Anda di halaman 1dari 18

Al-Fathin Vol.

5, Edisi 1 Januari-Juni 2022 | 65

METODE SOROGAN KITAB UNTUK PEMAHAMAN NAHWU ( IMRITY)


PONDOK PESANTREN ASSUNNIYAH KENCONG JEMBER

Maria Ulfa
FAI-PGMI Universitas Islam Jember
Email: Ulfasyahdu0603@gmail.com

Abstrak

Metode sorogan merupakan salah satu metode tradisional yang digunakan pondok pesantren
untuk mendalami kajian kutubut turats atau yang biasa disebut dengan kitab kuning. Metode
sorogan ini terbilang sangat efektif, karena dalam penerapannya para santri menghadap satu
persatu kepada ustadz untuk menyetorkan bacaan dan pemahaman materi yang sedang dikaji.
Seketika itu ustadz akan memberikan pembenahan dan pengarahan apabila terdapat
kesalahan. Oleh sebab itulah metode ini dinilai efektif dalam meningkatkan pemahaman
nahwu imrity. Kitab kuning merupakan buku yang bertuliskan bahasa arab dan tidak
berharokat. Oleh sebab itu dalam membacanya saja terdapat kesulitan yang luar biasa,
terlebih lagi dalam memahaminya. Selama ini kajian kitab kuning dilestarikan oleh pondok
pesantren, terutama pondok pesantren yang masih menggunakan sistem pendidikan salaf.
Untuk bisa membaca kitab kuning para santri didalam pondok pesantren diajari ilmu Nahwu
dan Shorof. Kedua ilmu tersebut merupakan ilmu alat yang berfungsi untuk membantu kita
dalam membaca dan memahami kitab kuning. Jadi syarat utama agar kita bisa membaca kitab
kuning adalah dengan mempelajari terlebih dahulu ilmu Nahwu dan Shorof, karena kedua
ilmu tersebut merupakan kunci utama bahasa Arab yang tidak lain merupakan bahasa yang
digunakan oleh kitab kuning.
Kata Kunci : Metode, Sorogan Kitab, Pemahaman Nahwu

PENDAHULUAN kita kelak diakhirat nanti. Dan dalam

Islam merupakan agama yang proses mencari ilmu tentunya tidak akan

ajarannya sangat sempurna, Semua hal mudah seperti yang dibayangkan, tentunya

telah ditata dengan rapi oleh Allah SWT, akan ada banyak cobaan. Ilmu agama

dan Rasulullah SAW. Baik hal-hal yang merupakan ilmu yang sumber utamanya

sifatnya ubudiyyah, yakni hubungan adalah Al-Qur‟an dan Al-Hadits yang

seorang hamba dengan Tuhannya, ataupun diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW ,

mu‟amalah, yakni hubungan antara sesama kemudian dilanjutkan oleh para Shahabat,

manusia. Oleh sebab itu kita sebagai umat Tabi‟in, Atbaut tabi‟in, dan para „Ulama‟

Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu secara turun temurun hingga sampai

agama sebagai bekal dalam menjalani sekarang. Oleh karena itu kita sebagai

kehidupan sehari-hari, terlebih untuk bekal generasi baru harus mampu meneruskan

beribadah sebagai bekal untuk kehidupan perjuangan para ulama‟ agar


66 | METODE SOROGAN KITAB

keberlangsungan ilmu bisa tetap terjaga ila Jadi syarat utama agar kita bisa membaca
yaumil qiyamah. kitab kuning adalah dengan mempelajari
Para ulama‟ terdahulu meninggalkan terlebih dahulu ilmu Nahwu dan Shorof,
banyak karya kitab-kitab salaf yang karena kedua ilmu tersebut merupakan
sekarang lebih kita kenal dengan istilah kunci utama bahasa Arab yang tidak lain
kitab kuning. Kutubus salaf tersebut merupakan bahasa yang digunakan oleh
merupakan hasil ijtihad mereka yang kitab kuning. Sebagaimana yang telah
sumber utamanya adalah Al-Qur‟an dan disampaikan oleh Muhammad Ahsan bihi
Al-Hadits. Kita sebagai generasi penerus bushoiribahwa :
harus mampu melestarikan kitab-kitab
‫َّح ُو‬ ِ َّ ‫اِ ْعلَ ْم أ‬
tersebut, karena dengan perantara kitab ْ ‫ف أ ُُّم اْلعُلُ ْوم َوالن‬
َ ‫الص ْر‬
َّ ‫َن‬
tersebut kita bisa mempelajari hukum- 1
‫أَبُ ْو َها‬
hukum fikih, akidah, akhlak, dan lain
sebainya. Sebab kita tidak mampu Artinya : Ketahuilah, Bahwa shorof
mengambil hukum secara langsung dari adalah ibunya ilmu, sedangkan Nahwu
Al-Qur‟an dan Hadits seperti halnya adalah bapaknya ilmu. Dari maqolah
ulama‟ terdahulu yang mampu melakukan tersebut bisa kita fahami bahwa bila kita
istimbat/pengambilan hukum secara dapat menguasai ilmu Nahwu dan Shorof
langsung dari Al-Qur‟an dan Hadits. yang tidak lain merupakan bapak dan
Kitab kuning merupakan buku yang ibunya ilmu, Maka kita akan mampu
bertuliskan bahasa arab dan tidak mengusai ilmu-ilmu lain yang telah
berharokat. Oleh sebab itu dalam tersajikan didalam kitab kuning.
membacanya saja terdapat kesulitan yang Kesulitan dalam mempelajari kitab
luar biasa, terlebih lagi dalam kuning menjadi problem bagi semua santri
memahaminya. Selama ini kajian kitab yang ada di pondok pesantren. Oleh karena
kuning dilestarikan oleh pondok pesantren, itu dibutuhkan kesungguhan yang besar
terutama pondok pesantren yang masih dalam mengkajinya, Baik dari pihak
menggunakan sistem pendidikan salaf. ustadz/guru sebagai penyampai materi
Untuk bisa membaca kitab kuning para maupun dari para santri/siswa sebagai
santri didalam pondok pesantren diajari penerima materi. Selama ini proses
ilmu Nahwu dan Shorof. Kedua ilmu pembelajaran Nahwu kebanyakan
tersebut merupakan ilmu alat yang
1
berfungsi untuk membantu kita dalam Muhammad Ahsan bihi bushoiri, Taqrirot
Mandzumah Qowaidul I’lal. Kediri : Ceria Al
membaca dan memahami kitab kuning. Falah, 2
Al-Fathin Vol. 5, Edisi 1 Januari-Juni 2022 | 67

menggunakan metode ceramah yang mana satu persatu dari semua santri mengenai
dalam prakteknya ustadz/guru aktif kemampuan, kelebihan, dan juga
menyampaikan materi kepada para kekurangan yang dimiliki oleh mereka.
santri/siswa. Sedangkan para santri hanya Karena dengan menggunakan metode
mendengarkan penjelasan materi yang sorogan ini dalam prakteknya para santri
disampaikan oleh guru tanpa diketahui maju satu persatu untuk menghadap
secara pasti mereka mampu memahami ustadz/guru dengan membaca kitab yang
atau tidak terhadap materi yang telah sedang dikaji/dipelajari.
diajarkan. Menurut salah satu santri Keberadaan metode ini memiliki
Madrasah Diniyyah Assunniyah Kencong peran yang sangat penting untuk
yang bernama Tasya Nur Insyiroh, Bahwa: mendapatkan hasil yang maksimal. Oleh
“Pembelajaran materi Nahwu bila hanya sebab itu seorang pengajar harus bisa
dilaksanakan dengan metode ceramah, menentukan metode yang tepat untuk
dimana guru menyampaikan materi dan diterapkan dalam proses pembelajaran agar
para santri hanya mendengarkan saja, bisa memperoleh hasil yang baik. Berikut
maka akan membuat mudah bosan dan ini adalah beberapa macam-macam metode
sulit untuk memahami karena kurang pembelajaran :
praktek”.2 a. Metode Ceramah
Keberhasilan para santri dalam Metode ceramah merupakan suatu
memahami materi yang telah diajarkan cara penyampaian ilmu pengetahuan dari
menjadi salah satu faktor yang dapat seorang guru/pendidik kepada peserta
menarik dan meningkatkan motivasi didiknya melalui penerangan dan
belajar para santri. Oleh sebab itu para penuturan secara lisan. Metode ini sering
ustadz/guru hendaknya memiliki metode digunakan dalam kegiatan pembelajaran
pembelajaran yang lebih baik dalam oleh para Ustadz/Guru bila jumlah peserta
meningkatkan pemahaman pembelajaran didik atau audien jumlahnya sangat banyak
materi Nahwu. Salah satu metode sehingga akan mengalami kesulitan jika
pembelajaran yang dapat meningkatkan menggunakan metode yang lain. Dan juga
kemampuan para santri dalam mempelajari materi harus diajarkan jumlahnya sangat
Nahwu adalah metode sorogan. Dengan banyak, Sedangkan waktunya sedikit atau
metode sorogan ini guru dapat mengetahui terbatas.
Dalam prakteknya metode ini
2
Wawancara dengan Tasya Nur Insyiroh, tanggal memiliki kelebihan dan kekurangan,
10 maret 2021 di Pondok Pesantren Assunniyah
kencong Diantara kelebihannya adalah tidak
68 | METODE SOROGAN KITAB

membutuhkan tenaga yang banyak untuk sejauh mana para peserta didik mampu
menyampaikan materi pada peserta didik menguasai terhadap meteri pelajaran yang
atau audien yang jumlahnya banyak, sudah dipelajari maupun materi pelajaran
Kondisi kelas bisa berjalan dengan tenang selanjutnya yang ditugaskan untuk
karena peserta didik menjalankan aktifitas dipelajari, Guru atau Ustadz ingin
yang sama, yakni fokus pada penyampaian memusatkan perhatian para murid agar
materi yang disampaikan oleh guru, Materi lebih fokus lagi dalam memperhatikan
pelajaran bisa dilakukan dengan cepat, materi yang sedang disampaikan.
karena dengan waktu yang singkat bisa Kelebihan metode ini diantaranya
digunakan untuk menyampaikan bahan yaitu bisa mengaktifkan dan mendorong
materi yang banyak. Sedangkan para murid untuk belajar dengan sungguh-
kekurangannya diantara lain adalah sungguh sehingga di dalam kelas mereka
interaksi pembelajaran cenderung bersifat tidak sekedar diam dan mendengarkan
teacher centered (berpusat pada guru), penyampaian materi dari guru saja dan
Pendidik kurang bisa mengetahui dengan dengan demikian suasana kelas akan
pasti sejauh mana peserta didik bisa menjani hidup dengan penuh semangat,
menguasai dan memahami materi yang Memberi kesempatan kepada para
diajarkan, Cenderung menjadikan bosan siswa/santri untuk menanyakan materi
para peserta didik yang akhirnya perhatian yang kurang jelas atau belum bisa
mereka berkurang.3 difahami. Sedangkan kelemahan dari
metode ini diantaranya yaitu
b. Metode Tanya Jawab
membutuhkan waktu yang banyak bila
Metode Tanya Jawab merupakan dibandingkan dengan metode ceramah,
suatu cara penyajian materi pelajaran Dalam proses pelaksanaan metode ini
dengan cara guru memberikan pertanyaan- sering memunculkan pertanyaan yang
pertanyaan kepada para siswa untuk menyeleweng dari masalah atau
4
dijawab. Metode ini biasanya diterapkan pembahasan pokok karena peserta didik
apabila guru/Ustadz ingin mengetahui masih belum sepenuhnya menguasai
materi pembelajaran.
3
Mahmud, Sistem Pembelajaran Di Pondok
Pesantren Al-Aziziyah Analisis Terhadap Metode
Dalam Kegiatan Pembelajaran Formal Dan Non
c. Metode Demonstrasi
Formal, Jurnal Pendidikan Mandala, Vol 4, 2019,
69. Metode Demonstrasi merupakan
4
Lufri, Ardi, Relsas Yogica, Arief Muttaiin,
Rahmadhani fitri, Metodologi Pembelajaran: bentuk pembelajaran yang dilakukan
Strategi, Pendekatan, Model, Metode,
Pembelajaran, Purwokerto : CV IRDH, 2020, 50. dengan cara menyajikan pelajaran dengan
Al-Fathin Vol. 5, Edisi 1 Januari-Juni 2022 | 69

meragakan suatu perbuatan atau tindakan d. Metode Wetonan atau Bandongan


yang mana dalam peragaan tersebut
Metode Wetonan atau Bandongan
disertai penjelasan dengan lisan,
merupakan metode pembelajaran yang
Contohnya seperti menjelaskan tata cara
sering digunakan di dalam pondok
wudlu atau sholat dengan mempraktekkan
pesantren, Dalam prakteknya Kyai/ustadz
gerakannya secara langsung disertai
membacakan materi pelajaran dari suatu
dengan menggunakan penjelasan lisan
kitab dan para santri membawa kitab yang
yang selanjutnya diikuti oleh peserta didik.
sama, kemudian santri mendengarkan dan
Kelebihan metode demonstrasi ini
menyimak bacaan kyai tersebut. Dalam
diantaranya yaitu mendorong keaktifan
prakteknya di Pondok pesantren ketika
murid untuk mendengarkan penjelasan dari
Kyai/ustadz menerapkan pengajian kitab
ustadz/guru terlebih lagi kalau setelah itu
dengan metode ini, para santri diberikan
mereka ditugaskan secara langsung untuk
kebebasan untuk mengikuti atau tidak
mempraktekkan materi yang telah
mengikuti pengajian. Ketika pengajian
didemonstrasikan, Materi pelajaran bisa
berlangsung absensi santri tidak
bertahan lebih lama karena dalam
diberlakukan dan dalam hal ini tidak ada
prosesnya para murid tidak hanya sekedar
istilah kenaikan kelas. Lama atau
mendengarkan saja tetapi juga
sebentarnya belajar santri tidak ditentukan
memperhatikannya bahkan juga ikut serta
pada lama tahun belajar, akan tetapi
terhadap pelaksanaan materi yang
ditentukan oleh keaktifan santri mengikuti
didemonstrasikan. Sedangkan kelemahan
pengajian sampai khatam. Bagi santri yang
dari metode ini yaitu sulit digunakan
lebih cepat menamatkan kitabnya, maka
apabila tidak ditunjang dengan waktu yang
diperbolehkan untuk melanjutkan
panjang dan tempat yang memadahi,
mempelajari kitab yang lain.6
Metode ini memerlukan kemampuan yang
optimal dari para pendidik oleh sebab itu e. Metode Mudzakaroh/Musyawaroh
diperlukan persiapan yang matang agar
Metode Mudzakaroh/Musyawaroh
pembelajaran bisa berjalan dengan
merupakan suatu diskusi ilmiah yang
maksimal.5
secara spesifik membahas masalah agama,
seperti ibadah ataupun akidah serta
masalah agama yang lainnya. Dalam
prakteknya metode mudzakarah dibagi

5 6
Mahmud, Op.cit, 70. Mahmud, Op.cit, 67.
70 | METODE SOROGAN KITAB

menjadi tiga tingkat, Tingkatan pertama Pondok pesantren salaf. Kata sorogan
yaitu mudzakarah yang dilakukan oleh berasal dari bahasa Jawa (Sorog) yang
sesama santri guna membahas suatu memiliki arti menyodorkan, yakni para
masalah dengan tujuan agar mereka santri menyodorkan kitabnya secara
terlatih dalam memecahkan persoalan bergilir kepada ustadz/guru atau badalnya.8
dengan menggunakan kitab-kitab yang Sistem sorogan ini terbilang sangat efektif
telah dipelajari kemudian salah satu santri karena dalam prakteknya metode ini
ditunjuk sebagai juru bicara untuk memungkinkan seorang guru untuk
menyampaikan kesimpulan dari masalah mengawasi, membimbing, dan meniliai
yang dibahas bersama. Tingkatan kedua secara maksimal terhadap kemampuan
mudzakarah yang dipimpin oleh para santri secara satu persatu baik
kyai/ustadz, Pada tingkatan ini hasil mengenai kelebihan dan kekurangan dalam
musyawarah para santri diajukan untuk membaca kitab.9
dibahas dan dinilai oleh kyai. Biasanya Menurut Affan Mu‟ammar, Metode
dalam mudzakarah tingkat kedua ini berisi sorogan merupakan suatu pembelajaran
tanya jawab dengan menggunakan bahasa dimana para murid/santri menghadap
Arab sebagai bahasa komunikasi. Tingkat kiyai/ustadz satu persatu dengan
ketiga mudzakarah antar kyai, mudzakarah menyodorkan kitab yang sedang dipelajari.
ini biasanya dilaksanakan untuk Dengan mtode sorogan ini guru dan murid
menyelesaikan suatu masalah yang penting bisa berkomunikasi dan berinteraksi secara
dan juga dilakukan untuk memperdalam langsung sehingga akan terjalin hubungan
pengetahuan agama para kyai. yang baik antara murid dan guru, dan juga
guru bisa mengetahui tingkat kemampuan,
f. Metode Sorogan
kelebihan, dan kekurangan para santri
Dalam dunia pendidikan ada
secara langsung.10 Metode ini
berbagai bentuk metode mengajar yang
mengharuskan santri (peserta didik) untuk
penggunaanya menyesuaiakan dengan
belajar secara mandiri atau belajar dengan
berbagai hal, seperti kondisi kegiatan
belajar mengajar yang sedang berlangsung,
8
Ahmat Wakit, Efektivitas Metode Sorogan
fasilitas, dan juga tujuan pembelajaran Berbantuan Tutor Sebaya Terhadap Pemahaman
Konsep Matematika. Jurnal Edukasi dan Sains
yang ingin dicapai.7 Menurut Ahmad Matematika(JES-MAT), vol 2, 2016, 3.
9
wakit, Metode sorogan merupakan metode Moh Afif, Penerapan Metode Sorogan Dalam
Meningkatkan Baca Kitab Di Pondok Pesantren
pembelajaran yang sering digunakan di Tarbiyatun Nasyi‟in, Kabilah : Journal of Social
Community, Vol.4, 2019, 41.
10
M. Arfan Mu‟ammar, Nalar Kritis Pendidikan,
7
Siti Maesaroh, Op. cit, 154. Yogyakarta: IRCiSoD, 2019, 47.
Al-Fathin Vol. 5, Edisi 1 Januari-Juni 2022 | 71

