Anda di halaman 1dari 25

PROFIL PONDOK PESANTREN DARUN NAJIHIN NW BAGIK NYALA

I. PENDAHULUAN

Pondok Pesantren DARUN NAJIHIN ( PPDN ) Bagik Nyala sejak awal pendiriannya diniatkan
sebagai Lembaga Pendidikan Islam yang diformat dengan tujuan :

1. mencetak generasi Qur’ani penghafal Al Qur’an yang berkepribadian utuh dan unggul
dalam ilmu dan amal.
2. mendidik generasi Islam yang memiliki komitmen ke-Islam-an yang tinggi dengan ciri;
berakidah lurus ( salimul aqidah ), beribadah benar ( shohihul ibadah ), dan
berakhlak mulia ( akhlakul karimah ).
3. melahirkan da’i tangguh yang mampu mewujudkan ’Izzul Islam wal Muslimain dan
menjadi pemimpin bangsa dimasa depan.

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan diatas, PPDN Bagik Nyala menerapkan konsep pendidikan
Islam Terpadu dengan memadukan kurikulum pendidikan nasional dengan KTSP-nya dan
materi-materi Diniyah berbasis Syariah Islam. Sedangkan proses kegiatan belajar mengajar
sehari-hari dijalankan dengan pola kepengasuhan berdasarkan prinsip ” 24 Jam Mengasuh
dengan Hati dan Keteladanan”. Semua itu diimplementasikan dalam kegiatan yang terencana,
terprogram rapi, terarah, bervariasi, dan didukung oleh tenaga pendidik yang kompeten, serta
dikelola secara profesional dan akuntabel.

Untuk keberlangsungan dan kemajuan PPDN Bagik Nyala, para pengurus senantisas berikhtiar
untuk mencari dukungan dari masyarakat dan pemerintah, baik dukungan moral, finansial,
maupun legalitas. Pemerintah lewat Dinas Pendidikan Nasional telah memberikan ; Ijin
Operasional Sekolah, Nomor Induk Sekolah ( NIS ), Nomer Statistik Sekolah ( NSS ), Nomer
Pokok Sekolah Nasional ( NPSN ) dan Dana Beaya Operasional Sekolah ( BOS ).

Maka untuk lebih mengokohkan eksistensi dan perkembangan PPDN Bagik Nyala, dengan ini
kami melaporkan keberadaan dan aktivitas Pondok Pesantren Darun Najihin ( PPDN ) Bagik
Nyala kepada Departemen Agama dengan maksud untuk memperoleh Surat Ijin Operasional
Pondok Pesantren (SIOP),Nomor Statistik Pondok Pesantren ( NSPP ) dan bantuan pembinaan
SDM maupun pengembangan sarana prasana pembelajaran.

II. SEJARAH SINGKAT.

Berawal dari rasa tanggungjawab dan keinginan untuk ikut berpartisipasi aktif dalam memajukan
da’wah dan umat Islam di Bagik Nyala dan sekitarnya, maka atas prakarsa dari TGH.Tajuddin
Ahmad (Alm), Ustdz H.Nuruddin Ahmad, BA (Alm), dan H.MUH.MARJAN NUR, SH.,MH,
atas izin Allah pada tanggal 22 Juli 1998 berdirilah Yayasan Pondok Pesantren Darun Najihin
yang bergerak dibidang pendidikan, sosial dan Dakwah. Atas bantuan dari warga masyarakat
dan wakaf tanah dari H.Ahmad Sarjan Nur (Alm), pada tahun pertama Yayasan berhasil
mendirikan MTs.NW 2 lantai sebagai pusat kegiatan belajar mengajar.
Setelah berdirinya MTs.NW Bagik Nyala program-program Pendidikan mulai digulirkan. Ada
dua program utama yang menjadi fokus Yayasan Pontren Darun Najihin diawal berdirinya yaitu
Pendidikan yang diampu oleh H.Nuruddin Ahmad, BA (Alm) dan pendirian Kajian Da’wah
Islamiyah ( Kitab-kitab salafiyah). Alhamdulillah kedua program itu sampai sekarang masih
tetap eksis dan memberikan kemanfaatan bagi masyarakat.

Kepengurusan yang semakin solid dan tuntutan da’wah yang semakin berkembang, mendorong
pengurus Yayasan merancang program pendidikan formal. Dimulai dengan mengadakan seminar
nasional yang bertema pendidikan, pengajian akbar sekaligus sosialisasi dan penggalangan
dukungan masyarakat sebanyak dua kali, maka atas ijin Allah dan dukungan dari segenap tokoh
masyarakat Bagik Nyala dan pemerintah, pada tanggal 18 Juni 1998 berdirilah MI NW bagik
Nyala. Dan SMA DANA Boarding School Plus .Plus yang dimaksudkan adalah Program wajib
Kajian Kitab Salafiyah.bagi seluruh siswa.

Pada tahun ajaran 2007/ 2008, RA DANA Boarding School Plus masih menerapkan sistem ganda
yaitu sistem full day school dan sistem boarding ( siswa tinggal diasarama ). Berdasarkan
evaluasi efektifitas dan hasil pembelajaran selama satu tahun dan keinginan yang kuat dari para
pengurus Yayasan, maka mulai tahun ajaran 2008/2009 diputuskan hanya menggunakan satu
sistem yaitu sistem Pondok Pesantren. Semua siswa tanpa kecuali wajib tinggal diasrama. Mulai
tahun inilah kerangka pendidikan Sistem Pondok Pesantren Darun Najihin (PPDN ) Bagik Nyala
mulai dimantapkan dengan program istimewa dan unggulan dengan tanpa mengabaikan program
pendidikan formal yang telah ada .Bahkan dalam proses kegiatan belajar mengajar semua
program dirancang secara terpadu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.oleh
PPDN Bagik Nyala.

Dengann tujuan yang jelas dan sistem pendidikan yang baik dan terpadu, serta dukungan penuh
dari Yayasan, dibawah kepemimpinan sekarang Ustadz H.Muh.Marjan Nur, SH.,MH, sebagai
Pimpinan Pondok Pesantren, Ustadz H.A.MUKTAMIRIN NUR, S.Ag.,M.Pd sebagai Kepala
Kepesantrenan, dan Drs.H.Moh.Sarjan Nur, M.Pd, sebagai Kepala SMA, Alhamdulillah, banyak
kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh PPDN Bagik Nyala baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Kemajuan-kemajuan itu meliputi :

1. Kajian Kitab Kuning mayoritas santri terus meningkat. Dalam hal prestasi beberapa kali
santri-santri Ibnu Abbas meraih juara dalam lomba Qiroatil kutub tingkat Nasional.
2. Prestasi akademik santri yang terus meningkat bahkan dalam beberapa kesempatan lomba
beberapa santri meraih juara.
3. Secara kuantitas dan kualitas input santri PPDN Bagik Nyala semakin bertambah dan
semakin baik setiap tahunnya.
4. Sarana prasarana pendidikan terus dikembangkan baik dari segi bangunan maupun sarana
pembelajaran.
5. Antusiasme dan akseptabilitas masyarakat terus meningkat dari seluruh wilayah di
Indonesia.
Demikian sejarah singkat Yayasan Pondok Pesantren Darun Najihin Bagik Nyala. Kemajuan-
kemajuan yang telah diraih adalah berkat pertolongan Allah , dukungan masyarakat dan
pemerintah, serta upaya yang sungguh-sungguh dari seluruh pengurus Yayasan dan Sivitas
Akademika. Namun ini semuanya belumlah cukup. Karena cita-cita indah dan mulia yang ingin
diwujudkan masih banyak yang belum terealisir dan laju perjuangan ini tentu saja tidak akan
berhenti sampai disini. Perjalanan sejarah PPDN Bagik Nyala masih panjang dengan kerja-kerja
besar yang harus diselesaikan.Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan dan
pertolonganNya kepada hamba-hambaNya yang selalu ikhlas berjuang menggapai ridhoNya.

III. LANDASAN GERAK DAN PERJUANGAN

Pondok Pesantren Darun Najihin NW ( PPDN ) Bagik Nyala, didirikan dengan niatan ikhlas
sebagai ladang amal yang diridhoi Allah, digerakkan diatas landasan ideal yang kokoh yaitu :

1. Al Qur’anul Karim
2. Al Hadits
3. Manhaj Ahlussunah wal Jama’ah.

Sementara itu dalam gerak pengelolaan dan operasionalnya dipandu dengan visi, misi, nilai-nilai,
dan filosofi pendidikan yang jelas.

VISI

Terdepan dalam mencetak generasi Qur’ani pengemban risalah Islam berkafaah ilmiah dan
amaliyah tinggi.

MISI

1. Melaksanakan Pembelajaran Saint dan Teknologi yang Berbasis Al Quran

2. Membangun Karakter Islam yang Mengedepankan Akhlak Qur’aniyah

3. Menyiapkan Kader Dakwah yg Tangguh

4. Melakukan Pembelajaran Al Quran yang Terpadu.

NILAI-NILAI

1. Ikhlas,

2. Itqon,

3. Ihsan

4. Ihtirom,
5. Ihtimam

FILOSOFI PENDIDIKAN

1. Ubudiyah

2. Khilafah

3. Adil

4. Ahsan

5. Ma’uliyah.

MOTTO KEPENGASUHAN

Duapuluh empat jam mengasuh dengan hati dan keteladanan.

IV. SISTEM PENDIDIKAN DAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Pondok Pesantren Darun Najihin NW ( PPDN ) Bagik Nyala adalah lembaga pendidikan yang
memadukan sistem pendidikan salafiah ( tradisionil ) dengan sistem pendidikan modern yang
berkembang saat ini. Dalam proses pembelajarannya diterapkan sistem formal dan non formal
yang terpadu.

Implementasi sistem formal dalam kegiatan belajar mengajar diwujudkan dalam bentuk
pembelajaran dengan sistem klasikal dan sistem talaqi.

SISTEM KLASIKAL

diselenggarakan selama lima hari dalam satu pekan. Santri mengikuti Kegiatatan Belajar
Mengajar di kelas mulai pukul 07.30 – 14.05 WIB, dengan kurikulum Diknas ( KTSP ) untuk
materi-materi pelajaran umum dan materi-materi pelajaran Diniyah kurikulum pondok. . Dalam
sistem klasikal ini pembelajaran dikemas dengan metode Contextual Learning ( CTL ) dan
sebagian dengan Moving Class.

SISTEM TALAQI

Diimplementasikan dalam pembelajaran Qira’atul Qutub. Dalam sistem ini para santri dibagi
kedalam halaqoh-halaqoh .Tiap halaqoh beranggotakan 15 orang yang diampu oleh satu ustadz
atau ustadzah .Materi talaqi meliputi ziadah dan murojaah.

 ZIADAH

kegiatan menghafal dan setoran hafalan baru yang dilaksanakan dipagi hari ba’da subuh sampai
jam 6.30 WI.
 MUROJAAH

aktivitas mengulang hafalan yang sudah disetorkan agar tidak hilang. Murojaah dilakukan setiap
sore ba’da sholat ‘Asar sampai jam 16.30 WIB.

SISTEM NON FORMAL

adalah aktivitas pembelajaran yang diselenggarakan di luar pembelajaran formal dan biasanya
dilakukan diluar kelas. Pembelajaran non formal ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan
antara teori dan praktik yang menjadi ciri khas PPDN Bagik Nyala. Melalui kegiatan ini, ilmu
yang diperoleh dari kelas langsung bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Tujuannya, selain
untuk mempraktikkan juga menambah dan menguatkan ilmu para santri. Kegiatan-kegiatan non
formal yang ada di PPDN Bagik Nyala meliputi :

1. Organisasi Santri Darun Najihin ( OSDANA ) . Merupakan wadah bagi santri untuk
berlatih organisasi dan kepemimpinan. Di PPDN Bagik Nyala antara OSDANA putra dan
OSDANA putri dipisah.
2. Muhadharah sebagai wadah latihan ketrampilan berpidato atau orasi dalam bahasa Arab
dan Inggris.
3. Tasmi’ sebagai media bagi santri menampilkan kelancaran hafalan dengan cara disimak
oleh santri yang lain.
4. Tajwidul Lughoh merupakan kegiatan praktik berbahasa arab terbimbing dimaksudkan
agar santri dapat mengasah kelancaran percakapan bahasa Arab mereka sehari-hari.

5. Tajwidul Mufrodat merupakan aktivitas pengayaan kosa kata bahasa arab secara
berkelompok.
6. Ekstrakurikuler dilaksanakan serentak setiap hari sabtu. Ada bermacam macam
ekstrakurikuler yang dapat diikuti santri yaitu ; Khot, Qiroah, Nasyid, KIR, Jurnalistik,
Broadcasting, dan Pramuka SIT.
7. Mentoring merupakan bimbingan khusus yang diberikan kepada para santri untuk
membentuk kepribadian Islam.

Sistem formal dan nonformal diiatas diprogramkan dan dipraktekkan secara terpadu, sehingga
semua materi merupakan satu kesatuan yang utuh.

Semua Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) dilakukan dengan jadwal yang rapi , terintegrasi, dan
rinci seperti dibawah ini.

JADWAL KEGIATAN HARIAN SANTRI

N0 JAM KEGIATAN
1 03.30 – 05.00 Qiyamul lail ,Sholat Subuh, Dzikir ma’tsurot
2 05.00 – 06.30 Qiro’atul Qur’an ( menambah dan menyetor hafalan )
3 06.30 – 07.30 Mandi, makan, persiapan sekolah.
4 07.30 – 14.05 Kegiatan Belajar Mengajar Klasikal
5 14.05 – 15.00 Istirahat / Ekstrakurikuler
6 15.00 – 16.30 Sholat Asar dan Qira’atul Qutub ( mengulang hafalan )
7 16.30 - 17.30 Kegiatan mandiri dan MCK
8 17.30 – 18.30 Dzikir ma’tsurat, sholat maghrib, dan tazwidullughoh.
9 18.30 – 19.00 Makan malam
10 19.00 – 20.00 Sholat Isya’ , tilawah Al-Qur’an, persiapan belajar malam
11 20.00 – 21.30 Belajar malam terbimbing
12 21.30 – 22.00 Tazwidul mufrodat dan persiapan tidur
13 22.00 – 03.30 Tidur malam

V. KURIKULUM PENDIDIKAN

Kurikulum yang dipakai di PPDN Bagik Nyala ada 2 yaitu Kurikulum Diknas dan Kurikulum
Diniyah (Depag).

KURIKULUM DIKNAS.

Kurikulum DIKNAS adalah kurikulum perpaduan antara kurikulum Departemen Pendidikan


Nasional ( KTSP ) dengan kurikulum Diniyah yang disusun secara mandiri oleh PPDN Bagik
Nyala. Adapun struktur kurikulum itu adalah sbb :

STRUKTUR KURIKULUM

PONDOK PESANTREN DARUN NAJIHIN( PPDN )

BAGIK NYALA

TAHUN PELAJARAN 2009/ 2010

NO MATA SEMESTER GASAL SEMESTER GANJIL


PELAJARAN Kelas & Alokasi Kelas & Alokasi Waktu
Waktu
VII VIII IX VII VII IX
1 TAFSIR 2 2 2 2 2 -
2 TAJWID 1 1 1 1 1 -
3 AKIDAH-AKHLAK 2 2 2 2 2 -
4 FIQIH 2 2 2 2 2 -
5 HADITS 2 2 2 2 2
6 TSAQOFAH 2 2 2 2 2 -
ISLAM
7 BHS.ARAB 4 4 4 4 4 6
8 BHS.INDONESIA 4 4 4 4 4 6
9 MATEMATIKA 5 5 5 4 4 8
10 IPA 4 4 4 4 4 8
11 BHS.INGGRIS 4 4 4 4 4 6
12 IPS 4 4 4 4 4 4
13 PKn 2 2 2 2 2 2
14 TIK 2 2 2 2 2 2
15 SBK 1 1 1 1 1 1
16 LIFE SKILL 1 1 1 1 1 1
17 PENJASKES 2 2 2 2 2 2
JUMLAH JAM 44 44 44 44 44 46

Penerapan kurikulum kedalam kegiatan belajar mengajar selama satu tahun mengikuti Kalender
Pendidikan ( Kaldik ) dari Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Timur. Pelaksanaan Test
Semester Gasal dan Genap, kenaikan kelas, dan kelulusan diprogram sesuai dengan Kaldik
Diknas. Sementara waktu dan jam efektif belajar santri disusun berdasarkan kebijakan pimpinan
PPDN Bagik Nyala.

