Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rias Qadr Nassa Zauhar

NIM : 051405999
Prodi : Sitem Informasi
Fakultas : Sains dan Teknologi
Mata kuliah : Pendidikan Agama Islam

TUGAS 1
1. Ibadah dibagi menjadi dua bentuk yaitu ibadah mahdlah dan ibadah ghairu mahdlah.
Coba jelaskan kedua pengertian berikut, serta berikan contoh masing-masing dari
jenis ibadah tersebut.
2. Tuliskan ayat dan tafsir yang menjelaskan tentang proses penciptaan manusia, serta
jelaskan tahapan penciptaan manusia menurut Al-Qur’an!
3. Al-Quran menyebutkan beberapa istilah untuk menyebut manusia. Jelaskan istilah-
istilah yang digunakan tersebut!
4. Manusia juga disebut sebagai khalifah. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan
manusia untuk merealisasikan peran sebagai khalifah!
5. Islam berjuang untuk tegaknya masyarakat yang beradab dan sejahtera. Jelaskan
prinsip-prinsip untuk menegakkan masyarakat yang beradab dan sejahtera!
#Jawaban
1. Ibadah mahdlah adalah ibadah dalam arti aktivitas atau perbuatan yang sudah
ditentukan syarat dan rukunnya. Syarat itu hal-hal yang perlu dipenuhi sebelum
suatu kegiatan ibadah itu dilakukan. Sedangkan rukun itu hal-hal, cara, tahapan atau
urutan yang harus dilakukan dalam melaksanakan ibadah itu. Contohnya seperti
sholat, puasa, haji
Ibadah ghairu mahdlah merupakan salah satu ibadah yang dapat kita amalkan
dalam kegiatan yang menyangkut nilai ibadah di keseharian kita. Contohnya seperti
berbicara dengan baik, berperilaku jujur, membantu sesama, berbakti kepada orang
tua, dan menjalani etika bisnis yang baik.

2. Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang proses penciptaan
manusia:

Surah Al-Mu'minun (23:12-14):

‫ۚ َو َلَقْد َخ َلْقَنا اِاْل ْنَس اَن ِم ْن ُس ٰل َلٍة ِّم ْن ِط ْيٍن‬


wa laqad khalaqnal-insāna min sulālatim min ṭīn

Artinya: "Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari
tanah."
‫ۖ ُثَّم َجَع ْلٰن ُه ُنْطَفًة ِفْي َقَر اٍر َّمِكْيٍن‬
ṡumma ja'alnāhu nuṭfatan fī qarārim makīn

Artinya: "Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim)."

‫ُثَّم َخ َلْقَنا الُّنْطَفَة َع َلَقًة َفَخ َلْقَنا اْلَع َلَقَة ُم ْض َغ ًة َفَخ َلْقَنا اْلُم ْض َغ َة ِع ٰظ ًم ا َفَك َس ْو َنا اْلِع ٰظ َم َلْح ًم ا ُثَّم َاْنَش ْأٰن ُه َخ ْلًقا ٰا َخ َۗر َفَتَباَر َك ُهّٰللا‬
‫َاْح َس ُن اْلَخ اِلِقْيَۗن‬
ṡumma khalaqnan-nuṭfata 'alaqatan fa khalaqnal-'alaqata muḍgatan fa khalaqnal-
muḍgata 'iẓāman fa kasaunal-'iẓāma laḥman ṡumma ansya`nāhu khalqan ākhar, fa
tabārakallāhu aḥsanul-khāliqīn

Artinya: "Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu
yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah,
Pencipta yang paling baik."

Tafsir: Ayat ini menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah, kemudian menjadi
air mani yang disimpan dalam rahim. Air mani tersebut kemudian berkembang
menjadi segumpal darah, segumpal daging, tulang belulang, dan akhirnya menjadi
makhluk yang berbentuk manusia.

Surah Al-Hajj (22:5):


‫ٰٓيَاُّيَها الَّناُس ِاْن ُكْنُتْم ِفْي َر ْيٍب ِّم َن اْلَبْع ِث َفِاَّنا َخ َلْقٰن ُك ْم ِّم ْن ُتَر اٍب ُثَّم ِم ْن ُّنْطَفٍة ُثَّم ِم ْن َع َلَقٍة ُثَّم ِم ْن ُّم ْض َغ ٍة ُّم َخ َّلَقٍة َّو َغْيِر‬
‫ُم َخ َّلَقٍة ِّلُنَبِّيَن َلُك ْۗم َو ُنِقُّر ِفى اَاْلْر َح اِم َم ا َنَش ۤا ُء ِآٰلى َاَجٍل ُّمَس ًّمى ُثَّم ُنْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْفاًل ُثَّم ِلَتْبُلُغْٓو ا َاُش َّد ُك ْۚم َوِم ْنُك ْم َّم ْن ُّيَتَو ّٰف ى‬
‫َوِم ْنُك ْم َّم ْن ُّيَر ُّد ِآٰلى َاْر َذ ِل اْلُع ُم ِر ِلَكْياَل َيْع َلَم ِم ْۢن َبْع ِد ِع ْلٍم َش ْئًـۗا َو َتَر ى اَاْلْر َض َهاِم َد ًة َفِاَذ ٓا َاْنَز ْلَنا َع َلْيَها اْلَم ۤا َء اْهَتَّزْت‬
‫ْۢن‬
‫َو َرَبْت َو َا َبَتْت ِم ْن ُك ِّل َز ْو ٍۢج َبِهْيٍج‬

