Anda di halaman 1dari 4

DAFTAR HADIR RAPAT GURU DIROSAH

MALAM AHAD, 23 NOP. 2019 DI AULA BUYA

1. KH. ABD. AZIZ AMIN, S.Pd.I


2. Rufaedah, S.Pd.I
3. Lili Khoiriyah
4. Al Fiyah
5. Vicry Dj, S.Pd.
6. Nur Amrillah, S.Sos.
7. Alimin
8. Abror
9. Miftahul Jannah
10. Solikhun, S.Pd.

KEPUTUSAN HASIL RAPAT:

1. Semua Guru mengajar Dirosah harus sesuai dengan metode dirosah yang diajarkan oleh
Buya (lihat video di fb :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2430599670387003&id=100003109814717
)tetapi sesuaikan dengan tingkatan kelasnya.
2. Akan segera dibuatkan silabus/target materi untuk Dirosah oleh Tim Guru Dirosah ( Pa
Miftah dkk)
3. Evaluasi/musyawaroh Guru Dirosah Quraniyah diadakan setiap bulan sekali waktunya
bersamaan dengan agenda rapat bulanan pengurus pesantren.
4. Santri wajib membawa perlengkapan dirosah (kamus, tasrifan, buku tulis tebal/buku debur,
buku catatan nahwu shorof/ringkasan nahwu).santri dilarang membawa al quran
terjemahan
5. Santri yang tidak bawa perlengkapan maka diberi sanksi(misal: dilarang masuk kelas, dll)
6. Malam kamis minggu depan diadakan sweeping/razia perlengkapan dirosah oleh guru
masing2 kerjasama dg div. Kurikulum.
7. Kitab Irobul Quran untuk pegangan Guru dan kelas akhir (kls 12).
8. Dll (silahkan tambahkan sendiri jika ada yang terlewat)

METODOLOGI DIROSAH QURANIYAH:

1. Guru membka pengajian dengan doa (biasanya dengan bacaan al Fatihah) kemudian Guru
membaca satu ayat al quran sebanyak 3x.(jika ayatnya panjang maka dibagi dua atau tiga
pertemuan).

2. santri membaca bersama2 sampai 3 kali.dan dibaca masing2 sampai hafal.dan jika sudah hafal,
santri setoran hafalan satu persatu)

3. Guru mununjuk satu orang santri untuk menuliskan ayat di papan tulis tanpa meihat ayat. dan
santri yang lain juga menulis ayat di buku tulis.
4. santri secara bersama2 mengoreksi ayat yang telah ditulis. dan penulis membetulkan tulisannya
jika ditemukan ada yang salah.

Guru tidak boleh membetulkan secara langsung.biarkan santri yang mengoreksi dan
membetulkannya.tugas guru hanya membimbing/memonitor/mengawasi.

5. selanjutnya, satu orang santri yang telah ditunjuk guru, maju lagi untuk menuliskan
mufrodat/kosa kata ayat yang terbaru (tidak sama dengan lafadz hari2 sebelumnya) dengan makna
yang telah dicari di kamus arab (tidak boleh mengambi arti/makna dari al Quran tejemahan).

semua santri juga mencari makna lafadz ayat quran di dalam kamus. Guru membimbing santri ketika
kesulitan dalam mencari makna di dalam kamus. Dalam hal ini Guru tidak boleh meberitahu
artinya/maknanya secara langsung.biarkan anak mencari sendiri di dalm kamus arab.Jika santri tidak
menemukan maknanya baru guru membantunya/memberitahunya.

6. Guru menyuruh satu orang santri lagi maju ke depan untuk menuliskan terjemahan/arti ayat yang
telah ditulis di papan tulis. Santri yang lain mengoreksi tejemahan dan membetulkannya sesuai
dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar/sesuai EYD.

Santri menterjrmahka ayat berdasarkan arti dari mufrodat/kosakata ayat yang telah dicarinya di
kamus,bukan menyalin dari al Quran terjemahan.pada sesi ini santri diajarkan bagaimana menyusun
dan merangkai arti mufrodat/kosakata yang sudah dicarinya di kamus dengan susunan terjemahan
yang baik dan benar sesuai kaidah tata bahasa Indonesia/EYD.

Guru hanya mengarahkan dan membimbing santri dalam melakukan proses penerjemahan yang baik
dan benar terutama pada saat poses koreksi oleh para santri. Sehingga diharapkan dapat
mrnghasilkan terjemahan yang baik dan benar. Disinilah guru dituntut harus mempuyai kompetensi
bisa mengendalikan dan benar2menguasai dua bahasa, yaitu bahasa Arab dan Bahasa Indonesia.

7. setelah para santri melaksanakan tugasnya, yaitu ada yang menulis ayat, meulus mufrodat dan
menulis terjemah ayat, selanjutnya Guru menjelaskan dan mengembangkan arti/makna dari
mufrodat, mulai dibahas dari segi ilmu nahwu dan sorofnya, iroban dan ilalnya serta tasrifannya,
menjelaskan irob/kedudukan kalimatnya. Guru bisa melakukannya dengan metode tanya jawab,
anak santri diberi pertanyaan sesuai contoh kalimat pada ayat yang sedang dikaji dengan materi
nahwu sorof yang telah dipelajari di madrasah ‘Arobiyah’, sekaligus juga sebagai bentuk
mutola’ah/’nderes’ pelajaran nahwu sorof. Dan Guru juga bisa menambah materi baru yang
berkaitan dengan ilmu nahwu sorof.

Guru juga bisa membahas kajin ayat dengan ilmu balaghoh, mantiq, filologi, mantiq dll jika memang
kelas pengajiannya bisa mengikutinya, dan biasanya ditetapkan pada kelas akhir/santri yg sudah
lama mesantrennya/calon ustadz. Dan jika masih ada waktu, guru dapat menjelaskan dan mengurai
maqshud ayat/pemahaman tentang makna ayat, bisa bersifat informasi, tambahan pengetahuan
atau sebagai motivasi. Bisa juga dibuka diskusi/sesi pertanyaan oleh satri jika ada materi atau hak-
hal yang masih belum difahami santri.

8. Santri memperhatikan dan mencatat keterangan-keterangan atau penjelasan yang penting


selama pengajian.
9. Do’a penutup ( biasanya dengan doa istighfar/astaghfirullah robbal baroya ....) dan sebelum
pulang, para santri bersalaman dengan gurunya.
10. SELESAI

CATATAN:

1. Sarana dirosah/ perengkapan yang wajib dibawa oleh santri Dirosah:


a. Kamus Arab-Indoesia lengkap,
b. kitab tasrifan,
c. Buku tulis tebal/buku debur,
d. Ballpoint dan tip ex, dan
e. Buku catatan materi nahwu dan shorof/ringkasan nahwu dan shorof.
f. Kitab i’robul Qur’an ( bagi santri lama/kelas akhir)
2. Durasi waktu pengajian dirosah : 60 menit ( idealnya 120 menit setiap hari).
3. Waktu : Ba’da sholat Isya (pkl. 20.00 s.d 21.00)
4. Setiap hari senin malam selasa s.d malam sabtu.
5. Jumlah siswa per kelas idealnya/standarnya 10 orang.
6. Diutamakan Guru/tenaga pengajar memahami dan menguasai cara mencari makna pafa
kamus Arab, menguasai ilmu nahwu dan shorof dan IDEALNYA guru dapat menguasai
banyak dsiplin ilmu tentang al Quran dan bahasa arab serta tata bahasa indonesia dan ilmu-
ilmu lainnya; ulumul quran, tafsir, balaghoh, mantiq, badi’, bayan, tafsir dll.
7. TARGET Dirosah Quraniyah :
a. Santri hafal alquran dan minimal terbiasa menghafal al Quran
b. Santri mampumembaca al Quran dengan benar (bittartil wattajwid) melalui metide
Qiroati.
c. Santri mampu menulis ayat dengan benar tanpa melihat teks ayat al Quran
d. Santri mampu mengetahui setiap mufrodat/kosa kata al Quran plus
mempunyai/menguasai perbendaharaan kosakata bahasa arab yang banyak.
e. Santri mampu menerjemah ayat al Quran ke dalam bahasa Indonesia yang baik dan
benar sesuai kaidah tata bahasa indonesia.
f. Santri dapat memahami struktur kalimat/irob pada ayat al Quran
g. Santri memahami isi dan maqshud kandungan ayat dan dapat megamalkannya.
h. Santri dapat memahami ayat alQuran yang dibaca, baik dari sudut pandang TEKS
(ilmu nahwu shorof, mantiq dan balaghoh dll.) maupun KONTEKS
(interpretasi/tafsir/pemahaman isi dan tujuan kandungan ayat).Target Idealnya.

‫لعل الصواب‬
‫ شفراللدين‬:‫مصنف‬

Anda mungkin juga menyukai