Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU 3 PENGANTAR STUDI ISLAM

NAMA: BADRUL HUDA

NIM : 22101020058

1. Ayat-Ayat yang Berkaitan dengan Manusia


a) Ayat yang berkaitan dengan manusia
 Manusia sebagai Mahkluk Sosial
( Surah Al-Isra :7 )
‫سُۥُئوا ُوجُوهَ ُك ْم َولِيَ ْد ُخلُوا ْال َم ْس ِج َد‬ ِ ‫ِإ ْن َأحْ َس ْنتُ ْم َأحْ َس ْنتُ ْم َأِل ْنفُ ِس ُك ْم   َۖ و ِإ ْن َأ َسْأتُ ْم فَلَهَا   ۚ فَِإ َذا َجٓا َء َو ْع ُد اَأْل‬
ٓ َ‫اخ َر ِة لِي‬
‫َك َما َد َخلُوهُ َأ َّو َل َم َّر ٍة َولِيُتَبِّرُوا َما َعلَوْ ا تَ ْتبِيرًا‬
 Manusia Sebagai Khalifah
( Surah Al-Baqarah :30 )
ُ ِ‫ض خَ لِيفَةً ۖ قَالُوا َأتَجْ َع ُل فِيهَا َم ْن يُ ْف ِس ُد فِيهَا َويَ ْسف‬
ُ‫ك ال ِّد َما َء َونَحْ ن‬ ِ ْ‫اع ٌل فِي اَأْلر‬
ِ ‫ال َربُّكَ لِ ْل َماَل ِئ َك ِة ِإنِّي َج‬
َ َ‫وَِإ ْذ ق‬
َ‫ۖ نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِدكَ َونُقَدِّسُ لَك‬
 Manusia diciptakan Berbangasa dan Bersuku
( Surah Al-Hujurat :13 )

‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشعُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َعا َرفُوْ ا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم‬
‫خَ بِ ْي ٌر‬

b) Penjelasan mengenai ayat diatas


 Al-Isra ayat 7
Yang artinya: "Jika kamu berbuat baik ,berarti kamu berbuat baik
untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian
kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman
(kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk
menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil
Aqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan
mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai."
Dapat disimpulkan bahwa ketika manusia berbuat baik kepada
orang lain, mereka telah berbuat baik kepada diri sendiri. Meski tidak
mendapat balasan dari orang yang dibantu, balasan tetap akan
didapatkan dari Allah melalui orang lain atau hal yang tak diduga-
duga.
 Al-Baqarah ayat 30
Yang artinya “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat : sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi”.
Dengan demikian dapatlah kita menyadari bahwa manusia
adalah salah satu makhluk yang diciptakan untuk menjadi pemimpin
di muka bumi ini.

 Al-Hujurat ayat 13
Yang artinya ”Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan
kamu dari seorang laki laki dan perempuan, kemudian kami jadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah
orang orang yang paling betakwa. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha mengenal.”
Dengan demikian dapat kita diketahui bahwa manusia terdiri
dari seorang laki-laki dan perempuan, bernasab-nasab, berbangsa-
bangsa, dan bersuku-suku.
c) Keterkaitan ayat dengan sejarah dan bagaimana penerapan keadaan pada masa
sekarang
 Al-Isra : 7
Melihat dari sejarah, manusia sebagai makhluk sosial
contohnya pembuatan piramida di Mesir, manusia tidak mungkin bisa
membuat piramida tanpa bantuan dari orang lain. Tanpa adanya gotong
royong dan kerjasama piramida tidak akan berdiri kokoh sampai
sekarang. Ini menunjukkan bahwa dari dulu manusia sudah mengenal
dan memahami hakikat dari manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam bersosialiasi, seseorang bisa mendapatkan citra yang
baik jika halnya perilakunya sopan dan santun. Begitu pun sebaliknya,
jika ia terkesan menunjukkan emosionalnya secara terang-terangan,
berperilaku buruk dan terkesan acuh tak acuh, maka publik akan
melabeli dirinya sebagai orang asos atau anti sosial. Di negara
indonesia pada umumnya, kehidupan bermasyarakat lebih mengacu
pada budaya timur tengah. Sehingga nilai-nilai kepercayaan terhadap
agama yang dianut pun, menjadi dasar manusia dalam hidup
bersosialiasi maupun dalam berperilaku.
 Al-Baqarah : 30
Sebelum manusia diciptakan untuk menempati bumi, bumi
telah dihuni oleh bangsa jin, akan tetapi mereka membuat kerusakan di
bumi. Maka Allah berfirman kepada para malaikat bahwa berkehendak
menjadikan manusia di bumi sebagai khalifah dan malaikat bertanya
“apakah Engkau hendak mengutus manusia yang kelak akan berbuat
kerusakan dan saling menumpahkan darah? Sedangkan kami
senantiasa bertasbih, memujimu dan mensucikanmu” Allah
menjawabnya dengan “sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui”.
Sebagaimana wakil Allah yang diutus dibumi, manusia
berperan untuk menjadi khalifah. Sebagai pemimpin, manusia harus
memiliki kehormatan, kedisiplinan, dan kemampuan yang mumpuni,
sehingga bumi ini terjaga dari kerusakan dan pertumpahan darah.
Karena tiap-tiap manusia adalah pemimpin dan setiap pemimpin kelak
akan diminta pertanggung jawabanya. Walaupun dizaman sekarang
banyak pemimpin yang tidak bertanggung jawab dengan janjinya dan
banyak juga pemimpin yang korupsi, tidak menunaikan amanahnya,
pemimpin yang diutus dibumi sebagai khalifah haruslah menunaikan
amanah sebagaimana mestinya.
 Al-Hujurat : 13
Ayat ini turun berkaitan dengan pada waktu penaklukan kota
mekkah Rasulullah memerintahkan kepada bilal naik ke atas ka’bah
guna mengumandangkan adzan akan tetapi beberapa dari petinggi
Quraiys mekkah meremehkannya dan membicarakannya, sehingga hal
tersebut diketahui oleh Rasulullah dan mereka dipanggil dan
mengakuinya. Kita diciptakan dengan berbagai macam ragam agar
saling menghormati dan saling memahami, karena derajat manusia
dimata Allah itu sama, hanya yang membedakan ialah ketakwaandan
keiman kepada Allah.
Manusia seluruhnya adalah keturunan nabi Adam A.S yang
kemudian berkembang dan melahirkan banyak suku, bangsa, dan
agama yang karakternya berbeda-beda dan salah satu hikmah yang
dapat dipelajari adalah kita sebagai manusia seharusnya saling,
memahami, dan menghormati satu sama lain bukan untuk saling
merasa paling sempurna dan meremehkan bangsa lain, karena manusia
pada dasarnya sama, hanya saja yang membedakan hanyalah
ketakwaan kepada Allah.

2. Ayat-Ayat yang Berkaitan dengan Masa Kenabian


a.) Ayat yang berkaitan dengan nabi
 Nabi Sebagai Suri Tauladan
(Al-Ahzab : 21)
‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َرسُوْ ِل هّٰللا ِ اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكانَ يَرْ جُوا هّٰللا َ َو ْاليَوْ َم ااْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ْير ًۗا‬
 Nabi Isra’ Mi’raj
(Al-Isro ayat 1)
ٗ‫صا الَّ ِذيْ ٰب َر ْكنَا َحوْ لَهٗ لِنُ ِريَهٗ ِم ْن ٰا ٰيتِن َۗا اِنَّه‬
َ ‫ُسب ْٰحنَ الَّ ِذيْٓ اَس ْٰرى بِ َع ْب ِد ٖه لَ ْياًل ِّمنَ ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام اِلَى ْال َم ْس ِج ِد ااْل َ ْق‬
ِ َ‫ه َُو ال َّس ِم ْي ُع ْالب‬
‫ص ْي ُر‬
 Nabi sebagai Rahmat Alam Semesta
(Al-Anbiya ayat 107 )

َ‫ك اِاَّل َرحْ َمةً لِّ ْل ٰعلَ ِم ْين‬


َ ‫َو َمٓا اَرْ َس ْل ٰن‬

b.) Penjelasan Mengenai Ayat diatas


 Al-Ahzab : 21
Yang artinya “Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki
rumah-rumah Nabi kecuali kamu diijinkan untuk makan tanpa
menunggu waktu masak (makanannya), teteapi jika kamu dipanggil
maka masuklah dan apabila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa
memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu
mengganggu Nabi sehingga dia (Nabi) malu kepadamu (untuk
menyuruhmu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan yang
benar)”.
Dalam bertamu misalnya seseorang tidak boleh masuk kecuali
jika diijinkan, karena dalam islam adab adalah suatu perkara yanag
amat sangat penting. Karena manusia segan, malu untuk melarangnya,
selanjutnya Allah menegaskan bahwa janganlah malu untuk
mnegakkan dan berkata yang benar, jangan malu jangan ragu.
 Al-Isro : 1
Yang artinya:“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-
Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil
Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
Maha Mendengar, Maha Melihat.”
Dari sini dapatlah kita pahami bahwa ayat ini menjelaskan
perjalanan nabi dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa kemudian ke
Sidratul Muntaha untuk menerima perintah sholat. Peristiwa ini terjadi
ketika wafatnya dua orang yang sangat dicintai Nabi yaitu, wafatnya
sang paman Abu Thalib dan istrinya Kadijah r.a yang sangat beliau
cintai.
 Al-Anbiya : 107
Yang artinya: “dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad)
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”
Ayat ini menjelasakan bahwasannya Nabi Muhammad diutus
sebagai rahmat untuk seluruh alam. Nabi Muhammad diutus bukan
hannya untuk kaum kafir qurais, masyarakat mekkah, masyarakat
jazirah arab atau untuk manusia saja, akan tetapi untuk seluruh alam,
mulai dari manusia, hewan dan juga tumbuhan dari mulai nabi
diangkat menajdi rasul hingga hari kiamat nanti.
c.) Keterkaitan ayat dengan sejarah dan bagaimana penerapan keadaan pada masa
sekarang.
 Al-Ahzab
Para ulama ushul al-fiqh)berargumen dengan ayat ini atas kehujjahan
perbuatan Rasulullah. Dan bahwa hukum asalnya, umat Islam itu
bersuri teladan kepadanya dalam semua hukum, kecuali ada dalil syar’I
yang mengecualikan kekhususan beliau.
Keteladanan yang baik dan keteladanan yang buruk.
Keteladanan yang baik ada pada Rasulullah. Orang yang meneladani
beliau berarti menelusuri jalan yang dapat mengantarkannya kepada
kemuliaan Allah, yaitu jalan yang lurus. Sedangkan bersuri teladan
kepada selain beliau, apabila menyalahi beliau, maka itulah teladan
yang buruk.
 Al-Isro : 1
Pada tahun itu Allah SWT menguji Nabi SAW dengan wafatnya
paman Nabi yaitu Abu Thalib dan istrinya Sayyidah Khadijah, kedua
orang ini sangat disayang oleh Nabi SAW sehingga tahun tersebut juga
dikenal dengan nama Amul Huzn atau tahun melankolis. .
Awal perdebatan dimulai ketika Rasulullah saw menceritakan
kepada masyarakat Mekkah tentang kejadian isra` yang dialaminya.
Sebagai catatan, jarak antara Mekkah-Palestina yaitu 1.224,45 km,
sehingga jika bolak-balik menjadi 2.448,90 km, dan orang-orang Arab
saat itu menempuhnya dengan mengendarai kuda, serta memerlukan
waktu selama dua bulan. Di kala Rasulullah saw menginformasikan
bahwa perjalanan dari Mekkah ke Palestina hanya ditempuh kurang
dari satu malam (lailan), masyarakat Mekkah gempar. Reaksi ini wajar,
karena peristiwa yang dialami Rasulullah saw dianggap irasional dan
tidak lazim dengan kebiasaan perjalanan yang dilakukan orang-orang
Arab. Mereka menganggap Rasulullah saw sudah mengalami
gangguan jiwa dan berhalusinasi. Ucapan provokatif ini juga
berimplikasi terhadap keimanan sebagian kaum muslimin, yang
mengakibatkan kembali kepada kekufuran (murtad). Dari sinilah
tampil Abu Bakar yang menyatakan, jika Rasulullah saw
menyampaikan peristiwa yang lebih dari isra` sekalipun, aku beriman
dan meyakini kebenarannya. Sejak itulah Abu Bakar diberi gelar “al-
Shiddiq”, yakni orang yang membenarkan perkataan Rasulullah saw.
 Al-Anbiya : 107
Ajaran Islam dan keteladanan Nabi Muhammad seperti dua sisi mata
uang yang tidak dapat dipisahkan, menguraikan dari beberapa contoh
yang dilihat Nabi dari kiprahnya selama hidupnya, kita harus memberi
contoh. Dengan meniru kehidupan Nabi, kita bisa mendapatkan
pemahaman yang lebih dalam tentang makna Surah Al-Anbiya Ayat
107.
Pertama, para nabi sebagai pemecah masalah. Bahkan sebelum
diangkat sebagai nabi dan rasul, masyarakat Mekkah sudah merasakan
kepribadian nabi. Ketika suku-suku itu bertengkar tentang siapa yang
berhak meletakkan batu hitam, Nabi Muhammad ada di sana untuk
menyelesaikan masalah itu. Dia membuka sorbannya dan mengundang
kepala suku untuk memegang sisi sorbannya sampai mereka semua
mengangkat batu hitam. Tidak hanya masalahnya terpecahkan, tetapi
semua orang senang dengan keputusannya.

Anda mungkin juga menyukai