Pertemuan ke-1
1. Pertanyaan: Apa perkara yang pertama kali diwajibkan bagi seorang hamba?
Jawab: Perkara pertama yang wajib diketahui seorang hamba adalah mengenal tujuan dirinya
diciptakan Allah, diambil perjanjian darinya, diutus para rasul karenanya, diturukan kitab-kitab untuk
hal itu, dan karenanya pula dunia, akhirat, surga, dan neraka diciptakan, serta hari Kiamat terjadi.
Karena hal itu pula ditegakkan timbangan, catatan amal bertebaran, terjadi kesengsaraan dan
kebahagiaan, serta sesuai tingkatannya cahaya dibagi-bagikan, dan barang siapa yang tidak diberi
cahaya oleh Allah, maka dia tidak akan memperoleh cahaya.
َ َما َخلَ ْق َنا ُه َما ِإاَّل ِب ْال َح ِّق َولَكِنَّ َأ ْك َث َر ُه ْم اَل َيعْ لَم- ين
ُون َ ْت َواَأْلر
َ ض َو َما َب ْي َن ُه َما اَل عِ ِب ِ َو َما َخلَ ْق َنا ال َّس َم َاوا
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-
main.--Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan hak (kebenaran), tetapi kebanyakan
mereka tidak mengetahui.” (Qs. Ad Dukhan: 38-39)
َ ك َظنُّ الَّذ
ِين َك َفرُوا َ َْو َما َخلَ ْق َنا ال َّس َما َء َواَأْلر
َ ض َو َما َب ْي َن ُه َما بَاطِ اًل َذ ِل
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah.
Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena
mereka akan masuk neraka.” (Qs. Shaad: 27)
َ ت َو ُه ْم اَل ي ُْظلَم
ُون َ ْت َواَأْلر
ٍ ض ِب ْال َح ِّق َولِ ُتجْ َزى ُك ُّل َن ْف
ْ س ِب َما َك َس َب ِ َو َخلَقَ هَّللا ُ ال َّس َم َاوا
“Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalas setiap diri
terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.” (Qs. Al Jatsiyah: 22)
“Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah kepada-Ku.”
(Qs. Adz Dzariyat: 56)
3. Pertanyaan: Apa arti hamba?
Jawab: Hamba jika maksudnya ‘yang dijadikan hamba’ maka artinya yang direndahkan dan
ditundukkan. Arti ini mencakup semua makhluk baik di alam bagian atas maupun alam bagian
bawah, baik yang berakal maupun tidak berakal, yang basah maupun yang kering, yang bergerak
maupun yang diam, yang tampak maupun yang tersembunyi, mukmin maupun kafir, yang baik
maupun yang jahat, dan lain-lain. Hal itu karena semuanya adalah makhluk Allah Azza wa Jalla,
diatur, dan tundukkan-Nya, dimana masing-masingnya memiliki garis yang ia berdiri di atasnya dan
batasan yang berakhir kepadanya. Semua berjalan sampai waktu yang telah ditentukan, dimana
semuanya berjalan tanpa melebihi batasan itu meskipun sekecil debu. Yang demikian adalah
ketetapan dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui, pengaturan dari-Nya Yang Maha Adil
lagi Mahabijaksana. Tetapi jika maksudnya adalah seorang yang beribadah, yang mencintai, dan
merendahkan diri, maka hal itu khusus bagi kaum mukmin yang menjadi hamba-hamba-Nya yang
dimuliakan dan wali-wali-Nya yang bertakwa yang tidak ada kekhawatiran bagi mereka dan tidak
pula bersedih hati.
Jawab: Ibadah adalah istilah untuk semua amal yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik berupa
ucapan maupun perbuatan yang tampak maupun yang tersembunyi, serta berlepas diri hal yang
bertentangan dengan itu atau kebalikannya.
Jawab: Apabila terpenuhi dua hal, yaitu rasa cinta secara sempurna dan sikap menghinakan diri
secara sempurna. Allah Ta’ala berfirman,
َ ِإنَّ الَّذ
َ ُِين ُه ْم مِنْ َخ ْش َي ِة َرب ِِّه ْم ُم ْشفِق
ون
“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka,” (Qs. Al
Mu’minun: 57)
6. Pertanyaan: Apa tanda seorang hamba cinta kepada Allah Azza wa Jalla?
Jawab: Tandanya adalah dengan mencintai apa yang dicintai Allah Ta’ala, membenci apa yang
dimurkai-Nya, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, berwala (memberikan loyalitas
dan kecintaan) kepada wali-wali-Nya, memusuhi musuh-musuh-Nya. Oleh karenanya, ikatan iman
yang paling kokoh adalah cinta karena Allah dan benci pun karena-Nya.
7. Pertanyaan: Dengan apa para hamba mengetahui apa-apa yang dicintai Allah dan diridhai-Nya?
Jawab: Mereka mengetahui hal-hal yang dicintai Allah dan diridhai-Nya melalui pengutusan Allah
terhadap para rasul dan diturunkan-Nya kitab-kitab yang di sana memerintahkan apa saja yang
dicintai Allah dan diridhai-Nya dan melarang apa saja yang dibenci-Nya, sehingga hujjah-Nya pun
tegak atas mereka dan hikmah-Nya pun tampak dengan jelas. Allah Ta’ala berfirman,
اس َعلَى هَّللا ِ حُجَّ ٌة َبعْ َد الرُّ س ُِل َ ين لَِئ اَّل َي ُك
ِ ون لِل َّن َ ُر ُساًل ُم َب ِّش ِر
َ ين َو ُم ْنذ ِِر
“(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak
ada alasan bagi manusia membantah Allah setelah diutusnya rasul-rasul itu.” (Qs. An Nisaa’: 165)
ُّون هَّللا َ َفا َّت ِبعُونِي يُحْ ِب ْب ُك ُم هَّللا ُ َو َي ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذ ُنو َب ُك ْم َوهَّللا ُ َغفُو ٌر َرحِي ٌم
َ قُ ْل ِإنْ ُك ْن ُت ْم ُت ِحب
Katakanlah, "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Ali Imran: 31)
Ketiga, sesuai syariat, dimana Allah memerintahkan kita agar beragama sesuai dengannya.
َ ُ) َكب َُر َم ْق ًتا عِ ْن َد هَّللا ِ َأنْ َتقُولُوا َما اَل َت ْف َعل2( ون
)3( ون َ ُون َما اَل َت ْف َعل َ َيا َأ ُّي َها الَّذ
َ ُِين آ َم ُنوا لِ َم َتقُول
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu
kerjakan?--Sangat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan.” (Qs. Ash Shaff: 2-3)
Jawab: Yaitu ketika keinginan hamba dalam semua ucapan dan amalnya yang tampak maupun yang
tersembunyi mencari keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (Qs. Al Bayyinah: 5)
)20( ) ِإاَّل ا ْب ِتغَا َء َوجْ ِه َر ِّب ِه اَأْلعْ لَى19( َو َما َأِل َح ٍد عِ ْندَ هُ مِنْ نِعْ َم ٍة ُتجْ َزى
“Padahal tidak ada seseorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya,--
Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Mahatinggi.”
(Qs. Al Lail: 19-20)
ُ م ل َِوجْ ِه هَّللا ِ اَل ُن ِري ُد ِم ْن ُك ْم َج َزا ًء َواَلPْ ِإ َّن َما ُن ْط ِع ُم ُك
ش ُكورً ا
“Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah,
kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (Qs. Al Insaan: 9)
ٍ ث ال ُّد ْن َيا ُنْؤ ِت ِه ِم ْن َها َو َما َل ُه فِي اآْل خ َِر ِة مِنْ َنصِ ي
ب َ ث اآْل خ َِر ِة َن ِز ْد لَ ُه فِي َحرْ ِث ِه َو َمنْ َك
َ ْان ي ُِري ُد َحر َ ْان ي ُِري ُد َحر
َ َمنْ َك
barang siapa yang menghendaki keuntungan di
akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan
di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu
bagian pun di akhirat.” (Qs. Asy Syura: 20)