VI. SUMBER DAYA MANUSIA

Jenis dan jumlah sumber daya manusia yang terlibat dalam pengelolaan dan pelaksanaan
operasional seluruh program PPDN Bagik Nyala tercermin dari struktur kepengurusan dan tabel
berikut ini :

STRUKTUR PENGELOLA DARUNN NAJIHIN

1. Drs.H.Muh.sarjan Nur
1 DEWAN PEMBINA 2. Ust.H.Abdul Wahab, A.Ma
3. TGH.Khairuddin Arrifa’i
2 PIMPINAN H.A.MUKTAMIRIN NUR, S.Ag.,M.Pd
3 KEPALA KESANTRIAN Ust. SAMSUL HADI, M.Pd,
4 SEKRETARIS ZULKIFLI, SE
5 BENDAHARA Ust. SAMSUL HADI, M.Pd
6 SARANA PRASARANA MUH. ISHLAHUL WATHONI, S.Ag
7

X. PENUTUP
Demikian pemaparan kami mengenai profil Pondok Pesantren Darun Najihin NW Bagik
Nyala.Semoga dapat memberikan informasi yang jelas bagi Departemen Agama dan pihak-pihak
lain yang terkait. Kami sudah memulai dan melangkah untuk mewujudkan pendidikan Islam
yang maju dan berkaulitas lewat Pondok Pesantren Darun Najihin NW Bagik Nyala yang kami
kelola. Kami mempunyai komitmen yang kuat untuk maju dan terus berkembang mendidik
generasi Al Qur’an yang memiliki ilmu amaliyah dan kafaah ilmiah yang tinggi. Kami berharap
kelak generasi ini akan menjadi pemimpin-pemimpin umat yang bisa mewujudkan Islam yang
Rahmatan lil ‘alamin. Maka besar harapan kami Departemen Agama berkenan mendukung dan
membantu PPDN Bagik Nyala dengan memberikan Surat Ijin Operasional Pondok Pesantren
(SIOP), Nomor Statistik Pondok Pesantren ( NSPP ) dan bantuan pembinaan SDM maupun
pengembangan sarana prasana pembelajaran. Sukron jazakumullahu khoiron katsiron .

Bagik Nyala, 27 Januari 2011

Pimpinan Pontren Darun Najihin NW Bagik Nyala

Ustdz. H.A.MUKTAMIRIN NUR, S.Ag.,M.Pd

Nomor : 0045/PPDN/I/2011

Lampiran : 1 (satu) Berkas Proposal

Perihal : Permohonan izin Oprasional Pondok Pesantren

KEPADA YTH.

Kepala kantor KEMENTRIAN Agama

kABUPATEN lOMBOK tIMUR

Di

SELONG

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Salam sejahtera teriring do’a kami sampaikan semoga Bapak senantiasa sehat wal’afiat dan
dalam lindungan Allah SWT, sehingga dapat menjalankan aktivuitas tanpa hambatan yang
berarti. Selanjutnya berdasakan hasil musyawarah pada dewan pengurus Ponpes Darun Najihin
yang membawahi Sekolah dan madrasah, beserta tokoh masyarakat setempat dihasilkan
kesepakatan bahwa proses pembelajaran yang sudah berjalan sejak tahun 1992 termotivasi untuk
terselenggaranya Pendidikan yang ditetapkan proses pelaksanaanya dengan Kurikul Diknas dan
Depag untuk mendapatkan persetujuan secara resmi dalam proses pembelajarannya.
Selanjutnya kami memohon pada bapak untuk menerbitkan izin operasional penyelenggaraan
Pondok Pesantren yang bertempat di Bagik Nyala. Atas segala perhatiannya kami ucapkan
terimakasih.

Wallohul Muaffiqu Wal hadi Ila sabilirrosyad

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Bagik Nyala, 27 Januari 2011

Ketua Ponpes DARUN NAJIHIN

Ustdz. H.A.MUKTAMIRIN NUR, S.Ag.,M.Pd

PROPOSAL PENDIRIAN PONDOK PESANTREN TAHFIDZ AL QUR'AN


“NURUM MUBIN”

PROYEK PROPOSAL
PENDIRIAN PONDOK PESANTREN
TAHFIDZ AL QUR'AN “NURUM
MUBIN”

NAMA KEGIATAN
Pendirian Ma’had Pendidikan dan Dakwah Islamiyah “Nurum Mubin”.

LATAR BELAKANG
Kemajuan zaman (teknologi[1] informasi) yang telah terjadi dewasa ini, tidak serta merta
menjadikan akhlak dan pengetahuan agama seseorang semakin menjadi baik. Bahkan, kemajuan
teknologi yang ada sekarang telah banyak disalahgunakan untuk kepentingan yang merusak jati
diri manusia itu sendiri sebagai makhluk yang beradab, bahkan merusak tatanan agama yang
telah disyari’atkan oleh sang pemilik kehidupan ini.
Akibat yang terjadi adalah kita sulit mendapatkan anak-anak pada usia tujuh sampai dua
belas tahun yang mampu mempelajari dan menghapal al Qur’an dengan baik dan benar, apalagi
mau mengamalkan kandungan yang ada di dalamnya. Bahkan anak-anak tersebut sudah sangat
jarang mengenal siapa saja tokoh-tokoh pejuang Islam dikalangan para sahabat, tabi’in, tabi’ut
tabi’in dan generasi-generasi sesudahnya. Mereka lebih mengenal nama-nama pemeran film
anak ataupun kartun seperti Sponge Bob, Transformers, Doraemon, Dragon Balls, Naruto dan
masih banyak lagi yang lainnya. Lebih parahnya lagi adalah menjadikan mereka semua (bintang
film tersebut) sebagai idolanya, sehingga semua tingkah lakunya mengikut apa-apa yang telah
mereka perankan. Anak-anak pada zaman ini tidak lagi menjadikan tokoh-tokoh dan para
pejuang Islam sebagai idola mereka, bahkan meskipun itu Rasulullah .
Terutama sekali pada anak-anak yang telah memasuki masa puber (antara usia 13-21 tahun,
atau mereka yang telah duduk di bangku SMP, SMA maupun Mahasiswa). Anak-anak tersebut
lebih senang menjalani aktifitas yang cenderung melalaikan (sia-sia) dan merusak jati diri dan
agamanya. Mereka lebih senang menghabiskan waktu dengan cara berkumpul bersama teman-
teman sebayanya tanpa ada tujuan yang jelas, membicarakan perkara-perkara yang tidak
bermanfaat (bahkan ghibah) dan mengadakan berbagai bentuk kegiatan dan permainan yang
melalaikan. Mereka berlama-lama duduk di depan layar kaca, menghadiri konser musik dan
acara hiburan lainnya, mencari hubungan pertemanan melalui Facebook, Twitter maupun
Chating. Bahkan yang lebih parah lagi adalah mereka telah masuk dalam pergaulan bebas yang
dapat membahayakan diri dan masa depan mereka sendiri.
Ini semua terjadi karena biasanya orangtua cenderung bersikap acuh tak acuh terhadap
kemampuan dan perkembangan agama yang ada pada anak-anak mereka. Para orangtua lebih
senang jika anak-anaknya berprestasi dalam hal pendidikan umum ataupun bentuk karya yang
lainnya. Dan untuk mendapatkan maksud tersebut para orangtua mau berusaha mati-matian,
bahkan rela mengorbankan apa saja yang mereka miliki. Jika maksud yang diinginkan itu
berbenturan dengan kepentingan agama, maka banyak diantara orangtua yang lebih
mendahulukan kepentingan pendidikan atau karya anak-anaknya. Contohnya adalah jika anak-
anak sedang belajar untuk menghadapi ujian, kemudian tiba waktu sholat maka banyak orangtua
yang berkata, “Sementara ini tidak usah shalat dulu gak papa, yang penting belajar yang baik
biar nanti nilainya bagus dan bisa lulus ujian!”
Orangtua lebih banyak menomorduakan masalah agama dan hal-hal yang berhubungan
dengan agama. Bahkan dewasa ini banyak diantara orangtua yang terjebak dengan sistim
pendidikan serta pola pikir orang-orang barat dan kaum misionaris, yang notabene mereka ingin
menjauhkan generasi muda Islam dari ajaran agama yang mulia ini, atau setidak-tidaknya
menghilangkan jati diri keislaman pada diri pemuda-pemudi muslimin.
Paham kebebasan dan hak asasi yang selama ini mereka gembar-gemborkan telah
menghancurkan sendi-sendi moral dan agama kita. Sedikit demi sedikit mereka telah menarik
pemuda pemudi muslim untuk mengikuti pola pikir dan cara hidup mereka. Bahkan untuk
keperluan itu mereka mampu memberikan pendidikan secara gratis (biasiswa) kepada generasi
muda Islam untuk disekolahkan di sekolah-sekolah luar negri seperti Amerika, Inggris, Belanda,
Swedia, Australia, Jerman dan berbagai negara kristen lainnya, dengan salah satu tujuannya
adalah meracuni pola pikir pemuda kita.
Hasilnya adalah meskipun para pelajar yang lulus dari negeri kafir itu tetap ber KTP Islam,
namun pola pikir dan tindakan-tindakan yang mereka ambil jauh dari nilai-nilai ke-Islam-an,
serta sangat membahayakan bagi eksistensi agama Islam itu sendiri. Anda semua tau bagaimana
sarjana-sarjana produk barat itu telah berkata, “Jilbab itu budaya orang-orang arab”, “Hak
waris antara wanita dan pria itu harusnya seimbang”, “Al Qur’an juga mengajarkan
pornografi”, “Perempuan boleh menjadi Imam bagi kaum laki-laki”, “Muhammad  itu orang
juga, sehingga tidak akan terlepas dari kesalahan”, “Semua agama itu sama saja” dan berbagai
macam ungkapan lainnya yang bisa menyebabkan terlepasnya keimanan seseorang dari agama
yang mulia dan yang paling benar ini.
Allah  berfirman;

            
           
         

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti
agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan
sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu,
maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Al Baqarah [2] : 120)

Adanya pola pikir dan pendidikan yang demikian membentuk karakter anak yang brutal
dan susah terkendali, sehingga mereka mempunyai sifat egois yang tinggi, mudah tersinggung,
melalai-lalaikan bahkan meremehkan masalah agama, bersikap masa bodoh, tidak mau diatur,
dan berbagai sifat yang buruk lainnya. Lebih parahnya lagi adalah dengan sebab kebodohan dan
ketidakpedulian ummat muslim akan masalah agamanya, banyak anak-anak sekarang yang sudah
tidak mempunyai adab (akhlak) lagi kepada orangtuanya. Anak-anak tersebut mulai berani
membantah perkara ma’ruf yang diperintahkan orangtuanya, bahkan banyak diantara mereka
yang mulai berani melawan atau bahkan dengan tega menyakiti maupun membunuh orangtuanya
sendiri (akibat permintaannya tidak dituruti).
Selain akibat dari kurangnya perhatian orangtua atas perkara agama dan akhlak, pola fikir
dan sifat yang demikian juga terbentuk akibat salah dalam memilih lingkungan dan teman
pergaulannya. Padahal teman dan lingkungan merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam
pembentukan karakter dan akhlak anak-anak. Demikian juga dukungan mass media dan
pengaruh pola pikir barat (melalui LSM, seminar-seminar, media masa dan lain sebagainya) yang
notabene ingin merusak akidah dan akhlak generasi muda Islam, semakin memperparah
rusaknya generasi ummat dewasa ini.
Allah  telah mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya mendidik anak dan
mengarahkan mereka agar memilih teman-teman yang baik, serta siapa-siapa saja yang harus dan
layak kita gauli;

         
           
  

“Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka


tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan
menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang
yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” (Al An’am [6] : 68)
         
             
 

“Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda
gurau[2], dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-
Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya
sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at selain daripada
Allah…..”
(Al An’am [6] : 70)

       

“Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari
pada orang-orang yang bodoh.” (Al A’raaf [7] : 199)

Rasulullah  sendiri telah memberikan nasehat kepada kita agar mampu menjadi pribadi
muslim yang baik. Abu Hurairah  berkata, telah bersabda Rasulullah , “Tanda-tanda baiknya
keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (HR Tirmidzi)
Pada hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda, “Seseorang tidak akan sampai pada
derajat taqwa sebelum ia meninggalkan perkara yang tidak berguna karena khawatir berbuat
sia-sia.”
Adanya degradasi moral yang sudah begitu parah ini menyebabkan beralihnya kebiasaan
dan kesenangan anak-anak serta para remaja muslim, dari senang berlama-lama membaca Al
Qur’an menjadi senang berlama-lama membaca koran dan majalah atau melihat TV/bioskop;
dari senang menghadiri majelis-majelis ta’lim menjadi senang mencari dan menghadiri acara-
acara hiburan (seperti konser, pesta-pesta atau perayaan, diskotik atau acara pertemanan); dari
senang menolong dan mengutamakan (itsar) sesama menjadi senang membuat susah orang lain
(dengan cara meng”ghibah”, menfitnah, menjatuhkah dan berbagai tipu daya lainnya); dari
senang menyedekahkan hartanya di jalan Allah menjadi senang membelanjakan dan
menghambur-hamburkan uangnya.
Ini adalah sebagain kecil dari berbagai macam penyimpangan moral dan akhlak yang
sudah begitu akut dan telah menjangkiti generasi ummat Islam dewasa ini. Maka sudah
sewajarnya jika pada masa sekarang ini kemampuan anak dalam memahami Al Qur’an sangat
rendah, apalagi untuk mau menghapalkan dan mengamalkan isinya. Sehingga yang akan terjadi
adalah lambat laun agama Islam hanyalah tersisa namanya saja, dan Al qur’an hanya tersisa
tulisannya saja. Dan ini mulai terbukti dimana sangat banyak dikalangan orang Islam sendiri
yang tidak mengerti apa itu Islam, meninggalkan sebagian (ataupun seluruhnya) ajaran Islam,
bahkan mulai banyak yang berani menentang dan mempertanyakan kebenaran ajaran Islam.
Mereka mulai ragu dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama Islam.
Ini sangat sesuai dengan apa yang telah diberitakan oleh Rasulullah  dalam kitab Al
Misykat;

‫سيأتى على الناس زمان ليبقى من السلما إل اسمه ول من القرآن إل رسمه‬


Artinya; “Akan datang suatu zaman bahwa tidak akan tersisa Islam kecuali namanya saja
dan tidak pula Al Qur’an kecuali tulisannya saja.”
Dikalangan anak-anak, para remaja, orang-orang dewasa bahkan sampai pada orang tua,
banyak yang belum bisa membaca Al Qur’an dengan baik dan benar (mengerti hukum-hukum
tajwid dan mengamalkan tanda baca dan waqafnya). Kemampuan membaca mereka hanya
sekedar mampu membedakan huruf-hurufnya saja, atau hanya mampu membaca Al Qur’an
dengan terbata-bata, bahkan ada yang sama sekali tidak bisa membedakannya (membaca).
Mereka membaca Al Qur’an dengan terbata-bata dan sama sekali tidak memperhatikan
makhrojul huruf dan maad bacaan Al Qur’an serta tanda-tanda waqafnya. Itupun masih bisa
dikatakan lumayan karena mereka masih mau membaca Al Qur’an. Dan banyak pula diantara
orang-orang Islam yang sama sekali tidak mau (peduli) membaca Al Qur’an, padahal hak Al
Qur’an itu minimal dihatamkan dua kali dalam setahun[3]. Penyusun Majma’ (dalam Kitab
Fadhilah Al Qur’an, oleh Syekhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandhalawi rah.)
telah mengutip babarapa hadits dari Rasulullah  yang diantara isinya adalah barangsiapa
mengkhatamkan Al Qur’an dalam empat puluh hari, maka sungguh ia telah berlambat-lambat
(dalam agama).
Yang paling baik adalah menghatamkan Al Qur’an dalam masa tiga hari ataupun tujuh
hari, kemudian disertai dengan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Inilah yang
menjadi kebiasaan para sahabat, tabi’in dan para shalihin. Mereka menghatamkan Al Qur’an
setiap pekan, dimulai pada hari jum’at dan akan selesai (khatam) pada hari kamis. Malam hari
mereka sibukkan dirinya dengan membaca dan merenungi makna Al Qur’an, kemudian pada
siang harinya mereka disibukkan mengamalkan apa-apa yang terkandung di dalam Al Qur’an.

“Wahai Ahli Al Qur’an, jangan jadikan Al Qur’an sebagai bantal, dan bacalah
dengan sungguh-sungguh pada siang dan malam, sebarkanlah ia, dan bacalah ia
dengan suara yang merdu. Renungkanlah isinya agar kamu beruntung, dan
janganlah kamu meminta disegerakan upahnya (di dunia), karena sesungguhnya
ia memiliki ganjaran (di akherat).”
(HR Baihaqi, dalam kitab Syu’bul Imaan. Diriwayatkan oleh Ubaidah Al Mulaiki ,
dari Rasulullah )

“Orang-orang dulu memahami Al Qur’an itu sebagai firman Allah , sepanjang malam
mereka bertafakkur dan tadabbur Al Qur’an, dan sepanjang siang mereka sibuk
mengamalkannya. Sedangkan kalian (hanya) memperhatikan huruf fathah dan dhammahnya
saja, tanpa menganggapnya sebagai firman Allah , sehingga tidak bertafakkur dan bertadabbur
atasnya.”
(Hasan Basri rah.)

Ini merupakan salah satu bagian dari beberapa penyebab yang menjadikan ummat ini
semakin rusak dan melemah. Kita semua tahu bagaimana kondisi anak-anak dan pemuda pemudi
Islam dewasa ini!? Kehancuran akhlak, kebobrokan moral, menjadi anak yang cengeng dan
manja, tidak punya pendirian dan jati diri, serta suka akan berbagai bentuk permainan dan hura-
hura, merupakan beberapa hal dari sekian banyak penyakit yang telah menjangkiti generasi
ummat Islam. Dan semua itu berawal dari ditinggalkannya Al Qur’an sebagai pegangan hidup
dan penyelamat masa depannya.
Imam Malik bin Anas rah telah meriwayatkan di dalam kitab beliau ‘Al Muwaththa’,
sesungguhnya telah sampai berita kepadanya bahwa Rasulullah  bersabda, “Aku tinggalkan di
tengah-tengah kalian dua perkara yang mana kalian sekali-kali tidak akan pernah tersesat
selama kalian berpegang teguh pada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya.” (HR
Imam Malik, di dalam Al Muwaththa’, Bab Larangan Membicarakan Perihal Taqdir, hal 702)

“Aku tinggalkan pada kalian dua nasehat, yang satu berbicara dan yang lainnya diam. Yang
berbicara adalah Al Qur’an dan yang diam adalah mengingat maut.”

Dari Abu Najih al-'Irbadh bin Sariyah , katanya: "Pada suatu hari setelah shalat shubuh,
Rasulullah  pernah memberikan nasehat kepada kami dengan sebuah nasehat yang amat
menyentuh hingga membuat air mata berlinangan dan hati bergetar. Karenanya ada seseorang
berkata: ‘Sesungguhnya nasehat ini merupakan ucapan selamat tinggal, karena itu kepada
apakah engkau mengajak kami wahai Rasulullah?’
Rasulullah  menjawab, ‘Saya wasiatkan kepada kalian, hendaklah kalian semua
bertaqwa kepada Allah, juga harus mendengarkan dan mentaati pemimpin (Amir) walaupun
yang memerintah kalian itu seorang hamba sahaya dari Habsyi. Kerana sesungguhnya
barangsiapa yang masih (dikaruniai) hidup panjang di antara kalian (setelahku), ia akan
melihat berbagai perselisihan yang banyak sekali. Maka dari itu hendaklah engkau semua
berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang memperoleh
petunjuk (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali ). Gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi-gigi
geraham kalian (yakni berpegang teguhlah padanya sekuat-kuatnya). Dan jauhilah olehmu
semua dari melakukan perkara-perkara yang baru, kerana sesungguhnya yang demikian itu
adalah sesat." (HR Imam Abu Dawud dan Tirmidzi)
Ketika berbagai macam penyakit telah menggerogoti ummat ini, maka harus segera
dicarikan solusi dan obat yang tepat untuk menyembuhkannya. Jika tidak, maka penyakit-
penyakit tersebut akan semakin parah dan sulit untuk disembuhkan. Begitu juga ibaratnya hati
setiap manusia, jika manusia berbuat satu kemaksiatan (dosa), maka akan terbentuk satu titik
hitam yang menempel lekat di dalam hati. Jika ia sungguh-sungguh bertaubat maka titik hitam
itu akan menghilang. Namun jika mereka berbuat kemaksiatan lagi maka titik hitam yang
berikutnya juga akan menempel, dan begitulah seterusnya hingga semua titik hitam tersebut akan
menutupi seluruh hati manusia (seiring dengan bertambahnya perbuatan maksiat yang mereka
kerjakan), sehingga hati menjadi keras dan berkarat.
Akibatnya adalah manusia sudah tidak mempunyai kemampuan lagi untuk melaksanakan
perintah-perintah Allah  dan menjauhi segala larangan-Nya, tidak ada lagi perasaan benci atas
perbuatan mungkar walaupun itu dilakukan di depan matanya (bahkan dirinyapun turut larut
dalam perbuatan mungkar tersebut), tidak bisa membedakan lagi mana yang makruf dan mana
yang mungkar, tidak mau (sulit untuk) berbuat kebaikan dan hatinya selalu cenderung pada
kemaksiatan.
Allah  telah menerangkan perbuatan mereka yang telah saya sebutkan di muka dengan
firman-Nya;

         


“Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati-
hati mereka.” (Al Muthaffifiin : 14)
Mudah-mudahan Allah  melindungi diri kita dari perkara yang demikian, amiin.
Selain dari pada itu, orang yang tidak terdapat Al Qur’an di dalam hatinya maka akan
sangat sulit untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan yang ma’ruf. Mereka akan selalu terpuruk
dan terjerumus dalam lembah kemaksiatan, dan sulit untuk keluar daripadanya. Tiadalah
kebaikan yang tersisa di dalam hatinya kecuali kalimat Tuhannya “Laa ilaaha illallaah”.
Bagaikan rumah kosong yang di dalamnya tidak menyisakan barang-barang apapun sebagai
keperluan hidup dalam berumah tangga, kecuali hanya tinggal bangunan rumahnya saja. Dan
sungguh… orang yang menjadi penghuni rumah kosong tersebut sangat jauh dari kebahagiaan
dan ketentraman, dan bahkan yang terjadi adalah sebaliknya, para penghuninya lebih dekat pada
kehinaan dan kebinasaan.

Dari Ibnu Abbas , telah bersabda Rasulullah , “Sesungguhnya orang yang di dalam hatinya
tiada sedikitpun dari Al Qur’an adalah seperti rumah yang kosong.” (HR Tirmidzi)

Dan salah satu cara untuk menghapus titik-titik hitam yang sudah melekat kuat di dalam
hati adalah dengan memperbanyak membaca, bertafakkur dan bertadabbur akan kandungan yang
terdapat di dalam Al Qur’an. Inilah kabar yang telah diberitakan oleh Allah  dan telah
disampaikan Rasulullah , serta merupakan salah satu cara yang paling mujarab yang dapat
dilakukan untuk menyembuhkan penyakit ummat yang sudah sedemikian parah (berkarat) ini.

         
   

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman.” (Yunus : 57)

Dari Ibnu Umar , telah bersabda Rasulullah , “Sesungguhnya hati itu berkarat
sebagaimana besi berkarat jika terkena air.” Tanya sahabat, “Apa pembersihnya ya Rasulullah?”
Beliau bersabda, “Banyak mengingat maut dan membaca Al Qur’an.” (HR Baihaqi)
Kalau kita hanya berpangku tangan melihat semua penderitaan, kehinaan dan keruntuhan
ummat ini, maka tunggulah saat terjadinya kehancuran agama yang sangat kita cintai ini. Akan
terjadi fitnah besar yang segera menimpa ummat ini atas kelalaian akan tugas dan
tanggungjawabnya untuk menjaga, menyebarkan dan mengamalkan ajaran Al Qur’an. Para
pemimpin akan berbuat semena-mena, rakyat banyak yang tertindas dan berbuat anarkis, korupsi
merajalela, kemaksiatan terjadi merata dimana-mana, semua orang akan berlaku seenaknya
sendiri (dengan dalih kebebasan), anak-anak tidak lagi menghormati orang tua dan orang tuapun
tidak menyayangi anak-anak, para ulama’ tidak ditempatkan sebagaimana mestinya (dimuliakan)
bahkan ajarannyapun dianggap sebagai mainan dan gurauan belaka, orang-orang berani
melakukan kemaksiatan secara terang-terangan, yang halal diharamkan dan yang harampun
banyak yang dihalalkan, serta masih banyak lagi berbagai macam bentuk fitnah yang sedang/dan
akan menimpa ummat ini.
Ibnu Abbas  telah berkata, ketika Jibril  turun menemui Rasulullah , maka ia
mengabarkan akan adanya banyak fitnah kepada beliau. Rasulullah  bertanya, “Bagaimana
jalan keluar darinya, wahai Jibril?”
Jibril menjawab, “Kitabullah.” (HR Razin, dalam kitab Ar Rahmatul Mahdah)
Dan semua bentuk fitnah tersebut sudah banyak yang terjadi di depan kita, dan bahkan
anda bisa mendengar dan juga bisa kita lihat dengan mata kepala sendiri. Berapa banyak ummat
muslim yang saat ini ditindas, dilecehkan, dihinakan, dijajah, dibunuh, diperkosa, harta benda
mereka dirampas, dan yang diusir dari kampung halamannya. Demikian juga fitnah-fitnah yang
terjadi diantara kaum muslimin sendiri seperti adanya sikap saling merendahkan satu dengan
yang lainnya, mencemooh, menghina, menghalalkan darah saudara seiman, berpecah belah,
timbulnya berbagai macam amalan (juga agama atau aliran baru) yang tidak pernah dicontohkan
oleh Rasulullah , bahkan sampai dengan munculnya banyak orang yang mengaku sebagai nabi
palsu. Bahkan mereka (orang-orang kafir) sangat berani menghina dan melecehkan nabi kita
Muhammad , yang mana tidak pernah terjadi ketika ummat ini dalam keadaan kuat dan
disegani.
Belum lagi fitnah-fitnah yang dengan sengaja telah disebarkan oleh kaum misionaris yang
ingin melemahkan dan menghancurkan agama Islam. Mereka telah merusak pola pikir, budaya
dan akhlak (moral) generasi Islam, bahkan mereka telah berani membuat hadits-hadits palsu, dan
yang terkini adalah membuat qur’an palsu dalam bahasa (tulisan) arab. Mereka telah
menyebarkan qur’an tersebut di kalangan masyarakat (Islam) awam dan masyarakat (awam)
menyangka bahwa itu adalah sama seperti Al Qur’an yang selama ini menjadi pegangan dan
rujukan kaum muslimin.
Bagaimana tidak … mereka (ummat Islam) tidak pernah menghapalkan Al Qur’an, tidak
mengerti isinya, tidak pernah mengajarkan kepada anak-anaknya mengenai Al Qur’an, tidak
mengerti bahasa arab, bahkan tidak bisa membaca Al Qur’an dengan baik dan benar. Dengan
kondisi pengetahuan dan kefahaman ummat Islam terhadap agamanya yang seperti ini,
bagaimana mungkin ummat ini bisa menjaga kemuliaan dan kehormatan agamanya!?

Dari Abu Musa Al Asy’ari  berkata, telah bersabda Rasulullah , “Sesungguhnya sebagian
dari mengagungkan Allah adalah memuliakan seorang muslim yang sudah tua, memuliakan
seorang penghapal Al Qur’an yang tidak melampaui batas dalam bacaan dan tajwidnya juga
tidak pernah meninggalkan baca Al Qur’an, dan menghormati pemimpin yang adil.” (HR Abu
Dawud, bab Tentang Memperlakukan Orang Lain Sesuai dengan Kedudukannya, Hadits Nomor
4843)

Maka jika ummat Islam tidak segera bangkit dan saling bahu-membahu untuk menegakkan
dan mengokohkan agama ini, mereka akan semakin terjerumus ke lubang kebinasaan dan
kehinaan yang paling dalam, serta akan semakin jauh meninggalkan agamanya. Dan kita hanya
tinggal menunggu waktu saja, bagaimana keruntuhan dan kehancuran ummat Islam ini akan
segera terjadi. Maka pantaslah jika Rasulullah  bersabda, “Akan datang suatu zaman bahwa
tidak akan tersisa Islam kecuali namanya saja dan tidak pula Al Qur’an kecuali tulisannya
saja.” Dan semuanya itu sudah mulai (banyak yang) terjadi di tengah-tengah kemerosotan dan
penderitaan ummat Islam.

‫ من ل يههتمما باهمر المسلمين فليس منهما‬:  ‫ قال رسوللا‬: ‫ قال‬ ‫عن حذيفة بن اليمان‬
Dari Hadzaifah bin Yaman  berkata, dari Rasulullah  bersabda, “Barangsiapa
tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, maka ia bukanlah termasuk
golongan mereka…”
(HR At Tahabrani, At Targhib Wat Tarhib)

Demikian ini merupakan kondisi nyata yang telah menimpa ummat Islam, yang berawal
dari ditinggalkannya ajaran Islam dan tidak mendakwahkan serta tidak mau menyebarkan Al
Qur’an. Maka pantaslah kala itu bahwa Imam Malik rah. telah memberikan arahannya untuk
mengembalikan kejayaan dan kewibawaan ummat ini dengan berkata;

‫لن يصلح أخر هذه المة إل ما أصلح أولها‬

“Tidak akan menjadi baik ummat (pada kurun atau abad) terakhir ini, kecuali dengan cara
perbaikan (seperti yang terjadi pada) ummat terdahulu.”

Jika ummat ini mau kembali kepada ajaran yang benar, mau mendakwahkan dan
menyebarkan Al Qur’an (mau mengusahakan agar Al Qur’an bisa wujud dalam hati setiap
ummat Islam), mau mengukuti jalan hidup orang-orang yang telah sukses (yaitu Rasulullah  dan
para sahabatnya), mau berlaku zuhud dan tidak cinta akan dunia, serta bersabar dalam
menghadapi segala kesulitan dan tidak mengharap untuk dimulyakan (dihormati) oleh orang lain,
maka kemuliaan dan kehormatan Islam akan kembali bersinar. Allah  akan kembali menolong
dan memuliakan ummat Islam, dan Allah  akan memasukkan rasa takut dalam hati-hati orang
kafir (terhadap Islam), dan mereka (orang-orang kafir) akan menghormati atau tunduk patuh di
bawah panji-panji Islam.

Dari Ubayy bin Ka’ab  bahwasannya ia berkata, telah bersabda Rasulullah ,


“Sampaikanlah berita gembira kepada ummat ini (bahwa mereka akan
memperoleh) kedudukan yang tinggi, kehormatan, pertolongan, dan kekuasaan di
muka bumi…” (HR Ahmad)

Jika hal tersebut di atas juga dilakukan oleh generasi ummat pada saat ini, akan menjadikan
ummat ini sebagai ummat yang berkualitas dan kuat. Al Qur’an akan hidup pada hati-hati setiap
orang yang beriman, sehingga mereka mampu menampakkan akhlak yang mulia,
mengembalikan moral yang telah tercabik-cabik, menghidupkan kembali amalan-amalan (dan
budaya) Islam yang selama ini telah menghilang, menjadikan orang-orang Islam sebagai pribadi-
pribadi yang Islami (Islam sejati) serta akan menjadi panutan bagi setiap orang (baik itu orang
kafir, apalagi kaum muslimin), dan puncaknya adalah akan banyak orang-orang di luar Islam
yang masuk (tunduk atau pasrah) ke dalam agama Islam secara berbondong-bondong,
sebagaimana telah terjadi pada zaman Nabi  dan para sahabat .

           
 
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, Dan kamu lihat manusia masuk
agama Allah dengan berbondong-bondong.” (An Nashr : 1-2)

Ini adalah sedikit alasan yang melatarbelakangi mengapa perlunya didirikan Ma’had
Pendidikan dan Dakwah Islamiyah, Nurum Mubin. Belum lagi adanya rencana yang telah dibuat
oleh kaum kristiani untuk mendirikan gereja di kampung ini (Sampangan), yang sekarang[4]
prosesnya sudah sampai pada tahap pembuatan pondasi, sehingga semakin memperparah kondisi
ummat Islam yang ada di sekitarnya. Mengingat berdasarkan sejarahnya, dahulu penduduk di
Sampangan 100% merupakan kaum muslimin. Namun akibat miskinnya keimanan, ketakwaan,
ilmu dan amal yang ada pada ummat Islam (di daerah Sampangan), program kristenisasi yang
telah dilakukan oleh kaum nasrani menyebabkan mereka berpaling dan melepaskan agama Islam.
Sekarang hanya tersisa 50% dari warga muslim yang ada di Sampangan. Umumnya alasan yang
mereka gunakan untuk meninggalkan agama Islam adalah disebabkan lemahnya ekonomi
(pangan, sandang, papan), masalah pendidikan bagi anak-anaknya, maupun dengan sebab
pernikahan. Dan kesemuanya itu berasal dari satu perkara pokok yang sangat fundamental, yaitu
akibat lemahnya akidah, keyakinan dan prinsip-prinsip dasar ke-Islaman.
Kami sangat berharap dengan terbentuknya ma’had Nurum Mubin ini, dapat membantu
dan memudahkan ummat Islam dalam memahami, menghapal serta mengamalkan ajaran-ajaran
yang terkandung di dalam Al Qur’an dan As Sunnah. Dan harapan kami yang terbesar adalah
semoga dengan adanya pondok pesantren ini mampu meningkatkan keimanan, keyakinan dan
ketakwaan semua ummat muslim, khususnya yang ada di sekitar pondok pesantren (dusun
Sampangan), dan juga mampu memberikan perkembangan pengetahuan serta pengalaman yang
lebih baik dan lebih banyak lagi akan agama Islam, serta untuk melindungi aqidah kaum
meslimin dari serangan dan pelecehan agama lain.
Selain daripada itu semua adalah untuk mewujudkan beberapa perkara yang dirasa sangat
penting demi kelangsungan hidup beragama, dan juga untuk kebahagiaan, ketentraman dan
kesuksesan ummat Islam itu sendiri, diantaranya;
 Menjaga kemurnian Al Qur’an dan Al Hadits serta ajaran-ajarannya dari penyimpangan-
penyimpangan yang telah dilakukan oleh kaum misionaris, orang-orang munafik dan para
penganut Islam Liberal. Mencetak generasi-generasi Islam yang hapal Al Qur’an dan Al
Hadits.
 Memberikan pemahaman yang benar mengenai Al Qur’an dan As Sunnah, sesuai dengan
petunjuk Rasulullah , para sahabat  dan para ulama’ rasyidiin.

 Untuk membumikan Al Qur’an dan As Sunnah pada setiap orang mukmin (khususnya
para hufadz Al Qur’an), sehingga bisa menjadi contoh kehidupan yang baik bagi kaum
muslimin (khususnya) dan orang-orang non muslim (umumnya). Menumbuhkan ruh
keislaman hingga mengakar kuat dalam hati-hati dan kehidupan kaum mu’minin.
 Mencetak kader-kader Islam yang rabbaniyah, berkualitas dan bertanggung jawab pada
diri dan agamanya.
 Membentuk kader yang mau memikirkan kelangsungan perkembangan agama Islam dan
kondisi ummat, yang dewasa ini semakin dilanda kemerosotan.
 Menciptakan kehidupan yang harmonis dan seimbang antara pemimpin (umara’) dan
rakyat, antara orang tua dan orang muda, antara orangtua dengan anak-anaknya, dan
antara alim ulama’ dengan ummat.

DASAR PEMIKIRAN
Pendirian Ma’had Nurum Mubin ini didasarkan pada firman-firman Allah  dan hadits-
hadits Rasulullah , sebagaimana yang akan kami sebutkan di bawah ini. Selain itu juga
mempertimbangkan akan besarnya fadhilah (keutamaan) dalam menghapal Al Qur’an dan Al
Hadits serta menuntut Ilmu. Dan yang terutama sekali adalah untuk siar Islam serta li i’laai
kalimatillah, sehingga dapat digunakan untuk mempersiapkan bekal dan sebagai tabungan masa
depan di akherat bagi orangtua, anak, pihak pengelola maupun kaum muslimin yang ikut
membantu terlaksanannya pendirian pondok pesantren ini.

         
   
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman.”(Yunus : 57)

           
   
“Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi
ilmu[5]. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.” (Al
‘Ankabuut : 49)

         


       
“Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali
turun saja?"; Demikianlah[6] supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya
secara tartil (teratur dan benar).” (Al Furqaan : 32)

      


“Atau lebih dari seperdua itu, dan bacalah Al Quran itu dengan tartil[7] (perlahan-lahan).”
(Al Muzzammil : 4)

Dari Utsman bin ‘Affan , sesungguhnya Rasulullah  bersabda, “Orang yang terbaik
diantara kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari, Abu
Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
Dari Umar bin Khaththab , telah bersabda Rasulullah , “Sesungguhnya Allah mengangkat
derajat beberapa kaum dengan Al Qur’an ini dan merendahkan yang lainnya dengannya pula.”
(HR Muslim)
Dari Ibnu Mas’ud , telah bersabda Rasulullah , “Barang siapa membaca satu huruf dari
Kitab Allah, maka baginya satu hasanah (kebaikan). Dan satu hasanah itu sama dengan sepuluh
kali lipatnya. Aku tidak mengatakan bahwa alif laam miim itu satu huruf, akan tetapi alif satu
huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” (HR Tirmidzi)
Dari Abu Hurairah , bahwa Rasulullah  bersabda, “Tidaklah berkumpul suatu kaum
dalam satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca kitab Allah, saling
mengajarkannya sesama mereka, kecuali diturunkan kepada mereka sakinah, rahmat menyirami
mereka, para malaikat akan mengerumuni mereka, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di
kalangan malaikat yang ada di sisi-Nya.” (HR Muslim, Abu Daud)
Dari Mu’adz al Juhani , sesungguhnya Rasulullah  bersabda, “Barangsiapa membaca Al
Qur’an dan beramal dengannya, maka pada hari Kiamat kedua ibu-bapaknya akan dipakaikan
mahkota yang sinarnya lebih bagus (terang) daripada sinar matahari, seandainya matahari itu
berada dalam rumah-rumah kalian di dunia. (Jika ibu-bapaknya saja memperoleh pahala
seperti itu) maka bagaimana menurut perkiraanmu pahala bagi orang yang mengamalkannya
sendiri?” (HR Abu Daud, bab Pahala Membaca Al Qur’an, Hadits nomor 1453)
Imam Thabrani rah. di dalam kitab Jam’ul Fawaid telah meriwayatkan hadits dari Anas ,
Rasulullah  bersabda, “Barangsiapa mengajarkan anaknya membaca Al Qur’an, maka dosa-
dosanya yang akan datang dan yang telah lalu akan diampuni. Dan barangsiapa yang
mengajarkan anaknya hingga menjadi hafidz Al Qur’an, maka pada hari kiamat ia akan
dibangkitkan dengan wajah yang bercahaya seperti cahaya bulan purnama, dan dikatakan
kepada anaknya, ‘Mulailah membaca Al Qur’an!’ Ketika anaknya mulai membaca satu ayat Al
Qur’an, ayah (orangtua)nya dinaikkan satu derajat hingga terus bertambah tinggi sampai tamat
bacaannya.”
Dari Abdullah  berkata, telah bersabda Rasulullah , “Belajarlah Al Qur’an dan
ajarkanlah kepada orang lain; Belajarlah (tuntutlah) ilmu dan ajarkanlah kepada orang lain;
Pelajarilah perkara-perkara yang fardhu (ilmu faraaidh yaitu pembagian harta pusaka) dan
ajarkanlah manusia dengannya, karena aku adalah manusia yang akan ditarik dari dunia ini
(wafat), dan sesungguhnya ilmu pengetahuan juga akan segera diangkat, sehingga (suatu saat
nanti) dua orang akan berselisih tentang perkara yang fardhu, sedangkan tidak ada seorangpun
yang memberitahukan pada keduanya tentang perkara fardhu tersebut.” (HR Baihaqi dalan
Syu’bul Iman II/255)
Dari Abu Hurairah  berkata, telah bersabda Rasulullah , “Sesungguhnya diantara amal-
amal kebaikan seorang mu’min yang akan terus mengikutinya walaupun setelah wafatnya ialah;
(1) Ilmu yang ia ajarkan dan ia sebarkan; (2) Anak shalih yang ia tinggalkan; (3) Mushaf Al
Qur’an yang ia wariskan (ajarkan); (4) Masjid yang ia bangun; (5) Rumah (peristirahatan)
untuk para musafir yang ia bangun; (6) Sungai yang ia alirkan; dan (7) Sedekah yang ia berikan
dari hartanya ketika ia masih hidup dan masih sehat. (Pahala amal-amal ini) terus mengalir
kapadanya meskipun ia telah meninggal dunia.” (HR Ibnu Majah, bab Pahala yang Mengajarkan
Kebaikan pada Manusia, Hadits nomor 242)
Dari Abudullah bin ‘Amr  berkata, aku telah mendengar Rasulullah  bersabda,
“Sesungguhnya Allah  tidak akan menarik ilmu dengan mencabutnya dari hati hamba-hamba-
Nya (pada akhir zaman), akan tetapi Allah  akan mencabut ilmu dengan mematikan para
ulama’ (satu demi satu), sehingga apabila sudah tidak tersisa lagi satu ulama pun, maka
manusia akan mengangkat orang-orang jahil sebagai pemimpinnya. Ketika mereka (para
pemimpin yang bodoh itu) ditanya (tentang masalah-masalah agama), maka mereka
mengeluarkan fatwa tanpa didasari ilmu, sehingga mereka sendiri sesat dan menyesatkan
(orang lain).” (HR Bukhari, Bab Bagaimana Ilmu akan Dicabut? Hadits nomor 100)

MAKSUD DAN TUJUAN


Visi

 Menjaga kemurnian Al Qur’an dan Al Hadits serta ajaran-ajarannya dari berbagai macam
penyimpangan dan penyalahgunaan.
 Membumikan Al Qur’an dan As Sunnah pada setiap orang mukmin. Mencetak generasi-
generasi muda Islam yang rabbaniyah, berkualitas dan bertanggung jawab pada diri dan
agamanya, serta hapal Al Qur’an dan Al Hadits.
 Membentuk mental yang baik dan akhlak yang mulia pada setiap santri, serta membina
lingkungan sekitar yang kondusif bagi perkembangan mental anak dan jasmaninya.
 Membentuk kader yang mau memikirkan kelangsungan perkembangan agama Islam dan
kondisi ummat, serta menyebarkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al Qur’an dan
As –Sunnah.
 Menciptakan kehidupan yang harmonis dan seimbang antara pemimpin (umara’) dan
rakyat, antara orang tua dan orang muda, antara orangtua dengan anak-anaknya, dan
antara alim ulama’ dengan ummat.

Misi

 Menyelenggarakan proses pendidikan yang mengajarkan materi Al Qur’an, Al Hadits dan


Fiqih, dengan cara menghapal naskah dan pemberikan pemahaman yang benar mengenai
Al Qur’an, As Sunnah dan ijma’ ulama’.
 Mengajarkan dan menjelaskan kandungan yang ada di dalam Al Qur’an dan As Sunah
serta mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, hingga dapat menumbuhkan ruh
keislaman yang mengakar kuat dalam hati-hati dan kehidupan kaum mu’minin
(khususnya para santri).
 Mengajarkan akhlak Rasulullah  serta cara mengatasi problem yang menimpa diri
sendiri (dan orang lain). Membentuk mental yang kuat pada setiap santri.
 Menyelenggarakan kegiatan extra yang bermanfaat (seperti olahraga, skill ketrampilan
dll) dan sesuai dengan sunnah Nabi .
 Melatih setiap santri untuk terjun langsung di tengah-tengah masyarakat, agar mau dan
mampu mempraktekkan serta mendawahkan segala yang pernah didapat selama masa
pembelajaran, yang sesuai dengan Al Qur’an dan Al Hadits serta ijma’ ulama’. Belajar
memberikan arahan kepada masyarakat (temasuk umara’) dalam merealisasikan ajaran
Nabi  dan hubungan antar sesama masyarakat.

BENTUK KEGIATAN

1. Tahap pertama pembebasan tanah (sudah terlaksana dengan adanya wakaf tanah sebesar
300 m2).
2. Pembangunan gedung Ma’had Nurum Mubin.

3. Pengadaan infrastuktur serta sarana dan prasara.


4. Penyusunan dan evaluasi sistem pendidikan.

Oleh karena tahap pembebasan tanah sudah terlaksana, kegiatan selanjutnya akan difokuskan
pada pembangunan gedung Ma’had Nurum Mubin, dengan penjabaran kegiatan pembangunan
sebagai berikut:
1. Sub kegiatan:
a. Pembuatan desain gedung
b. Pembuatan bangunan pokok
c. Finishing gedung
d. Starter santri
e. Perumusan Sistem & Kurikulum Pendidikan

2. Jadual kegiatan:

Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7


Pembuatan √
desain gedung
Pembuatan √ √ √ √ √ √ √
bangunan pokok
Finishing √
gedung[8]
Starter santri[9] √
Perumusan √
Sistem &
Kurikulum
Pendidikan

3. Gambar Desain Bangunan

Lihat lampiran

4. Rencana anggaran:

Anggaran pembangunan per meternya adalah Rp 2,3 juta.


Total dana yang dibutuhkan adalah Rp 989.000.000,-[10] dengan rinciannya adalah sbb:
Lt I = 213,5 m2 x 2,3 juta = 491,05 juta
Lt II = 216,5 m2 x 2,3 juta = 497,95 juta
5. Susunan panitia pelaksana:

Susunan Panitia Pelaksana Pendirian


Ma’had Tahfidzul Qur’an “Nurum Mubin”

Pelindung : BrigJen.Pol (Purn) H. Anwari bin Ahmad.


Penasehat :
1. KH Sunardi Syahuri.
2. Dr. Ahmad Muhammad Diponegoro, MAg.

Dewan Pakar :
1. Ust Sufyan Nur Al Maky.
2. KH ‘Uzairon.
3. KH Mukhlisun.
Pengelola : Yayasan Nurum Mubin.
Ketua Pelaksana : Muhammad Syamsul Arifin, SP.
Sekertaris : Fery Zulkarnaen, ST.
Bendahara : H. Bahtiar Agus Efendi.
Pengawas : H. Djamhuri, BA.
Bid. Pembangunan : Beni Suhendra SE., Msi; Dian, ST; M Fadli; Mujadid.
Bid. Pendidikan :
 Tahfidz Al Qur’an : Ust …………………..
 Umum (Diknas) : H. Arif Rahman Hakim, SAg.
Sie Humas : H. Abdul Qudus Zohair, M.Pd.
LITBANG : Yoseph Muniri SAg.
Promosi : Zuher Ahmad, SP; Yuswardi, SE.
P’lengkapan & Rmh Tangga : Nyoto.
Keamanan : Andoyo; Totok (Nur Salim); Bari.
Konsultan Pendidikan : Nurul Hidayah SPsi., MSi., Psi.
KONTAC PERSON :
 MS Arifin : (0274) 7000556 ; 085292181812
 Agus : (0274) 7404823 ; 443108
 E-Mail : nurummubin@gmail.com atau nurummubin@yahoo.co.id
 Website : http://Nurum-mubin.blogspot.com

PENUTUP
Demikianlah proposal pembangunan gedung Ma’had Nurum Mubin kami sampaikan.
Semoga Allah  meringankan langkah Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam mensukseskan
pelaksaan pembangunan gedung ma’had ini, sehingga dapat menjadi tabungan amal saleh di
akhirat kelak. Amin.

: Televisi, Komputer, Internet, Play Stations, Handphone, Media Cetak, Radio dan lainnya.
[1]
[2] : Arti menjadikan agama sebagai main-main dan senda gurau ialah : Memperolokkan agama itu,
mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-Nya dengan dasar main-main dan tidak
sungguh-sungguh.
[3] : Menurut pendapat Abu Hanifah rah. adalah : hak Al Qur’an itu dikhatamkan dalam setahun
dua kali, dan tidak kurang dari itu.
[4] : Sekarang : tanggal 15 Oktober 2010.
[5] : Maksudnya adalah : ayat-ayat Al Qur’an itu terpelihara dalam dada dengan dihapal oleh
banyak kaum muslimin secara turun temurun dan dipahami oleh mereka, sehingga tidak ada
seorangpun yang dapat mengubahnya.
[6] : Maksudnya: Al Quran itu tidak diturunkan sekaligus, tetapi diturunkan secara berangsur-angsur
agar dengan cara demikian hati nabi Muhammad  menjadi kuat dan tetap.
Departemen Agama telah memberikan tafsir mengenai ayat tersebut di atas (Al Furqaan : 32)
dengan mengatakan, “
Orang-orang Yahudi berkata: ‘Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepada Muhammad  sekali turun saja?’,
seperti kitab-kitab dari Allah  sebelumnya. Kitab Taurat kepada Musa  dan Kitab Zabur kepada Daud . Anggapan
orang-orang Yahudi bahwa kitab-kitab sebelum Al Qur’an diturunkan kepada Rasul-rasul-Nya secara sekaligus
adalah anggapan yang salah. Sebab kitab Taurat sendiri diturunkan dalam masa delapan belas tahun, seperti
diterangkan pada beberapa nash di dalam kitab Taurat. Maka Allah  menolak anggapan mereka itu dan
menerangkan apa sebab-sebabnya, mengapa Al Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur.”
“Demikianlah supaya Kami memperkuat hatimu dengan diturunkannya Al Qur’an secara berangsur-angsur dan
agar mudah dihafalkannya.”
Tersebut dalam firman Allah :

‫وقرآنا فرقناه لتقرأه على الناس على مكث ونزلناه تنزيل‬

“Dan Al Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya
perlahan-lahan kepada manusia, dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” (Q.S. Al
Isra': 106)
[7] : Ali bin Abi Thalib  menjelaskan arti tartil dalam ayat ini, yaitu mentajuwidkan huruf-hurufnya dan mengetahui
tempat-tempat waqof.
[8] : Pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di lapang.
[9] : Sifatnya flexibel, bisa dilaksanakan sebelum finising atau pada saat pembangunan gedung
sedang berjalan.
[10] : Dana tersebut di atas belum termasuk ongkos urug, tempat parkir, ruang jemur dan taman.

Anda mungkin juga menyukai