BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab pertama ini isinya meliputi : latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode
penelitian dan sistematika penelitian.
1
Abdul Haris, Teori Dasar Nahwu & Sharf Tingkat Pemula, (Jember: Al-Bidayah, 2017),
hlm. iii
2
Ibid, hlm. 4
3
1. Bagaimana sisi gradasi dalam buku “Teori Dasar Nahwu & Sharf
Tingkat Pemula” yang disusun oleh Abdul Haris?
2. Bagaimana sisi penyajian materi/presentasi dalam buku “Teori Dasar
Nahwu & Sharf Tingkat Pemula” yang disusun oleh Abdul Haris?
C. Tujuan Penelitian
Setelah masalah dirumuskan, perlu penulis uraikan berbagai tujuan dari
penelitian:
1. Untuk mengetahui sisi gradasi buku “Teori Dasar Nahwu & Sharf
Tingkat Pemula” yang disusun oleh Abdul Haris.
2. Untuk mengetahui sisi penyajian materi/presentasi buku “Teori Dasar
Nahwu & Sharf Tingkat Pemula” yang disusun oleh Abdul Haris.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat antara
lain :
1. Bagi segenap civitas akademika IAIN Tulungagung, khususnya
mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan sebagai bahan rujukan dan referensi untuk melakukan kajian
dan penelitian lebih lanjut khususnya terkait dengan buku ajar.
2. Sebagai bentuk sumbangan pemikiran yang terkait dengan bidang
pendidikan dan bahasa, khususnya Pendidikan Bahasa Arab.
3. Mengetahui kesesuaian analisis buku yang disusun Abdul Haris dengan
kualifikasi standar buku yang baik dari segi materi, segi
penyajian/preesntasi dan gradasi buku.
4. Sebagai sumber informasi dan referensi peneliti yang akan datang terkait
penelitian kepustakaan : analisis buku teks (textbook).
5. Sebagai wawasan tentang kebahasa-Araban baik bagi penulis khususnya
maupun bagi pembaca umumnya.
E. Penegasan Istilah
1. Analisis adalah mempelajari sesuatu (karangan, perbuatan) lebih
mendalam, guna untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya secara
keseluruhan. Analisis ialah upaya sistematik untuk mempelajari pokok
4
3
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,
2008), hlm 70
4
Pesantren Khairunnas Admin, “Pengertian Nahwu Sharaf/Shorof”,
https://www.pesantrenkhairunnas.sch.id/pengertian-nahwu-sharaf-shorof/ (diakses pada 08 Juni
2021, pukul 10.12).
5
Andi Holilulloh, dkk, Ringkasan Nahwu Sharaf : Karakteristik Kitab Alfiyyah Ibnu
Malik,al-Imrithy dan Nazham al-Maqshud, (Daerah IstimewaYogyakarta : Trussmedia Grafika,
5
4. Sharaf, ilmu nahwu tidak pernah lepas juga dengan ilmu Sharaf, karena
ilmu Sharaf sendiri juga merupakan bagian dari ilmu Nahwu, yang mana
fokus pembelajarannya ditekankan kepada pembahasan mengenai bentuk
pada suatu kata beserta keadaannya saat mufradnya. Sharaf adalah salah
satu cabang ilmu dalam bahasa Arab yang mempelajari perubahan kata
yang biasa dikenal dengan tashrif. Tashrif sendiri adalah pengubahan
bentuk asal kata yang disesuaikan dengan tujuan terjadinya sesuatu dengan
menghasilkan makna dari tujuan yang dimaksud.6
F. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian didefinisikan sebagai suatu kegiatan
ilmiah yang terencana, terstruktur, sistematis dan memiliki tujuan tertentu
baik praktis maupun teoritis. Dikatakan sebagai kegiatan ilmiah karena
penelitian dengan aspek ilmu pengetahuan dan teori. Terencana karena
penelitian harus direncanakan dengan memperhatikan waktu, dana, dan
aksebilitas terhadap tempat dan data.7 Metode penelitian dalam karya ilmiah
ini meliputi :
1. Jenis Penelitian
Dalam metode penelitian, ada beberapa jenis penelitian yang sering
kita dengar. Namun, penelitian yang peneliti lakukan dalam penyusunan
skripsi ini adalah penelitian kepustakaan atau library research.
Library research adalah jenis penelitian yang dilakukan oleh
seorang peneliti dengan cara mengumpulkan data-data yang bersumber
dari buku, jurnal, kitab, artikel dan tulisan-tulisan tertentu. 8 Penelitian
kepustakaan merupakan penelitian yang identik dengan kegiatan analisis
teks atau wacana yang menyelidiki suatu peristiwa, baik berupa
perbuatan atau tulisan yang diteliti untuk mendapatkan fakta-fakta yang
tepat (menemukan asal-usul, sebab, penyebab sebenarnya dan
2019), hlm 4
6
Pesantren Khairunnas Admin, “Pengertian Nahwu Sharaf/Shorof”,
https://www.pesantrenkhairunnas.sch.id/pengertian-nahwu-sharaf-shorof/ (diakses pada 08 Juni
2021, pukul 10.24).
7
Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif : Jenis, Karakteristik, dan
Keunggulannya, (Jakarta: Grasindo, 2010), hlm 5
8
Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Rijal Institute,
2007) hlm 85
6
Menarik kesimpulan
5. Sumber Data
Sumber data adalah darimana data akan diperoleh dan
dikumpulkan. Sumber data bisa berupa orang, benda, atau entitas lainnya
yang memuat informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Sumber data
dalam penelitian dibedakan menjadi dua (2), yaitu sumber data primer
dan sumber data sekunder.
a. Sumber Data Primer
Sumber data adalah sumber data yang langsung dikumpulkan
oleh peneliti dari sumber pertamanya.11 Sumber data primer adalah
semua bahan informasi dari tangan pertama atau dari sumber yang
terkait langsung dengan suatu gejala atau peristiwa tertentu. 12 Sumber
data primer dalam penelitian ini adalah buku teks yang berjudul
11
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta: Rajawali, 1987), hlm. 93
12
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,
2008), hlm 90
8
“Teori Dasar Nahwu & Sharf Tingkat Pemula” yang disusun oleh
Abdul Haris.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang langsung
dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama.
Sumber data sekunder merupakan data-data atau informasi yang dapat
menjelaskan hal-hal yang ada dalam sumber data primer. 13 Sumber
data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku atau jurnal atau
wacana yang berkaitan dengan penelitian buku yang sedang diteliti.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu
penelitian, karena hasil dari penelitian dipengaruhi oleh data yang
terkumpul yang telah diuji dan dinilai oleh peneliti.
“Analisis data merupakan suatu pencarian, pola-pola data-perilaku
yang muncul, objek-objek terkait dengan fokuf penelitian. Analisis data
mencakup menguji, menyeleksi, menyortir, mengategorikan,
mengevaluasi, membandingkan, menyintesiskan dan merenungkan data
yang telah direkam, juga meninjau kembali data mentah dan terekam”14
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan yang menggunakan
pendekatan analisa isi atau content analysis. Menurut Holsti, analisis isi
merupakan sembarang teknik penelitian yang ditujukan untuk membuat
kesimpulan dengan cara mengidentifikasi karakteristik tertentu pada
pesan-pesan secara sistematis, objektif, dan generalis. 15 Penulis dalam
penelitian ini menggunakan analisis isi dari sisi materi, penyajian
materi/presentasi dan gradasi materi dengan tujuan untuk mengetahui
kualitas buku sebagai bahan ajar dengan buku yang berjudul “Teori
Dasar Nahwu & Sharf Tingkat Pemula” yang disusun oleh Abdul Haris.
Data yang diperoleh melalui tahap dokumentasi, yang didapat dari
wacana-wacana terkait dengan penelitian ini.
G. Sistematika Penelitian
13
Amir Hamzah, Metode Penelitian Kepustakaan : Library Research, (Malang : Literasi
Nusantara, 2020), hlm 58
14
Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012), hlm 246
15
Stesan Sticsher, dkk, Metode Analisis Teks & Wacana, Terjemahan Gazali dkk,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm 97
9
BAB II
A. Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme adalah teori yang mempercayai bahwa
seseorang mampu mencari serta menyelesaikan masalahnya sendiri,
menyusun pengetahuannya secara mandiri melalui kemampuan
berpikirnya berdasarkan pengalaman yang telah seseorang itu lalui.16
Tokoh penting dalam teori konstruktivisme ini diantaranya adalah
Piaget dan Vygotsky. Konstruktivisme menurut Piaget memandang bahwa
perkembangan kognitif sebagai suatu proses manusia secara akitf
membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman
dan interaksi sosialnya, perkembangan kognitif ini kemudian disebut
dengan skema. Skema terbentuk karena adanya pengalaman, yang berarti
bahwa proses tumbuh kembang manusia dipengaruhi oleh pengalaman
yang telah dilewati. Semakin dewasa manusia maka semakin sempurna
skema yang dimiliki.17
Teori Vygotsky mengungkapkan bahwa kunci dari perkembangan
manusia itu menitikberatkan pada interaksi dari faktor-faktor sosial,
kultural-historis, dan individual. Manusia mampu membangun
pengetahuannya sendiri, namun dalam perkembangannya, lingkungan
sosial disekitarnya juga sangat mempengaruhi. Berdasarkan penjelasan
diatas, menunjukkan bahwa konstruktivisme menurut Piaget dan Vygotsky
sama. Proses tumbuh kembang manusia didasarkan pada pengalaman yang
telah dilalui dan diintegrasikan dengan pengalaman baru, dan juga
dipengaruhi oleh hubungan dengan diri sendiri dan interaksi sosial dengan
lingkungan sekitarnya.18
16
Nurfatimah Sugrah “Humanika, Implementasi Teori Belajar Konstrukstivisme Dalam
Pembelajaran Sains”. Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum. Vol. 19 No. 2, September 2019, hlm
124.
17
Wina Sanjaya “Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi”,
(Bandung: Prenada Media, 2005), hlm 111
18
Bahruddin dan Esa Wahyuni, “Teori Belajar dan Pembelajaran”, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2015), hlm 166
11
19
H. Dadang Supardan, “Teori dan Praktik Pendekatan Konstruktivisme Dalam
Pembelajaran”. Edunomic. Vol. 4 No. 1, 2016, hlm 3.
12
20
""والنحو اولى اوال ان يعلما اذا الكلم دونه لن يفهما
21
""الصرف ام العلوم والنحو ابوها
Mempelajari nahwu dan sharaf bukanlah hal yang mudah, karena
mempelajari dua ilmu ini membutuhkan waktu yang lama dan harus benar-
benar memahami dan menguasai ilmunya. Selain dari materi yang ada
didalamnya sulit, pembahasan materi dalam dua ilmu ini juga sangat
banyak. Oleh karenanya mempelajari nahwu dan sharaf juga
membutuhkan metode yang tepat ketika menjelaskan kepada peserta didik.
Pengertian Nahwu sendiri adalah kaidah-kaidah bahasa Arab untuk
mengetahui bentuk kata dan keadaan-keadaannya ketika masih satu kata
(Mufrad) atau sudah dalam keadaan tersusun (Murakkab), nahwu
membicarakan tentang hukum-hukum huruf, kata, kalimat serta bunyi
akhir sebuah kata.
Termasuk di dalam ilmu nahwu terdapat pembahasan sharaf, yang
menekankan pada pembahasan bentuk kata dan keadaannya ketika
mufradnya.22 Ilmu sharaf ini menjelaskan tentang perubahan bentuk kata
kerja ke kata benda turunan dan perubahan bentuk kata kerja sesuai pelaku
dan perbuatan tersebut.23 Juga telah diketahui bersama bahwa nahwu dan
sharaf adalah dua ilmu yang tidak bisa terpisahkan.
Dalam pembelajaran nahwu terdapat kata yang dikelompokkan
menjadi tiga (3), diantaranya: kalimah isim, kalimah fi’il dan kalimah
huruf.24 Sebagaimana nadzam berikut :
atau waktu. Zaman atau waktu dalam nahwu dibagi menjadi tiga yaitu
madzi yang berarti waktu yang telah terlewat atau lampau, kemudian
mudhari’ yaitu zaman sekarang atau sedang terjadi atau kejadian
mendatang, serta amar yaitu zaman mendatang yang disertai dengan
membaca
25
Shofiyatun Nisyak, Skripsi: “Analisis Kelayakan Isi dan Bahasa Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas Tujuh (VII) Penerbit
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan” (Malang : Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim, 2015), hlm 12
14
26
Masnur Muslich, Text Book Writing, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010), hlm 24-25
27
Ibid, hlm 50
28
Ibid, hlm 51
29
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, cet. II,
(Bandung : Angkasa, 1986), hlm 11-12
15
30
Syamsuddin Asyrofi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab : Analisis Text Book
Pelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta : Sumbangsih, 1988), hlm 9
16
31
Masnur Muslich, Text Book Writing, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010), hlm 60
17
32
Masnur Muslich, Text Book Writing, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010), hlm 60-62
33
M. Abdul Hamid, Pembelajaran Bahasa Arab: Pendekatan, Metode, Strategi, Materi
dan Media, (Malang : UIN Malang press, 2008), hlm 102-110
18
34
Masnur Muslich, Text Book Writing, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010), hlm 134
20
Dari beberapa aspek di atas, jika merujuk pada pendapat Ali Al-
Qasimiy tentang pembelajaran bahasa Arab bagi peserta didik yang
bukan berbahasa Arab, bahwa buku ajar yang ada haruslah berbeda
dengan buku ajar bagi bahasa Arab yang berbahasa Arab asli.
“... sebaiknya, buku teks untuk pelajar asing dengan pelajar asli
Arab itu dibedakan baik dari sisi tujuan, konstruksi, maupun
medianya. Perbedaan yang nyata antara buku teks yang khusus untuk
pelajar asli Arab dan buku teks yang khusus untuk pelajar asing
adalah bahwa yang pertama (buku teks untuk pelajar asli Arab) itu
digunakan bagi para pelajar unruk mengembangkan budayanya dan
berkomunikasi dengan bahasa Arab yang mereka pelajari, adapun
yang kedua (buku teks untuk pelajar asing) digunakan bagi para
pelajar bukan untuk mengembangkan budayanya, mereka itu tidak
mengetahui bahasa Arab. Maka buku yang pertama itu hendaknya
35
Ibid, hlm 135
36
Masnur Muslich, Text Book Writing, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010), hlm 135
21
37
https://www.alfusha.net/t4397.html, akses 19 Juni 2021 lihat juga, syafiq muqoffi,
Analisis Buku Teks Ta’lim Al-Lughah Al-Arabiyyah Pendidikan Bahasa Arab SMP/MTs
Muhammadiyah Kelas VII Karya Muhammad Thoriq Aziz, S.Pd.I dan Nurul Cholidiyah, S.H.I
(Tinjauan dari Segi Materi), Skripsi, (Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2013) hlm 11
22
a. Seleksi
Seleksi adalah penyaringan atau pemilihan. 38 Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia seleksi adalah pemilihan (untuk
mendapatkan yang terbaik) dan penyaringan.
b. Gradasi
Gradasi adalah tingkat meningkat.39 Gradasi adalah
penatatingkatan dan penyeleksian suatu isi materi buku mulai dari
umum ke khusus atau mulai dari materi dasar ke arah materi yang
lebih kompleks atau meningkat. Dalam gradasi buku ada faktor-
faktor yang mempengaruhi yang perlu diperhatikan sesuai dengan
tujuan yang ingin disampaikan agar mampu menciptakan
keserasian tata urutan dan tingkatan dalam sebuah pembelajaran.
Ada dua (2) syarat penting agar buku dikatakan memenuhi
konsep gradasi, yaitu pengelompokan (grouping) dan pengurutan
(gradation). Hal yang harus diperhatikan dalam pengelompokan
(grouping) adalah keseragaman, kekontrasan dan keparalelan.
Artinya antara bab ke bab harus ada kesinambungan.
Sedangkan pengurutan didasarkan pada prinsip psikologi,
yaitu menyajikan materi dari dasar atau mudah menuju materi yang
lebih sulit sampai pada materi yang sulit.
38
Pius A Partanto & M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arloka,
2001), hlm 699
39
Ibid, hlm 699
23
5. Pembelajar
Faktor lain dalam menentukan gradasi isi pembelajaran
adalah dari segi pembelajar, hal ini berkaitan dengan faktor
tingkat kecapakan, yang mana gradasi isi pembelajaran harus
disesuaikan dengan jenjang pembelajar. Penatatingkatan disini
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki pembelajar, dari
penyampainan yang mendasar menuju ke kompleks atau dari
pengetahuan yang belum dimiliki pembelajar sehingga akan
memudahkan pembelajar untuk memahami isi pembalajaran.
