Anda di halaman 1dari 5

AMTSILATUNA

Dosen Pengampu : Akhlis Munazilin, S.kom., M.T


Oleh : Nori Nur Fasratul Aini(2021502056)

Prodi sistem informasi


Fakultas sains dan teknologi
Universitas ibrahimy
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang didirikan sebagai
wujud proses perkembangan sistem pendidikan nasional. Dari segi historis, pondok
pesantren tidak hanya identik dengan makna keislaman tetapi juga mengandung
makna keaslian Indonesia (indigenous) karena lembaga pendidikan yang serupa
dengan pesantren ini sudah ada sejak masa kekuasaan Hindu-Budha.
Kitab kuning sendiri secara sederhana diartikan sebagai buku-buku berhasa
Arab yang dipergunakan di lingkungan pondok pesantren. (Bruinessen, 1995: 131).
Namun lebih dari itu, kitab kuning dipahami oleh beberapa kalangan sebagai kitab
referensi agama Islam sebagai produk pemikiran para ulama pada masa lampau (salaf)
yang ditulis dengan Bahasa Arab dan menggunakan format khas pra-modern sebelum
abad ke-17 M. Kitab kuning identik dengan pondok pesantren salaf karena hampir
semua pondok pesantren salaf menggunakan kitab kuning tersebut.
Pada saat ini di pondok pesantren salafiyah syafiiyah materi pendidikan
pembelajaran kitab kuno seperti kitab kuning sudah mulai tergeser dengan kitab-kitab
modern yang hadir di tengah-tengah pondok pesantren salafiyah syafiiyah, salah satu
penyebabnya adalah di karenakan sulitnya pembelajaran kitab kuning. Oleh karena itu
di ciptakannya sekilas materi pendidikan pembelajaran kitab kuning yang bernama
amtsilati yang dapat memudahkan para santri untuk belajar dan mudah memahami
kitab kuning

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari amtsilatuna?
2. Apa tujuan diadakannya amtsilatuna di pesantren?
3. Bagaimana metode amtsilatuna?
4. Bagaimana struktur kepengurusan amtsilatuna?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian amtsilati
2. Mengetahui tujuan di adakannya amtsilati
3. Mengetahui metode amtsilatuna
4. Mengetahui struktur kepengurusan

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Amtsilati
Amtsilati adalah kitab atau buku berisi metode membaca kitab kuning secara
cepat, yang digagas oleh KH Taufiqul Hakim, pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah,
Bangsri, Jepara, Jawa Tengah. Secara bahasa, kata “amtsilati” bermakna “contohku”,
maksudnya metode yang digagasnya dituangkan dalam bentuk buku dengan banyak
contoh agar mudah dipahami bagi yang ingin belajar kitab kuning.
Amtsilati yang digagasnya ditulis dalam buku sebanyak lima jilid: satu jilid
tentang Khulashah (ringkasan dan intisari kitab Alfiyah Ibnu Malik, yang kitab aslinya
terdiri dari 1000 bait nazham); dua jilid Mutammimah (berarti pelengkap dari
Khulashah sebelum masuk ke kaidah-kaidah, seperti pembicaraan tentang nashab, rafa’,
dan lain-lain, yang merupakan penerapan dari rumus-rumus yang ada di Khulashah).
Satu jilid Qa`idati (berisi kaidah-kaidah tata bahasa Arab), dan satu jilid Sharfiyyah
(berisi tentang pola-pola kata, tambahan-tambahan dalam kata, bentuk masa lalu, masa
sekarang, perintah, dan lain-lain).
Pengasuh Ponpes Sukorejo yang kedua, almarhum almaghfurlah Kyai Haji
Raden Achmad Fawaid As’ad sering menyampaikan, bahwa santri ponpes salafiyah
syafi’iyah Sukorejo harus bisa membaca al-Qur’an dengan baik. Selain itu santri juga
diharapkan bisa membaca kitab kuning fathul qarib dengan baik juga. Mengingat dua
dawuh ini, pengurus ponpes sukorejo putri mewajibkan seluruh santri putri yang belajar di
qiro’atuna sampai lulus. Keaktifan di qiro’atuna putri menjadi persyaratan untuk mengikuti
ujian madrasah diniyah.

2. Tujuan Amtsilati
tujuan di adakannya amtsilati untuk mengembangkan potensi para santri yang
benar-benar meminati kitab kuning, sehingga para santri yang ingin mengikuti kegiatan
amtsilati ini di tes terlebih dahulu untuk mengetahui mana yang beanr-benar serius dan
mana yang hanya untuk main-main.

3. Metode Amtsilatuna
Metode Amtsilati sebenarnya juga menggunakan nazham tertentu untuk
mudah dihafal, terutama Khulashah dan Mutammimah, dan dalam hal ini sama dengan
nazham dalam kitab nahwu yang lain. Isinya juga sama dengan kitab-kitab tata bahasa
Arab yang lain. Hanya saja, kekhasannya terletak pada. Pertama, nazham itu diberi arti
Arab pegon dengan miring, seperti ngesahi dalam pesantren, sehingga dengan
membaca arti Arab pegon ini, yang membaca sudah diajak belajar membaca kitab
kuning. Kedua, kalimat Arab pegon yang berbunyi bahasa Jawa itu, kemudian diartikan
dengan bahasa latin Jawa, sehingga kalau terjadi kesulitan dalam membaca pegon
dengan bunyi Jawa itu, maka bisa merujuk pada latin Jawanya. Langkah kedua ini

3
sangat membantu untuk mengenal dan membaca kitab kuning gundul, karena diberi alat
bantu dengan terjemahan latinnnya.

4. Struktur amtsilatuna asrama ma’hadul qur’an putri

koordinator Henni fardiana


sekretaris khotma dzikro maulidia
bendahara iffatus zahida
staff administrasi aisyah putri

muallimah amtsilatuna asrama ma’hadul qur’an putri


jilid 2A ustadzah henni fardiana
jilid 2B ustadzah maisatul ukhdiyah
jilid 2C Ustadzah rifka nurin arisah
jilid 4A ustadzah wiwin Wahyuni
jilid 4B ustadzah nindi ayu safitri
jilid 4C ustadzah zarina zein nikmah
jilid 5 ustadzah camelia syarifah
kelas akhir ustadzah iffatus zahida
ustadzah piket ustazdah riza naswatutu taulina

Pelaksanaan KBM amtsilatuna yang ada di asrama ma’hadul qurán

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) amstilatuna di asrama


ma’hadul qur’an yaitu pada setiap hari sabtu, ahad dan rabu dan di mulai dari jam
20.00-20.30. Khusus yang menduduki kelas akhir terdapat jadwal khusus yang berisi
bimbingan kitab fathul qorib dengan mu’allim ustadz fathullah yaitu pada hari sabtu
ba’da maghrib. Pada setiap kelas masing-masing mempunyai hafalan qoidah
amtsilatuna yang sudah di tentukan oleh wali kelasnya dan di setorkan pada wali kelas
masing-masing pada waktu-waktu tertentu.

Analisis SWOT

SWOT (strength, weakness, opportunities, threats) merupakan teknik perencanaan


strategi untuk mengevaluasi suatu proyek yang sedang berjaan maupun yang sedang
dalam perencanaan. Analisis SWOT dibuat untuk mempermudah pengembang
agar proyek menjadi lebih terarah.[8]Analisis SWOT dilakukan untuk

4
mendapatkan analisa dari lingkungan bisnis. Proses ini mencakup kondisi
internal dan eksternal pada lembaga. Analisis internal terdiri dari aspek
kekuatan/strength dan kelemahan/weakness yang ada di sekolah, sedangkan
analisis eksternal (luar) terkait dengan aspek peluang/opportunity dan
ancaman/threat. untuk hasil dari analisis ini akan dijadikan bahan dasar dalam
merancang strategi ke depan.

kelemahan

1. IQ santri IQ santri itu ada yang tinggi, ada yang standar, dan ada yang kurang dari
standar. Kesulitan yang menengah ke bawah karena dalam Amtsilati ini yang
diprioritaskan adalah hafalan, jadi para ustadzahsulit untuk mengajari secara kondusif
apalagi Amtsilati ini system modul.
2. ustadzah saat menghadapi santri yang seperti di atas bagaimana guru itu cepat tanggap
dalam mengakses metode, karena guru kadang sulit mengkses metode maklum saja
mereka bukan guru yang bebas menggunakan alat-alat elektronik.
3. Pada sarana prasarana : karena daerahnya sendiri tidak dekat dengan daerah lain, tidak
campur baur maka kegiatan amtsilati ini lumayan baik, kecuali saat solat berjemaah
saja mereka bersama daerah lain.

Kekuatan

1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan
keperibadian anak didik sebagaimana yang diharapkan
2. Memilih system pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap
paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan
kegiatan mengajarnya
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar
keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil
kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan
system intruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai