Anda di halaman 1dari 29

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab pertama ini isinya meliputi : latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode
penelitian dan sistematika penelitian.

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran bahasa Arab merupakan pembelajaran penting dalam
dunia pendidikan, sebagaimana yang telah kita ketahui bahwasanya
pembelajaran bahasa Arab khususnya di Indonesia telah memasuki pada
lembaga pendidikan formal maupun non-formal. Seperti yang kita ketahui
juga bahwa bahasa Arab sendiri berkembang sebagai bahasa agama dan
bahasa komunikasi.
Adapun pembelajaran bahasa Arab khususnya mata pelajaran nahwu
dan shorof, dipondok pesantren atau di lembaga nonformal seperti madrasah
diniyah merupakan pelajaran sebagai upaya sekaligus alat untuk memahami
dan memperdalam kitab kuning. Sebagaimana diungkapkan oleh Dr. KH.
Muhammad Najib, Lc, MA., bahwasanya untuk memahami kitab kuning,
terlebih dahulu yang harus dipelajari adalah nahwu dan sharaf, karena kitab
kuning itu berbahasa Arab, dan untuk bisa paham bahasa Arab harus tahu
gramer atau tata bahasanya. Bahkan, beliau juga mengungkapkan jika peserta
didik tidak bisa menguasai nahwu dan sharaf maka mustahil peserta didik
bisa membaca kitab kuning.
Namun dalam dunia pendidikan khususnya di madrasah diniyah
sendiri mata pelajaran Nahwu Sharaf masih mengalami kendala, yaitu peserta
didik mengalami kesulitan dalam memahami materi, karena materi dalam
nahwu dan sharaf ini adalah materi-materi yang bersifat gramatikal, rumus-
rumus, dan kaidah-kaidah yang harus diterapkan dengan pendekatan dan
metode yang mudah dipahami dan dipelajari oleh peserta didik. Metode
pembelajaran nahwu dan sharaf sendiri ada banyak, salah satunya adalah
metode pembelajaran menggunakan buku.
2

Buku nahwu dan sharaf yang digunakan di lembaga pendidikan juga


sangat bervariasi. Salah satu buku nahwu sharaf yang diprioritaskan peserta
didik tingkat pemula adalah buku yang berjudul “teori dasar nahwu dan
sharaf tingkat pemula” karangan Abdul Haris dari Jember, sebagai buku yang
akan diteliti oleh penulis penelitian ini. Buku ini termasuk dalam buku yang
bersifat induktif (menyampaikan nadzom dahulu kemudian diikuti penjelasan
nadzom dan memberikan contoh). Materi yang ada didalam buku tersebut
mudah dipahami, dicerna, dan dihafalkan oleh peserta didik dengan latar
belakang umum atau pesantren.1
Peneliti memilih buku tersebut dikarenakan bahasa yang ada dalam
buku menggunakan bahasa Indonesia, berbeda dengan kitab nahwu dan
sharaf yang biasa digunakan di pondok pesantren atau madrasah diniyah pada
umumnya, yang menggunakan kitab yang bahasanya adalah bahasa Arab,
sehingga peserta didik harus memahami maknanya dahulu setelah membaca
kitabnya. Meskipun buku tersebut menggunakan bahasa Indonesia, materi
yang ada dalam buku tersebut merupakan rujukan kitab Jurumiyyah, Imrithy,
dan Alfiyah.
Penyajiannya yang bersifat induktif, serta dilengkapi dengan tabel
nadzom yang merupakan kumpulan nadzom dari berbagai kitab yang
didasarkan pada kebutuhan peserta didik.2 Selain terdapat tabel nadzom, buku
ini juga dilengkapi dengan dua (2) tabel tashrif yaitu tabel ta’wid yang berisi
fi’il-fi’il yang mewakili semua bina’ serta tabel ta’wid yang merupakan
tashrif lughawi dan tashrif istilahi. Penelitian ini disusun dengan harapan
dapat memberi kontribusi kepada Pendidikan Bahasa Arab sebagai rujukan
peneliti dimasa depan dan sebagai rekomendasi buku pembelajaran nahwu
dan sharaf kepada lembaga pendidikan sebagai bahan ajar dan buku
penunjang belajar peserta didik disamping buku pegangan wajib.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah yang telah penulis paparkan,
penulis merumuskan pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :

1
Abdul Haris, Teori Dasar Nahwu & Sharf Tingkat Pemula, (Jember: Al-Bidayah, 2017),
hlm. iii
2
Ibid, hlm. 4
3

1. Bagaimana sisi gradasi dalam buku “Teori Dasar Nahwu & Sharf
Tingkat Pemula” yang disusun oleh Abdul Haris?
2. Bagaimana sisi penyajian materi/presentasi dalam buku “Teori Dasar
Nahwu & Sharf Tingkat Pemula” yang disusun oleh Abdul Haris?
C. Tujuan Penelitian
Setelah masalah dirumuskan, perlu penulis uraikan berbagai tujuan dari
penelitian:
1. Untuk mengetahui sisi gradasi buku “Teori Dasar Nahwu & Sharf
Tingkat Pemula” yang disusun oleh Abdul Haris.
2. Untuk mengetahui sisi penyajian materi/presentasi buku “Teori Dasar
Nahwu & Sharf Tingkat Pemula” yang disusun oleh Abdul Haris.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat antara
lain :
1. Bagi segenap civitas akademika IAIN Tulungagung, khususnya
mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan sebagai bahan rujukan dan referensi untuk melakukan kajian
dan penelitian lebih lanjut khususnya terkait dengan buku ajar.
2. Sebagai bentuk sumbangan pemikiran yang terkait dengan bidang
pendidikan dan bahasa, khususnya Pendidikan Bahasa Arab.
3. Mengetahui kesesuaian analisis buku yang disusun Abdul Haris dengan
kualifikasi standar buku yang baik dari segi materi, segi
penyajian/preesntasi dan gradasi buku.
4. Sebagai sumber informasi dan referensi peneliti yang akan datang terkait
penelitian kepustakaan : analisis buku teks (textbook).
5. Sebagai wawasan tentang kebahasa-Araban baik bagi penulis khususnya
maupun bagi pembaca umumnya.
E. Penegasan Istilah
1. Analisis adalah mempelajari sesuatu (karangan, perbuatan) lebih
mendalam, guna untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya secara
keseluruhan. Analisis ialah upaya sistematik untuk mempelajari pokok
4

persoalan penelitian dengan menguraikan komponen informasi yang telah


dikumpulkan ke dalam bagian-bagian atau unit-unit analisis.3
2. Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang
merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar di bidangnya
masing-masing, buku teks disusun secara sistematis dan telah diseleksi
berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, perkembangan peserta
didik juga melihat dari kebutuhan siswa. Buku teks atau buku ajar
merupakan buku acuan yang digunakan di sekolah dalam kegiatan belajar
mengajar yang memuat materi pembelajaran yang disusun secara
sistematis dan dibuat dalam bentuk cetak. Secara sederhana buku teks
merupakan sebuah buku yang berisi materi-materi yang disusun untuk
memudahkan peserta didik memahami materi-materi pembelajaran dalam
proses belajar. Buku teks akan sangat berpengaruh terhadap pemahaman
peserta didik, selain adanya buku wajib yang diterbitkan oleh dinas
pendidikan sebagai buku pegangan bagi guru maupun peserta didik.
Adanya buku teks merupakan buku tunjangan tambahan yang mungkin
akan lebih memudahkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang
ada di buku pegangan wajib.
3. Nahwu adalah salah satu cabang ilmu dalam bahasa Arab yang digunakan
atau untuk mempelajari dan mengetahui hukum akhir dari suatu kata,
dengan kata lain untuk mengetahui harakat atau tanda terakhir suatu kata
dalam bahasa Arab.4 Sehingga pengertian nahwu merupakan kumpulan
beberapa kaidah dalam bahasa Arab yang berfungsi untuk mengetahui
bentuk kata beserta keadaan-keadaannya ketika masih mufrod (berjumlah
satu kata) atau ketika sudah murakkab (tersusun). Ibnu Malik
mendefinisikan bahwa nahwu adalah ilmu yang digunakan untuk
mengetahui keadaan akhir suatu lafadz, baik itu yang mu’rab ataupun yang
mabni.5

3
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,
2008), hlm 70
4
Pesantren Khairunnas Admin, “Pengertian Nahwu Sharaf/Shorof”,
https://www.pesantrenkhairunnas.sch.id/pengertian-nahwu-sharaf-shorof/ (diakses pada 08 Juni
2021, pukul 10.12).
5
Andi Holilulloh, dkk, Ringkasan Nahwu Sharaf : Karakteristik Kitab Alfiyyah Ibnu
Malik,al-Imrithy dan Nazham al-Maqshud, (Daerah IstimewaYogyakarta : Trussmedia Grafika,
5

4. Sharaf, ilmu nahwu tidak pernah lepas juga dengan ilmu Sharaf, karena
ilmu Sharaf sendiri juga merupakan bagian dari ilmu Nahwu, yang mana
fokus pembelajarannya ditekankan kepada pembahasan mengenai bentuk
pada suatu kata beserta keadaannya saat mufradnya. Sharaf adalah salah
satu cabang ilmu dalam bahasa Arab yang mempelajari perubahan kata
yang biasa dikenal dengan tashrif. Tashrif sendiri adalah pengubahan
bentuk asal kata yang disesuaikan dengan tujuan terjadinya sesuatu dengan
menghasilkan makna dari tujuan yang dimaksud.6
F. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian didefinisikan sebagai suatu kegiatan
ilmiah yang terencana, terstruktur, sistematis dan memiliki tujuan tertentu
baik praktis maupun teoritis. Dikatakan sebagai kegiatan ilmiah karena
penelitian dengan aspek ilmu pengetahuan dan teori. Terencana karena
penelitian harus direncanakan dengan memperhatikan waktu, dana, dan
aksebilitas terhadap tempat dan data.7 Metode penelitian dalam karya ilmiah
ini meliputi :
1. Jenis Penelitian
Dalam metode penelitian, ada beberapa jenis penelitian yang sering
kita dengar. Namun, penelitian yang peneliti lakukan dalam penyusunan
skripsi ini adalah penelitian kepustakaan atau library research.
Library research adalah jenis penelitian yang dilakukan oleh
seorang peneliti dengan cara mengumpulkan data-data yang bersumber
dari buku, jurnal, kitab, artikel dan tulisan-tulisan tertentu. 8 Penelitian
kepustakaan merupakan penelitian yang identik dengan kegiatan analisis
teks atau wacana yang menyelidiki suatu peristiwa, baik berupa
perbuatan atau tulisan yang diteliti untuk mendapatkan fakta-fakta yang
tepat (menemukan asal-usul, sebab, penyebab sebenarnya dan

2019), hlm 4
6
Pesantren Khairunnas Admin, “Pengertian Nahwu Sharaf/Shorof”,
https://www.pesantrenkhairunnas.sch.id/pengertian-nahwu-sharaf-shorof/ (diakses pada 08 Juni
2021, pukul 10.24).
7
Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif : Jenis, Karakteristik, dan
Keunggulannya, (Jakarta: Grasindo, 2010), hlm 5
8
Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Rijal Institute,
2007) hlm 85
6

sebagainya).9 Peneliti memilih jenis penelitian ini karena penelitian yang


dilakukan lebih terfokus pada dokumen-dokumen atau naskah-naskah,
utamanya dari buku yang sedang peneliti teliti yaitu buku yang berjudul
“Teori Dasar Nahwu & Sharf Tingkat Pemula” karangan Abdul Haris,
bukan berupa fakta lapangan maupun subjek dari makhluk hidup.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
a. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, makalah, skripsi, tesis,
desertasi, surat kabar, majalah, laporan penelitian, prasasti, notulen
rapat, agenda, dst.10 Karena penelitian ini merupakan penelitian
kepustakaan, maka data-data yang diperlukan dan digunakan sebagai
bahan penelitian adalah buku yang sedang diteliti ini sendiri yang
merupakan data primer. Sedangkan data sekunder adalah buku-buku
yang metodenya sama dengan buku yang sedang diteliti, berperan
sebagai pembanding buku teks Teori Dasar Nahwu & Sharf Tingkat
Pemula” yang disusun oleh Abdul Haris.
3. Fokus Pembahasan Penelitian
Fokus pembahasan dari penelitian buku teks ini meliputi tiga (3)
komponen :
a. Gradasi materi yang ada dalam buku, dari segi sistematika materi
yang sesuai dengan tingkatan peserta didik, dan tingkat kesulitan
materi.
b. Sisi penyajian/presentasi materi yang ada dalam buku teks, mulai dari
teknik penyajian materi, penyajian pembelajaran, dan kelengkapan
penyajian materi, serta bahasa yang digunakan yang sesuai dengan
jenjang peserta didik.
4. PROSEDUR PENELITIAN
9
Amir Hamzah, Metode Penelitian Kepustakaan : Library Research, (Malang : Literasi
Nusantara, 2020), hlm 7
10
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan
Tenaga Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010), hlm 278
7

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian

Mengidentifikasi permasalahan yang menentukan tujuan


penelitian

Mengumpulkan data dengan wawancara dan dokumentasi

Mempelajari data yang telah terkumpul

Menganalisis data dengan fokus penelitian

Menyusun hasil analisis

Menarik kesimpulan

5. Sumber Data
Sumber data adalah darimana data akan diperoleh dan
dikumpulkan. Sumber data bisa berupa orang, benda, atau entitas lainnya
yang memuat informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Sumber data
dalam penelitian dibedakan menjadi dua (2), yaitu sumber data primer
dan sumber data sekunder.
a. Sumber Data Primer
Sumber data adalah sumber data yang langsung dikumpulkan
oleh peneliti dari sumber pertamanya.11 Sumber data primer adalah
semua bahan informasi dari tangan pertama atau dari sumber yang
terkait langsung dengan suatu gejala atau peristiwa tertentu. 12 Sumber
data primer dalam penelitian ini adalah buku teks yang berjudul
11
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta: Rajawali, 1987), hlm. 93
12
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,
2008), hlm 90
8

“Teori Dasar Nahwu & Sharf Tingkat Pemula” yang disusun oleh
Abdul Haris.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang langsung
dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama.
Sumber data sekunder merupakan data-data atau informasi yang dapat
menjelaskan hal-hal yang ada dalam sumber data primer. 13 Sumber
data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku atau jurnal atau
wacana yang berkaitan dengan penelitian buku yang sedang diteliti.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu
penelitian, karena hasil dari penelitian dipengaruhi oleh data yang
terkumpul yang telah diuji dan dinilai oleh peneliti.
“Analisis data merupakan suatu pencarian, pola-pola data-perilaku
yang muncul, objek-objek terkait dengan fokuf penelitian. Analisis data
mencakup menguji, menyeleksi, menyortir, mengategorikan,
mengevaluasi, membandingkan, menyintesiskan dan merenungkan data
yang telah direkam, juga meninjau kembali data mentah dan terekam”14
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan yang menggunakan
pendekatan analisa isi atau content analysis. Menurut Holsti, analisis isi
merupakan sembarang teknik penelitian yang ditujukan untuk membuat
kesimpulan dengan cara mengidentifikasi karakteristik tertentu pada
pesan-pesan secara sistematis, objektif, dan generalis. 15 Penulis dalam
penelitian ini menggunakan analisis isi dari sisi materi, penyajian
materi/presentasi dan gradasi materi dengan tujuan untuk mengetahui
kualitas buku sebagai bahan ajar dengan buku yang berjudul “Teori
Dasar Nahwu & Sharf Tingkat Pemula” yang disusun oleh Abdul Haris.
Data yang diperoleh melalui tahap dokumentasi, yang didapat dari
wacana-wacana terkait dengan penelitian ini.
G. Sistematika Penelitian

13
Amir Hamzah, Metode Penelitian Kepustakaan : Library Research, (Malang : Literasi
Nusantara, 2020), hlm 58
14
Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012), hlm 246
15
Stesan Sticsher, dkk, Metode Analisis Teks & Wacana, Terjemahan Gazali dkk,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm 97
9

Guna memudahkan dalam penelitian dan sekaligus memahami isi


penelitian maka penelitian ini penulis sajikan dengan menggunkan
sistematika sebagai berikut:
Bab I berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan
sistematika pembahasan.
Bab II merupakan penjelesan teori Konstruktivisme, Nahwu dan
Sharaf, Penyusunan Buku.
Bab III merupakan uraian ini buku Teori Dasar Nahwu & Sharf
Tingkat Pemula karangan Abdul Haris Jember
Bab IV merupakan Pembahasan dari buku Teori Dasar Nahwu &
Sharf Tingkat Pemula karangan Abdul Haris Jember
Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan akhir dan saran.
10

BAB II

KONSTRUKTIVISME, NAHWU, SHARAF DAN PENYUSUNAN BUKU

A. Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme adalah teori yang mempercayai bahwa
seseorang mampu mencari serta menyelesaikan masalahnya sendiri,
menyusun pengetahuannya secara mandiri melalui kemampuan
berpikirnya berdasarkan pengalaman yang telah seseorang itu lalui.16
Tokoh penting dalam teori konstruktivisme ini diantaranya adalah
Piaget dan Vygotsky. Konstruktivisme menurut Piaget memandang bahwa
perkembangan kognitif sebagai suatu proses manusia secara akitf
membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman
dan interaksi sosialnya, perkembangan kognitif ini kemudian disebut
dengan skema. Skema terbentuk karena adanya pengalaman, yang berarti
bahwa proses tumbuh kembang manusia dipengaruhi oleh pengalaman
yang telah dilewati. Semakin dewasa manusia maka semakin sempurna
skema yang dimiliki.17
Teori Vygotsky mengungkapkan bahwa kunci dari perkembangan
manusia itu menitikberatkan pada interaksi dari faktor-faktor sosial,
kultural-historis, dan individual. Manusia mampu membangun
pengetahuannya sendiri, namun dalam perkembangannya, lingkungan
sosial disekitarnya juga sangat mempengaruhi. Berdasarkan penjelasan
diatas, menunjukkan bahwa konstruktivisme menurut Piaget dan Vygotsky
sama. Proses tumbuh kembang manusia didasarkan pada pengalaman yang
telah dilalui dan diintegrasikan dengan pengalaman baru, dan juga
dipengaruhi oleh hubungan dengan diri sendiri dan interaksi sosial dengan
lingkungan sekitarnya.18

16
Nurfatimah Sugrah “Humanika, Implementasi Teori Belajar Konstrukstivisme Dalam
Pembelajaran Sains”. Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum. Vol. 19 No. 2, September 2019, hlm
124.
17
Wina Sanjaya “Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi”,
(Bandung: Prenada Media, 2005), hlm 111
18
Bahruddin dan Esa Wahyuni, “Teori Belajar dan Pembelajaran”, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2015), hlm 166
11

Pengorganisasian pandangan konstruktivisme ada tiga (3) bentuk,


yaitu : konstruktivisme psikologis/individual, konstruktivisme sosial, dan
konstruktivisme dialektikal.19
1. Konstruktivisme psikologis/individual adalah bagaimana seseorang itu
mengonstruksi atau membangun dan mengingkatkan proses berpikir
dalam kehidupan sehari-hari dan menyelesaikan masalahnya
beradasarkan dari informasi, sumber daya dan bantuan dari orang lain
disekitarnya.
2. Konstruktivisme sosial adalah bentuk interaksi sosial dalam suatu
kegiatan yang mempunyai tujuan jelas dalam berbudaya sebagai cara
untuk meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain.
3. Konstrukstivisme Dialektikal merupakan gabungan atau campuran
dari konstruktivisme psikologis dan konstruktivisme sosial.
Konstruktivisme ini berpendapat bahwa pengetahuan itu tidak
didapatkan secara individu, tetapi juga diperoleh karena adanya
interaksi sosial atau interaksi dengan orang lain. Melalui interaksi
sosial inilah pembelajaran akan terbentuk dengan sendirinya dan
memberikan kepada individu untuk membentuk pengetahuannya
secara mandiri. Hal ini berdasarkan pemikiran dari tokoh teori
konstruktivisme yaitu Lev Vygotsky. Karakteristik pembelajaran
dalam teori ini adalah pengetahuan akan dibentuk oleh individu secara
mandiri, adanya integrasi pengetahuan yang telah dipelajari dan baru
dipelajari, kejelasan terkait interaksi sosial, mewujudkan pembelajaran
yang bermakna karena adanya kebutuhan.
B. Nahwu dan Sharaf
Ilmu nahwu dan Sharaf merupakan ilmu dasar untuk menguasai
atau mampu membaca dengan benar dan memahami dengan tepat kitab-
kitab atau buku-buku yang berbahasa Arab, terutama al-Qur’an dan hadits,
serta kitab lain seperti kitab kuning yang sering diterapkan di pondok
pesantren. Pentingnya mempelajari nahwu dan sharaf tertulis dalam bait :

19
H. Dadang Supardan, “Teori dan Praktik Pendekatan Konstruktivisme Dalam
Pembelajaran”. Edunomic. Vol. 4 No. 1, 2016, hlm 3.
12

20
"‫"والنحو اولى اوال ان يعلما اذا الكلم دونه لن يفهما‬
21
"‫"الصرف ام العلوم والنحو ابوها‬
Mempelajari nahwu dan sharaf bukanlah hal yang mudah, karena
mempelajari dua ilmu ini membutuhkan waktu yang lama dan harus benar-
benar memahami dan menguasai ilmunya. Selain dari materi yang ada
didalamnya sulit, pembahasan materi dalam dua ilmu ini juga sangat
banyak. Oleh karenanya mempelajari nahwu dan sharaf juga
membutuhkan metode yang tepat ketika menjelaskan kepada peserta didik.
Pengertian Nahwu sendiri adalah kaidah-kaidah bahasa Arab untuk
mengetahui bentuk kata dan keadaan-keadaannya ketika masih satu kata
(Mufrad) atau sudah dalam keadaan tersusun (Murakkab), nahwu
membicarakan tentang hukum-hukum huruf, kata, kalimat serta bunyi
akhir sebuah kata.
Termasuk di dalam ilmu nahwu terdapat pembahasan sharaf, yang
menekankan pada pembahasan bentuk kata dan keadaannya ketika
mufradnya.22 Ilmu sharaf ini menjelaskan tentang perubahan bentuk kata
kerja ke kata benda turunan dan perubahan bentuk kata kerja sesuai pelaku
dan perbuatan tersebut.23 Juga telah diketahui bersama bahwa nahwu dan
sharaf adalah dua ilmu yang tidak bisa terpisahkan.
Dalam pembelajaran nahwu terdapat kata yang dikelompokkan
menjadi tiga (3), diantaranya: kalimah isim, kalimah fi’il dan kalimah
huruf.24 Sebagaimana nadzam berikut :

‫هذ ِه ثَاَل ثُ َها ِه َي الْ َكلِ ْم‬


ِ ‫ و‬# ‫ف َتْن َق ِسم‬
َ ْ
ٍ ‫اِل س ٍم و فِع ٍل مُثَّ حر‬
َْ ْ َ ْ
1. Kalimah isim berarti kalimah yang mempunyai arti sendiri (arti yang
ditimbulkan oleh kalimah itu sendiri) dan tidak disertai dengan zaman
20
A. Mus’idin Kamal, “Terjemah Nadhom ‘Imriti”, (Pondok Pesantren A Hikmah Benda
Sirampong Brebes).
21
Moch. Anwar. “Ilmu Sharaf Terjemahan Matan Kailani dan Nazham Almaqsud”,
(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011).
22
Ahmad Fuad Effendy, “Metodologi Pengajaran Bahasa Arab”, (Malang: Misykat,
2009), hlm 106
23
Rizki Abdurrahman, “Konsep Pembelajaran Qowaid dan Implikasinya Terhadap
Pembelajaran”. Ihya Al-Arabiyah: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab. Vol. 6 No 2, 2020,
hlm 45
24
Abdul Kholiq, “Ilmu Nahwu ‫”نظم العمريطي‬, (Nganjuk: Pondok Pesantren Daarus Salaam)
hlm 6
13

atau waktu. Zaman atau waktu dalam nahwu dibagi menjadi tiga yaitu
madzi yang berarti waktu yang telah terlewat atau lampau, kemudian
mudhari’ yaitu zaman sekarang atau sedang terjadi atau kejadian
mendatang, serta amar yaitu zaman mendatang yang disertai dengan

unsur perintah. Contoh : ‫َد ْفَتر‬


ٌ
2. Kalimah fi’il adalah kalimah yang mempunyai arti sendiri dengan
disertai dengan zaman atau waktu. Contoh :

a. Fi’il madzi : ‫ َقراء‬yang artinya ia (laki-laki) telah membaca.


ََ
b. Fi’il mudhari’ :
ُ‫ َي ْق َراء‬yang artinya dia (laki-laki) sedang/akan

membaca

c. Fi’il amar : ‫ ِإ ْقراء‬yang artinya bacalah.


َْ
3. Kalimah huruf adalah kalimah yang mempunyai arti setelah digabung
dengan kalimah lain, yang pada hakikatnya kalimah huruf tidak bisa
berdiri sendiri, atau bisa dikatakan selalu membutuhkan kalimah isim

ataupun kalimah fi’il. Contoh : ‫الْكوز‬ ‫الْ َماء يِف‬


ُ
C. Penyusunan Buku
1. Pengertian Buku Teks/Buku Ajar
Buku ajar atau buku teks dalam suatu proses pembelajaran
sangatlah penting, guna menjadi sebuah pedoman atau referensi
keilmuan yang dipelajari.25 Buku ajar atau teks ini juga menjadi salah
satu dari media pembelajaran. Terdapat berbagai definisi yang
menjelaskan tentang buku ajar atau buku teks, diantaranya :
Buku teks adalah buku yang berisi uraian bahan tentang mata
pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis
dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi

25
Shofiyatun Nisyak, Skripsi: “Analisis Kelayakan Isi dan Bahasa Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas Tujuh (VII) Penerbit
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan” (Malang : Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim, 2015), hlm 12
14

pembelajaran, dan perkembangan siswa, untuk diasimilasikan. Buku


ini digunakan sebagai sarana belajar dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah.26 Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh A.J.
Loveridge, menurutnya buku teks adalah buku sekolah yang memuat
bahan yang telah diseleksi mengenai bidang studi tertentu, dalam
bentuk tertulis yang memenuhi syarat tertentu dalam kegiatan belajar
mengajar, dan disusun secara sistematis untuk diasimilasikan.
Selain A.J. Loveridge, Chambliss dan Calfee juga menjelaskan
lebih rinci terkait dengan buku teks, menurut mereka buku teks adalah
alat bantu siswa untuk memahami dunia (diluar dirinya). Buku teks
memiliki kekuatan yang luar biasa besar terhadap perubahan otak
siswa. Buku teks dapat memengaruhi pengetahuan anak dan nilai-nilai
tertentu.27
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005
menjelaskan bahwa buku teks (buku pelajaran) adalah buku acuan
wajib untuk di gunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran
dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan
kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, serta potensi fisik dan
kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.28
H.G. Tarigan menjelaskan tentang buku teks adalah sebagai
berikut29 :
a. Buku teks merupakan buku pelajaran yang ditujukan pada peserta
didik pada jenjang pendidikan tertentu.
b. Buku teks selalu berkaitan dengan bidang studi tertentu.
c. Buku teks merupakan buku standar, yaitu buku yang menjadi
acuan, berkualitas dan biasanya ada tanda pengesahan dari badan
yang berwenang.
d. Buku teks biasanya ditulis oleh pakar dibidangnya masing-masing.

26
Masnur Muslich, Text Book Writing, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010), hlm 24-25
27
Ibid, hlm 50
28
Ibid, hlm 51
29
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, cet. II,
(Bandung : Angkasa, 1986), hlm 11-12
15

e. Buku teks ditulis untuk tujuan instruksional tertentu.


f. Buku teks biasa juga dilengkapi dengan sarana pengajaran.
g. Buku teks selalu ditulis untuk menunjang suatu program
pengajaran.

Secara sederhana buku teks merupakan buku bantu bagi peserta


didik, yang biasanya disusun oleh seseorang yang mahir dalam
bidangnya masing-masing dengan tujuan untuk memudahkan peserta
didik memahami materi pembelajaran, dan pembelajaran dengan buku
teks ini tetap dibawah bimbingan seorang pembelajar. 30 Buku teks
atau buku ajar berarti sebuah buku yang berisi materi pembelajaran,
yang merupakan buku penunjang pemahaman peserta didik terhadap
buku pegangan wajib, buku teks tidak hanya menjadi pegangan bagi
peserta didik, namun juga menjadi pegangan bagi seorang pengajar.
Dalam penyusunannya, buku teks atau buku ajar harus memperhatikan
tujuan disusunnya buku teks dan kriteria penyusunan buku teks yang
baik dan benar, juga harus memperhatikan buku teks tersebut
diperuntukkan kepada siapa.

2. Karakteristik Buku Teks/Buku Ajar


Buku Teks atau buku ajar mempunyai dua (2) karakteristik,
yaitu :
a. Karakteristik buku teks secara umum, yaitu karya tulis ilmiah. Oleh
sebab itu, buku teks sama halnya karya tulis pada umumnya.
Kesamaan ini terlihat dari hal-hal berikut:
1) Dari segi isi. Buku teks berisi serangkaian pengetahuan atau
informasi yang bisa dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
2) Dari segi penyajian. Materi yang terdapat dalam buku teks
diuraikan dengan mengikuti pola penalaran tertentu,
sebagaimana pola penalaran dalam penyajian ilmiah, yaitu pola
penalaran induktif, penalaran deduktif, atau penalaran

30
Syamsuddin Asyrofi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab : Analisis Text Book
Pelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta : Sumbangsih, 1988), hlm 9
16

campuran (kombinasi dari penalaran induktif dan penalaran


deduktif).
3) Dari segi format. Buku teks mengikuti konvensi buku ilmiah,
baik pola penulisan, pola pengutipan, pola pembagian, maupun
pola pembahasannya.31
b. Karateristik secara khusus. Buku teks mempunyai ciri khusus yang
berbeda dengan karya ilmiah pada umumnya. Karakteristik khusus
tersebut adalah:
1) Buku teks yang disusun berdasarkan pesan kurikulum
pendidikan. Pesan tersebut dapat diarahkan pada landasan
dasar, pendekatan, strategi dan struktur program.
2) Buku teks memfokuskan pada tujuan tertentu. Hal ini berarti
sajian bahan dalam buku teks harus mengarah pada tujuan
tertentu. Rumusan tujuan ini dibuat berdasarkan rumusan
pembelajaran yang terdapat dalam GBPP kurikulum
pendidikan yang sedang berlaku terutama rumusan
pembelajaran setiap caturwulan atau setiap kelas.
3) Buku teks menyajikan bidang pelajaran tertentu. Berarti buku
teks tidak dianjurkan berisi berbagai bidang pelajaran. Bahkan,
kemasan buku teks diarahkan kepada kelas dan jenjang
pendidikan tertentu, yang berarti tidak akan ada buku teks yang
cocok untuk semua kelas, apalagi untuk semua jenjang
pendidikan.
4) Buku teks berorientasi pada kegiatan belajar peserta didik.
Pada dasarnya buku teks ditujukan pada peserta didik. oleh
karena itu, penyajian bahan pembelajaran harus diarahkan
kepada kegiatan belajar peserta didik. dengan adanya buku
teks, peserta didik dapat melakukan serangkaian kegiatan
pembelajaran, baik dalam rangka pencapaian tujuan
pemahaman, keterampilan maupun sikap.

31
Masnur Muslich, Text Book Writing, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010), hlm 60
17

5) Buku teks dapat mengarahkan kegiatan mengajar guru di kelas.


Buku teks merupakan sarana unutk memudahkan peserta didik
untuk memahami pembelajaran. Sajian buku teks setidaknya
dapat mengarahkan guru dalam melakukan tugas mengajar
dikelas. Hal ini berarti, buku teks juga berperan sebagai
penentu langkah-langkah pengajaran guru dikelas.
6) Pola sajian buku teks disesuaikan dengan perkembangan
intelektual peserta didik yang menjadi sasaran. Pola penyajian
dianggap sesuai dengan perkembangan intelektual peserta
didik apabila memenuhi kriteri berikut : a) berpijak pada
pengetahuan dan pengalaman peserta didik, b) berpijak pada
pola pikir peserta didik, c) berpijak pada kebutuhan peserta
didik, d) berpijak pada kemungkinan daya responsi peserta
didik, e) berpijak pada kemampuan bahasa peserta didik.
7) Gaya sajian buku teks dapat memunculkan kreativitas peserta
didik dalam belajar. Gaya sajian buku teks yang
memungkinkan dapat memunculkan kreativitas peserta didik
dalam belajar hendaknya buku teks yang : a) dapat memotivasi
peserta didik untuk berpikir, b) dapat mendorong peserta didik
untuk berbuat dan mencoba, c) dapat memotivasi peserta didik
untuk menilai dan bersikap, d) dapat membiasakan peserta
didik untuk membuat hal baru.32
3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan buku
ajar33 :
a. Isi Buku Ajar
Isi dari buku ajar berhubungan dengan kebenaran isi secara
keilmuan dan berkaitan dengan keselarasan isi berdasarkan sistem
nilai yang dianut dalam masyarakat. Terkait dengan keselarasan isi,
maka bahan ajar harus sesuai dengan bidang pembelajaran,
perkembangan mutakhir, dan hasil penelitian empiris yang

32
Masnur Muslich, Text Book Writing, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010), hlm 60-62
33
M. Abdul Hamid, Pembelajaran Bahasa Arab: Pendekatan, Metode, Strategi, Materi
dan Media, (Malang : UIN Malang press, 2008), hlm 102-110
18

dilakukan dalam bidang pembelajaran tertentu. Keselarasan isi


bahan ajar disesuaikan dengan sistem nilai dan falsafah hifup yang
berlaku dalam masyarakat di lingkungan tempat belajar/sekolah
berada.
b. Ketepatan Cakupan
Ketepatan cakupan berkaitan dengan isi bahan ajar dari sisi
keluasan dan kedalaman isi atau materi, serta keutuhan konsep
berdasarkan bidang ilmu tertentu. Kedalaman dan keluasan isi
dapat menentukan kadar bahan ajar yang akan dikembangkan bagi
peserta didik sesuai dengan kemampuan dan tingkat pendidikan
yang sedang ditempuh. Acuan utama dalam penentuan kedalaman
dan keluasan isi bahan ajar adalah kurikulum dan silabus.
c. Ketercernaan Materi
Ketercernaan materi berkaitan dengan kemudahan bahan
ajar tersebut dipahami dan dimengerti oleh pengguna (oleh
pengajar juga peserta didik). setidaknya ada enam (6) hal yang
mendukung tingkat ketercernaan bahan ajar :
1) Pemaparan yang logis
2) Penyajian materi yang urut
3) Terdapat contoh dan ilustrasi yang memudahkan pemahaman
4) Alat bantu yang memudahkan
5) Format yang tertib dan konsisten
6) Penjelasan tentang relevansi dan manfaat bahan ajar
d. Penggunaan Bahasa
Penggunaan bahasa dalam pengembangan bahan ajar
berkaitan dengan pemilihan ragam bahasa, pemilihan kata,
penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan paragraf yang
bermakna atau berpengaruh.
e. Pengemasan
Pengemasan berhubungan dengan penataan letak informasi
dalam satu halaman cetak dan pengemasan dalam paket bahan ajar.
f. Ilustrasi
19

Ilustrasi dimanfaatkan untuk membuat bahan ajar menarik,


memotivasi, komunikatif, membantu retensi dan pemahaman
peserta didik terhadap isi pesan. Dalam hal ini ilustrasi dapat
dilaksanakan dengan menggunakan tabel, diagram, grafik, kartun,
foto, sketsa, gambar, simbol, dan skema.
g. Kelengkapan Komponen
Kelengkapan komponen berkaitan dengan paket bahan ajar
yang dapat berfungsi sebagai komponen utama, komponen
pelengkap dan komponen hasil evaluasi hasil belajar.

Dalam penulisan buku teks, materi yang disajikan harus


berlandaskan keilmuan. Secara teknis, landasan keilmuan meliputi
keakuratan materi, cakupan materi dan pendukung materi.

Aspek keakuratan materi terlihat pada indikator berikut :

a. Setiap konsep, definisi, rumus, hukum dan sebagainya yang


disajikan dalam buku teks harus tepat, yang mana ketepatan ini
terlihat dari adanya kesesuaian antara isi yang dipaparkan dan teori
yang terdapat dalam bidang studi yang bersangkutan.
b. Materi yang disajikan harus autentik. Keautentikan materi ini
terlihat bahwa setiap sajian materi dapat diaplikasikan atau dapat
dibuktikan dalam kehidupan nyata.
c. Konsep, definisi, rumus, hukum, dan sebagainya yang disajikan
dalam buku teks diperoleh dari prosedur yang tepat. Ketepatam
prosedur ini terlihat pada langkah-langkah yang dapat dibenarkan
secara keilmuan.34

Aspek cakupan materi diarahkan pada indikator berikut:

a. Uraian materi pada buku teks terdapat kesesuaian dengan standar


kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam
kurikulum.

34
Masnur Muslich, Text Book Writing, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010), hlm 134
20

b. Keluasan dan kedalaman materi sesuai dengan substansi yang


terdapat dalam SK dan KD serta tidak terjadi pengulangan materi
yang berlebihan.35

Aspek pendukung materi diarahkan pada indikator berikut:

a. Adanya sajian materi yang sesuai dengan perkembangan ilmu.


b. Adamya sajian materi yang memenuhi syarat kemutakhiran, yang
terlihat pada wacana, contoh,dan latihan yang disajikan.
c. Adanya wawasan produktivitas.
d. Adanya sajian materi yang dapat berwawasan konstektual.
e. Adanya sajian materi yang dapat merangsang keingintahuan
(inquiry) peserta didik.
f. Adanya sajian materi yang dapat mengembangkan kecakapan
hidup (life skill)
g. Adanya sajian materi yang dapat mengembangkan wawasan
kebhinekaan (sosial dan budaya)36

Dari beberapa aspek di atas, jika merujuk pada pendapat Ali Al-
Qasimiy tentang pembelajaran bahasa Arab bagi peserta didik yang
bukan berbahasa Arab, bahwa buku ajar yang ada haruslah berbeda
dengan buku ajar bagi bahasa Arab yang berbahasa Arab asli.
“... sebaiknya, buku teks untuk pelajar asing dengan pelajar asli
Arab itu dibedakan baik dari sisi tujuan, konstruksi, maupun
medianya. Perbedaan yang nyata antara buku teks yang khusus untuk
pelajar asli Arab dan buku teks yang khusus untuk pelajar asing
adalah bahwa yang pertama (buku teks untuk pelajar asli Arab) itu
digunakan bagi para pelajar unruk mengembangkan budayanya dan
berkomunikasi dengan bahasa Arab yang mereka pelajari, adapun
yang kedua (buku teks untuk pelajar asing) digunakan bagi para
pelajar bukan untuk mengembangkan budayanya, mereka itu tidak
mengetahui bahasa Arab. Maka buku yang pertama itu hendaknya
35
Ibid, hlm 135
36
Masnur Muslich, Text Book Writing, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010), hlm 135
21

digunakan untuk analisis pemerolehan bahasa Arab Fusha dan dialek


pelajar dan untuk mengkaji lingkungannya. Sementara, buku yang
kedua hendaknya untuk membangun dasar pemerolehan bahasa Arab
dan perbedaan dua bahasa dapat dibedakan. Hal itu dilihat dari sisi
kesulitan (mempelajari bahasa) yang dihadapi oleh pelajar dalam
mempelajari susunan bahasa Arab dan mempelajari aturan bunyi.
Dengan demikian, buku teks yang pantas untuk pembelajaran bahasa
Arab bagi pelajar Asli Arab itu tidak pantas untuk pelajar asing”.37
Dalam tulisan tersebut, Ali Al-Qasimiy menyatakan bahwa
materi buku ajar untuk para pelajar bahasa Arab yang tidak berbahasa
Arab itu terdiri dari tiga (3) bagian:
a. Materi dasar
1) Teks pembelajaran
2) Kaidah penyusunan bahasa
3) Latihan bertahap
4) Daftar isi
5) Rangkaian kosakata
b. Materi-materi pembantu
1) Kamus
2) Buku latihan menulis
3) Buku belajar berkala
4) Buku tes
5) Petunjuk pengajaran
c. Materi-materi tertentu
1) Media audio
2) Media visual
4. Penilaian Kelayakan Buku Teks atau Buku Ajar
Terdapat empat (4) aspek Penilaian kelayakan buku teks aatau
buku ajar, diantaranya :

37
https://www.alfusha.net/t4397.html, akses 19 Juni 2021 lihat juga, syafiq muqoffi,
Analisis Buku Teks Ta’lim Al-Lughah Al-Arabiyyah Pendidikan Bahasa Arab SMP/MTs
Muhammadiyah Kelas VII Karya Muhammad Thoriq Aziz, S.Pd.I dan Nurul Cholidiyah, S.H.I
(Tinjauan dari Segi Materi), Skripsi, (Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2013) hlm 11
22

a. Seleksi
Seleksi adalah penyaringan atau pemilihan. 38 Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia seleksi adalah pemilihan (untuk
mendapatkan yang terbaik) dan penyaringan.
b. Gradasi
Gradasi adalah tingkat meningkat.39 Gradasi adalah
penatatingkatan dan penyeleksian suatu isi materi buku mulai dari
umum ke khusus atau mulai dari materi dasar ke arah materi yang
lebih kompleks atau meningkat. Dalam gradasi buku ada faktor-
faktor yang mempengaruhi yang perlu diperhatikan sesuai dengan
tujuan yang ingin disampaikan agar mampu menciptakan
keserasian tata urutan dan tingkatan dalam sebuah pembelajaran.
Ada dua (2) syarat penting agar buku dikatakan memenuhi
konsep gradasi, yaitu pengelompokan (grouping) dan pengurutan
(gradation). Hal yang harus diperhatikan dalam pengelompokan
(grouping) adalah keseragaman, kekontrasan dan keparalelan.
Artinya antara bab ke bab harus ada kesinambungan.
Sedangkan pengurutan didasarkan pada prinsip psikologi,
yaitu menyajikan materi dari dasar atau mudah menuju materi yang
lebih sulit sampai pada materi yang sulit.

Adapun faktor yang mempengaruhi adalah sebagai berikut :

1. Faktor tujuan pembelajaran


Faktor ini merupakan faktor yang harus ada dalam gradasi
isi pembelajaran, karena suatu pembelajaran akan tercapai
dengan baik dengan adanya tujuan pembelajaran yang jelas.
Berhubungan dengan penelitian ini tujuan pembelajaran akan
sangat mempengaruhi penyajian gradasi pada buku, sehingga
mampu menyajikan buku dengan materi yang berjenjang dan
mampu dipahami dan dikembangkan oleh peserta didik.

38
Pius A Partanto & M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arloka,
2001), hlm 699
39
Ibid, hlm 699
23

2. Faktor Tingkat Kecakapan


Tingkatan kecakapan akan memberi pengaruh pada
gradasi isi pembelajaran. Karena materi yang ada dalam
pembelajaran penyajiannya harus disesuaikan dengan jenjang
pendidikan pembelajar. Tingat pemahaman pembelajar di
masing-masing jenjang pasti berbeda. Bahasa yang disampaikan
dalam isi pembelajaran tingkat lanjutan sudah pasti berbeda
dengan tingkat pemula. Maka dari itu, bahasa gradasi isi
pembelajaran juga harus dipertimbangkan dalam
penyampaiannya.
3. Faktor Alokasi Waktu
Pembelajaran pasti mempunyai tujuan pencapaiannya.
Alokasi waktu akan sangat berpengaruh langsung pada seleksi
isi pembelajaran, utamanya pada segi kualitas. Oleh sebab itu,
alokasi waktu dalam suatu pembelajaran juga masuk sebagai
faktor penting dalam menentukan gradasi isi pembelajaran.
Alokasi waktu juga berpengaruh pada strategi pembelajaran,
yang mempengaruhi pada berapa lama waktu belajar seorang
pembelajar dapat mencapai tujuan pembelajaran.
4. Faktor teks materi ajar
Dalam pengembangan bahan ajar ada hal-hal yang perlu
diperhatikan, diantaranya adalah kompleksitas teks.
Kompleksitas teks disini, diartikan bahwa teks yang memuat
kalimat-kalimat sederhana secara umum akan lebih mudah
dipahami daripada kalimat yang memuat kalimat rumit.
Begitupun dengan teks yang disampaikan secara terus terang
dan tidak berbelit-belit antar teksnya akan lebih mudah diserap
daripada teks yang disampaikan secara rumit/implisit. Dari
kalimat satu menuju kalimat selanjutnya setiap teks harus
mempunyai kesinambungan. Kompleksitas teks juga
dipengaruhi dari jenis teks yang disajikan. Seperti teks narasi,
argumentasi, ataupun eksposisi.
24

5. Pembelajar
Faktor lain dalam menentukan gradasi isi pembelajaran
adalah dari segi pembelajar, hal ini berkaitan dengan faktor
tingkat kecapakan, yang mana gradasi isi pembelajaran harus
disesuaikan dengan jenjang pembelajar. Penatatingkatan disini
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki pembelajar, dari
penyampainan yang mendasar menuju ke kompleks atau dari
pengetahuan yang belum dimiliki pembelajar sehingga akan
memudahkan pembelajar untuk memahami isi pembalajaran.
c. Presentasi
Setelah melakukan tahap seleksi dan gradasi tahap
berikutnya adalah tahap presentasi. Presentasi adalah tahap yang
mana peserta didik dapat memahami materi yang ada dalam buku
teks. 40
Presentasi berarti pemberian, persembahan, pengajuan,
penyuguhan, penawaran, penunjukan atau perkenalan. Dapat
disimpulkan bahwa presentasi adalah sajian/penjelasan materi dari
sebuah buku teks terkait bidang tertentu. Ada dua hal yang harus
diperhatikan pada tahap presentasi, yaitu : ekspresi dan isi. Dari
segi ekspresi sendiri ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :
staging dan demonstration.41
Staging adalah jumlah bentuk bahasa yang termasuk dalam
suatu metode dan jumlah bagiannya menjadi tahap-tahap, urutan-
urutan penyajiannya antara bagian satu dan bagian lainnya, juga
pembagian ke dalam satuan presentasi. Sedangkan demonstration
adalah teknik yang digunakan oleh suatu metode untuk menyajikan
atau menyampaikan materi pembelajaran.42
Selain dari segi ekspresi, segi isi juga perlu ditekankan,
yaitu makna yang terkandung dalam kata dan kalimat. untuk
mengatasi permasalahan di bidang arti, suatu metode bisa
menggunakan salah satu dari empat prosedur atau keempatnya
40
Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjaun Dari Segi Metodologi,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm 52
41
Ibid, hlm 53
42
Ibid, hlm 53
25

sekaligus, yang mana keempat prosedur tersebut diantaranya


adalah prosedur diferensial (menjelaskan kaidah dengan
menerjemahkan ke dalam bahasa nasional), prosedur ostensif
(prosedur mengajar bahasa dengan menggunakan objek, tindakan
dan situasi ketika menjelaskan), prosedur piktorial (mengajar
menggunakan gambar) dan prosedur kontekstual (mengajar dengan
menggunakan konteks yang sifatnya verbal).
d. Repetisi
Repetisi adalah pengulangan.43 Suatu perbuatan akan
menjadi kebiasaan jika dilakukan secara berulang-ulang. Dalam
belajar bahasa Arab khususnya tentang pembelajaran Nahwu dan
Sharf, jika dipelajari secara berulang-ulang bisa dipastikan peserta
didik akan lebih ingat dengan materi-materinya. Repetisi
merupakan langkah yang ditempuh agar materi yang disajikan
dapat dicerna oleh peserta didik menjadi kemampuan yang siap
digunakan. Mackey membagi materi repetisi menjadi empat
bagian, diantaranya: menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Latihan yang bersifat reseptif adalah latihan mendengarkan dan
membaca, sedangkan latihan produktif adalah latihan berbicara dan
menulis.
D. Kajian Terdahulu
Berdasarkan judul yang diangkat oleh peneliti yaitu “Analisis
Materi Buku Teks Teori Dasar Nahwu & Sharf Tingkat Pemula Karya
Abdul Haris”, berdasarkan penelusuran yang peneliti lakukan, ada
beberapa skripsi yang membahas tentang buku teks, diantaranya adalah :
1. Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Fadil yang berjudul “ANALISIS
BUKU TEKS PENDIDIKAN BAHASA ARAB SMP/MTS
MUHAMMADIYAH KELAS 9 KARYA BADRUDIN A.R.K., S.
AG., M.S.I. (TINJAUAN DARI SEGI KELAYAKAN ISI,
PENYAJIAN, DAN KEGRAFIKAN)” tahun 2016. Hasil penelitian
pada skripsi ini menyimpulkan bahwa buku tersebut layak digunakan
43
Pius A Partanto & M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arloka,
2001), hlm 699
26

oleh peserta didik tingkat SMP/MTs Muhammadiyah kelas 9 sebagai


bahan ajar yang dapat menunjang tercapainya pembelajaran Bahasa
Arab, yang dilihat dari segi kelayakan isi, kelayakan penyajian,
kelayakan kebahasaan, dan kelayakan kegrafikan.44
2. Skripsi yang ditulis oleh Sulandari dengan judul “ANALISIS
MATERI BUKU TEKS BAHASA ARAB MANHAJI 5 HARI
MAHIR BAHASA AL-QUR’AN TINGKAT PEMULA KARYA
JOKO NURSIYO” tahun 2015. Hasil penelitian dari skripsi ini
menyimpulkan bahwa buku tersebut tidak sesuai digunakan oleh
peserta didik pada tingkat pemula yang berlatarbelakang umum
maupun pesantren. Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari dua
rumusan masalah, yaitu: Pertama, dari segi materi, buku belum
memenuhi standar buku yang baik yang mengacu pada landasan
keilmuannya yang meliputi keakuratan materi, cakupan materi, dan
pendukung materi. hal ini berdasarkan rujukan teori Masnur Muslich.
Sedangkan menurut Ali Al-Qasimiy, buku ini sesuai dengan materi
dasar tetapi kurang sesuai dalam hal materi pendukung dan materi
khusus. Kedua, pentahapan dan penyajian buku sudah sesuai dengan
teori mackey, yaitu telah memenuhi tahap seleksi, gradasi, presentasi,
dan repetisi.45
3. Skripsi yang ditulis oleh Shofiyatun Nisyak dengan judul “ANALISIS
KELAYAKAN ISI DAN BAHASA BUKU AJAR PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA (SMP) KELAS TUJUH (VII) PENERBIT
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN” tahun
2015. Hasil penelitian dari skripsi ini menyimpulkan bahwa buku

44
Ahmad Fadil, Skripsi: “ANALISIS BUKU TEKS PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SMP/MTS MUHAMMADIYAH KELAS 9 KARYA BADRUDIN A.R.K., S.AG., M.S.I. (TINJAUAN
DARI SEGI KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN)” (Yogyakarta :
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2016)
45
Sulandari, Skripsi: “ANALISIS MATERI BUKU TEKS BAHASA ARAB MANHAJI 5
HARI MAHIR BAHASA AL-QUR’AN TINGKAT PEMULA KARYA JOKO NURSIYO”,
(Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2015)
27

tersebut layak untuk digunakan sebagai buku ajar, yang dilihat dari
segi kelayakan isi dan dari segi bahasa yang digunakan.46
4. Skripsi yang ditulis oleh Syaviq Muqoffi dengan judul “Analisis Buku
Teks Ta’lim Al-Lughah Al-Arabiyyah Pendidikan Bahasa Arab
SMP/MTs Muhammadiyah Kelas VII Karya Muhammad Thariq Aziz,
M. Pd. I dan Nurul Cholidiyah S.H.I. (Tinjauan Dari Segi Materi)”
tahun 2013. Hasil penelitian dari skripsi ini dapat disimpulkan bahwa
buku tersebut cocok digunakan oleh peserta didik tingkat SMP Kelas
VII, yang tujuannya agar peserta didik mampu membaca dan menulis
teks Arab sederhana dan menggunakan percakapan sederhana dalam
bahasa Arab. Buku tersebut juga telah memenuhi kriteria buku teks
yang baik dari segi materi, dan pentahapan dalam penyajian materi
buku telah sesuai dengan konsep seleksi, gradasi, presentasi, dan
repetisi.47
5. Skripsi yang ditulis oleh Lulu Atul Fitriah yang berjudul “ANALISIS
BUKU TEKS PENDIDIKAN BAHASA ARAB SMP
MUHAMMADIYAH KELAS 9 KARYA ANJI FATHUNAJA S.
Pd.I (Tinjauan Materi, Penyajian, Kebahasaan, dan Kegrafikan)”
tahun 2019. Hasil penelitian dari skripsi ini adalah buku tersebut telah
sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan oleh BSNP
yakni dari segi aspek materi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan.48
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, bahwasanya penelitian
terdahulu diatas adalah penelitian yang dianggap relevan dengan apa
yang akan peneliti teliti. Peneliti meneliti buku teks dari segi materi,
presentasi, dan gradasi buku, dari buku yang berjudul “Teori Dasar
Nahwu & Sharf Tingkat Pemula karangan Abdul Haris”.
46
Shofiyatun Nisyak, Skripsi : “ANALISIS KELAYAKAN ISI DAN BAHASA BUKU AJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(SMP) KELAS TUJUH (VII) PENERBIT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN”,
(Malang : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2015)
47
Syaviq Muqoffi, Skripsi : “Analisis Buku Teks Ta’lim Al-Lughah Al-Arabiyyah
Pendidikan Bahasa Arab SMP/MTs Muhammadiyah Kelas VII Karya Muhammad Thariq Aziz, M.
Pd. I dan Nurul Cholidiyah S.H.I. (Tinjauan Dari Segi Materi)”, (Yogyakarta : Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga, 2013)
48
Lulu Atul Fitriah, Skripsi : “Analisis Buku Teks Pendidikan Bahasa Arab SMP
Muhammadiyah Kelas 9 Karya Anji Fathunaja S. Pd.I (Tinjauan Materi, Penyajian, Kebahasaan,
dan Kegrafikan)”, (Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2019)
28

Berikut adalah tabel dari penelitian terdahulu diatas :

No. Nama Peneliti dan Judul Kesamaan Perbedaan


1. Ahmad Fadil yang Kedua Locus,
berjudul “Analisis Buku penelitian ini pertanyaan
Teks Pendidikan Bahasa membahas penelitian ada
Arab Smp/Mts tentang beberapa
Muhammadiyah Kelas 9 kelayakan perbedaan
Karya Badrudin A.R.K., buku sebagai
S. Ag., M.S.I. (Tinjauan bahan ajar
Dari Segi Kelayakan Isi, dengan
Penyajian, Dan analisis data
Kegrafikan)” tahun 2016 menggunakan
teknik analisa
isi atau content
analysis.
2. Sulandari dengan judul Kedua Fokus dan
“Analisis Materi Buku penelitian ini pertanyaan
Teks Bahasa Arab membahas penelitian
Manhaji 5 Hari Mahir tentang berbeda
Bahasa Al-Qur’an kelayakan
Tingkat Pemula Karya buku sebagai
Joko Nursiyo” Tahun bahan ajar,
2015 menggunakan
teknik analisa
isi atau content
analysis
3. Shofiyatun Nisyak Kedua Locus,
dengan judul “Analisis penelitian ini pertanyaan
Kelayakan Isi dan membahas penelitian
Bahasa Buku Ajar tentang berbeda
Pendidikan Agama Islam kelayakan
29

dan Budi Pekerti Sekolah buku sebagai


Menengah Pertama bahan ajar
(SMP) Kelas Tujuh (VII) menggunakan
Penerbit Kementerian teknik analisa
Pendidikan dan isi atau content
Kebudayaan” Tahun analysis
2015
4. Syaviq Muqoffi dengan Kedua Locus,
judul “Analisis Buku penelitian ini pertanyaan
Teks Ta’lim Al-Lughah membahas penelitian
Al-Arabiyyah tentang berbeda
Pendidikan Bahasa Arab kelayakan
SMP/MTs buku sebagai
Muhammadiyah Kelas bahan ajar
VII Karya Muhammad menggunakan
Thariq Aziz, M. Pd. I dan teknik analisa
Nurul Cholidiyah S.H.I. isi atau content
(Tinjauan Dari Segi analysis
Materi)” tahun 2013
5. Lulu Atul Fitriah yang Kedua Locus,
berjudul “Analisis Buku penelitian ini pertanyaan
Teks Pendidikan Bahasa membahas penelitian
Arab Smp tentang berbeda
Muhammadiyah Kelas 9 kelayakan
Karya Anji Fathunaja S. buku sebagai
Pd.I (Tinjauan Materi, bahan ajar
Penyajian, Kebahasaan, menggunakan
dan Kegrafikan)” tahun teknik analisa
2019 isi atau content
analysis

Anda mungkin juga menyukai