Anda di halaman 1dari 13

Pendidikan Pondok Pesantren Dar-El Hikmah

(Pekanbaru) Riau

Oleh : nadya maula nikma, 3c, manajemen dakwah


Ig: @nadyamaulaaa / wa: 082397824337
Email: nadyamaula55@gmail.com

ABSTRAK

Pondok pesantren Dar el hikmah didirikan pada tahun 1987 ketika Bapak H. Abdullah
Uban mewakafkan sebidang tanah dijalan Manyar Sakti km.12 Simpang Baru. Mulai sejak saat
itu telah diurus izin pendirian bangunan sekolah seperti ruang belajar,ula,masjid,perumahan
guru,asrama dan kantin. Setelah saran diatas selesai dibangun, ikarenakan tenaga manjerial yang
professional belum ada, maka pada saat itu kegiatan pesantren belum dpat dilaksanakan. Pondok
pesantren Dar El Hikmah pekanbaru berada dibawah naungan Yayasan nur iman pekanbaru.
Pesantren mengalami perkembangan pendidikan yang semamkin hari semakin maju, yang mana
santri pondok pesantren darel hikmah datang dari berbagai penjuru daerah semisal dari Indragiri
hulu,siak,Kampar,pelalawan,batam,dan daerah lainnya.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu institusi penting dalam proses perubahan sosial.
Masyarakat yang memiliki iste pendidikan yang maju tenu saja dapat mempercept perubahan
sosial dalam msyarakat tersebut, dan sebaliknya. Singkatnya, pendidikan memberikan
sumbangan pada perubahan sosial yang terjadi pada individu maupun masyarakat.
Pendidkan sebagai bagian dalam perubahan sosial pada dasarnya meiliki dua fungsi yang
saling bertentangan. Sampai saat ini, pendidikan masih berada pada posisi yang dilematis dalam
sebuah strutur sosial. Di satu pihak, pendidikan juga mempunyi tugas untuk melakukan
perubahan sosial dan tranformasi menuju dunia yang lebih adil. Posisi yang terakhir ini lebih
disebabkan karena realitas atau kondisi masyarakat (struktur sosial) adalah selalu berubah.
Pendidikan mempunyai tugas agar individu mampu menghadapi perubahan sosial tersebut.

1
Posisi pendidikan sebagai subjek dalam pross perubahan sosial berkaitan erat dengan
fungsi pendidikan sebagai agen of change. Pendidkan merupakan sebuah proses transfer ilmu
pengetahuan, dapat pula dimaknai sebagai proses penanaman nili kepada individu. Melalui
prroses inilah pendidikan dapat berfungsi sebagai agent of change. Pendidikan pada hakikaatnya
meupakan uatu upaya mewariskan nilai yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia
dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan perdaban umat
manusia. Tanpa pendidikan, manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi masa lampau,
yang dibandingkan dengan manusia sekarang, telah sangat tertinggal baik kualitas kehidupan
maupun proses-proses peberdayanya. Secara ekstrim dapat dikatakan bahwa maju mundurnya
atau baik buruknya peradaban suatu masyarakat atau suatu bangsa, akan ditentukan oleh
bagaimana pendidikan yang dijalani oleh masyarakat bangsa tersebut.
Pendidikan dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari sudut pandang masyarakat, dan sudut
pandang individu. Pendidikan dari sudut pandang masyarakat dapat dimaknai sebagai proses
pewarisan kebudayaan dri generasi tua kepada genrasi muda agar kehidupan masyarakat tetap
berlanjut. Atau dengan kata lain, masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya yang ingin
disalurkan dari generasi ke generasi agar identitas masyarakat tersebut terpelihara. Pendidikan
dari sudut pandang individu dapat diartikan sebagai pengembangan potensi-potensi yang
terpendam dan tersembunyi dalam diri individu. Karna setiap individu memiliki potensi yang
berbeda . pengembangan potensi individu inilah yang harus menjadi perhatian utama dalam
penyelenggaraan sistem pendidikan.
Globalisasi menyaratkan berbagai kemampuan untuk dapat bersaing didunia global.
Sebab akibatnya, substansi pendidikan nasional hampir selalu diorientasikan pada pemenuhan
kebutuhan pasar global ditingkat internasional. Indicator kualitas pendidikan juga diarahkan
untuk menyesuaikan kondisi global. Globalisasi kemudian identik dengan wasternisasi, negara
barat dipoisikan sebagai kiblat kemjuan, seolah-olah negara timur yang ingin maju haus
mengadopsi inovasi yang dihasilkan negara barat. Praktik pendidikan ditingkat sekolah selalu
mengedepankan penguasaaan bahasa asing (terutama bahasa inggris), baik sebagai mata
pelajaran maupun sebagai bahasa pengantar di kelas. Secara tidak langsung lembaga pendidikan
kemudian justru menjadi lembaga yang menyingkirkan asset budaya lokal dengan memasukkan
unsur-unsur budaya yang berasal dari luar. Globalisasi dimaknai sebagai sebuah proses menuju
kemajuan, jika siste pendidikan nasional mencoba megikuti konsep globalisasi ini, diharapkan

2
nantinya dapat membawa kemajuan dalam output atau hasil pendidikan itu sendiri. Peserta didik
diharapkan mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan baik sehingga mampu
bersaing di tingkat internasional.

PEMBAHASAN

Pondok Pesantren Dar El-Hikmah didirikan oleh Bapak H. Abdullah pada tanggal 12
September tahun 1987 . Sambil menunggu realisasi pembangunan, para pengurus mencari
tenaga-tenaga pengajar. Melalui bantuan DR. Satria Efendi M. Zein dosen fakultas syariah IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta mereka menghubungi KH. Machrus Amin pimpinan Pondok
Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta selatan terwujudlah cita-cita mendirikan Pesantren.
Pontren Darunnajah melakukan pembinaan langsung dengan bantuan tenaga-tenaga professional
dan kurikulum pendidikan. Pondok Pesantren ini mulai menerima santri baru pada tahun ajaran
1991 – 1992 sebanyak 26 orang. Maka pada tanggal 8 Agustus 1991 diresmikan oleh walikota
madya Pekanbaru dengan nama Dar el-Hikmah.
Adapun misi Pondok Pesantren Dar El-Hikmah adalah menghasilkan tenaga-tenaga ahli
yang dapat diandalkan dalam bidang agama Islam dan Imtek. Hal ini diwujudkan dalam
kurikulum dan tenaga pengajar yang memiliki kompetensi dalam bidangnya serta dari berbagai
hasil karya dan cipta yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta tantangan
perubahan yang cepat di bidang agama Islam, baik secara nasional maupun global.
Dalam perkembangannya, Pondok Pesantren Dar El-Hikmah mengalami pertumbuhan
yang sangat cepat, sehingga minat dan keinginan orang tua untuk menyekolahkan putra-putrinya
sungguh sangat antusias. Ini dapat dibuktikan dengan naiknya persentase santri pada setiap
tahunnya.
Adapun santri-santri yang telah menyelesaikan pendidikannya di Pondok Pesantren Dar
El-Hikmah telah mencapai sekitaran 6000 lebih santri yang telah menyebar keberbagai wilyah
dinusantara bahkan ada keluar Negara Indonesia seperti di Mesir, Sudan, Madinah dan Malaysia.
setiap awal tahun ajaran, Pondok Pesantren Dar El Hikmah Pekanbaru menerima santri baru
(lulusan SD/MI atau SMP/MTs atau sederajat) dan santri pindahan yang berasal dari lembaga
pendidikan yang yang secara substansial memiliki sistem ajar dan kurikulum yang sama dengan

3
Pondok Pesantren Dar el hikmah Pekanbaru. Kegiatan pendidikan dan pengajaran di pondok
pesantren dilaksanakan secara formal dengan mengacu kepada kurikulum Departemen Agama
dan Departemen Pendidikan Nasional. Secara informal mengacu kepada pondok pesantren
sendiri yang disusun sesuai dengan ciri khusus dan kebutuhan. Saat ini Pondok Pesantren Dar El
Hikmah Pekanbaru menyelengarakan pendidikan formal sebagai berikut :

 TKI (Taman Kanak-kanak Islam) Akreditasi B

 SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Akreditasi A

 MTs (Madrasah Tsanawiyah) Di Asramakan Akreditasi A


 MA (Madrsah Aliyah) Di Asramakan Akreditasi A
 SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Di Asramakan Akreditasi A (Gratis Notebook)

Secara garis besar, kurikulum pendidikan dan pengajaran di Dar El Hikmah dibagi
menjadi dua bagian. Pertama, Kurikulum yang digunakan mengacu kepada apa yang ditetapkan
Depag (TK/MTs/MA) dan Depdiknas (SMK), yang secara sederhana disebut dengan Kurikulum
Negeri, dimana dalam penerapannya menggunakan metodologi pengajaran modern yang
variatif.
Kedua, Kurikulum Pondok yang memuat ramuan dari kurikulum lokal di pesantren-
pesantren modern dan juga pengajaran kitab kuning. Penerapannya disamping menggunakan
metode-metode modern, dalam prosesnya juga tetap menggunakan metode pengajaran
salafiyah/tradisional seperti sorogan, bandongan, halaqoh. Sedangkan bahasa pengantar di dalam
kelas adalah bahasa Arab untuk pelajaran-pelajaran agama Islam dan bahasa Arab, dan bahasa
Inggris untuk pelajaran bahasa Inggris. Untuk pelajaran umum lainnya digunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar di dalam kelas.

Dan dipesantren Dar el hikmah disediakan fasilitas yang cukup banyak dan lengkap
untuk para santriwan dan santriwati seperti Masjid, asrama santri, kantor, asrama pengasuh,
dapur, sekolahan ( TK, SD, SMP, SMA), lapangan, koperasi santri,perpustakaan, laboratorium
komputer, laboratorium bahasa, gudang, kamarmandi/wc, klinik kesehatan,taman. Semua
fasilitas Di gunakan sesuai dengan kebutuhan santri dipesantren.

4
Dipesantren kegiatan pengembangan diri sudah sangat berkembang dari awal sampe detik
ini, sehingga pengembangan diri santri sering mengikuti kegiatan perlombaan diluar pondok dan
diundang dalam kegiatan yang bersangkutan diluar pondok, dan inilah ekstrakulikuler pesantren
Dar el hikmah seperti:

1. Kajian kitab-kitab kuning (kitab salaf)


2. Pembinaan Tilawatil Qur’an
3. Latihan berpidato dalam tiga bahasa (Indonesia, Inggris dan Arab)
4. berbahasa Arab dan Inggris sehari-hari
5. Diskusi dan Penelitian Ilmiah
6. Kepramukaan
7. Pengembangan Olahraga
8. Pengembangan Seni Drumband, Qashidah dan Marawis
9. Pengembangan Seni Beladiri
10. Tahfidhul Qur’an
11. Pengembangan jurnalistik dan publisistik

Di pesantren Materi yang dikaji adalah ilmu-ilmu agama, seperti fiqih, nahwu, tafsir,
tauhid, hadist danlain-lain. Biasanya mereka mempergunakan rujukan kitab turost atau yang
dikenal dengan kitabkuning. Di antara kajian yang ada, materi nahwu dan fiqih mendapat porsi
mayoritas. Hal itu karena mereka memandang bahwa ilmu nahwu adalah ilmu kunci. Seseorang
tidak dapatmembaca kitab kuning bila belum menguasai nahwu. Sedangkan materi fiqih karena
dipandang sebagai ilmu yang banyak berhubungan dengan kebutuhan masyarakat (sosial).

Tidak Dengan seiringnya waktu dari menit kemenit,jam ke jam, hari ke hari, tanpa di
sadari bahwa Pesantren Dar El Hikmah setiap tahunnya selalu mengalami segala perubahannya.
berkembang, sejauh ini Pondok Pesantren telah mengadakan kerja sama dengan lembaga-
lembaga lain termasuk di antaranya DEPAG Riau. Sehingga dengan kerja sama yang baik itu
pula Pondok Pesantren Dar El Hikmah menjadi seperti sekarang ini, hal yang membanggakan
adanya peluang bagi santri yang berprestasi untuk melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih
tinggi antara lain ke Universitas Kairo Mesir, Sudan, dan lain sebagainya. Pondok Pesantren Dar

