Anda di halaman 1dari 8

TUTON TUGAS 1

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


( MKDU422 )

Oleh :
Nama : Dina Oktaviana
NIM : 050519871
Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TERBUKA
1. Ibadah dibagi menjadi dua bentuk yaitu ibadah mahdhah dan ibadah
ghairu mahdhah. Coba jelaskan kedua pengertian berikut, serta berikan
contoh masing-masing dari jenis ibadah tersebut.
Jawab :
a) Manurut bahasa, mahdhah memiliki arti ‘murni’ atau ‘tak
bercampur’. Pengertian ibadah mahdhah adalah amal dan ucapan
yang merupakan jenis ibadah di mana penepatannya berasal dari
dalil syariat. Ibadah yang dilakukan juga berdasarkan aturan yang
jelas dan spesifik yang ditetapkan dalam ajaran agama. Pelaksanaan
ibadah mahdhah ini cenderung terstandarisasi dan dilakukan secara
berulang – ulang sesuai ketentuan agama. Contoh ibadah Mahdhah :
- Shalat wajib dilakukan selama lima kali dalam sehari secara
terjadwal dengan gerakan – gerakan dan bacaan – bacaan yang telah
ditetapkan
- Puasa wajib bentuk ibadah mahdhah yang dilakukan selama bulan
ramadhan
- Persembahan kurban pada Hari Raya Idul Adha
Ibadah Mahdhah ini yang berarti ibadah yang wajib dilaksanakan
dan diamalkan agar membawa dan mendatangkan pahala, dan
sebaliknya jika ditinggalkan akan membawa dosa
b) Menurut bahasa, ghairu mahdhah memiliki arti ‘tidak murni’ atau
‘bercampur dengan yang lain’. Pengertian ibadah ghairu mahdhah
adalah segala amalan yang diizinkan oleh Allah SWT, yang dalam
pelaksanaannya dilandaskan dengan niat dan pahala dari Allah SWT.
Dan jika tidak berdasarkan niat karena Allah SWT, maka amalannya
tetap sah, hanya saja tidak ada nilai pahala dalam pengerjaanya.
Contoh ibadah ghairu mahdhah :
- Perkataan dan perbuatan dalam ibadah ghairu mahdhah asalnya
bukanlah ibadah. Akan tetapi statusnya dapat merubah menjadi
ibadah jika melihat dan menimbang niat orang yang
melaksanakannya.
- Menolong orang dengan tulus dan meniatkannya dengan sesuatu
yang baik, maka akan menjadi sebuah ibadah yang bahkan bisa
dinilai berpahala.
- Saat kita makan saja itu bisa jadi sebuah ibadah dan berpahala jika
kita niatkannya dengan sesuatu yang baik, seperti kita makan
terlebih dahulu agar kita kuat untuk menjalankan ibadah wajib,
seperti sholat untuk berjalan kemesjid dan puasa makan sahur
sebagai bekal energi selama berpuasa.
2. Tuliskan ayat dan tafsir yang menjelaskan tentang proses penciptaan
manusia, serta jelaskan tahapan penciptaan manusia menurut Al-
Qur’an!
Jawab :
Di dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menjelaskan asal mula
penciptaan manusia.
1) Allah SWT menciptakan manusia dari air (Q.S al-furqon (25): 54)
(54) ‫َو ُهَو اَّلِذ ْي َخ َلَق ِم َن اْلَم ۤا ِء َبَش ًرا َفَج َع َلٗه َنَس ًبا َّو ِص ْهًر ۗا َو َك اَن َر ُّبَك َقِد ْيًرا‬
Artinya : “ Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia
jadikan manusia itu (mempunyai) keturunan dan musaharah dan
Tuhanmu adalah Mahakuasa”.

2) Allah SWT menciptakan manusia dari tanah liat (Q.S al-An’am


(6):2)
(2) ‫ُهَو اَّلِذ ْي َخ َلَقُك ْم ِّم ْن ِط ْيٍن ُثَّم َقٰٓض ى َاَج اًل ۗ َو َاَج ٌل ُّمَس ًّمى ِع ْنَد ٗه ُثَّم َاْنُتْم َتْم َتُرْو َن‬
Artinya : “Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia
menetapkan ajal (kematianmu), dan batas waktu tertentu yang hanya
diketahui oleh-Nya. Namun demikian kamu masih meragukannya “.

3) Beragam tanah seperti tin (Q.S al-Mu’minun (23): 12)


(12) ‫ۚ َو َلَقْد َخ َلْقَنا اِاْل ْنَس اَن ِم ْن ُس ٰل َلٍة ِّم ْن ِطْيٍن‬
Artinya : “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati
(berasal) dari tanah”.

4) Allah SWT menciptakan manusia dari tanah liat kering dari lumpur
hitam (Q.S al-Hijr (15): 26)
(26) ‫َو َلَقْد َخ َلْقَنا اِاْل ْنَس اَن ِم ْن َص ْلَص اٍل ِّم ْن َح َم ٍا َّم ْس ُنْو ٍۚن‬
Artinya : “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari
tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk”.

5) Allah SWT menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar


(Q.S ar-Rahman (55): 14)
(14) ‫َخ َلَق اِاْل ْنَس اَن ِم ْن َص ْلَص اٍل َك اْلَفَّخ اِر‬
Artinya : “Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti
tembikar.”
6) Kemudian generasi setelah nabi Adam proses penciptaannya melalui
reproduksi sebagaimana terdapat dalam (Q.S al-Hajj (22): 5) dan
(Q.S al-Mu’minun (23): 13-14)
- (Q.S al-Hajj (22): 5)

‫ٰٓيَاُّيَها الَّناُس ِاْن ُك ْنُتْم ِفْي َر ْيٍب ِّم َن اْلَبْع ِث َفِاَّنا َخ َلْقٰن ُك ْم ِّم ْن ُتَر اٍب ُثَّم ِم ْن ُّنْطَف ٍة ُثَّم ِم ْن‬
‫َع َلَقٍة ُثَّم ِم ْن ُّم ْض َغٍة ُّم َخ َّلَقٍة َّو َغ ْيِر ُم َخ َّلَقٍة ِّلُنَبِّيَن َلُك ْۗم َو ُنِقُّر ِفى اَاْلْر َح اِم َم ا َنَش ۤا ُء ِآٰلى‬
‫ّٰف‬
‫َاَج ٍل ُّم َس ًّمى ُثَّم ُنْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْفاًل ُثَّم ِلَتْبُلُغ ْٓو ا َاُش َّد ُك ْۚم َو ِم ْنُك ْم َّم ْن ُّيَت َو ى َو ِم ْنُك ْم َّم ْن ُّي َر ُّد‬
‫ِآٰلى َاْر َذ ِل اْلُعُم ِر ِلَك ْياَل َيْع َلَم ِم ْۢن َبْع ِد ِع ْلٍم َش ْئًـ ۗا َو َت َر ى اَاْلْر َض َهاِم َد ًة َف ِاَذ ٓا َاْنَز ْلَن ا‬
‫ْۢن‬ ‫ۤا‬
‫َع َلْيَها اْلَم َء اْه َتَّز ْت َو َر َبْت َو َا َبَتْت ِم ْن ُك ِّل َز ْو ٍۢج َبِهْيٍج‬
Artinya : “Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan,
maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian
dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan
dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian
(dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di
antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang
dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak
mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat
bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di
atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan
berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah”.

- (Q.S al-Mu’minun (23): 13-14)


(13) ‫ۖ ُثَّم َج َعْلٰن ُه ُنْطَفًة ِفْي َقَر اٍر َّم ِكْيٍن‬
Artinya : “Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim)”.

