Anda di halaman 1dari 11

PENULISAN BUKU AJAR BAHASA ARAB

MUHAIBAN
Universitas Negeri Malang
muhaiban14@gmail.com

Abstrak: Buku ajar memiliki peran penting dan fungsi strategis dalam
pembelajaran bahasa Arab, karena buku ajar menyajikan materi
pembelajaran yang dapat mengembangkan kemahiran berbahasa pebelajar
dan membekali mereka latihan-latihan berbahasa, sehingga mereka akrab
dan terbiasa dengan bahasa Arab. Buku ajar bahasa Arab juga menjelaskan
kepada para pebelajar non-Arab berbagai keistimewaan bahasa Arab, yang
hal itu dapat memotivasi mereka untuk meluangkan waktu, pikiran, dan
usaha mereka untuk mempelajari bahasa Arab. Kenyataan di Indonesia
menunjukkan bahwa amat sedikit buku ajar bahasa Arab berbahasa Arab
yang ditulis oleh penulis Indonesia. Berdasarkan pengamatan, jumlah
yang sedikit itupun, seringkali kualitasnya di bawah standar. Faktor yang
menyebabkan terjadinya hal tersebut masih perlu diteliti. Tetapi, ada
beberapa asumsi yang dapat dikemukakan. Pertama, karena lemahnya
motivasi para guru untuk menulis buku ajar bahasa Arab. Kedua,
kurangnya perhatian pemerintah terhadap program penulisan buku ajar
oleh guru, khususnya buku ajar bahasa Arab. Ketiga, kecilnya dukungan
dan penghargaan pemerintah untuk para penulis buku ajar. Keempat,
kurangnya informasi teoritis di kalangan para guru mengenai penting dan
strategisnya buku ajar dalam pembelajaran, dan mengenai hal-ihwal
kepenulisan buku ajar itu sendiri. Makalah ringkas dan sederhana ini
berupaya menawarkan kepada para guru bahasa Arab peserta Konasbara
ke 2, sedikit informasi sekitar penulisan buku ajar bahasa Arab. Informasi
tersebut menyangkut pengertian buku ajar, fungsi buku ajar dalam
pembelajaran bahasa Arab, kriteria buku ajar bahasa Arab yang baik, dan
dasar-dasar pengembangan buku ajar. Diharapkan setelah mengikuti
paparan makalah ini, para guru bahasa Arab peserta Konasbara 2 memiliki
gambaran dan wawasan mengenai pengembangan dan penulisan buku
ajar, kemudian mereka terdorong untuk segera merancang dan menulis
buku ajar bahasa Arab, dalam kerangka memenuhi kebutuhan akan
sumber belajar bahasa Arab yang bermutu dan meningkatkan kualitas
pembelajaran bahasa Arab di sekolah.

Kata kunci: penulisan, buku ajar, bahasa Arab.

PENDAHULUAN
Buku, secara umum, merupakan salah satu indikator perkembangan dan
kemajuan suatu bangsa, dan sekaligus menjadi barometer tingkat capaian
kebudayaan yang dimilikinya. Sementara itu, buku ajar, secara khusus memiliki
kedudukan dan peran penting dalam pengembangan kebudayaan tersebut. ―Buku
ajar merupakan sumber pengetahuan, vector kebudayaan, dan media komunikasi
antar generasi. Di samping itu, buku ajar juga merupakan sumber informasi pokok
bagi para pendidik‖ (Thu`aimah, 1985).