Artinya "Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari
kematian), maka sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari tanah, kemudian
dari setetes air mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal
daging yang sempurna bentuknya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan
kepada kamu. Dan Kami simpan dalam rahim apa yang Kami kehendaki sampai
waktu yang telah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian agar kamu sampai kepada kematangan (pikiran). Dan di antara kamu ada
yang diwafatkan dan di antara kamu ada yang dibawa kembali kepada umur yang
paling rendah, sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu apa pun setelah ilmu
pengetahuannya. Dan kamu lihat bumi yang kering, apabila Kami turunkan air di
atasnya, ia bergoncang, dan tumbuhlah dan menjadi berbagai macam tumbuhan
yang indah."
Tafsir: Ayat ini menjelaskan bahwa manusia awalnya diciptakan dari tanah dan air
mani. Kemudian, melalui tahapan perkembangan yang dijelaskan sebagai segumpal
darah dan segumpal daging yang sempurna bentuknya, manusia akhirnya lahir
sebagai bayi dan tumbuh menjadi dewasa.

Berdasarkan ayat-ayat di atas, tahapan penciptaan manusia menurut Al-Qur'an dapat


dijelaskan sebagai berikut:
a) Manusia diciptakan dari tanah.
b) Tanah tersebut menjadi air mani yang disimpan dalam rahim.
c) Air mani berkembang menjadi segumpal darah.
d) Segumpal darah tersebut berkembang menjadi segumpal daging.
e) Segumpal daging tersebut berkembang menjadi tulang belulang yang dilapisi
dengan daging.
f) Manusia akhirnya menjadi makhluk yang berbentuk manusia.
g) Manusia lahir sebagai bayi dan tumbuh menjadi dewasa.
Tahapan ini menggambarkan proses penciptaan manusia yang berlangsung secara
bertahap dan kompleks. Hal ini menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah sebagai
Pencipta yang Maha Suci.

3. Dalam Al-Qur'an, terdapat beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut


manusia. Istilah-istilah tersebut adalah al-Basyar, al-Insan, al-Ins, al-Nas, dan Bani
Adam. Meskipun secara tekstual kelima istilah tersebut memiliki makna yang sama,
yaitu manusia, namun secara spesifik penggunaan dari kelima istilah tersebut, secara
implisit memiliki aksentuasi makna dalam konteks yang berbeda. Istilah al-Basyar
lebih mengacu pada manusia sebagai makhluk fisis-biologis, sedangkan istilah al-
Insan lebih mengacu pada manusia sebagai makhluk rohani yang berdimensi jasmani
dan rohani. Istilah al-Ins lebih mengacu pada manusia sebagai makhluk yang jinak,
ramah, dan menyenangkan, sedangkan istilah al-Nas lebih mengacu pada manusia
sebagai makhluk sosial secara keseluruhan, baik beriman ataupun kafir. Terakhir,
istilah Bani Adam digunakan untuk merujuk asal-usul manusia sebagai keturunan
Nabi Adam AS, dan menunjukkan bahwa manusia bukan hasil dari evolusi makhluk
anthropus (sejenis kera).

4. Sebagai khalifah, manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mengelola
bumi serta segala isinya dengan baik. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat
dilakukan manusia untuk merealisasikan peran sebagai khalifah
 Menjaga lingkungan: Manusia harus menjaga kelestarian alam dan
menghindari kerusakan lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya, menghemat energi, dan
mendukung kegiatan yang ramah lingkungan.
 Mengembangkan ilmu pengetahuan: Manusia harus terus mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memperbaiki kualitas hidup dan
lingkungan.
 Menjaga keadilan: Manusia harus menjaga keadilan dan menghindari
tindakan yang merugikan orang lain.
 Beribadah dan mengenal Allah SWT: Manusia harus beribadah dan mengenal
Allah SWT sebagai sumber kebijaksanaan dan kekuatan dalam menjalankan
tugasnya sebagai khalifah.
 Menjadi pemimpin: Manusia harus menjadi pemimpin yang baik dan
bijaksana dalam mengelola bumi dan segala isinya.
Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, manusia dapat merealisasikan
perannya sebagai khalifah dengan baik dan menjalankan tugasnya untuk menjaga
dan mengelola bumi serta segala isinya dengan bijaksana.

5. Islam mengajarkan prinsip-prinsip untuk menegakkan masyarakat yang beradab dan


sejahtera. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
 Keadilan
Islam menekankan pentingnya keadilan dalam semua aspek kehidupan.
Keadilan harus ditegakkan dalam hubungan antara individu, kelompok, dan
negara.
 Keseimbangan
Islam mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan.
Manusia harus menjaga keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani,
antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat, serta antara
kepentingan manusia dan kepentingan lingkungan.
 Kepemimpinan yang baik
Manusia harus menjadi pemimpin yang baik dan bijaksana dalam mengelola
bumi dan segala isinya. Pemimpin harus memimpin dengan adil dan
bijaksana, serta memperhatikan kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
 Beribadah dan mengenal Allah SWT
Manusia harus beribadah dan mengenal Allah SWT sebagai sumber
kebijaksanaan dan kekuatan dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah.
 Mengembangkan ilmu pengetahuan
Manusia harus terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
memperbaiki kualitas hidup dan lingkungan.
 Menjaga lingkungan
Manusia harus menjaga kelestarian alam dan menghindari kerusakan
lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan bahan-
bahan berbahaya, menghemat energi, dan mendukung kegiatan yang ramah
lingkungan.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, manusia dapat menegakkan
masyarakat yang beradab dan sejahtera. Masyarakat yang beradab dan sejahtera
merupakan kondisi yang ingin dicapai masyarakat di semua daerah. Terwujudnya
kenyamanan dan kedamaian dalam suatu masyarakat dapat dicapai dengan adanya
masyarakat beradab dan sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai