Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN TRADISIONAL

(SALAFY)

MAKALAH
Di ajukan untuk memenuhi tugas kelompok

Prodi : Pai
Semester : 5 (Lima)
Kelompok : 5 (Lima)
Mata Kuliah : Materi PAI Luar Sekolah
Dosen Pengampu : Edi Susanto, M.Pd

Di Susun Oleh :

1. Ahmad Muzaini (21.01.3957)


2. M. Fiqri Abdul Thoriq (21.01.3973)

JURUSAN TARBIYYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) BREBES
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas limpahan rahmat-Nya. Penyusun
mampu menyelesaikan makalah ini guna untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Materi PAI luar sekolah yang berjudul : “Materi Pondok Pesantren
Tradisional (salafy)”. Serta sholawat dan salam kita curahkan kepada baginda nabi
besar Muhammad SAW, semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya di yaumul
akhir nanti. Amiiiin.
Dalam penyusunan makalah ini, kami buat dengan harapan bahwa
makalah ini dapat berguna bagi mahasiswa/mahasiswi STAI Brebes, khususnya
dalam mata kuliah Materi PAI luar sekolah. Adapun makalah ini kami susun
dengan sebenar-benarnya serta dengan sumber yang akurat, dan apabila dalam
makalah ini terdapat kekurangan atau kesalahan, baik dalam isi, penulisan,
maupun segi bahasa. Kami mohon maaf atas ketidaktelitian tersebut.
Kami mohon kepada dosen pengampu mata kuliah ini, untuk memaklumi
kami yang masih dalam proses pembelajaran. Kami siap diberi masukan dan
bimbingan agar proses kami membuahkan hasil yang maksimal. Sekian pengantar
yang kami sampaikan, semoga kelak makalah ini dapat bermanfaat dalam
pembelajaran mata kuliah ini.

Senin, 23 Oktober 2023


Penyusun

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pondok Pesantren Salafy.......................................... 2
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Pondok Pesantren................. 2
C. Elemen-elemen dalam Pondok Pesantren.................................. 3
D. Materi Kurikulum atau Bahan Ajar Pesantren Salaf.................. 4
E. Metode Pembelajaran Pesantren Salaf....................................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesantren Salafi, atau Pesantren Salafiyah adalah sebutan bagi pondok


pesantren yang mengkaji kitab-kitab kuning (kitab kuno). Pesantren salaf identik
dengan pesantren tradisional (klasik) yang berbeda dengan pesantren
modern dalam hal metode pengajaran dan infrastrukturnya.
Pada dasarnya, pesantren salaf adalah bentuk asli dari lembaga pesantren
itu sendiri. Sejak munculnya pesantren, format pendidikan pesantren adalah
bersistem salaf. Kata salaf dibelakang kata 'pesantren' merupakan bahasa Arab
yang berarti terdahulu, klasik, kuno, tradisional, atau bisa juga diartikan bahwa
pesantren tersebut selalu menjunjung dan mengamalkan ajaran orang-
orang salaf melalui kitab-kitab kuning.
Seiring berkembangan zaman, tidak sedikit pesantren salaf yang beradaptasi
dan mengkombinasikan sistem pembelajaran modern. Dalam klasifikasi tipe
pesantren di lingkungan Kemenag, disebut sebagai pesantren kombinasi.
Kemenag membagi tiga tipe pesantren, yaitu Pesantren Salafiyah, Pesantren
Khalafiyah (Ashriyah) dan Pesantren Kombinasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian, pertumbuhan, dan perkembangan pondok pesantren salafy?
2. Apasaja Macam-macam elemen dalam pondok pesantren salafy?
3. Apasaja kurikulum dan metode pembelajaran pondok pesantren salafy?

C. Tujuan
4. Dapat mengetahui pengertian, pertumbuhan, dan perkembangan pondok
pesantren salafy.
5. Dapat mengetahui elemen-elemen dalam pondok pesantren salafy
6. Dapat mengetahui kurikulum dan metode pembelajaran pondok pesantren
salafy.
7. Untuk memenuhi Tugas Kelompok.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pondok Pesantren Salafy


Kata “pondok” berasal dari bahasa Arab funduq yang berarti hotel atau
asrama. Pondok berfungsi sebagai tempat tinggal bagi santri. Pondok merupakan
ciri khas tradisi pesantren yang membedakan dengan sistem pendidikan
tradisional di masjid-masjid yang berkembang di kebanyakan wilayah Islam
negara-negara lain.1
Kata 'pesantren' berasal dari kata santri mendapat tambahan awalan 'pe'
dan akhiran 'an' yang menunjukkan tempat. Pesantren berarti tempat para santri.
Ikatan kata santri berasal dari suku kata sant (manusia baik) dan tra (suka
menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia
baik-baik. Jhon berpendapat bahwa istilah santri berasal dari bahasa Tamil, yang
berarti guru mengaji.2
Adapun “salafiyah” berasal dari kata “salaf”. Salaf secara bahasa berarti
sesuatu yang mendahului atau orang yang mendahului. Term salafiyah merupakan
penisbatan kepada golongan yang menganut faham generasi masa lalu atau
pengikut generasi pertama muslim yang shaleh (al-salaf al-shâlih).3

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Pondok Pesantren


Pembangunan sebuah pesantren secara umum dilakukan secara bertahap
dan melalui proses yang sederhana. Mula-mula seorang kyai membangun sebuah
mushalla kecil di dekat rumahnya. Kemudian memimpin shalat dan pengajian-
pengajian (majlis taklim) untuk masyarakat sekitarnya. Mushalla itu juga
digunakan untuk pengajian kitab-kitab klasik. Karena kemasyhuran dan
kedalaman ilmunya, pengajian tersebut semakin diminati masyarakat. Tidak
hanya masyarakat sekitar, tetapi dari desa-desa yang lebih jauh berdatangan untuk
mendengarkan pengajian dan menuntut ilmu darinya. Dengan kondisi yang

1
Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif; Upaya Mengintegrasikan Kembali
Dikotomi Ilmu dan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 156.
2
Soegarda Poerkawatja, Ensiklopedia Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1976), hlm. 15.
3
Lihat Arief Subhan, Lembaga Pendidikan Islam Indonesia Abad Ke-20: Pergumulan antara
Modernisasi dan Identitas, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 281.

2
demikian, otomatis mushalla kecil tersebut tidak mampu menampung jamaah dan
pencari ilmu yang berdatangan. Sebagai tempat tinggal, para pencari ilmu itu
membangun pondok-pondok di keliling mushalla atau rumah kyai. Karena
banyaknya peminat pengajian itu, kyai memerintahkan para santri untuk
mengumpulkan bahan-bahan bangunan. Kayu bangunan diperoleh dari hutan di
dekat desa; batu dan pasir dikumpulkan dari sungai, dan para santri diperintahkan
membuat bata sendiri. Masyarakat diundang dan diminta menyumbangkan semen
dan bahan-bahan bangunan lain yang tidak dapat disediakan oleh para santri.4

C. Elemen-elemen dalam Pondok Pesantren


Mengutip hasil penelitian Zamakhsyari Dhofier, pesantren sebagai
lembaga pendidikan Islam tradisional mempunyai lima elemen dasar, yaitu:
pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab Islam klasik dan kyai.
1. Pondok
Pondok secara bahasa berasal dari bahasa Arab “funduq” yang berarti
ruang tidur, wisma atau hotel. Sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah
asrama pendidikan Islam tradisional di mana para siswanya tinggal bersama dan
belajar di bawah bimbingan seorang (atau lebih) guru yang lebih dikenal dengan
sebutan kyai.
2. Masjid
Masjid merupakan elemen yang tak dapat dipisahkan dengan pesantren
dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri,
terutama dalam peraktek shalat lima waktu, khutbah dan shalat Jum’at, dan
pengajaran kitab-kitab Islam klasik.
3. Kitab Kuning
Selain istilah kitab kuning disebut juga kitab gundul dan kitab klasik (al-
kutub al-qudûmiyah); sebutan untuk menunjukkan literatur yang digunakan
sebagai rujukan utama dalam proses pendidikan di lembaga pendidikan Islam
tradisional pondok pesantren salafiyah.
Keseluruhan kitab klasik yang diajarkan dapat di kelompokkan ke dalam
delapan bidang: (1) tata bahasa Arab, terutama nahwu (sintax) dan sharaf
4
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai (Jakarta, LP3ES,
1982), hlm. 60.

3
(morphology), (2) fiqh, (3) ushul fiqh, (4) hadis, (5) tafsir, (6) tauhid, (7) tasawuf
dan etika, dan (8) cabang-cabang lain seperti tarikh (sejarah Islam) dan balaghah
(sastra Arab)'. Kitab-kitab tersebut meliputi teks yang sangat pendek sampai teks
yang terdiri dari berjilid-jilid tebal mengenai hadits, tafsir, ushul fiqih dan
tasawuf. Semuanya itu dapat dikelompokkan berkaitan dengan standarnya: (1)
kitab-kitab dasar; (2) kitab-kitab menengah; dan (3) kitab-kitab besar.
4. Santri
Santri dalam penggunaannya di lingkungan pesantren adalah seorang alim.
Secara sederhana “alim” berarti berilmu, yakni menguasasi ilmu keislaman. Tidak
hanya sekedar memiliki ilmu, kata “alim” sangat identik dengan orang yang
benar-benar menjalankan perintah agama.
5. Kyai
Menurut asal usulnya, kata kyai dalam bahasa Jawa dipakai untuk tiga
jenis gelar kehormatan yang saling berbeda. Pertama, kyai sebagai gelar
kehormatan bagi barang-barang yang dianggap keramat; umpamanya “Kyai
Garuda Kencana” dipakai untuk kereta emas yang ada di Keraton Yogyakarta.
Kedua, kyai sebagai gelar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya.
Ketiga, kyai sebagai gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli
agama Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan mengajar kitab-
kitab klasik Islam kepada para santrinya.

D. Materi Kurikulum atau Bahan Ajar Pesantren Salaf


Kurikulum yang diajarkan di pesantren bersumber dari kitab kuning atau kitab
klasik. Kitab kuning menempati posisi yang istimewa dalam kurikulum pesantren.
Adapun kitab klasik ini digolongkan menjadi delapan kelompok, antara lain ushuf
fiqh, fiqh, nahwu dan sharaf, tauhid, tafsir, hadits,akhlak, tasawuf, balaghah,
tarikh atau sejarah. Dari segi materi kitab kuning yang dijadikan rujukan
kurikulum pesantren dikelompokkan menjadi dua. Pertama, kelompok pelajaran
dasar seperti Al-Qur’an dan Hadits beserta ilmu yang lahir dari keduanya. Kedua,
kelompok kitab kuning yang tidak termasuk ajaran agama Islam, namun kajiannya

4
merupakan hasil perkembangan sejarah Islam, seperti kitab yang membahas
kebudayaan, metode keilmuan dan lembaga kemasyarakatan.5

E. Metode Pembelajaran Pesantren Salaf


Metode pembelajaran yang diterapkan di kalangan pesantren salafi, secara
rinci dapat meliputi beberapa metode. Dalam hal ini, metodologi pembelajaran
pada Pesantren Salaf meliputi (1) Sorogan (Metode dimana santri menghadap kiai
seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan dipelajarinya), (2)
Wetonan atau bandongan (Metode mengajar dimana santri mengikuti pelajaran
dengan duduk disekeliling kiai yang menerangkan pelajaran), (3) Halaqoh ( Dikenal
juga dengan istilah munazharah sistem ini merupakan kelompok kelas dari sistem
bandongan), (4) Hafalan atau tahfiz (Metode dimana santri menghafal teks atau
kalimat terntentu dari kitab yang dipelajarinya), (5) Hiwar atau musyawarah
(Hampir sama dengan metode diskusi yang umum kita kenal selama ini. Bedanya
metode hiwar ini dilaksanakan dalam rangka pendalaman atau pengayaan materi
yang sudah ada pada santri), (6) Bahtsu al-masa‟il (Merupakan pertemuan ilmiah,
yang membahas masalah diniyah, seperti ibadah, aqidah dan masalah agama pada
umumnya), (7) Fathul Kutub (Cara memahami kitab, merupakan latihan membaca
kitab (terutama kitab klasik), sebagai wahana menguji kemampuan mereka setelah
mensantri), (8) Muqoronah (Sebuah metode yang terfokus pada kegiatan
perbandingan, baik perbandingan materi, pemahaman, metode maupun
perbandingan kitab), dan (9) Muhawarah / Muhadasah (Latihan bercakap-cakap
dengan menggunakan bahasa arab), (10) Lalaran (Membaca pelajaran atau
nadlom-nadlom yang sudah dipelajari dengan menggunakan lagulagu sehingga
mudah dihafal).6

5
Abror, Kurikulum Pesantren: Model Integrasi Pembelajaran Salaf Dan Khalaf),51.
6
Metode-metode pembelajaran tersebut tentunya belum mawakili keseluruhan dari metode-
metode pembelajaran yang ada di pondok pesantren, tetapi setidaknya paling banya
diterapkan pada lembaga pendidikan tersebut.Ali Ridlwan Nurma, Manajemen Pondok
Pesantren : Upaya Preventivisasi Kemunculan Dan Merebaknya Aliran Keagamaan
Menyimpang (Yogyakarta: Lontar Mediatama, 2018),45.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata “pondok” berasal dari bahasa Arab funduq yang berarti hotel atau
asrama, Kata 'pesantren' berasal dari kata santri mendapat tambahan awalan 'pe'
dan akhiran 'an' yang menunjukkan tempat, Adapun “salafiyah” berasal dari kata
“salaf”. Salaf secara bahasa berarti sesuatu yang mendahului atau orang yang
mendahului.
Selain istilah kitab kuning disebut juga kitab gundul dan kitab klasik (al-
kutub al-qudûmiyah); sebutan untuk menunjukkan literatur yang digunakan
sebagai rujukan utama dalam proses pendidikan di lembaga pendidikan Islam
tradisional pondok pesantren salafiyah.
Mengutip hasil penelitian Zamakhsyari Dhofier, pesantren sebagai
lembaga pendidikan Islam tradisional mempunyai lima elemen dasar, yaitu:
pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab Islam klasik dan kyai.
Kurikulum yang diajarkan di pesantren bersumber dari kitab kuning atau
kitab klasik. Kitab kuning menempati posisi yang istimewa dalam kurikulum
pesantren. Adapun kitab klasik ini digolongkan menjadi delapan kelompok, antara
lain ushuf fiqh, fiqh, nahwu dan sharaf, tauhid, tafsir, hadits,akhlak, tasawuf,
balaghah, tarikh atau sejarah.
Metode pembelajaran yang diterapkan di kalangan pesantren salafi, secara
rinci dapat meliputi beberapa metode. Dalam hal ini, metodologi pembelajaran
pada Pesantren Salaf meliputi: Sorogan, wetonan, halaqoh, hafalan, hiwar, bahtsul
masail, fathul kutub, muqorronah, muhadasah, dan lalaran.

6
DAFTAR PUSTAKA

Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif; Upaya Mengintegrasikan


Kembali Dikotomi Ilmu dan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005), hlm. 156.
Soegarda Poerkawatja, Ensiklopedia Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1976),
hlm. 15.
Lihat Arief Subhan, Lembaga Pendidikan Islam Indonesia Abad Ke-20:
Pergumulan antara Modernisasi dan Identitas, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 281.
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai
(Jakarta, LP3ES, 1982), hlm. 60.
Abror, Kurikulum Pesantren: Model Integrasi Pembelajaran Salaf Dan Khalaf),51.
Metode-metode pembelajaran tersebut tentunya belum mawakili keseluruhan dari
metode-metode pembelajaran yang ada di pondok pesantren, tetapi setidaknya
paling banya diterapkan pada lembaga pendidikan tersebut.Ali Ridlwan Nurma,
Manajemen Pondok Pesantren : Upaya Preventivisasi Kemunculan Dan
Merebaknya Aliran Keagamaan Menyimpang (Yogyakarta: Lontar Mediatama,
2018),45.

Anda mungkin juga menyukai