245
Buku ajar memiliki peran penting dan fungsi strategis dalam pembelajaran
bahasa Arab, karena buku ajar tersebut menyajikan materi pembelajaran yang dapat
mengembangkan kemahiran berbahasa pebelajar dan membekali mereka latihan-
latihan berbahasa, sehingga mereka akrab dengan bahasa Arab dan terbiasa
berbahasa Arab. Di samping itu, buku ajar bahasa Arab dapat menjelaskan kepada
para pebelajar non-Arab berbagai keistimewaan bahasa Arab yang dapat
memotivasi mereka untuk meluangkan waktu, pikiran, dan usaha mereka untuk
mempelajari bahasa Arab.
Kenyataan di Indonesia menunjukkan bahwa amat sedikit buku ajar bahasa
Arab berbahasa Arab yang ditulis oleh penulis Indonesia. Berdasarkan pengamatan,
jumlah yang sedikit itupun, seringkali kualitasnya di bawah standar. Faktor yang
menyebabkan terjadinya hal tersebut masih perlu diteliti. Tetapi, ada beberapa
asumsi yang dapat dikemukakan. Pertama, karena lemahnya motivasi para guru
untuk menulis buku ajar bahasa Arab. Kedua, kurangnya perhatian pemerintah
terhadap program penulisan buku ajar oleh guru, khususnya buku ajar bahasa Arab.
Ketiga, kecilnya dukungan dan penghargaan pemerintah untuk para penulis buku
ajar. Keempat, kurangnya informasi teoritis di kalangan para guru mengenai penting
dan strategisnya buku ajar dalam pembelajaran, dan mengenai hal-ihwal
kepenulisan buku ajar itu sendiri.
Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu adanya upaya yang serius, baik dari
organisasi profesi guru bahasa Arab, program studi pendidikan bahasa Arab di
perguruan tinggi, maupun dari MGMP bahasa Arab, untuk mendorong para guru
bahasa Arab dan para ahli pembelajaran bahasa Arab agar mereka memiliki
motivasi dan semangat mengembangkan kemampuan mereka untuk menulis buka
ajar bahasa Arab. Upaya itu bisa dilakukan dengan memberikan kepada mereka
berbagai informasi teoritis dan pengalaman praktis mengenai kepenulisan buku ajar
secara umum, dan buku ajar bahasa Arab secara khusus, melalui seminar, loka
karya, atau workshop penulisan buku ajar.
Makalah ringkas dan sederhana ini berupaya menawarkan kepada para guru
bahasa Arab peserta Konasbara ke 2 ini, sedikit informasi sekitar penulisan buku
ajar bahasa Arab. Informasi tersebut menyangkut pengertian buku ajar, fungsi buku
ajar dalam pembelajaran bahasa Arab, kriteria buku ajar bahasa Arab, dan dasar-
dasar pengembangan buku ajar. Diharapkan, setelah mengikuti paparan makalah
ini, para guru bahasa Arab peserta Konasbara 2 memiliki gambaran dan wawasan
mengenai pengembangan dan penulisan buku ajar, kemudian mereka terdorong
untuk segera merancang dan menulis buku ajar bahasa Arab, dalam kerangka
memenuhi kebutuhan akan sumber belajar bahasa Arab yang bermutu dan
meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Arab di sekolah. Semoga.

PENGERTIAN
Buku ajar memiliki banyak pengertian, di antaranya buku ajar dalam arti yang
sempit, yaitu ―bentuk tradisional sebuah buku yang berisi bahan pelajaran yang
dibagikan kepada siswa‖ (Thu`aimah, 1985). Pengertian yang lebih luas menyatakan
bahwa di samping berisi bahan pelajaran, buku ajar juga mencakup buku-buku dan
perangkat pendamping seperti kaset rekaman, hand out, buku latihan, lembar kerja
siswa, dan bahkan buku petunjuk guru. Sementara itu, buku teks pelajaraan adalah

246
―buku acuan wajib yang dipakai sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam
meningkatkan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian,
kemampuan, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan
kemampuan estetis, potensi fisik, dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar
nasional pendidikan. Buku teks pelajaran dipakai sebagai acuan wajib oleh guru dan
siswa dalam proses pembelajaran‖ (Sitepu, 2012).
Dengan demikian, secara ringkas dapat difahami bahwa buku ajar adalah buku
acuan pembelajaran di sekolah yang berisi materi pelajaran tertentu yang disusun
berdasarkan standar nasional pendidikan. Buku ajar yang dimaksud dan dibahas
dalam makalah ini adalah buku ajar wajib untuk siswa yang berisi materi pelajaran
bahasa Arab yang mencerminkan kandungan kurikulum pendidikan nasional.
Dalam makalah ini tidak dibahas hal-hal yang terkait dengan perangkat dan buku-
buku pendamping buku ajar.

