senang dan bahagianya

KH. Muhammad Fathullah setelah mendengar kesepakatan itu. Tibalah hari

yang bersejarah, tepatnya pada hari jum'at legi tanggal 08 Sya'ban 1371

H./02 Mei 1982 M. Beliau pindah dari Tenggenteng ke Lanbulan bersama

istri dan mertuanya dan kelak nama Lanbulan akan dikenal menjadi nama

pesantren yang cukup besar dimana pendiri pertama sekaligus merangkap

pengasuh adalah KH. Muhammad bin Fathullah yang berasal dari Glagas

Mambuluh Timur Tambelangan Sampang.

2. Sejarah Peletakan Batu Pertama

Tanggal 08 Sya'ban 1371 H / 02 Mei 1952 M, merupakan moment

yang sangat berarti dan bersejarah bagi perjalanan Pondok Pesantren al-
21

Mubarok Lanbulan, karena pada hari itu batu peletakan pertama di lakukan

di persawahan Lanbulan untuk membangun dalem sekaligus pesantren yang

akan di asuh oleh KH. Muhammad bin Fathullah, maka pada saat itu

dimulailah pemindahan kediaman beliau yang ada di Tenggenteng ke

Lanbulan serta merenovasi kerusakan yang ada. Mungkin ini adalah sudah

kehendak yang maha kuasa karna pada saat itu (pemindahan kediaman

beliau) masyarakat setempat (dari enam kampung seraya datang semua demi

membantu pemindahan kediaman beliau) mereka gotong royong membantu

proses perpindahan namun yang di pindah hanyalah satu delem untuk di

tempati KH. Nawawi posisinya berada di sebelah timur delem sepuh

sekarang kemudian membagun satu delem lagi untuk tempat tinggal KH.

Muhammad Fathullah bersama Ny. Dewi Fatima dan sampai sekarang

masih utuh. Disaat delem beliau masih dalam tahap pembangunan beliau

sering tidur di bawah tempat tidur yang terbuat dari bambu (lencak,

Madura) hingga akhirnya proses pembagunanpun selesai, jadi pada awalnya

pembagunan di PPL (Pondok Pesantren Lanbulan), hanya tiga dalem atau

kediaman duanya dalem potongan satunya lagi dalem sisir yang membujur

ke utara dan berada di sebelah baratnya dalem sepuh sakarang dan lagi ada

dua mushalla (langgar utara dan selatan. Madura) yang paling utara berada

di depanya dalem sisir dan satunya berada di selatannya lagi. Dimasa

sekarang telah dibangun gedungan al-hamdulillah masih utuh sampai

sekarang yang di kenal dengan sebutan Langgar Sepuh dan pada masa itu

pondok beliau hanya ada satu yaitu pondok timur pindahan dari Tenggetteng

atau Glagas yang berada di depannya delem timur, konon katanya santri
22

pada masa itu + hanya lima 15 0rang dan di antaranya adalah Subeiri dari

Torasang, Moch. Kufa dari Sambiyan Tengah, Umar Lidin (Umar Abidin)

dari Sambiyan Barat, Sadiman, Sanipin, Ghumer/Muhyi ketiganya dari

Jungkarang Lora Hamzeh dari Berung Nangkah, Ali bin Rifa'i Sambiyan,

Ali dari Karang Asem dan lain sebagainya, sejak itu berlahan santri

bertambah banyak maka di bangunlah pondok lagi satu kamar di bere'

lau'eng (barat laut) pondok timur membujur ke barat.

3. Letak Geografis

Letak Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan dari jalan raya

lomaer yang menghubungkan antara bangkalan dan sampang masuk ke

utara kira-kira 3 km,dan dari jalan yang menghubungkan Bungkak dan

tambelangan tepatnya di Tenggetteng desa Baturasang jalan kaki ke selatan

kira-kira seratus meter, kalau dari kota Sampang kira-kira 11 km. Berada di

desa Baturasang kecamatan Tambelangan yang merupakan perbatasan

Sampang Bangkalan
23
24

Denah Pondok Pesantren Al Mubarok Lanbulan


25
26

1. Stuktur Organisasi

Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan

Periode 2018-2019 M/1439-1440 H.


PELINDUNG

PENASEHAT UTAMA

PENASEHAT AKTIF

KETUA UMUMUM

SEKRETARIS W. KETUA UMUM BENDAHARA

WAKIL WAKIL
SEKRETARIS BENDAHARA

PENGEMBANGAN HUMAS &


SDM & PENDIDIKAN KEAMANAN
ORGANISASI AKOMODASI

PEREKONOMIAN
PENERANGAN PERIBADATAN PENERBITAN &
KESEJAHTERAAN

Keterangan:

Garis Komando:

Garis Kordinasi:
SUMBER : DOKUMENTASI PON PES AL-MUBAROK LANBULAN PERIODE 2018-2019 M / 1439-1440 H
27

A. Penyajian Data

1. Penyajian Data Wawancara

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti

menunjukkan bahwa di Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan

Tambelangan Sampang Madura mengadakan proses musyawarah santri-

santrinya pada waktu malam, dalam proses musyawarah tersebut Pondok

Pesantren Al Mubarok Lanbulan Tambelangan Sampang Madura memiliki

pengembangan musyawarah kitab kuning yang meliputi perencanaan dan

metode pembelajaran, juga diadakan musyawarah wajib bulanan dan

tahunan bagi para santrinya dalam rangka memperdalam ilmu yang di

dapat di pesantren.

