Anda di halaman 1dari 48

TES ATAS INISIATIF PETUGAS

KESEHATAN (TIPK)
ANC BUMIL, TB, IMS DLL
Pendahuluan (1)
• Konseling dan Tes HIV (KT-HIV) dahulu dimulai dengan
Konseling dan Tes HIV Sukarela (KTS)  inisiatif dari pasien

• Sampai akhir tahun 2016 secara kumulatif kasus HIV yang


dilaporkan adalah 232,323, sementara hasil estimasi jumlah
orang terinfeksi HIV pada tahun 2012 adalah 622,602. Jadi
masih banyak orang terinfeksi HIV belum datang ke layanan
untuk pemeriksaan statusnya.
Kebanyakan Infeksi Baru Ditularkan oleh Orang yang
Tidak Tahu Statusnya

~25% Tidak bertanggung jawab


untuk…
menyadari
infeksi
~54%
Infeksi baru

~42%
Menyadari
infeksi
~46%
infeksi baru

Source: G. Marks et al. AIDS 2006

From ES Daar, MD, at Los Angeles, Ca: April 22, 2013, IAS-USA.
PENDAHULUAN (2)

• Untuk meningkatkan upaya penemuan kasus, maka


tes HIV dilakukan melalui 2 pendekatan:
- Sukarela  inisiatif pasien (biasanya pada
populasi kunci)
- Inisiatif petugas  sesuai kewenangan petugas
kesehatan
Siapa saja yang direkomendasikan dilakukan
tes HIV?
Pedoman pelaksanaan KTIP di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes)
merekomendasikan Tes HIV sebagai berikut:
• Ditawarkan kepada pasien yang menunjukkan tanda dan gejala
penyakit yang mungkin terkait HIV atau AIDS, tanpa memandang
tingkat epidemi HIV di daerah itu.

Ditawarkan secara rutin:


• Di daerah dengan tingkat epidemi HIV meluas:
• Semua pasien yang berkunjung ke fasyankes
Permenkes No 21 Tahun 2014, tentang
Penanggulangan HIV/AIDS
• Pendekatan Tes HIV:
• KTS : Konseling dan tes HIV secara SUKARELA
• Option in  yang mau tes yang menandatangani form persetujuan
• TIPK : Tes dan Konseling atas inisiatif Petugas Kesehatan
• Option out  yang menolak tes yang menandatangani penolakan

Informed Consent

Tes HIV Counselling


Confidentiality 
5C
Correct test
Connect to care
Perbandingan konsep VCT dan PITC

Provider-initiated and Delivered HIV Testing and Counseling (PITC)


Voluntary Counseling and Testing (VCT)

oDatang ke klinik khusus untuk konseling dan testing oDatang ke klinik karena penyakit terkait HIV misalnya pasien TB/suspek
HIV TB
Pasien/Klien oBerharap dapat pemeriksaan oTidak bertujuan tes HIV
oPada umumnya asimtomatis oTes HIV diinisiasii oleh petugas kesehatan berdasarkan indikasi

Konselor terlatih baik petugas kesehatan maupun Petugas kesehatan yang dilatih untuk memberikan konseling dan edukasi
Petugas kesehatan/Konselor
bukan petugas kesehatan
Penekanan pada pencegahan penularan HIV melalui Penekanan pada diagnosis HIV untuk penatalaksanaan yang tepat bagi
pengkajian faktor risiko, pengurangan risiko, TB-HIV nya dan rujukan ke PDP
Tujuan utama Konseling dan tes
perubahan perilaku dan tes HIV serta peningkatan
HIV
kualitas hidup

oKonseling berfokus klien oPetugas kesehatan menginisiasi tes HIV kepada pasien yang terindikasi
oSecara individual oDiskusi dibatasi tentang perlunya menjalani tes HIV
oKedua hasil baik positif maupun negative sama-sama oPerhatian khusus untuk yang hasilnya HIV positif dengan fokus pada
Pertemuan Pra tes pentingnya untuk diketahui pasien karena pentingnya perawatan medis dan upaya pencegahan
upaya pencegahan dan peningkatan kualitas hidup

Klien dengan hasil HIV positif dirujuk ke layanan PDP Perawatan pasien HIV positif berkoordinasi dengan petugas TB dan
Tindak lanjut dan dukungan lain yang ada di masyarakat rujukan ke layanan dukungan lain yang ada di masyarakat
Di daerah dengan tingkat epidemi HIV terkonsentrasi atau
rendah pada semua:
• Pasien TB termasuk TB MDR
• Pasien Infeksi Menular Seksual (IMS)
• Pasien hepatitis B/C
• Ibu hamil
• Anak dgn gizi buruk dan gguan tumbuh kembang
• Pasangan ODHA
• Populasi kunci HIV; WPS, LSL, Waria, Penasun
• Penyakit kronis yg terkait HIV
PRINSIP KT-HIV

