Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1

NIM : 050131512
NAMA : MEUTIA CHAIRUNNISA
MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Jawaban :

1. Dua bentuk ibadah :


a. Ibadah Madhlah
Dalam bahasa Arab, mahdhah artinya murni dan tidak tercampur dengan apa pun.
Ibadah mahdhah adalah segala bentuk amalan yang pelaksanaannya (syarat, rukun, dan
tata caranya) sudah ditetapkan oleh nas Al-Quran atau hadis. Contoh : solat, zakat,
puasa, qurban, dsb.
b. Ibadah Ghairu Madhlah
Ghairu mahdhah artinya yang tidak murni atau sudah tercampur dengan hal lain. Ibadah
ghairu mahdhah ialah segala amalan yang diizinkan oleh Allah yang tata cara dan
perincian-perinciannya tidak ditetapkan dengan jelas, namun bisa menjadi ibadah
karena ada niat ikhlas dari muslim bersangkutan. Contoh : silaturahmi, menjenguk
orang sakit, bekerja, mencari ilmu, membangun masjid, dsb.

2. Asal mula penciptaan manusia dijelaskan dalam ayat ayat Al-Quran. Disebutkan bahwa :

Allah menciptakan manusia dari air (Q.S Al-Furqon(25):54)

‫ص ْه ًرا َو َكانَ َرب َُّك قَ ِدي ًْرا‬ َ َ‫ِي َخلَقَ ِمنَ ْال َم ۤا ِء بَش ًَرا فَ َجعَلَه ن‬
ِ ‫سبًا َّو‬ ْ ‫َو ُه َو الَّذ‬ 54

54. Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (mempunyai)
keturunan dan musaharah dan Tuhanmu adalah Mahakuasa.

Manusia diciptakan dari tanah liat (Q.S al-An’am (6):2)

َ‫س ًّمى ِع ْن َده ث ُ َّم ا َ ْنت ُ ْم ت َ ْمت َ ُر ْون‬ ٰٓ َ‫ِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن ِطيْن ث ُ َّم ق‬
َ ‫ضى ا َ َج ًل َوا َ َجل ُّم‬ ْ ‫ُه َو الَّذ‬ 2

2. Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menetapkan ajal (kematianmu), dan
batas waktu tertentu yang hanya diketahui oleh-Nya. Namun demikian kamu masih meragukannya

dengan beragam tanah seperti tin(Q.S al-Mu’minun (23): 12),

‫سللَة ِم ْن ِطيْن‬ ِ ْ ‫ۚ َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا‬12


َ ‫اْل ْن‬
ُ ‫سانَ ِم ْن‬
12. Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.
tanah liat kering dari lumpur hitam (Q.S al-Hijr (15):26),

َ ‫ص ْل‬
‫صال ِم ْن َح َما َّم ْسنُ ْو ۚن‬ ِ ْ ‫َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا‬
َ ‫اْل ْن‬
َ ‫سانَ ِم ْن‬ 26

26. Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur
hitam yang diberi bentuk.

dan tanah kering seperti tembikar (Q.S ar-Rahman (55):14).

ِ ‫صال َك ْالفَ َّخ‬


‫ار‬ َ ‫ص ْل‬ ِ ْ َ‫ َخلَق‬14
َ ‫اْل ْن‬
َ ‫سانَ ِم ْن‬
14. Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,

Kemudian generasi setelah Nabi Adam proses penciptaannya melalui reproduksi


sebagaimana terdapat dalam (Q.S al-Hajj (22):5) dan (Q.S al-Mu’minun (23):13-14),

‫طفَة ث ُ َّم ِم ْن‬ ْ ُّ‫ث فَ ِانَّا َخلَ ْقن ُك ْم ِم ْن ت ُ َراب ث ُ َّم ِم ْن ن‬ ِ ‫اس ا ِْن ُك ْنت ُ ْم فِ ْي َريْب ِمنَ ْالبَ ْع‬ ُ َّ‫ٰٓياَيُّ َها الن‬
‫غي ِْر ُمخَلَّقَة ِلنُ َب ِينَ لَ ُك ْم َونُ ِق ُّر ِفى ْاْلَ ْر َح ِام َما نَش َۤا ُء ا ِٰٓلى‬ َ ‫ضغَة ُّمخَلَّقَة َّو‬ ْ ‫علَقَة ث ُ َّم ِم ْن ُّم‬ َ
ُ َ ‫س ًّمى ث ُ َّم نُ ْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْف ًل ث ُ َّم ِلت َ ْبلُغُ ْٰٓوا ا‬
‫ش َّد ُك ۚ ْم َو ِم ْن ُك ْم َّم ْن يُّت َ َوفّٰى َو ِم ْن ُك ْم َّم ْن‬ َ ‫ا َ َجل ُّم‬
‫َام َدة ً فَ ِاذَآٰ ا َ ْنزَ ْلنَا‬
ِ ‫ضه‬ َ ‫شيْـًٔا َوت َ َرى ْاْلَ ْر‬ َ ‫ي َُّر ُّد ا ِٰٓلى ا َ ْرذَ ِل ْالعُ ُم ِر ِل َكي َْل يَ ْعلَ َم ِم ْن َب ْع ِد ِع ْلم‬
‫ت ِم ْن ُك ِل زَ ْوج َب ِهيْج‬ ْ َ ‫ت َوا َ ْن َبت‬ ْ ‫ت َو َر َب‬ ْ ‫علَ ْي َها ْال َم ۤا َء ا ْهت َ َّز‬
َ 5
5. Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah
menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami
jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu
yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan
(ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak
mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian
apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan
menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah. (Q.S al-Hajj (23):5)

ْ ُ‫ ث ُ َّم َج َع ْلنهُ ن‬1ۖ 3


‫طفَةً ِف ْي قَ َرار َّم ِكيْن‬
13. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
(Q.S al-Mu’minum (23):13)
‫س ْونَا ْال ِعظ َم‬
َ ‫ضغَةَ ِعظ ًما فَ َك‬ْ ‫ضغَةً فَ َخلَ ْقنَا ْال ُم‬ ْ ‫علَقَةً فَ َخلَ ْقنَا ْال َعلَقَةَ ُم‬
َ َ‫طفَة‬ْ ُّ‫ث ُ َّم َخلَ ْقنَا الن‬
َ‫س ُن ْالخَا ِل ِقيْن‬
َ ْ‫ّللاُ اَح‬
ّٰ ‫ار َك‬َ ‫ لَحْ ًما ث ُ َّم ا َ ْنشَأْنهُ خ َْلقًا اخ ََر فَت َ َب‬14
14. Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang
(berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik. Q.S al-Mu’minum (23):14)

kemudian disempurnakan dengan peniupan ruh (Q.S Shad (38): 72)

َ‫س َّو ْيتُه َونَفَ ْختُ فِ ْي ِه ِم ْن ُّر ْو ِح ْي فَقَعُ ْوا لَه س ِج ِديْن‬
َ ‫فَ ِاذَا‬72
72. Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku
kepadanya; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya. (Q.S Shad (38):14)

dan pada akhirnya menjadi manusia terbaik dengan penciptaan yang sempurna
(Q.S at-Tin (95):4)

‫س ِن ت َ ْق ِوي ْۖم‬ ِ ْ ‫قَ ْد َخلَ ْقنَا‬4


َ ‫اْل ْن‬
َ ‫سانَ فِ ْٰٓي ا َ ْح‬
4. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (Q.S at-Tin
(95):4)
3. Istilah manusai dalam Al-Quran

a. Basyar, adalah gambaran manusai secara materi, yang dapat dilihat, memakan sesuatu,
berjalan, dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia dalam
pengertian ini terdaoat dalam Al-Quran sebanyak 35 kali di berbagai surat. Dari
pengertian-pengertian tersebut, 25 kali di antaranya berbicara tentang “kemanusiaan”
para rasul dan nabi, 13 ayat di antaranya menggambarkan polemik para rasul dan nabi
dengan orang-orang kafir yang isinya keengganan orang-orang kafir terhadap apa yang
dibawa para rasul dan nabi, karena menurut mereka para rasul itu adalah manusia
seperti mereka juga.
b. An-Naas, disebutkan dalam Al-Quran sebanyak 240 kali dengan keterangan jelas
menunjukan pada kumpulan, yaitu seluruh umat manusia sebagai keturunan Nabi
Adam AS. Salah satunya terdapat pada Surat Al-Hujuraat (49): 13.
c. Insan dan Al-Ins. Kata Al-Ins senantiasa dipertentangkan dengan kata Al-Jinn, yakni
sejenis makhluk yang hidup diluar alam manusia. Sedangkan kata al-insan
mengandung pengertian makhluk mukallaf (ciptaan tuhan yang dibebani tanggung
jawab), pengemban amanah dan khalifah Allah di atas bumi. Sebutan al-insan dalam
pengertian ini didapati pada 65 tempat dalam Al-Quran, menunjukan keistimewaan dan
ciri-ciri dalam pengertian al-insan. Salah satunya terdapat pada QS Al-‘Alaq (96):1-5.

4. Dalam merealisasikan peran yang hendak dilakukan oleh seorang khaliafh, ada beberapa
hal yang perlu ditempuh yaitu :
a. Memahami nilai
Mengenal nilai yang diajarkan Allah menjadi prasyarat menjadi khalifah. Tuntutan
mempelajari ilmu (wahyu) Allah merupakan kewajiban paling pertama sebelum
kewajiban-kewajiban lainnya.
b. Pengembangan nilai
Dikemukakan dalam hadis bahwa orang yang paling baik adalah yang belajar dan
mengajarkan Al-Quran. Perintah untuk mengembangkan nilai-nilai ilahiah ditegaskan
oleh Nabi dalam sabdanya “Sampaikan (informasi) dari saya ini, walaupun hanya satu
ayat.” Mengenai ilmu yang hendaknya diajarkan atau didakwahkan adalah ilmu Allah.
c. Membudayakan nilai-nilai Ilahilah
Ilmu Allah yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain,
akan tetapi yang utama dan pertama adalah untuk diri sendiri, keluarganya, kemudian
teman dekat, dan baru orang lain (masyarakat). Wujud pembudayaan ilmu Allah ialah
tercapainya pola hidup dan situasi kehidupan sebagaimana yang dicontohkan Nabi.
5. Prinsip menegakkan masyarakat dan sejahtera :
a. Keadilan, berisfat fitrah yang harus ditegakkan oleh setiap individu sebagai
pengejewantahan dan perjanjian primordial dimana manusia mengakui Allah sebagai
tuhannya. Dalam Al-Quran disebut keadilan sebagai hukum keseimbangan yang
menjadi hukum jagat raya. Keadilan juga merupakan sikap yang paling dekat dengan
takwa.
b. Supremasi hukum, merupakah amanah yang diperintahkan untuk dilaksanakann
kepada yang berhak. Dalam usaha mewujudkan supremasi hukum kita harus
menetapkan hukum kepada siapa pun tanpa pandang bulu, bahkan kepada orang yang
membenci kita.
c. Egalitarisme (persamaan), tidak mengenal sistem dinasti genologis. Artinya adalah
masyarakat madani tidak melihat keutamaan atas dasar keturunan, ras, etnis, dll,
melaikan atas prestasi.
d. Pluralisme, sikap dimana kemajemukan merupakan sesuatu yan harus diterima
sebagai bagian dari realita obyektif. Prulalisme yang dimaksud tidak sebatas mengakui
bahwa masyarakat itu prural melainkan juga harus disertai dengan sikap yang tulus
bahwa keberagaman merupakan bagian dari karunia Allah dan rahmat-Nya. Kesadaran
in diwujudkan untuk bersikap toleran dna saling menghormati diantara sesama anggota
yang berbeda baik dalam etnis, suku bangsa, maupun agama.
e. Pengawasan sosial, baik secara individu maupun lembaga merupakan suatu
keharusan. Namun tetap harus didasarkan atas prinsip fitrah manusia sehingga
senantiasa bersikap husni al-dzan. Pengawasan harus berdiri atas dasar asas-asas tidak
bersalah sebelum terbukti sebaliknya.
Sumber referensi :

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5795266/pengertian-ibadah-mahdhah-dan-
perbedaannya-dengan-ghairu-mahdhah diakses pada 17 Oktober 2023

https://tirto.id/ibadah-mahdhah-dan-ghairu-mahdhah-pengertian-beserta-contohnya-gsrn diakses
pada 17 Oktober 2023

https://www.laduni.id/post/read/81034/pengertian-ibadah-mahdhah-dan-ghairu-mahdhah diakses
pada 17 Oktober 2023

Fitriana dkk. (2021). Proses Penciptaan Manusia Perspektif Al-Qur’an dan Kontekstualitasnya
dengan Ilmu Pengetahuan Sains: Kajian Kesehatan Reproduksi. Jurnal Riset Agama, 1(3), 8.

BMP MKDU4221 Modul 2 Halaman 2.32-2.34

BMP MKDU4221 Modul 2 Halaman 2.40-2.41

BMP MKDU4221 Modul 3 Halaman 3.10-3.14

Anda mungkin juga menyukai