“DARUNNAJA”
Akte Notaris : H. Epison SH. No. 26 Tgl. 12 Maret 2001, E-mail : darunnajabkl@yahoo.co.id
Alamat : Jalan Lintas Barat KM 77, Pemandi, Uray, Kec. Ketahun, Kab. Bengkulu Utara 38361
PROPOSAL PEMBANGUNAN
ASRAMA SANTRI DAN SARANA MCK SANTRI PONPES DARUNNAJA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagai mana yang telah diatur dalam SISDIKNAS Tahun 2003, bahwa Lembaga Pendidikan
Formal ( SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK), dan Lembaga Pendidikan Non-Formal termasuk
Pondok Pesantren Telah mendapat pengakuan keberadaannya di Indonesia oleh Pemerintah,
sebagai Lembaga Pendidikan yang berbasis masyarakat, Pondok Pesantren adalah lembaga
pendidikan kemasyarakatan yang telah lama ada di Indonsia , dimana pendidikan ini
mengajarkan tentang tafaqquh fiddin, penanaman aqidah dan akhlakul karimah yang luhur
berdasarkan ajaran –ajaran Qur’an dan Hadist. Pesantren telah banyak memberikan kontribusi
dalam membentuk wajah dan generasi bangsa ini, sehingga perlu mendapat tempat dan
pengakuan dari pemerintah, karena pesantren tidak hanya mengajarkan keterampilan
pendidikan umum tetapi yang lebih penting yaitu menanamkan aqidah dan ajaran islam secara
murni, tanpa mengenyampingkan kemajuan zaman.
Berangkat dari pemikiran diatas maka Pengurus Pontren Darunnaja melalui Bapak Mentri
Agama Republik Indonesia kiranya dapat membantu rencana kami membangun kembali asrama
yang santri yang lebih layak.
Dalam perjalanannya sesuai dengan tuntutan zaman Pesantren ini tidak hanya melakukan
pendidikan non-formal tetapi juga mendirikan pendidikan Formal, dimana pendidikan non-
Formal adalah pendidikan yang mengajarkan keilmuan pesantren dengan kurikulum yang
dirancang oleh pesantren secara otonom, sedangkan pendidikan Formal adalah pendidikan
yang dilaksanakan berdasarkan jalur pemerintah yaitu diantaranya Pendidikan Jenjang MI
Madrasah Ibtidaiyah DARUNNAJA), yang sederajat dengan SD, MTs (Madrasah Tsanawiyah)
yang sederajat dengan SMP, dan MA ( Madrasah Aliyah ) yang sederajat dengan SMA/SMK,
dimana kurikulum yang dipakai adalah mengadopsi dari kurikulum Departeen Pendidikan
Nasional dan Departemen Agama, sehingga sampai pada saat ini Pondok Pesantren
DARUNNAJA telah memiliki lembaga pendidikan dari Madrasah Diniyah Takmiliyah, MI, MTs dan
MA yang kesemuanya telah memiliki peserta didik masing-masing sesuai dengan jenjang yang
ditempuh, rencana kedepan Pesantren akan membuka untuk Pertuguan Tinggi Agama Islam
(PTAI ).
Adapun yang menjadi tujuan mengajukan proposal ini adalah untuk merehab sarana pondok
terutama asrama santri Pondok Pesantren DARUNNAJA yang rusak akibat gempa bumi pada
BAB II
1. KEKUATAN
2. KELEMAHAN
3. PELUANG
4. TANTANGAN
a. Kepengurusan Pesantren
Sistem kepengurusan atau pengelolahan Pondok Pesantren DARUNNAJA, adalah sistem
keterbukaan dan transparan dimana kepemimpinan tertinggi berada pada Pendiri dan
Pengasuh Pondok Pesantren, pengasuh dalam menjalankan proses kegiatan pembelajaran
dibantu oleh beberapa ustadz/dzah ( guru ) yang diangkat oleh Yayasan DARUNNAJA yang
dianggap mampu dan lembaga pendidikan yang berada di dalamnya, para ustdz/dzah juga
sebagai pengelola kegiatan di Pondok Pesantren DARUNNAJA, mereka diangkat sebagai
tenaga Honorer, dengan sistem penggajian berdasarkan kondisi keuangan yang ada di Pondok
Pesantren DARUNNAJA.mereka juga bertempat tinggal di sekitar Pondok Pesantren sehingga
dapat mengikuti dan mengawasi kegiatan santri secara langsung, sehingga kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan secara optimal.
Dalam perjalannya para pengurus dan pengelola selalu berbenah diri untuk selalu
meningkatkan profesionalismenya dengan mengikuti pendidikan lanjutan agar pengetahuan
pengelola dan pengurus semakin baik, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanan pendidikan di Pondok Pesantren DARUNNAJA
b. Kesantrian
Santri adalah peserta didik yang belajar di Pondok Pesantren untuk menuntut ilmu dan
mereka menempat di asrama sekitar Pesantren. Santri yang ada di Pondok Pesantren
DARUNNAJA semuanya wajib tinggal diasrama dengan tujuan agar pengawasan dapat
dilakukan dan semua kegiatan pembelajaran dapat diikuti oleh seluruh santri karena kegiatan
santri diprogramkan selama 24 jam.
Pondok Pesantren DARUNNAJA juga menampung anak-anak yang tidak mampu dan putus
sekolah untuk membantu mereka dapat mewujudkan cita-cita terbaiknya, sehingga anak-anak
atau santri yang beada di Pondok Pesantren DARUNNAJA adalah dari kalangan menengah
BAB III
KELEMBAGAAN PONDOK PESANTREN
1. Madrasah Ibtidaiyah DARUNNAJA, yang didirikan pada tahun 1999, adalah lembaga
pendidikan sejajar dengan SD dimana lembaga pendidikan ini telah memiliki jenjang dari
kelas I – VI, siswa yang lulus belajar pada lembaga pendidikan ini akan mendapatkan
IJAZAH MI NEGRI, dimana IJAZAH tersebut dapat untuk melanjutkan Pendidikan di jenjang
berikutnya.
2. Madrasah Tsanawiyah DARUNNAJA yang didirikan pada tahun 2000 adalah lembaga
pendidikan sejajar dengan SMP dimana lembaga pendidikan ini telah memiliki jenjang dari
kelas VII – IX, siswa yang lulus belajar pada lembaga pendidikan ini akan mendapatkan
IJAZAH MTs DARUNNAJA, dimana IJAZAH tersebut dapat untuk melanjutkan Pendidikan di
jenjang berikutnya.
Lembaga Pendidikan Non-Formal yang ada di Podok Pesantren DARUNNAJA pada saat ini terdiri
dari dua jenjang Pendidikan, yaitu :
Jenjang Pendidikan ini adalah jenjang pendidikan di Pondok Pesantren, dengan kurikulum
yang disusun berdasarkan Pelajaran yang ada di Pesantren yang dimulai pada kelas 3 – 6
Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah, seluruh santri baru masuk pada jenjang Madrasah
ini, dengan cara diseleksi sesuai dengan kemampuan pengusaan pengetahuan terutama
pengetahuan agama dari anak-anak yang masuk pada tahun ajaran baru. Santri yang telah
selsai menamatkan jenjang ini akan mendapatkan Ijazah Pondok.
Jenjang pendidikan ini merupakan lanjutan dari jenjang pendidikan Awaliyah, bagi santri
yang telah lulus pada jenjang Awaliyah maka santri yang masih melanjutkan pendidikan
formalnya di Pesantren maka dia diwajibkan melanjutkan jejang pendidikan pesantrenya
yaitu masuk pada Madrasah Diniyah Wustho, pada jenjang ini di tempuh pada kelas 1 – 3.
Pendidikan ini setara dengan MTs/SMP pada Pendidikan Formal, bagi santri yang telah
menyelaikan jenjang ini akan mendapatkan Ijazah Pondok ( Ijazah yang dikeluarkan oleh
Pondok Pesantren )
Jenjang pendidikan ini merupakan lanjutan dari jenjang pendidikan Wustho, bagi santri yang
telah lulus pada jenjang Wusto maka santri yang masih melanjutkan pendidikan formalnya
di Pesantren atau mungki mengabdi, maka meraka masih tetap melanjutkan jejang
pendidikan pesantrenya yaitu masuk pada Madrasah Diniyah Ulya, pada jenjang ini di
tempuh pada kelas 1 – 3. Pendidikan ini setara dengan MA/SMA pada Pendidikan Formal,
BAB IV
PROGRAM PONDOK PESANTREN
Program Pondok Pesantren terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu : Program Jangka
Pendek, Program Jangka Menengah, dan Program Jangka Panjang.
Program Jangka Pendek merupakan program yang disusun dan dilaksanakan dalam
jangka waktu 1 - 3 tahun, diantara program jangka Pendek adalah sebagai berikut ;
Program Jangka menengah merupakan program yang disusun dan direncanakan dan
diupayakan dapat terealisasi dalam jangka waktu 5-10 tahun, diantara program jangka
menengah adalah sebagai berikut ;
2.3. Memiliki Sarana perpustaakaan, Multi media, dan sarana pendukung lainnya.
2.5. Memiliki jaringan baik dengan instansi maupun non-instansi dalam upaya
pengembangan Pondok Pesantren.
Program Jangka Pan jang merupakan program yang disusun dan direncanakan dan
diupayakan dapat terealisasi dalam jangka waktu diatas 10 tahun, diantara program
jangka panjang adalah sebagai berikut ;
2. K.M. Sholeh
V. Kepala Bidang-bidang ;
Setelah adanya pembagian tugas dalam kepengurusan Pondok Pesantren, maka semuanya
mempunyai tanggung jawab sesuai dengan wewenang yang telah diamanatkan dari
Pesantren. Pengurus pesantren dipilih dan ditunjuk berdasarkan hasil musyawarah dengan
pendiri/pengasuh Pondok Pesantren, kemudian dituangkan dan disahkan memalui surat
keputusan Pengasuh Pondok Pesantren, dengan masa jabata sesuai 4 – 5 tahun. Adapun
tanggung jawab pengurus Pondok secara sederhana adalah sebagai berikut :
Evaluasi program dilakukan pada waktu, akhir bulan, semester, atau akhir tahun, atau
berdasarkan keperluan yang dibutuhkan.
Adapaun rencana biaya yang dibutuhkan adalah sebagaimana terlampir pada proposal ini.
BAB VII
PENUTUP
Demikian proposal ini kami susun secara sederrhana besar harapan program ini dapat teralisasi
guna mendukung pengembangan Ilmu Pengetuan dan mencetak kader Bangsa dan agama yang
berakhlak mulia.