Disusun oleh:
Kelompok 1
Ade Jaenab
Annisa Insiriah
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas rahmat, karunia,
UNTUK RA” ini dengan baik. Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak H. Opik
Qur’an Untuk Anak Usia Dini yang telah membimbing penulis sehingga dapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. IBNU SAHNUN 2
B. AL QABISY 7
C. IBNU KHALDUN 10
BAB IV PENUTUP 12
A. Kesimpulan 12
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam tak lepas dari para tokoh agamanya yang menyebarkan maupun
terdapat beberapa tokoh pendidikan Islam yang jasanya sangat besar dalam
Sekian banyak tokoh pendidikan Islam yang ada, baik yang dikenal
maupun yang tidak tentunya banyak pelajaran dan hikmah yang dapat kita
ambil. Seiring berjalannya waktu, para tokoh yang telah berjasa banyak yang
terlupakan, bahkan ajaran mereka dan peran sertanya banyak yang diabaikan.
Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa tak sepatutnya melupakan jasa-jasa
mereka. Bahkan kita harus lebih giat lagi dalam meneruskan visi dan misi
mereka. Dalam makalah kali ini akan mencoba untuk sedikit memaparkan
biografi para tokoh pendidikan Islam serta peran mereka dalam merentaskan
kebodohan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. IBNU SAHNUN
umat Islam, sebelumnya ia dikenal sebagai ahli fiqh yanag bermazhab Mailiki.
Sahnun bin Sa’id bin Habib bin Hilal bin Bakkar bin Rabi’ah At-Tanukhi.
1. Kurikulum
2. Metode Pendidikan
2
yang dimaksud oleh Ibnu Sahnun yaitu kaidah yang harus diperhatikan
salahnya bagi anak yang belum sampai usia tamyiz membaca ayat-
anak untuk sujud tilawah karena seorang anak tidak sebagai imam,
kecuali jika anak itu telah dewasa idak ada salahnya untuk sujud.
3. Peranan Pendidik
3
dan pengajaran, namun lebih dari itu seorang pendidik hendaklah berperan
sebagai orang tua bagi anak didik. Oleh karena itu, Ibnu Sahnun
anak didik
bidang ilmu termasuk juga bidang pendidikan. Pandangan Ibnu Sahnun dalam
Oleh karena itu tidak heran mengapa orang dulu bisa menghafal Al Qur’an
4
mengeja atau dikenal sebagai Qira’at dan Baghdadi pada masa kini.
peringkat yang seterusnya, ini karena asas mengeja dan mengenal baris
adalah titik permulaan bagi anak didik untuk memahami dan menguasai Al
Qur’an.
b. Membaca
membaca ini dilakukan setelah anak didik menguasai ilmu mengeja dan
dalam Juz Amma, ini untuk menarik minat anak agar dapat menguasai dan
menghafal Al Qur’an.
ayat dibaca. Ini adalah untuk emamstikan maksud dan makna ayat Al
5
Secara tidak langsung, apabila mereka diajarkan kaidah menulis,
diturunkan oleh maikat Jibril AS dengan perintah Allah SWT. Kaidah ini
buku mereka mungkin akan diingat dengan sendirinya dan mereka juga
tidak akan berpindak pada surat yang lain sebelum mereka menguasai
d. Penguasaan
kaidah ini yang membantu anak menguasai sesuatu surat yang diajarkan,
mereka bisa dipindahkan pada surat yang lain apabila mereka benar-benar
menyeimbangkan atau berlaku adil terhadap anak yang cepat dan lambat
dalam menguasai surat dengan tidak memindahkan ke surat yang lain pada
anak yang cepat menguasainya. Oleh karena itu anak yang cepat
6
e. Kaidah Talaqi
atau dikenali sebagai konsep pengajaran berprogram. Dalam kaidah ini ada
f. Kaidah Penilaian
terhadap apa yang mereka pelajari. Penilaian ini juga perlu dilakukan
secara bertahap agar anak-anak tidak cepat bosan. Beberapa aspek yang
perlu dinilai antara lain yhaitu dari segi ingatan mereka, penguasaan
B. AL QABISIY
tahun 324 H (935 M). Semasa kecil dan remajanya ia belajar di kota Qairawan.
Ia mulai mempelajari hadits, fiqh, ilmu-ilmu bahasa Arab dan Qira’at dari
7
Mengembangkan kekuatan akhlak anak
Nata bukan hanya pada ranah pengetahuan kognitif, namun sekaligus pada
a. Kaidah Menghafal
mengajarkan Al Qur’an ini anak juga tidak boleh dibiarkan berpindah dari
surat ang satu ke surat yang lainnya sebelum ia hafal dengan tulisannya.
Metode yang digunakan yaitu metode hafalan yang diajukan Al Qabisy. Hal
tentang menghafal l Qur’an yang diumpamakan seperti unta yang diikat dengan
tali, jika pemiliknya mengkokohkan ikatannya, unta itu akan terikat erat pula
8
tersebut tentang cara-cara mengingat yang dapat memantapkan hafalan-hafalan
hafalan tersebut tidak mudah. Oleh karena itu harus disesuaikan dengan teknik
dan waktu yang tepat. Menurutnya, waktu yang disediakan dalam mengikuti
proses pembelajaran di Kuttab adalah selama seminggu kecuali hari Jum’at dan
Kamis ba’da Dzuhur, khusus pada hari Sabtu petang dan Kamis Pagi sampai
waktu Duha untuk mendalami Al Qur’an dan waktu selebihnya ba’da Dzuhur
digunakan untuk mempelajari mata pelajaran pilihan, seperti ilmu hitung, syair
yang dimulai dengan memahami pelajaran yang baik akan membantu hafalan
yang baik. Pendidikan modern sekarang ini menganjurkan agar mengajar anak-
dengan cara tartil itu membantu kemampuan untuk menerangkan isi Al Qur’an
yang telah diturunkan Allah SWT. Hubungan antara metode menghafal dengan
merupakan bagian dari usaha menuntut ilmu dan pada tahap pertamanya adalah
9
C. IBNU KHALDUN
dilahirkan di Tunis, Tunisia pada awal Ramadhan tahun 732 H atau 27 Mei
1332. Pada mulanya Ibnu Khaldun mempelajari Al Qur’an sebagai asas awal
pendidikannya dengan seorang guru yang bernam Muhammad Ibnu Saad Ibnu
Burral. Karena kemampuannya yang luar biasa maka Ibnu Khaldun dapat
menguasai ilmu Qira’ah Al Saba’ah ( ilmu seni lagu Al Qur’an). Ibnu Khaldu n
juga dalam umur yang masih muda sudah mampu menguasai berbagai jeis ilmu
Kaidah ini juga dikenal sebagi kaidah hafalan. Kaidah ini dianggap
kepadanya
wahyu terus dihafal agar wahyu tersebut tidak hilang dari ingatan.
10
b. Kaidah Muhakah (Taklid)
mempunyai minat untuk memindahkan apa yang dilihatnya dan apa yang
dilihatnya itu akan bertimbal balik dengan dirinya sendiri apabila gambaran
bapa atau guru-guru, maka manusia tidak perlu bersusah payah mencari
ilmu tersebut.
c. Kaidah Percobaan
Kebenaran dan kepalsuan semakin nyata pada realita. Maka penuntut akan
d. Kaidah Pengulangan
pada saat pertama atau kedua kali. Dalam hal ini guru diminta untuk
memahaminya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dalam proses pendidikan ialah kaidah mengenal huruf, kaidah mengeja, kaidah
penekanan kepada pelajar dengan kaidah hafalan untuk mengingat bahan yang
dipelajari sebelum berpindah ke bahan yang lain dengan latihan dan demontrasi
dalam melakukan maslaah ini seorang guru harus meneliti potensi intelektual
anak didik dan harus mempersiapkan diri untuk menjelaskan bahan atau materi
yang akan diajarkan. Pada tahap kedua seorang guru harus memberikan
12
B. Saran
tua saja, walaupun sejatinya orang tua adalah sebagai pengemban amanah yang
pemberantasan terhadap buta huruf al-quran adalah yang sangat mulia, maka
13
DAFTAR PUSTAKA
Gazhali, .2008. Metode Tartil I Cara Cepat Membaca dan Menulis Al-Quran .
http://www.makalah.info/2016/07/pentingnya-mengajarkan-ayat-al-quran.html
https://www.scribd.com/document/353943417/Tugasan-Kaedah-Pengajaran-al-
14