‫ُثَّم َخ َلْقَنا الُّنْطَفَة َع َلَقًة َفَخ َلْقَنا اْلَعَلَقَة ُم ْض َغًة َفَخ َلْقَنا اْلُم ْض َغَة ِع ٰظ ًم ا َفَك َس ْو َنا اْلِع ٰظ َم‬
)14( ‫َلْح ًم ا ُثَّم َاْنَش ْأٰن ُه َخ ْلًقا ٰا َخ َۗر َفَتَباَر َك ُهّٰللا َاْح َس ُن اْلَخ اِلِقْيَۗن‬
Artinya : “Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat,
lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami
menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah,
Pencipta yang paling baik”.
7) Lalu disempurnakan peniupan ruh (Q.S Shad (38): 72)
(72) ‫َفِاَذ ا َس َّو ْيُتٗه َو َنَفْخ ُت ِفْيِه ِم ْن ُّر ْو ِح ْي َفَقُعْو ا َلٗه ٰس ِج ِد ْيَن‬
Artinya : “Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan
Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku kepadanya; maka tunduklah kamu dengan
bersujud kepadanya.”

8) Pada akhirnya menjadi manusia terbaik dengan penciptaan yang


sempurna (Q.S at-Tin (95): 4).
(4) ‫َلَقْد َخ َلْقَنا اِاْل ْنَس اَن ِفْٓي َاْح َس ِن َتْقِوْيٍۖم‬
Artinya : “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya”.

3. Al-Quran menyebutkan beberapa istilah untuk menyebut manusia. Jelaskan


istilah-istilah yang digunakan tersebut!
Jawab :
Sejumlah kata yang diungkap al-Qur’an yang menunjuk kepada manusia
yaitu Insān, Basyar dan Banī Ādam. Kata ân yang meliputi kata-kata
sejenisnya,
yaitu al-ins, al nas, unas, Anasy dan Insiy yang semua berakar dari huruf-
huruf hamzah, nun dan sin (‫) اﻧﺲ‬. Al Basyar berasal dari huruf-huruf ( ‫) ﺑﺸﺮ‬
ba, syîn dan ra dan Banû Ādam artinya anak-anak Adam atau keturunan
Adam.
Kata insān menurut Ibnu Manẓ ūr mempunyai tiga asal kata.
- Pertama, berasal dari kata anasa yang berarti absara yaitu melihat,
alima yang berarti mengetahui, dan isti’zān berarti minta izin.
- Kedua, berasal dari nasiya yang berarti lupa.
- Ketiga, berasal dari kata al-nūs yang berarti jinak lawan dari kata al-
wahsyah yang berati buas.
Berbeda dengan Ibnu Fārs mencari makna yang umum dari berbagai makna
spesifik, menurutnya semua kata yang asalnya terdiri dari huruf-huruf alif,
nun, dan syin mempunyai makna asli jinak, harmonis dan tampak dengan
jelas. Al-Isfihāni juga menyebutkan bahwa dikatakan al-insan nampak
dengan jelas, jinak, melihat, juga berarti minta izin.
Sebenarnya uraian tersebut di atas memiliki arti yang sama, yaitu bahwa
manusia yng diistilahkan dengan al-insan itu tampak pada ciri khasnya, yaitu
jinak, tampak jelas kulitnya, juga potensial untuk memelihara dan melanggar
aturan, sehingga ia dapat menjadi makhluk yang harmonis dan kacau.
Selanjutnya jika kata al-insan berasal dari kata anasa yang berarti melihat,
mengetahui dan meminta izin, maka ia memiliki sifat-sifat potensial dan
aktual untuk mampu berfikir dan menalar. Dengan berfikir manusia
mengetahui yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk,
selanjutnya menentukan pilihan untuk senantiasa melakukan yang benar dan
baik dan menjauhi yang salah dan buruk. Pada gilirannya, dia akan
menampilkan sikap minta izin kepada orang lain untuk mempergunakan
sesuatu yang bukan hak dan miliknya. Sedangkan al- insan dari sudut kata
nasiya yang berarti lupa, bahkan hilang ingatan atau kesadarannya.
Demikian pula al-insan dari sudut asal katanya al-nus atau anisa yang berarti
jinak, ramah, serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas Muin Salim menyimpulkan bahwa insan
mengandung konsep manusia sebagai makhluk yang memiliki sifat
keramahan dan kemamapuan mengetahui yang sangat tinggi. Atau dengan
ungkapan lain, manusia sebagai makhluk sosial dan kultural. Kata al-Insan
merupakan kata kedua yang paling banyak muncul dalam al-Qur’an setelah
an nas, terulang sebanyak 65 kali dalam 63 ayat dan 43 surah.

4. Manusia juga disebut sebagai khalifah. Jelaskan langkah-langkah yang


dilakukan manusia untuk merealisasikan peran sebagai khalifah!
Jawab :
Langkah – langkah manusia merealisasikan peran sebagai Khalifah
- Mewujudkan kemakmuran di muka bumi (Q.S. Hud : 61)
- Mewujudkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di muka bumi (Q.S. al-
Maidah : 16)
- Beriman dan beramal saleh (Q.S. al-Ra’d : 29)
- Bekerjasama dalam menegakkan kebenaran dan bekerjasama dalam
menegakkan kesabaran (Q.S. al-’Ashr : 1-3)
- Manusia sebagai khalifah dimuka bumi dalam menjaga dan memelihara
alam. Karena alam adalah segala sesuatu yang diciptakan Allah dengan
segala isinya, dalam konteks ini, bahwa alam tidak hanya benda angkasa
atau bumi dan segala isinya, tetapi alam juga terdapat diantara keduanya,
tugas dari seorang khalifah menjadikan perlindungan bagi umat dan
menjaga kelestarian alam (ekosistem), sehingga khalifah dan umat harus
bersatu dan saling mencintai guna menjalankan kehidupan sesuai dengan
syariat islam dan keberlangsungan hidup
- Manusia adalah khalifah di muka bumi, tugas khalifah dalam Al Qur’an
biasa disebut imaratul ardh (memakmurkan bumi) dan ibadatullah
(beribadah kepada Allah). Allah menciptakan manusia dari bumi ini dan
menugaskan manusia untuk melakukan imarah dimuka bumi dengan
mengelola dan memeliharanya.
5. Islam berjuang untuk tegaknya masyarakat yang beradab dan sejahtera.
Jelaskan prinsip-prinsip untuk menegakkan masyarakat yang beradab dan
sejahtera!
Jawab :
Islam memiliki prinsip – prinsip untuk menegakkan masyarakat yang
beradab dan sejahtera.
- Keadilan: Islam menekankan pentingnya keadilan dalam semua aspek
kehidupan. Keadilan harus ditegakkan dalam sistem hukum, distribusi
sumber daya, perlakuan terhadap individu, dan hubungan sosial. Dengan
adanya keadilan, masyarakat dapat hidup dalam harmoni dan
keseimbangan.

- Kesejahteraan: Islam mendorong kesejahteraan bagi semua anggota


masyarakat. Ini mencakup pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan,
air, tempat tinggal, pendidikan, dan perawatan kesehatan. Islam juga
mendorong pemberdayaan ekonomi dan penghapusan kemiskinan untuk
menciptakan masyarakat yang sejahtera secara ekonomi.
- Kerjasama: Islam mendorong kerjasama dan solidaritas antara anggota
masyarakat. Ini melibatkan saling membantu, berbagi sumber daya, dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kerjasama yang
baik, masyarakat dapat membangun hubungan yang harmonis dan saling
mendukung.
- Pendidikan: Islam menghargai pentingnya pendidikan dan pengetahuan.
Pendidikan harus diakses oleh semua anggota masyarakat, baik pria
maupun wanita. Dengan pendidikan yang baik, masyarakat dapat
meningkatkan kualitas hidup, mengembangkan potensi mereka, dan
berkontribusi secara positif dalam pembangunan masyarakat.
- Etika: Islam menekankan pentingnya etika dan moralitas dalam
kehidupan sehari-hari. Masyarakat yang beradab harus didasarkan pada
prinsip-prinsip etika yang baik, seperti kejujuran, integritas, kesopanan,
dan saling menghormati. Etika yang baik membentuk dasar yang kuat
untuk hubungan sosial yang sehat dan harmonis.
- Kepemimpinan yang Adil: Islam mengajarkan pentingnya
kepemimpinan yang adil dan bertanggung jawab. Pemimpin harus
memperhatikan kepentingan masyarakat, mengambil keputusan yang
bijaksana, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Kepemimpinan
yang adil dapat menciptakan lingkungan yang stabil dan memberikan
kepercayaan kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai