Dibuat oleh :
KELAS C
اَّلِذ ْٓي َاْح َس َن ُك َّل َش ْي ٍء َخ َلَقٗه َو َبَد َا َخ ْلَق اِاْل ْنَس اِن ِم ْن ِط ْيٍن
Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang
memulai penciptaan manusia dari tanah, (As-Sajdah:7)
ۚ ُثَّم َج َعَل َنْس َلٗه ِم ْن ُس ٰل َلٍة ِّم ْن َّم ۤا ٍء َّمِهْيٍن
kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air
mani). (As-Sajdah:8)
ُثَّم َس ّٰو ىُه َو َنَفَخ ِفْيِه ِم ْن ُّر ْو ِح ٖه َو َج َعَل َلُك ُم الَّس ْم َع َو اَاْلْبَص اَر َو اَاْلْفِٕـَد َۗة َقِلْياًل َّم ا َتْش ُك ُرْو َن
Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya
ke dalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati
bagimu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur. (As-Sajdah:9)
َو ِاْذ َقاَل َر ُّبَك ِلْلَم ٰۤل ِٕىَك ِة ِاِّنْي َخ اِلٌۢق َبَش ًر ا ِّم ْن َص ْلَص اٍل ِّم ْن َح َم ٍا َّم ْس ُنْو ٍۚن
َم ْن ِف ي َها َو ِإ ْذ َق ا َل َر ُّب َك ِل ْل َم اَل ِئ َك ِة ِإ ِّن ي َج ا ِع ٌل ِف ي ا َأْل ْر ِض َخ ِل ي َف ًة ۖ َق ا ُل وا َأ َت ْج َع ُل
َاَّم ا اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َو َع ِم ُلوا الّٰص ِلٰح ِت َفَلُهْم َج ّٰن ُت اْلَم ْأٰو ۖى ُنُزاًل ۢ ِبَم اَك اُنْو ا َيْع َم ُلْو َن
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh,
mereka akan mendapat surga-surga (sebagai) tempat kediaman sebagai
balasan atas apa yang selalu mereka kerjakan. (As-Sajaddah:19)
Pada ayat ini dijelaskan perbedaan kedua golongan itu dan perbedaan
keadaan mereka di akhirat nanti. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan
rasul-Nya, serta mengerjakan amal saleh akan diberi ganjaran pahala yang
berlipat ganda di akhirat nanti. Mereka akan tinggal di rumah-rumah yang
megah dengan taman-taman yang indah, sebagai balasan keimanan dan amal
saleh yang mereka perbuat selama hidup di dunia. Firman Allah: Niscaya
Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik
di dalam surga 'Adn. Itulah kemenangan yang agung. (ash-saff/61: 12)
َو َاَّم ا اَّلِذ ْيَن َفَس ُقْو ا َفَم ْأٰو ىُهُم الَّناُر ُك َّلَم ٓا َاَر اُد ْٓو ا َاْن َّيْخ ُرُج ْو ا ِم ْنَهٓاُاِع ْي ُد ْو ا ِفْيَه ا َو ِقْي َل َلُهْم ُذ ْو ُق ْو ا
َع َذ اَب الَّناِر اَّلِذْي ُك ْنُتْم ِبٖه ُتَك ِّذ ُبْو َن
Adapun orang-orang yang fasik (kafir), tempat kediaman mereka
adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar darinya, mereka
dikembalikan (lagi) ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka, “Rasakanlah
azab neraka yang dahulu selalu kamu dustakan.” (As-Sajaddah: 20)
Kemudian, dalam Islam seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
memiliki sekurang-kurangnya 4 (empat) sifat dalam menjalankan kepemimpinannya,
yakni : Siddiq, Tabligh, Amanah dan Fathanah
(1) Siddiq (jujur) sehingga ia dapat dipercaya;
(2) Tabligh (penyampai) atau kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi;
(3) Amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya;
(4) Fathanah (cerdas) dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan
mengimplementasikannya.
Selain itu, juga dikenal ciri pemimpin Islam dimana Nabi Saw pernah
bersabda:
Pertama, Setia kepada Allah. Pemimpin dan orang yang dipimpin terikat dengan
kesetiaan kepada Allah; Kedua, Tujuan Islam secara menyeluruh. Pemimpin melihat
tujuan organisasi bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok, tetapi juga dalam
ruang lingkup kepentingan Islam yang lebih luas; Ketiga, Berpegang pada syariat dan
akhlak Islam. Pemimpin terikat dengan peraturan Islam, dan boleh menjadi pemimpin
selama ia berpegang teguh pada perintah syariah. Dalam mengendalikan urusannya ia
harus patuh kepada adab-adab Islam, khususnya ketika berurusan dengan golongan
oposisi atau orang-orang yang tak sepaham; Keempat, Pengemban amanat. Pemimpin
menerima kekuasaan sebagai amanah dari Allah Swt., yang disertai oleh tanggung
jawab yang besar. Al-Quran memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk
Allah dan menunjukkan sikap yang baik kepada pengikut atau bawahannya.
Artinya: "(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan
orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih
memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.""
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi
Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda
pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul
(sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih
baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat)."
3. Tuliskan contoh kepemimpinan rasulullah dan para sahabat (min 3 kisah) misal
kisah rasulullah,umar bin khattab dll
1. Rasulullah SAW sangat menghargai siapapun tanpa memandang strata sosialnya,
baik itu penguasa maupun rakyat jelata.
Suatu hari, ada seorang pembesar kabilah datang menghadap beliau. Tanpa
ragu-ragu beliau langsung menggelar serbannya untuk dijadikan alas duduk pembesar
kabilah itu. Hingga pembesar kabilah tersebut merasa sungkan karena begitu
dimuliakan oleh tuan rumah.
Di lain kesempatan, pernah suatu ketika ada salah satu sahabat yang
datang terlambat di majelis beliau. Tempatnya sudah penuh dan sesak. Sahabat itu
meminta izin kepada para sahabat lain untuk memberinya ruang duduk, tapi tidak
ada satupun yang mau memberinya tempat. Akhirnya ia duduk di depan pintu.
Siapa yang tidak mengenal sahabat Nabi Abu bakar Ash-Shiddiq, ia merupakan
salah satu orang sangat dicintai oleh Nabi. Hidupnya dihabiskan untuk selalu
menemani Rasulullah dalam menyampaikan dakwah kepada umat manusia.
Ketika Umar bin khattab mengawasi apa yang dilakukan oleh Abu Bakar,
Lalu ia melakukan amalan tersebut melebihi apa yang dilakukan oleh Abu bakar
sehingga ia mendapatkan kebaikan dan berbuat lebih apa yang dari Abu Bakar
lakukan.
Sesuatu hal telah menarik perhatian Umar, sehingga pada suatu pagi Umar
ingin mengawasi Abu Bakar. Ia mengikuti Abu bakar pergi ke pinggiran kota
madinah setelah selesai melaksanakan sholat subuh. Abu Bakar pergi ke pinggiran
kota madinah untuk mendatangi sebuah gubuk kecil, Umar hanya melihat apa
yang dilakukan oleh sahabatnya itu. Kemudian setelah beberapa saat Abu bakar
pun pergi meninggalkan gubug tersebut. Umar mengetahui segala kebaikan yang
dilakukan oleh Abu bakar kecuali apa yang ia lakukan di dalam gubuk kecil
tersebut.
Dari kisah di atas dapat kita simpulkan bahwa seorang pemimpin besar
pun harus memperhatikan orang lain, kepemimpinannya tidak menghambat ia
untuk berlaku baik kepada orang lain. Semua amal kebaikan yang ia lakukan
merupakan bentuk kecintaannya kepada Allah dan rasulnya.
3. Khalifah Umar bin Khattab pemimpin yang adil dan dekat dengan rakyat
Khalifah Umar bin Khattab adalah sosok pemimpin yang selalu ingin tahu
keadaan rakyatnya. Beliau selalu menyempatkan waktu berjalan keliling untuk
mengetahui kondisi rakyatnya. Suatu saat Umar sedang berkeliling dengan
sahabatnya yang bernama Aslam. Mereka berdua ketika sedang berjalan
mendengar suara tangisan anak kecil. Khalifah Umar dan Aslampun mencari
sumber suara tersebut lalu berhenti di sebuah rumah yang kecil. Di dalam rumah
tersebut Umar melihat seorang ibu yang sedang memasak.
Kemudian beliau bertanya kepada ibu tersebut mengapa anaknya menangis.
Ibu itu tetap memasak dan mengatakan bahwa anaknya menangis karena
kelaparan. Khalifah Umar melihat terus-menerus ibu yang sedang memasak itu.
Sudah terasa agak lama tetapi tidak ada tanda-tanda masakan itu akan matang.
Khalifah Umar bertanya lagi kepada ibu tersebut mengapa sang anak sudah
kelaparan dan menangis tetapi sang ibu tidak selesai juga memasak. Lalu khalifah
Umar melihat apa yang sedang di masak ibu tersebut. Beliaupun kaget, ternyata
yang di masak ibu itu adalah batu. Akhirnya seketika itu juga khalifah Umar
kembali ke rumah dan mengambil satu karung gandum untuk diserahkan kepada
ibu tersebut agar anaknya tidak kelaparan.