Anda di halaman 1dari 9

TAMAN PENDIDIKAN AL – QUR’AN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Islam Indonesia


Dosen Pengampu : Endah Kurniawati , M.Pd.I

Disusun Oleh :
Lukluk Akmila ( 23040190103)
Wury Novia A (23040190106)
Siti Mutmainah ()

PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019

1
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan dan kelancaran
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Dalam penyusunan makalah ini
tentunya kami menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan dalam segi bentuk maupun isi
yang sangat sederhana. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun sehingga makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Semoga
makalah dengan judul “Taman Pendidikan Al- Qur’an” dapat menambah pengetahuan dan
wawasan baru bagi pembaca. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada penyusunan
makalah ini, kami sebagai penyusun memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Salatiga, 14 Oktober 2019

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh banyak hal, salah
satunya adalah pendidikan. Semua ini dikarenakan garapan bidang pendidikan yang
pada hakikatnya untuk mencerdaskan generasi bangsa. Seperti bangsa Indonesia yang
mempersiapkan bangsanya sebagai pelaksana dan penerus pembangunan nasional
dalam segala bidang, baik di masa sekarang maupun di masa mendatang. Oleh karena
itu wajar apabila masalah pendidikan tidak akan pernah ada habisnya untuk
dibicarakan oleh siapapun dan dimanapun. Lembag pendidikan merupakan suatu
wadah yang mempunyai peranan penting dalam era globalisasi saat ini.Tidak cukup
hanya dengan terselenggaranya pendidikan formal saja,pendidikan non formal
merupakanelemen yang sangat penting untuk tercapainya cita-cita Bangsa.
Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) merupakan sebuah lembaga pendidikan
luar sekolah (non formal) yang menitikberatkan pengajaran pada pembelajaran
membaca Al Qur’an dengan muatan tambahan yang berorientasi pada pembentukan
akhlak dan kepribadian islamiah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pendidikan Al Qur’an (TPQ/TPA)?
2. Bagaimana sejarah pendidikan Al – Qur’an ?
3. Berapa sasaran umur Taman Pendidikan Al Quran ?
4. Apa tujuan dari Taman Pendidikan Al – Qur’an?
5. Apa saja peran didirikanya Taman Pendidikan Al – Qur’an ?

C. Tujuan
1) Memahami tentang pengertian Taman Pendidikan Al – Qur’an
2) Mnegetahui sejarah perkembangan taman pendidikan Al – Qur’an
3) Agar mengetahui sasaran umur dari Taman Pendidikan Al – Qur’an
4) Paham akan tujuan didirikanya Taman Pendidikan Al – Qur’an
5) Memahami tentang peranan Taman Pendidikan Al- Qur’an

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ/TPA)


Secara bahasa TPQ merupakan singakatan dari Taman Pendidikan Al Qur’an.
Bias disebut dengan Lembaga tempat anak-anak belajar membaca Al Qur’an .
Taman Pendidkan Al Qur’an adalah Lembaga atau kelompok masyarakat atau
Lembaga yang menyelenggarakan Pendidikan nonformal jenis keagamaan islam yang
bertujuan untuk memberikan pengajaran membaca Al Qur’an sejak usia dini ,serta
memahami dasar -dasar islam pada anak usia taman kanak-kanak sekoalh dasar dan
madarasah ibtidaiyah atau bahkan lebih tinggi

Pengertian Taman Pendidikan Al Qur’an menurut para ahli Menurut para ahli
sebagai berikut :
1. Kihajar dewantara , Taman Pendidikan Al Quran adalah Daya upaya untuk
memajukan pertumbuhan budi pekerti, karakter,pikiran dan tumbuh anak
didik,untuk menjalankan kehidupan anak didik selaras dengan dunianya .
2. Dhofier , Taman Pendidikan Al Quran adalah Lembaga Pendidikan islam klasik
yang mengajarkan ilmu-ilmu ke silaman dengan pola tradisional.
3. As’ad Humam , Taman Pendidikan Al Quran adalah adalah Lembaga Pendidikan
dan pengajaran Al Quran untuk anak usia 7-12 tahun.

Dasar hukumya tercantum pada Peraturan pemerintah no.55 tahun 2007 pasal 24
ayat 2 tentang Pendidikan agama dan Pendidikan keagamaan menyatakan bahwa
Pendidikan al quran terdiri dari taman kanak-kanak Al Qur’an .

B. Sejarah Taman Pendidikan Al Quran

Pendidikan Al-Qur'an model TKA / TKQ dan TPA / TPQ sekarang telah
berkembang dengan pesat. Hampir  setiap kampung atau desa akan ditemukan TKA /
TKQ dan TPA / TPQ dengan berbagai aktifitas pembelajaran Al-Qur'annya. Sejarah
pembentukan TKA / TKQ dan TPA / TPQ pun telah melalui jalan sejarah yang
panjang.
Sebelum sistem pendidikan Al-Qur’an dengan bentuk Taman Kanak-kanak Al-
Qur’an (TKA/TKQ) dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA/TPQ) berkembang pesat
yaitu sebelum tahun 1990-an, jumlah anak muda Indonesia yang tidak lancar dan
tidak mampu membaca Al-Qur’an semakin meningkat
  
Pernyataan tersebut didukung dengan adanya catatan-catatan berikut :

4
 Di tahun 1950-an, umat Islam Indonesia baik tua ataupun muda yang tidak
mampu membaca Al-Qur’an ada 17 %, dan kemudian pada tahun 1980-an
meningkat menjadi 56 %.

 Berdasarkan Hasil penelitian yang dilaksanakan Pimpinan Wilayah


Muhammadiyah DKI Jakarta bekerjasama dengan Dewan Dakwah Indonesia
pada tahun 1988 terdapat kenyataan bahwa 75 %  pelajar SMA di Jakarta tidak
mampu mambaca Al-Qur'an.

 Berdasarkan Hasil survey Kantor Departemen Agama Kotamadya Semarang


tahun 1994 di Kotamadya Semarang untuk anak-anak SD se-Kotamadia
Semarang, tercatat data bahwa keberhasilan pengajaran membaca Al-Qur’an
di SD se-Kotamadia Semarang hanya 16 % saja ( sumber dari Drs. H.M.
Sukindar, Kepala Kantor Departemen Agama Kotamadya Semarang pada
tanggal 22 Januari 1995 ).

Catatan-catatan tersebut memberikan kesimpulan bahwa telah terjadi peningkatan


ketidakmampuan umat Islam, khususnya generasi mudanya dalam membaca Al-
Qur’an. Maka sejak tahun 1980-an di Indonesia bermunculan ide-ide dan usaha untuk
melakukan terobosan dalam menanggulangi ketidakmampuan umat Islam Indonesia
dalam membaca Al-Qur'an. Di antara tokoh pembaru yang cukup menonjol adalah
KH. As’ad Humam dari Kotagede Yogyakarta.
KH. As’ad Humam bersama kawan-kawannya yang dihimpun dalam wadah Team
Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Mushalla (Team Tadarus AMM) Yogyakarta,
telah mencari bentuk baru bagi sistem pengelolaan dan metode pembelajaran
membaca Al-Qur’an. Setelah melalui studi banding dan ujicoba, maka pada tanggal
21 Rajab 1408 H (16 Maret 1988) didirikanlah Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an
(TKA) “AMM” Yogyakarta. 
Setahun kemudian, tepatnya tanggal 16 Romadlon 1409 H (23 April 1989)
didirikan pula Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) “AMM” Yogyakarta. Antara
TKA dengan TPA tidaklah memiliki perbedaan dalam sistem, keduanya hanya
berbeda dalam hal usia anak didiknya. TKA untuk anak usia TK (4,0 – 6,0 th), sedang
TPA untuk anak usia SD (7,0 – 12,0 th).
Bersamaan dengan didirikannya TKA-TPA, KH. As’ad Humam tekun menulis
dan menyusun buku Iqro’, Cara Cepat Belajar Membaca Al-Qur’an, yang kemudian
lebih dikenal sebagai “Metode Iqro’”. Metode ini ternyata telah sanggup membawa
anak-anak lebih mudah dan lebih cepat dalam belajar membaca Al-Qur’an.
Berkat ditemukannya metode Iqro’ ini, yang sekaligus dibarengi dengan gerakan
TKA-TPA, akhirnya diseluruh tanah air Indonesia terjadi suasana dan gairah baru
dalam belajar membaca Al-Qur’an. Lebih-lebih setelah lembaga baru lainnya, seperti