FUNGSI
Buku ajar adalah salah satu sumber pembelajaran yang penting. Karena buku
ajar merupakan gambaran dan cerminan dari isi kurikulum pendidikan yang telah
ditetapkan. Buku ajar berisi kualifikasi pengalaman pembelajaran yang diarahkan
untuk merealisasikan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Buku ajar bahasa Arab
mempunyai kedudukan sentral dalam sistem pendidikan secara umum, dan sistem
pembelajaran bahasa Arab secara khusus.
Melihat bahwa buku ajar merupakan salah satu sumber pembelajaran yang
penting, maka pada saat yang sama buku ajar memiliki fungsi strategis dalam
pembelajaran bahasa Arab. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Buku ajar bahasa Arab menyajikan materi pembelajaran yang dibutuhkan oleh
siswa, yang dapat mengembangkan kemahiran berbahasa mereka, yang meliputi
kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, yang semuanya
dibutuhkan untuk keperluan komunikasi pada komunitas atau masyarakatnya.
2. Buku ajar bahasa Arab membekali siswa dengan latihan-latihan yang membuat
siswa akrab, nyaman, dan terbiasa menggunakan bahasa Arab sebagai alat untuk
berkomunikasi dan berinterkasi.
3. Buku ajar bahasa Arab menjelaskan keistimewaan bahasa Arab yang dapat
mendorong siswa merasa wajib menyisihkan waktu dan mencurahkan perhatian
untuk mempelajari dan menekuni bahasa Arab.
4. Buku ajar bahasa Arab mencerminkan falsafah pembelajaran bahasaa Arab
pengarangnya, dan menggambarkan tujuan pokok dari pembelajaran yang
diampunya.
5. Buku ajar bahasa Arab menyajikan dasar-dasar kebudayaan Islam dan Arab
dalamkonten kebahasaan secara jujur, dengan menampakkan keistimewaannya,
dan menjelaskan hubungan yang erat antara kebudayaan Islam dan kebudayaan
Arab.

KRITERIA BUKU AJAR


Untuk merancang buku ajar perlu diperhatikan beberapa aspek pokok yang
harus ada di dalamnya. Oleh sebab itu, penulis buku ajar perlu mengetahui ciri-ciri
pokok yang membedakan buku ajar dengan materi pembelajaran cetak yang lain.

247
Berikut dikemukakan beberapa ciri pokok tersebut menurut pandangan Thu`aimah
(2011).
1. Buku ajar merupakan interpretasi jujur dari kurikulum pendidikan yang berisi
falsafah pendidikan dan pengajaran, dan tujuan pendidikan yang akan dicapai.
Semua itu termanifestasikan dalam proses pembelajaran yang dimulai dari
pemilihan materi pembelajaran, metode yang dipakai dalam menyusun dan
menyajikannya, sampai pada pemilihan teknik transfer pengalaman belajar dan
proses evaluasi.
2. Buku ajar membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan dalam kurikulum, di samping juga membantu mereka memenuhi
kebutuhan pribadinya sesuai dengan realita kehidupannya.
3. Buku ajar memberi banyak kesempatan belajar kepada siswa, sehingga mereka
dapat berinteraksi dengan materi pembelajaran dan pengalaman belajar melalui
pemahaman, panca indera, dan kecenderungan mereka. Hal itu untuk memeroleh
kemampuan teoritis dan praktis yang diharapkan.
4. Buku ajar menumbuhkan perhatian dan mengembangkan motivasi siswa untuk
mengetahui isi pembelajaran, sehingga mereka dapat melanjutkan interaksi
positif mereka dengan pengalaman yang ada.
5. Buku ajar merupakan buku materi pembelajaran yang komprehensif dan fleksibel
yang berisi rambu-rambu, prosedur, dan petunjuk yang membantu siswa
memahami tujuan pendidikan yang akan dicapai dan mengatasi kesulitan belajar
yang mereka hadapi.
Penelitian yang dilakukan oleh Al-Qasimy (dalam Thu`aimah, 1985) tentang
buku ajar bahasa Arab untuk penutur asing menyebutkan beberapa kriteria buku
ajar yang baik sebagai berikut.
1. Tujuan behavioristik. Hendaknya buku ajar bahasa Arab memiliki batas-batas
tujuan pembelajaran bahasa Arab dan merealisasikannya melalui pengubahan
tingkah laku.
2. Relevansi buku ajar dengan siswa. Materi buku ajar bahasa Arab hendaknya
dibangaun berdasarkan analisis kontrastif dan analisis budaya kontrastif.
3. Analisis pedagogis. Buku ajar bahasa Arab hendaknya relevan dengan umur
siswa, kewarganegaraan/suku bangsa siswa, tingkat kemampuan kebahasaan,
tingkat pendidikan, kegemaran, dan waktu yang tersedia bagi siswa untuk belajar
bahasa Arab.
4. Relevansi buku ajar dengan guru. Penulis buku ajar bahasa Arab hendaknya
memerhatikan dan mempertimbangkan kompetensi guru dari sisi keterampilan
berbahasa Arab, ketrerampilan mengajar, dan beban mengajar yang menjadi
tanggung jawabnya.
5. Materi pembelajaran. Buku ajar bahasa Arab hendaknya berisi materi kebahasaan
yang meliputi sistem bunyi, kosa kata, peristilahan, dan struktur kalimat, di
samping materi tentang budaya, peradaban dan kehidupan sehari-hari.
6. Keterampilan berbahasa. Buku ajar bahasa Arab hendaknya dapat
menggambarkan keterkaitan antara tujuan ditulisnya buku ajar, siswa yang
belajar bahasa Arab dengan buku itu, dan keterampilan berbahasa yang
dipelajari.

248
7. Metode. Buku ajar bahasa Arab hendaknya menggambarkan adanya hubungan
antara siswa dan jenis metode pembelajaran yang seyogyanya diadopsi oleh buku
ajar tersebut.
8. Sajian. Buku ajar bahasa Arab hendaknya menyajikan materi pembelajaran yang
mendukung terwujudnya berbagai kemampuan yang menjadi tujuan
pembelajaran bahasa, baik kemampuan memahami, maupun kemampuan
mengungkapkan, dan hendaknya sajian itu mencerminkan metode pembelajaran
yang digunakan.
Sementara itu, dalam penelitiannya, Frech & Rech (dalam Thu`aimah, 1985)
mengemukakan pendapatnya seputar prinsip yang harus dipegang oleh penulis
buku ajar. Prinsip tersebut sebagai berikut.
1. Isi buku ajar bahasa Arab hendaknya mengandung nilai-nilai keislaman yang
disajikan secara langsung maupun tidak langsung. Hal itu didasarkan pada
pemikiran bahwa bahasa Arab adalah bahasa Al-Quran, dan Al-Quran tidak
dapat dipisahkan dari Islam.
2. Untuk materi buku ajar bahasa Arab, hendaknya dipilih bahasa dan struktur
bahasa yang mudah dan lazim digunakan, yang mengandung pokok pikiran
yang baik dan mudah difahami.
3. Dalam buku ajar bahasa Arab hendaknya diperbanyak latihan dan tugas dengan
berbagai polanya, disertai dengan evaluasi yang terus menerus.
4. Buku ajar bahasa Arab hendaknya memuat gambar yang fungsional, yang dapat
menjelaskan materi pelajaran yang disajikan, dan memudahkan siswa
menangkap pesan yang disampaikan.
5. Materi buku ajar bahasa Arab hendaknya disajikan dengan memerhatikan
tahapan. Dari kosa kata ke kalimat sederhana, kemudian ke kalimat yang relatif
kompleks. Dari hal-hal yang mudah, mengarah ke hal-hal yang relatif sulit. Dari
kongkrit ke abstrak.
6. Materi buku ajar bahasa Arab hendaknya terbebas dari kesalahan konsep,
kesalahan bahasa, dan kesalahan tulis.
7. Materi buku ajar bahasa Arab hendaknya lebih fokus kepada ujaran dan dialog-
dialog pendek yang dibutuhkan secara umum dalam kehidupan nyata sehari-
hari.
8. Pembelajaran bahasa Arab dalam buku ajar bahasa Arab hendaknya berisi teori
dan praktik.

PRODUK BUKU AJAR


Produk yang dimaksud dalam makalah ini adalah deskripsi dan bentuk buku
ajar, dilihat dari sisi cetakan, ukuran, jenis kertas, dan hal-hal lain yang terkait
dengan bentuk umum ketika buku itu terbit. Bentuk buku ini memiliki urgensi dan
peran yang besar dalam meningkatkan perhatian siswa terhadap materi
pembelajaran melalui indikator sensorik dan visual yang terkait dengan foto,
gambar, bentuk, garis, warna, tabel, dan lambang.
Produk ini memiliki banyak komponen. Thu`aimah (1985) mengemukakan 9
komponen produk buku ajar, yaitu: jumlah halaman, cetakan buku dan jenis huruf,
kesalahan cetak, mukaddimah, daftar isi dan glosarium, judul pada sampul dalam,
jumlah pelajaran, foto, dan gambar. Sementara itu, Al-Khawalidah (2011)

