Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis Pesantren

Pesantren Mahasiswa Al-Manar Universitas Muhammadiyah

Ponorogo bertempat di Jalan Pramuka No. 115b Kelurahan Ronowijayan,

Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo. Pesantren Mahasiswa Al-

Manar merupakan bentuk realisasi dari Universitas Muhammadiyah

Ponorogo untuk mewujudkan amanah visi misi sebagai perguruan tinggi

Islam berbasis IPTEK. Hal ini diwujudkan dengan memberi bekal

mahasiswa terutama mahasiswa baru agar memperoleh kemampuan dasar

agama.

2. Visi, Misi, Tujuan dan Target

Adapun visi, misi, tujuan dan target Pesantren Mahasiswa Al-

Manar yaitu sebagai berikut: 1

Visi:

“Menjadi pusat pembinaan Al Islam untuk mahasiswa baru Universitas

Muhammadiyah Ponorogo, sehingga terbentuk mahasiswa muslim yang

berilmu dan berakhlakul karimah sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam

rangka mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.”

Misi:
1
Lihat transkip dokumentasi nomor 01/D/VII/2019

44
45

1. Menyelenggarakan pembinaan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah


swt.
2. Menyelenggarakan pembiasaan praktek hidup Islami dan berakhlakul
karimah.
3. Menyelenggarakan pelatihan kedisiplinan peribadatan sehari-hari dan
amal sholih secara ritual maupun sosial.
4. Menyelenggarakan pelatihan Baca Tulis Al-Qur’an.
5. Menyelenggarakan pelatihan Ibadah Praktis.

Tujuan:
1. Mendidik dan melatih mahasiswa supaya memiliki keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah swt.
2. Mendidik dan melatih mahasiswa supaya memiliki kebiasaan praktek
hidup Islami dan berakhlakul karimah.
3. Mendidik dan melatih mahasiswa supaya berdisiplin dalam
melakukan ibadah sehari-hari dan amal sholih secara ritual maupun
sosial.
4. Mendidik dan melatih mahasiswa supaya membaca Al-Qur’an dengan
baik dan benar.
5. Mendidik dan melatih mahasiswa supaya melakukan Ibadah Praktis
sesuai tuntunan Majelis Tarjih Muhammadiyah.
6. Mendidik dan melatih mahasiswa supaya memiliki keteguhan
semangat dan berorientasi yang benar dalam belajar di universitas
Muhammadiyah Ponorogo.

Target:
46

1. Mahasiswa tuntas pembelajaran materi Aqidah Akhlaq


2. Mahasiswa tuntas pembelajaran metode TADAARUS
3. Mahasiswa tuntas pembelajaran materi Ibadah Praktis
4. Mahasiswa tuntas mengikuti program pendisiplinan diri dan ibadah
5. Mahasiswa tuntas pembelajaran materi motivasi belajar dan
kepemimpinan

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Pesantren Mahasiswa Al-Manar sebagai


berikut: 2
1. Steering Commite : 1. Drs. H. Sulton, M.Si (Rektor)
2. Dr. Happy Susanto, M.A (Wakil Rektor
I)
3. Drs. H. Subangun, M.KPd (Wakil Rektor
II)
4. Dr. Bambang Widiyahseno, M.Si (Wakil
Rektor III)
2. Monitoring & Evaluasi : 1. Drs. Ahmad Muslih, M.Si (Ketua
BP3DI)
3. Kepala Pesantren : Azid Syukroni, M.Pd.I
4. Bidang Kesekretariatan : 1. Awan Gusdiantoro, S.Ikom
: 2. Rahmat Fandi Yusuf
5. Bidang Perlengkapan : Syamsul Yulianto (BPPA)
: Agus Budi Santoso, SE
6. Bendahara : Arinda Eka Agustina, A.Md, Keb
7. Bidang Kesehatan : Azhari Abdullah Aziz, A.Md, Kep
8. Bidang Konsumsi : Anita Purnasari, A.Md
9. Qismu Ta’lim : Ahmad Ghulamin Halim, S.Pd
10. Tim Follow Up dan Kreatif : Hadiyatu Rosyidah, S.Pd

2
Lihat transkip dokumentasi nomor 02/D/VII/2019
47

11. Kantin : Roikhatul


12. Musyrif :
a. Ali Purnomo Saputro
b. Rizal Taufik Kurniawan, S.Pd
c. Ali Purnomo Saputro
d. Muhammad Rijal Hazam
e. Andi Maulana
f. Didik Prasetyo, S.Pd.I
g. Irfan Veka
h. Heriadi
13. Musyrifah :
a. Aulia Nuha Afifatul istiqomah, S.Pd
b. Kiki Duwi Setianingsih, S.Pd
c. Mutia Retna Asih, S.Pd
d. Channa Nur Azizah
e. Nurmalia Tri Utami, S.E
f. Rosi Fatmaningtyas
g. Indrawati, S.E
h. Hartini, S.E
i. Desi Trianjani
j. Nur Wahyuni
k. Arum Kusuma Dewi
14. Mudabbir :
a. Romadhon Habibi
b. Hadi Choirul Anwar
c. Muhammad Akbar
15. Mudabbiroh :
a. Ni’ammatul Muhimma
b. Maharani Hayu Seviana
c. Inggita Nindar
d. Rika
48

