Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dwi tarisa mastur

NPM : 1915041011
Hari/Tanggal : Selasa, 14 April 2020
UTS : Pendidikan Agama Islam

1. Jelaskan Tujuan dan Fungsi manusia di dalam Al-qur'an serta ayat yang menjelaskannya...
Jawab:
a. Manusia Sebagai ‘Abdullah (Hamba Allah)
 Q.S. Al-Dzariyat [51]: 56

َ ‫ت ۡٱل ِجنَّ َوٱِإۡل‬


ِ ‫نس ِإاَّل لِ َي ۡع ُب ُد‬
٥٦‫ون‬ ُ ‫اخلَ ۡق‬
َ ‫َو َم‬

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah (kepada-Ku).”
Di dalam Tafsir ibn Katsir dijelaskan bahwa Allah menciptakan mereka (jin dan manusia) itu
dengan tujuan untuk menyuruh mereka beribadah kepada-Nya, bukan karena Allah
membutuhkan mereka.

ِ ‫(ِإاَّل لِ َي ۡع ُب د‬melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku), Ali bin Abi


Mengenai kalimat ‫ُون‬
Thalib meriwayatkan dari Ibnu Abbas:“Melainkan supaya mereka mau tunduk beribadah
kepada-Ku, baik secara sukarela maupun terpaksa.”
 Mengejar tujuan akhirat (berlomba-lomba berbuat kebaikan), sebagaimana dijelaskan
dalam Q.S Al-Baqarah ayat 148 yang artinya “Maka berlomba-lombalah kamu dalam
kebaikan. Di mana saja kamuberada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya.
Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu” (QS Al Baqarah : 148)

b. Manusia sebagaiKhalifatullah(Pemimpin Allah)
 Q.S. Al-Baqarah: 30

ۖ ٓ
َ ۖ َ‫ك َو ُن َق ِّدسُ ل‬
‫ك‬ َ ‫ك ٱل ِّد َمٓا َء َو َن ۡحنُ ُن َس ِّب ُح ِب َح ۡم ِد‬ ِ ‫ فِي ٱَأۡل ۡر‬ٞ‫ك ل ِۡل َم ٰلَِئ َك ِةِإ ِّني َجاعِ ل‬
ُ ِ‫ض َخلِي َف ٗة َقالُ ٓو ْا َأ َت ۡج َع ُل فِي َها َمن ي ُۡفسِ ُد فِي َها َو َي ۡسف‬ َ ‫َوِإ ۡذ َقا َل َر ُّب‬
٣٠‫ُون‬ َ ‫َقا َل ِإ ِّن ٓي َأ ۡعلَ ُم َما اَل َت ۡعلَم‬

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.”

Dalam al-Qur’an, kata khalifah disebut sebanyak 127 kali dalam 12 kata jadian. Maknanya
berkisar diantara kata kerja “menggantikan”, “meninggalkan”, atau kata benda “pengganti” atau
“pewaris”. Dalam ayat ini, khalifah adalah manusia di bumi yang bertugas mengemban amanat
dari Allah.Manusia mengemban amanat kekhalifahan karena kualitas kemampuannya dalam
berpikir, menangkap dan mempergunakan simbol-simbol komunikasi (al-asma’a kullaha).
 Tidak melakukan kerusakan di muka bumi, sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Al-Qasas ayat 77
yang artinya ‘Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berbuat kerusakan (QS. Al-Qasas: 77)
 Q.S. Hud [11]: 61

َّ‫ٱس َت ۡغفِرُوهُ ُث َّم ُتو ُب ٓو ْا ِإلَ ۡي ۚ ِه ِإن‬


ۡ ‫ٱس َت ۡع َم َر ُكمۡ فِي َه ا َف‬ ِ ‫صل ِٗح ۚا َقا َل ٰ َي َق ۡو ِم ۡٱع ُبدُو ْاٱهَّلل َ َما لَ ُكم م ِّۡن ِإ ٰلَ ٍه غ َۡي ُرهُۥۖ ه َُو َأن َشَأ ُكم م َِّن ٱَأۡل ۡر‬
ۡ ‫ض َو‬ َ ٰ ۡ‫َوِإلَ ٰى َثمُودَ َأ َخاهُم‬
٦١ ‫يب‬ ٞ ‫يب ُّم ِج‬ ٞ ‫َربِّي َق ِر‬

Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shalih. Shalih berkata: "Hai kaumku, sembahlah
Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi
(tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian
bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)."

Ibn Katsir menjelaskan mengenai ayat ini bahwa—dahulu—kaum Tsamud merupakan penduduk
yang tinggal di Madinah setelah kaum ‘Ad. Dan diutuslah diantara mereka Nabi Shalih as. untuk
memerintahkan mereka beribadah kepada Allah dan menjadikan mereka sebagai penduduk
yang meramaikan bumi dan memanfaatkannya

2. Tuliskan sunah nabi Muhammad SAW yang bisa menjadi Inspirasi bagi anda serta manfaat dalam
tatanan sosial...
Jawab:
1. Memberi Lebih Baik Daripada Meminta
Ibnu Umar ra. Berkata, “Ketika Nabi saw. Berkhotbah di atas mimbar dan menyebut sedekah dan
minta-minta, beliau bersabda, ”Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah,
tangan yang di atas memberi dan tangan yang di bawah menerima.”
2. Berbicara Baik atau Diam
Sebagai seseorang dengan akhlak yang mulia, tidak ada satupun kata yang tak pantas keluar dari lisan
Rasulullah SAW. Oleh karenanya, seorang muslim disunnahkan untuk selalu berkata baik dan atau
diam ketika ada keinginan berkata buruk.
3. Makan dan Minum Sambil Duduk
Hal sederhana seperti makan dan minum juga bisa menjadi amalan sunnah lho.  Dengan mengikuti
apa yang diajarkan oleh Rasulullah, yaitu makan dan minum dengan duduk. Dan juga jangan lupa
untuk membaca doa sebelumnya. Sekurang – kurangnya, ingatlah untuk membaca basmalah
sebelum makan dan minum.
4. Mengucap Salam Ketika Masuk Rumah
Mengucap salam ketika masuk rumah adalah sebuah hal sederhana yang bisa berpengaruh pada
kehidupan Anda di rumah. Terlebih jika kembali ke rumah dalam keadaan tak berpenghuni. Ada
setan yang menghuni rumah ketika tidak ada penghuninya. Untuk mengusirnya, Anda cukup
membaca basmalah ketika masuk dan mengucapkan salam. Akan lebih baik lagi Anda mengucap
salam di setiap ruangan yang ada.

3. Jelaskan deskripsi tentang syethan serta tuliskan ayat Al-qur'an yang menjelaskan tentang Syethan
....
Jawab:

Secara bahasa, Iblis berasal dari kata ablasa yang artinya putus asa dan menyesal. Saat dia mendapat
kutukan dari Allah, saat itu pula dia telah putus asa dari rahmat Allah. Dia juga menyesal tapi bukan
menyesali kesalahannya. Dia menyesal karena Allah menciptakan Adam yang membuatnya
mendapat kutukan Allah swt.
Sementara kata Syaiton (atau dalam bahasa indonesia "setan") berasal dari kata Syatona yang artinya
jauh. Karena dia jauh dari rahmat Allah swt.
Menurut istilah, syaiton adalah setiap makhluk yang melanggar hukum Allah dan melampaui batas
ketentuan Allah swt. Baik dari bangsa jin atau manusia. Dan segala sesuatu berupa kejelekan dan
keburukan dinisbatkan kepadanya.
Tercipta dari apakah setan itu?
Setan itu termasuk dari golongan jin. Allah berfirman,

ٓ
‫ان م َِن ْٱل ِجنِّ َف َف َس َق َعنْ َأمْ ِر‬ َ ‫ِيس َك‬ َ ‫وا ِل َءادَ َم َف َس َج ُد ٓو ۟ا ِإٓاَّل ِإ ْبل‬۟ ‫ٱس ُج ُد‬ ْ ‫َوِإ ْذ قُ ْل َن ا ل ِْل َم ٰ َلِئ َك ِة‬
‫ِين َب َداًل‬ َّ ٰ ‫س ل‬
َ ‫ِلظلِم‬ َ ‫َر ِّب ِهۦٓ ۗ َأ َف َت َّتخ ُِذو َنهُۥ َو ُذرِّ َّي َت ُهۥٓ َأ ْولِ َيٓا َء مِن ُدونِى َو ُه ْم َل ُك ْم َع ُد ۢوٌّ ۚ ِبْئ‬
“Dan (ingatlah) ketika Kami Berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam!" Maka
mereka pun sujud kecuali iblis. Dia adalah dari (golongan) jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhan-
nya.” (Al-Kahfi 50)
Iblis itu adalah setan. Dan dia lah yang pertama menolak untuk sujud kepada Nabi Adam as. Dia telah
putus asa dari rahmat Allah dan jauh dari kasih sayang-Nya, karena itu disebut setan. Dan golongan
jin itu diciptakan dari api.
ٍ‫ار ٍج ِم ْن نَار‬
ِ ‫ان ِم ْن َم‬
َّ َ‫َو َخ لَ َق ا جْل‬
“Dan Dia Menciptakan jin dari nyala api tanpa asap.”(Ar-Rahman 15)
‫ُوم‬ ِ ‫َو ْال َجانَّ َخلَ ْق َناهُ مِنْ َق ْب ُل مِنْ َن‬
ِ ‫ار ال َّسم‬

“Dan Kami telah Menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.”(Al-Hijr 27)
Iblis dan setan-setan yang lain termasukgolongan jin. Kenapa jin itu dinamakan jin? Karena mereka
tersembunyi dari kita.
َ ‫ْطانُ َك َما َأ ْخ َر َج َأ َب َو ْي ُك ْم م َِن ْال َج َّن ِة َي ْن ِز ُع َع ْن ُه َما لِ َب‬
‫اس ُه َما لِي ُِر َي ُه َما َس ْوآت ِِه َما ۗ ِإ َّن ُه َي َرا ُك ْم ه َُو‬ َ ‫َيا َبنِي آدَ َم اَل َي ْف ِت َن َّن ُك ُم ال َّشي‬
ُ
َ ‫ِين يُْؤ ِمن‬
‫ون‬ ‫اَل‬ َّ ‫َأ‬
َ ‫ين ْولِ َيا َء لِلذ‬ ْ
َ ِ‫ْث اَل َت َر ْو َن ُه ْم ۗ ِإنا َج َعل َنا الشيَاط‬
َّ َّ ُ ‫َو َق ِبيلُ ُه مِنْ َحي‬
“Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa
melihat mereka.”(Al-Araf 27)

4. Jelaskan proses penciptaan alam semesta serta ciri-ciri alam semesta akan berakhir...
Jawab:
 Proses terbentuknya alam semesta menurut Al-Quran
 Q.S. Al-Sajdah :4

ِ ْ‫َّام ُث مَّ اسْ َت َو ى َع لَ ى ْال َع ر‬


ْ‫ش َم ا لَ ُك ْم ِم ْن ُد ون ِِه ِم ن‬ ‫َأ‬ َ ْ‫ت َو اَأْل ر‬
ٍ ‫ض َو َم َاب ْي َن ه َُم ا فِي سِ ت َِّة ي‬ َّ ‫هَّللا ُ الَّ ِذ ي َخ لَ َق‬
ِ ‫الس َم َاو ا‬
َ ‫ِيع َأ َف اَل َت َت َذ َّك ُر‬
‫ون‬ ٍ ‫َو لِيٍّ َو اَل َش ف‬
Artinya: “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara
keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua tidak
memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak
memperhatikannya ?”(Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )

Ayat ini menerangkan bahwa Tuhan yang telah menurunkan Alquran kepada Muhammad saw itu
adalah Tuhan Pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya dalam
enam masa. Yang dimaksud dengan enam masa dalam ayat ini bukanlah hari (masa) yang
dikenal seperti sekarang ini, tetapi adalah hari sebelum adanya langit dan bumi. Hari pada
waktu sekarang ini adalah setelah adanya langit dan bumi serta telah adanya peredaran bumi
mengelilingi matahari dan sebagainya.

Setelah Allah menciptakan langit dan bumi, maka Dia pun bersemayam di atas Arasy, sesuai
dengan kekuasaan dan kebesaran-Nya.Allah SWT menegaskan bahwa tidak seorangpun yang
dapat mengurus segala urusannya, menolak bahaya, malapetaka dan siksa. Dan tidak
seorangpun yang dapat memberi syafaat ketika azab menimpanya, kecuali Allah semata, karena
Dialah Yang Maha Kuasa menentukan segala sesuatu.Kemudian Allah SWT memperingatkan:
“Apakah kamu hai manusia tidak dapat mengambil pelajaran dan memikirkan apa yang selalu
kamu lihat itu? Kenapa kamu masih juga menyembah selain Allah?

 Q.S. Al-Kahfi :51

‫ض ًد ا‬
ُ ‫ِّين َع‬
َ ‫ضل‬ ِ ‫اك ْن ُت ُم متَّخ َِذ ْال ُم‬ ِ ْ‫ت َو اَأْل ر‬
ُ ‫ض َو اَل َخ ْل َق َأ ْن فُ سِ ِه ْم َو َم‬ َّ ‫َم ا َأ ْش َه ْد ُت ه ُْم َخ ْل َق‬
ِ ‫الس َم َاو ا‬

Artinya: “aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan
penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah aku
mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong.”(Q.S. Al-Kahfi :51 )
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan kekuasaan-Nya, dan bahwa setan itu tidak berhak untuk
menjadi pembimbing atau pelindung bagi manusia. Setan itu tidak mempunyai hak sebagai
pelindung, tidak hanya disebabkan kejadiannya dari lidah api saja tetapi juga karena mereka
tidak mempunyai saham dalam menciptakan langit dan bumi ini. Allah SWT menegaskan bahwa
iblis dan setan-setan itu tidak dihadirkan untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi ini, di
kala Allah menciptakannya, bahkan tidak pula penciptaan dari mereka sendiri, dan tidak pula
sebagian mereka menyaksikan penciptaan sebagian yang lain. Bilamana mereka tidak hadir
dalam penciptaan itu, bagaimana mungkin mereka memberikan pertolongan dalam penciptaan
tersebut.

 Q.S. Al-Baqarah: 29

‫ت َو ُه َو ِب ُك لِّ َش يْ ٍء‬ ُ ‫اء َف َس َّو‬


ٍ ‫اه نَّ َس ْب َع َس َم َاو ا‬ َّ ‫يع ا ُث مَّ اسْ َت َو ى ِإ لَ ى‬
ِ ‫الس َم‬ ِ ْ‫ُه َو الَّ ِذ ي َخ لَ َق لَ ُك ْم َم افِي اَأْل ر‬
ً ‫ض َج ِم‬
ٌ‫َع لِيم‬
Artinya :“ Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui
segala sesuatu.”(Q.S. Al-Baqarah [2] :29 )

(Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu); sebagai kemuliaan dari-
Nya dan nikmat bagi manusia serta perbekalan hidup dan kemanfaatan untuk waktu tertentu.
(dan Dia berkehendak [menciptakan] langit); lafazh “Tsummas tawa: (artinya): ‘dan Dia
berkehendak (menciptakan)’ ”, mashdar/kata bendanya adalah istiwa’. Jadi, al-Istiwa’ artinya
meninggi dan naik keatas sesuatu sebagaimana makna firman Allah Ta’ala (dalam ayat yang lain-
red): “Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu…”.
(QSAl-Mu’minun/23:28). (lalu dijadikan-Nya); meluruskan (menyempurnakan) penciptaannya
(langit) sehingga tidak bengkok (tidak ada cacat didalamnya-red) [Zub]. (tujuh langit! Dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu); meskipun demikian Ilmu-Nya mencakup segala sesuatu,
Maha Suci Dia Yang tiada ilah dan Rabb (Yang berhak disembah) selain-Nya.

Dari ketiga ayat di atas ini menunjukan bahwa Allah SWT lah dengan segala ke maha kuasaan-
Nya yang telah menciptakan alam semesta, tanpa ada campur tangan dari siapapun. Ketiga ayat
di atas pun sekaligus menentang pada pernyataan para philosof materalis yang mengatakan
bahwa “alam semesta ini telah ada sejak dulu tanpa ada perubahan apapun dan akan tetap
menjadi seperti ini sampai akhir nanti.”

 Ciri-ciri alam semesta akan berakhir menurut Islam:


 Kejahatan bertebaran di muka bumi
 Orang-orang akan banyak yang memutuskan tali silaturahmi
 Orang-orang munafik akan berkuasa
 Orang-orang yang berperangai buruk akan mengendalikan perdagangan
 Masjid-masjid dihias tapi hati manusia telah menjadi kotor
 Homoseksualitas dan lesbianisme tersebar luas
 Adanya perkumpulan untuk merusak wanita
 Maraknya penghinaan untuk membuat orang lain tertawa
 Banyak anak-anak yang lahir karena perzinaan
 Banyak wanita mengumbar auratnya
 Banyak terjadi perceraian
 Banyak terjadi kematian mendadak
 Banyak mushaf diberi hiasan
 Masjid dibangun dengan megah-megah
 Berbagai jenis khamr menjadi minuman manusia
 Perzinaan dilakukan dengan terang-terangan
 Penumpahan darah dianggap ringan
 Orang banyak memakan riba
 Terjadi gempa besar di berbagai tempat
 Muncul ajaran palsu
 Ilmu pengetahuan meningkat

5. Jelaskan apa yang anda pahami dengan Ijtihad serta mengapa umat islam masih membutuhkan
Ijtihad...
Jawab:
Ijtihad adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh, yang sebenarnya bisa dilaksanakan oleh
siapa saja yang sudah berusaha mencari ilmu untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas
dalam Al Quran maupun hadis dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang.
Alasan umat Islam membutuhkan ijtihad adalah, jika terjadi persoalan baru bagi kalangan umat
Islam di suatu tempat tertentu atau di suatu masa waktu tertentu maka persoalan tersebut dikaji
apakah perkara yang dipersoalkan itu sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al Quran atau Al
Hadist. Sekiranya sudah ada maka persoalan tersebut harus mengikuti ketentuan yang ada
sebagaimana disebutkan dalam Al Quran atau Al Hadits itu. Namun jika persoalan tersebut
merupakan perkara yang tidak jelas atau tidak ada ketentuannya dalam Al Quran dan Al Hadist, pada
saat itulah maka umat Islam memerlukan ketetapan Ijtihad. Tapi yang berhak membuat Ijtihad
adalah mereka yang mengerti dan paham Al Quran dan Al Hadist

Anda mungkin juga menyukai