PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mubalighinan merupakan suatu kegiatan yang sudah lumrah di pondok pesantren, Kata
pesantren mengandung pengertian sebagai tempat para santri atau murid-murid yang belajar di
pesantren. Bila dibedah lebih jauh, ‘pesantren’ berasal dari kata santri. Oleh karena itu, untuk
memahaminya kita harus membedah asal-usul dan makna santri itu sendiri.Berkaitan dengan
1
kata ‘santri’, ada beberapa sumber yang menyebutkan pemaknaan berbeda. Kata Agus
Sunyoto, kata ‘santri’ adalah adaptasi dari istilah sashtri yang bermakna orang-orang yang
mempelajari kitab suci (sashtra).Sedangkan sumber lainnya mengatakan, bahwa itu berasal
dari bahasa Jawa cantrik yang berarti, orang yang mengikuti gurunya kemanapun ia pergi.
pesantren setidaknya mempunyai tiga unsur, yaitu santri, kiai atau guru, dan asrama
atau pondok. Lanjutnya, banyak orang yang memaknai pesantren semata-mata dengan bentuk
bangunan fisik pesantren itu sendiri.“Pesantren kerap diidentikan berupa bangunan tradisional
yang dihuni para santri dengan kehidupan sederhana dan sangat patuh terhadap kiainya,” tulis
Herman.
Di sisi lain, tidak sedikit pula yang mengenal pesantren dari perspektif yang lebih luas,
yakni perannya dalam penyebaran Islam di indonesia, mulai dari membentuk dan memelihara
kehidupan sosial, kultural, keagamaan hingga politik.Lebih lanjut, kata pesantren yang
berakar dari kata santri dengan imbuhan “pe-” di awal dan “-an” di akhir, dapat diartikan
sebagai tempat tinggal para santri.Istilah pesantren pada dasarnya merupakan sebuah tempat
1Agus Sunyoto, kata ‘santri’ adalah adaptasi dari istilah sashtri yang bermakna orang-orang yang mempelajari
kitab suci (sashtra).
pendidikan Islam tradisional yang di dalamnya juga terdapat asrama bagi para siswa atau
muridnya. Dengan kata lain, para siswa tinggal bersama dan belajar ilmu agama di bawah
santri yang menjadi bekal awal untuk terjun langsung ke masyarakat untuk menyebarkan
ajaran agama islam.Metode ini merupakan suatu cara yang dilakukan oleh seorang mubaligh
untuk mencapai tujuan dalam keberhasilan penyampaian pesan dakwah agar lebih efektif dan
efisien.. Diantara sekian banyak metode dalam berdakwah yang paling umum dan paling mudah
digunakan adalah metode bil-lisan melalui Khitabah. Sehingga dakwah bil-lisan seolah menjadi
satu-satunya saluran yang digunakan para mubaligh dalam menyampaikan pesan-pesan Tuhan
keterampilan serta pengetahuan-pengetahuan penunjang lainnya agar proses itu dapat berjalan
dengan mulus. oleh karena itu para mubaligh harus mempunyai kemampuan dakwah bil-lisan,
salah-satunya dengan mempelajari ilmu retorika. Retorika adalah seni berkomunikasi secara
lisan yang dilakukan seorang komunikator kepada sejumlah komunikan secara langsung bertatap
muka. Oleh karena itu, istilah retorika sering disamakan dengan istilah pidato. Penguasaan teknik
berbicara, public speaking, serta model-model komunikasi lisan merupakan salah satu faktor
yang dapat mendukung keberhasilan dakwah bil-lisan atau berdakwah dengan mengandalkan
kemampuan berbicara. Untuk mempersiapkan calon mubaligh yang mumpuni dalam ber-
Khitabah dapat dilakukan melalui berbagai macam cara, seperti mendirikan lembaga atau
organisasi yang didalamnya tidak hanya dipelajari ilmu agama Islam tetapi mempelajari juga
berbagai macam bidang ilmu tambahan yang erat kaitannya dengan peningkatan kompetensi para
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional tertua di Indonesia. Menurut para
ahli lembaga pendidikan ini sudah ada sebelum Islam datang ke Indonesia. Pondok pesantren
pun berkembang pesat sejak masuknya Islam ke Indonesia melalui para ulama dari timur tengah
yang sering dikenal walisongo. Pesantren merupakan suatu lembaga keagamaan yang
mengajarkan, mengembangkan dan mendalami ilmu agama Islam. Pesantren juga merupakan 3
tempat dimana anak-anak muda dan dewasa belajar secara lebih mendalam dan lebih lanjut
mengenai ilmu-ilmu pendamping selain ilmu agama Islam yang diajarkan secara sistematis.
Mereka yang telah selesai menempuh pendidikan di pesantren kemudian diharapkan menjadi
kiyai, mubaligh, atau setidaknya mengajarkan ilmu-ilmu agama. Sehingga pembentukan kader
mubaligh juga merupakan salah satu fokus utama didirikannya pesantren, dimana didalamnya
diadakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para santrinya agar
ini. Diantaranya dengan mengadakan pelatihan Khitabah sebagai salah satu metode pesantren
dalam membina santri-santrinya agar menjadi mubaligh professional. Seperti yang dilakukan
Muhadharah berasal dari bahasa arab yaitu “haadara yuhaadiru muhadharatan” yang berarti
saling menghadiri, dinamakan dengan istilah Muhadharah tujuanya adalah agar para santri
didalam Muhadharah ini para santri dituntut untuk mampu berbicara didepan banyak orang
kegiatan Muhadharah dengan menggunakan dua bahasa yaitu, Bahasa sunda dan Indonesia.
Sehingga para santri tidak hanya mampu untuk menguasai teknik berceramah dengan baik, juga
mampu untuk menguasai teknik dalam public speaking yang baik. Kegiatan keagamaan di
pemahaman, penghayatan, dan pengalaman syariat Islam serta nilai-nilai keimanan yaitu taqwa,
syukur, sabar, dan cahaya imani. Kegiatan keagamaan lainnya berupa mauidzah dan kuliah
subuh, tahfidz, tafsir, Al-Qur’an, kajian kitab kuning, pembinaan imam shalat fardhu, pelatihan
Muhadharah dan khatib Jum’at. Harapannya, berbekal pendidikan keagamaan yang demikian
setiap lulusan pondok pesantren Zumrotul Muttaqien dapat berperan aktif di masyarakat Sebagai
salah satu program kerja bidang dakwah di organisasi santri pesantren Zumrotul Muttaqien
Kegiatan Muhadharah memiliki peran dalam meningkatkan kemampuan para santri baik dari
segi percaya diri, kemampuan bahasa dan public speaking. Berangkat dari penjelasan diatas,
peneliti ingin megetahui seberapa besar pengaruh kegiatan Muhadharah mingguan yang
B. Rumusan Masalah
Dari uraian rumusan masalah di atas, dapat di simpulkan beberapa pokok masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah teknisi pelaksanaan Muhadharahan di pondok pesantren Zumrotul
muttaqien ?
2. Seperti apa kemajuan para santri di pondok pesantren Zumrotul Muttaqien dalam bidang
dakwah ?
C.Tujuan Penelitian
santri
Zumrotul Muttaqien
D. Kegunaan Penelitian
1. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pengembangan media
pembelajaran atau penerapan media pembelajaran dakwah secara lebih lanjut. Selain
itu juga menjadi sebuah nilai tambah khasanah pengetahuan ilmiah dalam bidang
2. Peneliti mampu menerapkan media yang sesuai dalam materi pembelajaran di pondok
pesantren. Serta peneliti mempunyai pengetahuan dan wawasan mengenai materi dan
A. Kajian Teori
memberikan landasan agar lebih terarahnya dan lebih jelasnya dalam penelitian
ini. Maka penulis merasa perlu untuk mengemukakan beberapa konsep atau teori
1. Kagiatan Muhadharoh
Muhadharoh adalah suatu kegiatan yang mana orang lebih mengenal kegiatan ini
biasanya mereka mengatakan suatu kegiatan ceramah dan kegiatanMuhadharah ini diadakan
setiap hari kamis malam ba’da Sholat isya. Pelaksanaan Muhadharah sebagai metode dakwah
bagi santri di pondok Pesantren Ittihadul Muslimindan kegiatan ini biasanya dilakukan
perkelompok.
Santri adalah siswa atau murid yang belajar di pesantren, santri merupakan elemen paling
pentingdalam suatu lembaga pesantren, karna sebuah lembaga tidak disebut pesantren manakala
tidak ada santri yang belajar di lembaga tersebut. Didalam pembelajaran santri terdapat kegiatan
pelatihan dalam berceramah yaitu muhadharoh. Dalam latihan Muhadharah ini susunan acaranya
disusun sebagaimana susunan acara pada waktu pengajian resmi.Dalam susunan pelaksanaannya
diantaranya gema wahyu ilahi (pembacaan ayat suci Al-Qur’an), pidato, pengambilan inti sari
pidato, pengumuman terkait pidato selanjutnya, hiburan, penutup. Kemudian pada acara inti
latihan pidato ditunjuk persantri, satu dari santri putra dan santri putri, materi yang di sampaikan
bebas, boleh membuat sendiri ataupun mengambil dari buku yang dianggap baik.
Sebenarnya kyai pun bisa mengawasi secara visual ( melihat) tetapi kyai menyerahkan semua
tugas ini kepada pengurus santri atau ustad. Latihan Muhadharah diadakan untuk membekali
para santri supaya mampu menyampaikan misi agama khususnya dengan cara lisan yang
baik.Dan adapun kegunaanya adalah untuk tercpitanya santri yang paham dengan metode
Proses muhadharah dilaksanakan oleh para santri yang mana dalam kegiatan tersebut dilakukan
proses menyiapkan tema-tema ceramah yang akan disampaikan. kemudian juga, pemilihan santri
yang akan melakukan pidato serta penyedian tempat dan media yang memadai.
1. Pengurus
Yaitu orang yang mengurus, mengatur para santri untuk tetap melaksanakan kewajiban sebagai
santri dan mengikuti peraturanperaturan yang ada, sekaligus orang yang bertanggung jawab
2.Aula
Yaitu tempat yang digunakan untuk mengaji atau mengkaji tentang masalah agama.
ba’da sholat maghrib, kegiatan Muhadharah atau latihan khitobah ini dilaksanakan untuk
membentuk kader-kader da’I menjadi dai yang profesional. Menurut Liya Aurahmi selaku
pengurus, mengatakan bahwa mereka yang mengikuti latihan Muhadharah ini adalah seluruh
santri pondok pesantren Zumrotul Muttaqien putra dan putri serta beberapa non mukim, yaitu
santri yang ikut mengaji di pesantren Zumrotul Muttaqien tetapi mereka tidak tinggal di pondok,
Untuk menunjang kebaikan dalam menyampaikan ceramah ini, agar lebih jelas dipahami dan
lebih akurat santri menangkap penjelasan dari kader-kader da’i maka dalam hal ini
adalah media lisan dengan media elektronika yaitu menggunakan pengeras suara.
Dalam memberikan ceramah dan juga menguraikan sebuah permasalahan biasanya kader da’i
menggunakan materi yang didapat dari buku-buku dan Al-Qur’an dan hadits terutama masalah
akhlaq.Tetapi agar tidak jenuh dan materi tidak membosankan, biasanya setiap hari atau bulan
bulan tertentu materi dapat dilihat dari keadaan yang sedang aktual. Seandainya bulan Muharam
maka dicuplikanlah tema-tema itu dengan menceritakan tentang hijrah Nabi, kemudian kalau
bulan Rabiulawal maka temanya diganti dengan Maulid Nabi Muhammad SAW, kalaubulan
Dzulhijjah maka tema itu diubah menjadi cerita tentang qurban. Halit berjalan bagaikan siklus
Didalam porises kegiatan muhadharoh itu terdapatbeberapa factor pedalogis (pendidik) yang
1. Pelaksanaan muhadharoh sebagai salah satu kegiatan muhadharoh atau ceramah di pondok
2. Objek atau sasaran muhadharoh yaitu santri yang harus dibimbing dan dibina menjadi
manusia beragama sesuai dengan tujuan muhadharoh. Obyek tersebut dilihat dari aspek
psikologis memiliki variabilitas (kepelbagian) yang luas dan rumit, menyangkut pembawaan dan
3) Lingkungan pesantren suatu adalah suatu factor yang besar pengaruhnya bagi pekembangan
sasaran muhadharoh ataupun ceramah baik berupa individu maupun berupa kelompok.
4) Alat-alat muhadharoh disebut juga media muhadharoh adalah factor yang dapat menentukan
kelancaran proses muhadharoh. Factor ini kadang-kadang disebut dependent variable artinya
5Adapun langkah-langkah dalam kegiatan muhadharah antara lain adalah sebagai berikut :
a. Pembukaan
Dalam suatu kegiatan muhadharah tahap awal adalah pembukaan dimana pembukaan berisi kata
b. Langkah Penyajian
Adapun langkah berikutnya adalah penyajian yang manadidalamnya dilaksanakan acara inti
Langkah penutup merupakan rangkaian akhir acara yang berupa pembacaan doa, hiburan dan
lain sebagainya.
Dalam suatu kegiatan perlu adanya tahapan yang sistematis dalam upaya meningkatkan kegiatan
yang optimal.6Maka dari itu perlu yang namanya manajemen. Manajemen diantaranya :
Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatu proses pemanfaatan sumberdaya manusia
dan sumber-sumberdaya lainnya secara efektifdan efesien untuk mencapai suatu tujuan yang
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan bagi usaha anggota organisasi dan penggunaan
sumber-sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.8
pekerjaan dari orang-orang yang terorganisir secara formal sebagai kelompok untuk
3) Menurut Haimang yang dikutip oleh Manulang “ manajemen adalah untuk mencapai
sesuatu kegiatan orang lain dan mengawasai usaha-usaha idividu untuk mencapai tujuan
bersama.”11
4) Menurut Ordway teade ”manajemen adalah proses dan perangkat yang mengarahkan
serta membimbing kegiatan-kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.”12
5) Menurut Robet Kreitner “Manajemen adalah proses bekerja dengan melalui orang lain
g. Didalam ensiklopedia of social sciances terdapat defenisi sebagai berikut: “manajement may
be definite as the process, by wic execution of givenpurposes is put into operation and
suvervised.” Manajemen adalah proses yang mana pelaksanaan dari suatu tujuan tertentu
Adapun lebih jelasnya maksut dari fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
1) Planning (prencanaan)
Planning atau di sebut juga prencanaan adalah gambaran dari suatu kegitan yang akan
datang dalam jarak waktu tertentu dan metode yang akan di pakai dalam tindakan-tindakan yang
akan di ambil. Perencanaan itu berisi suatu imajinasi dan pandangan kedepan terarah
2) Organizing (pengorganisasian)
suatu tujuan, menempatkan orang pada aktifitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan,
menetapkan wewenang secara relative didelegasikan pada setiap individu yang akan melakukan
aktivitas-aktivitas tersebut.17
3) Actuating (Penggerakan)
jabatan-jabatan yang ada dalam struktur organisasi. Setelah di adakan pembagian perkerjaan atau
perkerjaan. Bila rencana telah tersusun, struktur organisasi telah ditetapkan dan posisi-posisi atau
jabatan telah diisi, maka tugas pemimpin mengerakan atau mengarahkan bawahan agar yang
4) Controlling (Mengendalikan)
Fungsi pengawasan ini tidak kala penting dari fungsi yang lain, pengawasan atau bisa di
sebut pengendalian, mengadakan korelasi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat di arah
kejalan yang benar dengan maksut tercapai tujuan yang sudah digariskan. Fungsi manajerial
pengawawasan adalah mengukur atau mengoreksi prestasi kerja bawahan guna memestikan,
bahwa tujuan organisai dan prencanaan yang didesain untuk mencapainya, sedang
sebelum melaksanakan kegiatan muhadharah agar penyampaian dakwah dapat menjadi efektif
1. Persiapan Pidato
Setiap orang yang akan berbicara di hadapan umum perlu menyadari suatu pribahasa
yang menyatakan “Siapa yang naik mimbar tanpa persiapan, akan turun tanpa kehormatan”.
Makna yang terkandung dalam pribahasa ini adalah jika ingin sukses dan mampu berbicara
didepan umum maka terlebih dahulu ia di wajibkan untuk melakukan persiapan. Menurut
pendapat para ahli komunikasi (retorika) langkah-langkah persiapan itu meliputi tiga hal yaitu :
a. Persiapan Fisik
Persiapan fisik adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh agar selalu
Persiapan mental (kejiwaan) adalah usaha-usaha yang di lakukan untuk menimbulkan keberanian
dan kepercayaan kepada diri sendiri, sebab seseorang yang tidak melaksanakan persiapan mental
akan mengalami, seperti: demam panggung, cemas, raguragu, kehilangan materi bahkan bisa
2) Meningkatkan akhlak/moral
c. Persiapan Materi
Persiapan materi adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk menguasai materi yang akan
disampaikan dihadapan forum dengan sistematis, teratur, luas dan mendalam, langkah –langkah
Skema susunan suatu pidato yang baik yang perlu diperhatikan diantaranya adalah :
3) Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, dll.
Pada dasarnya muhadharah atau ceramah atau pidato terbagi dalam beberapa macam
antara lain :
a) Pidato politik
b) Pidato hukum
c) Pidato peperangan
d) Pidato resepsi
e) Pidato keagamaan.
Di sini kita batasi pembahasan pada bagian terakhir yaitu metode keagamaan.Yaitu pidato yang
berdasarkan kepada agama disegi materinya, judulnya. Dari pengertian dakwah baik secara
lughawi maupun secara istilahi,maka dakwah adalah suatu usaha dalam rangka proses islamisasi
manusia agar taat dan tetap mentaati ajaran Islam guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia
dan diakhirat kelak. Sedangkan fungsinya adalah menyampaikan ajaran Islam yang telah
diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW bagi umat manusia seluruh alam
utama sukses atau keberhasilan dalam berpidato, karena sukses para pemimpin, baik dalam
bidang politik, industri dan perdaganganlebih-lebih berpidato delapan puluh persen ditentukan
oleh sikap dan kepribadian dan sisanya adalah kecerdasan, pengetahuan. Sikap dan kepribadian
pembicara dapat mempengaruhi serta menarik perhatian para pendengar untuk mengikuti
jalannya pidato dengan baik.Dengan keterangan serta uraian di atas sudahlah jelas bahwa sikap
dan kepribadian sangatlah penting dalam berpidato, disamping persiapan-persiapan yang matang.
Adapun makna dari sikap adalah sikap dalam garis besarnya ialah gerakgerik atau
tingkah laku manusia.Sikap ada dua macam, sikap baik dan sikap jelek.Sedangkan kepribadian
adalah rangkuman semua yang ada pada badan manusia, baik yang tampak kelihatan maupun
yang tidak tampak kelihatan, serta sikap di dalamnya.21 Di antara sikap dan kepribadian yang
1) Berpakaian yang rapi, bersih, dan enak dipakai tidak longgar dan tidak sempit. Serta
3) Berkata haruslah sopan jangan sekali-kali mengeluarkan perkataan yang jorok, dan
mengulang kata-kata. Carilah kata-kata perbandingan yang baru dan segar, untuk
4) Makan sedikit sebelum bebicara Jangan berbicara saat lelah, namun sebaliknya istirahat
pendengar.
C. Kajian Terdahulu
Untuk menghindari adanya kesan pengulangan dalam penelitian ini sehingga terjadi adanya
pembahasan yang sama dengan penelitian yang lain, maka perlu kami jelaskan adanya topik
penelitian yang akan di ajukan denganpenelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya. Di bawah ini terhadap beberapa kajian yang telah diteliti oleh peneliti lain yang ada
relevansinya dengan judul skripsi yang penulis teliti. “Tanggapan Santri Terhadap Muhadharoh
Sebagai Metode Pelatihan Dakwah Bagi Kader Da’i di pondok pesantren Zumrotul Muttaqien.
dalam skripsi ini menyimpulkan bahwa tentang tanggapan santri terhadap muhadharoh sebagai
metode pelatihan dakwah bagi kader da’I di pondok pesantren Zumrotul Mutaqien..Oleh karena
itu penulis mencoba mengajukan penelitian tentang efektifitas kegiatan muhadharoh dalam
dilakukan setelah ba’da isya di Pondok Pesantren Zumrotul Muttaqien. Jadi pembahasan
persoalannya tidak melebar lebih memfokuskan pada persoalan dengan kegiatan Muhadharah.
Ittihadul Muslimin yang dilakukan secara organisatoris oleh sebuah yayasan Pondok Pesantren
Muhadharah.
D. Kerangka Pikir
Kerangka berpikir merupakan uraian ringkas tentang teori yang digunakan dan cara
jalannya penelitian yang akan dilaksanakan, maka peneneliti menyusun kerangka pemikiran
mengenai konsepsi tahap-tahap penelitiannya secara teoritis. Kerangka teoritis dibuat berupa
skema sederhana yang menggambarkan secara singkat proses pemecahan masalah yang