5
El Hikmah Pekanbaru mengalami kemajuan yang pesat. Terbukti dengan adanya program
pengembangan mutu guru dan santri.

pada mutu guru sekarang diwajibkan kepada setiap guru untuk mengikuti berbagai
pelatihan dan kursus seperti Kitab Kuning, Kursus Komputer, Kursus Bahasa Inggris, Kursus
Bahasa Arab dan lain sebagainya. di pondok kita sekarang telah ditingkatkan mutu guru
dengan diadakannya berbagai macam pelatihan dan kursus bagi para guru,
Di samping peningkatan mutu guru, terdapat pula program demi kemajuan dan
perkembangan di sektor santri yakni dengan lebih menggalakkan santri untuk bisa
berkomunikasi sehari-hari dalam bahasa Inggris dan Bahasa Arab dengan mewajibkannya
dalam perbincangan kepada siapapun penghuni Pondok terkecuali kepada Tamu dan
terkadang Karyawan Pondok. Saat ini yang menjadi pembimbing bahasa adalah seorang
guru Dalam bidang olah raga, para santri juga meberikan kebanggaan terhadap Pondok
Pesantren Dar El Hikmah dengan menyandang status juara umum pada Pekan Olah Raga dan
Seni se-Pekanbaru. Para santri memboyong piala pada bidang olah raga Silat (Tapak Suci),
Volley Ball, Basket Ball dan Bulu tangkis. Di pesantren bisa dikatakan setiap hari santri
bermain bola di lapangan kecil yang ada di lingkungan pesantren seperti lapangan upacara,
bawah pohon, depan asrama dan bahkan dalam asramapun ada yang bermain bola.
Tidak hanya itu, selain peningkatan mutu guru dan santri pondok pesantren Dar El Hikmah
juga terdapat perkembangan di bidang pembangunan. Sekarang Mesjid Dar El Hikmah telah
mengalami perubahan yang sangat jauh, mesjid yang sangat indah semua telah direnovasi
dengan ukiran asmaul husna, kaligrafi, dan penambahan struktur bangunan lainnya.

Dalam pengembangan sumber daya manusia, pondok pesantren memberikan kesempatan


kepada para guru untuk menambah wawasan keilmuan. Mereka diperkenankan melanjutkan
studi ke perguruan tinggi. Mereka juga mengutus para guru untuk mengikuti berbagai seminar
dan penataran. Prestasi mereka dapat dibanggakan. Begitu pula dengan santrinya pernah
menjuarai lomba pidato tingkat nasional yang diadakan Ikatan Pecinta Rethorika Indonesia
(IPRI) di Jakarta.

Dalam kegiatan kepramukaan, pondok pesantren Dar El Hikmah sudah cukup dikenal.
Pada hampir setiap event, khususnya di daerah Riau, selalu menjadi yang terbaik. Bahkan pernah
mengirimkan utusan ke Jambore Nasional dan Muhibah se-ASEAN.Di antara kekhususan

6
pondok pesantren adalah dari segi penekanan pembelajaran pada bidang bahasa, akidah dan
pendidikan agama. Khusus untuk bahasa yang diupayakan sekuat tenaga agar para santri dapat
menguasai dua bahasa asing yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pendidikan, bahwa kelengkapan sarana


dan prasarana adalah sesuatu hal yang sangat menentukan bagi perkembangan pondok pesantren
dalam memajukan pendidikan, dipastikan dengan sarana dan prasarana yang lengkap, hasil yang
akan dicapai akan lebih maksimal. Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah seperti : ruangan
belajar yang baik, perpustakaan yang lengkap, peralatan laboratorium, media-media belajar yang
baik bahkan dilengkapi dengan komputer dan sebagainya. Berorientasi kepada pemikiran
tersebut, Yayasan Nur Iman Pondok Pesantren Dar El Hikmah dalam perkembangannya
memajukan pendidikan di Pekanbaru dengan segala keterbatasan yang ada berusaha untuk
menciptakan suasana belajar mengajar yang lebih kondusif, yaitu salah satunya dengan berusaha
melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar.

Meningkatkan dan mengembangkan peran serta pesantren dalam proses pembangunan


merupakan langkah strategis dalam membangun masyarakat, daerah, bangsa, dan negara.
Terlebih, dalam kondisi yang tengah mengalami krisis (degradasi) moral. Pesantren sebagai
lembaga pendidikan yang membentuk dan mengembangkan nilai-nilai moral, harus menjadi
pelopor sekaligus inspirator pembangkit moral bangsa. Sehingga, pembangunan tidak menjadi
hampa melainkan lebih bernilai dan bermakna.

Jadi, disini bagaimana pesantren menghadap arus globalisasi pendidikan dikota pekanbaru.
Dan ini merupakan tanggung jawab yang berat bagi pengelola pondok pesantren Dar el hikmah
untuk memajukan pendidikan islam dipondok pesantren Dar el hikmah dan mempertahankan
prestasi-prestasi yang telah diraih oleh pondok pesantren Dar el hikmah. Semakin banyaknya
minat belajar para siswa yang ingin masuk dan belajar di pondok pesantren Dar el hikmah
pengurus berusaha meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di pondok pesantren Dar el
hikmah.

pesantren di masa yang akan datang dituntut berbenah, menata diri dalam menghadapi
persaingan bisnis pendidikan seperti yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah dan lainnya.
Tapi perubahan dan pembenahan yang dimaksud hanya sebatas menejemen dan bukan coraknya

7
apalagi berganti baju dari salafiyah kemu’asyir (moderen), karena hal itu hanya akan
menghancurkan nilai-nilai positif Pesantren seperti yang terjadi sekarang ini, lulusannya banyak
yang kurang sesuai kriteria anak pesantren pada umumnya.

Maka, idealnya pesantren ke depan harus bisa mengimbangi tuntutan zaman dengan
mempertahankan tradisi dan nilai-nilai kesalafannya. Pertahankan pendidikan formal Pesantren
khususnya kitab kuning dari Ibtidaiyah sampai Aliyah sebagai KBM wajib santri dan
mengimbanginya dengan pengajian tambahan, kegiatan extra seperti kursus computer, bahasa
inggris, skill lainnya dan program paket A, B dan C untuk mendapatkan Ijazah formalnya. Atau
dengan menjalin kerjasama dengan sekolah lain untuk mengikuti persamaan. Jika hal ini terjadi,
akan lahirlah ustad-ustad, ulama dan fuqoha yang mumpuni.

Pesantren pada umumnya bersifat mandiri, tidak tergantung kepada pemerintah atau
kekuasaan yang ada. Karena sifat mandirinya itu, pesantren bisa memegang teguh kemurniannya
sebagai lembaga pendidikan Islam. Karena itu, pesantren tidak mudah disusupi oleh ajaran-
ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

pendidikan pondok pesantren yang merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional
memiliki 3 unsur utama yaitu:

1. Kyai sebagai pendidik sekaligus pemilik pondok dan para santri.


2. Kurikulum pondok pesantren.
3. Sarana peribadatan dan pendidikan, seperti masjid, rumah kyai, dan pondok, serta
sebagian madrasah dan bengkel-bengkel kerja keterampilan.

Kegiatannya terangkum dalam “Tri Dharma Pondok pesantren” yaitu :

1. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.


2. Pengembangan keilmuan yang bermanfaat.
3. Pengabdian kepada agama, masyarakat, dan negara.

8
 Tujuan, sasaran dan Nilai-nilai yang dikembangkan
Adapun tujuan pendidikan karakter disekolah dimksudkan untuk memfalitasi peserta
didik , mengembangkan karakter terutaa yang tercakup dalam butir-butir standar
kompetensi lulusan.sehingga mereka menjadi insane yang kepribadian mulia. Dalam
rangkaiannya engan identitas atau jati dii suatu bangsa karakter merupakan nilai dasar
perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antar manusia, secara universal berbagai
karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersma berasarkan atas pilar : kedamaian,
menghargai, kerja sama, kebebasan,kebahagiaan, kejujuran, kerendahan hati, kasih
sayang, tanggung jawab, kesederhanaan, toleransi, dan persatuan.
Karakter religious terapliksi dalam wujud kehidupan berprilaku yang baik, penuh
kebjikan : yakni berperilaku baik terhadap pihak lain, (Tuhan yang maha esa,
manusia,dan alam semesta) dan terhadap diri sendiri.
Karakter moral adalah mendukung perkembangan hidup anak, lahir, dan batin dari sifat
kodratinya menuju kearah suatu perdaban. Disini jelas pendidikan moral essensinya
adalah mengembangkan kemampuan moral anak, sehingga mampu menetukan benar dan
salah, baik dan buruk, yang wajar dan tidak wajar, yang pantas atau tidak pantas, serta
yang patut atau tidak patut, untuk dikerjakan seseorang.
Karakter kemandirian adalah suatu karakter yang menunjukkan adanya rasa percaya diri
dan bertanggung jawab dalam menentukan sikap atau kemampuan untuk mengambil
keputusan dan menentukan tepat tidaknya tindakan yang diambilnya
 Metode,pendekatan dan indikator keberhasilan pendidikan karakter merupakan struktur
antropologis yang terarah paa proses pengembangan diri dalam diri manusia secara terus
menerus untuk menyempurnakan dirinya sebagai manusia yang mempunyai keutamaan
yakni dengan mengaktualisasikan nilai-nilai keutamaan seperti keuletan, tanggung jawab,
kemurahan hati, dan semisal lainnya.
 Sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan,kendala, dan evaluasi
Pelaksanaan pendidikan karakter memerlukan dukungan dari semua warga pesantren,
termasuk komite sekolah, bahkan orangtua santri dan masyarakat di sekitar pesantren.
Dukungan tersebut akan diperoleh kwtika semua warga tersebut memiliki pemahaman

9
yang baik terhadap pentingnya pendidikan karakter dan bagaimana melaksanakannya.
Oleh karena itu sebagai langkah awal dari pelaksanaan pendidikan karakter, mutlak
dilakukan sosialisasi/pelatihan pendidikan karakter agar semua aspek implementsi
pendidikan karakter.
Sosialisasi/pelatihan yang dimaksud idealnya menjangkau semua warga pesantren dan
sekolah. Sosialisasi/pelatihan ini dapat dilaksanakan oleh sekolah sendiri dengan
mengundang narasumber yang telah oleh kementrian pendidikan nasional atau dengan
cara mengirimkann warganya mengikuti sosialisasi/pelatihan yang diselenggarakan oleh
pihak lain. Sosialisasi/ pelatihan dianjurkn dilaksanakan dalam format loka karya sehinga
peserta tidak hanya terlibat dala proses memperoleh pengetahuan tapi juga keterampilan
praktis dan menghasilkan karya/dokumen yang dapat digunakan disekolah, langkah
selanjutnya adalah membuat rncan jangka mencegah dan rencana tahunan pelaksanaan
pendidikan karakter disekolah.
Pengajian bulanan merupakan bentuk upaya Pondok Pesantren Dar El Hikmah dalam
membangun hubungan yang erat, baik dengan segenap wali santri yang masih
menyekolahkan anaknya di Pondok Pesantren Dar El Hikmah Pekanbaru maupun dengan
segenap masyarakat khususnya di kota pekanbaru dan alumni mulai dari pertama berdiri
sampai hari ini.Melalui momen ini kami mengharapakan terbangunnya Ukhuwah
Islamiyah yang kuat antara kami Pondok Pesantren dengan semua kalangan.

Implementasi pendidikan karakter idealnya dimulai serentak pada pembelajaran


semua mata pelajaran, semua kegiatan pembinaan kesiswaaan, dan pengelolaan semua
urusan bidang kesekolahan. Kondisi sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya sangat
mempengaruhi kesiapan sekolah mengiplementasikan pendidikan karakter.
Jadi proses pengembangan dunia pesantren yang selain menjadi tanggung jawab internal
pesantren, juga harus didukung oleh perhatian yang serius dari proses pembangunan
pemerintah.

saat ini pesantren tidak hanya berfungsi sebagai sarana pendidikan keagamaan
semata. Namun, dalam perkembangannya ternyata banyak juga pesantren yang berfungsi
sebagai sarana pendidikan nonformal, dimana para santrinya dibimbing dan di didik
untuk memiliki skill dan keterampilan atau kecakapan hidup sesuai dengan bakat para

10
santrinya. Ketentuan mengenai lembaga pendidikan nonformal ini termuat dalam Pasal
26 yang menegaskan :

(1) Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang


memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat.
(2) Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
(3) Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang
ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
(4) Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga
pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan
majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
(5) Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan
bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
(6) Hasi pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program
pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh
lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau pemerintah daerah dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan.

11
KESIMPULAN

Jadi dari penjelasan dapat di simpulkan bahwa pendidikan memang menjadi satu faktor
penting yang mempercepat proses perubahan sosial. Dan namun pendidikan juga harus
mengikuti arus perubahan sosial juga. Dan pendidikan itu menjadi agen perubahan bagi yang
tiadak mengetahui tentang pendidikan yang berkaitan dengan agama seperti yang di jelaskan di
atas. Dan dalam memiliki pendidikan yang baik pun perlu perjuangan yang sanagat banyak agar
perubahan dalam pendidikan tersebut terus berkembanga dengan baik, baik dari segi pendidikan
yang bersifat keagamaan atau pendidikan lainnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nanang Martono,sosiaologi perubahan sosial : perspektif klasik, modern, pommodren, dan


poskolonial,Jakarta : Rajawali pers, 2014.

Alfiah,problematika penerapan pendidikan karakter dipondok pesantren kota pekanbaru,112-


115.

13

Anda mungkin juga menyukai