(SALAFY)
MAKALAH
Di ajukan untuk memenuhi tugas kelompok
Prodi : Pai
Semester : 5 (Lima)
Kelompok : 5 (Lima)
Mata Kuliah : Materi PAI Luar Sekolah
Dosen Pengampu : Edi Susanto, M.Pd
Di Susun Oleh :
JURUSAN TARBIYYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) BREBES
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, atas limpahan rahmat-Nya. Penyusun
mampu menyelesaikan makalah ini guna untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Materi PAI luar sekolah yang berjudul : “Materi Pondok Pesantren
Tradisional (salafy)”. Serta sholawat dan salam kita curahkan kepada baginda nabi
besar Muhammad SAW, semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya di yaumul
akhir nanti. Amiiiin.
Dalam penyusunan makalah ini, kami buat dengan harapan bahwa
makalah ini dapat berguna bagi mahasiswa/mahasiswi STAI Brebes, khususnya
dalam mata kuliah Materi PAI luar sekolah. Adapun makalah ini kami susun
dengan sebenar-benarnya serta dengan sumber yang akurat, dan apabila dalam
makalah ini terdapat kekurangan atau kesalahan, baik dalam isi, penulisan,
maupun segi bahasa. Kami mohon maaf atas ketidaktelitian tersebut.
Kami mohon kepada dosen pengampu mata kuliah ini, untuk memaklumi
kami yang masih dalam proses pembelajaran. Kami siap diberi masukan dan
bimbingan agar proses kami membuahkan hasil yang maksimal. Sekian pengantar
yang kami sampaikan, semoga kelak makalah ini dapat bermanfaat dalam
pembelajaran mata kuliah ini.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pondok Pesantren Salafy.......................................... 2
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Pondok Pesantren................. 2
C. Elemen-elemen dalam Pondok Pesantren.................................. 3
D. Materi Kurikulum atau Bahan Ajar Pesantren Salaf.................. 4
E. Metode Pembelajaran Pesantren Salaf....................................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian, pertumbuhan, dan perkembangan pondok pesantren salafy?
2. Apasaja Macam-macam elemen dalam pondok pesantren salafy?
3. Apasaja kurikulum dan metode pembelajaran pondok pesantren salafy?
C. Tujuan
4. Dapat mengetahui pengertian, pertumbuhan, dan perkembangan pondok
pesantren salafy.
5. Dapat mengetahui elemen-elemen dalam pondok pesantren salafy
6. Dapat mengetahui kurikulum dan metode pembelajaran pondok pesantren
salafy.
7. Untuk memenuhi Tugas Kelompok.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif; Upaya Mengintegrasikan Kembali
Dikotomi Ilmu dan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 156.
2
Soegarda Poerkawatja, Ensiklopedia Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1976), hlm. 15.
3
Lihat Arief Subhan, Lembaga Pendidikan Islam Indonesia Abad Ke-20: Pergumulan antara
Modernisasi dan Identitas, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 281.
2
demikian, otomatis mushalla kecil tersebut tidak mampu menampung jamaah dan
pencari ilmu yang berdatangan. Sebagai tempat tinggal, para pencari ilmu itu
membangun pondok-pondok di keliling mushalla atau rumah kyai. Karena
banyaknya peminat pengajian itu, kyai memerintahkan para santri untuk
mengumpulkan bahan-bahan bangunan. Kayu bangunan diperoleh dari hutan di
dekat desa; batu dan pasir dikumpulkan dari sungai, dan para santri diperintahkan
membuat bata sendiri. Masyarakat diundang dan diminta menyumbangkan semen
dan bahan-bahan bangunan lain yang tidak dapat disediakan oleh para santri.4
3
(morphology), (2) fiqh, (3) ushul fiqh, (4) hadis, (5) tafsir, (6) tauhid, (7) tasawuf
dan etika, dan (8) cabang-cabang lain seperti tarikh (sejarah Islam) dan balaghah
(sastra Arab)'. Kitab-kitab tersebut meliputi teks yang sangat pendek sampai teks
yang terdiri dari berjilid-jilid tebal mengenai hadits, tafsir, ushul fiqih dan
tasawuf. Semuanya itu dapat dikelompokkan berkaitan dengan standarnya: (1)
kitab-kitab dasar; (2) kitab-kitab menengah; dan (3) kitab-kitab besar.
4. Santri
Santri dalam penggunaannya di lingkungan pesantren adalah seorang alim.
Secara sederhana “alim” berarti berilmu, yakni menguasasi ilmu keislaman. Tidak
hanya sekedar memiliki ilmu, kata “alim” sangat identik dengan orang yang
benar-benar menjalankan perintah agama.
5. Kyai
Menurut asal usulnya, kata kyai dalam bahasa Jawa dipakai untuk tiga
jenis gelar kehormatan yang saling berbeda. Pertama, kyai sebagai gelar
kehormatan bagi barang-barang yang dianggap keramat; umpamanya “Kyai
Garuda Kencana” dipakai untuk kereta emas yang ada di Keraton Yogyakarta.
Kedua, kyai sebagai gelar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya.
Ketiga, kyai sebagai gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli
agama Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan mengajar kitab-
kitab klasik Islam kepada para santrinya.
4
merupakan hasil perkembangan sejarah Islam, seperti kitab yang membahas
kebudayaan, metode keilmuan dan lembaga kemasyarakatan.5
5
Abror, Kurikulum Pesantren: Model Integrasi Pembelajaran Salaf Dan Khalaf),51.
6
Metode-metode pembelajaran tersebut tentunya belum mawakili keseluruhan dari metode-
metode pembelajaran yang ada di pondok pesantren, tetapi setidaknya paling banya
diterapkan pada lembaga pendidikan tersebut.Ali Ridlwan Nurma, Manajemen Pondok
Pesantren : Upaya Preventivisasi Kemunculan Dan Merebaknya Aliran Keagamaan
Menyimpang (Yogyakarta: Lontar Mediatama, 2018),45.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata “pondok” berasal dari bahasa Arab funduq yang berarti hotel atau
asrama, Kata 'pesantren' berasal dari kata santri mendapat tambahan awalan 'pe'
dan akhiran 'an' yang menunjukkan tempat, Adapun “salafiyah” berasal dari kata
“salaf”. Salaf secara bahasa berarti sesuatu yang mendahului atau orang yang
mendahului.
Selain istilah kitab kuning disebut juga kitab gundul dan kitab klasik (al-
kutub al-qudûmiyah); sebutan untuk menunjukkan literatur yang digunakan
sebagai rujukan utama dalam proses pendidikan di lembaga pendidikan Islam
tradisional pondok pesantren salafiyah.
Mengutip hasil penelitian Zamakhsyari Dhofier, pesantren sebagai
lembaga pendidikan Islam tradisional mempunyai lima elemen dasar, yaitu:
pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab Islam klasik dan kyai.
Kurikulum yang diajarkan di pesantren bersumber dari kitab kuning atau
kitab klasik. Kitab kuning menempati posisi yang istimewa dalam kurikulum
pesantren. Adapun kitab klasik ini digolongkan menjadi delapan kelompok, antara
lain ushuf fiqh, fiqh, nahwu dan sharaf, tauhid, tafsir, hadits,akhlak, tasawuf,
balaghah, tarikh atau sejarah.
Metode pembelajaran yang diterapkan di kalangan pesantren salafi, secara
rinci dapat meliputi beberapa metode. Dalam hal ini, metodologi pembelajaran
pada Pesantren Salaf meliputi: Sorogan, wetonan, halaqoh, hafalan, hiwar, bahtsul
masail, fathul kutub, muqorronah, muhadasah, dan lalaran.
6
DAFTAR PUSTAKA