Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ALQUR`AN DAN HADIST

Dosen pengampu :
Akhsanul Fikri Al Anshori, S.Ag., M.Ag.

Disusun oleh :
Jihan Syarifathun Nisa (2200008022)
Sitti Masnah (2200008008)
Vera Noer Haliza (2211008014)

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2022/2023

1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 3
A. Latar Belakang......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 4
C. Tujuan Pembahasan................................................................................................. 4
D. Manfaat Pembahasan............................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 5
A. Asal-usul penciptaan manusia................................................................................. 5
B. Hakikat manusia menurut Al-Qur`an...................................................................... 5
C. Tujuan Tuhan menciptakan manusia....................................................................... 8
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 11

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tafsir tematik ialah salah satu metode penafsiran al-quran dengan cara menghimpun
ayat-ayat alquran yang terkait dengan suatu tema tertentu dimana sekarang ini tafsir tematik
memegang peran penting karena dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
masyarakat. Persoalan-persoalan yang muncul dibelahan bumi dapat dilihat solusinya lewat
pendekatan penafsiran alquran dengan metode tematik. Penafsiran alquran dengan metode
tematik sangat meluas diera informasi dan globalisasi karena disamping disusun secara
praktis dan sistematis dengan mengikuti kronologi turunnya ayat juga dapat menjawab
tantangan zaman, karena itu dikatakan shahhih likulil zaman wa makan dengan
menyesuaikan segala tempat situasi dan kondisi.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana asal usul penciptaaan manusia?
2. Apa yang dimaksud hakikat manusia menurut al-qur`an?
3. Mengapa tuhan menciptakan manusia?

C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui asal usul penciptaan manusia
2. Untuk mengetahui hakikat manusia menurut al-qur’an
3. Untuk mengetahui alasan tuhan menciptakan manusia

D. Manfaat pembahasan
Manfaat kita mempelajari tafsir hakikat manusia yaitu agar kita tahu apa peran kita sebagai
manusia, mahkluk yang paling sempurna yang diciptakan Tuhan yang maha esa karena
manusia memiliki akal dan hikmah serta tabiat dan nafsu. Serta kita dapat mensyukuri nikmat
yang Tuhan kasih serta kita dapat mengetahui pengertian mengenai diri kita sendiri yaitu
manusia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Asal-usul penciptaan manusia


Adam a.s.  hal ini diisyaratkan Allah dalam Surah Shaad [38] ayat 71-72.
Dalam al-qur'an proses penciptaan manusia melalui beberapa fase yaitu dari tanah menjadi
lumpur,menjadi tanah liat yang dibentuk,menjadi tanah kering,kemudian Allah
SWT.meniupkan ruh kepadanya lalu terciptalah
َ‫رُوحي فَقَعُوا لَهُ َسا ِج ِدين‬
ِ ُ ‫ فَِإ َذا َس َّو ْيتُهُ َونَفَ ْخ‬. ‫ين‬
‫ت فِي ِه ِم ْن‬ ٍ ‫ق بَ َشرًا ِم ْن ِط‬ ٌ ِ‫ال َربُّكَ لِ ْل َماَل ِئ َك ِة ِإنِّي َخال‬
َ َ‫ ِإ ْذ ق‬.
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku akan
menciptakan manusia dari tanah. Maka, apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan
Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu menyungkur dengan bersujud
kepadanya.” (Q.S. Shaad [38]: 71-72.)
Dan ada juga firman Allah dalam Surah al-H{ijr [15] ayat 28-29.
ِ ‫رُوحي فَقَعُوا لَهُ َس‬
َ‫اج ِدين‬ ِ ‫ت فِي ِه ِم ْن‬ُ ‫ فَِإ َذا َس َّو ْيتُهُ َونَفَ ْخ‬. ‫ون‬
ٍ ُ‫صا ٍل ِم ْن َحمٍَإ َم ْسن‬ َ ‫ص ْل‬
َ ‫ق بَ َشرًا ِم ْن‬ ٌ ِ‫ك لِ ْل َماَل ِئ َك ِة ِإنِّي خَال‬
َ ُّ‫َوِإ ْذ قَا َل َرب‬