temannya dan sistem belajar sorogan santri dengan membacakan makna pegon
membentuk peserta didik agar tidak dari materi yang dikaji serta menjelaskan
bergantung pada teman, karena bentuk pemahaman isi kandungannya. Setelah itu
pembelajarannya langsung dipraktekkan di anak-anak maju satu persatu, bila terdapat
depan kiai (ustadz/guru). Metode sorogan kesalahan dalam membaca maka ustadz
juga dikenal dengan istilah independent akan membetulkan.
learning. 11 Metode sorogan merupakan salah
Proses belajar mengajar dengan satu metode yang diakui kesulitannya pada
sistem sorogan biasanya diselanggarakan pendidikan Islam tradisional/pondok
pada tempat/ruang khusus. Terdapat pesantren, Sebab dalam penerapan metode
tempat duduk kiyai atau ustadz, kemudian tersebut dituntut adanya kesabaran,
ada meja atau dampar untuk meletakkan ketaatan, ketlatenan, dan kedisiplinan yang
kitab bagi santri yang akan maju untuk tinggi dari pribadi para santri. Namun
mensorogkan materi yang dikaji dengan dengan kesulitan tersebutlah akan
posisi duduknya agak dekat dengan kiyai. membuahkan hasil yang besar, Karena
Sedangkan santri-santri yang lain tempat dalam prosesnya para santri menghadap
duduknya sedikit jauh kebelakang sambil kepada kiyai atau ustadz untuk membaca
mendengarkan keterangan yang diajarkan kitab yang menjadi materi pembahasan.
oleh ustadz, dan mempersiapkan diri Kemudian ketika santri membaca kitab
menuggu gilirannya sampai dipanggil. dan terdapat kesalahan maka ustadz akan
Metode ini akan memberikan suatu memberikan pembenahan. Metode sorogan
kesan tersendiri bagi para santri, karena ini terkadang juga digunakan oleh santri
ada hubungan khusus ketika pemula untuk mensorogkan kitabnya
berlangsungnya proses pembacaan kitab kepada santri yang lebih senior yang
dihadapan kiyai/ustadz. Para santri tidak kedepannya diharapkan bisa menjadi
sekedar mendapat bimbingan dan ustadz meneruskan perjuangan para
12
pengarahan cara untuk membaca kitab, kiyai.
Namun juga mendapatkan evaluasi Metode sorogan menjadi sebuah
mengenai perkembangan kemampuan metode yang efektif dalam
yang dimiliki. Tujuan pembelajaran mengembangkan keahlihan santri
dengan metode sorogan pada penelitian ini mendalami kitab kuning, Sebab penerapan
adalah guru memberikan materi kepada metode ini membimbing untuk bisa

11 12
Ahmad Wakit, Op. cit, 2. Mahmud, Op. cit, 67.
72 | METODE SOROGAN KITAB

membaca, memahami tulisan arab yang Perusahaan menjadi tempat penelitian bagi
tidak berharakat dan juga menitik beratkan direktur perusahaan.
penguasaan gramatika arab seperti nahwu PTK adalah suatu penelitian
dan shorof. tindakan (action research) yang dilakukan
oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti
1. Metode Penelitian di kelasnya atau bersama-sama dengan
Dalam penelitian ini, saya orang lain/kolaborasi dengan jalan
menggunakan pendekatan kualitatif, merancang, merancanakan dan
Penelitian dengan pendekatan kualitatif merefleksikan tindakan secara kolaboratif
merupakan prosedur penelitian yang dan partisipatif, yang bertujuan untuk
menggunakan data-data deskriptif yang memperbaiki atau meningkatkan
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari mutu/kualitas proses pembelajaran di
orang-orang, ataupun perilaku yang dapat kelasnya melalui suatu tindakan tertentu
diamati. Kualitatif berarti sesuatu yang dalam suatu siklus. Penelitian tindakan
berhubungan dengan aspek kualitas, nilai, kelas termasuk penelitian kualitatif
atau makna yang terkandung dalam suatu meskipun data yang dikumpulkan bisa saja
fakta. Kualitas, nilai, dan makna tersebut bersifat kuantitatif, di mana uraiannya
bisa diungkapkan dan dijelaskan melalui bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata,
linguistik, bahasa, atau kata-kata.13 peneliti merupakan instrument utama
Jenis penelitian yang akan saya dalam pengumpulan data.14
gunakan dalam penelitian ini adalah PTK
Menurut Wina Sanjaya penelitian
(Penelitian Tindakan Kelas) atau sering
tindakan kelas merupakan suatu proses
disebut dengan classroom action research.
kajian masalah pembelajaran dalam suatu
Action research merupakan istilah dari
kelas melalui beberapa refleksi diri dengan
penelitian tindakan. Penelitian ini
tujuan untuk memecahkan masalah
merupakan salah satu bentuk penelitian
tersebut dan untuk mendapatkan suatu
yang mucul di tempat kerja, tempat
solusi dengan cara melaksanakan beberapa
penelitian melakukan pekerjaan sehari-
tindakan yang terencana serta menganalisis
hari, Sebagai contoh, Kelas merupakan
tempat penelitian bagi para guru, Sekolah
merupakan penelitian bagi kepala sekolah,

13
Muh. Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi
14
Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Mintarsih Danumirhaja, Profesi Tenaga
Studi Kasus, Sukabumi: CV Jejak, 2017, 44. Kependidikan, Yogyakarta: Depublish, 2014, 261.
Al-Fathin Vol. 5, Edisi 1 Januari-Juni 2022 | 73

terhadap setiap pengaruh dari setiap b. Subjek Penelitian


tindakan refleksi tersebut.15
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
Jenis Penelitian Tindakan Kelas ini
yang menjadi subjek penelitian adalah
mampu memberikan cara dan teknik baru
santri kelas II tsanawi Madrasah Diniyyah
untuk memperbaiki dan mengembangkan
Assunniyah, untuk menerapkan
profesionalisme guru dalam proses belajar
pembelajaran materi Nahwu dengan
mengajar di kelas dengan melihat dan
metode sorogan. Alasan pengambilan
menyesuaikan kondisi siswa. Sehingga
subjek pada kelas II Tsanawi, Karena
diharapkan dari penelitian PTK mendapat
santri-santri pada kelas tersebut banyak
kemajuan dan perkembangan yang lebih
yang memiliki potensi bila dibandingkan
baik bagi para siswa yang sedang
dengan kelas yang lainnya. Oleh sebab itu
memperdalam ilmu pengetahuan.
saya sebagai peneliti berkeinginan
memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh
a. Kehadiran Peneliti
santri-santri tersebeut dengan
Kehadiran peneliti merupakan hal menggunakan metode sorogan dalam
yang pokok dalam sebuah pelaksanaan meningkatkan pemahaman pembelajaran
penelitian, terlebih dalam penelitian materi nahwu.
tindakan kelas (PTK). Sebab dengan
c. Teknik Pengumpulan Data
kehadiran ini, peneliti bisa mengamati dan
juga mendapatkan data-data yang Pengumpulan data merupakan salah
dibutuhkan sebagai bahan penelitian. Di satu tahap yang sangat penting dalam
sisni disamping saya sebagai peneliti, saya sebuah penelitian, Oleh sebab itu pada
juga berperan langsung sebagai guru langkah ini peneliti harus memiliki
pengajar. Oleh sebab itu penelitian yang kecermatan dan ketelitian untuk
16
saya lakukan dengan metode sorogan ini menghasilkan data yang valid. Metode
bisa lebih maksimal karena saya sebagai pengumpulan data yang saya gunakan
peneliti sekaligus sebagai guru yang sudah dalam penelitian ini diantaranya adalah
mengetahui pembelajaran sebelum sebagai berikut :
diadakannya penelitian.

15 16
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta Sandu Siyoto & M.Ali Sodik, Dasar Metodologi
Penelitian, Yogyakarta: Literasi Media Publishing,
: Prenada Media, 2016, 22.
2015, 75.
74 | METODE SOROGAN KITAB

1) Observasi Dokumen yang akan digunakan dalam


penelitian ini adalah transkip nilai ulangan
Observasi (Observation) atau
mata pelajaran nahwu kelas II Tsanawi
pengamatan merupakan suatu teknik
Madrasah Diniyyah Pon- pes Assunniyah
pengumpulan data dengan cara
Kencong, sebelum menggunakan metode
mengadakan pengamatan terhadap
sorogan. Data nilai tersebut berfungsi
kegiatan yang sedang berlangsung.
sebagai rujukan untuk mengetahui
Observasi dibagi menjadi dua, yakni
kemampuan para santri sebelum
partisipasi dan nonpartisipasi. Pada
menggunakan metode sorogan, dan
observasi partisipasi (participatory
nantinya sebagai pembanding terhadap
observation) pengamat ikut serta dalam
kemampuan santri setelah menggunakan
kegiatan yang sedang berlangsung.
metode sorogan guna untuk mengetahui
Sedangkan observasi nonpartisipasi
seberapa besar perkembangan yang
(nonparticipatory observation) pengamat
diperoleh.
tidak mengikuti kegiatan, dia hanya
mengamati kegiatan yang sedang 3) Interview (Wawancara)
17
berlangsung. Jadi dengan menggunakan
Menurut Fandi Sarwo Edi wawancara
metode observasi ini peneliti dapat
merupakan proses kegiatan percakapan
mengumpulkan data dengan melakukan
yang dilakukan dua orang atau lebih, yakni
pengamatan secara langsung dan sistematis
orang yang melakukan wawancara dan
mengenai beberapa hal yang sedang
orang yang diwawancarai karena adanya
diteliti, tanpa mengajukan pertanyaan.
tujuan tertentu, baik dilakukan secara
2) Dokumentasi langsung dengan bertatap muka maupun
menggunakan alat komunikasi.19 Metode
Metode dokumentasi yaitu suatu
interview tersebut dilaksanakan dengan
teknik pengumpulan data dengan
cara terjun langsung ke lapangan, dengan
melakukan pemeriksaan atau pengecekan
mengadakan wawancara atau tanya jawab
terhadap dokumen-dokumen yang sudah
secara langsung kepada responden yang
ada. Dokumen yang dimaksud disini bisa
menjadi sumber data. Wawancara ini
berupa catatan pribadi guru maupun
disamping untuk memperoleh data yang
peserta didik, dokumen resmi, transkip
belum diketahui melalui observasi, juga
nilai, buku, lengger dan lain sebagainya.18

17
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan,
19
Jakarta : Kencana, 2016, 87. Fandi Rosi Sarwo Edi, Teori Wawancara
18
Sandu Siyoto, Op.cit. 77-78. Psikodiagnostis, Yogyakarta: LeutekaPrio, 2016, 3.
Al-Fathin Vol. 5, Edisi 1 Januari-Juni 2022 | 75

untuk membenarkan adanya data yang pembelajaran dengan menggunakan


diperoleh dari hasil observasi. metode sorogan.
Dari pengertian tersebut dapat saya
4) Analisis data
simpulkan bahwa pengumpulan data
Teknis analisis data adalah proses
dengan interview adalah proses pencarian
mencari dan menyususn secara sistematis
data dengan melakukan tanya jawab secara
data yang sudah didapatkan dari
langsung dengan berhadap-hadap antara
wawancara, catatan lapangan, dokumentasi
dua orang atau lebih untuk menggali
dan lainnya untuk meningkatkan
informasi secara langsung kepada sumber 21
pemahaman peneliti. Setelah data
data yang dalam hal ini adalah pengasuh
terkumpul langkah berikutnya yaitu
pondok pesantren salafiyah Assunniyah
mengolah dan menganalisis data dengan
Kencong.
menggunakan tehnik analisis data sebagai
a. Tes
berikut :
Tes merupakan serangkaian
a. Reduksi Data
pertanyaan atau latihan yang digunakan
Mereduksi data berarti merangkum,
untuk mengetahui pengetahuan,
memilih hal-hal pokok, menfokuskan pada
intelegensi, keterampilan, kemampuan,
hal-hal yang penting, dicari tema dan
atau bakat yang dimiliki oleh masing-
polanya dan membuang yang tidak perlu.
masing individu atau kelompok.20 Pada
Dengan demikian data yang telah
penelitian ini kita bisa menggunakan tes
direduksi akan memberikan gambaran
tertulis dan tes lisan. Tes tertulis
yang lebih jelas, dan mempermudah
merupakan cara pengambilan nilai melalui
peneliti untuk melakukan pengumpulan
beberapa pertanyaan yang berbentuk soal
data selanjutnya, dan mencarinya bila
uraian. Sedangkan tes lisan dilaksanakan
diperlukan.
dengan cara memberikan pertanyaan
b. Display / Penyajian data
secara langsung, secara satu persatu untuk
Setelah data selesai direduksi,
langsung menjawab soal yang diberikan
kemudian langkah analisis selanjutnya
oleh guru. Kedua tes tersebut intinya sama,
adalah display atau penyajian data. Dengan
yaitu untuk memperoleh data agar bisa
mendisplaykan data, maka akan
mengetahui seberapa besar perkembangan
memudahkan untuk memahami apa yang
para murid dalam mengikuti proses
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

20 21
Sudaryono, Op.cit. 89. Muh. Fitrah dan Luthfiyah, Op.cit 84.
76 | METODE SOROGAN KITAB

berdasarkan apa yang telah dipahami didapatkan oleh peneliti dari berbagai
tersebut. sudut pandang yang berbeda .23 Teknik
c. Verifikasi data triangulasi tersebut dibagi menjadi 3, yaitu
Setelah data selesai disajikan, maka tiangulasi sumber, teknik, dan waktu. Pada
langkah berikutnya adalah verifikasi atau penelitian ini saya akan menggunakan
penarikan kesimpulan. Pada tahap ini triangulasi sumber dan teknik.
peneliti akan menarik kesimpulan dari a. Triangulasi sumber
semua data yang telah diperoleh sebagai Triangulasi sumber ini berfungsi untuk
hasil dari penelitian. Setelah melakukan menguji keabsahan data yang dilakukan
verifikasi data, maka peneliti dapat dengan cara mengecek data yang telah
menarik kesimpulan sesuai hasil penelitian didapatkan dari beberapa sumber yang ada.
yang disajika dalam bentuk narasi. b. Triangulasi teknik
Penarikan kesimpulan merupakan tahap Triangulasi teknik yaitu menguji
akhir dari kegiatan analisis data. kredibilitas data yang dilakukan dengan
Penariakan kesimpulan ini merupakan mengecek data kepada sumber yang
22
akhir dari pengolahan data. sama dengan teknik yang berbeda.

5) Keabsahan Data
8. Tahapan pelaksanaan
Setiap temuan dalam penelitian a. Pra Tindakan
hendaknya harus dicek atau diuji Penelitian ini dimulai dengan
keabsahannya agar hasil temuan tersebut tindakan pendahuluan atau refleksi awal.
bisa dipertanggung jawabkan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan
kebenarannya dan dapat dipastikan adalah sebagai berikut :
keabsahannya. Karena hasil penelitian 1. Melakukan dialog dengan para
tersebut akan menjadi kajian, atau rujukan asatidz mengenai penelitian yang
bagi para pembaca atau orang-orang yang akan dilakukan.
akan melakukan penelitian selanjutnya. 2. Melakukan interview kepada santri
Dalam mengecek keabsahan penelitian ini kelas II tsanawi, yang dalam hal ini
saya menggunakan teknik triangulasi. menjadi subjek utama dalam
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan penelitian. Hal ini bertujuan untuk
keabsahan data atau informasi yang sudah

22 23
Umrati & Hengki Wijaya, Analisis Data Firdaus & Fakhry Zamzam, Aplikasi Metodologi
Kualitatif Teori Konsep Dalam Penelitian Penelitian, Yogyakarta: Deepublish Publisher,
Pendidikan, Makasar :Sekolah Tinggi Theologia 2018, 107.
Jaffaray, 2020, 88-90.
Al-Fathin Vol. 5, Edisi 1 Januari-Juni 2022 | 77

mengetahui kondisi yang ada pada a) Melaksanakan pembelajaran sesuai


para santri. dengan perencanaan yang sudah
3. Mengecek kemampuan para santri dibuat, yang dalam hal ini
dengan melihat dokumen nilai hasil pembelajaran materi nahwu
pembelajaran sebelum penelitian menggunakan metode sorogan.
dengan metode sorogan, Kegiatan b) Melaksanakan tes awal sebagai
ini berfungsi untuk mengetahui evaluasi setelah selesainya
kemampuan para santri sebelum pembelajaran.
diadakannya penelitian. c) Melakukan analisis data.

b. Tindakan 3. Pengamatan
1. Perencanaan Kegiatan pengamatan ini dilakukan
Pada tahap ini yang harus dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui
adalah menyusun rancangan pembelajaran perkembangan pembelajaran yang
dari siklus persiklus. Setiap siklus harus dilaksanakan. Diantara hal-hal yang perlu
disusun dan direncanakan secara matang, diamati adalah perilaku peserta didik di
baik dari segi kegiatan, waktu, materi, dan dalam kelas, keaktifannya dalam
perlengkapan lainnya yang berkaitan mengikuti proses pembelajaran, dan segala
dengan proses pembelajaran yang akan sesuatu yang terjadi di dalam kelas ketika
diteliti. Perlengkapan yang harus berlangsungnya proses belajar.
direncanakan di antaranya terkait dengan 4. Refleksi
pembuatan rancangan pembelajaran, Pada tahap ini peneliti melakukan
menentukan tujuan dan target pencapaian intropeksi diri terhadap proses
pembelajaran, dan juga materi yang akan pembelajaran dan penelitian yang
disampaikan. dilaksanakan. Oleh karena itu refleksi

2. Pelaksanaan dapat dilakukan setelah adanya

Tahap pelaksanaan di sini adalah implementasi tindakan dan hasil observasi.

melaksanakan pembelajaran materi Nahwu Berdasarkan refleksi ini peneliti bisa

dengan menggunakan metode sorogan, menentukan tindakan selanjutnya sebagai

sesuai dengan rancangan pembelajaran bentuk perbaikan. Diantara kegiatan dalam

yang telah dibuat. Rancangan pelaksanaan tahap ini adalah sebagai berikut :

yang akan berlangsung pada pembelajaran a) Menganalisa hasil soal yang telah

ini adalah sebagai berikut : dikerjakan oleh peserta didik


78 | METODE SOROGAN KITAB

b) Menganalisa hasil interview atau Dari analisis data yang telah


wawancara dilakukan, nantinya kita akan mengetahui
c) Menganalisa lembar observasi para hasil belajar para santri. Baik keberhasilan
siswa belajar dari tiap santri secara perorangan
d) Menganalisa lembar observasi maupun secara klasikal. Ukuran persentase
peneliti keberhasilan belajar para santri dengan
ketentuan sebagai berikut :
Dari hasil analisa tersebut peneliti bisa
a. Seorang santri dinyatakan tuntas
melakukan refleksi yang akan digunakan
belajar bila telah mencapai nilai/skor
sebagai bahan pertimbangan apakah
70% atau 70.
pencapaian dan tujuan pembelajaran sudah
Persentase keberhasilan secara
tercapai atau belum. Bila sudah tercapai
perorangan dapat dihitung dengan
maka siklus tindakan sudah cukup dan
menggunakan rumus :
diberhentikan. Namun sebaliknya, bila
A
pencapaiannya belum mencapai target HP = x 100%
B
maka peneliti mengulang siklus tindakan Keterangan : HP : Hasil
dengan memperbaiki pelaksanaan pembelajaran
pembelajaran pada tindakan selanjutnya A : Skor yang
sampai berhasil sesuai dengan pencapaian diperoleh santri
yang diharapkan. B : Skor maksimal
Pada penelitian ini saya membatasi Secara individu santri dikatakan
pelaksanaan tindakan kelas paling paling tuntas atau berhasil dalam
banyak sampai 3 siklus. Pelaksanaan tiap pembelajaran bila minimal
siklus sesuai dengan ketentuan yang ingin mendapatkan hasil 70% atau
dicapai oleh peneliti. Ada 2 kriteria yang nilai 70.
ingin dicapai oleh peneliti, yaitu b. Suatu kelas dikatakan tuntas belajar
keberhasilan proses pembelajaran dengan secara klasikal, bila kelas tersebut
menggunakan metode sorogan dalam terdapat 75% yang telah mencapai
meningkatkan pemahaman pembelajaran daya serap lebih atau sama dengan
materi nahwu, dan keberhasilan hasil 75% .
belajar peserta didik secara klasikal Selanjutnya persentase keberhasilan
sebesar 75%, yang mana setiap santri belajar secara klasikal bisa dihitung
mendapatkan nilai minimal 70 .
Al-Fathin Vol. 5, Edisi 1 Januari-Juni 2022 | 79

dengan menggunakan rumus yang 0%-59% Rendah


dibuat oleh Agustina Fatmawati : 24 Sangat
X rendah
PK = x 100
Y
Keterangan : PK : Persentase Jadi penerapan metode sorogan bisa
kelas yang tuntas belajar dikatakan berhasil dan efektif bila dari
X : Jumlah siswa hasil observasi menunjukkan kemampuan
yang tuntas belajar santri memenuhi ketentusan belajar, yakni
Y : Jumlah minimal mendapatkan nilai 70 secara
seluruh siswa perorangan, dan secara klasikal di dalam
Dengan melihat ketuntasan belajar kelas mencapai target ketuntasan sebesar
para santri baik secara perorangan maupun 75%.
klasikal, maka kita bisa mengetahui Simpulan
seberapa jauh peningkatan kemampuan Dari hasil penelitian yang sudah
dari nilai hasil belajar yang didapatkan. dilaksanakan, dengan judul “Metode
Adapun kriteria rendah atau tingginya Sorogan Kitab Untuk Pemahaman Nahwu
tingkat keberhasilan yang diperoleh oleh („Imrity) Kelas II Tsanawi Di Madrasah
santri bisa dilihat dari tabel di bawah ini : Diniyyah Pon- Pes Assunniyah Kencong
25
Jember”, Setelah data terkumpul dan
Tabel 3.1 selesai dianalisis maka penulis dapat
Kriteria Tingkat Keberhasilan meanrik beberapa kesimpulan diantaranya
Belajar Santri yaitu :
Kriteria Kategori 1. Sebelum penerapan metode
Tingkat sorogan, hasil belajar santri kelas II
Keberhasilan % Tsanawi tergolong sangat rendah.
90%-100% Sangat Dari 21 santri, hanya ada 4 anak
80%-89% tinggi yang berhasil tuntas dalam
70%-79% Tinggi pembelajaran dengan persentase
60%-69% Sedang 19,05%. Sedangkan yang belum

24
tuntas ada 17 santri dengan
Agustina Fatmawati, Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Konsep Pencemaran Lingkungan persentase 80,05%, dan nilai rata-
Menggunakan Model Pembelajaran Berdasarkan
Masalah Untuk SMA Kelas X, EduSains, Vol 4, rata kelas 62,2.
2016, 97.
25
Standart tingkat kemampuan Santri Madrasah
Diniyyah pon pes Assunniyah kencong jember.
80 | METODE SOROGAN KITAB

2. Setelah menerapkan metode ditetapkan oleh Madrasah sebesar


sorogan materi nahwu kepada 75% sudah tercapai.
santri kelas II Tsanawi Madrasah 3. Hasil pembelajaran materi nahwu
Diniyyah Pon - Pes Assunniyah, dengan menggunakan metode
hasil belajar para santri mengalami sorogan diantaranya yaitu para
peningkatan. Pada post tets siklus I, santri mampu mengetahui
dari 21 santri terdapat 6 santri yang tarkib/susunan kalimat dalam bait-
berhasil tuntas dalam pembelajaran bait/nadzom kitab „Imrity, Mampu
dengan persentase 28,57% dan mengetahui dan menghafal makna
santri yang belum tuntas berjumlah dari isi nadzom, Anak-anak bisa
15 anak atau dengan persentase memahami dan menjelaskan
71,43%. Kemudian pada siklus kandungan materi yang disajikan di
selanjutnya, yakni siklus II dalam bait-bait nadzom „Imrity,
perolehan hasil belajar santri Dan mampu mengaplikasikan
meningkat menjadi 71,43% dari materi pada contoh-contoh yang
ketuntasan sebanyak 15 anak, berkaitan dengan materi yang
dengan nilai rata-rata 72,33. sudah dipelajari.
Meskipun pada siklus ini sudah
mengalami perkembangan yang
cukup tinggi, namun hasilnya DAFTAR PUSTAKA

