Anda di halaman 1dari 4

Assalamu'alaikum Wr.

Wb

Selamat pagi anak anak,,,, ini adalah materi perdana MAPEL AGBP untuk
Kelas X,,,

Materi ini untuk 2 X pertemuan

Tugas Tugas Manusia


Sebagai Khalifah di muka Bumi
Manusia diberi hak hidup oleh Allah swt. Bukan untuk hidup semata, melainkan ia
diciptakan oleh Allah untuk mengabdi kepada-Nya. Dalam rangka pengabdian inilah,
manusia dibebani kewajiban/taklif yang sangat erat kaitannya dengan usaha dan
kesungguhan manusia itu sendiri.

Selanjutnya dalam kehidupan manusia selalu dipengaruhi berbagai faktor yang


saling berkaitan satu dan yang lainnya. Oleh karena itu manusia dalam berikhtiar
melaksanakan taklif, berkewajiban mengendalikan dan mengarahkan faktor-faktor
yang mempengaruhi kehidupannya, guna mencapai kebahagian yang hakiki yaitu
kebahagiaan dunia dan akhirat.

Manusia atau yang biasa disebut oleh Allah dalam Al Qur’an dengan sebutan bani
adam mempunyai kedudukan yang sangat mulia, bahkan mahluk Allah yang paling
mulia diantara mahluk-makhluk Allah yang lain. Nilai lebih yang diberikan Allah ini
merupakan pembeda manusia dengan ciptaan Allah yang lain. Namun “kemulian/
karamah” manusia ini ada nilai konsekuensi yang berat. Kenapa? Karena pada diri
manusia terdapat nafsu yang tidak selamanya dapat diajak kompromi untuk
menjalankan ketaatan kepada Allah swt.

Nafsu inilah yang sering membuat manusia tidak konsisten pada nilai
kemanusiaanya dan bahkan sering sekali menelantarkannya dalam kehinaan.
Diantara pemberiaan Allah kepada manusia adalah diberikanya kemampuan fisik
dan berfikir. dua kemampuan ini yang pada dasarnya akan menumbuhkan sumber
daya manusia, sekaligus akan memacu manusia untuk mencapai kualitas
terbaiknya, bila di barengi dengan kemauan untuk berusaha.

Disisi lain meskipun memiliki nilai karamah/ kemuliaan, manusian dalam Al-Qur’an
tetap sebagai abd/ hamba. seorang hamba berarti dia punya tanggung jawab yang
melekat pada dirinya. Manusia dalam kapasitasnya sebagai hamba Allah dia
mendapatkan tanggung jawab (taklif) yang harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dan kemampuannya.

Sejauahmana manusia mampu memenuhi taklif, sejauh itu pula ia mempertahankan


nilai kemuliaanya/ karamahnya. Sejauhmana manusia mengabdikan dirinya kepada
Allah maka selama itu juga ia melaksanakan tanggung jawabnya sebagai abd. Ini
mengandung arti bahwa manusia didalam hidup dan kehidupannya selalu harus
beribadah kepada Allah swt. Karena Allah tidak menciptakan jin dan manusia kecuali
untuk beribadah kepada-Nya. QS. Azzariyat 56: “Tidak Aku jadikan jin dan manusia
kecuali untuk beribadah kepadaKu”.

Meskipun manusia berstatus sebagai hamba, tapi manusia diberi kedudukan


sebagai khalifah Allah dengan berbagai tingkat dan derajatnya, dalam hubungannya
secara bertikal dengan Allah ataupun hubungan horizontal sejajar antar sesama
manusia. Khalifah sebagai pengganti, ia diberi wewenang terbatas sesuai dengan
potensi diri dan posisinya. Namun manusia harus faham bahwa wewenang itu pada
dasarnya adalah tugas yang harus di emban dengan penuh tanggung jawab.

Tugas khalifah dalam Al Qur’an biasa disebut imaratul ardh (memakmurkan bumi)
dan ibadatullah (beribadah kepada Allah). Allah menciptakan manusia dari bumi ini
dan menugaskan manusia untuk melakukan imarah dimuka bumi dengan mengelola
dan memeliharanya. Karena manusia dalam melaksanakan tugas dan wewenang
imarahnya sering melampaui batas, sering melanggar dan bahkan mengambil hak
saudaranya, maka Allah meberikan solusi dengan cara bertaubat kepada-Nya.

Imaratul ardh yang berarti mengelola dan memelihara bumi, tentu saja bukan
sekedar membangun tanpa tujuan apalagi hanya untuk kepentingan diri sendiri.
Tugas membangun justru merupakan sarana yang sangat mendasar untuk
melaksanakan tugasnya yang inti dan utama yaitu ibadatullahin (beribadah kepada
Allah). Lebih dari itu adalah sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat yang menjadi tujuan utama.

Maka dari pengkajian ini dapat kita pahami, manusia dalam konsepsi Al Qur’an
adalah manusia ibadatullah dan imaratul ardh. Dan kedua hal ini sangat berkaitan
antara satu dan yang lainnya. Hal ini yang telah di contohkan oleh Allah melalui
Rasulullah saw. Ketika hijrah ke Madinah, sesampainya di tujuan (Madinah)
Rasulullah membangun bangunan monumental dan bersejarah yang sampai hari ini
masih dilestarikan bahkan terus di kembangkan. Dua bangunan yang dimaksud
adalah masjid (Quba) dan pasar. Tidak seharusnya ada kesenjangan antara mssjid
dan pasar karena pada dasarnya kedua hal tersebut menyatu dalam jiwa manusia.

Allah swt. Dalam Al Qur’an memerintahkan kepada manusia agar mampu berpacu
dalam kebaikan (fastabiqul khairat). Perintah ini dipahami untuk menumbuhkan
sikap dan prilaku kompetisi untuk mencapaik al khairat/ kebaikan, yang berarti
memerlukan dinamika tinggi dan berkualitas, serta dibutuhkan juga wawasan kreatif
dan inovatif yang luas, disamping daya analisis untuk mengantisipasi proses
transformasi menuju masa depan.

Pembangunan kualitas manusia dipahami sebagai metode yang menitik beratkan


pada program-program. Tapi wujud dari dinamika ini adalah gerakan- gerakan yang
selalu menuntut kita untuk giat bekerja dan berbuat yang terbaik. Hal ini
sebagaimana yang di contohkan oleh Rasulullah saw. Dalam kesehariannya, Rasul
selalu mempunyai kesibukan bahkan sampai membantu istri-istri beliau dalam
menjait baju dan sendal. Diriwayatkan dalam hadis: ” seberat-berat siksa manusia
pada hari kiamat adalah orang yang hanya dicukupi orang lain dan menganggur”.
Kualitas manusia pada dasarnya ditentukan oleh potensi dirinya. Potensi diri yang
membentuk kualitas ini meliputi berbagai aspek kehidupan. Secara umum potensi
yang telah diberikan oleh Allah swt. Kepada setiap manusia mukallaf (aqil, baligh)
adalah potensi akal dan fisip. Potensi akal berkembang menjadi ilmu pengetahuan
sedangkan potensi fisik berkembang menjadi ketrampilan, semangat berkarya dan
lainya.

Semoga kita bisa mengemban tugas dari Allah yang telah dimandatkan, yaitu tugas
sebagai hamba Allah untuk mengabdi dan beribadah kepada-Nya dan tugas khalifah
untuk memakmurkan dan menjaga bumi dari keserakahan dan nafsu angkara.
Semoga… Wallahu ‘Alam 

Ayat ayat pendukung

#ُ#‫ ل‬#‫ع‬#َ #‫ج‬#ْ #‫ َت‬#َ‫ أ‬#‫ا‬#‫و‬#ُ‫ل‬#‫ ا‬#‫ َق‬#ۖ #‫ ًة‬#‫ َف‬#‫ي‬#ِ‫ ل‬#‫خ‬#َ #‫ض‬ #ِ #‫ر‬#ْ #َ ‫أْل‬#‫ ا‬#‫ ي‬#‫ ِف‬#ٌ‫ ل‬#‫ع‬#ِ #‫ ا‬#‫ج‬#َ #‫ ي‬#‫ ِّن‬#ِ‫ إ‬#‫ ِة‬#‫ َك‬#‫ اَل ِئ‬#‫ َم‬#‫ ْل‬#ِ‫ ل‬#‫ َك‬#‫ ُّب‬#‫ر‬#َ #َ‫ل‬#‫ ا‬#‫ َق‬#‫ذ‬#ْ #ِ‫ إ‬#‫و‬#َ
#ۖ #‫ َك‬#‫ َل‬#‫س‬ #ُ #‫ ِّد‬#‫ َق‬#‫ ُن‬#‫و‬#َ #‫ َك‬#‫ ِد‬#‫ ْم‬#‫ح‬#َ #‫ ِب‬#‫ ُح‬#‫ ِّب‬#‫س‬ #َ #‫ ُن‬#‫ن‬#ُ #‫ح‬#ْ #‫ َن‬#‫و‬#َ #‫ َء‬#‫ ا‬#‫ َم‬#‫ ِّد‬#‫ل‬#‫ ا‬#‫ ُك‬#‫ ِف‬#‫س‬ #ِ #‫ ْف‬#‫ ُي‬#‫ن‬#ْ #‫ َم‬#‫ ا‬#‫ َه‬#‫ ي‬#‫ِف‬
#ْ #‫ َي‬#‫و‬#َ #‫ ا‬#‫ َه‬#‫ ي‬#‫ ِف‬#‫ ُد‬#‫س‬
#‫ن‬#َ #‫ و‬#‫ ُم‬#‫ َل‬#‫ع‬#ْ #‫ اَل َت‬#‫ ا‬#‫ َم‬#‫ ُم‬#‫ َل‬#‫ع‬#ْ #َ‫ أ‬#‫ ي‬#‫ ِّن‬#ِ‫ إ‬#َ‫ل‬#‫ ا‬#‫َق‬

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku


hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (al Baqoroh 30)

ٰ ُ ‫نسنَ مِن‬
َ ٰ ِ ‫َو َل َقدْ َخ َل ْق َنا ٱإْل‬
ٍ ِ‫س َل َل ٍة ِّمن ط‬
‫ين‬
Terjemah : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. (al Mukminun 12)

ٰ
ٍ ‫ُث َّم َج َع ْل َن ُه ُن ْط َف ًة فِى َق َر ٍار َّمك‬
‫ِين‬
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). (al Mukminun 13)
‫س ْو َنا ٱ ْل ِع ٰ َظ َم‬ َ ٰ ‫ض َغ َة‬
َ ‫عِظ ًما َف َك‬ ْ ‫ض َغ ًة َف َخ َل ْق َنا ٱ ْل ُم‬
ْ ‫ُث َّم َخ َل ْق َنا ٱل ُّن ْط َف َة َع َل َق ًة َف َخ َل ْق َنا ٱ ْل َع َل َق َة ُم‬
َ‫سنُ ٱ ْل ٰ َخلِقِين‬ َ ‫ار َك ٱهَّلل ُ أَ ْح‬
َ ‫اخ َر ۚ َف َت َب‬ َ ‫شأْ ٰ َن ُه َخ ْل ًقا َء‬َ ‫َل ْح ًما ُث َّم أَن‬
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik

(al Mukminun 14)

ِ #‫ و‬#‫ ُد‬#‫ ُب‬#‫ع‬#ْ #‫ َي‬#ِ‫اَّل ل‬#ِ‫ إ‬#‫س‬


#‫ن‬ #ُ #‫ ْق‬#‫ َل‬#‫خ‬#َ #‫ ا‬#‫ َم‬#‫و‬#َ
#َ #‫ ْن‬#ِ ‫إْل‬#‫ ا‬#‫و‬#َ #‫ن‬#َّ #‫ ِج‬#‫ ْل‬#‫ ا‬#‫ت‬
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku. Az Zariyat 56)

َ #‫ن‬#َ #‫ و‬#‫ ُم‬#‫ َل‬#‫ع‬#ْ #‫ اَل َت‬#‫ ْم‬#‫ ُك‬#‫ ِت‬#‫ ا‬#‫ َه‬#‫ َّم‬#ُ‫ أ‬#‫ ِن‬#‫ و‬#‫ ُط‬#‫ ُب‬#‫ن‬#ْ #‫ ِم‬#‫ ْم‬#‫ ُك‬#‫ج‬#َ #‫ر‬#َ #‫خ‬#ْ #َ‫ أ‬#ُ ‫ هَّللا‬#‫و‬#َ
َّ #‫ل‬#‫ ا‬#‫ ُم‬#‫ ُك‬#‫ َل‬#َ‫ ل‬#‫ع‬#َ #‫ج‬#َ #‫و‬#َ #‫ ا‬#‫ ًئ‬#‫ ْي‬#‫ش‬
#‫ َع‬#‫م‬#ْ #‫س‬
ْ #‫ َت‬#‫ ْم‬#‫ ُك‬#‫ َّل‬#‫ع‬#َ #‫ َل‬#ۙ #‫ َة‬#‫د‬#َ #‫ ِئ‬#‫ ْف‬#َ ‫أْل‬#‫ ا‬#‫و‬#َ #‫ر‬#َ #‫ ا‬#‫ص‬
#‫ن‬#َ #‫ و‬#‫ر‬#ُ #‫ ُك‬#‫ش‬ َ #‫ ْب‬#َ ‫أْل‬#‫ ا‬#‫و‬#َ

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur. (An Nahl 78)

Silahkan untuk dibaca dan dipelajari,,, ayat ayat yang tertulis diatas
dibaca berulang ulang sampai lancar,,,, perhatikan kaidah TAJWID nya,,,
usahakkan bisa tahu arti per katanya

Selamat belajar,,,
Tetap jaga kesehatan,,,

Wassalamu'alaikum Wr Wb

Anda mungkin juga menyukai