1. Consent (persetujuan pasien)


2. Confidentiality (konfidensialitas)
3. Counseling (konseling)
4. Correct test result (hasil tes yang sahih)
5. Connect to care, prevention and treatment services (dihubungkan
dengan layanan Pengobatan Dukungan dan Perawatan serta
pencegahan)
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Permenkes 21/2013
1. Setiap ODHA berhak memperoleh akses pelayanan kesehatan.
2. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan wajib memberikan pelayanan
kesehatan pada ODHA sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
3. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan primer wajib mampu melakukan upaya
promotif, preventif, konseling, deteksi dini dan merujuk kasus yang
memerlukan rujukan.
4. Setiap rumah sakit sekurang-kurangnya kelas C wajib mampu
mendiagnosis, melakukan pengobatan dan perawatan ODHA sesuai dengan
ketentuan dalam sistem rujukan.
5. Fasilitas pelayanan kesehatan primer dan rumah sakit kelas D dapat
melakukan diagnosis, pengobatan dan perawatan ODHA sesuai dengan
kemampuan dan sistem rujukan.
Langkah-langkah TIPK

•Pemberian informasi pra-tes


•Pengambilan darah
•Penyampaian hasil tes/konseling
INFORMASI PRA-TES
Penawaran rutin tes HIV adalah penawaran tes
HIV kepada:
• Semua pasien dewasa yang datang ke fasyankes
untuk daerah dengan tingkat epidemi meluas,
atau pada
• Semua pasien tertentu seperti ibu hamil, pasien
TB, pasien IMS, pasien hepatitis dan populasi
kunci, gibur dan gguan tumbang, penyakit
kronis.
Informasi Pra-Tes meliputi:
• Risiko penularan penyakit-penyakit tertentu, seperti TBC, malaria, hepatitis HIV dan
sifilis , dari ibu kepada bayinya selama kehamilan, saat persalinan dan masa menyusui.
• Keuntungan diagnosis dini penyakit -penyakit tersebut atau penyakit lainnya seperti
hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal pada kehamilan bagi ibu dan bayi yang
akan dilahirkan. .
• Layanan yang tersedia dan pengobatan bagi pasien yang hasil tesnya positif,.
• Informasi bahwa hasil tes akan diperlakukan secara konfidensial; dan tidak akan
diungkapkan tanpa seijin pasien kepada orang lain selain petugas kesehatan yang
terkait langsung dengan perawatan pasien.
• Pasien mempunyai hak untuk menolak menjalani tes laboratorium rutin. Tes akan
dilakukan sesuai dengan standar prosedur yang berlaku, kecuali pasien menggunakan
hak tolaknya tersebut. Bila menolak, pasien perlu membuat pernyataan tertulis.
• Penolakan untuk menjalani pemeriksaan laboratorium, tidak akan mempengaruhi
layanan selanjutnya bagi klien/ibu hamil.
• Kesempatan diberikan kepada pasien untuk mengajukan pertanyaan kepada petugas
kesehatan.
Contoh komunikasi untuk menawarkan tes HIV, sifilis dan
hepatitis kepada ibu hamil
Penjelasan tentang Konfidensialitas

Layanan tes harus konfidensial, artinya segala isi


komunikasi antara/pasien dengan petugas atau
konselor tidak boleh dibuka kepada orang lain tanpa
persetujuan pasien. Namun, Demi kepentingan
kesehatan klien/pasien, hasil tes dapat dibagikan
kepada petugas yang merawat atau mengobati pasien.
Permenkes 21/2013, Pasal 21
Pasien Menolak Tes HIV
Berikut pertanyaan dan alasan yang lazim dikemukakan pasien ketika pasien menolak tes
HIV, beserta responnya:
• Pasien ragu karena Ia hanya berhubungan seks dengan suaminya saja.
Ingatkan bahwa satu-satunya cara untuk memastikannya adalah dengan melakukan tes
HIV, agar nanti tatalaksana pasien dan bayi lebih sesuai.
• Pasien khawatir status HIVnya dapat diketahui oleh orang lain.
Jelaskan tentang prinsip konfidensialitas di dalam menangani data pasien yang berlaku
untuk semua penyakit.
• Pasien butuh persetujuan suami untuk melakukan tes.
Buat jadwal ulang untuk seluruh pemeriksaan, tawarkan untuk membantu berbicara
dengan suami pasien jika dibutuhkan.
• Pasien khawatir ada kekerasan dalam rumah tangga jika Ia melakukan tes HIV.
Rujuk ke konselor VCT yang lebih berpengalaman.
Tes HIV untuk triase (strategi 1)

Ibu Hamil

A1

A 1 (+) A 1 (-)

Rujuk ke fasyankes Laporkan Negatif


Yg memiliki layanan
Tes HIV
STRATEGI 3

• Dilakukan pd seluruh sampel yg positif, termasuk sampel dg


hasil yg berlawanan sesudah pengulangan tes
• Ketiga tes harus menggunakan preparat & metode antigen yg
berbeda.
• Bila salah satu dari ketiga tes negatif, maka hasil tes dianggap
tidak dapat ditentukan (inconclusive).
Usia > 18 bln
Alur Diagnosis HIV

Usia < 18 bln


A. PELAJARI BAGAN ALUR CEPAT TEST HIV

• Jika reagen A1 non-reaktif, maka hasil tes HIV dikatakan negatif.


• Jika reagen A1 reaktif, maka ada kemungkinan hasil tes HIV pasien,
positif. Rujuk ke layanan KT-HIV induk untuk pemeriksaan lebih lanjut.
• Jika ketiga reagen reaktif, maka hasil tes HIV dikatakan positif rujuk
PDP
• Selain dari hasil laboratorium ini, rujuk pasien ke layanan KT-HIV
induk.
TINDAK LANJUT PEMERIKSAAN ANTI HIV
Tindak lanjut hasil positif :
• Rujuk ke layanan ARV

Tindak lanjut hasil negatif:


• Permintaan tes ulang pada beberapa keadaan:
• Ibu hamil trimester ke-3 di Papua dan Papua Barat
• Ibu hamil trimester ke-3 yang pasangannya HIV positif
• Ibu hamil dengan IMS
• Pajanan HIV dalam 3 bulan terakhir
• Bila tidak termasuk kelompok di atas, dianjurkan berperilaku hidup sehat, dan beri saran pencegahan IMS dan HIV

Tindak lanjut hasil indeterminate :


• Tes perlu diulang dengan spesimen baru minimum 2 minggu dari pemeriksaan yang pertama
• Bila hasil tetap indeterminate dilanjutkan dengan pemeriksaan PCR
• Bila sarana PCR tidak memungkinkan rapid test diulang 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan dari pemeriksaan yang pertama
• Bila sampai 1 tahun hasil tetap “indeterminate” dan faktor risiko rendah hasil dapat dinyatakan negatif
TEST ULANG
Hasil positif:
• Pasien (dan pasangannya) tidak mempunyai perilaku berisiko
• Pasien baru yang mengaku HIV positif tanpa ada surat atau hasil
terdokumentasi

Hasil negatif :
• Ibu hamil di trimester 3 di papua dan papua barat
• Ibu hamil di trimester 3 pasangan HIV positif
• Ibu hamil dengan IMS
• Pajanan HIV dalam 3 bulan terakhir
B.PENYAMPAIAN HASIL

• Periksa identitas pasien


• Sampaikan dan jelaskan hasil tes HIV
• Biarkan reaksi emosional muncul ke permukaan
• Berikan rencana tindak lanjut atau informasi medis yang
diperlukan
• Tawarkan rujukan dan rencana tindak lanjut
• Langkah
INFORMASI PASCA TES

• Informasi pasca tes merupakan bagian


terpenting dari proses tes, termasuk tes HIV
• Semua pasien yang menjalani tes harus
mendapatkan informasi pasca-tes pada saat
menerima hasil tes, tanpa memandang hasil tes-
nya.
PASIEN HASIL TES HIV NEGATIF

Informasi pasca tes untuk HIV minimal meliputi:


• Permintaan tes ulang pada beberapa keadaan:
• Ibu hamil trimester ke-3 di Papua dan Papua Barat
• Ibu hamil trimester ke-3 yang pasangannya HIV positif
• Ibu hamil dengan IMS
• Pajanan HIV dalam 3 bulan terakhir
• Informasi umum tentang pencegahan IMS dan HIV.
PEREMPUAN HAMIL DENGAN HASIL TES HIV-POSITIF
Informasi pasca tes meliputi:
• Informasi hasil tes HIV secara sederhana dan jelas dan memastikan pasien
mengerti tentang arti hasil tes HIVnya.
• Merujuk ke layanan ARV
• Kesempatan bertanya.
• Dukungan gizi yang memadai, termasuk pemenuhan kebutuhan zat besi dan
asam folat.
• Diskusikan rencana persalinan dan pilihan tentang makanan bayi.
• Menjelaskan pengobatan pencegahan antiretroviral untuk bayi dan
pemeriksaan EID (Early Infant Diagnosis) .
• Tes HIV bagi pasangan
• Pencegahan positif
Contoh komunikasi hasil tes HIV : Negatif