c. Presentasi
Setelah melakukan tahap seleksi dan gradasi tahap
berikutnya adalah tahap presentasi. Presentasi adalah tahap yang
mana peserta didik dapat memahami materi yang ada dalam buku
teks. 40
Presentasi berarti pemberian, persembahan, pengajuan,
penyuguhan, penawaran, penunjukan atau perkenalan. Dapat
disimpulkan bahwa presentasi adalah sajian/penjelasan materi dari
sebuah buku teks terkait bidang tertentu. Ada dua hal yang harus
diperhatikan pada tahap presentasi, yaitu : ekspresi dan isi. Dari
segi ekspresi sendiri ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :
staging dan demonstration.41
Staging adalah jumlah bentuk bahasa yang termasuk dalam
suatu metode dan jumlah bagiannya menjadi tahap-tahap, urutan-
urutan penyajiannya antara bagian satu dan bagian lainnya, juga
pembagian ke dalam satuan presentasi. Sedangkan demonstration
adalah teknik yang digunakan oleh suatu metode untuk menyajikan
atau menyampaikan materi pembelajaran.42
Selain dari segi ekspresi, segi isi juga perlu ditekankan,
yaitu makna yang terkandung dalam kata dan kalimat. untuk
mengatasi permasalahan di bidang arti, suatu metode bisa
menggunakan salah satu dari empat prosedur atau keempatnya
40
Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjaun Dari Segi Metodologi,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm 52
41
Ibid, hlm 53
42
Ibid, hlm 53
25
44
Ahmad Fadil, Skripsi: “ANALISIS BUKU TEKS PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SMP/MTS MUHAMMADIYAH KELAS 9 KARYA BADRUDIN A.R.K., S.AG., M.S.I. (TINJAUAN
DARI SEGI KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN)” (Yogyakarta :
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2016)
45
Sulandari, Skripsi: “ANALISIS MATERI BUKU TEKS BAHASA ARAB MANHAJI 5
HARI MAHIR BAHASA AL-QUR’AN TINGKAT PEMULA KARYA JOKO NURSIYO”,
(Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2015)
27
tersebut layak untuk digunakan sebagai buku ajar, yang dilihat dari
segi kelayakan isi dan dari segi bahasa yang digunakan.46
4. Skripsi yang ditulis oleh Syaviq Muqoffi dengan judul “Analisis Buku
Teks Ta’lim Al-Lughah Al-Arabiyyah Pendidikan Bahasa Arab
SMP/MTs Muhammadiyah Kelas VII Karya Muhammad Thariq Aziz,
M. Pd. I dan Nurul Cholidiyah S.H.I. (Tinjauan Dari Segi Materi)”
tahun 2013. Hasil penelitian dari skripsi ini dapat disimpulkan bahwa
buku tersebut cocok digunakan oleh peserta didik tingkat SMP Kelas
VII, yang tujuannya agar peserta didik mampu membaca dan menulis
teks Arab sederhana dan menggunakan percakapan sederhana dalam
bahasa Arab. Buku tersebut juga telah memenuhi kriteria buku teks
yang baik dari segi materi, dan pentahapan dalam penyajian materi
buku telah sesuai dengan konsep seleksi, gradasi, presentasi, dan
repetisi.47
5. Skripsi yang ditulis oleh Lulu Atul Fitriah yang berjudul “ANALISIS
BUKU TEKS PENDIDIKAN BAHASA ARAB SMP
MUHAMMADIYAH KELAS 9 KARYA ANJI FATHUNAJA S.
Pd.I (Tinjauan Materi, Penyajian, Kebahasaan, dan Kegrafikan)”
tahun 2019. Hasil penelitian dari skripsi ini adalah buku tersebut telah
sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan oleh BSNP
yakni dari segi aspek materi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan.48
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, bahwasanya penelitian
terdahulu diatas adalah penelitian yang dianggap relevan dengan apa
yang akan peneliti teliti. Peneliti meneliti buku teks dari segi materi,
presentasi, dan gradasi buku, dari buku yang berjudul “Teori Dasar
Nahwu & Sharf Tingkat Pemula karangan Abdul Haris”.
46
Shofiyatun Nisyak, Skripsi : “ANALISIS KELAYAKAN ISI DAN BAHASA BUKU AJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(SMP) KELAS TUJUH (VII) PENERBIT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN”,
(Malang : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2015)
47
Syaviq Muqoffi, Skripsi : “Analisis Buku Teks Ta’lim Al-Lughah Al-Arabiyyah
Pendidikan Bahasa Arab SMP/MTs Muhammadiyah Kelas VII Karya Muhammad Thariq Aziz, M.
Pd. I dan Nurul Cholidiyah S.H.I. (Tinjauan Dari Segi Materi)”, (Yogyakarta : Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga, 2013)
48
Lulu Atul Fitriah, Skripsi : “Analisis Buku Teks Pendidikan Bahasa Arab SMP
Muhammadiyah Kelas 9 Karya Anji Fathunaja S. Pd.I (Tinjauan Materi, Penyajian, Kebahasaan,
dan Kegrafikan)”, (Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2019)
28