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,


“Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal)
dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan
kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu
kepadanya dengan bersujud.” (Q.S. al-Hijr [15]: 28-29)
Kemudian, dalam ayat lain juga disebutkan mengenai permulaan penciptaan manusia yang
berasal dari tanah.
‫ ٍة‬€َ‫ر ُمخَ لَّق‬€ِ €‫ ٍة َو َغ ْي‬€َ‫ َغ ٍة ُم َخلَّق‬€‫ض‬ ْ ‫ ٍة ثُ َّم ِم ْن ُم‬€َ‫طفَ ٍة ثُ َّم ِم ْن َعلَق‬ ْ ُ‫ب ثُ َّم ِم ْن ن‬ ِ ‫ب ِمنَ ْالبَ ْع‬
ٍ ‫ث فَِإنَّا خَ لَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن تُ َرا‬ ٍ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ِإ ْن ُك ْنتُ ْم فِي َر ْي‬
‫ َر ُّد ِإلَى‬€ ُ‫ َوفَّى َو ِم ْن ُك ْم َم ْن ي‬€ َ‫ َّد ُك ْم َو ِم ْن ُك ْم َم ْن يُت‬€ ‫لِنُبَيِّنَ لَ ُك ْم َونُقِرُّ فِي اَأْلرْ َح ِام َما نَ َشا ُء ِإلَى َأ َج ٍل ُم َس ّمًى ثُ َّم نُ ْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْفاًل ثُ َّم لِتَ ْبلُ ُغوا َأ ُش‬
‫ج‬ٍ ْ‫ ِّل زَ و‬€‫َت ِم ْن ُك‬ ْ ‫ت َوَأ ْنبَت‬ ْ َ‫ت َو َرب‬ ْ ‫ َّز‬€َ‫ا َء ا ْهت‬€‫ا ْال َم‬€َ‫ا َعلَ ْيه‬€َ‫ِإ َذا َأ ْن َز ْلن‬€َ‫ َدةً ف‬€‫ض هَا ِم‬ َ ْ‫رى اَأْلر‬€َ َ ‫َأرْ َذ ِل ْال ُع ُم ِر لِ َك ْياَل يَ ْعلَ َم ِم ْن بَ ْع ِد ِع ْل ٍم َش ْيًئا َوت‬
‫يج‬
ٍ ‫ بَ ِه‬.
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),
maka (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan
dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada
kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang
dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang
dahulunya telah diketahuinya. Dan, kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah. (Q.S. al-Hajj [22]: 5)
‫ا ثُ َّم‬€€‫ا َم لَحْ ًم‬€€َ‫وْ نَا ْال ِعظ‬€‫ا فَ َك َس‬€€‫ َغةَ ِعظَا ًم‬€‫ض‬ ْ ‫ا ْال ُم‬€€َ‫ َغةً فَ َخلَ ْقن‬€‫ض‬ ْ ‫ةَ ُم‬€َ‫طفَةَ َعلَقَةً فَخَ لَ ْقنَا ْال َعلَق‬ ْ ُّ‫ ثُ َّم َخلَ ْقنَا الن‬. ‫ار َم ِكي ٍن‬
ٍ ‫طفَةً فِي قَ َر‬ ْ ُ‫ثُ َّم َج َع ْلنَاهُ ن‬
َ‫ك هَّللا ُ َأحْ َسنُ ْالخَالِقِين‬ ‫ْأ‬
َ ‫ َأ ْن َش نَاهُ خَ ْلقًا َآخ ََر فَتَبَا َر‬.
Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-
belulang, lalu tulang-belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia

4
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka, Mahasuci-lah Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S.
al-Mu’minuun [23]: 13-14)
Penciptaan manusia yang bermula dari tanah ini tidak berarti bahwa manusia
dicetak dengan memakai bahan tanah seperti orang membuat patung dari tanah. Akan
tetapi, penciptaan manusia dari tanah tersebut bermakna simbolik, yaitu saripati yang
merupakan faktor utama dalam pembentukan jasad manusia. Penegasan Al-Qur’an yang
menyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah ini merujuk pada pengertian jasadnya. Oleh
karena itu, Al-Qur’an menyatakan bahwa kelak ketika ajal kematian manusia telah
sampai, maka jasad itu akan kembali pula ke asalnya, yaitu tanah.
Secara komprehensif, Umar Shihab memaparkan bahwa proses penciptaan
manusia terbagi ke dalam beberapa fase kehidupan sebagai berikut.
Pertama, fase awal kehidupan manusia yang berupa tanah. Kedua, saripati makanan yang
berasal dari tanah tersebut menjadi sperma atau ovum, yang disebut oleh Al-Qur’an dengan
istilah nutfah. Kelima, proses ini merupakan kelanjutan dari mudlghah. Keenam, proses
penciptaan manusia selanjutnya adalah menjadi daging.

2. Hakikat manusia menurut Al-qur'an


Hakikat artinya kebenaran, dasar, dan inti jadi hakikat adalah kebenaran dari segala
sesuatu.sedangkan manusia adalah mahluk yang diciptakan Allah, yang memiliki populasi
terbesar, mempunyai penyebaran yang sangat luas,serta otak yang kompleks. Menurut Al-
qur'an manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Hakikat manusia adalah mahluk yang
diciptakan Allah swt yang mempunyai kebenaran atas dirinya sendiri maksudnya mahluk
yang memiliki sifat rasional yang dapat bertanggung jawab atas tingkah laku/perbuatannya.
Ada beberapa istilah dalam Al-qur'an
1) Al-naas(‫) الناس‬
Kata naas merujuk sebagai mahluk sosial artinya manusia sebagai mahluk sosial. An-
Naas bentuk jamak dari al-ins seperti dalam surat An-Naas ayat 1, dalam Al-qur'an biasanya
untuk menyatakan adanya sekelompok orang atau masyarakat yang memiliki banyak aktifitas
dalam kehidupannya. Manusia disebut mahluk kolektif berdasarkan fitrah, nah karena itu
tuhan memerintahkan manusia untuk mengenal satu sama lain. Sebagaimana firman Allah
dalam surat Al-Hujurat ayat 13

ٞ ِ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلنَّاسُ ِإنَّا َخلَ ۡق ٰنَ ُكم ِّمن َذ َك ٖر َوُأنثَ ٰى َو َج َع ۡل ٰنَ ُكمۡ ُشعُوبٗ ا َوقَبَٓاِئ َل لِتَ َعا َرفُ ٓو ۚ ْا ِإ َّن َأ ۡك َر َم ُكمۡ ِعن َد ٱهَّلل ِ َأ ۡتقَ ٰى ُكمۡۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َعلِي ٌم خَ ب‬
١٣ ‫ير‬
Artinya : ” Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.”

5
Secara fitrah manusia adalah mahluk yang baik namun karena hidupnya dipengaruhi
manusia lain,lingkungan sekitar,bahkan zaman.
Dan dipertegas oleh hadis Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
 “Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah]
telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhri] dia berkata; Telah mengabarkan
kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini)
melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan
membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi -sebagaimana hewan yang dilahirkan
dalam keadaan selamat tanpa cacat. Maka, apakah kalian merasakan adanya cacat? '
kemudian beliau membaca firman Allah yang berbunyi: '…tetaplah atas fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah.'
(QS. Ar Ruum (30): 30).]

2) Al-Basyar (‫)بشر‬
Al-Basyar dalam Al-quran menunjuk manusia dari lahirnya serta persamaan dengan
manusia seluruhnya. Lahir kata yang sama yaitu basyarah yang berarti kulit. Manusia disebut
bahasa Arab karena memiliki kulit berbeda dengan kulit binatang lainnya secara etimologi
Al-Basyar Berarti kulit kepala wajah atau tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut.
Dalam Q.S Al-kahfi(18):110 Allah SWT berfirman

ْ ‫يَ ۡرج‬  َ‫ ۖد فَ َمن َكان‬ٞ ‫ ٰ َو ِح‬ٞ‫ي َأنَّ َمٓا ِإ ٰلَهُ ُكمۡ ِإ ٰلَه‬
َ ٰ ‫ُوا لِقَٓا َء َربِِّۦه فَ ۡليَ ۡع َم ۡل َع َماٗل‬
‫ ۢ َدا‬€‫صلِ ٗحا َواَل ي ُۡش ِر ۡك بِ ِعبَا َد ِة َربِّ ِٓۦه َأ َح‬ َّ َ‫ر ِّم ۡثلُ ُكمۡ يُو َح ٰ ٓى ِإل‬ٞ ‫قُ ۡل ِإنَّ َمٓا َأن َ۠ا بَ َش‬
٠

Artinya : “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh
dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya"

Dalam konsep Al-basyar Manusia adalah makhluk jasmaniah yang secara umum
terikat kepada kaidah-kaidah umum dari kehidupan. Makhluk biologis seperti berkembang
biak mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam mencapai tingkat kematangan dan
kedewasaan, memerlukan makanan untuk hidup, memerlukan pasangan untuk melanjutkan

6
keturunan dorongan mempertahankan diri. Segala pemenuhan kebutuhan manusia telah diatur
oleh penciptanya Karena manusia juga sebagai makhluk ciptaanNya. Oleh karena itu
diharapkan manusia akan selalu berada dalam kondisi kehidupan yang selamat. Al-quran
mengatur peran manusia selaku makhluk biologis ciptaan Allah dengan adanya hukum tata
aturan di dalamnya agar kehidupan manusia berjalan secara harmonis dan terarah.

3) Al-insaan(‫) االنسان‬
Al Insan terbentuk dari kata nasiah yang berarti lupa Manusia adalah makhluk yang
memiliki sifat pelupa kata Al Insan mengacu pada kemampuan yang dianugerahkan Allah
kepada manusia. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Mu'minun 12-17

‫ا‬€€َ‫ضغ َٗة فَخَ لَ ۡقن‬ۡ ‫ ثُ َّم خَ لَ ۡقنَا ٱلنُّ ۡطفَةَ َعلَقَ ٗة فَ َخلَ ۡقنَا ۡٱل َعلَقَةَ ُم‬١٣ ‫ين‬ ۡ ٰۡ ٰ
ٖ ‫ار َّم ِك‬ ٖ ‫ ثُ َّم َج َعلنَهُ نُطفَ ٗة فِي قَ َر‬ ١٢ ‫ين‬ ٖ ‫َولَقَ ۡد خَ لَ ۡقنَا ٱِإۡل ن ٰ َسنَ ِمن ُسلَلَ ٖة ِّمن ِط‬
َ ‫ض َغةَ ِع ٰظَ ٗما فَ َك َس ۡونَا ۡٱل ِع ٰظَ َم لَ ۡح ٗما ثُ َّم َأن َش ۡأ ٰنَهُ خَ ۡلقًا َءا َخ ۚ َر فَتَبَا َر‬
ۡ‫ ثُ َّم ِإنَّ ُكم‬ ١٥ َ‫ون‬€ُ‫كَ لَ َميِّت‬€ِ‫ َد ٰ َذل‬€‫ ثُ َّم ِإنَّ ُكم بَ ۡع‬١٤ َ‫نُ ۡٱل ٰخَ لِقِين‬€‫ك ٱهَّلل ُ َأ ۡح َس‬ ۡ ‫ۡٱل ُم‬
١٧ َ‫ق ٰ َغفِلِين‬ ۡ ۡ
ِ ‫ق َو َما ُكنَّا ع َِن ٱل َخل‬ َ ‫ َولَقَ ۡد َخلَ ۡقنَا فَ ۡوقَ ُكمۡ َس ۡب َع‬١٦ َ‫يَ ۡو َم ۡٱلقِ ٰيَ َم ِة تُ ۡب َعثُون‬
َ ‫ط َرٓاِئ‬
Artinya :
“12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah
13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim)
14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik
15. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati
16. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat
17. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah
langit); dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami).”
Selain terminologi manusia dalam konsep kata Al Insan menunjuk pada manusia dengan
segala totalitas, aspek kemanusiaannya yang berpotensi untuk terus tumbuh dan berkembang,
maka manusia memiliki totalitas diantaranya fisik, akal, hati, dan ruh.
 