5
TKAL, TPAL, TQA, Kursus Tartil Qur’an, BKB-Iqro’, dan lain-lain juga didirikan
mengiringinya. 
Maka terjadilah suatu gerakan baru yang dikemas dalam Gerakan M5A
(Membaca, Menulis, Memahami, Mengamalkan dan Memasyarakatkan Al-Qur’an).
Bahkan kemudian, gairah dari gerakan ini tidak hanya terbatas di wilayah tanah air
Indonesia saja, namun juga merembes ke negeri-negeri jiran (tetangga).
Sebagai bukti monumental terhadap kepeloporan KH. As’ad Humam dalam
gerakan pembelajaran membaca Al-Qur’an di Indonesia, maka Munas LPTQ yang ke
VI tahun 1991 telah menetapkan TKA “AMM” sebagai Balitbang Sistem Pengajaran
Baca Tulis Al-Qur’an LPTQ Nasional di Yogyakarta (SK LPTQ Nomer: 1 tahun
1991). 
Setahun kemudian tepatnya pada tanggal 3 Januari 1992, Pemerintah RI melalui
Menteri Agama memberikan Piagam Penghargaan kepada KH. As’ad Humam,
sebagai Pembina Tilawatil Qur’an di Indonesia. Kemudian bersamaan dengan
pembukaan Festival Anak Shaleh (FASI) IV tanggal 11 Juli 1999, di Istana Bogor,
Presiden B.J. 
Habibie berkenan menganugerahkan Piagam Penghargaan kepada KH. As’ad
Humam karena kepeloporannya menggerakkan pendidikan Al-Qur’an di Indonesia.
Piagam itu telah diterima langsung oleh Ibu Iskilah As’ad Humam (sebagai ahli
waris) dari tangan Presiden B.J. Habibie.

C. Sasaran Umur Taman Pendidikan Al Quran


Bawasannya dalam Taman Pendidikan Al Quran memakan waktu 6 semester atau
3 tahun .terbagi menjadi tingkat atau level yaitu:
1. TPQ Level A
2. TPQ Level B
3. TPQ Level C\

Jika TPQ menyasar kepada para siswa yang belajar ditaman kanak-kanak ,maka
untuk TPQ diseting bagi para murid yang berada disekolah dadar atau setingkat .
misalnya MI, paket A. Usia Anak didik berdasarkan level adalah sebagai berikut :
1. TPQ Level A usia 6-7 tahun
2. TPQ Level B usia 7-8 tahun
3. TPQ Level C usia 8-9 tahun
Akan tetapi hal diatas hanyalah sebagai aturan .bukan merupakan syarat yang kaku
dan mutlak. Dalam menyesuaikan dengan situasi dan kondisi Lembaga Pendidikan,
ketersediaan guru ustadz pengajar,kualitas santri beserta adat istiadat dan budaya
massyarakat.

6
D. Tujuan Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ)
Berdasarkan peraturan pemerintah (PP nomor 55 tahun 2007) tentang Pendidikan
agama dan Pendidikan keagamaan dalam pasal 24 ayat 1 , di sebutkan bahwa :
“Pendidikan Al Quran bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik
membaca ,menulis, memahami,dan mengamalkan kandungan Al Qur’an”.
Tujuan yang disebutkan pada peraturan pemerintah sangat tepat karena tahapan-
tahapan dalam mempelajari Al Quran sesusai dengan pola pikir anak- anak berawal
dari cara membaca ,menulis , memahami, dan mengamalkan kandungan AL Qur’an.
Ada tujuan yang hendak dicapai maka diperlukan adanya target operasional
sehingga dalam pelaksanaannya tetap berpeganag pada tujuan TPQ. Tergantung target
operasionalnya meliputi :

a. Target jangka pendek (1-2 tahun ) ,yaitu anak dapat membaca Al Quran
dengan benar sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid , anak dapat
melakukan shalat dwngan bai, dan anak hafal bebrapa surat pendek, ayat-ayat
pilihan dan doa sehari-hari.
b. Tergantung jangka Panjang (3-4 tahun), yaitu anak dapat menghatamkan Al
Qur’an 30 juz ,anak mampu mempraktekkan lagu-lagu dasar Qira’ati,dan anak
mampu menjadikan dirinya sebagai teladan bagi teman segenerasi.( Muhaimin
, 2004: 300).

Target dan tujuan harus berjalan seimbang. kemampuan membaca Al Quran


dengan baik dan benar merupakan target dan sekaligus merupakan tujuan pokok dan
perdana yang harus dicapai dan sekaligus dimiliki oleh setiap santri.
(Mansur,2009:135).
Ada beberapa tujuan TPQ yang disebutkan diatas menjadi acuan untuk
melaksanakan target-target dalam upaya mencapi tujuan TPQ tersebut . peneliti
menyimpulkan bahwa tujuan dari adanya taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) adalah
menggajarkan Pendidikan Al Qur’an kepada anak-anak yang diharapkan anak mampu
membaca,menulis, menghafal,dan mengamalkan kandungan Al Qur’an sehingga
terbentuk generasi Quran (generasi yang cinta Al Qur’an)

E. Peran Taman Pendidikam Al Qur’an (TPQ)


Begitupun adanya TPQ, dalam pelaksanaanya memiliki peran dalam membantu
masyarakat khusus nya anank-anak belajar mulai belajar membaca samapi
menggamalkan Al Quran . Lembaga pembinaan TPQ memiliki peraan sebagai berikut
:
a. Memfasilitasi dalam pembelajaran Al Quran.
b. Mengontrol dan memonitoring secara periodik perkembangan Pendidikan
alquran .
c. Melakukan pembinaan secara menyeluruh dan bekal berkelanjutan kepada
unit-unit tertentu.

7
d. Melakukan koordinasi secara intensif dengan instansi-istansi terkait baik
instansi horizontal maupun vertikal .(Depag RI ,2009:8)
Pendidikan yang diajarakan dalam Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) . TPQ
mengajarkan anak didiknya membaca Al Quran dengan baik dan jelas. Dasar dalam
bembaca Al Qur’an adalah, membaca dengan pelan sesuai dengan tajwid serta
harokatNYAAdapun dalam TPQ dijelaskan adab membaca Al Qur’an sebagai
berikut:
a. Iklas dalam mengharapkan ridha Allah SWT .
b. Berwudhu sebelum memgang dan membaca Al Qur’an.
c. Membaca ditempat yang baik dan menghadap kiblat .
d. Meletakkan Al Quran pada posisi diatas pusat.
e. Membaca dengan benar dandan mengikuti kaidah ilmu tajwid.
f. Merenungi apa yang dibaca dengan memahami maksud bacaan dengan penuh
kesadaran .
g. Menampakan rasa takut apabila membaca ayat mengenai azab dan
kemakmuranAllah.
h. Menampakkan rasa kegembiraan dan harapan dalam hati jika membaca ayat-ayat
tentang janji Allah akan balasan yang lebih baik.
i. Memuji Allah bila bertemu ayat-ayat yang memuji-Nya.
j. Bertakbir bila bertemu ayat-ayat yang menyatakan kebesaran-Nya.
k. Bertasbih jika bertemu ayat-ayat yang menyatakan pembohongan kamu yahudi
dan Nasrani tentang Allah.
l. Selesai membaca berdoa agar Allah terus memimpin kita sampai hayat.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Taman pendidikan formal merupakan sarana pendidikan non formal jenis


keagamaan islam yang bertujuan untuk memberikan pengajaran membaca Al Qur’an
sejak usia dini ,serta memahami dasar -dasar islam pada anak usia taman kanak-kanak
sekoalh dasar dan madarasah ibtidaiyah atau bahkan lebih tinggi.
Pendidikan Al-Qur'an model TKA / TKQ dan TPA / TPQ sekarang telah
berkembang dengan pesat. Hampir setiap kampung atau desa akan ditemukan TKA /
TKQ dan TPA / TPQ dengan berbagai aktifitas pembelajaran Al-Qur'annya. Sejarah
pembentukan TKA / TKQ dan TPA / TPQ pun telah melalui jalan sejarah yang
panjang.
Berdasarkan peraturan pemerintah (PP nomor 55 tahun 2007) tentang
Pendidikan agama dan Pendidikan keagamaan dalam pasal 24 ayat 1 , di sebutkan
bahwa : “Pendidikan Al Quran bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik
membaca ,menulis, memahami,dan mengamalkan kandungan Al Qur’an”.

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai