manusia
UST.DR. AHMAD SUJAI LC MA
Hakikat manusia
Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah
Aku ini Tuhanmu?"
Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang
demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam)
adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
Karakter 2 adalah amat dzalim dan bodoh
Allah swt berFirman dalam Qs.Al-Ahzab (33) : 72
ِإَّنا َعَرْضَنا األَم اَنَة َعَلى الَّس َم اَواِت َواألْر ِض َواِجْلَباِل َفَأَبَنْي َأْن ْحَيِم ْلَنَه ا َوَأْشَف ْق َن ِم ْنَه ا َوَمَحَلَه ا اإلْنَس اُن ِإَّنُه َك اَن َظُلوًم ا َجُه وال
ُيِريُد الَّلُه َأْن َخُيِّف َف َعْنُك ْم َوُخ ِلَق اإلْنَس اُن َض ِعيًف ا
Semua manusia bersifat lemah, lemah fisiknya, lemah akalnya juga lemah
hatinya karena itu aneh apabila ada manusia yang sombong, itu menunjukan
bahwa dia tidak mengerti asal usulnya ,
Karakter manusia menurut Al-Qur’an ke 4 adalah Pelupa
Sifat Manusia adalah lupa Qs. Thoha (20) :115
َو َلَقْد َعِه ْدَنا ِإىَل آَدَم ِم ْن َقْبُل َفَنِس َي َوْمَل ِجَن ْد َلُه َعْزًم ا
Artinya : “Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka
ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat.”
Karakter Manusia menurut AL-Qur’an ke 5 ialah tergesa-tergesa
Sifat Manusia tergesa –gesa Al-Isro (17) : 11
َو َيْدُع اإلْنَس اُن ِبالَّش ِّر ُدَعاَءُه ِباَخْلِرْي َوَك اَن اإلْنَس اُن َعُج وال
َو ِإَذا َم َّس ُه اَخْلْيُر َم ُنوًعا ِإَذا َم َّس ُه الَّش ُّر َجُزوًعا ِإَّن اإلْنَس اَن ُخ ِلَق َه ُلوًعا
Artinya : “ 19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. 20.
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, 21. dan apabila ia mendapat
kebaikan ia amat kikir,”
Karakter manusia menurut Al-Qur’an ke 7 adalah Cinta Dunia
Sifat Manusia cinta kesenangan dunia Qs. Ali Imron(3) :14
ِة ِث ِل ِة ِف ِة ِم ِط ِء ِن ِت ِم ِل
ُزِّيَن لَّناِس ُح ُّب الَّش َه َوا َن الِّنَس ا َواْلَب َني َواْلَق َنا ِري اْلُم َقْنَطَرِة َن الَّذ َه ِب َواْل َّض َواَخْلْيِل اْلُم َس َّوَم َواألْنَعاِم َواَحْلْر َذ َك َم َتاُع اَحْلَيا الُّد ْنَيا َوالَّلُه
اْل آِب ِع
ْنَد ُه ُح ْسُن َم
الَّلُه اَّلِذي َجَعَل َلُك ُم الَّلْيَل ِلَتْس ُك ُنوا ِفيِه َوالَّنَه اَر ُمْبِص ًرا ِإَّن الَّلَه َلُذ و َفْض ٍل َعَلى الَّناِس َو َلِكَّن َأْك َثَر الَّناِس ال َيْش ُك ُروَن
Artinya : “Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat
padanya; dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar
mempunyai karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia
tidak bersyukur.”
Karakter manusia menurut Al-Qur’an ke 9 ialah gemar bebrbuat kerusakan
dan saling membunuh
Sifat manusia gemar berbuat kerusakan dan menumpahkan darah Qs. Al-Baqoroh
(2) : 30
ِإ ِد ِف ِس ِف ِف ِل ِل ِئ ِة ِإ ِع يِف ِإ
َو ْذ َقاَل َرُّبَك ْلَم ال َك يِّن َج ا ٌل األْر ِض َخ يَفًة َقاُلوا َأْجَتَعُل يَه ا َمْن ُيْف ُد يَه ا َو َيْس ُك الِّد َم اَء َوْحَنُن ُنَس ِّبُح َحِبْم َك َو ُنَق ِّد ُس َلَك َقاَل يِّن َأْع َلُم
َم ا ال َتْع َلُم وَن
Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka
berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Karakter manusia menurut Al-Qur’an ke 10 adalah suka berselisih
Sifat Manusia berselisih pendapat Qs. Hud (11) : 118
ِلِف ِح
َو َلْو َش اَء َرُّبَك َجَلَعَل الَّناَس ُأَّم ًة َوا َد ًة َوال َيَزاُلوَن ْخُمَت َني
Artinya : “Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang
satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.”
Karakter manusia menurut Al-Qur’an ke 11 adalah ingkar
Sifat Manusia Ingkar Qs. Ar-Rum (30) : 8
َأَوْمَل َيَتَف َّك ُروا يِف َأْنُفِس ِه ْم َم ا َخ َلَق الَّلُه الَّس َم اَواِت َواألْر َض َو َم ا َبْيَنُه َم ا ِإال ِباَحْلِّق َوَأَج ٍل ُمَس ًّم ى َو ِإَّن َك ِثًريا ِم َن الَّناِس ِبِلَق اِء َرِهِّبْم َلَك اِفُروَن
Artinya : ”Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?,
Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya
melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan
sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan
dengan Tuhannya.”
Karakter manuia menurut Al-qur’an ke 12 adalah banyak membantah
Sifat Manusia Banyak membantah Qs. Al-Kahfi (18) : 54
َو َلَقْد َص َّرْفَنا يِف َه َذ ا اْلُقْرآِن ِللَّناِس ِم ْن ُك ِّل َم َثٍل َوَك اَن اإلْنَس اُن َأْك َثَر َش ْي ٍء َج َد ال
Potensi pada perbuatan baik dan buruk yang dimiliki manusia setidaknya
disinggung dalam surat ِِِAs-Syams ayat 7 dan 8:
َو َنْفٍس َو َم ا َس َّو اَها
َفَأْلَهَم َها ُفُجوَر َها َو َتْقَو اَها
“Demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaan-Nya). Maka Allah mengilhamkan
kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan”
Peroses penciptaan manusia
َع ْن َأ ِبي َع ْب ِد ا لَّرْح َمِن َع ْب ِد ِهللا ْبِن َم ْس ُعْوٍد َرِضَي ُهللا َع ْن ُهَ ،ق ا َل َ :ح َّد َثَنا
ْصْو ُق ِ« :إ َّن َأ َح َد ُكْم ُي ْجَمُع َخ ْل ُقُه ِفْي
َّصِدُق ا لَم ُد َرُس ْوُل ِهللا َو ُه َو ا ل ا
ْضًة ِم ْث َل َب ِنْط ُأ ِّم ِه َأ ْر َب ِعْي َن َيْو مًاُ ،ث َّم َيُكْوُن َعَل َقًة ِم ْث َل َذِل َك ُ ،ث َّم َيُكْوُن ُم َغ
َذِل َك ُ ،ث َّم ُيْر َس ُل ِإ َل ْي ِه ا لَمَل ُك َ،ف َين ُفُخ ِفْي ِه ا لُّر ْو َح َو ُيْؤ َمُر ِبَأْر َب ِع َكِلَما ٍتِ :بَكْت ِب
ِرْز ِقِه َو َأ َجِل ِه َو َعَمِل ِه َو َش ِقٌّي َأ ْو َس ِعْي ٌد َ.ف َوا َّل ِذ ي َال ِإ َل َه َغ ْيُرُه! ِإ َّن َأ َح َد ُكْم َل َي ْعَمُل
ِب َعَمِل َأ ْه ِل ا ل َّنَجِة َحَّت ى َما َيُكْوُن َبْيَن ُه َو َبْيَنَها ِإ اَّل ِذَرا ٌع َ ،ف َيْس ِب ُق َعَل ْي ِه ا ل ِكَتاُب
َفَي ْعَمُل ِب َعَمِل َأ ْه ِل ا ل َّنا ِر َفَي ْد ُخ ُلَها َ .و ِإ َّن َأ َح َد ُكْم َل َي ْعَمُل ِب َعَمِل َأ ْه ِل ا ل َّنا ِر َحَّت ى
َماَيُكوُن َبْيَن ُه َو َبْيَنَها ِإ اَّل ِذَرا ٌع َف َيْس ِب ُق َعَل ْي ِه ا ل ِكَتاُب َفَي ْعَمُل ِب َعَمِل َأ ْه ِل ا ل َّنَجِة
َ .فَي ْد ُخ ُلَها»َرَو ا ُه ا ل ُب اَخِرُّي َو ُم ْس ِل ٌم
Tujuan penciptaan manusia
1. Adapun tujuan hidup manusia yang paling utama adalah untuk menyembah dan
beribadah kepada Allah SWT. Sebagai hamba Allah, manusia wajib menjalankan
segala perintah dan menjauhi segala laranganNya. Manusia juga harus menjadikan
rukun iman dan rukun islam sebagai pedoman hidupnya. Berikut ini adalah ayat yang
menyebutkan kewajiban manusia untuk beribadah kepada Allah SWT
َو َم ا َخ َلْقُت اْلِج َّن َو ا ْنَس ِإاَّل ِلَيْع ُبُد و
ِن ِإْل
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku” (Qs Adz zariyat : 56).
2. Manusia adalah khalifah di muka bumi dan setiap manusia adalah pemimpin bagi
dirinya sendiri. Istilah khalifah disini adalah pemimpin dimana manusai bertanggung
jawab menjaga keberlangsungan hidupnya dan alam sekitarnya. Sebagai makhluk yang
dikaruniai akal maka manusia memiliki kewajiban untuk mengelola sumber daya alam dan
menjaga kelestariannya. Tidak hanya itu, manusia juga berkewajiban untuk menjaga
dirinya sendiri dari perilaku yang tidak baik karena setiap perlakuan atau perbuatan
manusia di dunia kelak akan dimintai pertanggung jawabannya. Sesuai dengan firman
Allah SWT dalam surat Albaqarah ayat 30 yang bunyinya (baca
hakikat manusia menurut islam)
َخ ِليَفًةۖ َقاُلوا َأَتْج َع ُل ِفيَها َم ْن ُيْفِس ُد ِفيَها َو َيْس ِفُك الِّد َم اَء َو َنْح ُن ُنَس ِّبُح
َو ِإْذ َقاَل َر ُّبَك ِلْلَم اَل ِئَك ِة ِإِّني َج اِع ٌل ِفي اَأْلْر ِض
ِبَحْمِد َك َو ُنَقِّد ُس َلَك ۖ َقاَل ِإِّني َأْع َلُم َم ا اَل َتْع َلُم وَن
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.(QS Al Baqarah :30)
3. Tidak hanya beribadah dan menjalankan tugasnya sebagai khalifah, manusia juga
wajib menuntut ilmu dan meneruskannya (baca hukum menuntut ilmu) pada generasi
selanjutnya agar ajaran islam tetap terjaga hal ini sejalan dengan
tujuan pendidikan menurut islam yang menyebutkan bahwa ilmu pendidikan islam
bukan hanya ilmu yang diajarkan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT
akan tetapi juga untuk menuntun perilaku manusia dan menunjukkan perbuatan amar
ma’ruf nahi mungkar. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah surat Al
imran ayat 104 yang bunyinya
َو ْلَتُك ْن ِم ْنُك ْم ُأَّم ٌة َيْد ُع وَن ِإَلى اْلَخْي َو َيْأُم ُروَن اْلَم ْعُروِف َو َيْنَهْو َن َع اْلُم ْنَك ۚ َو ُأوَٰل ِئَك ُهُم اْلُم ْفِلُحوَن
ِر ِن ِب ِر
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.“(QS Al Imran : 104)