249
mengemukakan 12 komponen, yaitu: sampul, bentuk dan ukuran, kertas, cetakan,
warna cetakan, penjelasan dalam bentuk foto, gambar, bagan, dan diagram, materi
pendukung, judul buku dan nama penulis, daftar isi, daftar rujukan, daftar istilah,
dan daftar ralat. Dalam makalah ini secara terbatas dikemukakan sembilan
komponen pokok buku ajar sebagai berikut.
1. Data atau identitas buku ajar. Buku ajar harus memiliki data yang terkait dengan
identitas buku. Identitas ini biasanya ditulis pada lembar pertama dalam, dengan
urutan sebagai berikut. (1) Nama pengarang, (2) Judul buku, (3) Nomer cetak, (4)
Nama reviwer, (5) Nama negara tempat terbit, (6) Nama penerbit dan percetakan,
(7) Tanggal terbit, dan (8) Bagian-bagian buku.
2. Sampul. Sebaiknya penulis buku ajar memilih sampul dari kertas yang relatif
tebal, dengan berat paling tidak 240 gram untuk setiap 100 cm2, dengan jenis
kertas Bristol atau Glasser (Al-Khawaladah, 2011). Sampul sebaiknya diberi
ilustrasi gambar yang relevan, yang mencerminkan materi pembelajaran dalam
buku. Warna sampul dan gambar pada sampul hendaknya menarik dan eye
catching/ ‫ ملفتة للنظر‬. Judul buku dan nama penulis hendaknya dicetak pada tempat
yang sesuai.
3. Ukuran. Pemilihan ukuran buku ajar merupakan faktor ekonomis yang dapat
memengaruhi kelancaran proses produksi (Thu`aimah, 1985), dan faktor
kepraktisan bagi siswa ketika mereka harus membawa buku tersebut dalam
belajar. Ada beberapa alternatif ukuran buku ajar, antara lain, ukuran besar yaitu
sekitar 21cmx21cm, atau ukuran sedang, yaitu sekitar 18cmx23cm. Ukuran buku
ajar yang relatif ideal untuk tingkat sekolah menengah atas adalah sekitar
24cmx17cm (Al-Khawaladah, 2011).
4. Kertas. Buku ajar dapat dicetak dengan menggunakan kertas putih dengan berat
antara 60—70 gram untuk setiap 100 cm2, dengan cetakan yang nyaman
dipandang, tidak mengkilap dan tidak memantulkan sinar pada penglihatan
pembaca ketika buku tersebut dibaca.
5. Cetakan. Pencetakan buku ajar sebaiknya memerhatikan tingkat atau kelas siswa.
Buku ajar yang ditulis untuk siswa SMA dicetak dengan font 16. Sedangkan
definisi, kaidah, dan konsep dasar dicetak dengan font 16 bold. Sementara itu,
judul utama dicetak dengan font 24 bold, dan sub judul dicetak dengan font 18 bold
(Al-Khawalidah, 2011). Hal itu untuk memudahkan siswa dalam membaca materi
dan membantu mereka fokus pada materi pembelajaran tertentu.
6. Bagan, diagram, atau gambar. Bagan, diagram, atau gambar dalam buku ajar
hendaknya ditampilkan secara jelas, menarik, fungsional, dan terkait dengan
tema atau judul, serta memudahkan pemahaman dan penguasaan materi, serta
dapat meningkatkan motivasi siswa. Space untuk bagan, diagram, atau gambar
tersebut hendaknya tidak melebihi 30% space buku.
7. Daftar Isi. Daftar isi terdiri atas judul utama dan sub judul dari materi
pembelajaran, serta nomor halaman yang memuat judul atau sub judul tersebut.
Daftar pustaka diletakkan pada lembar awal buku, untuk memudahkan
pencarian judul.
8. Daftar rujukan. Daftar rujukan berisi rujukan dan referensi yang digunakan oleh
penulis dalam menulis/mengarang buku ajar. Rujukan dan referensi diurutkan
secara vertikal berdasarkan urutan abjad nama-nama penulis. Rujukan dan

250
referensi ditulis berdasarkan kaidah tulisan ilmiah, dengan urutan sebagai
berikut: nama pengarang, tahun terbit, judul buku, tempat/kota terbit, dan nama
penerbit.
9. Daftar istilah. Sebaiknya buku ajar dilengkapi dengan daftar yang menjelaskan
maksud definisi, arti istilah, bahkan arti kosa kata yang termuat dalam buku ajar
tersebut.

DASAR-DASAR PENULISAN
Dasar-dasar penulisan yang dimaksud dalam makalah ini adalah proses dan
prosedur pokok yang harus dilaksanakan oleh penulis dalam penulisan buku.
Banyak model dasar-dasar penulisan buku ajar yang diperkenalkan oleh para pakar
penelitian dan pakar penulisan buku. Pada makalah ini ditawarkan model
pengembangan bahan ajar yang dikemukakan oleh Borg dan Gall (1983). Model ini
memuat 10 langkah. Tetapi dalam makalah ini langkah tersebut diringkas menjadi
enam langkah utama, sesuai dengan kebutuhan pengembangan buku ajar untuk
tingkat sekolah menengah atas. Berikut ini adalah gambar bagan prosedur
penulisan buku ajar tersebut, dan penjelasan bagan secara ringkas.

Gambar Bagan: Prosedur Penelitian Pengembangan oleh Borg & Gall (1983)
dengan Modifikasi
Berdasarkan bagan tersebut, prosedur pengembangan buku ajar dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Analisis Kebutuhan. Analisis kebutuhan ini terdiri atas dua kegiatan, yaitu studi
lapangan dan studi kepustakaan, dengan penjelasan sebagai berikut.
(1) Studi lapangan adalah kegiatan observasi di sekolah tempat buku ajar itu
akan digunakan, dalam hal ini adalah sekolah menengah tingkat atas.
Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan informasi atau data seputar

251
siswa yang menjadi sasaran penulisan buku ajar. Informasi ini akan
membantu penulis buku untuk mengetahui karakteristik siswa, kebutuhan
siswa, kemampuan kebahasaan siswa, orientasi siswa dalam mempelajari
bahasa Arab, kecenderungan siswa, dan kesulitan yang mereka hadapi
dalam mempelajari bahasa Arab. Pada gilirannya, berbagai informasi dan
data tersebut akan membantu penulis buku untuk dapat menghasilkan buku
ajar yang relatif relevan dengan keadaan siswa. Data tersebut dapat
diperoleh dari guru bahasa Arab dan siswa kelas bahasa Arab melalui
wawancara. Di samping itu, data juga dapat diperoleh melalui observasi
terhadap guru dan siswa yang sedang melaksanakan pembelajaran di kelas.
Untuk memeroleh data tersebut digunakan instrumen penelitian berupa
pedoman wawancara dan pedoman observasi yang berisi berbagai
pertanyaan dan catatan yang terkait dengan keadaan siswa sebagaimana
telah disebutkan.
(2) Studi kepustakaan adalah kegiatan menelaah bahan-bahan pustaka atau
buku-buku referensi yang terkait dengan penulisan buku ajar, utamanya
adalah kurikulum. Kurikulum yang ditelaah adalah kurikulum yang
berlaku untuk satuan pendidikan yang menjadi sasaran penulisan buku ajar,
dalam konteks ini adalah kurikulum 2013 untuk SMA mata pelajaran bahasa
Arab. Telaah kurikulum ini bertujuan untuk mengetahui tujuan, materi,
metode, evaluasi, dan aspek-aspek pembelajaran lain yang diamanatkan
oleh kurikulum. Hal itu penting karena buku ajar yang baik harus dapat
menerjemahkan amanat kurikulum secara jujur. Di samping itu, perlu juga
ditelaah buku referensi, buku sumber, dan buku rujukan tentang bahasa
Arab dan pengajarannya, yang semuanya terkait dengan materi buku ajar.
Telaah buku-buku tetang bahasa Arab dan pengajarannya ini bertujuan
untuk mendapatkan materi pembelajaran sebagaimana diamanatkan oleh
kurikulum dan memungkinkan untuk disajikan dalam buku ajar.
2. Desain. Desain atau rancangan ini terdiri atas dua macam, yaitu desain materi
dan desain produk. Kegiatan dalam disain materi meliputi pemilihan dan
pemilahan materi, pengumpulan materi, pengklasifikasian materi, dan
penyusunan materi. Misalnya memilih kosa kata yang sesuai, struktur kalimat
yang sederhana, ungkapan yang lazim digunakan, atau teks-teks pilihan yang
mudah, dan materi lain yang diperoleh dari studi kepustakaan dan studi
lapangan. Kagiatan itu kemudian diikuti oleh kegiatan menyusun kerangka sajian
materi. Adapun desain produk adalah desain buku ajar dari sisi bentuk dan
ukuran buku, jenis dan kualitas cetakan, jenis dan kualitas kertas, warna, dan lain
sebagainya yang terkait dengan bentuk fisik buku secara umum.
3. Pengembangan. Kegiatan pengembangan merupakan kegiatan melaksanakan dan
mewujudkan semua yang telah dirancang dan didesain pada tahap perancangan.
Kegiatan dalam tahap ini meliputi menyususn materi buku ajar dalam unit atau
satuan pelajaran, membuat latihan, dan menyusun perangkat evaluasi. Di
samping itu juga mengatur tampilan fisik buku seperti menentukan warna dan
kualitas kertas sampul, menentukan letak judul buku dan nama pengarang pada
halaman sampul, menentukan gambar dan ilustrasi pada sampul, menyusun
mukaddimah dan kata pengantar, menyusun daftar isi, dan lain sebagainya yang

252
terkait dengan tampilan fisik buku, baik luar maupun dalam sebagaimana telah
dirancang dan didesain pada tahap perancangan produk. Tahapan ini
menghasilkan produk awal buku ajar dalam bentuk draft buku ajar.
4. Uji coba. Sebelum buku ajar dicetak, dilakukan terlebih dahulu uji coba. Uji coba
ini terdiri atas uji ahli dan uji coba lapangan. Kedua bentuk uji ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat kelayakan dan tingkat keterbacaan buku ajar. Uji coba
lapangan dilakukan dengan menerapkan buku ajar tersebut dalam pembelajaran
yang dilakukan oleh guru bahasa Arab, dengan melibatkan kelompok kecil siswa
yang kelak mereka akan menggunakan buku tersebut. Uji ahli dilakukan dengan
menyerahkan draft buku ajar tersebut kepada salah seorang pakar pembelajaran
bahasa Arab untuk diuji dan dinilai dari segi keilmiahan, keterbacaan, dan
kelayakan, serta untuk dilihat terpenuhinya persyaratan sebagai buku ajar yang
baik. Dari uji lapangan dapat diketahui tingkat kesulitan dan kemudahan buku
ajar, di samping aspek kekuatan dan kelemahannya. Sementara itu, dari uji ahli
dapat diketahui tingkat keterbacaan dan keilmiahan, dan tingkat terpenuhinya
ciri-ciri sebagai buku ajar yang baik. Dari tiga pihak tersebut –guru, siswa, dan
pakar- penulis memeroleh masukan, saran, dan kritik membangun untuk
memperbaiki dan menyempurnakan buku teks pada berbagai aspeknya. Untuk
memeroleh data dari uji coba ini digunakan angket dan pedoman wawancara
yang berisi berbagai pertanyaan yang terkait dengan kriteria keterbacaan,
kelayakan, dan ciri-ciri buku ajar yang baik.
5. Revisi. Revisi atau perbaikan buku ajar dilakukan berdasarkan hasil uji lapangan
dan uji ahli. Dari kedua uji tersebut ditemukan aspek-aspek positif dan aspek-
aspek negatif dari draft buku ajar, di samping dihasilkan pula saran, masukan,
dan kritik dari pihak guru dan pakar, bahkan dari siswa. Berangkat dari itu
semua, penulis buku melakukan revisi dan perbaikan dengan cara membetulkan
kesalahan, menambahkan hal-hal penting yang harus ada, dan menghilangkan
hal-hal yang tidak sesuai dengan persyaratan dan ciri-ciri buku ajar yang baik.
Dengan demikian, buku ajar dapat memenuhi harapan guru dan pakar, dan
dapat memenuhi keinginan siswa dalam hal kualitas materi, sajian, dan tampilan
buku teks.
6. Diseminasi, produksi, dan distribusi. Tahap terakhir dari pengembangan buku
ajar adalah diseminasi, produksi, dan distribusi. Diseminasi dilakukan dengan
mengundang para guru, pakar, dan pemerhati bahasa Arab dalam sebuah
seminar yang membahas hasil penelitian pengembangan berupa buku ajar
tersebut. Dalam seminar ini dikemukakan tujuan penulisan buku ajar, kelebihan
dan keterbatasan buku ajar, di samping hasil uji coba lapangan dan uji ahli yang
terkait dengan keterbacaan dan kelayakannya. Dalam diseminasi ini peneliti yang
sekaligus penulis buku akan mendapatkan lagi masukan dan saran bagi
penyempurnaan buku tersebut. Tahap berikutnya adalah kegiatan produksi
dengan mencetak buku ajar dalam jumlah tertentu. Pencetakan buku ajar
dilakukan berdasarkan desain yang telah dihasilkan pada tahap perancangan,
dengan tetap memperhatikan masukan dan saran yang diperoleh dalam
diseminasi. Sementara itu, distribusi adalah kegiatan menyebarluaskan buku ajar
dengan cara mendistribusikannya kepada pihak-pihak terkait seperti sekolah,
pondok pesantren, perguruan tinggi, perpustakaan, dan taman bacaan.

