NIM : 22101020058
ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشعُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َعا َرفُوْ ا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم
خَ بِ ْي ٌر
Al-Hujurat ayat 13
Yang artinya ”Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan
kamu dari seorang laki laki dan perempuan, kemudian kami jadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah
orang orang yang paling betakwa. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha mengenal.”
Dengan demikian dapat kita diketahui bahwa manusia terdiri
dari seorang laki-laki dan perempuan, bernasab-nasab, berbangsa-
bangsa, dan bersuku-suku.
c) Keterkaitan ayat dengan sejarah dan bagaimana penerapan keadaan pada masa
sekarang
Al-Isra : 7
Melihat dari sejarah, manusia sebagai makhluk sosial
contohnya pembuatan piramida di Mesir, manusia tidak mungkin bisa
membuat piramida tanpa bantuan dari orang lain. Tanpa adanya gotong
royong dan kerjasama piramida tidak akan berdiri kokoh sampai
sekarang. Ini menunjukkan bahwa dari dulu manusia sudah mengenal
dan memahami hakikat dari manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam bersosialiasi, seseorang bisa mendapatkan citra yang
baik jika halnya perilakunya sopan dan santun. Begitu pun sebaliknya,
jika ia terkesan menunjukkan emosionalnya secara terang-terangan,
berperilaku buruk dan terkesan acuh tak acuh, maka publik akan
melabeli dirinya sebagai orang asos atau anti sosial. Di negara
indonesia pada umumnya, kehidupan bermasyarakat lebih mengacu
pada budaya timur tengah. Sehingga nilai-nilai kepercayaan terhadap
agama yang dianut pun, menjadi dasar manusia dalam hidup
bersosialiasi maupun dalam berperilaku.
Al-Baqarah : 30
Sebelum manusia diciptakan untuk menempati bumi, bumi
telah dihuni oleh bangsa jin, akan tetapi mereka membuat kerusakan di
bumi. Maka Allah berfirman kepada para malaikat bahwa berkehendak
menjadikan manusia di bumi sebagai khalifah dan malaikat bertanya
“apakah Engkau hendak mengutus manusia yang kelak akan berbuat
kerusakan dan saling menumpahkan darah? Sedangkan kami
senantiasa bertasbih, memujimu dan mensucikanmu” Allah
menjawabnya dengan “sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui”.
Sebagaimana wakil Allah yang diutus dibumi, manusia
berperan untuk menjadi khalifah. Sebagai pemimpin, manusia harus
memiliki kehormatan, kedisiplinan, dan kemampuan yang mumpuni,
sehingga bumi ini terjaga dari kerusakan dan pertumpahan darah.
Karena tiap-tiap manusia adalah pemimpin dan setiap pemimpin kelak
akan diminta pertanggung jawabanya. Walaupun dizaman sekarang
banyak pemimpin yang tidak bertanggung jawab dengan janjinya dan
banyak juga pemimpin yang korupsi, tidak menunaikan amanahnya,
pemimpin yang diutus dibumi sebagai khalifah haruslah menunaikan
amanah sebagaimana mestinya.
Al-Hujurat : 13
Ayat ini turun berkaitan dengan pada waktu penaklukan kota
mekkah Rasulullah memerintahkan kepada bilal naik ke atas ka’bah
guna mengumandangkan adzan akan tetapi beberapa dari petinggi
Quraiys mekkah meremehkannya dan membicarakannya, sehingga hal
tersebut diketahui oleh Rasulullah dan mereka dipanggil dan
mengakuinya. Kita diciptakan dengan berbagai macam ragam agar
saling menghormati dan saling memahami, karena derajat manusia
dimata Allah itu sama, hanya yang membedakan ialah ketakwaandan
keiman kepada Allah.
Manusia seluruhnya adalah keturunan nabi Adam A.S yang
kemudian berkembang dan melahirkan banyak suku, bangsa, dan
agama yang karakternya berbeda-beda dan salah satu hikmah yang
dapat dipelajari adalah kita sebagai manusia seharusnya saling,
memahami, dan menghormati satu sama lain bukan untuk saling
merasa paling sempurna dan meremehkan bangsa lain, karena manusia
pada dasarnya sama, hanya saja yang membedakan hanyalah
ketakwaan kepada Allah.