4) Bani Adam
Manusia disebut Bani Adam untuk menunjukkan bahwa seluruh manusia adalah anak
dari manusia pertama ciptaan Allah yaitu Adam hal ini disebutkan dalam Q.S Al-a'raf 7:172

7
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ۤ
ُ ‫ك ِم ۢ ْن بَنِ ۤ ْي ٰا َد َم ِم ْن ظُهُوْ ِر ِه ْم ُذ ِّريَّتَهُ ْم َو اَ ْشهَ َدهُ ْم ع َٰلى اَ ْنفُ ِس ِه ْم ۚ اَلَس‬
‫وْ َم‬€€َ‫وْ ا ي‬€€ُ‫ ِه ْدنَا  ۛ  اَ ْن تَقُوْ ل‬€‫وْ ا بَ ٰلى  ۛ  َش‬€€ُ‫ا ل‬€€َ‫ْت بِ َربِّ ُك ْم ۗ ق‬ َ ُّ‫َو اِ ْذ اَ َخ َذ َرب‬
ْ
َ‫ القِ ٰي َم ِة اِنَّا ُكنَّا ع َْن ٰه َذا ٰغفِلِ ْين‬

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak
cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya
berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami),
kami bersaksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak
mengatakan, "Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini,"

Kata Bani Adam ditekankan pada aspek amaliah manusia untuk mengarahkan
aktivitas kehidupan manusia.

3. Tujuan Tuhan menciptakan manusia


Manusia dicitakan Allah SWT dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Dalam QS. Tin
(95):4 yang berbunyi
‫ لَقَ ْد خَ لَ ْقنَا ااْل ِ ْن َسا نَ فِ ۤ ْي اَحْ َس ِن تَ ْق ِوي ٍْم‬
“Sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.
Manusia adalah makhluk pilihan yang dimuliakan oleh Allah SWT dari makhluk ciptaan-
Nya yang lainnya. Islam menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia yang
berasal dari tanah, kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya
menjadi makhluk Allah SWT yang memiliki berbagai kemampuan.
a) Tujuan Allah menciptakan manusia yang utama adalah untuk beribadah kepada Allah
SWT. Sesuai dengan QS. Adz-Zariyat:56
َ ‫ت ْال ِج َّن َوا اْل ِ ْن‬
‫س اِاَّل لِيَ ْعبُ ُدوْ ِن‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-
Ku."
Dalam QS. Adz-Zariyat:56 Allah berfirman dia menciptakan manusia dan jin semata-
mata agar mereka beribadah kepada-Nya. Allah menciptakan manusia bukan hanya
untuk makan, minum, tidur, maupun bekerja melainkan untuk melengkapi bumi ini
dan beribadah kepada-Nya.
b) Allah juga menciptakan manusia sebagai khalifah atau pengurus bumi. Khalifah

8
c) adalah hamba Allah yang ditugaskan untuk menjaga kemaslahatan dan kesejahteraan
dunia. Hal ini tertuang pada QS. Al-An`am:165
َ َّ‫ت لِّيَ ْبلُ َو ُك ْم فِ ْي َم ۤا ٰا ٰتٮ ُك ْم ۗ اِ َّن َرب‬ ٰٓ
 ۖ ‫ب‬ ِ ‫ا‬€€َ‫ك َس ِر ْي ُع ْال ِعق‬ ٍ ‫ْض َد َر ٰج‬ َ ْ‫ض ُك ْم فَو‬
ٍ ‫ق بَع‬ ِ ْ‫َوه َُو الَّ ِذيْ َج َعلَـ ُك ْم خَ لِئفَ ااْل َ ر‬
َ ‫ض َو َرفَ َع بَ ْع‬
ِ ‫َواِ نَّهٗ لَـ َغفُوْ ٌر ر‬
‫َّح ْي ٌم‬
"Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di Bumi dan Dia
mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas
(karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat
memberi hukuman, dan sungguh Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang."
d) Allah menciptkan manusia juga untuk mengamban amanah. Tujuan ini merupakan
kesanggupan manusia beban taklif yang diberikan Allah SWT. Tujuan ini agar
mendidik orang-orang agar selalu menjaga amanah dan mematuhi perintah
QS. Al-Anzab:72
ٗ‫ا نُ  ۗ اِنَّه‬€‫ا ااْل ِ ْن َس‬€€َ‫ا َو َح َملَه‬€€َ‫ض َوا ْل ِجبَا ِل فَا َ بَ ْينَ اَ ْن يَّحْ ِم ْلنَهَا َواَ ْشفَ ْقنَ ِم ْنه‬
ِ ْ‫ت َوا اْل َ ر‬
ِ ‫اِنَّا َع َرضْ نَا ااْل َ َما نَةَ َعلَى السَّمٰ ٰو‬
‫  َكا نَ ظَلُوْ ًما َجهُوْ اًل‬
"Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-
gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir
tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh,"
e) Allah menciptakan manusia adalah agar manusia mngetahui maha kuasanya Allah
SWT. Ini mencakup pemahaman bahwa seluruh alam semesta, termasuk bumi, tata
surya, dan seisinya terbentuk atas kuasa Allah SWT.
QS. At-Thalaq:12
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ َ َ‫هّٰللَا ُ الَّ ِذيْ خَ ل‬
َ ‫ ِد ْي ٌر ۙ  َّواَ َّن‬€َ‫ ْي ٍء ق‬€‫لِّ َش‬€€‫ض ِم ْثلَه َُّن ۗ يَتَنَ َّز ُل ااْل َ ْم ُر بَ ْينَه َُّن لِتَ ْعلَ ُم ۤوْ ا اَ َّن َ ع َٰلى ُك‬
ِ ْ‫ت َّو ِمنَ ااْل َ ر‬
ٍ ‫ق َس ْب َع َسمٰ ٰو‬
‫ط بِ ُكلِّ َش ْي ٍء ِع ْل ًم‬
َ ‫قَ ْد اَ َحا‬
"Allah yang menciptakan tujuh langit dan dari (penciptaan) bumi juga serupa.
Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu, dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling
sempurna yang diciptakan oleh Allah swt.dibandingkan dengan makhluk yang
lainnya,termasuk diantaranya malaikat,iblis, binatang, dan sebagainnya.karena manusia
diberikan akal untuk memilih kebebasan yang diberikan oleh Allah yaitu bisa mematuhi
perintahnya ataupun tidak bisa mematuhi perintahnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Astuti Fuji Novi,2021. " tujuan manusia diciptakan menurut Islam",


https://m.merdeka.com/jabar/ketahui-tujuan-manusia-diciptakan-menurut-islam-berikut-
penjelasannya-kln.html?page=2 diakses pada 20 Oktober 2021 pukul 15.50.

Afrika, 2018. _"Hakikat manusia menurut presepektif


Al-qur'an",_https://www.researchgate.net/publication/334678263_Hakikat_Manusia_dalam_
Perspektif_Al-Quran, diakses pada 21 Oktober 2022 pukul 14.20.

Siregar Eliana, 2017. "hakikat manusia", vol. 20 No. 2.

Rahmawati,2016. "tujuan Allah menciptakan manusia" fkip.unsyiah.ac.id


http://www.fkip.unsyiah.ac.id › tuju...
Tujuan Allah Menciptakan Manusia - FKIP Unsyiah. diakses pada tanggal 18 Oktober
2022,pukul 12.30.

11

Anda mungkin juga menyukai