253
Pendistribusian bisa dilakukan dengan membagikan buku ajar secara gratis,
maupun secara berbayar dengan cara menjualnya melalui toko buku.

PENUTUP
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan hidayah dan taufiq-Nya
sehingga penulisan makalah ini dapat selesai, meskipun pada menit-menit terakhir
batas pengiriman makalah. Sebagai penutup dapat dikemukakan bahwa buku ajar
memiliki peran yang besar dan fungsi yang strategis dalam pembelajaran bahasa
Arab. Namun, patut disayangkan kalau kenyataan di Indonesia menunjukkan
bahwa buku ajar bahasa Arab yang ditulis oleh penulis Indonesia jumlahnya relatif
sedikit, dan yang sedikit itupun umumnya berkualitas rendah. Menurut
pengamatan, hal itu disebabkan antara lain oleh rendahnya motivasi guru dan pakar
bahasa Arab untuk menulis buku. Disamping, minimnya pengetahuan teoritis
mereka tentang kepenulisan buku ajar tersebut. Kurangnya perhatian dan dukungan
pemerintah terhadap program penulisan buku ajar di kalangan guru bahasa Arab,
diduga juga menjadi sebab rendahnya minat dan motivasi para guru untuk untuk
menulis buku ajar.
Terlepas dari kenyataan tersebut, sebaiknya para guru bahasa Arab membekali
diri dengan pengetahuan teoritis dan pengalaman praktis tentang kepenulisan buku
ajar. Hal itu bisa dilakukan melalui keikutsertaan aktif dalam seminar dan workshop
kepenulisan buku ajar yang diselenggarakan oleh organisasi profesi bahasa Arab
maupun MGMP bahasa Arab. Di samping itu, para guru bahasa Arab –khususnya
peserta Konasbara 2- hendaknya dapat memotivasi diri untuk mempraktekkan
sedikit ilmu yang diperoleh dalam seminar, dengan segera membuat rancangan
buku ajar bahasa Arab dan melakukan langkah-langkah pengembangan buku ajar
sebagaimana diuraikan dalam makalah ini.
Itulah apa yang bisa disajikan dalam makalah ini. Semoga bisa memberikan
manfaat bagi peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Arab di negeri tercinta ini.
Amin.

RUJUKAN BERBAHASA ARAB


:‫ عمان‬.‫ أسس بناء املناهج التربويت وجصميم الكخاب الخعليمي‬.‫م‬3122 .‫ دمحم محمود‬،‫الخوالدة‬
.‫دار املسيرة للنشر والخوزيع‬
.‫ دليل عمل في إعداد املواد الخعليميت لبرامج حعليم العربيت‬،‫م‬2891 .‫ رشدي أحمد‬،‫طعيمت‬
.‫ معهد اللغت العربيت بجامعت أم القرى‬:‫مكت املكرمت‬
‫ مكت‬.‫ أسس إعداد الكخب الخعليميت لغير الناطقين بالعربيت‬.‫ دون سنت‬.‫ هاصر عبد هللا‬،‫الغالي‬
.‫ دار الاعخصام‬:‫املكرمت‬
.‫ املرجع في مناهج حعليم اللغت العربيت للناطقين بلغاث أخرى‬.‫م‬3121 .‫ علي أحمد‬،‫مدكور‬
.‫ دار الفكر العربي‬:‫القاهرة‬

254
RUJUKAN BERBAHASA INDONESIA
Kurniasih, Imas. 2014. Buku Teks Pelajaran. Surabaya: Kata Pena
Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang: Akademia
Permata.
Prastowo, Andi. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jogjakarta: Diva Pers.
Putra, Nusa. 2012. Research & Development. Jakarta: Rajawali Pers.
Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Sitepu. 2012. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA.

255

Anda mungkin juga menyukai