Konsepsi manusia dalam Al-Quran terbagi menjadi 4, yaitu : Al-Basyar (biologis), Al-
Insan (Holistis/fisik dan psikis), Al-Nas (Sosiologis), Bani Adam (Geneologis). Al-basyar
memiliki makna bahwa manusia adalah makhluk hidup (biotik) yang memiliki ciri lahiriah
seperti bergerak menempati ruang dan waktu, memerlukan nutrisi, melakukan respirasi, tumbuh
dan berkembang biak. Dalam Q.S Rum ayat 20 Allah SWT. berfirman :
ُ هَّلِل ِ ِإ ْن ُك ْنتُ ْم ِإيَّاهZت َما َر َز ْقنَا ُك ْم َوا ْش ُكرُوا َ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ
ِ ين آ َمنُوا ُكلُوا ِم ْن طَيِّبَا
َ ﴾تَ ْعبُ ُد
١٧٢ ﴿ ون
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang
Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-
Nya kamu menyembah.”
ٍ يل َم ْن ۜ َرا
٢٧ ﴿ ق َ ِ﴾ َوق
Artinya : “Sekali-kali jangan. Apabila napas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke
kerongkongan,”
Al-Insan memiliki arti bahwa manusia memiliki tubuh secara fisik dan jiwa/ruh serta aqal/qalbu
secara abstrak. Hal ini tertulis dalam Q.S Al-Anbiya’ ayat 91:
ت فَرْ َجهَا فَنَفَ ْخنَا فِ ْيهَا ِم ْن رُّ ْو ِحنَا َو َج َع ْل ٰنهَا َوا ْبنَهَٓا ٰايَةً لِّ ْل ٰعلَ ِمي َْن َ َْوالَّتِ ْٓي اَح
ْ َ صن
Terjemah :
“Dan (ingatlah kisah Maryam) yang memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan (roh) dari
Kami ke dalam (tubuh)nya; Kami jadikan dia dan anaknya sebagai tanda (kebesaran Allah)
bagi seluruh alam.”
Al-Nas mempunyai arti manusia adalah makhluk yang diciptakan untuk berinteraksi dengan
manusia lainnya selama hidupnya. Sesuai dengan firman Allah SWT. dalam Q.S Al Hujurat ayat
13 :
ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشع ُْوبًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َعا َرفُ ْوا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد
هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخبِ ْي ٌر
Terjemahan:
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu
saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha teliti.”
Bani Adam bermakna bahwa seluruh manusia yang telah ada di bumi berasal dari keturunan
(gen) Nabi Adam AS.
Asal-usul penciptaan manusia pertama dalam Al-Qur’an yaitu pada penciptaan Nabi Adam .AS
(Primordial) yang meliputi tahap pertama yaitu Tin (tanah&air),
ك قَ ِد ْيرًا
َ ُّان َرب ِ ق ِم َن ْال َم ۤا ِء بَ َشرًا فَ َج َعلَهٗ نَ َسبًا َّو
َ ص ْهر ًۗا َو َك َ ََوهُ َو الَّ ِذيْ َخل
Terjemahan :
“Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (mempunyai)
keturunan dan musaharah dan Tuhanmu adalah Mahakuasa.”
Tahap ketiga yaitu : Sulalatin Min Tin (Saripati berasal dari tanah bersih), tercantun dalam
firman Allah SWT.
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam AS.) dari saripati (berasal) dari
tanah”.( Q.S Al-mu’minun 23:12)
Tahap keempat Hamain Masnun (tanah berbau), dapat diartikan kulit ari manusia yang selalu
mengelupas (daki) dan tahap terakhir Salsalin kalfakhkhar (tanah keras)
Kemudian penciptaan anak-anak Nabi Adam AS. Dan Siti Hawa (Biologis) yang menjadi cikal
bakal manusia modern dibumi.
“Kemudian Kami menjadikannya air mani (nuftah) (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim).” (Q.S Al-Mu’minun 23:13)
ْال ُمضْ َغةَ ِع ٰظ ًما فَ َك َس ْونَا ْال ِع ٰظ َم لَحْ ًما ثُ َّمZطفَةَ َعلَقَةً فَ َخلَ ْقنَا ْال َعلَقَةَ ُمضْ َغةً فَ َخلَ ْقنَا ْ ُّثُ َّم َخلَ ْقنَا الن
ك هّٰللا ُ اَحْ َس ُن ْال َخالِقِي ۗ َْن َ َاَ ْن َشْأ ٰنهُ َخ ْلقًا ٰا َخ ۗ َر فَتَب
َ ار
Terjemah :
“Kemudian, air mani (nuftah) itu Kami jadikan sesuatu yang melekat (di dinding rahim), lalu
sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami
menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.”
Sementara unsur psikis meliputi ruh, hawa, qalb, dan aqal. Ruh/ nafs adalah sesuatu
yang menghubungkan kita kepada Allah. Keadaan nafs/jiwa manusia cenderung tidak stabil
karena disuatu kesempatan bisa mengarah kekondisi yang fitrah/ berperilaku sesuai perintah
Allah SWT. dan di lain kesempatan bisa mengarah ke kecenderungan hawa jazad/ berperilaku
seperti hewan. Al-Nafs ammarah adalah nafs dengan tingkatan paling rendah/buruk yang selalu
menyuruh kepada perbuatan terburuk dan tercela. Al-Nafs al-Lawwamah adalah nafsu penentu
apakah akan berbuat maksiat atau terpuji. Al-Nafs Muthmainnah adalah jiwa yang telah yakin
kepada perkara yang hak dan tidak ada lagi perasaan yang syak (ragu, bimbang) akan ketentuan
syari’at, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh hawa nafsu. Al-Nafs Mulhamah adalah jiwa
yang berkeinginan untuk belajar lebih jauh tentang agama. Al-Nafs radhiyah adalah jiwa tanpa
pamrih, ikhlas dan rela, qanaah, puas, zuhud. Al-Nafs mardiyah adalah jiwa yang direstui dan
selalu mencari ridha Allah dengan melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Al-Nafs Kamilah
adalah nafs tingkatan tertinggi/mulia karena seolah-olah telah menyatu dengan sang khaliq.
Aqal merupakan manisfetasi pikiran yang berasal dari otak, sedangkan qalbu adalah
manisfetasi perasaan yang berasal dari jantung, hati, dan paru-paru. Ketika menghapi suatu hal
keduanya saling berkerja sama dimana aqal berguna untuk memikirkan keputusan berdasarkan
kerasionalan dan qalbu menilai apakah keputusan tersebut adalah baik/buruk berdasarkan intuisi
hati nurani. Tugas manusia hidup didunia ini tidak lain dan tidak bukan sama seperti ciptaan
Allah SWT. lainnya yaitu untuk beribadah kepada-Nya. Hal ini tercantum pada Q.S Az-Zariyat
51:56
Selain itu, ada satu tugas yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya yaitu menjadi
khalifah sementara dimuka bumi ini dengan tetap mengikuti aturan Allah SWT. Sesuai dengan
fiman-Nya dalam Q.S Al-Baqarah ayat 30 :
ٰۤ ْ
ض َخلِ ْيفَةً ۗ قَالُ ْٓوا اَتَجْ َع ُل فِ ْيهَا َم ْن يُّ ْف ِس ُد فِ ْيهَاِ ْر َ اْل ا ى ِ ف ل
ٌ اع
ِ ج
َ ي ْ ِّ ن ِا ة
ِ َ
ك ى َ ََواِ ْذ ق
ِٕ ال َرب َُّك لِل َم
ل
ال اِنِّ ْٓي اَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُم ْو َن
َ َك ۗ ق َ َك َونُقَ ِّدسُ ل َ ك ال ِّد َم ۤا ۚ َء َونَحْ ُن نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِدُ َِويَ ْسف
Terjemahan :
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan
khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak
dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-
Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.””
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung;
tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan
melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat
zalim dan sangat bodoh,”
Dengan potensi yang dianugerahkan oleh Allah SWT.Dia memberikan pilihan kepada manusia 2
pilihan, yaitu menjadi orang yang beriman/ kafir. Dalam Q.S Al-Baqarah 2:256 Allah SWT.
berfirman :
“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan)
antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan
beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat
yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
Sebagai hamba yang mawas diri hendaknya kita memilih jalan menuju ketaqwaan, bukan jalan
keburukan karena kita akan mendapat konsekuensinya.
ال َحبَّ ٍة ِّم ْن َخرْ َد ٍل َ ظلَ ُم نَ ْفسٌ َش ْيـ ًۗٔا َواِ ْن َك
َ َان ِم ْثق ْ ُازي َْن ْالقِ ْسطَ لِيَ ْو ِم ْالقِ ٰي َم ِة فَاَل ت
ِ ض ُع ْال َم َو
َ ََون
ِ اَتَ ْينَا بِهَ ۗا َو َك ٰفى بِنَا َح
اسبِي َْن
Terjemah :
“Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun
dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya
(pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan.” (Q.S Al-Anbiya 21:47)