Anda di halaman 1dari 5

Nama : Andi Setiawan

Prodi : PAI 3A
Pendahuluan
Pondok pesantren adalah institusi iqomatuddin bertujuan membina dan meningkatkan
pemahaman, pernyataan dan pengalaman ajaran islam di tengah tengah masyarakat. Pondok
pesantren Al-Munawwar yang didirikan pada tahun 1980, alhamdulillah telah berusaha
semaksimal mungkin untuk terus mendidik dan membina masyarakat dengan berbagai pola
pendidikan antara lain kegitan bebelajar dengan continue setiap hari.
Keberadaan Pesantren di Indonesia dimulai sejak Islam masuk ke negeri ini dengan
mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yang sebenernya telah lama berkembang sebelum
kedatangan Islam, sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berurat akar di negeri ini,
terhadap pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadapperjalanan sejarah
bangsa. Pesantren juga merupakan lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan produk
budaya Indonesia, pada awalnya Pesantren merupakan sebuah Lembaga Pendidikan Non-
Formal yang memberikan pembelajaran nilai-nilai agama serta penyiaran Agama Islam.

Karena keunikannya itu maka pesantren hadir dalam berbagai situasi dan kondisi dan
hampir dapat dipastikan bahwa lembaga ini, meskipun dalam keadaan yang sangat sederhana
dan karekteristik yang beragam, tidak pernah mati. Demikian pula semua komponen yang ada
didalamnya seperti kyai atau ustadz serta para santri senantiasa mengabdikan diri mereka demi
kelangsungan pesantren.tentu saja ini tidak dapat diukur dengan standar system pendidikan
modren dimana tenaga pengajarnya dibayar, karena jerih payahnya, dibayar dalam bentuk
material.
Eksistensi lembaga pesantren ini tentu saja sangat diperlukan di zaman modern
(modernisasi) ini dalam rangka mencetak ulama-ulama para pemimpin ummat. Selama
kiprahnya di Bidang Keagamaan, pesantren telah banyak melahirkan tokoh-tokoh agama, tidak
terkecuali Pondok Pesantren Al-Munawwar
Pondok pesantren AL-Munawwar dalam eksistensinya sebagai lembaga pendidikan
islam sealu siap menjadi garda terdepan dalam penanggulangan bahaya dekadensi moral
generasi muda pada khususnya. Bisa dilihat dari lulusan-lulusan dan alumni pesantren ini yang
tersebar di wilayah majalengka dan sekitarnya dimana mereka bisa mengamalkan ilmunya dan
berkiprah di masyarakat dengan sesungguh-sungguhnya.
Sejarah Berdirinya
Pondok Pesantren Al-Munawwar didirikan oleh K. Muchtar Ghozali beserta istri pada
tahun 1980 berlokasi diblok Sabtu Desa Mekarmulya Kecamatan Lemahsugih Kabupaten
MajalengkaPropinsi Jawa Barat, terletak di area tanah seluas 280m2 dihuni lebih dari 100
orang santri merupakan lembaga pendidikan islam yang dengan segala kelebihan dan
kekurangannya selalu mengupayakan para santrinya berakhlakul karimah dan mendapatkan
ilmu yang bermanfaat yang dituangkan dalam tiga program pesantren, yaitu:
1) Ulama Al’amiliin (ulama yang mengamalkan ilmunya)
2) Imamal Muttaqin (Memimpin ummat untuk bertaqwa)
3) Muttaqin (Manusia yang bertahan dalam ketaqwaan).

Usaha ke arah sana tersebut ditunjang dengan strategi luar (Dzohiriyah) berbentuk
kegiatan-kegiatan pendidikan dan pembinaan selama 24 jam dan strategi
dalam (Bathiniyah) berbentuk ibadah-ibadah ritual yang diberjama`ahkan, seperti : riyadloh,
istighosah, sholat berjama`ah awal waktu yang kesemuanya ada dalam kerangka peraturan
sebuah organisasi yang ditopang dengan administrasi dan fasilitas-fasilitas pelayanan lainnya.
Dalam menghadapi era globalisasi ini diperlukan generasi yang beriman dan berwawasan
IPTEK, sehingga mereka dapat menjadi Khoerul Ummah dan Dzuriyatun Thoyibah. Mereka
dapat memakmurkan dunia ini secara maksimal dalam naungan ridho Alloh SWT untuk meraih
Baldatun Thoyibatun Wa Robbun Ghofur.
Dalam mencapai maksud diatas dengan dorongan rasa tanggung jawab, maka Pondok
pesantren Al-Munawwar berpartisipasi dalam pembenahan dan peningkatan kualitas
pendidikan dengan system pendidikan terpadu antara Kurikulum Kementerian Agama dan
Pesantren Salafiyah.
Oleh karena itu dibentuklah suatu system pendidikan semi formal yang tercatat secara
resmi:
1) TPA/TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an)
2) DTA (Diniyah Takmiliyah Awwaliyah
3) Majelis Ta’lim Ibu-Ibu

Juga dalam bidang seni telah untuk menyalurkan jiwa seni santri telah terbentuk Jam`iyah
Sholawat media Tsamroh dengan label “almunawwar el shouth”
Diharapkan dengan system tersebut dapat membekali para santri aqidah yang lurus, akhlak
yang mulia dan ilmu pengetahuan untuk mengantarkan mereka melanjutkan belajar ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan minat serta cita-cita luhur yang diinginkan.
Sekarang Pondok Pesantren Al-Munawwar dikelola Putra Pendiri KH.Abu Ghaida
Rafsanjani, MA dibantu oleh Dewan Kyai dan santri senior,sementara K.Muchtar Ghozali
bertindak sebagai sesepuh atau penasehat.
VISI

1) Mencetak Ulama Al `amiliin (Ulama yang mengamalkan ilmunya )


Ini merupakan puncak dan menjadi kejaran serta harapan seluruh pemangku pondok
pesantren Al-Munawwar
2) mencetak Imamal Muttaqin (Sponsor manusia untuk bertaqwa)
Bahwa siapapun dapat menjadi sponsor yang aktif mendukung dalam menciptakan
manusia-manusia yang bertaqwa
3) Mencetak pribadi yang Muttaqin (Manusia yang bertahan dalam ketaqwaan).
Diharapkan lulusan Pondok Pesantren Al-Munawwar atau bahkan yang tidak lulus pun
dapat memiliki bekal dalam ketaqwaann pribadinya.

MISI
1) Menggalang segala potensi umat islam untuk meningkatkan derajat, harkat martabat
umat menjadi insan kamil (manusia yang sempurna)
2) Berkreasi dalam bidang pendidikan,ekonomi serta kesehatan untuk sebanyak-
banyaknya dapat bermanfaat bagi peningkatan derajat umat islam sehingga terbebas
dari belenggu kemiskinan dan kebodohan
3) Menyelenggarakan pendidikan dan mengembangkan program-program pembelajaran
yang berwawasan imtaq dan iptek.
4) Menyelenggarakan kegiatan yang berorientasi pada pembentukan jiwa yang berakhlak
mulia.
5) Menyelenggarakan pendidikan dengan system fullday.

Tujuan Pondok pesantren


Secara umum pendidikan Pondok Pesantren Al-Munawwar adalah meletakan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Bertolak dari tujuan umum pendidikan dasar tersebut,
Pondok Pesantren Al-Munawwar mempunyai tujuan sebagai berikut :
a) Menjadikan Santri mentauhidkan Allah SWT.
b) Membentuk Santri rajin beribadah berdasarkanAl-Qur`an dan As-Sunnah.
c) Memahamkan Santri terhadap Al-Qur`an dan As-Sunnah.
d) Membentuk Santri yang sehat jasmani dan rohani.
e) Membiasakan Santri berprilaku Islami didalam dan diluar lingkungan Pesantren.
f) Mengembangkan potensi akademik, minat, dan bakat Santri melalui layanan, bimbingan
dan konseling serta kegiatan ekstrakurikuler.
g) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
aktif
Program Pesantren
A.Kitab yang dikaji

No Marhalah
Ibtida` Tsanawi Ulya
1
AlQur`an AlQur`an AlQur`an
2 Tata cara sholat
Tajwid Kitab Tuhfatul Athfal
dan wudhu
3
Doa-doa pendek Jurumiyah Kitab Safinah
4
Tauhid Rancang Tashrifan Kitab Ta`lim Muta`alim
5
dll Kitab Safinah Kitab Sulamuttaufiq
6
Wiridan Kitab Imrithy
7
Kitab Tijan Addharory Kitab Nadhom Maqsud
8
Kitab Sulamunajah dll
9
Dll
B.Program Mingguan

No Waktu Kegiatan

1 Malam Senin Kajian Tafsir


2 Malam Rabu I & III Program Khusus
3 Malam Rabu II & IV Peksian Program Khusus
4 Malam Khomis Pend.Tilawatil Qur`an
5 Malam Jum`at I &III Riyadloh
6 Malam Jum`at II &IV Marhaba
7 Malam Sabtu II &IV Tarbiyatul Mubalighin
8 Malam Minggu IV Pengetahuan Umum
9 Minggu Pagi Kebersihan & Olahraga

C. Program Bulanan

a. Test Cerdas Cermat

b. Test program Khusus


a. Sholat Tasbeh berjama`ah
b. Shaum Ayyamul Bidh
c. Ziarah Leluhur
D. Program Tahunan

No Nama Kegiatan Waktu


1 Imtihan Santri Bulan Muharram
Patwa Salwa Khusus
2 Bulan rabi`ul Awwal
( sirrah nabawiyyah )
3 Evaluasi hasil belajar Bulan Rajab/Sya`ban
4 Patwa Salwa umum Bulan Romadhon
Zaula Salwa
5 Insidential
( Ziarah Aulia Santri Al-Munawwar)

Metode pembelajaran di Pondok pesantren Al-Munawwar


1. Sorogan
Sistem dan pengajaran dengan pola sorogan dilaksanakan dengan jalan santri
yang biasanya pandai menyorogkan sebuah kitab kepada kiai untuk dibaca di hadapan kiai itu.
Dan kalau ada salahnya, kesalahan itu langsung dibetulkan oleh kiai itu. Metode sorogan
merupakan sistem metode yang ditempuh dengan cara guru menyampaikan pelajaran kepada
santri secara individual, biasanya di samping di pesantren juga dilangsungkan di langgar,
masjid atau terkadang malah di rumah-rumah. Di pesantren, sasaran metode ini adalah
kelompok santri pada tingkat rendah yaitu mereka yang baru menguasai pembacaan al-Quran.
Melalui sorogan, perkembangan intelektual santri dapat ditangkap kiai secara utuh. Dia dapat
memberikan tekanan pengajaran kepada santri-santri tertentu atas dasar observasi langsung
terhadap tingkat kemampuan dasar dan kapasitas mereka. Sebaliknya, penerapan metode
sorogan menuntut kesabaran dan keuletan pengajar. Santri dituntut memiliki disiplin tinggi. Di
samping aplikasi metode ini membutuhkan waktu lama, yang berarti kurang efektif dan efesien
2. Pelatihan Debat dan Pidato
Kepandaian berpidato dan berdebat dikembangkan untuk melatih daya kritis dan kreatif
pada santri. Untuk lebih mengembangkan pengetahuan para santri dan sebagai evaluasi
keberhasilan santri, maka santri yang dianggap sudah senior atau memiliki pengetahuan yang
memadai diangkat oleh kiai sebagai badal (pengganti) jika kiainya berhalangan. Di beberapa
pesantren santri yang memiliki kelebihan potensi intelektual (santri senior) sekaligus
merangkap tugas mengajar santri-santri yunior. Santri ini memiliki kebiasaan-kebiasaan
tertentu. “Santi-santriwati memberikan penghormatan yang berlebihan kepada kiainya”.
Perbuatan seperti ini di dunia
pesantren merupakan konsekuensi cerminan santri yang memiliki pengetahuan tinggi, dia
harus memiliki etika dan akhlak yang lebih baik dari pada santri-santri yunior, karena mereka
merupakan suri tauladan setelah kiai

Anda mungkin juga menyukai