“Hasil tes HIV Ibu negatif. Artinya: saat ini dalam


darah tidak terdapat virus HIV”
Jaga kehamilan Ibu dengan baik, ibu bisa meminta
tes HIV lagi jika ibu merasa berisiko.”
Contoh komunikasi untuk hasil tes HIV :
Indeterminate

“Hasil tes Ibu indeterminate, artinya saat


ini hasil tes belum dapat dipastikan dan
perlu tes ulang dua minggu lagi.”
Contoh komunikasi untuk hasil tes A1 :
Reaktif

“Hasil tes Ibu menunjukkan bahwa ibu perlu


dirujuk ke Puskesmas untuk tindak lanjut.
Bawalah surat rujukan ini, berikan kepada petugas
di klinik tersebut.
Bagaimana, Bu...apakah ada pertanyaan lain?”
Contoh komunikasi untuk hasil tes HIV: Positif

“Hasil tes HIV Ibu positif, artinya ada virus HIV di dalam tubuh.
Saya perlu merujuk ibu ke dokter untuk mendapatkan pengobatan
antiretroviral atau disingkat ARV. ARV sangat penting agar ibu dapat tetap
sehat, dan dapat mengurangi risiko penularan ke bayi. Nanti perlu juga
direncanakan mengenai persalinan Ibu, serta rencana pemberian makanan
untuk bayi.
Bawalah surat rujukan ini, berikan kepada dokter ya..
Nanti obat yang diberikan, diminum setiap hari dengan patuh ya bu, tepat
waktu. Kontrol bila perlu dan sesuai waktu kontrol. Dan jika ada apa-apa,
jangan ragu-ragu hubungi saya. Jangan lupa kartu pasien yang akan diberikan
dibawa pada setiap kunjungan.
C.RUJUKAN PENGOBATAN ARV
• Semua pasien dengan hasil positif dirujuk ke dokter untuk
mendapatkan tata laksana tindak lanjut, termasuk pengobatan ARV.
• Jika Puskesmas itu bukan pemberi ARV, diskusikan tempat rujukan
dengan pasien, kesediaan pasien untuk dirujuk ke layanan tersebut.
• Yang perlu diingatkan adalah:
1) Minum obat harus setiap hari, patuh 100%
2) Pasangan juga perlu diperiksa status HIV dan IMS
3) Penapisan TB, jika TB selalu pakai masker
4) Pencegahan penularan
Konseling Pencegahan Positif (Positive
Prevention)
Konseling pencegahan positif merupakan konseling yang dilakukan
pada orang yang terinfeksi HIV dengan maksud:
1) Mencegah penularan HIV dari orang yang terinfeksi HIV ke orang
lain;
2) Mencegah penularan infeksi ulang HIV dan infeksi lain (termasuk
IMS) pada orang yang terinfeksi HIV;
3) Meningkatkan kualitas hidup orang yang terinfeksi HIV.
ALUR FORMULIR KT HIV DI FASKES
POLI KIA DAN POLI TB
KEGIATAN
DAN
No Rekam Medis, No Register, NIK
Nama, Alamat, Provinsi, Kota/Kab, Nama Ibu
Kandung

Jenis kelamin, Status Perkawinan, Tanggal lahir,


status kehamilan, umur anak terakhir, jumlah
anak kandung

Pendidikan terakhir, pekerjaan

Status kunjungan

Halaman 1
Pemberian Informasi (TIPK)
- Tanggal pemberian Informasi
- Pernah tes HIV sebelumnya
- Penyakit terkait pasien
- Kesediaan untuk tes
Tes Antibodi HIV
- Tanggal tes, Jenis tes
- Hasil tes R1, R2, R3
- Kesimpulan hasil tes HIV
- Tindak Lanjut TIPK
Konseling Pasca Tes
- Tanggal konseling pasca tes
- Terima hasil, Kaji gejala TB, Jumlah kondom
diberikan
- Nama petugas kesehatan
- Status layanan
- Jenis pelayanan
Halaman 2
ALUR PENGGUNAAN FORMULIR
Konseling Tes HIV (KTIP) Pada Bumil dan Pasien
TB di Faskes
Alur penggunaan formulir tes HIV
dalam layanan ANC
-Petugas KIA melakukan KTIP-
Dokter/Bidan/Perawat
di Poli KIA
Standar layanan yang diberikan:
Bila Bumil belum pernah tes HIV, menganjurkan tes HIV dan
memberikan Informasi pra tes HIV
Petugas Lab
Pengambilan darah untuk tes HIV (bagi Bumil
yang menyetujui tes HIV) Menerima formulir Permintaan diagnosis HIV dari
Mengisi formulir Permintaan Diagnosis HIV Unit/Poli KIA
- Mengisi buku register Lab tes HIV
- Mengisi formulir Laporan Hasil Pemeriksaan
Menerima formulir Laporan Hasil Pemeriksaan Diagnosis HIV
Diagnosis HIV dari Lab

Penyampaian hasil tes HIV / Konseling pasca tes Secara berkala, tim KIA akan mengirimkan
Mengisi formulir konseling dan tes HIV dan formulir konseling dan tes HIV kepada data
melengkapi pencatatan di poli KIA manager HIV yang ditunjuk untuk melakukan
entri data ke SIHA
Catatan :
•Bila Petugas di poli KIA belum tersosialisasi KTIP atau
Bumil menolak tawaran tes petugas KIA untuk di tes HIV,
maka Bumil dapat dikirim ke KONSELOR TES HIV
•Jika Bumil dirujuk ke konselor maka konselor WAJIB
memberikan hasil pemeriksaan kepada petugas KIA.
Dokter/Bidan/Perawat
Konselor Petugas Lab
di Poli KIA
Mengirimkan Bumil ke
Memberikan Informasi pra tes HIV Menerima formulir
konselor
Pengambilan darah untuk tes HIV (bila Permintaan diagnosis HIV
Menerima informasi tertulis
setuju tes HIV) dari konselor
kegiatan tes HIV dan
Mengisi formulir Permintaan Mengisi formulir Laporan
melengkapi pencatatan di poli
Diagnosis HIV Hasil Pemeriksaan
KIA
Diagnosis HIV
Menerima formulir Laporan Hasil
Pemeriksaan Diagnosis HIV dari Lab

Penyampaian hasil tes HIV / Konseling pasca tes

Mengisi formulir konseling dan tes


Megirim informasi tertulis hasil tes HIV kepada
dokter/bidan/perawat di poli KIA
Alur penggunaan formulir tes HIV dalam kolaborasi TB-
HIV (indikator 1)
-Petugas TB melakukan KTIP-

Standar layanan yang diberikan:


Bila pasien belum pernah tes HIV, menganjurkan tes HIV dan
memberikan Informasi pra tes HIV
Petugas Lab
Pengambilan darah untuk tes HIV (bagi pasien
yang menyetujui tes HIV) Menerima formulir Permintaan diagnosis HIV dari
Mengisi formulir Permintaan Diagnosis HIV Unit/Poli TB
- Mengisi buku register Lab tes HIV
- Mengisi formulir Laporan Hasil Pemeriksaan
Menerima formulir Laporan Hasil Pemeriksaan Diagnosis HIV
Diagnosis HIV dari Lab

Penyampaian hasil tes HIV / Konseling pasca tes Secara berkala, tim TB akan mengirimkan
Mengisi formulir konseling dan tes HIV dan formulir konseling dan tes HIV kepada data
melengkapi TB.01 dan TB.03 UPK manager HIV yang ditunjuk untuk melakukan
entri data ke SIHA
Catatan :
•Bila Petugas TB belum tersosialisasi KTIP atau pasien TB
menolak tawaran petugas TB untuk di tes HIV, maka pasien
TB dikirim ke KONSELOR TES HIV
•Jika pasien TB dirujuk ke konselor maka konselor WAJIB
memberikan hasil pemeriksaan kepada petugas TB
Konselor Petugas Lab

Mengirimkan pasien TB ke
Memberikan Informasi pra tes HIV Menerima formulir
konselor
Pengambilan darah untuk tes HIV (bila Permintaan diagnosis HIV
Menerima informasi tertulis
setuju tes HIV) dari konselor
kegiatan tes HIV dan
Mengisi formulir Permintaan Mengisi formulir Laporan
melengkapi TB.01 dan TB.03
Diagnosis HIV Hasil Pemeriksaan
UPK
Diagnosis HIV
Menerima formulir Laporan Hasil
Pemeriksaan Diagnosis HIV dari Lab

Penyampaian hasil tes HIV / Konseling pasca tes

Mengisi formulir konseling dan tes


Megirim informasi tertulis hasil tes HIV kepada
dokter/perawat di TB

Anda mungkin juga menyukai