A. PESERTA DIDIK
Latar belakang peserta didik KB Nurul Iman berada pada tingkat ekonomi
menengah dengan sarana prasarana yang cukup dalam mendukung proses
pembelajaran baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Latar belakang keagamaan
yang mayoritas beragama islam.
Peserta didik KB Nurul Iman berusia 2 - 4 tahun berjumlah 24 anak yang
terbagi menjadi 2 rombongan belajar yaitu Rombel Mawar (3-4 tahun) dan
R o m b e l M e l a t i (2-3tahun). Sebagian anak pernah bersekolah di Kelompok
belajar mengaji di TPQ serta sebagian lagi belum pernah sekolah. Hampir 80%
peserta didik berasal dari keluarga pekerja. Ada yang bekerja sebagai petani,
pedagang, dan pendidik. Sebagiannya lagi berasal dari keluarga pekerja kantor
maupun pabrik. Anak-anak terbiasa bermain di alam baik sekitar rumah maupun
sekolah. Penyusunan dan pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan
Taman Kanak-kanak berfokus kepada pemenuhan kebutuhan peserta didik dengan
mengembangkan kompetensi dalam perubahan kehidupan abad ke-21 yang memuat
ciri khas dan potensi lokal sekolah.
Tujuan akhir capaian pembelajaran yang terintegrasi dengan Profil Pelajar
Pancasila secara umum adalah untuk membentuk karakter peserta didik untuk
menumbuhkan iman, takwa kepada Allah SWT dan berakhlaq mulia, berkebhinekaan
global, mandiri, bernalar kritis, bergotong royong dan kreatif dengan mengkoordir
keragaman tersebut.
C. PENDIDIK
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki posisi strategis dalam
menghadapi tuntutan dan perkembangan dunia yang memasuki era globalisasi,
karena pendidikan memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi yang ada pada
manusia, sesuai dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sitem
Pendidikan Nasional, bahwa jalur pendidikan di Indonesia dibagi menjadi tiga jalur,
yaitu Pendidikan Formal, Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal. Melalui
ketiga jenis pendidikan ini diharapkan potensi peserta didik berkembang sehingga
menjadi manusia Indonesia yang beriman, bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
yang demokratis, serta bertanggung jawab. Dalam rangka menuju penyelenggaraan
yang berkualitas perlu ditingkatkan profesionalisme tenaga kependidikan non formal
khususnya pendidik PAUD melalui berbagai cara dan upaya sehingga pendidikan
non formal dapat diterima dimasyarakat serta dapat menghasilkan dasar pendidikan
sejak dini melalui pembeajaran anak usia dini.
KB Nurul Iman memiliki pendidik sebanyak 3 orang, 100% pendidiknya
baru lulusan SMA dan sudah mengikuti Dikat berjenjang PAUD yang di
selenggarakan Oleh Dinas setempat.
D. TENAGA KEPENDIDIKAN
KB Nurul Iman juga memiliki 1 tenaga kependidikan sebagai operator dapodik yang
dalam hal ini masih dirangkap oleh Kepala Sekolah.
2
BAB II
VISI , MISI DAN TUJUAN KB NURUL IMAN
3
2. Pribadi anak yang berkarakter , berakhlak mulia
3. Agar berkembang pribadi anak Berakhlak Mulia, Disiplin, Kreatif Dan Inovatif
Dengan Berbasis Tehnologi Menuju Indonesia Cerdas Dan Gemilang
4. Terwujudnya Kurikulum dan metode pembelajaran anak dalam meningjkatkan
jiwa yang Berakhlak Mulia, Disiplin, Kreatif Dan Inovatif Dengan Berbasis
Tehnologi Menuju Indonesia Cerdas Dan Gemilang.
5. Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik yang Berakhlak Mulia, Disiplin,
Kreatif Dan Inovatif Dengan Berbasis Tehnologi Menuju Indonesia Cerdas Dan
Gemilang
6. Tersedianya sarana dan prasarana pendukung PAUD yang Berakhlak Mulia,
Disiplin, Kreatif Dan Inovatif Dengan Berbasis Tehnologi Menuju Indonesia
Gemilang
7. Terwujudnya lingkungan dan budaya sekolah unggulan melalui kegiatan
kemasyarakatan untuk menciptakan anak yang Berakhlak Mulia, Disiplin, Kreatif
Dan Inovatif Dengan Berbasis Tehnologi Menuju Indonesia Gemilang
8. Terbinanya administrasi lembaga PAUD yang mendukung terciptanya warga
lembaga paud yang mempunyai dedikasi yang Berakhlak Mulia, Disiplin, Kreatif
Dan Inovatif Dengan Berbasis Tehnologi Menuju Indonesia Gemilang.
BAB III
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN
KB NURUL IMAN
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
PAUD merupakan pendidikan yang paling fundamental karena
perkembangan anak di masa selanjutnya sangat ditentukan oleh berbagai stimulasi
bermakna yang diberikan sejak usia dini. Pendidikan anak usia dini harus
dipersiapkan secara terencana dan bersifat holistic agar dimasa emas
perkembangan anak mendapatkan stimulasi yang utuh, sehingga mengembangkan
berbagai potensi yang dimiliki anak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
4
dalam rangka pengembangan potensi tersebut adalah dengan program pendidikan
yang terstruktur. Salah satu komponen untuk pendidikan yang terstruktur adalah
kurikulum.
Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I poin 19 adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Pendidikan anak usia dini diyakini menjadi dasar bagi penyiapan sumber
daya manusia yang berkualitas dimasa mendatang. Oleh karena itu layanan PAUD
harus dirancang dengan seksama dengan memperhatikan perkembangan anak,
perubahan IPTEK serta budaya yang berkembang. Memahami kondisi tersebut
maka KB Nurul Iman Desa Rejoagung Kec.Trangkil Kab.Pati memandang perlu
untuk mengembangkan Kurikulum Operasianal Satuan Pendidikan (KOSP).
KOSP KB Nurul Iman Desa Rejoagung Kec.Trangkil Kab.Pati disusun
oleh pengelola penyelenggara pendidik dan Komite. Keberadaan KOSP KB
sangat penting karena sebagai acuan penyelenggaraan dan pengelolaan
keseluruhan program dan pelaksanan pembelajaran. KOSP juga dijadikan sebagai
patokan untuk melaksanakan pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan,
program dan keseluruhan kegiatan pembelajaran. KOSP sebagai data bagi
peningkatan dan perbaikan mutu satuan pendidikan secara bertahap dan
berkesinambungan.
Pengembangan kurikulum ini didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
8. Mengutamakan keselamatan dan kesehatan anak
5
Dengan masih berkembangnya penularan untuk covid 19 disekitar kita
maka kita harus bersikap untuk memutus tali rantai penularan tersebut sehingga
untuk pembelajaran kedepan kita berusaha untuk tidak memakai pembelajaran
model tatap muka tetapi selama masih proses penularan covid 19 itu berkembang
model yang kita terapkan di KB Nurul Iman dengan menggunakan moda daring
atau jarak jauh oleh karena itu penyesuaian untuk kurikulum model pembelajaran
dan materi pelajaran harus kita lakukan untuk program kegiatan belajar mengajar
tahun yang akan datang di KB Nurul Iman sehingga pada akhirnya kurikulum ini
tetap hanya sebuah dokumen, yang akan menjadi kenyataan apabila dilaksanakan
di lapangan dalam proses pembelajaran yang baik dan benar. Pembelajaran, baik
di kelas maupun di luar kelas, hendaknya berlangsung secara efektif yang mampu
membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak. Dalam hal ini para pelaksana
kurikulum (baca: guru) yang akan membumikan kurikulum ini dalam proses
pembelajaran. Para pendidik juga hendaknya mampu menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan dan mengasyikkan bagi anak, sehingga anak betah di
sekolah. Atas dasar kenyataan tersebut, maka pembelajaran di Kelompok Bermain
(KB) hendaknya bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan
kreativitas anak, efektif, demokratis, menantang, menyenangkan, dan
mengasyikkan. Dengan spirit seperti itulah kurikulum ini akan menjadi pedoman
yang dinamis bagi penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di KB Nurul
Iman.
6
e. Sebagai tolok ukur keberhasilan anak didik.
3. Dasar Opersional Penyusunan KOSP PAUD
a. Landasan Filosofis
KOSP Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan sejumlah
landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh
potensi anak agar menjadi manusia Indonesia berkualitas sebagaimana yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan hal tersebut, KOSP Pendidikan Anak Usia Dini
dikembangkan dengan menggunakan landasan filosofis sebagai berikut.
Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangs masa kini dan masa mendatang. Sehubungan dengan hal tersebut,
Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini mengembangkan pengalaman
belajar untuk membangun kompetensi diri yang diperlukan bagi
kehidupan dimasa kini dan masa depan dengan berakar pada budaya yang
dimiliki.
Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Kurikulum
Pendidikan Anak Usia Dini mengenalkan budaya bangsa sebagai milik
kehidupan anak, sehingga anak diharapkan peduli,menyanyangi, dan
bangga terhadap budaya yang harus dirawat dan dilestarikan.
Peserta didik adalah pembelajar yang aktif dan memiliki talenta untuk
belajar mengenai berbagai hal yang ada disekitarnya. Kurikulum
Pendidikan Anak Usia Dini, memfasilitasi anak membangun pengalaman
melalui proses belajar aktif sesuai dengan minat.
Pendidikan ditujukan utnuk mengembangkan seluruh kompetensi sikap
spiritual,sikap social, pengetahuan, dan keterampilan melalui kegitan
bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain.
Pendidikan lebih mengutamakan keselamatan, kesehatan dan keamaman
anak.
b. Landasan Sosiologis
KOSP Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan sesuai dengan
tuntutan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat setempat. Masyarakat
Indonesia adalah masyarakat yang sangat beragam.Satuan PAUD merupakan
7
representasi dari masyarakat yang beragam baik dari aspek strata sosial-
ekonomi, budaya, etnis, agama, kondisi fisik maupun mental. Untuk
mengakomodasi keberagaman itu, KOSP Pendidikan Anak Usia Dini
dikembangkan secara inklusif untuk memberi dasar terbentuknya sikap saling
menghargai dan tidak membeda-bedakan.
c. Landasan Psikopaedagogis
KOSP Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan mengacu
pada cara mendidik anak sebagai individu yang unik, memiliki kecepatan
perkembangan yang berbeda, dan belum mencapai masa operasional konkret,
dan karenanya digunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
tahapan perkembangan dan potensi setiap anak.
d. Landasan Teoritis
KOSP Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan mengacu
pada teori pendidikan berbasis standar dan kurikulum berbasis kompetensi.
Pendidikan berbasis standar menetapkan adanya standar nasional sebagai
kualitas minimal penyelenggaraan pendidikan.Standar tersebut terdiri dari
standar tingkat pencapaian perkembangan anak, standar isi, standar proses,
standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
Proses pengembangan kurikulum secara langsung berlandaskan pada empat
standar yakni standar tingkat pencapaian perkembangan anak, standar isi,
standar proses, dan standar penilaian pendidikan. Sementara itu, empat standar
lainnya dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung implementasi
kurikulum. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar seluas-luasnya bagi anak untuk mengembangkan
kemampuan yang berupa sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. KOSP Pendidikan Anak
Usia Dini menerapkan pembelajaran dalam bentuk pemberian pengalaman
belajar langsung kepada anak yang dirancang sesuai dengan latar belakang,
karakteristik dan usia anak.
8
e. Landasan Yuridis
1. UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Perpres No. 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini
Holistic Integratif
3. PP 57 TAHUN 2021 Standar Nasional Pendidikan
4. Permendikbud riset No. 4 Tahun 2022 (Perubahan PP 57)
5. Permendikbud riset No. 5 (Standar SKL)
6. Permendikbud riset No. 7 Tahun 2022 (Standar Isi)
7. Kep. Badan Standar Kurikulum dan Asesmen No. 009/H/KR/2022
Tentang Dimensi , Elemen Profil, dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila
pada Kurikukum Merdeka
8. Permendikbud riset No. 16 (Standar Proses)
9. Permendikbud riset No.21 Tahun 2022 (Standar Penilaian)
10.Permendikbud riset No. 56 Tahun 2022 (Penerapan KOSP)
11.Kep. Badan Standar Kurikulum dan Asesmen No. 034/h/k/2022 (Satuan
Pendidikan IKM) sebagai landasan yuridis pembuatan KOSP
12.Saran dan pendapat Stakeholder Pendidikan.
13.Rapat Tim Pengembang Kurikulum KB NURUL IMAN
14.FGD (Focus Grup Discussion) Penyusun Draft KOSP PAUD Tahun
Pelajaran 2022/2023 tanggal 18 Juni 2022 di KB Nurul Iman
9
B. Pengorganisasian Pembelajaran
1.Kegiatan Intrakurikuler
Semester 2
Topik :
● Hijau Sawahku
Semester II :
● Hewan Ternak 17 minggu
● Ramadhan Ceria
● Pentas Akhirussanah (pendekatan projek)
Catatan:
a. Pendekatan
10
2. Projek
Projek yang dilakukan sesuai dengan topik dengan melibatkan anak dan
orang tua.
Observasi terhadap anak yang melakukan kegiatan dilakukan pada setiap
proses pembelajaran. Hasil observasi ditindaklanjuti dengan melakukan
assesmen terhadap capaian anak.
11
2.4 Cinta 16. Mengenal pruduk 2 Minggu
Produk dalam negeri
Indonesia
17.Makanan dan
minuman
Semester 2
1. Bermain dan Bekerjasama
2. Imajinasiku dan Kreativitaku
12
Bermain dan bekerja sama
Imajinasiku.
Uraian :
1. Tema Aku Sayang Bumi
B. Capaian Pembelajaran
Nilai Agama Dan Budi Pekerti 1.2 Anak berpartisipasi aktif dalam
menjaga kebersihan, kesehatan dan
keselamatan diri sebagai bentuk rasa
sayang terhadap dirinya dan rasa
syukur pada Tuhan Yang Maha
Esa.
1.4 Anak menghargai alam dengan
cara merawatnya dan menunjukkan
rasa sayang terhadap makhluk
hidup yang merupakan ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa.
Jati Diri 2.2 Anak mengenal dan memiliki
perilaku positif terhadap diri dan
lingkungan (keluarga, sekolah,
masyarakat, negara, dan dunia) serta
rasa bangga sebagai anak Indonesia
yang berlandaskan Pancasila.
13
Teknologi, Rekayasa, dan mengomunikasikan perasaan dan
Seni: pikiran secara lisan, tulisan, atau
menggunakan berbagai media serta
membangun percakapan.
3.3 Anak mengenali dan
menggunakan konsep
pramatematika untuk memecahkan
masalah di dalam kehidupan sehari-
hari.
3.5 Anak menunjukkan rasa ingin
tahu melalui observasi, eksplorasi,
dan eksperimen dengan
menggunakan lingkungan sekitar
dan media sebagai sumber belajar,
untuk mendapatkan gagasan
mengenai fenomena alam dan sosial.
Tujuan Kegiatan
Menunjukkan perilaku yang baik yang mencerminkan akhlak mulia.
14
Membangun hubungan sosial secara sehat.
Menunjukkan perasaan bangga terhadap latar belakang budayanya dan jati
dirinya.
Mengenali karakteristik anak Indonesia yang berlandaskan Pancasila.
Menjaga keselamatan diri.
Menunjukkan rasa ingin tahu (observasi, eksplorasi, eksperimen).
Menunjukkan kemampuan dasar berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan
memecahkan masalh.
B. Capaian Pembelajaran
15
C. Profil Pelajar Pancasila
Kreatif
Bernalar Kritis
Gotong Royong
Mandiri
Beriman bertkwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia
Berkebhinekaan Global
D. Kegiatan
a.Tujuan Kegiatan
Menunjukkan perilaku yang baik yang mencerminkan akhlak mulia.
Membangun hubungan sosial secara sehat.
Menunjukkan perasaan bangga terhadap latar belakang budayanya dan jati
dirinya.
Mengenali karakteristik anak Indonesia yang berlandaskan Pancasila.
Berpartisipasi dalam beragam kegiatan fisik.
Menunjukkan sikap positif dalam beragam kegiatan fisik.
Menjaga keselamatan diri.
Mengenali dan memahami informasi.
Mengomunikasikan pikiran dan perasaan.
Membangun percakapan.
Menunjukkan rasa ingin tahu (observasi, eksplorasi, eksperimen).
16
Menunjukkan kemampuan dasar berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan
memecahkan masalah.
b. Capaian Pembelajaran
Nilai Agama dan Budi 1.3 Anak menghargai sesama manusia
Pekerti dengan berbagai perbedaannya dan
mempraktikkan perilaku baik dan
berakhlak mulia.
4. Imajinasiku
Proyek Pembelajaran “Kreasi orang2 an”
A. Tujuan Kegiatan
Menunjukkan perilaku yang baik yang mencerminkan akhlak mulia.
Membangun hubungan sosial secara sehat.
Mengenali dan memahami cerita.
Mengomunikasikan pikiran dan perasaan secara lisan.
Membangun percakapan.
Menunjukkan minat dan berpartisipasi dalam kegiatan pramembaca.
Menunjukkan rasa ingin tahu dengan melakukan observasi, eksplorasi,
dan eksperimen.
Mengenal hubungan simbol dalam kehidupan sehari-hari yang
menunjukkan kemampuan dasar berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan
mampu memecahkan masalah.
Melakukan eksplorasi dan mengekspresikan diri dalam bentuk seni.
B. Capaian Pembelajaran
Nilai Agama dan Budi 1.1 Anak percaya kepada Tuhan Yang
Pekerti Maha Esa, mulai mengenal dan
mempraktikkan ajaran pokok sesuai
dengan agama dan kepercayaanNya..
18
berbagai objek dan lingkungan sekitar
sebagai bentuk pengembangan diri.
19
2. Kegiatan Ekstrakurikuler
C. Rencana Pembelajaran
1.Tujuan Pembelajaran dari Elemen Capaian Pembelajaran
20
nilai ajaran agamanya dalam Menunjukkan sikap saling membantu dan
interaksi dengan sesama dan alam bergotong royong
(tumbuhan, hewan, lingkungan
hidup). Anak mengenal Mempraktekkan sikap menjaga dan
keberagaman dan menunjukkan merawat lingkungan sekitar.
sikap menghargai agama dan Mengenali perbedaan kepercayaan agama
kepercayaan orang lain lain dan menghargai perbedaan
22
No Elemen Capaian Tujuan
pembelajaran Pembelajaran
3. Anak menunjukkan kemampuan mengenali Mengenali dan
dan memahami berbagai informasi seperti memahami berbagai
gambar, tanda, simbol, dan cerita. Anak
informasi yang ada di
mampu mengkomunikasikan pikiran dan
sekitarnya
perasaan secara lisan, tulisan, atau
menggunakan berbagai media serta Mengomunikasikan
membangun percakapan. Anak menunjukkan pikiran dan perasaan yang
minat dan berpartisipasi dalam kegiatan ingin disampaikan dengan
pramembaca. Anak menunjukkan rasa ingin tepat.
tahu melalui observasi, eksplorasi, dan
Menunjukkan ketertarikan
eksperimen.Anak mengenal, mengembangkan
sikap peduli dan tanggung jawab dalam pada kegiatan membaca
pemeliharaan alam, lingkungan fisik, dan buku atau mendengarkan
sosial.Anak menunjukkan kemampuan awal cerita
menggunakan dan merancang teknologi secara Melakukan observasi,
aman dan bertanggung jawab. Anak eksplorasi, dan
menunjukkan kemampuan dasar berpikir kritis, eksperimen menggunakan
kreatif, dan kolaboratif.Anak dapat mengenali bahan di sekitarnya
dan melihat hubungan antar pola, simbol dan
data serta dapat menggunakannya untuk Peduli dan bertanggung
memecahkan masalah di dalam kehidupan jawab terhadap
sehari-hari. Anak mengeksplorasi berbagai pemeliharaan lingkungan
proses seni, mengekspresikannya serta sekitar
mengapresiasi karya seni.
Mengenal teknologi
pertanian dan cara
menggunakannya
Menunjukkan kemampuan
dasar berpikir kritis dan
kreatif
Memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-
hari
Melakukan operasi
matematika sederhana
dengan menggunakan
objek dilingkungannya
Mampu
mengelompokan
23
objek di lingkungan
sekitarnya
berdasarkan
karakteristiknya
Mengekspresikan
imajinasinya menjadi
karya menggunakan
material yang ada di
sekitarnya
Mengenal dan
menghargai seni budaya
khas daerahnya
24
2.Tujuan Kegiatan
Tujuan Pembelajaran dalam pembelajaran perlu dijabarkan ke dalam Tujuan
Kegiatan yang disesuaikan dengan topik pembelajaran dan kebutuhan anak.
Contoh pembuatan Tujuan Kegiatan KB Mutiara Hati :
25
reriungan anak, matematika sederhana Melakukan
orang tua, warga dengan menggunakan penjumlahan dan
sekitar untuk berdoa objek di lingkungannya pengurangan
bersama dan makan menggunakan
bersama.
Hasil Bumi Mempraktekkan sikap Melakukan
menjaga dan merawat perawatan terhadap
Anak terlibat dalam lingkungan sekitar. tanaman yang ada di
kegiatan panen hasil Mengenali lingkungan dan lingkungan sekolah
pertanian bersama aktivitas yang orang desa Mengenal hasil
orangtua serta lakukan pertanian yang ada
di lingkungan
sekitarnya
Mengkreasikan hasil Mengkomunikasikan Mengenal
pertanian menjadi pikiran dan perasaan yang aktivitas pertanian
berbagai karya. ingin disampaikan dengan yang diamati
tepat. Mengenal cara
Peduli dan bertanggung menanam dan
jawab terhadap merawat tanaman
pemeliharaan lingkungan Menjelaskan
sekitar kegiatan bertani yang
Mengenali budaya mereka amati dan
Jawa dan bangga menjadi lakukan
orang Jawa
Hijau Sawahku Berpartisipasi aktif Mengamati
dalam berbagai sistem
Anak melakukan
kegiatan fisik perairan
pengamatan terhadap
Lingkungan sawah di Mengekspresikan pertanian di
sekitar dan membuat emosi diri dengan tepat dekat
pengolahan sawah secara Menunjukkan sikap lingkungan
sederhana. saling membantu dan sekolah.
bergotong royong Membuat
Mempraktekkan sikap sistem
menjaga dan merawat perairan
lingkungan sekitar. memanfaa
Menunjukkan tkan
kemampuan dasar material
berpikir kritis dan disekitarn
kreatif ya.
Mengekspresikan Membersihka
imajinasinya n saluran air
menjadi karya bersama -
menggunakan material sama.
alam di sekitarnya Mengetahui
Melakukan operasi manfaat dari
matematika saluran air.
sederhana dengan Mengetah
26
menggunakan ui cara
objek di merawat
lingkungannya saluran
air.
Memahami
cara kerja
saluran air.
Melakukan
pengukuran
bahan yang
dibutuhkan
untuk
membuat
saluran air
a. Intrakurikuler
27
Mengenali perbedaan
kepercayaan
agama lain dan
menghargai perbedaan
Bersikap santun dalam
berinteraksi
dengan orang lain
Mengenali lingkungan dan
aktivitas
yang orang desa
lakukan
Melakukan operasi
matematika
sederhana dengan
menggunakan objek
Dilingkungannya
kemampuan dasar
berpikir kritis dan kreatif
29
Topik :Saluran air Berpartisipasi aktif dalam
berbagai kegiatan fisik
Mengekspresikan emosi diri
dengan tepat
Menunjukkan sikap saling
membantu dan bergotong
royong
Mempraktekkan sikap
menjaga dan merawat
lingkungan sekitar.
Menunjukkan
kemampuan dasar
berpikir kritis dan kreatif
Catatan :
Topik pembelajaran masih dapat disesuaikan dengan minat anak
yang muncul dan mempertimbangkan hasil evaluasi pembelajaran
(Jika ada)
Tujuan Pembelajaran masih dapat disesuaikan dengan minat anak
yang muncul dan mempertimbangkan hasil evaluasi pembelajaran
(Jika ada)
Durasi pelaksanaan setiap topik pembelajaran disesuaikan dengan
kebutuhan anak.
b. Ekstrakurikuler
30
Olah raga Berpartisipasi aktif Semester I - II
permainan tradisional dalam berbagai kegiatan
fisik
Drumband Mengekspresikan
Seni Tari emosi diri dengan tepat
Mengenali budaya Jawa dan
bangga menjadi orang Jawa
Menjaga keselamatan diri
dari potensi bahaya di
sekitarnya
Mengenal dan
menghargai seni budaya
khas daerahnya
Catatan:
Program ekstrakurikuler menyesuaikan minat dan kebutuhan anak.
Tujuan pembelajaran kegiatan ekstrakurikuler tidak dijabarkan
menjadi tujuan kegiatan.
D. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran yang dilakukan antara lain:
a. Asesmen capaian anak
Asesmen capaian anak dilakukan selama pembelajaran.
b. Evaluasi hasil belajar anak
Evaluasi hasil belajar anak dilakukan setiap 6 bulan (semester) dan
dilaporkan kepada orang tua.
c. Evaluasi program pembelajaran
Evaluasi terhadap kegiatan, media yang disediakan dan strategi yang
digunakan atau dilakukan oleh guru setiap minggu.
E. Pendampingan dan Pengembangan Profesional
1. Pendampingan dan Evaluasi Kurikulum
a. Refleksi Mandiri
Pendampingan dan Evaluasi kurikulum dapat menyajikan bahan
informasi mengenai area – area kelemahan kurikulum sehingga dari hasil
evaluasi dapat dilakukan proses perbaikan menuju yang lebih baik. Evaluasi
ini dikenal dengan evaluasi formatif. Evaluasi ini biasanya dilakukan waktu
proses berjalan. Evaluasi kurikulum juga dapat menilai kebaikan kurikulum
apakah kurikulum tersebut masih tetap dilaksanakan atau tidak, yang dikenal
evaluasi sumatif.
b. Kuesioner
31
Dalam mengevaluasi kurikulum perlu juga menerapkan Kuesioner,
dimana kuesioner ini merupakan salah satu instrument krusial dalam
pengumpulan data evaluasi kurikulum, khususnya pengumpulan data primer.
Kuesioner dianggap penting dalam mengumpulkan informasi yang ditak
dapat dijawab oleh data sekunder sehingga data untuk mengevaluasi
kurikulum lengkap dan hasil evaluasi dapat tepat sesuai yang dibutuhkan.
c. Wawancara
Salah satu cara dalam mengevaluasi kurikulum perlu juga wawancara
atau interview yaitu kegiatan tanya jawabsecara lisan tentang seberapa jauh
keberhasilan kurikulum yang diterapkan, kelemahan-kelemahan apa saja, dll
sehingga memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam bentuk tulisan, atau
direkam secara audio, visual, atau audio visual, kepada pihak-pihak terkait
diberlakukannya kurikulum.
d. Supervisi Pembelajaran
.......Supervisi pembelajaran adalah kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi pembelajaran tidak terlepas dari
penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Esensi supervise
pembelajaran sama sekali bukan penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran. Membantu guru mengembangkan kemampuan
profesionalisme guru dalam pelaksanaan tugas. Dalam rangka melaksanakan
kegiatan supervise pembelajaran lazimnya dilakukan oleh kepala sekolah dan
atau pengawas sekolah. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
supervisor Pendidikan antara lain :
1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan
perkembangan setiap bidang pengembangan di KB
2. Membimbing guru dalam menyusun silabus setiap bidang pengembangan
di TK berlandaskan standar isi, standar kompetensi, dan kompetensi dasar
dan prinsip-prinsip pengembangan KOSP.
3. Membantu guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/tehnik
pembelajara/bimbingan. Yang dapat mengembangkan berbagai potensi
siswa melalui bidang pengembangan di KB.
32
4. Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) untuk setiap bidang pengembangan di KB.
e. Mentoring Guru
Mentoring adalah proses pembimbingan di mana seseorang dibimbing agar
dapat menemukan dan mengenali gambar diri, potensi diri, pola diri, tujuan
hidup, dan panggilan hidupnya. Proses mentoring mencakup konseling
dan coaching. Lalu apa yang membedakan antara mentoring dengan konseling
dan coaching? Coaching berfokus pada mengoptimalkan skill seseorang,
sedangkan konseling berfokus pada membuka hambatan diri agar potensi
seseorang dapat optimal. Mentoring adalah proses pembimbingan yang
menekankan pada relasi antara mentor dengan mentee-nya. Mentee dibimbing
agar dirinya sendiri dapat menemukan sendiri solusi. Mentor sangat jarang
memberikan nasihat langsung seperti “seharusnya begini atau jangan begini”,
tetapi lebih menekankan pada seni bertanya. Dalam coaching, jika skill orang
yang dibimbing sudah tercapai, maka relasi pembimbingannya selesai.
Guru pendamping/mentor adalah guru senior yang kompeten, yang
bertugas memberikan pendampingan kepada guru yang mengikuti PKB tersebut.
Guru pendamping/mentor dapat berasal dari sekolah maupun dari luar sekolah
(jika sekolah merasa belum memiliki guru yang memenuhi persyaratan yang
ditentukan)
33
mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses ini dikelola oleh para pemimpin satuan
pendidikan dan/atau guru yang dianggap sudah mampu untuk melakukan peran ini.
Evaluasi, pendampingan dan pengembangan profesional dilakukan secara bertahap dan
mandiri agar terjadi peningkatan kualitas secara berkelanjutan di satuan pendidikan,
sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan. Pendampingan dan pengembangan
professional guru yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan atau yang
kita kenal dengan PKB.
PKB adalah bentuk pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang merupakan
kendaraan utama dalam upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan
dengan keberhasilan siswa. Dengan demikian semua siswa diharapkan dapat
mempunyai pengetahuan lebih, mempunyai keterampilan lebih baik, dan
menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang materi ajar serta mampu
memperlihatkan apa yang mereka ketahui dan mampu melakukannya. PKB
mencakup berbagai cara dan/atau pendekatan dimana guru secara
berkesinambungan belajar setelah memperoleh pendidikan dan/atau pelatihan awal
sebagai guru. PKB mendorong guru untuk memelihara dan meningkatkan standar
mereka secara keseluruhan mencakup bidang-bidang berkaitan dengan
pekerjaannya sebagai profesi. Dengan demikian, guru dapat memelihara,
meningkatkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilannya serta
membangun kualitas pribadi yang dibutuhkan di dalam kehidupan profesionalnya.
Lebih rinci lagi, kegiatan PKB ini dilakukan di dalam sekolah secara mandiri yang
dikelompokkan sebagai berikut.
b. Dilakukan oleh guru bekerja sama dengan guru lain dalam satu sekolah,
antara lain:
saling mengobservasi dan memberikan saran untuk perbaikan
pembelajaran;
melakukan identifikasi, investigasi dan membahas permasalahan yang
dihadapi di kelas/sekolah;
menulis modul, buku panduan peserta didik, Lembar Kerja Peserta didik,
dsb;
membaca dan mengkaji artikel dan/atau buku yang berkaitan dengan
bidang dan profesi untuk membantu pengembangan pembelajaran;
mengembangkan kurikulum dan persiapan mengajar dengan menggunakan
TIK;
pelaksanan pembimbingan pada program induksi;
dan sebagainya.
c. Kegiatan PKB yang dilaksanakan melalui kerjasama antarsekolah baik dalam
satu rayon (gugus), antarrayon dalam kabupaten/kota tertentu, antarprovinsi
bahkan dimungkinkan melalui jaringan kerjasama sekolah antarnegara secara
langsung maupun melalui teknologi informasi (sumber PKB jaringan sekolah).
Kegiatan PKB dilakukan oleh sekolah melalui jaringan yang ada dapat berupa:
Kegiatan KKG/MGMP;
Pelatihan/seminar/lokakarya sehari atau lebih;
Kunjungan ke sekolah lain, dunia usaha dan industri, dsb;
Mengundang nara sumber dari sekolah lain, komite sekolah, dinas
pendidikan, pengawas, asosiasi profesi, atau dari instansi lain yang relevan.
d. Sumber kepakaran luar lainnya. Sumber kepakaran lain ini dapat disediakan
35
melalui kegiatan di LPMP, P4TK, Perguruan Tinggi atau institusi layanan lain
yang diakui oleh pemerintah ataupun melalui pendidikan dan pelatihan jarak
jauh melalui jejaring virtual atau TIK yang diselenggarakan oleh institusi
layanan luar negeri.
e. Kegiatan PKB dapat dilakukan di luar lingkungan sekolah, misalnya oleh LPMP,
Dinas Pendidikan, PT/LPTK atau penyedia jasa lainnya hanya untuk memenuhi
kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh sekolah sendiri.
Berdasarkan analisis kebutuhan mekanisme PKB yang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan guru untuk meningkatkan profesionalismenya sebagai
berikut.
1. Tahap 1: Setiap awal tahun guru melakukan evaluasi diri tentang apa yang
dilakukan sebelumnya. Guru di suatu sekolah, baik guru yang berpengalaman
maupun guru yang baru mulai mengajar, harus melakukan proses evaluasi
diri, dan mengikuti penilaian kinerja dan reviu tahunan pada awal tahun
ajaran dan/atau menjelang akhir tahun ajaran. Bagi guru yang mengajar
lebih dari satu sekolah, maka kegiatan evaluasi diri, PKG dan PKB dilakukan
di sekolah induknya. Evaluasi diri dilakukan dengan mengisi Format-1, yang
memuat antara lain sebagai berikut.
Semua usaha yang telah dilakukannya untuk mengembangkan
kompetensinya selama satu tahun terakhir, baik dengan mengikuti
pelatihan yang bersifat formal maupun informal (berkaitan dengan
pengembangan diri yang diorientasikan kepada peningkatan kualitas
pembelajaran, pengembangan pengetahuan dan keterampilan
menghasilkan karya ilmiah dan/atau karya innovatif).
Hasil atau dampak yang dirasakannya dari usaha tersebut.
Keberhasilan yang dicapainya dalam melaksanakan tugas selama satu
tahun terakhir, termasuk inovasi yang dilakukan dan kontribusinya
terhadap pengembangan sekolah, dsb.
Kendala yang dihadapinya dalam melaksanakan tugasnya (baik secara
internal yaitu pada dirinya sendiri maupun dari luar).
Kelemahan/kekurangan yang dirasakan masih ada pada dirinya
(termasuk keterampilan baru yang ingin dikuasainya).
36
Hasil dari proses Kegiatan induksi dan Penilaian Kinerja yang baru
dialaminya.
Kegiatan yang direncanakan akan dilakukan selama satu tahun ke
depan dalam rangka pengembangan diri.
Kegiatan yang direncanakan akan dilakukan selama kurun waktu
tertentu untuk memperbaiki Profil dan Angka Penilaian Kinerja.
Kegiatan yang direncanakan akan dilakukan sendiri.
Kegiatan yang direncanakan membutuhkan partisipasi atau kerja sama
dengan guru lain.
Pengembangan kompetensi yang masih dibutuhkannya serta bantuan
lain yang diperlukannya untuk mencapai tujuannya.
2. Tahap 2 : Segera setelah selesai melakukan evaluasi diri, guru mengikuti
proses Penilaian Kinerja Formatif (lihat Pedoman Penilaian Kinerja).
Penilaian Kinerja ini diperlukan untuk menentukan profil kinerja guru dalam
menetapkan apakah guru akan mengikuti program peningkatan kinerja untuk
mencapai standar kompetensi profesinya atau kegiatan pengembangan
kompetensi lebih lanjut.
3. Tahap 3 : Melalui konsultasi dengan Kepala Sekolah (jika koordinator PKB
adalah guru yang ditugaskan oleh Kepala Sekolah) dan Komite Sekolah,
Guru dan koordinator PKB membuat perencanaan kegiatan PKB (Format-2)
bersifat sementara (untuk selanjutnya dikoordinasikan dengan Koordinator
PKB Kabupaten/Kota dan Koordinator KKG/ MGMP) yang
didasarkan kepada:
evaluasi diri yang dilakukan oleh guru;
catatan pengamatan berkala yang pernah dilakukan oleh Guru Pembina
(jika ada), Pengawas, dan/atau Kepala Sekolah;
penilaian kinerja guru;
data dari sumber lain yang sudah dikumpulkan oleh koordinator PKB,
termasuk kebutuhan akan pengembangan sumber daya manusia yang
tercermin pada Rencana Pengembangan Sekolah.
4. Tahap 4 : Koordinator PKB Kabupaten/Kota, Kepala Sekolah (jika koordinator
PKB adalah guru yang ditugaskan oleh Kepala Sekolah), Koordinator
KKG/MGMP dan Koordinator PKB tingkat sekolah menetapkan dan
37
menyetujui rencana kegiatan PKB bersifat final yang memuat kegiatan PKB
yang akan dilakukan oleh guru sendiri dan/atau bersama-sama dengan guru lain
di dalam sekolah sebagai bagian dari kegiatan yang akan diadakan oleh
sekolah tertentu, kegiatan yang akan dikoordinasikan oleh KKG dan MGMP
maupun kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. Khusus
kegiatan PKB yang akan dilaksanakan di kabupaten/kota terlebih dahulu
dikonsultasikan kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk memperoleh
persetujuan. Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota mengalokasikan anggaran
untuk kegiatan PKB yang akan dilaksanakan di kabupaten/kota dan
memberikan anggaran atau subsidi kepada sekolah maupun KKG/MGMP untuk
menyelenggarakan PKB di tingkat sekolah secara mandiri maupun melalui
kegiatan jaringan sekolah.
5. Tahap 5 : Guru menerima rencana program PKB yang mencakup kegiatan yang
akan dilakukan di dalam dan/atau luar sekolah, yang telah dibahas dan
disepakati oleh koordinator PKB kabupaten/kota, kepala sekolah (jika
koordinator PKB adalah guru yang ditugaskan oleh Kepala Sekolah),
koordinator KKG/MGMP dan koordinator sekolah berdasarkan hasil konsultasi
dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Setiap guru berhak menerima
pembinaan berkelanjutan (jika memang diperlukan) dari seorang guru yang
berpengalaman dalam melaksanakan proses pembelajaran dan telah mencapai
standar kompetensi yang telah ditetapkan serta memiliki kinerja minimal baik
berdasaskan hasil PK GURU dan ditunjuk/ditetapkan oleh kepala sekolah.
Rencana kegiatan PKB juga mencakup sasaran yang akan dicapai dalam kurun
waktu tertentu setelah guru mengikuti program PKB (lihat lampiran Format
Laporan Kendali Kinerja Guru pada pedoman PK GURU).
6. Tahap 6: Guru mengikuti program PKB yang telah direncanakan baik di
dalam dan/atau di luar sekolah. Sekolah berkewajiban menjamin bahwa
kesibukan guru mengikuti kegiatan PKB tidak mengurangi kualitas
pembelajaran peserta didik di kelasnya. Ada perbedaan antara pelaksanaan
PKB bagi guru-guru yang hasil PK GURUnya telah mencapai atau lebih
standar kompetensi profesi dengan guru-guru yang hasil PK GURUnya masih
belum mencapai standar komptensi profesi. Bagi guru-guru yang telah
mendapatkan hasil PK GURU formatifnya sama atau di atas standar akan
38
mengikuti program PKB agar memiliki ilmu pengetahuan yang kuat, tuntas
dan tidak setengah-tengah serta memiliki kepribadian yang matang, kuat dan
seimbang agar mampu memberikan layanan pendidikan sesuai dengan
perkembangan masa kini. Sedangkan khusus bagi guru-guru yang mengikuti
program PKB untuk mencapai standar kompetensi profesi (guru-guru yang
hasil PK GURU formatifnya di bawah standar kompetensi yang ditetapkan)
harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: (i) jenis kompetensi yang perlu
ditingkatkan; (ii) daya dukung yang tersedia di sekolah; (iii) catatan hasil
evaluasi diri, refleksi diri, dan hasil PK GURU; serta (iv) target
perubahan/peningkatan yang diharapkan akan terjadi setelah guru mengikuti
kegiatan PKB untuk mencapai standar kompetensi profesi. Dalam penyusunan
rencana PKB untuk mencapai standar kompetensi profesi khususnya bagi
guru- guru yang hasil PK GURU-nya di bawah standar, yang ditetapkan
dengan kata lain guru berkinerja rendah perlu mencantumkan tahap
pelaksanaannya. Selain itu, dalam rencana PKB tersebut juga perlu
mencantumkan pihak-pihak yang terlibat dalam keseluruhan proses, mulai
tengah semester 1 sampai dengan tengah semester 2, sebelum pelaksanaan PK
GURU sumatif di akhir tahun ajaran. Tahapan kegiatan PKB tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut
Tahap Uraian
Informal Pada tahap ini, guru yang bersangkutan bersama koordinator PKB
atau kepala sekolah, menganalisis hasil PK GURU dan menetapkan
solusi untuk mengatasinya. Guru kemudian diberi kesempatan
selama 4 – 6 minggu sebelum dilakukan penilaian kemajuan
pertama untuk mengetahui hasil peningkatan kompetensi yang
dilakukan guru secara mandiri atau bersama kelompok guru lain.
Semua hal yang dilakukan guru selama tahap ini harus sesuai
dengan recana kegiatan yang telah disusun. Jika pada penilaian
39
kemajuan pertama, guru telah berhasil meningkatkan
kompetensinya, yakni memperoleh nilai yang lebih tinggi
dibandingkan nilai formatif untuk kompetensi termaksud, maka
guru dapat langsung
melaksanakan PKB untuk peningkatan profesionalisme.
Formal Jika guru tidak/belum menunjukkan peningkatan kompetensi pada
penilaian kemajuan pertama (tahap informal), maka koordinator
PKB bersama kepala sekolah dapat menentukan proses selanjutnya
yang harus dilakukan oleh guru. Proses peningkatan pada tahap ini
antara lain:
Guru melakukan peningkatan kompetensi di sekolah dengan
pendampingan, artinya guru harus bekerja sama dengan seorang
guru
pendamping yang akan memberikan dukungan untuk melakukan
kegiatan peningkat
40
Tahap Uraian
kompetensi yang diperlukan, meliputi kompetensi pedagogik
dan/atau profesional. Selama 4 – 6 minggu, guru pendamping
wajib memberikan masukan dan bimbingan secara intensif untuk
meningkatkan kompetensi terkait, sebelum dilakukan penilaian
kemajuan kedua.
Untuk peningkatan kompetensi tertentu yang tidak dapat
dilakukan di sekolah, guru dapat melakukan peningkatan
kompetensinya di luar sekolah. Dalam hal ini, guru dapat
mengikuti pelatihan tertentu dengan persetujuan koordinator PKB
dan kepala sekolah. Sebagai contoh, guru dapat mengikuti
pelatihan yang diperlukan di P4TK, LPMP, LPTK, atau lembaga
lain yang sejenis, selama 4 – 6 minggu sebelum dilakukan
penilaian kemajuan kedua pada waktu yang telah disepakati oleh
guru yang bersangkutan dengan penilai (sebelum akhir tahun
ajaran), untuk mengetahui kemajuan capaian peningkat-an
kompetensi guru. Hasil penilaian kemajuan tahap kedua ini akan
ditindaklanjuti sesuai aturan yang berlaku. Koordinator PKB
dan/atau kepala sekolah wajib memantau keikutsertaan guru
dalam kegiatan ini.
Guru tidak perlu mengikuti PKB untuk pencapaian standar
kompetensi profesi di tahun berikutnya apabila pada PK GURU
sumatif di akhir tahun ajaran guru tidak lagi mempunyai nilai di
bawah standar pada semua kompetensi yang dinilai. Namun, bila
pada PK GURU sumatif tersebut masih terdapat nilai di bawah
standar, maka guru harus mengikuti program PKB pencapaian
standar kompetensi profesi kembali di tahun berikutnya untuk
meningkatkan kompetensinya yang masih mendapatkan nilai di
bawah standar. Dalam hal ini, guru dinyatakan telah mencapai
kemajuan jika guru dapat meningkatkan minimal 50% dari jumlah
kompetensi yang menurut hasil PK GURU formatif
perlu ditingkatkan. Jika guru tidak mencapai
41
Tahap Uraian
kondisi tersebut, maka guru dapat dikenakan sangsi, antara lain
berupa pengurangan jam mengajar (<24 jam) dengan maksud agar
guru dapat lebih berkonsentrasi dalam mempersiapkan
pelaksanaan belajar mengajarnya. Jika guru masih tidak dapat
menunjukkan peningkatan kinerja yang ditargetkan dalam 2 (dua)
tahun pelaksanaan PKB pencapaian standar kompetensi profesi,
maka guru dapat dikenakan sangsi kepegawaian setelah melalui
proses tertentu sesuai aturan kepegawaian. Proses pelaksanaan
sangsi kepegawaian ini dilaksanakan dengan cara: koordinator
PKB melaporkan guru yang bersangkutan kepada kepala sekolah
untuk selanjutnya diteruskan kepada dinas pendidikan setempat
agar dapat diproses lebih lanjut sesuai
aturan yang berlaku.
42
a. Melakukan monitoring terhadap kegiatan yang dilakukan oleh guru selama
guru mengikuti PKB pencapaian standar profesi.
b. Memberikan bimbingan kepada guru yang didampingi berdasarkan hasil
isian evaluasi diri guru, refleksi diri, portofolio, dan catatan/laporan hasil
PK GURU.
c. Memberikan masukan dan turut mencarikan solusi jika guru yang
didampingi mempunyai masalah terkait dengan pelaksanaan PKB
pencapian standar profesi.
d. Membuat catatan dan laporan hasil monitoring terhadap pelaksanaan PKB
pencapaian standar yang dilakukan oleh guru yang didampingi dan (bila
diperlukan) menetapkan tindak lanjut yang harus dilakukan.
43
I. Pengembangan PAUD Holistic Integratif
Layanan PAUD Holistic Integratif ini dilaksanakan terpusat, artinya sesuai
layanan Pendidikan, kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan dan perlindungan anak
dilakukan dalam satu tempat yakni Satuan PAUD. Jika digambarkan dapat seperti di
bawah ini :
44
II. Pembelajaran Coding
KOSP dikembangkan dengan prinsip keragaman (diversifikasi) agar
memungkinkan penyesuaian program Pendidikan pada satuan Pendidikan dengan
kondisi dan kekhasan potensi yang ada didaerah dan peserta didik.
Secara umum, KOSP bermuatan pembelajaran coding bertujuan untuk
mewujudkan kepribadian peserta didik baik sikap, pengetahuan, maupun ketrampilan
terkait praktik coding agar anak usia dini dapat berkembang dengan budaya bernalar
untuk menyelesaikan masalah sederhana (problem solving) sehari-hari. Hal ini
dilakukan dengan memberikan pengetahuan awal pada anak tentang konsep coding
dalam konteks bermain yang menyenangkan disertai dengan contoh-contoh kongkrit
(nyata) dalam kehidupan sehari-hari dengan sedapat-dapatnya mengintegrasikan
keseleruhan aspek perkembangan anak usia dini. Jika diterapkan secara utuh, maka
KOSP bermuatan pembelajaran coding diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
menumbuhkembangkan daya nalar anak usia dini yang terkait erat dengan aspek
kognitif serta aspek perkembangan anak lainnya.
1. Di rumah
Salah satu perilaku yang dapat ditanamkan berdoa sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan sehari-hari (berdoa setelah makan, sebelum makan, sebelum
tidur, bangun tidur, dll) secara rutin dibiasakan pada anak dengan cara anak
diminta mengucapkan doa-doa tersebut dengan suara lembut dan khusyu’
2. Di sekolah
Proses pembelajaran di sekolah ditanamkan secara terus menerus melalui
pembiasaan anak secara langsung ketika melakukan suatu kegiatan (mulai dari
berdoa sebelum belajar maupun berdoa sesudah belajar) dan menjelaskan kenapa
kia harus berdoa, dan menjelaskan pula makna doa tersebut.pengembangan hidup
beragama dilakukan dengan belajar sambil bermain. Belajar melalui bermain ini
dapat memberi kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi, menemukan,
mengekspresikan perasaan berkreasi dan belajar secara menyenangkan.
J. Pengembangan Lifeskill
46
1. Bangun sendiri
2. Merapikan kamar sendiri
3. Gosok gigi sendiri
4. Mandi sendiri
5. Pakai dan melepas baju sendiri
6. Melipat baju sendiri
7. Makan sendiri
8. Berwudhu dan mempelajari gerakan sholat, dll.
47
a. Kalender Pendidikan
KALENDER PENDIDIKAN
KB NURUL IMAN
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
SEMESTER I
Kegiatan
Hari Juli 2022 HBE
Tanggal Uraian
Sabtu 2 9 16 23 30 0
Kegiatan
Hari Agustus 2022 HBE
Tanggal Uraian
Minggu 7 14 21 28
48
Kegiatan
Hari September 2022 HBE
Tanggal Uraian
Minggu 4 11 18 25
Sabtu 3 10 17 24 0
Kegiatan
Hari Oktober 2022 HBE
Tanggal Uraian
Jumlah Hari Efektif Belajar (HBE) 20 31 Proyek Tema Aku Cinta Indonesia
49
Kegiatan
Nopember 2022 HBE
Hari Tanggal Uraian
Rabu 2 9 16 23 30 5
Jumlah Hari Efektif Belajar (HBE) 21 30 Puncak tema Aku cinta Indonesia
Kegiatan
Hari Desember 2022 HBE
Tanggal Uraian
Jum’at 2 9 16 23 30 3 17 Rekreasi
Sabtu 3 10 17 24 31 0
50
SEMESTER II
Hari Kegiatan
Januari 2023 HBE
Tanggal Uraian
Minggu 1 8 15 22 29
Jum’at 6 13 20 27 4
Kegiatan
Hari Februari 2023 HBE
Tanggal Uraian
Kamis 2 9 16 23 4
51
Kegiatan
Hari Maret 2023 HBE
Tanggal Uraian
Rabu 1 8 15 22 29 3 18 Isro’Mi’roj
Kegiatan
Hari April 2023 HBE
Tanggal Uraian
52
Kegiatan
Hari Mei 2023 HBE
Tanggal Uraian
1 Hari Buruh
Minggu 7 14 21 28
Amal Jum’at berkah
Kegiatan
Hari Juni 2023 HBE
Tanggal Uraian
Jum’at 2 9 16 23 30 4
Sabtu 3 10 17 24 0
EVI RETNANINGTYAS
53
BAB IV
PENUTUP
A. HARAPAN PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan dan pengembangan kurikulum KB Mutiara Hati
Karangwage Kec. Trangkil Kab. Pati memiliki harapan bahwa KOSP PAUD
dapat dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk, memberikan layanan pada masyarakat agar anak dapat sedini mungkin
memperoleh rangsangan pendidikan membantu mengembangkkan
kemandirian kemampuan bekomunikasi, bersosialisasi, kreatif, serta
kemampuan yang dimiliki, membentuk karakter anak sejak dini agar
berkembang sesuai dengan harapan dan kaidah yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakatdan menyiapkann peserta didik untuk pendidikan lebih lanjut.
KOSP KB Mutiara Hati ini menggambarkan perencanaan program
secara menyeluruh selama satu tahun ajaran sesuai karakteristik serta visi
misinya. Harapannya Kurikulum Operasional KB Mutiara Hati dapat
dijadikan acuan bagi pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua serta pihak
terkait dalam melaksanakan layanan PAUD secara holistik integratif.
Kurikulum Operasional ini tidak menutup kemungkinan dapat terjadi
perbaikan dalam pelaksanaannya, maka saran dan masukan tetap dibutuhkan
agar KB Mutiara Hati dapat memberikan layanan yang terbaik bagi anak-anak.
54
8. Perubahan situasi dan kondisi domisili lingkungan PAUD
55