belum mencapai target pencapaian Al-Qur’anul Karim, Semarang: Toha Putera


klasikal sebesar 75%, karena itu A. Zuhdi. 2012. Madrasah Sebagai Tipologi
penelitian ini berlanjut ke siklus Lembaga Pendidikan Islam, Madrasah,
Vol 5.
selanjutnya. Kemudian pada siklus
Afif, Moh. 2019. Penerapan Metode
III jumlah santri yang hasil Sorogan Dalam Meningkatkan Baca
belajarnya tuntas sebanyak 17 anak Kitab Di Pondok Pesantren
Tarbiyatun Nasyi’in, Kabilah: Journal
dengan persentase 80,95%, of Social Community, Vol 4.
sedangkan yang belum tuntas ada 4 Agus Suryanto, Totok. 2021. Memahami
(19,05%) dan dengan nilai rata-rata Bimbingan Dan Konseling Belajar : Teori
dan Aplikasi Dasar-Dasar Bimbingan
kelas sebesar 76,76. Dari perolehan Serta Konseling Belajar, Indramayu :
tersebut menunjukkan bahwa Penerbit Adab.
ketuntasan hasil belajar secara Aidah, Siti Nur. 2020. Cara Efektif Penerapan
klasikal sebagaimana yang telah Metode dan Model Pembelajaran,
Jogjakarta : KBM INDONESIA.
Al-Fathin Vol. 5, Edisi 1 Januari-Juni 2022 | 81

Al-Bayjuri, Ibrahim. Fathi Rabbil Bariyyah Mu’ammar, M. Arfan. 2019. Nalar Kritis
‘alad Durratil Bahimati Nadzmil Pendidikan, Yogyakarta: IRCiSoD.
Ajurumiyyah, Semarang : Toha Putra. Muslihat. 2020. Kepala Madrasah Pada PKKM
Alfi Syahr. Zulfia Hanum. 2016. (Penilaian Kinerja Kepala Madrasah),
Membentuk Madrasah Diniyyah Yogyakarta : Deepublish.
Sebagai Alternatif Lembaga
Pendidikan Elite Muslim Bagi Nizah, Nuriyatun, 2016. Dinamika
Masyarakat, Jurnal Program Studi Madrasah Diniyyah, Jurnal Penelitian
PGMI, vol 3. Pendidikan Islam, Vol.11.
Bihi bushoiri, Muhammad Ahsan, Taqrirot Noor bin Saper, Salwa Mahelle, dkk,
Mandzumah Qowaidul I’lal. Kediri : Proceedings International Conference on
Ceria Al Falah. Guidance and Counseling, Pontianak:
Elmans’ Institute, 2017, 304.
Fatmawati, Agustina. 2016. Pengembangan Parnawi, Afi . 2019. Psikologi Belajar,
Perangkat Pembelajaran Konsep Yogyakarta : Deepublish.
Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Model Pembelajaran Rosi, Fandi, Sarwo Edi. 2016. Teori
Berdasarkan Masalah Untuk SMA Wawancara Psikodiagnostis. Yogyakarta:
Kelas X, EduSains, Vol 4. Leuteka Prio.
Firdaus & Fakhry Zamzam. 2018. Aplikasi Salahudin, Marwan. 2012.Pengembangan
Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Kurikulum Madrasah Diniyah
Deepublish Publisher. Takmiliyah, Cendekia, Vol.10.
Fitrah, Muh dan Luthfiyah. 2017. Metodologi Sanjaya, Wina & Budimanjaya, Andi. 2017.
Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan Paradigma Baru Mengajar, Jakarta :
Kelas & Studi Kasus, Sukabumi: CV Kencana.
Jejak.
Sanjaya, Wina. 2016. Penelitian Tindakan
H. Haidar Putra Daulay. 2018. Sejarah Kelas, Jakarta : Prenada Media
Pertumbuhan dan Pembaharuan
Shonhaji, Syekh. Syarah Mukhtashar Jidan ‘ala
Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana.
Matnil Jurumiyyah. Semarang : Toha
Lufri, Ardi, Relsas Yogica, Muttaiin, Arief & Putra.
Rahmadhani fitri. 2020. Metodologi Siyoto, Sandu & Sodik, M.Ali. 2015, Dasar
Pembelajaran: Strategi, Pendekatan, Model, Metodologi Penelitian, Yogyakarta:
Metode, Pembelajaran, Purwokerto : CV Literasi Media Publishing.
IRDH. Sri Lestari, Ambar. 2020. Narasi Dan Literasi
Maesaroh, Siti. 2013. Peranan Metode Media Dalam Pemahaman Gerakan
Pembelajaran Terhadap Minat Dan Radikalisme, Depok: PT RajaGrafindo
Prestasi Belajar Pendidikan Agama Persada.
Islam, Jurnal Kependidikan, Vol 1.
Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan,
Mahmud. 2019.Sistem Pembelajaran Di Jakarta : Kencana.
Pondok Pesantren Al-Aziziyah
Titik Lestari, Endang. 2020. Cara Praktis
Analisis Terhadap Metode Dalam
Kegiatan Pembelajaran Formal Dan Meningkatkan Motivasi Siswa
Non Formal, Jurnal Pendidikan SekolahDasar, Yogyakarta :
Mandala, Vol 4. Deepublish.
Mintarsih Danumirhaja. 2014. Profesi Tenaga Umrati & Hengki Wijaya. 2020. Analisis
Kependidikan, Yogyakarta: Deepublish. Data Kualitatif Teori Konsep Dalam
82 | METODE SOROGAN KITAB

Penelitian Pendidikan, Makasar :Sekolah


Tinggi Theologia Jaffaray.
Uniarsi, Meci. 2014.Penerapan Keterampilan
Guru Mengadakan Variasi Pada
Pembelajaran Matematika Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas IV, Artikel
Penelitian.
Wakit, Ahmat. 2016.Efektivitas Metode
Sorogan Berbantuan Tutor Sebaya
Terhadap Pemahaman Konsep
Matematika. Jurnal Edukasi dan Sains
Matematika (JES-MAT), vol 2.
Yahya, Syarafuddin al-‘Imrity, Nadzmul
‘Imrity ‘ala Matnil Ajurumiyyati,
Surabaya : Sa’dubnu Nasir.
Zulifan, Muhammad. 2018. Bahasa Arab
Untuk Semua, Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai