Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber ajaran Islam adalah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau
pedoman syariat islam. Agama Islam bersumber dari Al-Qur’an yang memuat
wahyu Allah dan Hadist yang memuat sunnah Rasulullah. Al-Qur’an dan
Hadits ini menjadi rahmat, umumnya bagi semesta alam dan khususnya bagi
manusia.
Dalam berbagai ayat Al-Qur’an dan Hadits banyak memperbincangkan
tentang manusia dan rahasia kehidupannya dalam segala aspek yang berkaitan
dengannya. Misalnya, tentang penciptaan manusia, kejiwaan manusia, tujuan
hidup manusia, dan lain sebagainya. Sebagai keutamaan dari kitab suci Al-
Qur’an dan Hadits Nabi, kebenaran dari setiap kata dan kalimat yang terdapat
di dalamnya, dapat dibuktikan secara ilmiah.
Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta.
Setelah menciptakan bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak untuk
menciptakan makhluk lain yang nantinya akan dipercaya menghuni dan
memelihara bumi sebagai tempat tinggalnya. Manusia hakikatnya adalah
makhluk ciptaan Allah SWT. Pada diri manusia terdapat perpaduan antara sifat
ketuhanan dan sifat kemakhlukan. Dalam pandangan Islam, sebagai makhluk
ciptaan Allah SWT manusia memiliki tugas tertentu dalam menjalankan
kehidupannya di dunia ini. Untuk menjalankan tugasnya manusia dikaruniakan
akal dan pikiran oleh Allah SWT. Akal dan pikiran tersebut yang akan
menuntun manusia dalam menjalankan perannya. Dalam hidup di dunia,
manusia diberi tugas kekhalifahan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di
muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam. Penciptaan manusia
juga tak lepas atas izin dan peran Allah SWT. Yang menjadikan manusia
sebagai makhluk yang paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan dibandingkan
makhluk-makhluk-Nya yang lain agar taat dan bertaqwa kepada Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
 Bagaimana Penciptaan Manusia Menurut Ayat Al-Quran?
 Bagaimana Penciptaan Manusia Menurut Hadits
 Bagaimana Proses Penciptaan Manusia?
C. Tujuan Pembahasan
 Untuk Mengetahui Penciptaan Manusia Menurut Ayat Al-Quran
 Untuk Mengetahui Penciptaan Manusia Menurut Hadits
 Untuk Mengetahui Proses Penciptaan Manusia

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ayat Al-Quran Tentang Penciptaan Manusia


1. Q.S. Al-Mu’minum ayat 12-14
َ‫) ث ُ َّم َخلَ ۡق َنا ٱلنُّ ۡطفَة‬١٣( ‫ين‬ َٰ َٰ ُ ‫سنَ ِمن‬
ٖ ‫) ث ُ َّم َج َع ۡلنَهُ نُ ۡطفَ ٗة ِفي َق َر ٖار َّم ِك‬١٢( ‫ين‬ ٖ ‫سلَلَ ٖة ِمن ِط‬ َ َٰ ‫ٱۡلن‬ ِ ۡ ‫َولَقَ ۡد َخلَ ۡقنَا‬
َٰ ۡ َٰ َٰ
َ ‫س ۡونَا ۡٱل ِع َظ َم لَ ۡح ٗما ث ُ َّم أَنشَأنَهُ َخ ۡل ًقا َءا َخ َۚ َر فَتَ َب‬
َ‫ارك‬ َ ‫ضغَةَ ِع َظ ٗما فَ َك‬ ۡ ‫ضغَ ٗة فَ َخلَ ۡق َنا ۡٱل ُم‬ ۡ ‫علَقَ ٗة فَ َخلَ ۡق َنا ۡٱل َع َلقَةَ ُم‬ َ
َٰ
)١٤( َ‫سنُ ۡٱل َخ ِل ِقين‬ َ ‫ٱَّللُ أ َ ۡح‬ َّ
Artinya: “Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati
itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah
Allah, Pencipta yang paling baik.” (Q.S. Al-Mu’minun: 12-14)
a. Mufradat
Surat Al-Mu’minun
Ayat 12 Ayat 13 Ayat 14
Dan ‫ َولَقَ ۡد‬Kemudian ‫ ث ُ َّم‬Kemudian ‫ث ُ َّم‬
sesunggu
hnya
Kami ‫ َخلَ ۡق َنا‬Kami ‫ َج َع ۡل َٰ َن‬Kami ciptakan ‫َخلَ ۡق َنا‬
telah jadikannya ‫ُه‬
mencipta
kan
Manusia َ‫سن‬ َ َٰ ‫ٱۡلن‬ ِ ۡ Air mani ‫ نُ ۡطفَ ٗة‬Air mani َ‫ٱلنُّ ۡطفَة‬
Dari ‫ ِمن‬dalam ‫ ِفي‬Segumpal darah ‫علَقَ ٗة‬ َ
Sari pati َٰ
‫سلَلَ ٖة‬ ُ Tempat ‫ قَ َر ٖار‬Lalu kami ‫فَ َخ َل ۡقنَا‬
ciptakan
Dari ‫ ِمن‬Kuat/koko ‫ين‬ ٖ ‫ َّم ِك‬Segumpal darah َ‫ۡٱلعَلَقَة‬
h
Tanah ‫ين‬ ٖ ‫ِط‬ Segumpal daging ‫ضغَ ٗة‬ ۡ ‫ُم‬
Lalu kami ‫فَ َخ َل ۡقنَا‬
ciptakan
Segumpal daging َ‫ضغَة‬ ۡ ‫ۡٱل ُم‬
Tulang ‫ِع َٰ َظ ٗما‬
Lalu kami ‫س ۡونَا‬ َ ‫فَ َك‬

2
bungkus
Tulang itu ‫ۡٱل ِع َٰ َظ َم‬
Daging ‫لَ ۡح ٗما‬
Kemudian ‫ث ُ َّم‬
Kami َٰ ۡ
ُ‫أَنشَأنَه‬
tumbuhkan/jadika
n
Makhluk ‫َخ ۡل ًقا‬
Lain ‫َءا َخ َۚ َر‬
Maka Maha َ‫ارك‬ َ َ‫فَتَب‬
Besar/Suci
Allah ُ‫ٱَّلل‬
َّ
Paling Baik ُ‫سن‬ َ ‫أ َ ۡح‬
Pencipta َ‫ۡٱل َٰ َخ ِل ِقين‬

b. Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ‘Umar sejalan dengan
kehendak Allah dalam empat hal, antara lain mengenai turunnya ayat
َٰ ُ ‫سنَ ِمن‬
ٖ ‫سلَ َل ٖة ِمن ِط‬
‫ين‬ ِ ۡ ‫( َولَقَ ۡد َخ َل ۡقنَا‬Dan sesungguhnya Kami telah
َ َٰ ‫ٱۡلن‬
menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah) (Q.S Al-
Mu’minun: 12) sampai ‫( َخ ۡلقًا َءا َخ َر‬Makhluk yang (berbentuk) lain) (Q.S.
Al-Mu’minun: 14). Pada waktu mendengar ayat tersebut, ‘Umar
berkata: “ َ‫سنُ ۡٱل َٰ َخ ِل ِقين‬
َ ‫ٱَّللُ أ َ ۡح‬ َ ‫( فَت َ َب‬Maka Maha Suci Allah, pencipta yang
َّ َ‫ارك‬
paling baik).” Maka turunlah akhir ayat tersebut (Q.S. Al-Mu’minun:
14) yang sejalan dengan ucapan ‘Umar itu. (Diriwayatkan oleh Ibnu
Abi Hatim yang bersumber dari ‘Umar).1
Para Ulama’ tidak berbeda pendapat dalam sebab-sebab turunnya
ayat di atas. Bahwa turunya ayat tersebut berhubungan dengan
perkataan Sayyidina Umar, sehabat nabi yang setia dan sangat ditakuti
karena kekuatannya.
c. Isi Kandungan
Sekelompok mufassir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
manusia disini ialah putra adam. Mereka mengatakan bahwa air mani
lahir dari darah yang terjadi dari makanan, baik yang bersifat hewani
maupun yang bersifat nabati. Makanan yang bersifat hewani akan
berahir pada makanan yang bersifat nabati, dan tumbuh- tumbuhan lahir
dari saripati tanah dan air, jadi, pada hakikatnya manusia lahir dari

1
KH. Qamaruddin Shaleh, Dkk, Asbanun Nuzul latar belakang historis turunnya ayat-ayat
Al-Qur’an, (Bandung: CV. Diponegoro, 1995), hlm. 338.
3
saripati tanah, kemudian saripati itu mengalami perkembangan kejadian
hingga menjadi air mani.
Ulama mengatakan, seluruh anggota tubuh manusia dapat dibagi
secara detail berdasarkan perbandingan tertentu dengan menggunakan
ukuran jengkalnya. Apabila dia mengulurkan tangannya keatas, maka
menjadi sepuluh jengkal menurut ukurannya.dan apabila meretangkan
kedua tangannya kesamping kiri dan kanan, maka panjang keduanya
sama dengan tingginya. Oleh karena itu, orang- orang mesir menjadikan
asal ukuran adalah jengkal, dan menjadikan setiap siku-siku piramid
terbesar di Jizah seribu jengkal manusia.2
Surat Al- mu’minun menjelaskan proses kejadian manusia. Uraian
proses tersebut yang demikian mengagumkan membuktikan perlunya
beriman dan tunduk kepada Allah sang pencipta, serta keharusan
mengikuti jejak- jejak orang mukmin.3
Allah SWT. Berfirman menceritakan bagaimana manusia itu
diciptakan yang berasal dari saripati tanah, ialah Adam. Kemudian
keturunannya diciptakan dari air mani yang tersimpan dalam tempat
yang kokoh, ialah rahim ibunya, yang memang tersedia untuk itu dan
setelah melewati suatu masa tertentu dijadikanlah air mani itu segumpal
darah, kemudian segumpal darah itu menjadi segumpal daging, dan dari
segumpal daging itu terciptalah tulang belulang yang berbentuk kepala,
tangan dan kaki, kemudian dibungkusnya tulang belulang itu dengan
daging otot dan urat- urat, maka terciptalah suatu makhluk yang
berbentuk lain dan kepadanyalah ditiupkan roh, diberinya sarana
pendengaran, penglihatan, mencium, bersuara, berfikir dan bergerak,
sehingga lengkaplah ia menjadi manusia yang utuh, sempurna menjadi
makhluk Allah, yang pilihan dan termulia.4
Maka banyak keberkahan yang tercurah dari Allah pencipta yang
terbaik, kemudian, sesungguhnya kamu wahai anak cucu adam sekalian
sesudah itu, yakni sesudah melalui proses tersebut dan ketika kamu
berada di pentas bumi ini dan melalui lagi proses dari bayi, anak kecil,
remaja, dewasa, tua dan pikun, benar- benar kamu akan mati baik pada
masa pikun maupun sebelumnya. Kemudian setelah kamu mati dan di
kuburkan akan dibangkitkan dari kubur kamu untuk dimintai

2
Ahmad Musthafa Al- Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: Toha Putra,
1989), hlm. 9.
3
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah pesan, kesan dan Keserasian Al- Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002) hlm.165
4
Salim Bahreisy, Terjemahan singkat Tafsir Ibnu Katsier, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1990)
hlm. 401.
4
pertanggung jawaban, lalu masing- masing kami beri balasan dan
ganjaran.5
B. Hadits Tentang Penciptaan Manusia
1. Hadits Riwayat Bukhari Muslim
‫س ْو ُل هللاِ صلى هللا عليه‬ ُ ‫ َح َّدثَنَا َر‬:‫ع ْنهُ قال‬ َ ُ‫سعُ ْو ٍد َر ِض َي هللا‬ ْ ‫ع ْب ِد هللاِ ب ِْن َم‬
َ ‫الرحْ َم ِن‬ َ ‫ع َْن أَبِ ْي‬
َّ ‫ع ْب ِد‬
ُ‫ ث ُ َّم َيك ُْون‬،ً‫ ِإنَّ أ َ َح َد ُك ْم يُجْ َم ُع َخ ْلقَهُ ِف ْي َب ْط ِن أ ُ ِم ِه أ َ ْر َب ِع ْينَ َي ْو ًما نُ ْطفَة‬:ُ‫صد ُْوق‬ ْ ‫ق ال َم‬ ُ ‫وسلم َوه َُو الصَّا ِد‬
‫ح َو يُؤْ َم ُر ِبأ َ ْر َب ِع‬ ُّ ‫س ُل ِإلَ ْي ِه ا ْل َملَكُ فَ َي ْنفُ ُخ ِف ْي ِه‬
ُ ‫الر ْو‬ َ ‫ ث ُ َّم ُي ْر‬، َ‫ضغَةً ِمثْ َل ذَ ِلك‬
ْ ‫ ث ُ َّم َيك ُْونُ ُم‬، َ‫علَقَةً ِمثْ َل ذَ ِلك‬ َ
‫غي ُْر ُه ِإنَّ أَ َح َد ُك ْم لَ َي ْع َم ُل ِب َع َم ِل‬َ َ‫ فَ َوهللاِ الَّذِي ََل اِلَه‬.ٌ‫س ِع ْيد‬ َ ‫ش ِق ٌّي َو‬ َ ‫ع َم ِل ِه َو‬ َ ‫ب ِر ْز ِق ِه َو أ َ َج ِل ِه َو‬
ِ ْ‫ت ِب َكت‬ٍ ‫َك ِل َما‬
‫اب فَ َي ْع َم ُل ِب َع َم ِل أَ ْه ِل النَّ ِار‬
ُ َ ‫علَ ْي ِه ا ْل ِكت‬
َ ‫ق‬
ُ ‫س ِب‬ ْ ‫ فَ َي‬،ٌ‫أ َ ْه ِل ا ْل َجنَّ ِة َحتَّى َما َيك ُْونُ َب ْينَهُ َو َب ْينَهَا ِإ ََّل ذ َِراع‬
‫علَ ْي ِه‬َ ‫ق‬ ْ ‫ فَ َي‬،ٌ‫ َو ِإنَّ ا َ َح َد ُك ْم لَ َي ْع َم ُل ِب َع َم ِل أ َ ْه ِل النَّ ِار َحتَّى َما َيك ُْونُ َب ْينَهُ َو َب ْينَهَا ِإ ََّل ذ َِراع‬.‫فَ َي ْد ُخلُهَا‬
ُ ‫س ِب‬
)‫ فَيَ ْع َم ُل ِب َع َم ِل أ َ ْه ِل ا ْل َجنَّ ِة (رواه البخارى و مسلم‬،‫اب‬ ُ َ ‫ا ْل ِكت‬
Artinya : “Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiallahu
‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah bersabda kepada kami, dan beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam adalah orang yang benar (ucapannya) dan
dibenarkan, “Sesungguhnya (materi) penciptaan salah
seorang dari kalian (manusia) dikumpulkan (oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala) dalam rahim ibunya selama empat
puluh hari, berupa nuthfah (air mani laki-laki dan wanita
yang telah bercampur), kemudian nuthfah tersebut (berubah)
menjadi ‘alaqah (segumpal darah beku yang menempel pada
rahim) selama empat puluh hari (berikutnya), kemudian
‘alaqah tersebut (berubah) menjadi mudhgah (segumpal
daging) selama empat puluh hari (berikutnya), lalu diutus
padanya malaikat yang kemudian meniupkan ruh padanya,
dan malaikat itu diperintahkan untuk menuliskan empat
kalimat (ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala baginya, yaitu): rezeki, ajal, amal
perbuatan dan (apakah kemudian hari dia termasuk) orang
yang celaka (masuk neraka) atau orang yang berbahagia
(masuk surga). Maka demi Allah yang tidak ada sesembahan
yang benar kecuali Dia, sungguh salah seorang dari kamu
benar-benar ada yang beramal dengan amalan orang-orang
yang akan masuk surga, sampai-sampai jarak yang
memisahkan antara dirinya dan surga hanya (tinggal) satu
hasta (sangat dekat sekali), akan tetapi ketentuan (yang telah
Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan baginya)
mendahuluinya, maka (di akhir hidupnya) dia melakukan

5
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah pesan, kesan dan Keserasian Al- Qur’an, (Jakarta :
Lentera Hati, 2002) hlm. 166.
5
perbuatan orang-orang yang akan masuk neraka (maksiat),
sehingga dia pun masuk neraka. Dan (sebaliknya) sungguh
salah seorang dari kamu benar-benar ada yang melakukan
perbuatan orang-orang yang akan masuk neraka, sampai-
sampai jarak yang memisahkan antara dirinya dan neraka
hanya (tinggal) satu hasta (sangat dekat sekali), akan tetapi
ketentuan (yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan
baginya) telah mendahuluinya, maka (di akhir hidupnya) dia
melakukan amalan orang-orang yang akan masuk surga,
sehingga dia pun masuk surga”. (Diriwayatkan oleh Al-
Bukhari dan Muslim)6
a. Mufradat
Hadits Bukhori Muslim
Hingga ُ‫ َحتَّى َما يَك ُْونُ َب ْينَه‬Sesungguhnya ‫إِنَّ أ َ َح َد ُك ْم يُجْ َم ُع‬
jarak ia dan ٌ ‫ َو بَ ْينَهَا إِ ََّل ذ َِرا‬penciptaan
‫ع‬
surga hanya kalian
sehasta
Namun ُ َ ‫ع َل ْي ِه ا ْل ِكت‬
‫اب‬ َ ‫ق‬ُ ِ‫سب‬ ْ َ‫ فَي‬Dikumpulkan ُ‫يُجْ َم ُع َخ ْلقَه‬
suratan
takdirnya
sudah
ditetapkan
Lalu ia ‫ فَيَ ْع َم ُل بِعَ َم ِل‬Dalam rahim ‫فِ ْي بَ ْط ِن أ ُ ِم ِه‬
melakukan ibu
perbuatan

Ahli neraka ‫ أ َ ْه ِل النَّ ِار‬Selama 40 hari ً‫أ َ ْربَ ِع ْينَ يَ ْو ًما نُ ْطفَة‬
berupa nuthfah

Maka ia pun َ ‫ فَيَ ْد ُخلُها‬Lalu Menjadi َ‫ع َلقَةً ِمثْ َل ذَ ِلك‬


َ ُ‫ث ُ َّم يَك ُْون‬
masuk ‘alaqah selama
neraka itu pula

Ada juga ‫ َو ِإنَّ ا َ َح َد ُك ْم لَيَ ْع َم ُل‬Lalu menjadi َ‫ضغَةً ِمثْ َل ذَ ِلك‬


ْ ‫ث ُ َّم يَك ُْونُ ُم‬
yang ‫ بِعَ َم ِل‬mudghah
melakukan selama itu pula
perbuatan-

6
Ibnu Daqiq Al-Ied, Syarhul Arba’iina Hadiitsan An-Nawawiyah, terj. Muhammad Thalib,
(Yogyakarta: Media Hidayah, 2005), hlm. 19.
6
perbuatan

Penghuni ‫ أ َ ْه ِل ال َّن ِار‬Kemudian َ ‫ث ُ َّم يُ ْر‬


ُ‫س ُل إِلَ ْي ِه ا ْل َملَك‬
neraka Allah
mengutus
malaikat
Hingga ُ‫ َحتَّى َما يَك ُْونُ َب ْينَه‬Untuk ‫ح‬ ُّ ‫فَيَ ْنفُ ُخ فِ ْي ِه‬
ُ ‫الر ْو‬
jarak antara ٌ ‫ َو بَ ْينَهَا إِ ََّل ذ َِرا‬meniupkan ruh
‫ع‬
dia dan
neraka
hanya
sehasta
Namun Dan mencatat ٍ ‫َو يُؤْ َم ُر بِأ َ ْربَ ِع َك ِل َما‬
‫ت‬
suratan ‫ق‬
ُ ِ‫سب‬ َ
ْ َ‫ في‬4 perkara yang ‫ب‬ِ ْ‫بِ َكت‬
takdirnya ‫اب‬ ْ
ُ َ ‫علَ ْي ِه ال ِكت‬
َ telah
sudah ditentukan
ditetapkan
Lalu ia ‫ فَيَ ْع َم ُل بِعَ َم ِل‬Rizki, ajal, َ ‫ِر ْزقِ ِه َو أ َ َج ِل ِه َو‬
‫ع َم ِل ِه َو‬
melakukan amal, dan ‫س ِع ْي ٌد‬
َ ‫ش ِق ٌّي َو‬ َ
perbuatan sengsara atau
bahagianya
Penghuni ْ َ
‫ أ ْه ِل ال َجنَّ ِة‬Demi Allah ِ‫فَ َوهللا‬
surga
Dzat yang َ َ‫الَّذِي ََل اِلَه‬
‫غي ُْر ُه‬
tiada Tuhan
selain Dia
Sesungguhnya ‫إِنَّ أَ َح َد ُك ْم‬
ada diantara
kalian
Yang ‫لَيَ ْع َم ُل بِعَ َم ِل‬
melakukan
perbuatan-
perbuatan
Penghuni ‫أَ ْه ِل ا ْل َجنَّ ِة‬
surga

b. Isi Kandungan
Sabda nabi yang artinya: dihimpun penciptaannya didalam perut
ibunya. Ada kemungkinan yang dimaksud disini adalah disatukannya

7
sperma laki-laki dan wanita lalu dari keduanya diciptakan anak. Ini
adalah seperti firman Allah:
ٍ ِ‫ق ِم ْن َماءٍ َداف‬
‫ق‬ َ ‫ُخ ِل‬
Artinya: “Dia (manusia) diciptakan dari air yang terpancar.” (Q.S.
At-Thariq: 6)
Ada juga kemungkinan bahwa yang dimaksud adalah disatukannya
seluruh badan. Seperti dikatakan, pada fase pertama, nuthfah itu
berjalan didalam tubuh (rahim) wanita selama empat puluh hari, yaitu
masa mengidam. Sesudah itu, terjadi penyatuan dan tertanam padanya
dari terjadinya pembuahan itu sehingga menjadi alaqah. Ini berlanjut ke
periode kedua, dimana ia terus membesar sehingga menjadi mudghah.
Dinamakan mudghah karena ia hanya sebesar suapan yang isa
dikunyah. Pada fase ketiga, Allah membentuk mudghah itu,
membuatkan telinga, mata, hidung, dan mulut. Sedangkan pada bagian
dalamnya, Allah membuatkan usus dan lambung. Allah berfirman:
‫يز ا ْل َح ِكي ُم‬ ُ ‫ْف يَشَا ُء َۚ ََل ِإ َٰلَهَ ِإ ََّل ُه َو ا ْلعَ ِز‬ َ ‫َام َكي‬ ِ ‫ه َُو الَّذِي يُص َِو ُر ُك ْم فِي ا ْْلَ ْرح‬
Artinya: “Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana
dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (Q.S. Ali ‘Imran: 6).
Kemudian, jika fase ketiga ini sudah sempurna, yaitu setelah tiga
kali empat puluh hari, yang berarti usia empat bulan maka ditiupkanlah
ruh kepadanya. Allah berfirman:
َ ‫ب ث ُ َّم ِم ْن نُ ْطفَ ٍة ث ُ َّم ِم ْن‬
‫علَقَ ٍة‬ ٍ ‫ث فَ ِإ َّنا َخلَ ْق َنا ُك ْم ِم ْن ت َُرا‬ ِ ‫ب ِمنَ ا ْلبَ ْع‬ ٍ ‫اس إِ ْن ُك ْنت ُ ْم فِي َر ْي‬ ُ ‫يَا أَيُّهَا ال َّن‬
‫س ًّمى ث ُ َّم‬ َ ‫َام َما نَشَا ُء إِلَ َٰى أَ َج ٍل ُم‬ ِ ‫غي ِْر ُم َخلَّ َق ٍة ِلنُبَيِنَ لَ ُك ْم َۚ َونُ ِق ُّر فِي ْاْل َ ْرح‬ َ ‫ضغَ ٍة ُم َخلَّقَ ٍة َو‬ ْ ‫ث ُ َّم ِم ْن ُم‬
‫ش َّد ُك ْم ۖ َو ِم ْن ُك ْم َم ْن يُت َ َوفَّ َٰى َو ِم ْن ُك ْم َم ْن يُ َر ُّد إِلَ َٰى أَ ْرذَ ِل ا ْلعُ ُم ِر ِل َكي ًَْل يَ ْعلَ َم‬
ُ َ ‫نُ ْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْف ًًل ث ُ َّم ِلتَ ْبلُغُوا أ‬
‫علَ ْيهَا ا ْل َما َء ا ْهتَ َّزتْ َو َربَتْ َوأ َ ْنبَت َتْ ِم ْن‬ َ ‫ام َدةً فَ ِإذَا أ َ ْن َز ْلنَا‬
ِ ‫ض َه‬ َ ‫ش ْيئ ًا َۚ َوت َ َرى ْاْلَ ْر‬ َ ‫ِم ْن بَ ْع ِد ِع ْل ٍم‬
ٍ ‫ك ُِل َز ْوجٍ بَ ِه‬
‫يج‬
Artinya: “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang
kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah)
sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal
darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami
jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim,
apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai
bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu
sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada
yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang
8
dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak
mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian
apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah
bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai
macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (Q.S. Al-Hajj: 5)
Maksudnya adalah ayah kalian, Adam. “Kemudian dari setetes mani
(nutfah),” maksudnya adalah anak keturunannya. Yang dimaksud
nuthfah adalah air mani. Namun, makna asal kata nutfah adalah air
yang sedikit (al-maa al-qoliil). Bentuk jamaknya adalah nithaaf.
“Kemudian dari ‘alaqah.” Yaitu darah kental dan beku. Jadi, nutfah tadi
berubah menjadi darah yang kental. “Kemudian dari mudghah,” yaitu
sekerat daging. “Yang tercipta dan yang tidak tercipta.”.
Ibnu Abbas mengatakan, “Yang tercipta secara sempurna dan yang
tidak tercipta, maksudnya tidak sempurna penciptaannya atau kurang.”
Mujahid berkata,”Yang terbentuk dan yang tidak terbentuk.”
Maksudnya mengalami keguguran.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa dia berkata, “Jika nutfah telah
menetap didalam rahim maka malaikat mngambilnya dengan telapak
tangannya seraya berkaa, “Ya Rabbi, dicipta (secara sempurna) ataukah
tidak dicipta? Jika Allah mengatakan, “Tidak dicipta” maka malaikat
akan melemparkannya kedalam rahim berupa darah tanpa nyawa. Dan
jika Allah mengatakan, “Dicipta” maka malaikat itu berkata, “Ya
Rabbi, (dijadikan) laki-laki atau perempuan? Sengsara atau bahagia?
Bagaimana rezekinya? Bagaimana ajalnya? Di bumi mana dia akan
mati? Allah menjawab,”Pergilah kamu ke Ummul Kitab karena disana
engkau akan mendapatkan semua itu!” Malaikatpun pergi kesana dan
mendapatkannya dalam Ummul-Kitab lalu dia (malaikat) pun
mengutupnya. Tulisan itu masih terus dipegangnya, higga datang sifat
terakhir yang ditemukannya.” Oleh karena itu, dikatakan bahwa
kebahagiaan (ditentukan) sejak sebelum kelahiran.7
Hadits di atas memberikan pemahaman, bahwa ada tiga fase pertama
dalam proses penciptaan manusia. Yaitu: sperma (nuthfah), gumpalan
darah (‘alaqah), dan gumpalan daging (mudlghah). Tiga fase pertama
ini dikuatkan kemudian oleh penelitian ilmiah dalam bidang
embriologi.

7
Imam Muhyiddin An-Nahwawi, dkk, Ad-Durrah As-Salafiyyah Syarh Al-Arba’in An-
Nawawiyah, terj. Salafuddin Abu Sayyid, (Solo: Pustaka ‘Arafah, 2007), hlm. 101.

9
Kata nuthfah, kaitannya dengan hadits ini adalah telur yang sudah
dibuahi, yang merupakan pertemuan antara ‘cairan’ lelaki dan
perempuan. Nuthfah ini kemudain berkembang dengan cara cepat
membelah diri, hingga membentuk gumpalan bulat sel-sel yang disebut
dengan murola. Ini terjadi empat hari setelah proses pembuahan.
Dilanjutkan dengan berbagai proses selanjutnya, hingga sampai pada
hari ke-lima belas, muncullah pita pertama yang tertanam ke dinding
rahim, dan berbentuk sama persis dengan lintah. Dari proses inilah
kemudian mengenal istilah ‘alaqah. Dari aktifitas ini pula ia menyerap
makanan dari sang ibu, layaknya lintah yang menyerap makanan dari
hewan yang ditempelinya.
Janin mencapai akhir fase ‘alaqah pada hari ke-duapuluh empat
hingga keduapuluh lima sejak pembuahan. Dua hari kemudian (hari ke
duapuluh enam), ‘alaqah berubah menjadimudlghah. Fase ini ditandai
dengan mulai tampkanya bagian-bagian tubuh, yang dimulai dengan
satu dan terus bertambah menjadi kurang lebih 40-45 anggota tubuh.
Semua proses ini berlangsung mulai dari hari ke-26 hingga hari ke-
40.Fase ini terus berlangsung sampai mendekati akhir minggu ke-6 dari
kehamilan, dan fase ini berakhir pada sentimeter pertama (sekitar 3,2
mm. Hingga sampai 13 mm).
Proses pembentukan organ tubuh dimulai sejak akhir fase mudlghah,
yakni pada akhir minggu ke-6 sejak kehamilan, atau setelah 42 malam.
Dengan ini, semua terbuktikan kebenaran sabda Rasululla Saw.,
termasuk yang berkaitan dengan embriologi ini. Intinya, fase nuthfah,
‘alaqah, sampai mudlghah, sebagaimana diceritakan oleh Rasulullah
Saw., berlangsung sekitar 6 minggu atau 40 hari.8
C. Proses Penciptaan Manusia
Manusia terbentuk dari dua unsur diantaranya dari tanah dan dari tiupan
luhur dari Allah SWT. Islam berpendapat bahwa bahan dasar kakek
moyang manusia itu dari tanah, sementara bahan dasar kita ini adalah
sperma yang hina. Hanya saja Allah SWT telah meniupkan roh-Nya. Di
dalam diri kita, ada kehinaan dan ada pula kemuliaan. Tidak mungkin bisa
dikatakan bahwa manusia itu hewan yang kotor. Bahkan, dia dimuliakan
dengan tiupan Allah SWT.
Allah SWT telah menciptakan kakek moyang kita dengan tangan-Nya.
Allah SWT juga memerintahkan para malaikat untuk sujud kepada-Nya.
Hal yang lain adalah bahwa manusia lemah karena tercipta dari tanah yang
dibasahi yang kemudian menjadi tanah liat, berbentuk, dan menjadi tanah

8
Zaghlul al-Najjar, dalam bukunya, Pembuktian Sains dalam Sunnah, terj. Zainal ‘Abidin
dan Syakirun Ni’am, II, (Jakarta: Amzah, 2006), hlm. 13
10
liat yang kering. Tanah liat kering itu dibiarkan hingga mengering dan
menjadi seperti tembikar. Seandainya tidak ada tiupan Allah SWT, tentu
tembikar itu menjadi patung yang tak bernilai.9
1. Fase Pertama
Sulalatin min thin berarti saripati (berasal) dari tanah. Dalam
penggalan ayat ini dapat kita lihat ungkapan yang sangat baik dipakai
oleh Allah SWT., memang pada dasarnya energi yang kita dapatkan,
berupa kesehatan fisik, tenaga yang kuat dan seperma yang berkualitas
baik dan bagus, adalah berasal dari apa yang kita makan sehari-hari
yang paling banyak tentu dari bahan-bahan yang ditanam diatas tanah
dan menyerap air juga dari tanah, intinya apa yang kita konsumsi
sehari-hari seperti beras, sayur-sayuran dan bahan-bahan lain yang
menyehatkan dan membangkitkan gairah meningkatkan libidio
seseorang adalah makann yang nabati (saripati berasal dari tanah).
2. Fase Kedua
'Alaqoh berarti juga nama dari binatang kecil yang hidup di air dan
di tanah yang terkadang menempel di mulut binatang pada waktu
minum di rawa-rawa (yaitu sebangsa lintah ). Bentuk janin pada fase ini
sangat mirip sekali dengan binatang lintah tersebut. Bahkan kalau
keduanya difoto bersamaan, niscaya manusia tidak akan bisa
membedakkan bentuk dan gambar keduanya.
Tidaklah diragukan lagi bahwa hal seperti ini tidak mungkin
diketahui manusia dengan sendirinya tanpa menggunakan alat. Ini
menguatkan bahwa Alqur'an bukan buatan manusia, tapi Dia berasal
dari Pencipta manusia yang mengetahui yang samar dan tersembunyi.
Ibnu Mandzur rahimahullah berkata : " 'Alaqoh adalah binatang kecil
yang ada di air yang menghisap darah, jamaknya 'Alaq" dan berkata
juga :" Binatang merah kecil, ada di air, terkadang menempel di badan
dan menghisap darah"
3. Fase Ketiga
Mudghah adalah seukuran apa yang ditelan oleh mulut seseorang.
Kalau seseorang mengambil sepotong adonan kue, kemudian ia gigit
dengan mulutnya dan diletakkan di depannya dan diambil gambarnya,
lalu ia mengambil gambar janin pada fase Mudghah dan diletakkan di
sampingnya, pastilah dia tidak bisa membedakan antara keduanya.
Bahkan bekas gigitan pada adonan persis seperti Mudghah pada janin.
Penggambaran janin pada fase ini dengan Mudghah, dan bahwa
dia mirip dengan sepotong adonan dengan sangat akurat, dan tidak

9
Hisham Thalbah, Ensiklopedia Mukjizal Al-Qur’an Dan Hadits, (Bekasi: Sapta Sentosa,
2008), hlm. 35.
11
mampunya manusia menggambarkan hal ini tanpa alat, ini menguatkan
bahwa Alqur'an bukan buatan manusia, tapi dari Tuhan Pencipta
manusia.
4. Fase Keempat
Para ahli dan spesialis dalam bidang medis telah menyimpulkan
bahwa tulang itu muncul sebelum daging sebagai penutupnya. Setelah
itu barulah muncul daging. Ini hanya baru diketahui oleh para ahli pada
zaman sekarang, itu pun dengan bantuan alat-alat fotography. Ini
menguatkan bahwa Alqur'an bukan buatan manusia, tapi datang dari
Tuhan Pecipta manusia.

5. Fase Kelima
Allah Ta'ala menjelaskan bahwa Dia membungkus tulang dengan
daging. Didahulukannya penciptaan tulang sebelum daging, itu karena
daging butuh kepada tulang untuk menempel padanya. Maka tulang
mesti sudah ada sebelum daging. Ini mungkin bisa jelas kalau kita lihat
orang membangun rumah dengan beton dan besi. Dia mulai dengan
meletakkan besi, kemudian ia tuangkan beton ke besi itu, maka
tersusunlah beton itu di atas besi.
6. Fase Keenam
Di sini ada sesuatu yang unik sekali yang tidak diketahui kecuali
dengan alat photograpy zaman sekarang. Para ahli dan spesialis janin
menemukan dengan alat tersebut bahwa janin – janin hewan bentuknya
bengkok secara terus – menerus sampai waktu kelahiran, dan bentuk
seperti ini akan terus ia bawa dalam hidupnya, kecuali manusia. Karena
manusia, setelah sempurna bentuknya pasca fase pembungkusan tulang
dengan otot, dia akan lurus punggungnya dimana sebelumya bengkok
bagaikan bulan sabit.
Dr. Ahmad Hamid Ahmad berkata: "Bersama dengan berakhirnya
pekan ketujuh, panjang Mudghah sudah mencapai 8–16
milimeter", Termasuk yang membedakan pada periode ini adalah:
bahwa bentuk tulang berbentuk bengkok menyerupai bulan sabit,
kemudian mulai berubah lurus dan tegap. Di tambah lagi ada sesuatu
yang membedakan janin dengan makhluk hidup yang lain, yaitu
sempurnanya bentuk tubuh pada pekan kedelapan.10
Manusia setelah Adam diciptakan melalui beberapa fase penahapan,
fertilisasi atau pembuahan adalah peleburan antara inti sel telur dengan

10
http://muhyi414.blogspot.com/2012/03/ayat-tentang-penciptaan-manusia-makalah.html
12
inti sel sperma. Dari ratusan juta sperma hanya satu yang berhasil
membuahi sel telur. Fertilisasi berlangsung di saluran telur, saat
fertilisasi kepala sperma menembus dinding sel telur sedangkan
ekornya tertinggal di luar. Selanjutnya inti telur dan inti sperma bersatu
setelah bersatu ovum menjadi zygote. Tahap-tahap perkembangan
embrio menjadi janin dan menjadi bayi yang siap dilahirkan adalah
sebagai berikut. Perkembangan janin dibagi dalam tiga tahapan besar.
Pertama adalah perkembangan pada triwulan I, mulai dari zygote
terbentuk sampai janin berusia tiga bulan; perkembangan terpusat pada
perkembangan fungsi-fungsi organ, seperti otak, jantung, paru-paru.
Pada triwulan II (bulan empat, lima dan enam) pertumbuhan terpusat
pada anggota tubuh yaitu kaki, tangan, jari-jari, pada triwulan III, dapat
dikatakan bahwa pembentukan sebagian organ telah lengkap.
a) Tahap pertama, dalam bentuk sperma yang meresap dalam tubuh
perempuan atau kandungan ibu. Melalui proses selama empat puluh
hari (masa ngidam);
b) Tahap kedua, adalah dalam bentuk ‘alaqah yakni pembekuan atau
penggumpalan darah dan menempel di dinding rahim, melalui proses
selama empat puluh hari;
c) Tahap ketiga, adalah dalam bentuk mudhgah (embrio) yang melalui
proses selama empat puluh hari, sehingga semua proses tersebut
berjumlah 120 hari atau empat bulan; dan kemudian;
d) Tahap keempat; adalah adanya roh atau jiwa pada janin dan jadilah
manusia.
Dengan demikian manusia setelah Adam dan Hawa, tidak lagi tercipta
dari tanah secara instan langsung menjadi manusia dewasa. Akan tetapi ia
tercipta dari sperma dan melalui proses dalam rahim di perut seorang ibu.
Kemudian manusia terlahir ke dunia dan menuju kematangan yang
memakan waktu cukup lama. Bahkan makhluk hewan lebih cepat matang
dari manusia. Berbeda dengan hewan, untuk bisa bicara dan makan serta
berbicara, manusia memerlukan waktu yang relatif tidak sedikit11

11
http://robinsiregaral-qantara.blogspot.com/2012/10/makalah-proses-penciptaan-
manusia.html
13
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Al-Quran maupun Hadits sudah terlebih dahulu membahas proses
penciptaan manusia. Salah satu ayat Al-Quran yang menjelaskan proses
penciptaan manusia ini sendiri adalah Q.S. Al-Mu’minun ayat 12-14 yang
menjelaskan bahwa manusia lahir dari saripati tanah. Sedangkan didalam salah
satu hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim bahwa manusia proses
terciptanya berawal dari fase nuthfah, ‘alaqah, kemudian mughah hingga
ditiupkannya ruh kepadanya.
B. Saran
Demikian pembahasan yang kami sampaikan. Harapan kami, dengan adanya
tulisan ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kita tentang Al-
Quran Hadits, serta bermanfaat bagi para pembaca. Dan semoga para pembaca
dapat memberikan motivasi, kritik, saran yang selalu penulis nantikan untuk
membebani karya-karya tulis yang lain.

14
DAFTAR PUSTAKA
Shaleh, Qamaruddin, Dkk. 1995. Asbanun Nuzul latar belakang historis turunnya

ayat-ayat Al-Qur’an. Bandung: CV. Diponegoro

Al-Maraghi, Ahmad Musthafa. 1989. Terjemah Tafsir Al-Maraghi. Semarang:

Toha Putra

Shihab, Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah pesan, kesan dan Keserasian Al-

Qur’an. Jakarta: Lentera Hati

Bahreisy, Salim. 1990. Terjemahan singkat Tafsir Ibnu Katsier. Surabaya: PT

Bina Ilmu

Al-Ied, Ibnu Daqiq. 2005. Syarhul Arba’iina Hadiitsan An-Nawawiyah. terj.

Muhammad Thalib. Yogyakarta: Media Hidayah

An-Nahwawi, Imam Muhyiddin, dkk. 2007. Ad-Durrah As-Salafiyyah Syarh Al-

Arba’in An-Nawawiyah. terj. Salafuddin Abu Sayyid. Solo: Pustaka ‘Arafah

Al-Najjar, Zaghlul. 2006. Pembuktian Sains dalam Sunnah. terj. Zainal ‘Abidin

dan Syakirun Ni’am, II. Jakarta: Amzah

Thalbah, Hisham. 2008. Ensiklopedia Mukjizal Al-Qur’an Dan Hadits. Bekasi:

Sapta Sentosa

http://muhyi414.blogspot.com/2012/03/ayat-tentang-penciptaan-manusia-

makalah.html

http://robinsiregaral-qantara.blogspot.com/2012/10/makalah-proses-penciptaan-

manusia.html

15

Anda mungkin juga menyukai