َ َٰ ص ْل
صل ِم ْن َح َمإ َّم ْسنُون ِ ْ َولَقَدْ َخلَ ْقنَا
َ َٰ ٱْلن
َ سنَ ِمن
َاجدِين
ِ سَ ُوحي فَقَعُوا لَه
ِ س َّو ْيتُهُ َونَفَ ْختُ ِفي ِه ِم ْن ُر
َ فَإِذَا
ضغَة ُمخَلَّقَة ْ طفَة ث ُ َّم ِم ْن َعلَقَة ث ُ َّم ِم ْن ُم ْ ُث فَإِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن ت ُ َراب ث ُ َّم ِم ْن ن ِ اس ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ِفي َريْب ِمنَ ْال َب ْع ُ ََّيا أَ ُّي َها الن
ُ َ س ًّمى ثُ َّم نُ ْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْف ًَل ث ُ َّم ِلتَ ْبلُغُوا أ
شدَّ ُك ْم ۖ َو ِم ْن ُك ْم َ َو َغي ِْر ُم َخلَّقَة ِلنُ َب ِينَ لَ ُك ْم ۚ َونُ ِق ُّر ِفي ْاْل َ ْر َح ِام َما نَشَا ُء ِإلَ َٰى أ َ َجل ُم
َامدَةً فَإِذَا أَ ْنزَ ْلنَا َعلَ ْي َها
ِ ضه َ ش ْيئًا ۚ َوت ََرى ْاْل َ ْر َ َم ْن يُت ََوفَّ َٰى َو ِم ْن ُك ْم َم ْن ي َُردُّ ِإلَ َٰى أ َ ْرذَ ِل ْالعُ ُم ِر ِل َكي ََْل َي ْعلَ َم ِم ْن َب ْع ِد ِع ْلم
َت ِم ْن ُك ِل زَ ْوج َب ِهيج ْ ت َوأَ ْن َبت ْ ت َو َر َب ْ ْال َما َء ا ْهت ََّز
Artinya : “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari
kubur), maka (ketahuilah) bahwasannya Kami telah menjadikan
kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari
segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tak sempurna, agar Kami jelaskan kepada
kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki,
sampai waktu yang telah ditentukan, kemudian Kami keluarkan
kamu sampai pada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang
diwafatkan dan ada yang dipanjangkan umurnya sampai pikun,
supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya”
Dari firman Allah di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ayat
tersebut menjelaskan secara lengkap tentang kejadian manusia sampai
kematiannya. Al-Qur’an menjelaskan kejadian manusia pertama kali merujuk
pada tanah (turab). Kata “tanah” sebagai awal kejadian manusia dipakai dengan
istilah yang berbeda dengan bahasa Al-Qur’an. Kata “tanah” disebut sebagai ard
yang dipakai juga dalam QS. Hud (11) : 61:
ِ شأ َ ُك ْم ِمنَ ْاْل َ ْر
ض َ ه َُو أ َ ْن
2. Fisiologis Kehamilan
Kehamilan adalah suatu karunia yang begitu didambakan bagi pasangan
suami istri. Proses kehamilan diawali dari bersatunya sel telur dengan sel sperma
kemudian dilanjutkan dengan pembelahan-pembelahan dan implantasi dalam
rahim. Proses kehamilan berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung
dari hari pertama menstruasi terakhir.
Masa kehamilan ini sangat penting karena merupakan awal kehidupan.
Didalam rahim setiap janin terlindung dari semua pengaruh kondisi luar kecuali
yang dapat sampai melalui ibu yang mengandungnya. Rasa aman dan
perlindungan itu tidak akan pernah ditemui anak setelah ia lahir. Pada masa itu
hubungan janin sangat erat dengan ibunya.
Untuk itu seorang ibu berkewajiban memelihara kandungannya, antara lain:
1. Makan makanan yang bergizi dan halalan thoyyiban
2. Menghindari benturan-benturan
3. Menjaga emosinya dari perasaan sedih atau marah
4. Menjauhi hal-hal yang membahayakan janin
5. Menjaga rahim agar jangan sampai terkena penyakit atau infeksi.
Dalam kondisi seperti itu, insya Allah usaha pemeliharaan akan menjadikan janin
sebagai anak yang sehat jasmani dan rohaninya setelah lahir, sebagai kondisi
dasar yang sangat besar pengaruhnya bagi proses pendidikan selanjutnya.
Proses pendidikan sudah bisa dimulai semenjak anak dalam kandungan
(pranatal education). Masa ini dimulai semenjak periode konsepsi (pertemuan
sperma dan ovum). Proses ini berkembang sampai anak lahir ke dunia yang
memakan waktu lebih kurang 9 bulan 10 hari.
Proses pendidikan dilaksanakan secara tidak langsung seperti berikut:
1. Seorang ibu yang hamil harus mendo’akan anaknya, jika anak pranatal
adalah semata-mata ciptaan Allah yang maha kuasa, maka dia pulalah yang maha
kuasa membuat anak pranatal menjadi shaleh, atau sebaliknya. Jikalau demikian
halnya, maka mendo’akan anak agar dijadikannya baik dan shaleh adalah suatu
hal yang logis.
2. Seorang ibu harus selalu menjaga dirinya dengan makan makanan yang
halalan thoyyiban. Makanan yang halal lagi baik akan berpengaruh terhadap
keshalehan anak kelak. Firman Allah SWT “Dan makanlah makanan yang halal
lagi baik dari apa yang telah Allah rizqikan kepadamu dan bertaqwalah kepada
Allah yang kamu beriman kepada Nya.” (QS. Al-Maidah: 88)
3. Ikhlas mendidik anak. Setiap orang tua haruslah ikhlas dalam mendidik
anak pranatal. tidak dengan niat mendapatka pamrih atau balas jasa dari anaknya
kelak. Dengan kata lain, mendidik anak pranatal harus diniatkan beribadah,
memperhambakan diri kepada Allah SWT, serta memelihara amanah Allah SWT
4. Memenuhi kebutuhan istri. Suami harus memenuhi kebutuhan istri yang
sedang mengandung, terutama pada masa-masa awal umur kandungannya
5. Taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT melalui ibadah wajib
maupun ibadah sunnah. Ibu dan bapak yang rajin beribadah maka jiwanya
semakin bersih dan suci serta semakin dekat dengan Allah SWT. Allah SWT
adalah zat Yang Maha Suci yang tidak bisa didekati kecuali dengan jiwa yang
suci. Kesucian ibu dan bapak yang mendapat rahmat Allah akan memancar pula
pada jiwa anak dalam kandungan.
6. Kedua orang tua berakhlak mulia. Akhlak orang tua mempunyai pengaruh
yang besar dan menjadi rangsangan yang positif bagi anak dalam kandungan
menurut Zakiah Daradjat (1995 : 13), sebenarnya proses pendidikan yang
dilakukan pada masa anak dalam kandungan bukan secara langsung untuk si janin
dalam kandungan. Akan tetapi perilaku- 8 perilaku yang diamalkan oleh kedua
orangtuanya itu sangat memberi pengaruh bagi janin yang ada dalam kandungan.
Kontak psikis antara oang tua, terutama sang ibu, dengan si janin itulah
sebenarnya yang disebut dengan pendidikan pada masa anak dalam kandungan.
3. Analisis Kasus
Di Indonesi khususnya di pulau Jawa masih memegang erat tradisi dan
mitos yang diturunkan secara turun temurun, begitu pula dengan tradisi pada ibu
hamil yang telah diajarkan secara turun temurun sejak dulu. Contohnya
masyarakat sampai saat ini masih menganut paham jika setelah melahirkan
dilarang mengonsumsi makanan laut dan daging, mitosnya akan membuat ASI
berbau amis. Menurut kita sebagai tenaga kesehatan tentunya sangat disayangkan
budaya seperti itu karena sangat merugikan ibu. Karena daging dan makanan laut
adalah makanan yang kaya protein. Kita tahu bahwa protein bermanfaat bagi
pembentukan sel baru, ini akan mempermudah serta mempercepat proses
pemulihan luka jalan lahir. Peran kita sebagai bidan seharusnya kita mampu
memberikan KIE dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang
pentingnya gizi pada ibu hamil dan nifas. Diharapkan masyarakat mampu
merubah kebiasaan lama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Fatma Sylvana Dewi. 2018. Keseimbangan Fisik, Psikis, dan Spiritual
Pada Masa Kehamilan dan Persalinan. Jurnal Psikologi Islam Institut
Kesehatan Helvetia.
Diakses dari : http://jpi.api-himpsi.org/index.php/jpi/article/view/54 Pada
tanggal 18 Oktober 2018
Ikhwani, 2014. Proses Kejadian Manusia Menurut Al-Qur’an. Universitas Al-
muslim. Diakses dari :
http://jurnal.umuslim.ac.id/index.php/JIPSA/article/view/424/772 Pada
tanggal : 18 Oktober 2018
Ja’far, Suhermanto. 2013. Evolusi Embrionik Manusia Dalam Al-Quran.
Surabaya. Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis IAIN Sunan Ampel. Diakses dari :
http://mutawatir.uinsby.ac.id/index.php/Mutawatir/article/view/34 pada
tanggal 19 Oktober 2018.
Nurdin, Roswati. 2013. Manusia Dalam Sorotan Al-Quran. Jurnal Perbandingan
Mazhab dan Hukum IAIN Ambon. Diakses dari :
http://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/THK/article/viewFile/96/pdf Pada
tanggal : 19 Oktober 2018.
KEBIDANAN DALAM ISLAM
“FISIOLOGI PENCIPTAAN MANUSIA BERDASARKAN
AL-QUR’AN”
Disusun Oleh :
Mega Rachmawati
(1810104366)