Dosen pengampu:
Oleh:
Faiz Afrizal Saputra 2201046100
Kelas PMI D2
Semester 2
TAHUN 2023
A. Fenomena dakwah dalam pondok pesantren
b) Kekurangan
1. Keterbatasan Jangkauan: Fenomena dakwah dalam ruang lingkup pondok
mungkin memiliki keterbatasan jangkauan karena terbatas pada santri dan
komunitas pesantren itu sendiri. Dalam hal ini, pesan dakwah mungkin tidak
mencapai khalayak yang lebih luas di luar lingkungan pondok.
2. Terisolasi dari Realitas Sosial: Keterfokusan yang tinggi pada pendidikan
agama dalam pondok pesantren dapat menyebabkan isolasi dari realitas sosial
yang lebih luas. Para pendakwah mungkin memiliki keterbatasan pemahaman
1
Hannan, Nur dkk. Perguruan Tinggi Khas Pesantren Profil Ma’had Aly Jawa Timur. (Surabaya: Lembaga
Pengembangan Pesantren dan diniyah provinsi Jawa Timur: 2022) Hal. 2
2
Rofiq, Pemberdayaan Pesantren menuju kemandirian dan profesionalisme santri dengan metode daurah
kebudayaan. (Bantul: PT LKiS Pelangi Aksara: 2005) Hal. 3
tentang isu-isu sosial, politik, dan budaya yang aktual, yang dapat
mempengaruhi relevansi dan daya tarik pesan dakwah bagi masyarakat umum.
3. Kurangnya Keterampilan Komunikasi: Meskipun memiliki pemahaman agama
yang mendalam, para pendakwah dalam pondok pesantren mungkin kurang
terlatih dalam keterampilan komunikasi yang efektif. Ini dapat menghambat
kemampuan mereka untuk menyampaikan pesan dakwah dengan cara yang
menarik dan mudah dipahami oleh audiens yang beragam.
4. Keterbatasan Sumber Daya: Pondok pesantren sering kali menghadapi
keterbatasan sumber daya, baik dalam hal infrastruktur, dana, atau akses ke
teknologi. Keterbatasan ini dapat mempengaruhi kemampuan pendakwah
untuk menyebarkan pesan dakwah secara lebih luas dan efektif. Sehingga
dengan kekurangan dan kelebihan itu para santripun memiliki penangkapan
dan pemahaman yang berbeda-beda sesuai dengan kapasitas mereka.
3
Suciati. Psikologi Komunikasi: Sebuah Tinjauan Teoretis dan Perspektif Islam. (Yogyakarta: Buku Litera.
2015) Hal. 149
4
Ibid. Hal 235
3. Perubahan Sikap dan Perilaku: Tujuan utama dari dakwah adalah mengubah
sikap dan perilaku individu sesuai dengan ajaran agama. Psikologi sosial
mempelajari proses perubahan sikap dan perilaku serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Studi dalam bidang ini dapat memberikan pemahaman
tentang bagaimana dakwah dapat memengaruhi perubahan sikap dan
perilaku individu, serta faktor-faktor yang memfasilitasi atau menghambat
perubahan tersebut. Sebagaimana yang terjadi di lingkup pondok pesantren,
para orang tua yang memondokkan anaknya dan tujuan utama selain untuk
memahami ilmu agama juga untuk merubah sifat, sikap dan prilaku dia,
karena pelajaran yang di dapat pertama kali saat berada di pondok pesantren
adalah tentang akhlak.5
4. Pengaruh Kelompok dan Identitas: Pondok pesantren umumnya merupakan
komunitas dengan identitas dan nilai-nilai agama yang kuat. Psikologi sosial
juga mempelajari pengaruh kelompok dan identitas sosial terhadap individu.
Dalam konteks pondok pesantren, studi psikologi dapat mengungkapkan
bagaimana identitas kelompok dan interaksi sosial di dalam pesantren
mempengaruhi partisipasi dan keterlibatan dalam dakwah.6
Dalam perspektif Islam, dakwah pesantren memiliki peran yang penting dalam
penyebaran ajaran agama Islam dan pembentukan generasi Muslim yang kuat
dalam iman dan amal. Analisis terhadap dakwah pesantren dalam prespektif
Islam dapat melibatkan beberapa aspek, antara lain:
1. Pendidikan Agama: Pesantren merupakan institusi pendidikan agama
yang memiliki fokus utama dalam mendidik generasi Muslim dalam
mempelajari dan memahami ajaran Islam secara komprehensif.
Pesantren memberikan penekanan pada pemahaman Al-Qur'an, Hadis,
Fiqh, Aqidah, dan sejumlah disiplin ilmu keislaman lainnya. Melalui
pendidikan agama yang kokoh, pesantren berperan dalam membentuk
pemahaman yang benar tentang Islam serta menumbuhkan cinta dan
kesadaran terhadap nilai-nilai agama.7
2. Pembentukan Karakter: Dakwah pesantren tidak hanya berfokus pada
aspek keilmuan, tetapi juga pada pembentukan karakter yang baik dan
akhlak yang mulia. Pesantren mendorong siswanya untuk
mengembangkan sikap yang jujur, disiplin, bertanggung jawab, sabar,
rendah hati, dan saling menghormati. Karakter yang baik ini sangat
5
Joseph p. Forgas. Dkk. Psychology of Attitudes and Attitude Change. (New york: Taylor and Francis Group:
2010) Hlm. 163
6
Jarvis M. Teori-teori Psikologipendekatan modern untuk memahami perilaku, perasaan, dan pemikiran
manusia. (Bandung: Nusa Media: 2019) Hal. 179
7
Abdul Majid, Pendidikan Agama di Pesantren: Sejarah, Metode, dan Tantangan (Jakarta: Pustaka
Pesantren, 2021), hlm. 45.
penting dalam menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari
dan berinteraksi dengan masyarakat.8
3. Pengembangan Keterampilan: Pesantren tidak hanya memberikan
pendidikan agama, tetapi juga memberikan pelatihan dalam
keterampilan praktis seperti keterampilan berbahasa Arab, tilawah
(membaca Al-Qur'an dengan baik), khutbah, dan berbagai kegiatan
lainnya. Tujuannya adalah agar siswa pesantren memiliki kemampuan
untuk mengamalkan dan menyebarkan ajaran Islam secara efektif dalam
masyarakat.9
4. Membangun Hubungan Sosial: Pesantren juga merupakan tempat di
mana siswa tinggal bersama, belajar bersama, dan berinteraksi satu sama
lain. Hal ini menciptakan lingkungan sosial yang kuat di mana siswa
dapat saling mendukung, berbagi pengalaman, dan memperkuat ikatan
keislaman mereka. Selain itu, pesantren juga memainkan peran dalam
menjalin hubungan dengan masyarakat sekitarnya dan berkontribusi
pada pengembangan masyarakat melalui berbagai program sosial,
ekonomi, dan kegiatan lainnya.10
5. Dakwah Melalui Teladan: Pesantren memiliki peran penting dalam
menampilkan teladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Para kyai
dan ustaz yang mengajar di pesantren diharapkan menjadi panutan bagi
siswa dalam mengamalkan ajaran Islam dengan baik. Dengan menjadi
contoh yang baik, pesantren dapat mempengaruhi siswa untuk
mengikuti jejak mereka dalam beribadah, berakhlak, dan berkontribusi
pada masyarakat.11
8
Ahmad, Hasan. Pembentukan Karakter dengan Dakwah Pesantren. (Jakarta: Penerbit
Pesantren, 2022) hlm. 65.
9
Abdullah, Fathur. Pengembangan Keterampilan di Pesantren. (Jakarta: Penerbit Pesantren, 2022) hlm. 65.
10
Chabib, Lutfiansyah. Hubungan sosial santri di pondok pesantren modern. (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga:
2015) Hal 54.
11
M, Irfan. Peran pondok pesantren sebagai lembaga pengembangan dakwah. Jurnal komunikasi dan penyiaran
islam. Vol.1 no1. 2021.
DAFTAR PUSTAKA
Hannan, Nur dkk. Perguruan Tinggi Khas Pesantren Profil Ma’had Aly Jawa Timur. (Surabaya: Lembaga
Pengembangan Pesantren dan diniyah provinsi Jawa Timur: 2022)
Rofiq, Pemberdayaan Pesantren menuju kemandirian dan profesionalisme santri dengan metode daurah
kebudayaan. (Bantul: PT LKiS Pelangi Aksara: 2005)
Suciati. Psikologi Komunikasi: Sebuah Tinjauan Teoretis dan Perspektif Islam. (Yogyakarta: Buku Litera. 2015)
Joseph p. Forgas. Dkk. Psychology of Attitudes and Attitude Change. (New york: Taylor and Francis Group:
2010)
Jarvis M. Teori-teori Psikologipendekatan modern untuk memahami perilaku, perasaan, dan pemikiran
manusia. (Bandung: Nusa Media: 2019)
Abdul Majid, Pendidikan Agama di Pesantren: Sejarah, Metode, dan Tantangan (Jakarta: Pustaka
Pesantren, 2021)
Ahmad, Hasan. Pembentukan Karakter dengan Dakwah Pesantren. (Jakarta: Penerbit Pesantren, 2022)
Abdullah, Fathur. Pengembangan Keterampilan di Pesantren. (Jakarta: Penerbit Pesantren, 2022)
Chabib, Lutfiansyah. Hubungan sosial santri di pondok pesantren modern. (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga:
2015)
M, Irfan. Peran pondok pesantren sebagai lembaga pengembangan dakwah. Jurnal komunikasi dan penyiaran
islam. Vol.1 no1. 2021.