4. Sarana dan Prasarana

Dalam rangka mendukung keberlangsungan dan keefektifan

program-program yang dilaksanakan, pesantren menyediakan beberapa

fasilitas sebagai berikut: 3

a. Ruang perkuliahan (10)

b. Masjid (1)

c. Kantor Pesantren (1)

d. Ruang Tamu (1)

e. Ruang Kesehatan (1)

f. Kamar Mahasiswa (30)

g. Kamar Pengurus (10)

h. Kamar Tamu (1)

i. Lapangan Outbond (1)

j. Dapur (1)

k. Kantin (1)

l. Kamar Mandi (48)

m. WC (48)

5. Kurikulum Pembelajaran
3
Lihat transkip dokumentasi nomor 03/D/VII/2019
49

Kurikulum pembelajaran di Pesantren Mahasiswa yaitu:4

a. Materi pokok
Materi-materi pokok yang diajarkan dalam Pesantren
Mahasiswa “Al Manar” ini meliputi beberapa hal sebagai berikut:

No. Materi pokok Durasi Waktu Keterangan


1 Aqidah Akhlaq 10 x Bakda 5 hari
pertemuan Isyak/Subuh
2 Ibadah Praktis 20 x Bakda 10 hari
pertemuan Isyak/Subuh
3 Baca Qur’an 20 x Bakda 10 hari
pertemuan Isyak/Subuh
4 Kepemimpinan 4 x pertemuan Bakda 2 hari
Isyak/Subuh

Adapun tema-tema materi pokok adalah sebagai berikut:


1) Materi Aqidah - Akhlaq:
a) Pemahaman muslim terhadap tuhannya (Tauhid).
b) Pemahaman muslim terhadap agamanya.
c) Pemahaman muslim terhadap nabinya.
d) Akhlak dalam menuntut ilmu.
e) Akhlak dalam pergaulan dengan lawan jenis.
f) Akhlak dalam berbusana Islami.
g) Akhlak terhadap kedua orang tua.

2) Baca Tulis Al-Qur’an:


a) Belajar membaca Al-Qur’an metode TADAARUS.
b) Belajar membaca Al-Qur’an nada Tartil Nahawan 3 tingkatan.
4
Lihat transkip dokumentasi nomor 04/D/VII/2019
50

3) Ibadah praktis:
a) Wudhu.
b) Tayamum.
c) Sholat Wajib.
d) Sholat berjamaah.
e) Sholat jama’ dan qasar.
f) Sholat-sholat sunnah.
g) Merawat jenazah.
4) Kepemimpinan:
a) Menjadi pribadi yang sholih.
b) Menjadi pribadi yang bermanfaat.
c) Menjadi pribadi yang berdisiplin.
d) Berlomba-lomba dalam kebaikan (Al-Baqarah:148, Al-
Imran:133)
e) Jujur (At-Taubah:119, Al-Ahzab:35)
f) Kebersamaan Allah (Al-Hadid:4, Al-Imran:5)
g) Taubat (An-Nur:31, Hud:3, At-Tahrim:8)
h) Motivasi / Muhasabah

b. Materi penunjang
Selain menyelenggarakan pembinaan dalam materi pokok,
Pesantren Mahasiswa “Al Manar” Universitas Muhammadiyah
Ponorogo ini juga menyelenggarakan materi penunjang sebagai
berikut:
51

No. Waktu Kegiatan Durasi


Apel Persiapan setiap hari, 15 Menit
1 Sebelum Maghrib Dzikir Petang setiap hari, 15 menit
Kultum setiap hari, 10 menit
2 Setelah Maghrib Kajian Adab Islami Setiap hari, 30 menit
Pembukaan & 1x sebulan, 90 menit
Motivasi hari pertama
Kepemimpinan oleh
Rektorat
Motivasi 1x sebulan, 90 menit
Kepemimpinan oleh hari ke 15
3 Setelah Isyak
Ahli
Penutupan dan 1x sebulan, 90 menit
Pengukuhan oleh hari terakhir
Rektorat
Sholat Tahajjud dan Setiap hari, 60 menit
Muhasabah (berjamaah)
Sholat Dhuha Waktu Dhuha
4 Pagi
(Pribadi)
Muhadhoroh 4x dalam sebulan
5 Ahad Malam Lomba pidato, 1x dalam sebulan
tilawah, dan tahfidz
Pengajian Ahad pagi 4x dalam sebulan
Olah raga 4x dalam sebulan
6 Ahad Pagi Kerja bakti 4x dalam sebulan
Outbond/games 1x minggu kedua
Khotmul Qur’an 1x minggu ketiga
7 Senin dan Kamis Puasa Sunnah 8x sebulan
Motivasi 4x sebulan (30
8 Jumat Kepemimpinan oleh Menit Bakda
Dekan Maghrib)
52

