PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan amanat Pembukaan Undang-
undang Dasar 1945 sehingga Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Hal ini sangat disadari karena pendidikan memegang peran kunci dalam
pegembangan sumberdaya manusia dalam menghadapi laju perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni di era globalisasi. Perubahan social, budaya, dan
teknologi yang melanda masyarakat kita dengan sangat cepat di era gobal dewasa ini
sesungguhnya diakibatkan oleh cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
terutama dibidang komunikasi dan informatika. Laju perkembangan di bidang
komunikasi dan informatika telah mengakibatkan revolusi informasi.
Revolusi informasi telah membuat dunia ini semakin terbuka dan sekaligus
menerobos bahkan menghilangkan batas-batas geografis, administratif – yuridis, politis,
dan sosial budaya. Masyarakat kita yang sudah bisa disebut sebgai masyarakat global
secara sadar atau tidak telah berubah dengan sangat cepat dalam memberikan tuntutan,
tantangan, bahkan ancaman yang baru. Dengan kata lain masyarakat kita dewasa ini
menuntut agar sumberdaya manusia yang dihasilkan melalui proses pendidikan nantinya
dapat mengetahui banyak hal (knowing much), berbuat banyak (doing much), mencapai
keunggulan (being excellence), mampu menjalin hubungan dan bekerja sama dengan
orang lain (being socialable), serta berusaha untuk tetap memegang teguh nilai-nilai
moral (being morally). Manusia-manusia yang unggul, pekerja keras, dan bermoral inilah
yang menjadi tuntutan masyarakat global. Sumberdaya manusia dengan kualitas yang
demikianlah yang akan mampu berkompetisi, tidak saja dengan sesama warga dalam
suatu daerah, wlayah, atau sebuah negara, melainkan juga dengan warga negara dan
bangsa lain.
1
Dan karena itu, peningkatan mutu pendidikan harus diarahkan untuk meningkatkan
kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, dan olah raga agar
memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi
pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan daerah, nasional, dan global berbasis potensi sumber daya alam Indonesia dan
nilai-nilai budaya bangsa melalui peningkatan efisiensi manajemen pendidikan, yaitu
penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara
terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 di seluruh Tanah Air dan berdasarkan
hasil evaluasi terhadap dokumen kurikulum yang ada (Kurikulum 2021 – 2022), maka
SMA Negeri Apui perlu melakukan revisi terhadap dokumen tersebut, begitu juga dalam
implementasinya.
Memperhatikan kondisi ril SMA Negeri Apui yang mulai tampil sebagai sekolah
favorit dan berada di Kecamata Apui, Kabupaten Alor di lingkungan penduduk yang
majemuk, maka pengembangan kurikulum juga harus disesuaikan dengan kondisi
tersebut.
Pengembangan kurikulum SMA Negeri Apui tahun pelajaran 2021 – 2022
mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam
pengembangan kurikulum SMA Negeri Apui;
2. Beban belajar bagi peserta didik pada SMA Negeri Apui yang didasarkan pada hasil
analisis konteks, analisis keunggulan lokal serta potensi dan minat peserta didik;
3. Kurikulum SMA Negeri Apui dikembangkan berdasarkan hasil revisi kurikulum
tahun 2021 – 2022, pemanfaatan hasil analisis kondisi riil sekolah, terutama tenaga
pendidik dan sarana-prasarana, serta analisis terhadap Kurikulum 2013.
4. Kalender pendidikan SMA Negeri Apui disusun berdasarkan hasil perhitungan
minggu efektif untuk tahun pelajaran 2021 – 2022.
Kurikulum SMA Negeri Apui menjadi acuan bagi satuan pendidikan dalam
melaksanakan pendidikan dan pembelajaran dengan mengedepankan prinsip
pengembangan kurikulum dan karakteristik 2013 dengan penyesuaian terhadap
pemanfaatan analisis kondisi riil SMA Negeri Apui dan Analisis Kondisi Lingkungan
Sekolah.
2
B. Landasan
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Konpetensi Dasar.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar dan Menengah
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan
Ekstra Kurikuler
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 63 Tahun 2014 tentang
Kepramukaan
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 64 Tahun 2014 tentang
Peminatan
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan
Lokal Kurikulum 2013
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum SMA/MA
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 61 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Kurikulum 2013
15. Buku Induk Pembangunan Karakter, Kementerian Pendidikan Nasional, Tahun 2010.
16. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) SMA Negeri Apui tahun Pelajaran
2021 – 2022
3
C. Tujuan Pengembangan
Kurikulum SMA Negeri Apui disusun agar sekolah memiliki pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dan pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan
(SNP) dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh sebab itu pengembangan
Kurikulum SMA Negeri Apui memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
1. Peningkatan Iman dan Takwa serta Akhlak Mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian
peserta didik secara utuh. Kurikulum yang disusun memungkinkan semua mata
pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. Khusus
untuk peningkatan keimanan dan ketakwaan ini di SMA Negeri Apui dilaksanakan
juga program kerohanian Kristen/Katolik dan pendalaman agama Islam yang diisi
dengan kegiatan pembinaan akhlak dan budi pekerti. Selain itu peringatan hari-hari
besar keagamaan dilaksanakan dengan mengundang penceramah yang kompeten atau
memanfaatkan warga sekolah.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik. Kurikulum SMA Negeri Apui disusun dengan
memperhatikan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual,
dan kinestetik peserta didik agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
tingkat perkembangannya yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
3. Keragaman Potensi serta Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah Kabupaten Alor memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
keragaman karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum SMA Negeri Apui
memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan
kontribusi bagi pengembangan daerah, terutama dalam bidang seni dan peduli
lingkungan, serta keterampilan sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar pada mata
pelajaran Prakarya.
4. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Pengembangan kurikulum SMA Negeri Apui memperhatikan keseimbangan tuntutan
pembangunan daerah dan nasional yang ditunjukkan dengan adanya Prakarya Bahasa
Inggris, bahasa Jerman serta memasukkan muatan kesenian tradisional Alor ke dalam
Mata pelajaran Seni Budaya, merupakan kebutuhan dan ciri khas Kabupaten Alor.
5. Tuntutan Dunia Kerja
4
Kurikulum SMA Negeri Apui harus memuat kecakapan hidup untuk membekali
peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi di antaranya ialah program Prakarya, Bahasa Inggris, Bahasa Jerman
yang terintegrasi dalam mata pelajaran dan melalui program pengembangan diri yang
berupa ekstrakurikuler.
6. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Kurikulum SMA Negeri Apui dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni daerah, serta
perubahan kurikulum yang berlaku.
7. Agama
Kurikulum SMA Negeri Apui dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan
kerukunan umat beragama, dan memperhatikan norma agama yang berlaku di
lingkungan sekolah sesuai dengan kompetensi Inti yang diharapkan.
8. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum SMA Negeri Apui dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing
secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain dengan membekali
peserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan minatnya,
agar mereka mampu mengembangkannya secara mandiri di dunia nyata/kehidupan
sehari-hari.
9. Penerapan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penilaian autentik
dengan mancakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
10. Pengembangan kegiatan ekstra kurikuler yang dapat mengembangkan potensi diri
peserta didik, serta pengembangan kegiatan pramuka sebagai ekstra kurikuler wajib
yang harus diikuti.
11. Persatuan Nasional dan Nilai-nilai kebangsaan
Kurikulum SMA Negeri Apui dikembangkan mendorong wawasan dan sikap
kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum SMA Negeri Apui dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
13. Kesetaraan Gender
5
Kurikulum SMA Negeri Apui diarahkan kepada pendidikan yang berkeadilan dan
mendorong tumbuh-kembangnya kesetaraan gender.
14. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum SMA Negeri Apui dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi,
dan ciri khas satuan pendidikan.
15. Integrasi Nilai-nilai Karakter Bangsa
Kurikulum SMA Negeri Apui dikembangkan dengan mengitegrasikan nilai-nilai
karakter bangsa dalam dokumen dan implementasinya baik dalam pembelajaran di
kelas maupun dalam kehidupan sekolah ataupun dalam lingkungan kehidupan di luar
sekolah.
6
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN
7
D. Tujuan SMA Negeri Apui
Tujuan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Secara lebih rinci tujuan
SMA Negeri Apui, Kecamatan Alor Selatan, Kabupaten Alor, Propinsi Nusa Tenggara
Timur adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan proses pembelajaran berbasis pengembangan budi pekerti dan karakter
murid berdasarkan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
2. Merencanakan, melakukan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid
berbasis teknologi melalui pendekatan, strategi, metode dan model pembelajaran abad
21 untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.
3. Melakukan penguatan budaya melalui pengembangan pembelajaran muatan lokal
berbasis budaya lokal Alor.
4. Menyediakan sarana prasarana pendidikan yang memadai.
5. Mengembangkan komunitas praktisi murid dan guru secara kolaboratif untuk belajar
dan berbagi
6. Meningkatkan kinerja masing-masing komponen sekolah (kepala sekolah, tenaga
pendidik, karyawan, peserta didik dan komite sekolah) untuk bersama-sama
melaksanakan kegiatan yang inovatif sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi masing-
masing
7. Meningkatkan program kokorikuler dan ekstrakurikuler melalui pramuka, OSIS,
pendidikan kecakapan hidup, olahraga dan seni untuk menumbuhkan jiwa
kepemimpinan, wirausaha, sportifitas dan jiwa seni murid.
8. Menyusun dan melaksanakan keyakinan sekolah yang sesuai dengan nilai-nilai
kebajikan universal.
9. Menjalin relasi dengan semua stakeholder pendidikan termasuk unsur masyarakat,
agama, sosial dan budaya sebagai wujud kolaborasi dan kepedulian sekolah terhadap
isu sosial.
10. Mewujudkan kualitas lulusan yang memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang seimbang, serta jumlah lulusan yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi.
11. Meningkatkan kualitas dan kinerja sumberdaya manusia yang tersedia baik tenaga
pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik yang dapat berkompetisi baik lokal,
nasional, maupun global.
8
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Kerangka Dasar
1. Kelompok Mata Pelajaran
Tahun pelajaran 2021 – 2022 SMA Negeri Apui memiliki kewajiban untuk
menyusun kurikulum dan melaksanakannya dengan mencakup satu kurikulum, yaitu
Kurikulum 2013.
Sebagai pelaksana Kurikulum 2013, maka SMA Negeri Apui memiliki
struktur kurikulum yang diberlakukan bagi kelas X, XI, dan XII
Untuk kelas X, XI dan Kelas XI mengikuti pola dan ketentuan Kurikulum
2013, yaitu adanya kelompok mata Pelajaran Wajib A dan Wajib B, Kelompok
Peminatan, dan Lintas Minat, yang semuanya mengusung ke pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan sebagai berikut :
N
Domain Kompetensi
9
No
Domain Kompetensi Inti
11
b. Prinsip Pengembangan kurikulum;
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum di SMA Negeri Apui dikembangkan sesuai dengan visi,
misi dan tujuan sekolah yaitu:
1. Melaksanakan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan kompetensi
sikap, pengetahuan dan keterampilan secara optimal.
2. Melaksanakan pendalaman materi, remedial dan pengayaan untuk mempersiapkan
siswa yang unggul dalam prestasi akademik.
3. Melaksanakan ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya sesuai dengan norma dan
prinsip-prinsip yang dianut oleh sekolah.
4. Mendidik siswa berbudaya lokal Alor untuk memperkuat budaya Nasional serta
memiliki daya saing global.
5. Menumbuhkan dan mengembangkan pola pikir dan tindakan yang mencerminkan
budaya bangsa dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
6. Melaksanakan pembinaan berbagai bidang olah raga sehingga siswa memiliki
daya fisik yang sehat dan tangguh.
7. Menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan yang mencerminkan
pengembangan seni budaya bangsa.
8. Melaksanakan pembinaan Karya Ilmiah Remaja (KIR) yang kreatif, mandiri dan
kompetitif.
9. Melaksanakan pendidikan kecakapan hidup (life skill) guna menciptakan insan
yang religius, mandiri, kreatif dan kompetitif.
10. Melaksanakan pembelajaran seni tari dan musik tradisional khas Alor untuk
memperkaya khasanah budaya nasional.
12
pengembangan diri secara terpadu yang disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna antar substansi.
B. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum SMA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama 3 (tiga) tahun mulai kelas X sampai dengan XII. Untuk kelas
X, Kelas XI dan kelas XII, struktur kurikulum disusun berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI), serta Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai
untuk semua mata pelajaran.
Pengorganisasian kelas pada SMA Negeri Apui mengacu pada pelaksanaan
kurikulum 2013 dengan peminatan Matematika dan Ilmu Alam (MIA), dan peminatan
Ilmu-ilmu Sosial (IIS), Ilmu Bahasa dan Budaya (IBB) serta lintas minat yang didasarkan
pada pertimbangan nilai UN SMP dan hasil test penjurusan;
16
Semester 1 Semester 2
Kelompok Wajib A dan B 26 26
c. Kelompok Peminatan
Peminatan Matematika dan Ilmu – Ilmu
Alam
1 Matematika 3 3
2 Biologi 3 3
1
3 Fisika 3 3
4 Kimia 3 3
Peminatan Ilmu – Ilmu Sosial
1 Sejarah 3 3
2 Geografi 3 3
2
3 Ekonomi 3 3
4 Sosiologi 3 3
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 3
2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 3
3
3 Bahasa dan Sastra Jerman 3 3
4 Antropologi 3 3
Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman 6 6
Minat
Jumlah Jam Pelajaran yang Tersedia per 66 66
Minggu
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh 42 42
per Minggu
Tabel 3: Kelompok Mata Pelajaran Lintas Minat
Di SMA Negeri Apui tidak dilaksanakan Pendalaman Minat tetapi Pilihan
Lintas Minat.
Dengan melihat kondisi riil yang ada maka pilihan mata pelajaran Lintas
Minat untuk peserta didik di masing-masing peminatan dipilihkan dua mata
pelajaran di peminatan lain sebagai berikut:
Peserta didik yang memilih Peminatan dan atau lintas
minat
MIA IIS IBB
17
Bahasa dan sastra
Kimia Geografi
Indonesia
Bahasa dan sastra
Fisika Ekonomi
Inggris
Dapat memilih dua Bahasa dan sastra
Biologi Sosiologi
mata pelajaran antara Jerman
lain Bahasa dan
Sastra Inggris Kimia √ Ekonomi √
√
Ekonomi
Biologi √ Biologi √
√
Tahun pelajaran 2020 – 2021 tanda centang (√) adalah mata pelajaran lintas
minat yang diajarkan pada ke-2 peminatan yang ada.
18
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
8. 3 3
Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2
19
1 Sejarah 4 4
2 Geografi 4 4
2
3 Ekonomi 4 4
4 Sosiologi 4 4
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
1 Bahasa dan Sastra Indonesia 4 4
2 Bahasa dan Sastra Inggris 4 4
3
3 Bahasa dan Sastra Jerman 4 4
4 Antropologi 4 4
Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman 4 4
Minat
Jumlah Jam Pelajaran yang Tersedia per 78 78
Minggu
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh 44 44
per Minggu
20
Tahun pelajaran 2021 – 2022 tanda centang (√) adalah mata pelajaran lintas minat
yang diajarkan pada peminatan yang ada.
3. Muatan Lokal
Muatan lokal bukan mata pelajaran tersendiri tetapi terintegrasi pada dua mata
pelajaran yaitu seni budaya dan prakarya.
4. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan suatu pelajaran yang harus diasuh oleh
tenaga pendidik. Pengembangan diri bertujuan memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat dan minat setiap peserta didik yang sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing olehtenaga pendidik atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan konseling
dan/atau ekstrakurikuler. Kegiatan yang dilaksanakan adalah:
a. Krida
1. Pramuka, yang menjadi ekstrakurikuler wajib bagi kelas X, XI dan XII.
2. Olah Raga, diantaranya: Volley Ball, Sepak Bola, dan Pencak Silat
3. Kesenian (Seni Teater dan Seni Musik)
4. Karya Ilmiah Remaja (KIR)
b. Palang Merah Remaja (PMR)
c. Paskibraka
5. Alokasi Waktu
Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
6. Minggu Efektif
Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) untuk tahun pelajaran
2021 – 2022 adalah 35 minggu efektif.
21
C. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum SMA Negeri Apui untuk kelas X dan XI meliputi Kompetensi
Inti dan sejumlah Kompetensi Dasar yang dirumuskan dalam mata pelajaran yang
keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar peserta didik
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu kelas X, XI dan XII untuk tahun pelajaran
2021 – 2022 mengacu kepada standar isi, sesuai Permendikbud Nomor 20 tahun 2016.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan potensi daerah termasuk keunggulan daerah yang
terintegrasi pada mata pelajaran seni budaya dan prakarya.
22
1) Peminatan Matematika dan Ilmu Alam (MIA)
Alokasi Waktu
Kelompok A (Wajib) 1 2 1 2 1 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
Kelompok C (Peminatan)
11. Matematika 3 3 4 4 4 4
12. Biologi 3 3 4 4 4 4
13. Fisika 3 3 4 4 4 4
14. Kimia 3 3 4 4 4 4
23
Alokasi Waktu
Mata Pelajaran Kelas X Kelas XI Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
8. 3 3 3 3 3 3
Kesehatan
Kelompok C (Peminatan)
11. Geografi 3 3 4 4 4 4
12. Sejarah 3 3 4 4 4 4
13. Sosiologi 3 3 4 4 4 4
14. Ekonomi 3 3 4 4 4 4
24
Alokasi Waktu
Mata Pelajaran Kelas X Kelas XI Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
8. 3 3 3 3 3 3
Kesehatan
Kelompok C (Peminatan)
12 Bahasa Jerman 3 3 4 4 4 4
13 Antropologi 3 3 4 4 4 4
b. Alokasi waktu untuk Penugasan Terstruktur (PT) dan Kegiatan Mandiri (KM)
maksimal 60 % dari waktu kegiatan tatap muka per minggu mata pelajaran yang
bersangkutan.
c. Alokasi waktu untuk tatap muka setiap jam pelajaran 45 menit.
d. Jumlah jam pelajaran perminggu adalah sebagai berikut:
1) Kelas X : 42 jam pelajaran; ada penambahan 6 jam pelajaran pada mata
pelajaran ciri khas program;
25
2) Kelas XI : 44 jam pelajaran, ada penambahan 4 jam pelajaran pada mata
pelajaran ciri khas program;
5. Kriteria Ketuntasan Minimal
Ketuntasan minimal ditentukan oleh masing-masing Guru Mata Pelajaran
dengan berpedoman kepada nilai input atau rata-rata nilai terakhir yang diperoleh
peserta didik pada setiap jenjang kelas. Setiap guru mata pelajaran di SMA Negeri
Apui meningkatkan kriteria ketuntasan minimal secara terus menerus untuk mencapai
kriteria ketuntasan ideal. Ketuntasan minimal di SMA Negeri Apui diserahkan
kepada guru mata pelajaran dan dilaporkan kepada pihak yang terkait.
a. Kelas X dan XI dan XII
Kriteri ketuntasan minimal untuk kelas X, XI dan XII di SMA Negeri Apui
mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar, daya dukung dan
karakteristik peserta didik dengan memperhatikan nilai pada SHUN, maka untuk
tahun pelajaran 2021 – 2022 diputuskan bahwa KKM untuk semua mata pelajaran
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam (MIA)
1. Peminatan Matematika dan Ilmu Alam
Kelompok C (Peminatan)
26
Kriteria Ketuntasan Minimum
Mata Pelajaran Kelas X Kelas XI Kelas XII
Smt 1 Smt 1 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
10. Matematika 68 68 68 68 68 68
11. Biologi 68 68 68 68 68 68
12. Fisika 68 68 68 68 68 68
13. Kimia 68 68 68 68 68 68
14. Ekonomi
Kelompok C (Peminatan)
27
Kriteria Ketuntasan Minimum
Mata Pelajaran Kelas X Kelas XI Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
10. Sejarah 68 68 68 68 68 68
11. Geografi 68 68 68 68 68 68
12. Ekonomi 68 68 68 68 68 68
13. Sosiologi 68 68 68 68 68 68
14. Biologi 68 68 68 68 68 68
15. Kimia
28
Kriteria Ketuntasan Minimum
Mata Pelajaran Kelas X Kelas XI Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
Kesehatan
Kelompok C (Peminatan)
13. Antropologi 68 68 68 68 68 68
14. Ekonomi
15. Biologi 68 68 68 68 68 68
6. Penilaian
Berdasarkan Permendikbud RI Nomor 23 tahun 2016 Penilaian hasil belajar
dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian praktik, penilaian produk,
penilaian projek, penilaian portofolio, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,
ujian sekolah, dan ujian nasional.
1) Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
2) Penilaian praktik dilakukan oleh pendidik pada kompetensi dasar yang
dipraktikkan.
3) Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema
pelajaran.
4) Penilaian produk dilakukan oleh pendidik pada kompetensi dasar tertentu.
5) Penilaian portofolio dilakukan oleh pendidik pada kompetensi dasar tertentu.
6) Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses pembelajaran
dalam bentuk ulangan atau penugasan.
29
7) Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukanoleh pendidik di
bawah koordinasi satuan pendidikan.
8) Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas X,
XI dan XII, dengan menggunakan kisi-kisi yangdisusun oleh Pemerintah. Ujian
tingkat kompetensi pada akhir kelas XII dilakukan melalui UN.
9) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survey oleh
Pemerintah pada akhir kelas X dan XI.
10) Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang – undangan
11) Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang –
undangan.
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
1) Penilaian Kompetensi Sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui:
a) observasi,
b) penilaian diri (self assessment),
c) penilaian “teman sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antarpeserta didik adalah lembar pengamatan berupa daftar cek (checklist) atau
skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa
catatan pendidik.
Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut:
SB = Sangat Baik = 92 - 100
B = Baik = 84 - 91
C = Cukup = 75 - 83
K = Kurang = < 75
Nilai kompetensi sikap pada LHB didapat dari rata-rata nilai observasi, nilai diri
sendiri, nilai antar teman dan nilaijurnal
Contoh:
Seorang peserta didik dalam mata pelajaran Agama dan Budi Pekerti memperoleh:
Nilai Observasi = 85, Nilai diri sendiri = 90, Nilai antarteman = 85, Nilai Jurnal
= 75
Nilai Sikap = (85+90+85+75) : 4 = 315 : 4 = 84 (dibulatkan)
30
Kualifikasi = Baik (B)
Deskripsi: Sikapnya baik, berpakaian sesuai dengan syariat Islam dalam
kehidupan sehari-hari, menunjukkan sikap jujur dan hormat kepada
guru, namun kontrol dirinya perlu ditingkatkan.
31
3) Penilaian Kompetensi Keterampilan
a) Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran
(Pendidik)melalui:
Tes praktik
Projek
Produk
Portofolio
b) Penilaian kompetensi keterampilan terdiri atas:
NilaiPraktik,
Nilai Projek,
Nilai Produk,
Nilai Portofolio
c) Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu KD.
d) Penghitungan nilai keterampilan diperoleh dari rata-rata Penilaian Praktik,
Penilaian Projek dan Penilaian Portofolio.
e) Pengolahan Nilai Rapor (LHB) untuk Keterampilan menggunakan penilaian
kuantitatif dengan skala 0 - 100 dan diberi predikat sebagai berikut:
Predikat
D = Kurang C = Cukup B = Baik A = Sangat Baik
0 ≤ x<7 5 75 ≤ x <8 4 84 ≤ x <92 92 ≤ x ≤ 100
32
Nilai Praktik (NPr) = 80; Nilai Projek (NPj) = 90; Nilai Produk (NPd)
= 85; Nilai Portofolio (NPo) = 80
80+ 90+85+ 80
Nilai Raport = =84 (Pembulatan)
4
Maka Predikatnya Baik (B)
Nilai keterampilan yang ditulis pada LHB adalah nilai 84 dan
predikatnya B.
7. Kenaikan Kelas dan Kelulusan.
a. Kenaikan kelas
Kriteria kenaikan kelas berdasarkan ketuntasan hasil belajar pada setiap mata
pelajaran baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Ketuntasan belajar pada
kenaikan kelas adalah ketuntasan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Jika terdapat
aspek pengetahuan dan keterampilan mata pelajaran yang tidak mencapai KKM
pada semester ganjil atau genap, maka:
1. Dihitung rerata nilai berdasarkan aspek mata pelajaran semester ganjil dan
genap.
2. Nilai rerata setiap aspek dibandingkan dengan KKM pada mata pelajaran
tersebut. Jika hasil pada nilai rerata lebih dari nilai KKM, maka aspek mata
pelajaran tersebut dinyatakan TUNTAS, dan sebaliknya jika nilai rerata
kurang dari nilai KKM, maka aspek mata pelajaran tersebut dinyatakan
BELUM TUNTAS. Selanjutnya jika rerata kedua aspek tuntas dan nilai sikap
baik maka mata pelajaran tersebut dikatakan TUNTAS, dan sebaliknya
minimal 1 (satu) aspek tidak tuntas maka mata pelajaran tersebut dikatakan
BELUM TUNTAS.
Berikut kriteria kenaikan kelas pada SMA Negeri Apui. Peserta didik dinyatakan
naik kelas apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam 2 (dua) semester pada
tahun pelajaran yang diikuti.
2. Predikat sikap minimal BAIK yaitu memenuhi indikator kompetensi sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
3. Predikat kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan minimal
BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
4. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing capaian
pengetahuan dan/atau keterampilan di bawah KKM. Apabila ada mata
33
pelajaran yang tidak mencapai KKM pada semester ganjil dan/atau semester
genap, maka ketuntasan mata pelajaran diambil dari rata-rata nilai setiap
aspek mata pelajaran pada semester ganjil dan genap.
b. Kelulusan
Untuk tahun pelajaran 2021 - 2022, Seluruh siswa pada SMA Negeri apui
kelas X.XI dan XII menggunakan kurikulum K13, maka sesuai dengan
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang penilaian dan panduan penilaian
oleh pendidik dan satuan pendidikan SMA tahun 2017, peserta didik dinyatakan
lulus dari :
1) Kelulusan Ujian Sekolah dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional
Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Sekolah (US) dan Ujian Sekolah
Berstandar Nasional (USBN) apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
Kelulusan US dan USBN ditentukan berdasarkan Nilai Ujian Sekolah
(NUS).
NUS ditentukan berdasarkan batas minimal rata-rata semua mata pelajaran
dan/atau batas minimal untuk setiap mata pelajaran yang diuji.
Contoh : rata-rata semua mata pelajaran yang di-US-kan paling rendah 70
dan nilai US setiap mata pelajaran paling rendah 65.
34
Kriteria kelulusan peserta didik dari Ujian Sekolah dan Ujian Sekolah
Berstandar Nasional untuk semua mata pelajaran ditetapkan oleh Satuan
Pendidikan berdasarkan perolehan nilai US dan USBN.
Kelulusan peserta didik dari SMA Negeri Apui ditetapkan oleh Satuan
Pendidikan melalui rapat dewan guru.
35
3) Bagi peserta didik yang “ragu”, atau tidak “sreg”dengan peminatan ataupun
lintas minat, maka dilakukan wawancara dengan guru BP/BK dan hasilnya
disetujui oleh orang tua.
37
10. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global, serta Pendidikan Karakter
SMA Negeri Apui mengintegrasikan PBKL dalam mata pelajaran yang relevan
dengan terlebih dahulu menganalisis potensi keunggulan lokal dan kesiapan sekolah.
Integrasi PBKL dilakukan pada mata pelajaran Seni Budaya.
Untuk Pendidikan karakter bangsa di SMA Negeri Apui diintegrasikan pada
semua mata pelajaran dengan nilai-nilai karakter yang relevan dengan masing-masing
mata pelajaran tersebut, serta menerapkan keteladan yang dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari di sekolah.
38
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
B. Waktu Belajar
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran
menjadi semester 1 (satu) dan semester 2 (dua) dengan waktu pembelajaran sebagai
berikut:
HARI WAKTU BELAJAR
Senin 08.00 – 12.25
Selasa 07.30 – 12. 25
Rabu 07.30 – 12. 25
Kamis 07.30 – 12. 25
Jum’at 07.15 – 10.20
Sabtu 07.30 – 12. 25
Catatan : 1. Apel pagi dilaksanakan setiap hari pada pukul 07.15 wita dan pada hari
Jumad pada pukul 07.00 wita diadakan senam pagi.
2. Literasi setiap hari pada pukul 07.30 wita dan pada hari jumat pada pukul
08.00
39
Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, waktu pembelajaran efektif belajar
sebagai berikut:
Jumlah Minggu
Bulan Keterangan
Minggu Efektif
Libur Akhir Tahun Pelajaran dan pelaksanaan
Juli 2021 5 2
PPDB/ MPLS
Agustus 2021 4 4
September 2021 5 5 Penilaian Tengah Semester
Oktober 2021 4 3 Kegiatan Bulan Bahasa
November 2021 4 4
Penilaian Akhir Semester, Pengisian LHB dan
Desember 2021 5 1
Libur Akhir Semester
Januari 2022 4 4 Libur Akhir Semester
Pebruari 2022 4 4
Maret 2022 5 4 Kegiatan Tengah Semester
Perkiraan Ujian Nasional Utama, kenaikan isa
April 2022 4 2
almasih, Libur Awala Puasa
Mei 2022 4 3
Juni 2022 5 1 Ujian Semester dan Libur Akhir Semester
Jumlah 53 37
C. Libur Sekolah
Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah pusat,
provinsi, dan kabupaten untuk tidak diadakan proses pembelajaran di sekolah.
Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini.:
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan hari libur
umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap jenjang dan jenis
Pendidikan.
Hari libur yang ditentukan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur :
· Libur Semester 1: 23 Desember 2021– 4 Januari 2022
· Libur Semester 2: 16 Juni 2021 – 9 Juli 2022
40
Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain :
Tahun Baru Tahun Baru Imlek
Idul Fitri dan Cuti Bersama Wafat Yesus Kristus
Idul Adha Hari Raya Waisak
Tahun Baru Imlek Kenaikan Yesus Kristus
Tahun Baru Hijriah Hari Kemerdekaan RI
Hari Raya Nyepi Isra Mi’raj nabi Muhammad SAW
Maulid Nabi Muhammad SAW Hari Raya Natal
Hari Buruh Internasional
41
D. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan sekolah tahun pelajaran 2021 – 2022 adalah sebagaimana tertera
pada tabel berikut ini:
42
23.Try Out 28 – 30 Nopember 2021
Rapat Evaluasi Smt. 1 & Persiapan
24. 13 Desember 2021
Smt.2
25.Pembagian LHBPD 21 Desember 2021
23 Desember 2021 – 4
26.Libur Semester 1
Januari 2022
27.Hari pertama semester 2 6 Januari 2022
28.Rapat Pembentukan Panitia US/UN 2 Maret 2022
29.Pemantapan Kelas XII Januari – April 2022
30.Perkiraan Try Out Februari 2022
31.Ujian Praktik Maret 2022
Perkiraan Ujian Sekolah Berstandar
32. Maret 2022
Nasionala
33.Ujian Nasional April 2022
34.Rapat Kelulusan Mei 2022
35.Pelepasan Peserta Didik kelas XII Juni 2022
Rapat Kenaikan Kelas + Evaluasi
36. 7 Juni 2022
Tahun Pelajaran 2021- 2022
37.Pembagian LHB 13 Juni 2022
38.Libur Idul Fitri 18 – 26 Mei 2022
39.Libur Kenaikan Kelas 16 Juni – 9 Juli 2022
43
44
E. Pengembangan Silabus dan RPP
1. Pengembangan silabus (Kelas X, XI, XII ) di SMA Negeri Apui tahun pelajaran 2021
- 2022 merupakan pengembangan dan revisi dari silabus tahun yang lalu melalui
penugasan yang diselenggarakan pada bulan Agustus 2021.
2. Silabus setiap mata pelajaran disusun berdasarkan kalender Pendidikan satuan
Pendidikan SMA Negeri Apui, yakni 18 minggu efektif di semester 1 dan 18 minggu
efektif di semester 2.
3. Implementasi pembelajaran untuk setiap mata pelajaran berdasarkan pada struktur
kurikulum yang tersedia di Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (Kelas X, XI, XII )
4. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran di dalam silabus, disesuaikan
dengan standar kompetensi dasar tiap mata pelajaran berdasarkan alokasi waktu yang
tersedia, berdasarkan struktur kurikulum dan kebutuhan SMA Negeri Apui.
5. Cara Pengembangan Silabus (Kelas X, XI, dan XII )
SMA Negeri Apui memfasilitasi para guru dalam mengembangkan silabus melalui:
a. Workshop, bersama pengawas sekolah dan Pejabat Dinas Pendidikan Provinsi
Nusa Tenggara Timur melalui Kooordinator Pengawas Pendidikan Menegah
Kabupaten Alor.
b. Memberdayakan kelompok guru mata pelajaran (MGMP);
c. Mendatangkan Nara Sumber dari luar (instruktur nasional);
d. Penugasan penyusunan ditindak lanjuti dengan pembahasan dalam kelompok
maupun pleno;
e. Pengesahan oleh Kepala Sekolah;
f. Validasi ke Koordinasi Pengawas Pendidikan Menengah Kabupaten Alor dan
Dinas Pendidikan Provinsi.
45
BAB V
PENUTUP
Masa depan kita ditandai oleh banjir informasi dan perubahan yang amat cepat
dikarenakan masyarakat dunia terekspos oleh revolusi di bidang ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni, serta arus globalisasi, sehingga menuntut kesiapan kita semua untuk menyesuaikan
dengan kondisi yang ada sekarang dan yang akan terjadi. Artinya kita harus mampu
menghadapi persaingan global serta mampu menangkap dan menciptakan peluang utuk bisa
tetap eksis. Salah satu langkah yang tepat dan strategis adalah melalui penyediaan mutu
layanan pendidikan yang dapat memberikan sejumlah kompetensi kepada peserta didik untuk
siap menghadapi dan beradaptasi dengan perkembangan cepat ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni, serta arus globalisasi.
Pemberlakuan Kurikulum 2013 merupakan wujud nyata respon pemerintah untuk
melakukan perubahan di bidang pendidikan melalui penyelenggaraan pendidikan berbasis
kompetensi. Pendidikan berbasis kompetensi menekankan pada kemampuan yang harus
dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi yang sering disebut dengan
kompetensi inti adalah kemampuan yang secara umum harus dikuasai lulusan. Kompetensi
menurut Hall dan Jones (1976: 29) adalah "pernyataan yang menggambarkan penampilan
suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan
kemampuan yang dapat diamati dan diukur". Kompetensi (kemampuan) lulusan merupakan
modal utama untuk bersaing di tingkat global, karena persaingan yang terjadi adalah pada
kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena. itu, penerapan pendidikan berbasis
kompetensi diharapkan akan menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di tingkat
global. Implikasi pendidikan berbasis kompetensi adalah pengembangan silabus dan sistem
penilaian berbasiskan kompetensi.
Paradigma pendidikan berbasis kompetensi yang mencakup kurikulum, pembelajaran,
dan penilaian, menekankan pencapaian hasil belajar sesuai dengan standar kompetensi.
Kurikulum berisi bahan ajar yang diberikan kepada peserta didik melalui proses
pembelajaran. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip
pengembangan pembelajaran yang mencakup pemilihan materi, strategi, media, penilaian,
dan sumber atau bahan pembelajaran. Tingkat keberhasilan belajar yang dicapai peserta didik
dapat dilihat pada kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang harus dikuasai
sesuai dengan standar prosedur tertentu.
46
Pengembangan kurikulum SMA Negeri Apui yang dilakukan secara rutin setiap tahun adalah
bentuk komitmen sekolah untuk selalu tanggap terhadap tuntutan perubahan agar dapat
memberikan layanan pendidikan yang terbaik bagi peserta didik dengan tetap mengacu pada
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Dalam edisi ini komponen yang dimasukkan ke
dalam dokumen ini adalah pendidikan karakter dan budaya bangsa. Beberapa kegiatan
pengembangan diri terutama pramuka yang menjadi ekstrakurikuler wajib bagi setiap siswa
diharapkan menjadi pintu masuk untuk membiasakan peserta didik dengan prilaku yang
sesuai untuk tampil dalam pergaulan internasional tanpa mengurangi ciri kebangsaan.
Pendidikan karakter dan budaya bangsa dimaksudkan agar peserta didik memiliki karakter
dan nilai budaya khas Indonesia sebagai jati diri bangsa di tengah derasnya arus globalilasi.
Kurikulum ini merupakan penerapan Kurikulum 2013 yang mulai berlaku secara
menyeluruh pada tahun pelajaran 2021/2022 di semua tingkatan dari kelas X, XI dan XII.
Kurikulum SMA Negeri Apui Tahun Pelajaran 2021/2022 ini terdiri dari 3 buku. Buku 1
mengatur tentang tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, serta kalender
pendidikan. Buku 2 memuat Silabus yang disusun secara nasional dan Buku 3 memuat
Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru secara lengkap untuk
setiap mata pelajaran. Ketiga Buku ini manjadi acuan guru dalam mengelola dan
menyelenggarakan proses pembelajaran baik melalui tatap muka, penugasan terstruktur,
maupun kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Contoh Struktur Kurikulum: Struktur Kurikulum SMA Negeri Apui.
a. Kelas X
KELAS X
Alokasi Waktu
MIA IIS IBB
No. Mata Pelajaran
47
KELAS X
Alokasi Waktu
MIA IIS IBB
No. Mata Pelajaran
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Kelompol B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
Kelompol C (Peminatan)
I Matematika dan Sains
1 Matematika 3 3
2 Biologi 3 3
3 Fisika 3 3
4 Kimia 3 3
II Sosial
1 Geografi 3 3
2 Sejarah 3 3
3 Sosiologi 3 3
4 Ekonomi 3 3
III Bahasa
48
KELAS X
Alokasi Waktu
MIA IIS IBB
No. Mata Pelajaran
4 Antropologi 3 3
1 Matematika
2 Biologi 3 3 3 3
3 Fisika
4 Kimia 3 3
5 Geografi
6 Sejarah
7 Sosiologi
8 Ekonomi 3 3 3 3
12 Antropologi
Jumlah 42 42 42 42 42 42
b. Kelas XI
49
KELAS XI
Alokasi Waktu
MIA IIS IBB
No. Mata Pelajaran
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Kelompol B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
Kelompol C (Peminatan)
I Matematika dan Sains
1 Matematika 4 4
2 Biologi 4 4
3 Fisika 4 4
4 Kimia 4 4
II Sosial
1 Geografi 4 4
2 Sejarah 4 4
3 Sosiologi 4 4
50
KELAS XI
Alokasi Waktu
MIA IIS IBB
No. Mata Pelajaran
4 Ekonomi 4 4
III Bahasa
4 Antropologi 4 4
1 Matematika
2 Biologi
3 Fisika
4 Kimia 4 4
5 Geografi
6 Sejarah
7 Sosiologi
8 Ekonomi 4 4 4 4
12 Antropologi
51
KELAS XI
Alokasi Waktu
MIA IIS IBB
No. Mata Pelajaran
Jumlah 44 44 44 44 44 44
c. Kelas XII
KELAS XI
Alokasi Waktu
MIA IIS IBB
No. Mata Pelajaran
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Kelompol B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
Kelompol C (Peminatan)
I Matematika dan Sains
52
KELAS XI
Alokasi Waktu
MIA IIS IBB
No. Mata Pelajaran
1 Matematika 4 4
2 Biologi 4 4
3 Fisika 4 4
4 Kimia 4 4
II Sosial
1 Geografi 4 4
2 Sejarah 4 4
3 Sosiologi 4 4
4 Ekonomi 4 4
III Bahasa
4 Antropologi 4 4
1 Matematika
2 Biologi 4 4
3 Fisika
4 Kimia
5 Geografi
53
KELAS XI
Alokasi Waktu
MIA IIS IBB
No. Mata Pelajaran
6 Sejarah
7 Sosiologi
8 Ekonomi 4 4 4 4
12 Antropologi
Jumlah 44 44 44 44 44 44
54
GLOSARIUM
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu
minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Sekolah merupakan bagian dari
masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik
menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat
sebagai sumber belajar; (Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum SMA-MA).
Buku Panduan Guru adalah pedoman yang memuat strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, teknik pembelajaran, dan penilaian untuk setiap mata pelajaran dan/atau tema
pembelajaran; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP).
Buku Teks Pelajaran adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai kompetensi dasar
dan kompetensi inti; (Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah).
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam
belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah
bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan
kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh
kurikulum; (Permendikbud No. 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan).
Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta
didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing; (Permendikbud No. 62 Tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstra Kurikuler).
Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh
peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak
memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut; (Permendikbud No. 63
Tahun 2014 tentang Kepramukaan).
55
Evaluasi kurikulum adalah serangkaian tindakan sistematis dalam mengumpulkan
informasi, pemberian pertimbangan dan keputusan mengenai nilai dan makna kurikulum.
Evaluasi kurikulum merupakan kegiatan yang dilakukan sejak awal pengembangan ide
kurikulum, pengembangan dokumen, implementasi, dan sampai kepada saat di mana hasil
kurikulum sudah memiliki dampak di masyarakat; (Permendikbud No. 23 Tahun 2016
tentang Penilaian).
Indeks Prestasi merupakan rata-rata dari gabungan hasil penilaian kompetensi pengetahuan
dan kompetensi keterampilan; (Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Penilaian).
Indikator Pencapaian Kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi
untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan; (Direktorat PSMA, Juknis Pengembangan RPP).
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan
perilaku; (Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan).
56
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif
menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik; (Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah).
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum).
Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh Peserta Didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran,
menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu; (PP No. 32
Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP).
57
Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan
yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program;
(Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar).
Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh
peserta didik melalui pembelajaran; (Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar).
Konsep merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep
merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Materi konsep
berupa pengertian, definisi, hakikat, dan inti isi. Contoh konsep tentang zat cair (kelompok
benda-benda seperti air, minyak, alkohol, bensin, dan spiritus) adalah zat yang mempunyai
ciri-ciri bentuk selalu berubah sesuai bentuk wadah/tempat yang ditempatinya, volume dan
beratnya selalu tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih
rendah, tidak dapat dimampatkan; (Direktorat PSMA, Pembelajaran berbasis kompetensi
melalui pendekatan saintifik).
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (PP Nomor 32 Tahun 2013)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP).
58
Metakognitif adalah pengetahuan kognisi secara umum seperti kesadaran dan pengetahuan
tentang kognisinya itu sendiri; (Direktorat PSMA, Pembelajaran berbasis kompetensi
melalui pendekatan saintifik).
Metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3)
diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)
debat, (9) simposium, dan sebagainya (Wina Senjaya, 2008).
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran di luar waktu libur
untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan; (Permendikbud No. 81A Tahun
2013 tentang Implementasi Kurikulum).
Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan
proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk
membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya;
(Permendikbud No. 79 Tahun 2014 tentang muatan Lokal).
Pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning) adalah sebagai proses bertanya, menyelidiki dan
mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Inkuiri merupakan suatu
proses yang dinamik untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan rasa ingin tahu peserta
didik, sehingga dapat memahami lingkungan dan sitPASi lainnya. Inkuiri adalah suatu proses
untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen
untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan
masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Inkuiri adalah suatu
kegiatan atau penelaahan sesuatu dengan cara mencari kesimpulan, keyakinan tertentu
melalui proses berpikir dan penalaran secara teratur, runut dan bila diterima oleh akal;
(Direktorat PSMA, Model Penyusunan RPP).
60
Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) adalah teori belajar yang didefinisikan
sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam
bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. Pada pembelajaran
penemuan, siswa didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Guru mendorong siswaagar mempunyai pengalaman dan
melakukan eksperimen dengan memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau
konsep-konsep bagi diri mereka sendiri; (Direktorat PSMA, Model Penyusunan RPP).
Proses pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah,
ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang
‘mengapa’. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’. Ranah pengetahuan menggamit transformasi
substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘apa’.
Hasil akhirnya adalah peningkatan
dan keseimbangan antara kemampuan
untuk menjadi manusia yang baik
(soft skills) dan manusia yang
memiliki kecakapan dan pengetahuan
untuk hidup secara layak (hard skills)
dari peserta didik yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. (Dokumen kurikulum
2013).
61
Pembelajaran aktif adalah adalah suatu cara atau strategi belajar mengajar yang menuntut
keaktifan dan partisipasi peserta didik seoptimal mungkin sehingga peserta didik mampu
mengubah tingkah lakunya secara efektif dan efisien dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Pembelajaran langsung (Direct Teaching) adalah proses pendidikan di mana peserta didik
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui
interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa
kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik
melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi
atau menganalisis, dan mengomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan
analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan
langsung atau yang disebut dengan instructional effect; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum).
Pembelajaran tidak langsung (Indirect Teaching) adalah proses pendidikan yang terjadi
selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda
dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran
langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan
moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang
terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum).
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan
62
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach);
(Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)).
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK
merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan
minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh
satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan
dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian Pendidikan). Pendekatan penilaian yang digunakan adalah
penilaian acuan patokan (PAP). Semua kompetensi perlu dinilai dengan menggunakan acuan
patokan berdasarkan pada indikator hasil belajar. Sekolah menetapkan acuan patokan sesuai
dengan kondisi dan kebutuhannya (Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Penilaian).
Pengayaan adalah pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan
minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya.
Penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi dari proses
dan hasil pembelajaran untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik; (PP No. 32
Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP).
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan
berupa lembar penilaian antarpeserta didik; (Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang
Penilaian).
63
Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai
keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau
kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang
dianggap terbaik oleh peserta didik; (Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Penilaian).
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri; (Permendikbud No. 23 Tahun 2016
tentang Penilaian).
Penilaian kelas adalah suatu usaha untuk membangun praktek mengajar yang lebih baik
dengan melakukan umpan balik pada pembelajaran peserta didik lebih sistimatik, lebih
fleksibel, dan lebih efektif; (Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Penilaian).
Penilaian pengetahuan adalah penilain potensi intelektual yang terdiri dari tahapan
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi
(Anderson & Krathwohl, 2001).
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh
karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui
minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik
terhadap lingkungannya; (Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Penilaian).
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk;
(Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Penilaian).
Penilaian projek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian projek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
64
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada matapelajaran tertentu
secara jelas; (Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Penilaian).
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai
mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Menggunakan
berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap). Menilai kesiapan, proses dan hasil belajar secara utuh. Relevan
dengan pembelajaran saintific dalam pembelajaran. Penilaian dan pembelajaran secara
terpadu. Harus mencerminkan masalah dunia nyata. Tidak hanya mengukur apa yang
diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan;
(Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Penilaian).
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan
peserta didik dalam melakukan sesuatu; (Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang
Penilaian).
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu;
(Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).
Prosedur merupakan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan
prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan.
Pada pembelajaran biologi contohnya misalnya adalah proses pembuatan telur asin, langkah-
langkah membuat sayatan preparat dan lain sebagainya; (Direktorat PSMA, Pembelajaran
berbasis kompetensi melalui pendekatan saintifik).
65
Ranah abstrak mencakup; aktivitas menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang.
Pembelajaran remedial adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami
kesulitan atau kelambatan belajar. Pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah
pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan
(treatment) pembelajaran remedial.
Rubrik adalah daftar kategori beserta deskriptor kriterianya. Deskriptor dalam rubrik harus
jelas dan terukur; (Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh
Pendidik).
Sikap Spiritual adalah sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sikap Sosial adalah karakter diri, sikap hubungannya dengan sesama, dan sikap terhadap
lingkungan.
Sintaks merupakan fase-fase dari model yag menjelaskan model tersebut dalam pelaksanaan
secara nyata; (Direktorat PSMA, Model Penyusunan RPP).
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang
mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar; (Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang
kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum 2013).
Strategi pembelajaran menurut Kemp (Wina Senjaya, 2008) adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien. J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam
strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya
masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam
suatupelaksanaan pembelajaran untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode
66
pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving
something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).
Taktik Pembelajaran; merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik
pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor
karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang
memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia
memang sangat mengPASai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan
atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe
kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi
sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat) (Wina Senjaya, 2008).
Teknik Pembelajaran; dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah
pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang
tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang
jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang
siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun
dalam koridor metode yang sama (Wina Senjaya, 2008).
Tes Praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu
aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi; (Permendikbud No. 23 Tahun
2016 tentang Penilaian).
Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik
dalam bentuk tulisan; (Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Penilaian).
Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan;
(Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Penilaian).
Penilaian adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan
perbaikan hasil belajar Peserta Didik; (Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Penilaian).
Penilaian Akhir Semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester. Cakupan ulangan meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan semua kompetensi dasar pada semester tersebut;
(Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Penilaian).
Penilaian harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodic untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar atau lebih;
(Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Penilaian).
Penilaian Tengah Semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan
pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang
68
merepresentasikan seluruh kompetensi dasar pada periode tersebut; (Permendikbud No. 23
Tahun 2016 tentang Penilaian).
69