Langkah awal yang dilakukan oleh ustadz adalah membuat rencana

musyawarah yang akan dipakai ketika mengajar. Hal ini dilakukan agar

proses musyawarah berlangsung sesuai dengan yang direncanakan, selain

itu ustadz di Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan Tambelangan

Sampang Madura juga ikut membimbing para santri dalam

bermusyawarah bulanan.

Langkah kedua adalah melaksanakan musyawarah. Dalam proses

pembelajaran ini, ustadz melakukan segala hal yang direncanakan dengan

rencana musyawarah yang telah ada.

Langkah ketiga adalah melakukan evaluasi terhadap materi yang

disampaikan mulai dari awal sampai akhir. Hal ini sebagai upaya untuk

mengetahui sejauh mana materi yang telah ditangkap oleh para santri.
28

Mengenai metode yang digunakan di Pondok Pesantren Al-Mubarok

Lanbulan Tambelangan Sampang Madura sebelum dilakukan

pengembangan musyawarah, Pondok Pesantren Al Mubarok Lanbulan

Tambelangan Sampang Madura menggunakan metode klasik yang

berpusat pada ustadz. Metode-metode tersebut seperti metode sorogan,

metode bandongan / wetonan, metode ceramah, metode hafalan, dan

metode tanya jawab. Hal ini didasarkan pada hasil wawancara dengan

ustad Ust. Mahmudi Nurul Iman, selaku pengajar di Pondok Pesantren Al

Mubarok Lanbulan Tambelangan Sampang Madura sebagaimana berikut:

“Metode pembelajaran kitab kuning di pesantren Al Mubarok


sebelum dilakukan pengembangan, pesantren Al Mubarok ini
menggunakan metode sorogan, metode bandongan / wetonan, metode
ceramah dan metode tanya jawab. Jika kami mengajar”11

Hal ini diakui oleh ustadz yang lain yang juga tenaga pengajar di

Pondok Pesantren Al Mubarok Lanbulan Tambelangan Sampang Madura

sebagai berikut :

“Metode yang digunakan sebelum dilakukan pengembangan metode


musyawarah kitab kuning adalah metode bandongan. Metode bandongan
adalah metode yang mana kyai membaca, menerjemahkan, dan
menjelaskan isi kitab, sedangkan santri menyimak, menulis ulang apa
yang telah dijelaskan oleh kyainya.selain itu juga menggunakan metode
ceramah, metode sorogan, dan metode hafalan.”

Dari penjelasan tersebut, dapat di lihat bahwa Pondok Pesantren Al

Mubarok Lanbulan Tambelangan Sampang Madura sebelum adanya

musyawarah para ustadz menggunakan berbagai macam metode klasik

dalam pembelajaran Fiqih dan yang lainnya. Sekarang ditambahi dengan

metode pembelajaran yang terpusat kepada para santri, yaitu santri yang

11 Mahmudi Nurul Iman, Wawancara, ( Lanbulan, 3 April 2019).


29

aktif dalam pembelajaran kitab kuning terutama pembelajaran Fiqih.

Tujuannya supaya para santri yang aktif dalam pembelajaran kitab kuning.

Sehubungan dengan hal ini, peneliti juga melakukan wawancara dengan

ustadz Ahmadi Muhammad yang mengatakan bahwa:

Di Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan Tambelangan Sampang


Madura sekarang ini menggunakan metode drill. Dari hasil observasi yang
peneliti lakukan bahwa dalam hal pembelajaran Fiqih maka para ustadz
menggunakan metode yang bervariasi bertujuan agar para santri antusias
dan peran aktif dalam mengikuti pembelajaran kitab kuning. Jadi metode
yang digunakan di pesantren Al Mubarok ini menggunakan metode klasik
dan metode modern.12
Pengembangan pembelajaran kitab kuning terutama Fan Fiqih

dengan tersebut berjalan dengan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari

tanda-tanda berikut, yaitu : 1) Santri tidak hanya menerima informasi,

tetapi cenderung berusaha untuk mencari informasi, 2) Mengadakan

kajian-kajian yang termasuk memecahkan masalah yang ada dalam

masyarakat, seperti halnya santri-santri sering di undang ke bathsul masail

yang diadakan oleh pondok pesantren atau di lembaga di Sampang yang

sering di ikuti bertujuan untuk keaktifan santri dalam mengembangkan

pengetahuan, 3) Santri menjadi lebih aktif bertanya kepada ustadz

mengenai materi pelajaran yang belum dimengerti, 4) Santri menjadi lebih

disiplin dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh ustadz, dan 5)

Suasana pembelajaran menjadi terlihat lebih menyenangkan, sehingga

perhatian santri menjadi terfokus pada materi yang disampaikan selama

proses pembelajaran berlangsung

12 Ahmadi Muhammad, wawancara, ( Lanbulan, 5 April 2019 ).

Anda mungkin juga menyukai