B. Penyajian Data

1. Bentuk Integrasi Penanaman Adab Santri dalam Pembelajaran Al-

Qur’an Metode Tadaarus di Pesantren Mahasiswa Al-Manar

Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Dalam menanamkan adab kepada santri terdapat 2 macam bentuk

integrasi penanaman adab yang dilakukan oleh musyrif/ah, diantaranya

sebagai berikut:

a. Membaca Mahfudzot atau Kata Mutiara

Bentuk penanaman adab pada masing-masing sub bab

Pengenalan Huruf berbeda-beda. Pada bab I dicantumkan mahfudzot

‫ َد‬K‫ َم ْن َج َّد َو َج‬yang artinya “Barangsiapa yang bersungguh-sungguh ia

akan berhasil”. Dari mahfudzot tersebut ditanamkan semangat belajar

oleh musyrifah kepada santri. Musyrif/ah memberikan motivasi kepada

santri agar tetap memiliki ghirah dalam menuntut ilmu selama di

Pesantren Mahasiswa. Karena dengan semangat belajar, maka semua

kegiatan yang dilaksanakan akan terasa mudah dan menyenangkan.

َ ِ‫صبَ َرظَف‬
Terdapat pula mahfudzot lain yang berbunyi ‫ر‬ َ ‫َم ْن‬ yang artinya

“Barangsiapa yang bersabar maka ia akan beruntung”. Artinya

ditanamkan oleh musyrifah kepada santri tentang makna kesabaran.

Terutama sabar dalam menuntut ilmu. Dengan bersabar, semua akan

kembali kepada diri sendiri. Hati menjadi lebih tenang, semua urusan

terselesaikan dengan kepala dingin. Hal itu akan membuat hari-hari


53

terasa lebih ringan. Sebagaimana yang telah disampaikan Ustadzah Kiki

Duwi Setyaningsih, S.Pd:

“Dalam sub materi Pengenalan Huruf, masing-masing memiliki


bentuk penanaman adab yang berbeda. Pada Bab I terdapat suatu
َ ‫ َم ْن َج َّد َو‬yang artinya barangsiapa
mahfudzot yang berbunyi ‫ج َد‬
yang bersungguh-sungguh ia akan berhasil. Dari mahfudzot
tersebut musyrifah menanamkan semangat belajar kepada santri
karena dengan semangat belajar maka seluruh kegiatan yang
dilakukan di pesantren menjadi terasa lebih mudah dan
menyenangkan, kemudian mahfudzot yang kedua berbunyi ‫َم ْن‬
‫صبَ َرظَفِ َر‬
َ
yang artinya barangsiapa yang bersabar maka ia akan
beruntung dimana ditanamkan kepada santri bahwa dalam
menuntut ilmu haruslah disertai dengan kesabaran. Dengan sabar
seluruh kegiatan yang dilakukan terutama di pesantren
mahasiswa, akan terasa lebih ringan dan semua urusan dapat
terselesaikan dengan kepala dingin”.5

b. Mengenang Sosok yang Berpengaruh dalam Hidup

Bentuk lain dalam menanamkan adab yang ada dalam buku

Metode Tadaarus yaitu yang pertama adab kepada guru. Terdapat sub

bab Pengenalan Huruf dimana setelah santri belajar beberapa huruf

hijaiyah, terdapat perintah kepada santri untuk menuliskan 5 nama guru

yang selama ini sudah membagikan ilmu kepada mereka selanjutnya

santri diminta untuk mengenang dan mendoakan guru mereka.

Kemudian dilanjutkan menyanyikan hymne guru bersama-sama sesuai

dengan perintah yang ada pada buku Tadaarus. Selain itu musyrif/ah

juga memberikan sekilas materi tentang adab terhadap guru kepada

santri. Selain adab kepada guru, terdapat juga sub bab materi

Pengenalan Huruf yang memaparkan tantang adab kepada teman.

5
Lihat transkip wawancara nomor 02/W/VII/2019
54

Setelah santri mempelajari sub bab tersebut, santri diminta untuk

menuliskan 10 nama temannya dilanjutkan mengenang dan

mendoakannya. Dilanjutkan dengan tambahan materi adab kepada

teman oleh musyrif/ah. Hal ini sebagaimana yang telah disampaikan

oleh musyrif yaitu Ustadz Ali Purnomo Saputro:

“Kemudian ada lagi poin penting yang dipaparkan dalam buku


Tadaarus yang berkaitan dengan penanaman adab. Yaitu santri
diperintahkan untuk menuliskan 5 nama guru kemudian diminta
untuk mengenang, mendoakan dan menyanyikan hymne guru
bersama-sama. Secara otomatis otak santri akan flashback ke
masa lalu dimana mereka mengenang guru-guru yang telah
mendidik mereka. Haru dan hujan air matapun sering dialami oleh
santri ketika mendapat materi adab kepada guru yang
disampaikan oleh musyrifah. Materi adab kepada teman sebaya
juga dipaparkan dalam sub bab Pengenalan Huruf. Dimana santri
diminta untuk menuliskan 10 nama teman akrabnya serta
mengenang dan mendoakannya. Dari situlah kami para musyrif
menanamkan kepada santri bagaimana adab kepada teman. Salah
satunya jiwa saling menghargai, jiwa tolong menolong serta
menghargai pertemanan”6

Menanamkan adab kepada santri melalui pembelajaran Al-Qur’an

Metode Tadaarus tentunya juga menggunakan strategi dalam

menyampaikannya, diantara lain sebagai berikut:

a. Ibadah atau Membaca dan Memahami Isi Al-Qur’an

Strategi diawali dengan membaca Al-Qur’an bersama-sama

untuk mengondisikan hati dan fikiran santri sehingga dalam belajar

Metode Tadaarus dalam kondisi tenang. Sebagaimana yang

disampaikan oleh Ustadz Ali Purnomo Saputro:

“Strategi penyampaian diawali dengan membaca al-Qur’an


bersama-sama, kalau kelas saya sekaligus menerjemahkan arti
6
Lihat transkip wawancara nomor 03/W/VII/2019
55

dari ayat Al-Qur’an yang dibaca agar santri faham. Kemudian


baru masuk materi Tadaarus. Kemudian penanaman adab saya
sampaikan sesuai perintah yang ada dibuku misalkan santri
diminta untuk menuliskan nama guru kemudian mengenang,
mendoakan serta menyanyikan hymne guru. Maka saya
sampaikan demikian serta saya menambahkan materi tentang
adab kepada guru dan teman.”7

b. Penerapan larangan dan perintah

Strategi penyampaian adab pada pembelajaran Al-Qur’an

Metode Tadaarus juga menyampaikan apa yang harus dilakukan santri

kepada musyrif/ah dan apa saja yang tidak boleh dilakukan santri

kepada musyrif/ah. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ustadzah Kiki

Duwi Setyaningsih, S.Pd:

“Strategi penyampaian adab pada pembelajaran Al-Qur’an


Metode Tadaarus saya berusaha menggunakan strategi yang asyik
dan menyenangkan. Artinya, mulai dari penyampaian materi
bacaan sampai dengan cara menanamkan adab juga disampaikan
dengan baik. Sehingga ketika ada larangan-larangan yang
disampaikan musyrif/ah terkait dengan bagaimana adab kepada
guru dan teman tersampaikan dengan baik dan dapat diresapi
dengan santri. “8

c. Memberi Nasehat

Dalam menanamkan adab kepada santri, musyrifah juga

menyampaikan nasehat-nasehat tentang bagaimana adab yang baik

kepada guru dan teman. Sebagaimana yang disampaikan oleh ustadz Ali

Purnomo Saputro:

“Kemudian penanaman adab saya sampaikan sesuai perintah


yang ada dibuku misalkan santri diminta untuk menuliskan
nama guru kemudian mengenang, mendoakan serta
7
Lihat transkip wawancara nomor 03/W/VII/2019
8
Lihat transkip wawancara nomor 02/W/VII/2019
56

menyanyikan hymne guru. Maka saya sampaikan demikian


serta saya menambahkan nasehat-nasehat tentang bagaimana
adab yang baik kepada guru dan teman.”9

d. Memberi Teladan

Menjadi teladan yang baik bagi santri juga menjadi strategi

khusus dalam menanamkan adab. Karena dengan menjadi teladan,

santri sangat mudah dalam mencontoh sehingga dapat

mengaplikasilannya dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari kepala

pesantren, pengurus, staf, ustadz/ah, cleaning service, satpam semua

harus menjadi suri tauladan yang baik bagi santri sebagaimana yang

disampaikan oleh Kepala Pesantren Mahasiswa Ustadz Azid Syukroni,

M.Pd.I:

“Strategi khusus untuk menanamkan adab kepada santri


dengan menjadi teladan. Semua warga pondok muai dari
kepala pesantren, pengurus, staf, ustadz/ah, cleaning service,
satpam semua harus menjadi suri tauladan yang baik bagi
santri, sehingga santri dapat melihat dan mencontoh adab yang
baik melalui pandangan mereka langsung.”10

Hasil penanaman adab juga dirasakan oleh santri, diantaranya

adalah sebagai berikut:

a. Semangat dalam Belajar

Kondisi santri yang awal mulanya mereka merasa malas, suka

mengeluh bahkan hingga meremehkan musyrif/ah, Namun setelah

memperoleh penanaman adab yang ada di Metode Tadaarus mengalami

perubahan sedikit demi sedikit yaitu semakin semangat dalam


9
Lihat transkip wawancara nomor 03/W/VII/2019
10
Lihat transkip wawancara nomor 01/W/VII/2019
57

menjalani kegiatan belajar. Sebagaimana hasil wawancara peneliti

dengan santri putra bernama Galek Sujito:

“Saya sendiri merasakan selain mendapat ilmu baca tulis al-


qur’an, juga mendapatkan ilmu penanaman jiwa keadaban.
Perubahan yang saya dan teman-teman alami pun juga ada,
dimana awal masuk pesantren mahasiswa ini dalam kondisi
malas, mengeluh, meremehkan musyrif. Tapi setelah kami
memperoleh penanaman adab yang ada di Metode Tadaarus
mengalami perubahan sedikit demi sedikit. Semakin semangat
dalam menjalani kegiatan belajar.”11

b. Kesabaran dalam Menjalankan Aktivitas


Perubahan adab santri setelah memperoleh penanaman adab
juga dirasakan oleh santri lain dimana selain itu rasa semangat dalam
belajar juga kami rasakan, bahkan yang awalnya tidak sabaran, tergesa-
gesa dalam hal apapun, semakin hari semakin sabar dan tenang gitu di
hati, sebagaimana yang telah disampaikan oleh santri putri yang
bernama Arista Chafidhatul Rosida sebagai berikut:
“Selain itu rasa semangat dalam belajar juga kami rasakan,
bahkan yang awalnya saya itu tipe orang yang tidak sabaran,
tergesa-gesa dalam hal apapun, semakin hari semakin sabar
dan tenang gitu di hati.”12

c. Sopan dan Santun dengan Musyrif/ah

Hasil penanaman adab kepada santri juga memberikan dampak

kepada santri yaitu semakin sopan dan santun kepada musyrif/ah, tidak

meremahkan kemampuan musyrif/ah yang mendampingi di kelas.

sebagaimana yang disampaikan oleh Jumelang Sukma Wianto:

“Serta dalam diri kami ini timbul rasa semakin sopan dan
santun dengan musyrif, tidak meremehkan kemampuan
musyrif yang mendampingi kami.”13
11
Lihat transkip wawancara nomor 04/W/VII/2019
12
Lihat transkip wawancara nomor 06/W/VII/2019
13
Lihat transkip wawancara nomor 05/W/VII/2019
58

d. Menghargai dan Mensyukuri Pertemanan

Hasil perubahan santri yang lain yaitu pertemanan semakin

erat dan solid sehingga lebih mensyukuri dan menghargai pertemanan.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Arista Chafidhatul Rosida:

”Dengan adanya materi ini yang sebelumnya saya melupakan


jasa-jasa guru saya, dapat mengingatkan saya kepada guru
yang telah mendidik selama ini. Dan mengingatkan kembali
kepada kenangan saya bersama teman-teman saya dahulu.
Sehingga dalam berteman, sekarang saya lebih bersyukur dan
menghargai teman yang saya punya.”14

2. Faktor Pendukung dan penghambat Integrasi Penanaman Adab

Santri dalam Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tadaarus di Pesantren

Mahasiswa Al-Manar Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Pelaksanaan proses penanaman adab tentu saja musyrif/ah tidak

mulus dalam menanamkan kepada santri, pasti ada faktor penghambat

guru dalam menanamkan adab santri. Kaitannya dengan faktor

penghambat dan pendukung tersebut. Dalam integrasi penanaman adab

melalui pembelajaran Al-Qur’an Metode Tadaarus memiliki faktor

pendukung yaitu kapasitas pendamping atau musyrif/ah itu sendiri sangat

berpengaruh terhadap hasil penanaman adab. Karena musyrif/ah adalah

orang yang setiap hari dari malam sampai pagi mendampingi dan

membina dikelas sehingga cerminan dari musyrif/ah menjadi faktor utama

dalam menanamkan adab kepada santri. Faktor pendukung lainnya yaitu

kebijakan kampus yang mewajibkan santri untuk melaksanakan program


14
Lihat transkip wawancara nomor 05/W/VII/2019
59

pesantren mahasiswa. Dan faktor lain yaitu sarana dan prasarana pesantren

yang cukup baik untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar

sebagaimana yang dijelaskan oleh Kepala Pesantren Mahasiswa Al-Manar

yaitu Ustadz Azid Syukroni, M.Pd.I:

“Dalam proses menanamkan adab pasti ada faktor pendukung dan


penghambat. Faktor pendukung disini meliputi pendamping atau
musyrif/ah, kapasitas musyrif/ah sangat penting dalam proses
pembelajaran sampai pada menanamkan adab. Faktor pendukung
lainnya adalah santri. Mau tidak mau, siap tidak siap santri harus
menjadi bagian dari proses ini. Karena kampus telah membuat
kebijakan kewajiban mahasiswa baru untuk mondok selama 1
bulan penuh sebagai syarat mengikuti program KKN. Kemudian
ada sarana prasarana. Ruang kelas yang cukup ideal, suasana
bersih dan rapi menjadi faktor pendukung dalam menanamkan
adab kepada santri.”15

Faktor pendukung penanaman adab santri yang paling utama

adalah dari musyrif/ah sendiri. Bagaimana musyrif/ah menyampaikan dan

memberikan teladan kepada santri. Sehingga tertanamlah didalam jiwa

santri menjadi pribadi yang lebih baik, kegiatan di Pesantren Mahasiswa

khususnya. Sebagaimana wawancara dengan musyrifah yaitu ustadzah

Kiki Duwi Setyaningsih, S.Pd:

“Faktor pendukung yang paling utama dari musyrifah sendiri.


Bagaimana musyrifah menyampaikan dan memberikan teladan
kepada santri. Sehingga tertanamlah didalam jiwa santri menjadi
pribadi yang lebih baik”.16

Selain faktor pendukung, ada pula faktor penghambat dalam

menanamkan adab melalui pembelajaran Al-Qur’an Metode Tadaarus

yaitu santri itu sendiri. Diamana masing-masing santri memiliki

kemampuan yang berbeda-beda sehingga berbeda-beda pula tingkat


15
Lihat transkip wawancara nomor 01/W/VII/2019
16
Lihat transkip wawancara nomor 02/W/VII/2019
60

pemahamannya. Kemudian adanya kegiatan kampus yang bersamaan

dengan kegiatan pesantren yang menyebabkan santri izin untuk tidak

mengikuti kegiatan pesantren. Sehingga santri ketinggalan banyak materi

dan tidak maksimal dalam menerima penanaman adab sebagaimana yang

disampaikan oleh Kepala Pesantren yaitu Ustadz Azid Syukroni, M.Pd.I:

“Selanjutnya faktor penghambat dalam menanamkan adab kepada


santri yaitu kembali kepada santri itu sendiri. Masing-masing
santri memiliki kemampuan yang berbeda-beda sehingga
berbeda-beda pula tingkat pemahamannya. Kemudian adanya
kegiatan kampus yang bersamaan dengan kegiatan pesantren yang
menyebabkan santri izin untuk tidak mengikuti kegiatan
pesantren. Sehingga santri ketinggalan banyak materi dan tidak
maksimal dalam menerima penanaman adab.”17

Faktor penghambat lain yaitu kepribadian santri itu sendiri

terkadang santri ada yang penurut dan ada yang tidak, jadi santri yang sulit

diatur menjadi salah satu faktor penghambat penanaman adab yang

dilakukan oleh musyrif sebagaimana yang disampaikan oleh musyrif yang

bernama Ustadz Ali Purnomo Saputro:

“Faktor penghambatnya terkadang santri itu ada yang nurut dan


ada yang tidak, jadi santri yang sulit diatur menjadi salah satu
faktor penghambat penanaman adab yang dilakukan oleh
musyrif”18

C. Analisa Data

1. Analisa Bentuk Integrasi Penanaman Adab Santri dalam

Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tadaarus di Pesantren Mahasiswa

Al-Manar Universitas Muhammadiyah Ponorogo

17
Lihat transkip wawancara nomor 01/W/VII/2019
18
Lihat transkip wawancara nomor 03/W/VII/2019
61

Untuk menanamkan jiwa keadaban kepada santri, perlu adanya

cara untuk menanamkannya. Sehingga tercapailah tujuan penanaman

adab melalui pembelajaran Al-Qur’an Metode Tadaarus. Menurut analisa

peneliti terkait bentuk integrasi penanaman adab melalui pembelajaran

Al-Qur’an Metode Tadaarus yaitu:

a. Membaca Mahfudzot atau Kata Mutiara

Bentuk penanaman adab yang pertama yaitu berupa membaca

kedua mahfudzot atau kata mutiara berikut yaitu ‫ َم ْن َج َّد َو َج َد‬dan ‫َم ْن‬

‫صبَ َرظَفِ َر‬


َ . Dimana santri membaca kedua mahfudzot tersebut yang

terdapat dalam buku Metode Tadaarus dilanjutkan musyrif/ah

menyampaikan makna dari kedua mahfudzot tersebut. Mahfudzot

yang pertama yaitu ‫ َد‬K‫َم ْن َج َّد َو َج‬ yang artinya “Barangsiapa yang

bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil”. Dari mahfudzot tersebut

musyrif/ah menyampaikan makna dan menanamkan kepada diri santri

tentang kesungguh-sungguhan dan semangat menuntut ilmu kepada

santri karena dengan kesungguh-sungguhan dan semangat menuntut

ilmu maka dalam menjalankan proses belajar di pesantren menjadi

terasa lebih mudah, ringan dan menyenangkan. Mahfudzot yang kedua

berbunyi ‫بَ َرظَفِ َر‬K‫ص‬


َ ‫ َم ْن‬yang artinya “Barangsiapa yang bersabar

maka ia akan beruntung” dimana setelah santri membaca mahfudzor

tersebut, musyrif/ah menyampaikan makna dan menanamkan kepada

santri bahwa dalam menuntut ilmu haruslah disertai dengan kesabaran


62

dan keuletan. Karena dengan sabar dan ulet apapun aktivitas yang

dilakukan terutama di pesantren mahasiswa, akan terasa lebih mudah

sehingga santri memiliki jiwa yang besar.

2. Mengenang Sosok yang Berpengaruh dalam Hidup

Bentuk penanaman adab yang kedua yaitu mengenang sosok

yang berpengaruh dalam hidup. Yaitu dengan menuliskan nama-nama

guru dan teman. Pertama, santri diminta untuk menuliskan nama-

nama gurunya yang selama ini telah mendidik dan memberikan ilmu

kepada mereka. Setelah santri menuliskan nama-nama gurunya,

dilanjutkan musyrif/ah meminta santri untuk mengenang serta

merenungkan sejenak perjuangan dan pengorbanan guru mereka

dilanjutkan dengan mendoakannya. Disinilah alam bawah sadar santri

muncul untuk mengenang masa lalu dimana mereka mengenang

kenangan bersama guru-guru yang telah mendidik mereka. Selesai

mengenang dan mendoakan guru, dilanjutkan santri menyanyikan

hymne guru bersama-sama. Setelah itu musyrif/ah menjelaskan terkait

materi bagaimana adab kepada guru. Kedua, santri menuliskan nama-

nama teman akrabnya yang telah membersamai hari-hari mereka

dilingkungan rumah maupun di sekolah, dianjutkan mengenang dan

merenungkan kenangan-kenangan bersama mereka serta

mendoakannya. Dilanjutkan penyampaian materi adab kepada teman

oleh musyrif/ah. Dari situlah santri mengenang masa lalu bersama


63

teman-temannya sehingga dapat menumbuhkan jiwa saling

menghargai dan mensyukuri pertemanan.

Sedangkan untuk menanamkan adab kepada santri, perlu adanya

strategi yang tepat. Seperti teori Mahmud Al-Misri dalam menanamkan

adab diantaranya: a) Ibadah, b) Amar Ma’ruf Nahi Munkar, c)

Menyampaikan Pesan dan Nasehat dan d) Keteladanan.19 Menurut

analisa peneliti terkait strategi penanaman adab melalui pembelajaran Al-

Qur’an Metode Tadaarus yaitu:

a. Ibadah atau Membaca dan Memahami Isi Al-Qur’an

Ibadah yang dimaksud yaitu membaca serta memahami isi

Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an disini bukan hanya sekedar membaca

saja namun juga menerjemahkan dan memahami isi dari ayat-ayat al-

Qur’an bersama-sama. Sehingga sebelum mempelajari Metode

Tadaarus santri sudah terkondisikan dengan adanya kegiatan

membaca dan memahami makna dari Al-Qur’an. Kesesuaian teori ini

sebagaimana Mahmud Al-Misri menyebutkan bahwa untuk

menanamkan adab maka diawali dengan beribadah kepada-Nya.20

b. Penerapan larangan dan perintah

Penerapan perintah seperti bagaimana adab yang benar

kepada guru dan teman serta bagiamana agar semangat dan

19
Ibid., hal. 51.
20
Ibid., hal. 51.
64

bersabar dalam menuntut ilmu. Sedangkan penerapan larangan

yaitu dengan menyampaikan bagaimana perilaku yang seharusnya

tidak dilakukan oleh santri kepada musyrif/ah maupun dengan

teman. Kesesuaian teori ini sebagaimana Mahmud Al-Misri

menyebutkan bahwa untuk menanamkan adab dengan Amar

Ma’ruf Nahi Munkar dan saling berwasiat dalam kebenaran.21

c. Memberi Nasehat

Memberi nasehat kepada santri terkait bagaimana adab

kepada teman dan guru. Bagaimana adab yang harus dilakukan

oleh santri kepada musyrif/ah ataupun adab kepada sesama teman.

Kesesuaian teori ini sebagaimana Mahmud Al-Misri menyebutkan

bahwa untuk menanamkan adab dengan menyampaikan pesan atau

nasehat.22

d. Memberi teladan

Dalam beraktvitas sehari-harisSeluruh warga Pesantren

Mahasiswa mulai dari Kepala Pesantren, Pengurus, Staf, Ustadz/ah

member contoh teladan kepada santri untuk menerapkan adab

yang baik kepada guru dan teman. Seperti saling menghormati,

tolong-menolong serta berbicara dan bersikap lemah lembut kepada

sesama. Sehingga santri lebih mudah dalam mengaplikasikan adab

yang dicontohkan dari warga pesantren. Kesesuaian teori ini

21
Ibid., hal. 51.
22
Ibid., hal. 51.
65

sebagaimana Mahmud Al-Misri menyebutkan bahwa untuk

menanamkan adab dengan keteladanan.23

Hasil dari penanaman adab yang diterima oleh santri mengalami

perubahan dari segi adab, adapun perubahannya sebagai berikut:

a. Semangat dalam belajar

Hari demi hari semakin bertambahnya semangat menuntut

ilmu yang ada pada diri santri. Hal tersebut terjadi karena penanaman

adab yang ditanamkan oleh musyrif/ah kepada santri melalui

pembelajaran Al-Qur’an Metode Tadaarus yaitu membaca dan

َ ‫َج َّد َو‬


memaknai mahfudzot yang berbunyi ‫ج َد‬ ‫ َم ْن‬.

b. Kesabaran dalam menjalankan aktivitas

Dalam keseharian santri semakin hari terlihat lebih tenang

dan sabar dalam menjalankan aktivitas di Pesantren. sehingga tidak

ada lagi kegiatan saling berebut antrian wudhu dan makan.

c. Sopan dan santun dengan musyrif/ah

Dalam melaksanakan kegiatan di pondok santri mulai

merasakan perubahan dari segi adab kepada musyrif/ah. Yang

awalnya meremahkan dan tidak menghargai musyrif/ah, santri mulai

bersikap sopan dan santun serta menghargai para musyrif/ah.

c. Menghargai dan Mensyukuri Pertemanan

23
Ibid., hal. 51
66

Pertemanan antar santri yang awalnya banyak yang acuh

tak acuh bahkan memiliki ego yang tinggi, mulailah santri saling

menghargai pertemanan, saling tolong menolong serta tingginya rasa

simpati maupun empati kepada sesama teman.

Perubahan adab santri terjadi sesuai dengan teori

sebagaimana menurut Soegarda Poerbakawatja menyatakan bahwa

adab ialah suatu bentuk budi pekerti, watak, kesusilaan, yaitu

kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar

terhadap Khaliknya dan terhadap sesama manusia.24

3. Analisa Faktor Pendukung dan Penghambat Integrasi Penanaman

Adab Santri dalam Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tadaarus di

24
Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidikan…hal. 9
67

Pesantren Mahasiswa Al-Manar Universitas Muhammadiyah

Ponorogo

Terlaksananya integrasi penanaman adab yang ada di Pesantren

Mahasiswa untuk membentuk adab yang baik dipengaruhi oleh faktor

pendukung, diantaranya adalah:

a. Kebijakan kampus yang mewajibkan mahasiswa khususnya

mahasiswa baru untuk mengikuti program pesantren mahasiswa. Hal

ini yang otomatis menjadi salah satu motivasi bagi mahasiswa belajar

di pesantren. Meskipun yang awalnya malas-malasan dan enggan

mondok, namun seiring berjalannya waktu mulai terbiasa.

b. Pengurus Pesantren Mahasiswa beserta staf yang mengelola Pesantren

sesuai dengan tugas pokok serta fungsinya masing-masing. Mulai dari

Kepala Pesantren, Ustadz/ah sampai dengan cleaning service,

sehingga dapat menjalankan tugas dan bertanggungjawab penuh

dengan amanahnya.

c. Ustadz/ah yang menjadi pendamping santri atau lebih dikenal dengan

sebutan yang kemampuan dalam mendidik dan membina para santri

sudah sangat baik. karena peran musyrif/ah sangatlah penting dalam

menanamkan adab kepada santri.

d. Sarana dan prasarana yang cukup baik dan memadai yang digunakan

dalam proses belajar mengajar. Sehingga menciptakan kondisi belajar

yang bersih dan nyaman.


68

Sedangkan faktor penghambat integrasi penanaman adab santri

melalui pembelajaran Al-Qur’an Metode tadaarus dipengaruhi oleh:

a. Kemampuan santri yang berbeda-beda sehingga tidak semua santri

dapat memahami bahkan mengaplikasikan hasil penanaman adab yang

ditanamkan oleh musyrif/ah.

b. Latar belakang santri yang berbeda-beda terutama dari segi adab,

mereka yang adabnya masih belum baik perlu pendekatan yang lebih

khusus untuk dapat menanamkan adab kepada mereka.

c. Kegiatan kampus yang bersamaan dengan kegiatan di pesantren.

Sehingga santri meninggalkan proses belajar dalam beberapa hari, hal

tersebut menyebabkan santri ketinggalan banyak materi penanaman

adab.

Anda mungkin juga menyukai