Kelompok 7 :
Agung Supriyadi 1212030010
Siti Fathimah Az-zahrah 1212030160
Sri Agustina 1212030165
Winda Sari 1212030182
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah menganugerahkan
berbagai nikmat yang tiada terukur dan telah memberikan kemudahan untuk dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan, tanpa adanya berkat dan rahmat Allah Swt tidak
mungkin rasanya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat oleh kelompok 7 untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pembelajaran Bahasa Arab tingkat Aliyah dengan dosen pengampu Bapak Dr. Isop Syafe'i, M.Ag
yang bertemakan tentang “Pembelajaran Bahasa Arab tingkat Aliyah Kelas XII ( “ ) الرياضة
Terimakasih pula penulis ucapkan kepada seluruh anggota kelompok 7 karena sudah bekerja
sama dengan baik dalam pemakalahan ini, semoga lelah kita dalam berjuang demi menggapai cita-
cita selalu Alloh mudahkan sehingga bias mencapai Ridho-Nya. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
dalam pembuatan tugas berikutnya dapat lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya, umumnya bagi semua pembaca.
Penulis
PEMBAHASAN
A. Bahan Ajar
(Ilyas, 2020)
B. Metode Pembelajaran
1) Guru memulai pelajaran dengan menjelaskan definisi butir-butir tara bahasa kemudian
memberikan contoh-contohnya. Buku teks yang dipakai menggunakan metode
deduktif.
2) Guru menuntun siswa menghafalkan daftar kosa kata dan terjemahannya, atau meminta
siswa mendemonstrasikan hafalan kosa kara yang telah diajarkan sebelumnya.
3) Guru meminta siswa membuka buku teks bacaan, kemudian menuntun siswa
memahami isi bacaan dengan menterjemahkannya kata perkata atau kalimat
perkalimat, atau guru meminta siswa untuk membaca dalam hati dan
menterjemahkannya kata perkata atau kalimat per kalimat, guna membetulkan
terjemahan yang salah dan menerangkan beberapa segi ketata-bahasaan (nahwu dan
sharaf) dan keindahan bahasanya (balaghah). Pada waktu lain guru juga meminta
siswa untuk melakukan analisis tata bahasa (Meng-‘irab).
1) Pelajar menguasai dalam arti hafal di luar kepala kaidah-kaidah tata bahasa.
2) Pelajar memahami isi detail bahan bacaan yang dipelajarinya dan mampu
menerjemahkannya
3) Pelajar memahami karakteristik dan banyak hal lainnya yang bersifat teoritis, dan dapat
membandingkannya dengan karakteristik bahasa ibu.
4) Metode ini memperkuat kemampuan pelajar dalam mengingat dan menghafal
5) Bisa dilaksanakan dalam kelas besar dan tidak menuntut kemampuan guru yang ideal.
Sedangkan kekurangan metode ini adalah:
a. Pendahuluan, memuat berbagai hal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan baik
berupa apersepsi, tes awal tentang materi atau yang lainnya.(Hermawan, 2011)
b. Guru dan siswa masing-masing memegang buku (kitab), guru membaca dan mengartikan
kata demi kata atau kalimat demi kalimat ke dalam bahasa daerah khas pesantren yang
telah didekatkan kepada sensivitas bahasa Arab.
c. Siswa mencatat arti setiap kata atau kalimat Arab yang diucapkan artinya oleh guru.
Pekerjaan santri mencatat arti setiap kata ini dikenal dengan istilah memberi "jenggot",
karena terjamahan yang dicantumkan di bawah kata Arab tadi ditulis menjulur ke bawah
menyerupai jenggot.(Effendy, 2009)
d. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan menjelaskan difinisi kaidah-kaidah tertentu
dalam bahasa Arab yang harus dihapalkan sesuai dengan materi yang akan disajikan,
berikut terjamahannya dalam bahasa pelajar. Contoh: Jika materi yang akan disajikan
mengandung kaidah mubtada-khabar, maka langkah yang mungkin dilakukan adalah :
- Mengenalkan konsep mubtada-khabar berikut definisi keduanya kedalam bahasa
pelajar.
- Kemudian menampilkan beberapa contoh konkrit.
- Setelah itu guru memberi penjelasan contoh-contoh seperlunya.
e. Setelah peserta didik faham konsep mubtada-khabar, guru membimbing untuk
menghafalkan definisinya dengan disiplin.
f. Jika ada kosakata yang dipandang sulit diterjamahkan guru menjelaskan kosakata.
g. Guru meminta peserta didik mendemonstrasikan hafalan kosakata yang telah diajarkan
sebelumnya.
h. Guru memberikan teks bahasa Arab, kemudian meminta mereka untuk memahami isi
bacaan dengan menerjamahkannya kata demi kata, kalimat demi kalimat, sampai paragra
paragra demi paragraf. Dalam hal ini peserta didik diharapkan dapat mengidentifikasi
mubtada-khabar, sebagaimana yang telah mereka hafalkan, lalu menganalisis sampai
detail. Hal ini bertujuan agar terjamahan mereka benar-benar dapat menerjamahkan teks
sesuai dengan kaidah bahasa yang benar.
i. Selanjutnya membetulkan hasil tarjamahan mereka yang salah, dan menerangkan sektor
qawa'id (Nahwu-Sharaf) dari aspek keindahan bahasanya. Pada waktu lain pendidik
meminta peserta didik untuk melakukan analisis qawa'id.
j. Sebagai kegiatan akhir, pendidik memberi pekerjaan rumah yang berupa persiapan
tarjamahan untuk dibahas pada pertemuan berikutnya.(Hermawan, 2011)
1) Penyajian dialog atau bacaan pendek, dengan cara guru membaca berulang
kali dan siswa menyimak tanpa melihat teks.
2) Peniruan dan penghafalan dialog atau bacaan pendek, dengan tehnik
menirukan bacaan guru kalimat per kalimat secara klasikal, sambil
menghafal kalimat-kalimar tersebut. Tehnik ini disebut mimicry-
memorization (mim-men) tehnique.
3) Penyajian pola-pola kalimat ayng terdapat dalam dialog atau bacaan
pendek, terutama uang dianggap sukar, karena terdapat struktur atau
ungkapan yang berbeda dengan struktur bahasa ibu siswa. Ini dilakukan
dengan tehnik drill.
4) Dramatisasi dialog atau bacaan pendek yang sudah dilatihkan, para pelajar
mendramatisasikan dialog yang sudah di hafalkan di depan kelas secara
bergantian.
5) Pembentukan kalimat-kalimat lain yang sesuai dengan pola-pola kalimat
yang sudah dipelajari.
a. Pendahuluan, memuat berbagai hal yang berkaitan dengan materi yang akan
disajikan baik berupa apersepsi, atau tes awal tentang materi, atau yang lainnya.
b. Penyajian dialog/ bacaan pendek yang dibacakan oleh guru berulang kali,
sedangkan pelajar menyimaknya tanpa melihat pada teksnya.
c. Peniruan dan penghapalan dialog/bacaan pendek dengan teknik meniru setiap
kalimat secara serentak dan menghapalkannya. Di dalam pengajaran
bahasa.Teknik ini dikenal dengan teknik "peniruan-penghapalan" (mimicry-
memorization technique/ uslub al-muhakah wal-hifzh).
d. Penyajian pola-pola kalimat yang terdapat dalam dialog/bacaan yang dianggap
sulit karena terdapat struktur atau ungkapan-ungkapan yang sulit.
e. Dramatisasi dari dialog/bacaan yang sudah dilatihkan diatas. Pelajar yang
sudah hapal disuruh mempergunakaanya di muka kelas.
f. Pengulangan/membuat kalimat-kalimat lain yang sesuai dengan pola-pola
kalimat yang sudah dilatihkan.
g. Menyimpulkan (jika diperlukan) misalnya dengan memberikan tugas untuk
dikerjakan di rumah. Dalam hal ini pelajar disuruh berlatih kembali dalam
menggunakan pola-pola yang sudah dipelajarinya di sekolah. (Hermawan,
2011)
DAFTAR PUSTAKA