Anda di halaman 1dari 14

Kutbah Idul Fitri 1 Syawal 1443 H/Senin, 2 Mei 2022

KESUCIAN HATI DAN MENJAGA ISTIGHFAR


Dr. Drs. H. Sriyatin Shodiq, S.H.,M.Ag.,M.H.

Orang-orang yang dikehendaki al-Quran adalah bukan


sekedar “aslama” tetapi “muslimun”, karena “aslama” baru
menunjukkan proses untuk berserah diri, sedangkan
“muslimun” adalah orang yang telah mempraktikkan dan
mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam.
Bukan sekedar “amanu” tapi “mu‟minun”, karena “amanu”
baru merupakan proses beriman, sedangkan “mu‟minun”
adalah orang yang telah mempraktikkan dan
mengamalkan nilai-nilan keimanan.
Bukan sekedar “ittaqa” tapi “muttaqun”, karena “ittaqa”
baru merupakan proses bertaqwa, sedangkan “muttaqun”
adalah orang yang telah mempraktikkan dan
mengamalkan nilai-nilai ketaqwaan dalam kehidupan
sehari-hari.
Begitu juga, bukan sekedar “akhlasa” tapi “mukhlisun”,
karena “akhlasa” baru merupakan proses menuju ikhlas,
sedangkan “mukhlisun” adalah orang yang telah
menunjukkan keikhlasan dalam melakukan amal
kebajikan.
QS. At-Tin (95:4,5,6)
      
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya.
    
Kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-
rendahnya (neraka).
QS. At-Tin (95:6)
         
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-
putusnya.

1
Amal saleh adaah segala perbuatan baik yang
dilandasi iman dan bermanfaat bagi pelakunya dan
bagi orang lain.
QS. Ibrahim (14:18)
           

            
Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan
mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras
pada suatu hari yang berangin kencang. mereka tidak
dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah
mereka usahakan (di dunia). yang demikian itu adalah
kesesatan yang jauh.
QS. An-Nur (24:39)
         

           

 
Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana
fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh
orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu
Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya
(ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan
kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan
Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya
QS. Ibrahim (14:23)
         

        


Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan
beramal saleh ke dalam syurga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya
dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan
mereka dalam syurga itu ialah "salaam"[ sejahtera dari
segala bencana].
2
QS. An-Nahl (16:97)
            

      


Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka
Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik[839] dan Sesungguhnya akan Kami beri
Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan.

8 Ciri-Ciri Qalbu Seorang Muslim Sehat Menurut Alquran


Hati atau qalbu seorang Muslim bisa sehat dan sakit:
Pertama, qalbu yang bersih
‫س ِل ٌٍم‬ ٍ ‫َّللاَ ِبقَ ْل‬
َ ‫ب‬ ‫ِإ اَّل َم ْن أَت َى ا‬
“Kecuali orang-orang yang menghadap Allah
dengan hati yang bersih. (Asy-Syuara:89)
Ayat ini menjelaskan bahwa kesenangan yang bakal
diperoleh di akhirat, tidak dapat dibeli dengan harta yang
banyak. Juga tidak mungkin ditukar dengan anak dan
keturunan yang banyak. Sebab masing-masing manusia
hanya diselamatkan amal dan hatinya yang bersih.
Kedua, takut kepada Allah
‫ق َو ََّل ٌَ ُكونُوا‬ ِ ّ ‫َّللاِ َو َما نَزَ َل ِمنَ ْال َح‬ َ ‫أَلَ ْم ٌَأ ْ ِن ِللاذٌِنَ آ َمنُوا أ َ ْن ت َْخ‬
‫ش َع قُلُوبُ ُه ْم ِل ِذ ْك ِر ا‬
ٌ ‫ت قُلُوبُ ُه ْم ۖ َو َك ِث‬
‫ٌر ِم ْن ُه ْم‬ َ َ‫علَ ٌْ ِه ُم ْاْل َ َم ُد فَق‬
ْ ‫س‬ َ َ‫َاب ِم ْن قَ ْب ُل ف‬
َ ‫طا َل‬ َ ‫َكالاذٌِنَ أُوتُوا ْال ِكت‬
َ‫فَا ِسقُون‬
“Belum tibalah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk
secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran
yang telah diwahyukan (kepada mereka) dan janganlah mereka
(berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima Kitab
sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang
sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara
mereka menjadi orang-orang fasik. “ (QS.Al Hadid:16)
Ketiga, hati yang bertakwa
ِ ‫َّللاِ فَإِنا َها ِم ْن ت َ ْق َوى ْالقُلُو‬
‫ب‬ ‫شعَائِ َر ا‬ ّ ِ َ‫َٰ َذلِكَ َو َم ْن ٌُع‬
َ ‫ظ ْم‬
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa
mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka ssungguhnya hal
itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj:32)

3
Keempat, hati yang lembut karena mengikuti petunjuk
Allah swt
َ‫ش ِع ُّر ِم ْنهُ ُجلُو ُد الاذٌِنَ ٌَ ْخش َْون‬
َ ‫ً ت َ ْق‬ ِ ٌِ‫سنَ ْال َحد‬
َ ِ‫ث ِكت َابًا ُمتَشَابِ ًها َمثَان‬ َ ْ‫ا اَّللُ ن اَز َل أَح‬
‫َّللاِ ۚ َٰ َذلِكَ ُه َدى ا‬
ۚ ‫َّللاِ ٌَ ْهدِي بِ ِه َم ْن ٌَشَا ُء‬ ‫ٌن ُجلُو ُد ُه ْم َوقُلُوبُ ُه ْم إِلَ َٰى ِذ ْك ِر ا‬
ُ ‫َربا ُه ْم ث ُ ام ت َ ِل‬
‫َّللاُ فَ َما لَهُ ِم ْن هَا ٍد‬
‫ض ِل ِل ا‬ ْ ٌُ ‫َو َم ْن‬
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu)
Alquran yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang,
gemetar karenanya kulit, orang-orang yang takut kepada
Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka
ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu
Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan
barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang
pun yang dapat memberi petunjuk.” (QS. Az Zumar:23)
Kelima, hatinya tunduk kepada Allah
‫َو ِل ٌَ ْعلَ َم الاذٌِنَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم أَناهُ ْال َح ُّق ِم ْن َر ِبّكَ فٌَُؤْ ِمنُوا ِب ِه فَت ُ ْخ ِبتَ لَهُ قُلُوبُ ُه ْم ۗ َو ِإ ان ا‬
َ‫َّللا‬
‫ص َراطٍ ُم ْست َ ِق ٌٍم‬ ِ ‫لَ َها ِد الاذٌِنَ آ َمنُوا ِإلَ َٰى‬
“Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu meyakini bahwa
(Alquran) itu benar dari Tuhanmu, lalu mereka beriman dan hati
mereka tunduk kepada-Nya. Dan sungguh, Allah pemberi
petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang
lurus.” (QS. Al-Hajj :54)
Keenam, hati yang bergetar ketika disebut nama
Allah swt
‫علَ ٌْ ِه ْم آٌَاتُهُ زَ ا َدتْ ُه ْم‬ ْ ٌَ‫ت قُلُوبُ ُه ْم َوإِ َذا ت ُ ِل‬
َ ‫ت‬ ‫إِنا َما ْال ُمؤْ ِمنُونَ الاذٌِنَ إِ َذا ذُ ِك َر ا‬
ْ َ‫َّللاُ َو ِجل‬
َ‫علَ َٰى َر ِبّ ِه ْم ٌَت ََو اكلُون‬
َ ‫إٌِ َمانًا َو‬
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka
yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila
dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat)
imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.” (QS Al-
Anfal:2)
Ketujuh, hati yang bertaubat
‫ب‬ ٍ ‫ب َو َجا َء بِقَ ْل‬
ٍ ٌِ‫ب ُمن‬ ِ ٌْ َ‫الرحْ َٰ َمنَ ِب ْالغ‬
‫ً ا‬ َ ‫َم ْن َخ ِش‬
“(Yaitu) orang yang takut kepada Allah Yang Maha Pengasih,
sekalipun tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati
yang bertaubat.” (QS. Qaf:33)
Kedelapan, hati yang tenteram
ُ ُ‫َّللاِ ت َْط َمئِ ُّن ْالقُل‬
‫وب‬ ‫الاذٌِنَ آ َمنُوا َوت َْط َمئِ ُّن قُلُوبُ ُه ْم بِ ِذ ْك ِر ا‬
‫َّللاِ ۗ أ َ ََّل بِ ِذ ْك ِر ا‬
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra‟du: 28)

4
A. Kesucian Hati Pasca Puasa Ramadan
Tentang Baik dan Dosa

‫ت إِلَْي ِو‬ ُّ ِ‫ «ال‬،‫ات‬


ْ َّ‫ِْب َما اط َْمأَن‬ ٍ ‫ث م َّر‬
َ َ ‫ك» ثَََل‬َ ‫ت نَػ ْف َس‬ ِ ‫استَػ ْف‬
ْ ‫ َو‬،‫ك‬ ِ ‫استَػ ْف‬
َ َ‫ت قَػلْب‬ ْ ُ‫صة‬ َ ِ‫« ََي َواب‬
»‫َّاس َوأَفْػتَػ ْو َؾ‬
ُ ‫اؾ الن‬ َ َ‫ َوإِ ْف أَفْػت‬،‫الص ْد ِر‬
َّ ‫َّد ِِف‬
َ ‫ َوتَػ َرد‬،‫س‬ ِ ‫اؾ ِِف النَّػ ْف‬ ِْ ‫ َو‬،‫النَّػ ْفس‬
َ ‫اْل ْْثُ َما َح‬ ُ
Wahai Wabishah, mintalah fatwa pada hatimu (3x), karena
kebaikan adalah yang membuat tenang jiwa dan hatimu. Dan
dosa adalah yang membuat bimbang hatimu dan goncang
dadamu. Walaupun engkau meminta fatwa pada orang-orang
dan mereka memberimu fatwa” (HR. Ahmad/Hasan li Ghairihi).

Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad (Fathul Qawiyyil Matin:


1/93), menjelaskan tentang Syubhat:
َّ ٌ ‫ “واإلث ُم ما حان فً نفسن وكرهت أن‬:‫لوله‬
،”‫طلع علٌه الناس‬
Sabda Nabi: “Dan dosa adalah yang membuat bimbang
hatimu dan engkau tidak senang (tidak ingin) diketahui
oleh orang.
‫ ومنه ما ٌحون فً الصدر وال تطمئنُّ إلٌه‬،‫من اإلثم ما ٌكون واضحا ً جلًٌّا‬
،‫النفس‬
Ada dosa yang sudah jelas hukumnya. Ada pula dosa
(yang tidak jelas) yang membuat hati resah dan
menyesakkan dada dan tidak tenang diri.
َّ ٌ ‫وٌكره اإلنسانُ أن‬
،‫طلع علٌه الناس؛ ألنَّه ِم َّما ٌُستحٌا من فعله‬
dan ia tidak senang (tidak ingin) diketahui orang-orang
karena ia malu melakukannya di depan orang-orang.
،‫فٌخشى صاحبُه ألسنةَ الناس فً نٌلهم منه‬
Hadis Nabi saw:
َ َ‫ ف‬،‫ت‬
‫س َد‬ ْ ‫س َد‬ َ ‫صلَ َح ْال َج‬
َ َ‫ َو ِإ َذا ف‬،ُ‫س ُد ُكلُّه‬ َ ،‫ت‬ َ ‫ إِ َذا‬،ً‫ضغَة‬
ْ ‫صلَ َح‬ َ ‫أ َ ََّل َو ِإ ان فًِ ْال َج‬
ْ ‫س ِد ُم‬
‫ب» رواه مسلم‬ ُ ‫ًِ ْالقَ ْل‬ َ ‫ْال َج‬
َ ‫ أ َ ََّل َوه‬،ُ‫س ُد ُكلُّه‬
Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika
dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk,
maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati.
(HR. Muslim).
Dalam kitab Minhajul Arifin Imam Al Ghazali, Bab II :
Tentang Hukum I‟rab Hati:
Tanda hati tenang dan tidak tenang ada 4:
‫ و وقف‬, ‫ و خفض‬, ‫ و فتح‬, ‫ رفع‬: ‫و إعراب القلوب على أرتعة أنواع‬
I'rabnya (perubahannya) hati ada empat macam :
1. Rafa' (naik/terangkat) 2. Fatah (terbuka) 3. Khafadz (turun) 4.
Waqaf (berhenti/mati)
5
‫ في ذكر هللا‬: ‫فرفع القلة‬
Rafa' (naik/terangkat) nya hati adalah ketika zikir kepada Allah
QS. Ar-Ra’du (13:28)
           
28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
‫ في الرضاء عن هللا تعالى‬: ‫و فتح القلة‬
Fatah (terbuka) nya hati adalah ketika ridha kepada Allah
‫ في االشتغال تغير هللا تعالى‬: ‫و خفض القلة‬
Khafadz (turun) nya hati adalah ketika sibuk dengan selain
Allah
‫ في الغفلة عن هللا تعالى‬: ‫و وقف القلة‬
Waqaf (berhenti/mati) nya hati adalah ketika lalai dari Allah.
‫ و دوام الشوق‬, ‫ و فمد المخالفة‬, ‫ وجود الموافمة‬: ‫فعالمة الرفع ثالثة أشٌاء‬
Tanda rafa' nya (naik/terangkatnya ) hati ada 3 :
1. Ada kecocokan 2. Hilangnya penyimpangan
3. Lestarinya kerinduan
‫ و الٌمٌن‬, ‫ و الصدق‬, ‫ التوكل‬: ‫و عالمة الفتح ثالثة أشٌاء‬
Tanda fatah nya (terbukanya) hati ada 3:
1. Kepasrahan 2. Kejujuran 3. Keyakinan
‫ و الحرص و هو مرعاة‬, ‫ و الرٌاء‬, ‫ العجب‬: ‫و عالمة الخفض ثالثة أشٌاء‬
‫الدنٌا‬
Tanda khafadz nya (turunnya) hati ada 3 :1. Bangga diri 2.
Pamer, 3. Tamak yaitu selalu memperhatikan dunia.
, ‫ وعدم مرارة المعصٌة‬, ‫ زوال حالوة الطاعة‬: ‫وعالمة الولف ثالثة أشٌاء‬
‫والتباس الحالل‬
Tanda waqaf nya (berhenti/mati) hati ada 3 : 1. Hilangnya
rasa manis dalam ketaatan 2. Tiadanya rasa pahit dalam
kemaksiatan 3. Ketidak jelasan kehalalan.
Ya Allah, semoga Engkau jadikan hati kami yang beri'rab
rafak dan beri'rab fatah , jangan Engkau jadikan hati kami
yang beri'rab khafadz dan waqaf.

ِ ‫اح‬ِ‫بص‬ ٍ
‫ب‬ َ ٍ ‫ َع ْن أَِِب َك ْع‬،‫ َح َّدثَػنَا ُم َعاذُ بْ ُن ُم َعاذ‬:‫اؿ‬َ َ‫ي ق‬ ُّ ‫صا ِر‬
َ ْ‫وسى األَن‬ َ ‫َح َّدثَػنَا أَبُو ُم‬
ِ ِ ُ ‫ قُػل‬:‫اؿ‬
َ ِ‫ ََي أ َُّـ ادلُْؤمن‬:َ‫ْت ألُِّـ َسلَ َمة‬
‫ني َما َكا َف‬ َ َ‫ ق‬،‫ب‬ٍ ‫ َح َّدثَِِن َش ْه ُر بْ ُن َح ْو َش‬:‫اؿ‬
َ َ‫احلَ ِري ِر ق‬

6
‫ َكا َف أَ ْكثَػ ُر‬:‫ت‬ ْ َ‫اَّللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم إِذَا َكا َف ِع ْن َد ِؾ؟ قَال‬
َّ ‫صلَّى‬ َ ‫اَّلل‬
َِّ ‫وؿ‬ ِ ‫أَ ْكثَػر ُد َع ِاء ر ُس‬
َ ُ
ِ
‫اَّلل َما‬ َّ ‫وؿ‬َ ‫ ََي َر ُس‬:‫ْت‬ ُ ‫ فَػ ُقل‬:‫ت‬ ْ َ‫ك " قَال‬ ِ ِ
َ ‫ت قَػلِِْب َعلَى دين‬ ِ
ْ ّ‫وب ثَػب‬ ِ ُ‫ب ال ُقل‬ ِ ِ ِ
َ ّ‫ ََي ُم َقل‬:‫ُد َعائو‬
َ ِ‫ت قَػلِِْب َعلَى ِدين‬ ْ ِّ‫وب ثَػب‬ ِ َ ِ‫ِألَ ْكثَ ِر ُد َعائ‬
ُ‫«َي أ َُّـ َسلَ َمةَ إِنَّو‬َ :‫اؿ‬ َ َ‫ك؟ ق‬ ِ ُ‫ب الْ ُقل‬ َ ّ‫ك ََي ُم َقل‬
َِّ ‫ني ِمن أَصابِ ِع‬ ِ ‫لَيس‬
‫اء‬
َ ‫ َوَم ْن َش‬،‫اـ‬ َ َ‫اء أَق‬
َ ‫ فَ َم ْن َش‬،‫اَّلل‬ َ ْ ِ ْ ‫ُصبُػ َع‬ ْ ‫ني أ‬ َ ْ ‫آدم ٌّي إََِّّل َوقَػلْبُوُ بَػ‬
َ َ ْ
‫ َوِِف‬.]8 :‫غ قُػلُوبَػنَا بَػ ْع َد إِ ْذ َى َديْػتَػنَا} [آؿ عمراف‬ ْ ‫{ربػَّنَا ََّل تُ ِز‬َ ٌ‫ فَػتَ ََل ُم َعاذ‬.»‫غ‬ َ ‫أ ََزا‬
َِّ ‫ وعب ِد‬،‫ وجابِ ٍر‬،‫س‬
‫ َونػُ َع ْي ِم‬،‫اَّلل بْ ِن َع ْم ٍرو‬ َّ ‫ َوالنػ‬،َ‫اب َع ْن َعائِ َشة‬ ِ َ‫الب‬
ْ َ َ َ َ ٍ َ‫ َوأَن‬،‫اس بْ ِن َسَْ َعا َف‬ ِ ‫َّو‬
‫يث َح َس ٌن وقاؿ الباين حديث حسن وواه الرتمذي و أمحد‬ ٌ ‫ َو َى َذا َح ِد‬:.‫بْ ِن ََهَّا ٍر‬
Kenapa sampai Nabi saw terus berdoa agar diteguhkan
hati dalam ketaatan.
Ingatlah, hati bisa saja berbolak-balik. Oleh karenanya,
do‟a yang paling sering Nabi saw panjatkan :
َ‫ت قَ ْلبِى َعلَى دٌِنِك‬ ِ ‫ب ْالقُلُو‬
ْ ‫ب ث َ ِّب‬ َ ّ‫ٌَا ُمقَ ِل‬
Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati,
teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”
Kisah lengkapnya bisa dilihat dalam hadis :
Syahr bin Hawsyab berkata bahwa ia berkata pada istri
Nabi saw, Ummu Salamah:
‫ إِ َذا َكانَ ِع ْن َد ِك‬-‫ملسو هيلع هللا ىلص‬- ‫َّللا‬
ِ ‫سو ِل ا‬ ُ ‫اء َر‬ ِ ‫ٌَا أ ُ ام ْال ُمؤْ ِمنٌِنَ َما َكانَ أ َ ْكث َ ُر ُد َع‬
“Wahai Ummul Mukminin, apa do‟a yang sering
dipanjatkan oleh Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam
jika berada di sisimu?”
Ummu Salamah menjawab:
.» َ‫ت َق ْل ِبى َعلَى دٌِنِك‬ ْ ّ‫ب ث َ ِب‬ِ ‫ب ْالقُلُو‬ َ ّ‫َكانَ أ َ ْكث َ ُر ُد َعائِ ِه « ٌَا ُمقَ ِل‬
“Yang sering dibaca oleh Nabi saw adalah, ‟Ya muqallibal
qulub tsabbit qolbii „ala diinik (Wahai Dzat yang Maha
Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas
agama-Mu)‟.”
Ummu Salamah pernah bertanya pada Rasulullah saw:
َ‫ت َق ْلبِى َعلَى دٌِنِك‬ ْ ِّ‫ب ثَب‬ ِ ‫ب ْالقُلُو‬َ ّ‫َّللا َما ْل َ ْكث َ ِر ُد َعائِكَ ٌَا ُمقَ ِل‬
ِ ‫سو َل ا‬ ُ ‫ٌَا َر‬
“Wahai Rasulullah kenapa engkau lebih sering berdo‟a
dengan do‟a, ‟Ya muqallibal quluub tsabbit qolbii „ala diinik
(Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati,
teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).
Nabi saw seraya menjawab:
7
َ َ‫َّللاِ فَ َم ْن شَا َء أَق‬
‫ام َو َم ْن‬ ‫صا ِبعِ ا‬ ْ ُ ‫َّل َوقَ ْلبُهُ َبٌْنَ أ‬
َ َ‫صبُ َعٌ ِْن ِم ْن أ‬ ‫ى ِإ ا‬ ٌّ ‫ْس آ َد ِم‬ َ ٌ‫سلَ َمةَ ِإناهُ َل‬َ ‫ٌَا أ ُ ام‬
َ ‫شَا َء أَزَ ا‬
‫غ‬
“Wahai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia
selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang
Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan
dalam iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah
pun bisa menyesatkannya.”
Setelah itu Mu‟adz bin Mu‟az (meriwayatkan hadis ini)
membacakan ayat:
‫َربانَا ََّل ت ُ ِز ْغ قُلُوبَنَا بَ ْع َد إِ ْذ َه َد ٌْتَنَا‬
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami
condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk
kepada kami.” (QS. Ali Imran: 8) (HR. Tirmidzi, Ahmad,
dan Tirmizi, menurut Tirmizi hadis ini Hasan, Al-Bani hasi
sahih).

B.Istigfar Menjaga Hati dari Dosa dan Maksiat dan


Banyak Rezeki, Kuat dan Sehat

2 (dua) Nabi dan Rasul (Nabi Nuh As dan umatnya


Nabi Hud As dan kaum Aad)... umat nabi Nuh
banyak dosa dan maksiat, umat nabi Hud banyak
dosa dan maksiat. Umat nabi Hud AS, kaum Aad
gagah besar kuat... azab angin dingin...
1 (satu) sahabat Rasulullah saw khalifah ke-2 Umar
Bin Khattab)-kemarau-shalat istisqa‟-mohon hujan.
2 (dua) Tabiin) Imam Ahmad Bin Hambal (ketemu
tukang pembuat dan penjual rati, dan Hasan Al-
Basri Bin Zaid bin Tsabit-4 orang datang mengadu
paceklik-kekeringan-ibu mandul-gagal panen, dan
kuli pengangkut air)

2 (dua) tukang pembuat/penjual rati (amalan


istighfar) dan kuli pengangkut air (amalan tahmid
dan istigfar).

Dalam Tafsir al-Qurtubi


8
‫‪Dalam QS. NUH (71:10-11-12): Riwayat dalam Tafsir al-‬‬
‫‪Qurthubi, nama lengkapnya : Abu 'Abdullah Muhammad bin‬‬
‫‪Ahmad bin Abu Bakr Al-Anshari al-Qurthubi (Al-Jami’ liahkam‬‬
‫‪al-Qur’an wa al-Mubayyin Lima Tadhammanahu Min as-‬‬
‫‪Sunnah wa Ayi al-Furqan”) terdiri dari 20 jilid:‬‬

‫اء َعلَْي ُك ْم ِم ْد َر ًارا (ٔٔ)‬ ‫ارا (ٓٔ) يُػ ْر ِس ِل َّ‬


‫الس َم َ‬
‫ِ‬
‫استَػ ْغف ُروا َربَّ ُك ْم إِنَّوُ َكا َف غَ َّف ً‬ ‫ْت ْ‬ ‫فَػ ُقل ُ‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ارا (ٕٔ)‬ ‫ني َوََْي َع ْل لَ ُك ْم َجنَّات َوََْي َع ْل لَ ُك ْم أَنْػ َه ً‬ ‫َوُيُْد ْد ُك ْم ِِب َْم َو ٍاؿ َوبَنِ َ‬
‫َي َسلُوهُ ال َْم ْغ ِف َرَة ِم ْن‬ ‫ِ‬
‫استَػ ْغف ُروا َربَّ ُك ْم) أ ْ‬ ‫ْت ْ‬ ‫ُول‪ -‬قَػ ْولُوُ تَػ َع َال‪( :‬فَػ ُقل ُ‬ ‫سائِ َل ْاأل َ‬ ‫ث َم َ‬ ‫فِ ِيو ثَََل ُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ص ِْ ِ‬ ‫السالَِف ِة ِبِِ ْخ ََل ِ‬ ‫ذُنُوبِ ُك ُم َّ‬
‫يب ِف التوبة‪ .‬وقد‬ ‫اْلُيَاف‪( .‬إِنَّوُ كا َف غَ َّفاراً) َو َى َذا م ْنوُ تَػ ْرغ ٌ‬
‫ار ِِمْ َحاةٌ‬ ‫اَّلل َعلَْي ِو وسلَّم أَنَّوُ قَ َ ِ ِ‬
‫اؿ‪( :‬اَّل ْستغْ َف ُ‬ ‫ََ َ‬ ‫صلَّى َُّ‬ ‫َِّب َ‬
‫ِ‬
‫روى حذيفة ابن الْيَ َماف َع ِن النِ ِّ‬
‫ريَىا أَقِل ِِْن‪ .‬الثَّانِيَةُ‪ -‬قَػ ْولُوُ‬ ‫ِ‬
‫اَّللَ‪َ ،‬وتَػ ْفس ُ‬ ‫َستَػغْ ِف ُر َّ‬
‫وؿ ال َْع ْب ُد أ ْ‬ ‫ض ْي ُل‪ :‬يَػ ُق ُ‬ ‫وب)‪َ .‬وقَا َؿ الْ ُف َ‬ ‫لذنُ ِ‬ ‫لِ ُّ‬
‫ضم ِ‬ ‫السماء َعلَي ُكم ِم ْدراراً) أَي يػر ِسل ماء َّ ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫يل‪:‬‬
‫ار‪َ .‬وق َ‬ ‫الس َماء‪ ،‬فَفيو إِ ْ َ ٌ‬ ‫ْ ُْ ْ َ َ‬ ‫تَػ َع َال‪( :‬يُػ ْرس ِل َّ َ ْ ْ‬
‫اع ُر‪»ٔ« :‬‬ ‫الش ِ‬‫اؿ َّ‬ ‫الس َماءُ ادلطر‪ ،‬أي يرسل ادلطر‪ .‬قَ َ‬ ‫َّ‬
‫ض قَػ ْوٍـ ‪َ ...‬ر َع ْيػنَاهُ َوإِ ْف كانوا غضااب‬ ‫الس َماءُ ِِب َْر ِ‬‫ط َّ‬ ‫إِذَا َس َق َ‬
‫ث َكثِ ٍري‪ .‬وج ِزـ يػر ِس ِل جوااب لِ ْْل َْم ِر‪ .‬وقَ َ ِ‬ ‫وم ْدراراً ذَا غَْي ٍ‬ ‫ِ‬
‫وحا َزَم ًاًن‬ ‫اؿ ُم َقات ٌل‪ :‬لَ َّما َك َّذبُوا نُ ً‬ ‫َ‬ ‫َ ُ َ ُْ َ َ ً‬
‫ت مو ِ‬ ‫ِ‬
‫اشي ِه ْم‬ ‫ني َسنَةً‪ ،‬فَػ َهلَ َك ْ َ َ‬ ‫سائِ ِه ْم أ َْربَع َ‬ ‫اَّلل َع ْنػ ُهم الْمطَر‪ ،‬وأَ ْع َقم أَرح ِ‬
‫اـ ن َ‬ ‫س َُّ ُ َ َ َ َ ْ َ َ‬ ‫طَ ِو ًيَل َحبَ َ‬
‫استَػ ْغ ِف ُروا َربَّ ُك ْم إِنَّوُ كا َف‬ ‫اؿ ْ‬ ‫استَػغَاثُوا بِ ِو‪ .‬فَػ َق َ‬ ‫الس ََل ُـ َو ْ‬‫وح َعلَْي ِو َّ‬ ‫اروا إِ َل نُ ٍ‬ ‫صُ‬ ‫وع ُه ْم‪ ،‬فَ َ‬ ‫َوُزُر ُ‬
‫ماء َعلَْي ُك ْم‬ ‫الس َ‬ ‫اف‪ :‬يُػ ْر ِس ِل َّ‬ ‫اْلُيَ ِ‬ ‫اؿ تَػ ْر ِغيبًا ِِف ِْ‬ ‫ب إِلَْي ِو‪ُْ .‬ثَّ قَ َ‬ ‫غَ َّفاراً أَي ََل يػز ْؿ َك َذلِ َ ِ‬
‫ك ل َم ْن أ ًََن َ‬ ‫ْ ْ ََ‬
‫ادةُ‪َ :‬علِ َم نَِ ُّ‬
‫ِب‬ ‫اؿ قَػتَ َ‬ ‫َّات َوََْي َع ْل لَ ُك ْم أ َْْناراً‪ .‬قَ َ‬ ‫ني وََْيعل لَ ُكم جن ٍ‬ ‫ِم ْدراراً‪ .‬وُيُْ ِد ْد ُكم ِِب َْم ٍ ِ‬
‫واؿ َوبَن َ َ َ ْ ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬
‫اَّلل فَِإ َّف‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َِّ‬
‫اعة َّ‬ ‫(ىلُ ُّموا إِ َل طَ َ‬ ‫اؿ‪َ :‬‬ ‫ص َعلَى ُّ‬
‫الدنْػيَا فَػ َق َ‬ ‫اَّللُ َعلَْيو َو َسلَّ َم أَنَّػ ُه ْم أ َْى ُل ح ْر ٍ‬ ‫صلَّى َّ‬ ‫اَّلل َ‬
‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ ِ ِ َّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِِف طَاع ِة َِّ‬
‫الدنْػيَا َو ْاْلخ َرة)‪ .‬الثَّالثَةُ‪ِِ -‬ف َىذه ْاْليَة َوال ِِت ِِف" ُىود" «ٔ» َدل ٌ‬
‫يل‬ ‫اَّلل َد ْر َؾ ُّ‬ ‫َ‬
‫ِب‪َ :‬خ َر َج ُع َم ُر يَ ْستَ ْس ِقي فَػلَ ْم‬ ‫الش ْعِ ُّ‬
‫اؿ َّ‬ ‫ار‪ .‬قَ َ‬ ‫لر ْز ُؽ َو ْاأل َْمطَ ُ‬ ‫ار يُ ْستَػ ْنػ َز ُؿ بِ ِو ا ِّ‬ ‫َعلَى أ َّ ِ ِ‬
‫َف اَّل ْستغْ َف َ‬
‫اؿ‪ :‬لََق ْد‬ ‫ت؟ فَػ َق َ‬ ‫استَ ْس َق ْي َ‬ ‫اؾ ْ‬ ‫يَ ِز ْد َعلَى ِاَّل ْستِغْ َفا ِر َح ََّّت َر َج َع‪ ،‬فَأ ُْم ِط ُروا فَػ َقالُوا‪َ :‬ما َرأَيْػنَ َ‬
‫استَػ ْغ ِف ُروا َربَّ ُك ْم‬ ‫يح «ٕ» َّ ِ‬ ‫ت الْمطَر ِِبَج ِ‬
‫الس َماء الَِِّت يُ ْستَػ ْنػ َز ُؿ ِِبَا ال َْمطَُر‪ُْ ،‬ثَّ قَػ َرأَ‪ْ :‬‬ ‫اد ِ‬ ‫طَلَْب ُ َ َ َ‬
‫َّاس يَ ْستَ ْس ُقو َف‪،‬‬ ‫ِ‬ ‫ماء َعلَْي ُك ْم ِم ْدراراً‪َ .‬وقَ َ‬ ‫إِنَّوُ كا َف غَ َّفاراً‪ .‬يُػ ْر ِس ِل َّ‬
‫اؿ ْاأل َْوَزاع ُّي‪َ :‬خ َر َج الن ُ‬ ‫الس َ‬
‫اؾ تقوؿ‪ :‬ما‬ ‫اؿ‪ :‬اللَّ ُه َّم إِ ًَّن ََِس ْعنَ َ‬ ‫اَّللَ َوأَثْػ ََن َعلَْي ِو‪ُْ ،‬ثَّ قَ َ‬‫اـ فِي ِه ْم بِ ََل ُؿ بْ ُن َس ْع ٍد فَ َح ِم َد َّ‬ ‫فَػ َق َ‬
‫اءةِ‪ ،‬فَػ َه ْل تَ ُكو ُف‬ ‫يل «ٖ» [التوبة‪َ ]1ٔ :‬وقَ ْد أَقػ َْر ْرًَن ِاب ِْْل َس َ‬ ‫ني ِم ْن َسبِ ٍ‬ ‫ِ‬
‫َعلَى ال ُْم ْحسنِ َ‬

‫‪9‬‬
.‫اس ِقنَا! فَػ َرفَ َع يَ َديْ ِو َوَرفَػ ُعوا أَيْ ِديَػ ُه ْم فَ ُس ُقوا‬ ِ ِ ِ َ ُ‫م ْغ ِفرت‬
ْ ‫ك إََِّّل ل ِمثْلنَا؟! اللَّ ُه َّم ا ْغف ْر لَنَا َو ْارمحَْنَا َو‬ َ َ
‫( َش َكا َر ُج ٌل إِ َل ا ْحلَ َس ِن (احلسن البسري التابعني – ِف زماف‬1):‫صبَػ ْي ٍح‬ ُ ‫اؿ ابْ ُن‬ َ َ‫َوق‬
‫آخ ُر إِلَْي ِو‬
َ ‫( َو َش َكا‬2).َ‫اَّلل‬ َّ ‫استَػغْ ِف ِر‬ ْ :ُ‫اؿ لَو‬ َ ‫ ا ْْلُ ُدوبَةَ فَػ َق‬:)‫اخلالفة عمية – اىل الصوِف‬
َ ‫ فَػ َق‬،‫اَّللَ أَ ْف يَػ ْرُزقَِِن َولَ ًدا‬
‫اؿ‬ َّ ُ‫ ا ْدع‬.‫آخ ُر‬ َ ُ‫اؿ لَو‬ َ َ‫( َوق‬3).َ‫اَّلل‬ َّ ‫استَػغْ ِف ِر‬ ْ :ُ‫اؿ لَو‬ َ ‫الْ َف ْق َر فَػ َق‬
َّ ‫استَػغْ ِف ِر‬
‫ فَػ ُقلْنَا‬.َ‫اَّلل‬ ْ :ُ‫اؿ لَو‬ َ ‫ فَػ َق‬،‫اؼ بُ ْستَانِِو‬ َ ‫آخ ُر َج َف‬ َ ‫( َو َش َكا إِلَْي ِو‬4).َ‫اَّلل‬ َّ ‫استَػغْ ِف ِر‬
ْ :ُ‫لَو‬
:"‫وح‬ ٍ ُ‫ورةِ" ن‬ َ ‫وؿ ِِف ُس‬ ُ ‫اَّللَ تَػ َع َال يَػ ُق‬ َّ ‫ إِ َّف‬،‫ْت ِم ْن ِع ْن ِدي َش ْيػئًا‬ ُ ‫ َما قُػل‬:‫اؿ‬ َ ‫ك؟ فَػ َق‬ َ ِ‫لَوُ ِِف ذَل‬
.ً‫ماء َعلَْي ُك ْم ِم ْدرارا‬ َ ‫الس‬ َّ ‫ يػُ ْر ِس ِل‬.ً‫استَػغْ ِف ُروا َربَّ ُك ْم إِنَّوُ كا َف غَ َّفارا‬ ْ
"ِ‫ورة‬
َ ‫ضى ِِف ُس‬ َ ‫َّات َوََْي َع ْل لَ ُك ْم أ َْْناراً َوقَ ْد َم‬ ٍ ‫واؿ وبنِني وََْيعل لَ ُكم جن‬
َ ْ ْ َ َ َ َ َ ٍ ‫َوُيُْد ْد ُك ْم ِِب َْم‬
ِ
‫ص َوإِق ََْل ٍع ِم َن‬ ٍ ‫ك يَ ُكو ُف َع ْن إِ ْخ ََل‬ َ ِ‫ َوإِ َّف َذل‬،‫آؿ ِع ْم َرا َف" «ٔ» َك ْي ِفيَّةُ ِاَّل ْستِغْ َفا ِر‬ ِ
.‫َص ُل ِِف اْلجابة‬ ْ ‫ َو ُى َو ْاأل‬.‫وب‬ ِ ُ‫الذن‬ُّ

KEUTAMAAN/KEISTEMEWAAN ISTIGHFAR :
1. Diberi Kenikmatan dan Ketenangan
2. Diberi Rezeki Kecukupan dan Kekayaan
3. Diberi Kesehatan dan Kekuatan
Nabi Hud AS-Kaum Aad Gagah Besar dan Kuat
QS. Nuh (11:52)
         

  
           
  
 
    
      
 
    
52. dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun
kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya
Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan
Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu,
dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa."
4. Diberi keturunan anak yang shaleh-shalehah
5. Diberi kemudahaan segala utusan dan usahanya
6. Dihilangkan dari kesusahan kesedihan diganti
kesenangan
7. Terhindar dari kesempitan diberi keluasaan
8. Terhindar dari segala musibah dan bahaya
10
9. Diampuni dosa-dosanya
10. Mendapat ridlo dan masuk/ahli surga

Hadis Rasulullah saw berkaitan Istighfar

َ ‫ ع َْن َج ِ ّد ِه‬،‫ ع َْن أَبٌِ ِه‬،‫اس‬


‫ع ْب ِد‬ ٍ َّ‫عب‬
َ ‫َّللا ب ِْن‬
ِ َّ ‫ع ْب ِد‬
َ ‫ً ِ ب ِْن‬ َ ‫ ع َْن ُم َح َّم ِد ب ِْن‬،‫ب‬
ّ ‫ع ِل‬ ٍ َ‫صع‬ ْ ‫ع َِن ا ْل َحك َِم ب ِْن ُم‬
‫ َجعَ َل‬،‫ستِ ْغفَ ِار‬ ْ ‫ « َم ِن أ ْكثَ َر ِمنَ اال‬:‫سلَّ َم‬ َ ‫علَ ٌْ ِه َو‬ ُ ‫صلَّى‬
َ ‫هللا‬ َ ‫َّللا‬ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ لَا َل َر‬:َ‫ لَال‬،‫اس‬ ٍ َّ‫عب‬ َ ‫َّللا ب ِْن‬
ِ َّ
‫ب» رواه أحمد‬ ُ ‫س‬ َ َ ُ ْ ُ َ َ
ِ ‫ َو َرزله ِمن َحٌْث ال ٌَحْ ت‬،‫ٌك َمخ َر ًجا‬ ْ ْ َ َ
ٍ ‫ َو ِمن ُك ِ ّل ِض‬،‫َّللاُ له ِمن ُك ِ ّل ه ٍ ّم ف َر ًجا‬ ْ ُ َ َّ
‫والحاكم‬
‫ لَا َل‬:َ‫اس لَال‬ ٍ ‫ع َّب‬ َ ‫َّللا ب ِْن‬ َ ‫ أَنَّهُ َح َّدثَهُ ع َْن‬،‫اس‬
ِ َّ ‫ع ْب ِد‬ ٍ ‫ع َّب‬ َ ‫َّللا ب ِْن‬ ِ َّ ‫ع ْب ِد‬َ ‫ً ِ ب ِْن‬ ّ ‫ع ِل‬ َ ‫ع َْن ُم َح َّم ِد ب ِْن‬
َ
‫ َو ِم ْن ُك ِّل‬،‫َّللاُ لَهُ ِم ْن ُك ِ ّل َه ٍ ّم ف َر ًجا‬
َّ ‫ار َجعَ َل‬ َ َ‫ستِ ْغف‬
ْ ‫ « َم ْن لَ ِز َم ِاال‬:‫سلَّ َم‬ َ ‫علَ ٌْ ِه َو‬
َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ‫َّللا‬
ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫َر‬
ً‫ب» رواه أبن ماجه و ابوداود والبٌهم‬ ُ ِ ‫س‬ َ ‫ت‬ ْ‫َح‬ ٌ َ
‫ال‬ ُ
‫ْث‬ ٌ‫ح‬ ‫ن‬
َ ِْ ‫م‬ ُ ‫ه‬ َ ‫ل‬ َ
‫ز‬ ‫ر‬
َ َ ً َ َ ٍ ‫ِض‬
‫و‬ ،‫ا‬ ‫ج‬‫ر‬ ‫خ‬ْ ‫م‬ ‫ٌك‬

Nabi saw. bersabda, “Perbanyaklah beristighfar, siapa


yang memperbanyaknya maka Allah memberikan
kesenangan dari setiap kesedihan dan kegundahan, diberi
jalan keluar dari setiap kesempitan, dan Allah akan
memberikan rezeki untuknya dari arah yang tidak
disangka-sangka.” (HR. Ahmad, al-Hakim, Ibnu Majah, Abu
Dawud dan al-Baihaqi).

:َ‫ " َم ْن لَال‬:‫سلَّ َم‬ َ ‫ع َل ٌْ ِه َو‬


َ ُ‫ص َّلى هللا‬ َ ‫َّللا‬
ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ لَا َل َر‬:َ‫ لَال‬،ُ‫ع ْنه‬ َ ُ‫َّللا‬ َّ ً َ ‫سعُو ٍد َر ِض‬ ْ ‫ع َِن اب ِْن َم‬
‫ َو ِإ ْن‬،ُ‫غ ِف َرتْ لَهُ ذُنُوبُه‬
ُ ،‫ُوب ِإلَ ٌْ ِه ثَ َالثًا‬
ُ ‫ت‬ َ ‫أ‬ ‫و‬ ،
َ ُ ‫م‬ ‫و‬ ٌ
ُّ َ ‫م‬‫ل‬ْ ‫ا‬ ً
ُّ ‫ح‬
َ ْ
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ُو‬
َ ‫ه‬ ‫ال‬ َّ ‫إ‬
ِ َِ ‫ه‬ َ ‫ل‬‫إ‬ ‫ال‬ َ ‫ِي‬‫ذ‬ َّ
‫ل‬ ‫ا‬ ‫م‬ ْ
َ َ ‫َّللا ا‬
ٌ‫ظ‬ ِ ‫ع‬ ‫ل‬ ْ َ‫أ‬
َ َّ ‫ست َ ْغ ِف ُر‬
َ
‫ َول ْم ٌُ َخ ِ ّرجَاهُ» رواه الحاكم‬،‫ش ٌْ َخٌ ِْن‬ َّ ‫على ش َْر ِط ال‬ َ ٌ
َ ‫ف « َهذا َحدٌِث ص َِحٌ ٌح‬ َ َّ َ‫ارا ِمن‬
ِ ْ‫الزح‬ َ
ًّ ‫كَانَ ف‬
Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang mengucapkan
Astaghfirullahal „adzim alladzi laa ilaaha illaa huwal hayyul
qayyum wa atubu ilaih (Aku meminta ampunan kepada
Allah yang Maha Agung yang tidak ada Tuhan selain Dia
yang Maha Hidup dan Berdiri sendiri, aku bertaubat
kepada-Nya) dibaca tiga kali, maka dosa-dosanya telah
diampuni meskipun ia lari dari medan peperangan.”(HR. Al-
Hakim).

‫هللا‬
ِ ‫(و‬ َ :ُ‫سلَّ َم ٌَمُول‬َ ‫علٌَ ِه َو‬
َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ‫هللا‬
ِ ‫سو َل‬ ُ ‫س ِمعْتُ َر‬َ :َ‫ً هللاُ عَنهُ لَال‬َ ‫ٌرةَ َر ِض‬
َ ‫َوع َْن أ ِبً ه َُر‬
‫ي‬ َ ً َ َ
َ ‫وم أكث َر ِم ْن‬
ُّ ‫سب ِعٌنَ َم َّرة) َر َواهُ البُخ ِار‬ ِ ٌَ‫ُوب إِلٌ ِه فًِ ال‬ َ ْ َ ‫إَنًِّ َأل‬.
ُ ‫ست َ ْغ ِف ُر هللاَ َوأت‬
Dari Abi Hurairoh Ra. beliau berkata, “Aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda, „Demi Allah, sesungguhnya aku
pasti memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-
Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.”
(HR. Al-Bukhari)

‫ « وهللا إنً ألستغفر هللا‬: ‫ سمعت رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص ٌمول‬: ‫عن أبً هرٌرة رضً هللا عنه لال‬
‫ رواه البخاري‬. » ‫وأتوب إلٌه فً الٌوم أكثر من سبعٌن مرة‬.
11
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Aku mendengar
Rasulullah saw. Bersabda: “Demi Allah, sesungguhnya aku
beristigfar (meminta ampunan) dan bertobat kepada Allah
dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Al-
Bukhari)

Di dalam riwayat lain disebutkan tidak hanya 70, tetapi 100


kali dalam sehari Nabi saw. membaca istighfar.
ً‫ وإن‬، ً‫ « إنه لٌغان على للب‬: ‫ أن رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص لال‬: ‫عن األغر المزنً رضً هللا عنه‬
‫ رواه مسلم‬. » ‫ألستغفر هللا فً الٌوم مائة مرة‬.
Dari Al-Aghar Al-Muzanni r.a. bahwa Rasulullah saw.
Bersabda: “Sesungguhnya hatiku tidak pernah lalai dari
zikir kepada Allah, sesungguhnya Aku beristighfar seratus
kali dalam sehari.” (HR. Muslim)

Sebagaimana hal ini terdapat pada firman Allah:


َ ُ‫َّللاُ َما تَمَ َّد َم ِم ْن ذَ ْنبِنَ َو َما تَأ َ َّخ َر َوٌُتِ َّم نِ ْع َمتَه‬
َ‫علَ ٌْن‬ َّ َ‫) ِلٌَ ْغ ِف َر لَن‬1( ‫إِنَّا فَتَحْ َنا لَنَ فَتْ ًحا ُمبٌِنًا‬
ْ ‫)و ٌَ ْه ِد ٌَنَ ِص َرا ًطا ُم‬
2( ‫ست َ ِمٌ ًما‬ َ
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu
kemenangan yang nyata , supaya Allah memberi ampunan
kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan
datang serta menyempurnakan ni‟mat-Nya atasmu dan
memimpin kamu kepada jalan yang lurus,” QS. Al-
Fath(48:1-2)
‫صنَ ُع َهذَا‬ ْ َ ‫َّللا أَت‬
ِ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫عائِشَةُ ٌَا َر‬ َ ْ‫صلَّى لَا َم َحتَّى تَفَ َّط َر ِرجْ الَهُ لَالَت‬ َ ‫ إِذَا‬-‫ملسو هيلع هللا ىلص‬- ‫َّللا‬
ِ َّ ‫سو ُل‬ُ ‫كَانَ َر‬
‫ُورا‬ً ‫شك‬ َ ‫ع ْبدًا‬ َ َ َ ُ َ َ َ
َ ُ‫غ ِف َر لَنَ َما تَمَ َّد َم ِم ْن ذ ْنبِنَ َو َما تَأ َّخ َر فمَا َل « ٌَا عَائِشَة أفالَ أكُون‬ ُ ‫» َولَ ْد‬.
“Rasulullah saw terbiasa salat malam sehingga kakinya
pecah-pecah. Kemudian aku mengatakan kepada beliau,
„Wahai Rasulullah, kenapa engkau melakukan hal ini
padahal engkau telah diampuni dosa yang telah lalu dan
akan datang.‟ Lalu Rasulullah saw mengatakan, “Tidakkah
engkau menyukai aku menjadi hamba yang
bersyukur.” (HR. Muslim)

Dan bacaan penghulu istighfar (sayyidul istighfar):


َِّ ‫ ح َّدثَػنا عب ُد‬،‫ ح َّدثَػنا احلسني‬،‫ث‬
،َ‫اَّلل بْ ُن بػُ َريْ َدة‬ ْ َ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ ِ ‫الوا ِر‬ َ ‫ َح َّدثَػنَا َع ْب ُد‬،‫َح َّدثَػنَا أَبُو َم ْع َم ٍر‬
ِ‫سر‬ ُّ ‫الع َد ِو‬ ٍ ‫ش ْيػ ُر بْ ُن َك ْع‬
:ُ‫اَّللُ َع ْنو‬ َّ ‫ض َي‬ َ ٍ ‫اد بْ ُن أ َْو‬ُ ‫ َح َّدثَِِن َش َّد‬:‫اؿ‬ َ َ‫ ق‬،‫ي‬ َ ‫ب‬ َ ُ‫ َح َّدثَِِن ب‬:‫اؿ‬ َ َ‫ق‬
َ‫ت َرِِّب َّلَ إِلَو‬ َ ‫ " َسيِّ ُد ِاَّل ْستِغْ َفا ِر أَ ْف تَػ ُق‬:‫صلَّى هللاُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم‬
َ ْ‫ اللَّ ُه َّم أَن‬:‫وؿ‬ َ ‫َِّب‬ ِّ ِ‫َع ِن الن‬
‫ك ِم ْن‬ َ ِ‫ أَعُوذُ ب‬،‫ت‬ ُ ‫استَطَ ْع‬ ِ ِ
ْ ‫ َوأ ًََن َعلَى َع ْهد َؾ َوَو ْعد َؾ َما‬،‫ َخلَ ْقتَ ِِن َوأ ًََن َع ْب ُد َؾ‬،‫ت‬ َ ْ‫إََِّّل أَن‬
‫ فَِإنَّوُ َّلَ يَػ ْغ ِف ُر‬،‫ك بِ َذنِِْب فَا ْغ ِف ْر ِِل‬ َ َ‫ َوأَبُوءُ ل‬،‫ك َعلَ َّي‬ َ ِ‫ك بِنِ ْع َمت‬
َ َ‫ أَبُوءُ ل‬،‫ت‬ َ ‫َش ِّر َما‬
ُ ‫صنَػ ْع‬
12
‫ات ِم ْن يَػ ْوِم ِو قَػ ْب َل أَ ْف‬
َ ‫ فَ َم‬،‫َّها ِر ُموقِنًا ِِبَا‬ ِ
َ ‫ « َوَم ْن قَا َذلَا م َن النػ‬:‫اؿ‬ َ ْ‫وب إََِّّل أَن‬
َ َ‫ت " ق‬ ُّ
َ ُ‫الذن‬
‫ات قَػ ْب َل أَ ْف‬ ِ ‫ ومن قَا َذلا ِمن اللَّي ِل وىو م‬،‫ فَػهو ِمن أ َْى ِل اْلن َِّة‬،‫ُيُْ ِسي‬
َ ‫ فَ َم‬،‫وق ٌن ِِبَا‬ ُ َُ َ ْ َ َ ْ ََ َ ْ َُ َ
‫ فَػ ُه َو ِم ْن أ َْى ِل اْلَن َِّة» رواه البخاري‬،‫صبِ َح‬
ْ ُ‫ي‬
------------------------------------ Sayyidul Istighfar ----------------------
، ُ‫ستَ َطعْت‬ ْ ‫ع ْه ِدنَ َو َو ْع ِدنَ َما ا‬ َ ‫علَى‬ َ ‫ َوأ َ َنا‬، َ‫ع ْبدُن‬ َ ‫ َخلَ ْمتَنِ ًْ َوأَنَا‬، َ‫اَللَّ ُه َّم أ َ ْنتَ َربِّ ًْ الَ إِلَـهَ إِالَّ أ َ ْنت‬
‫ َوأَبُ ْو ُء ِبذَ ْن ِب ًْ فَا ْغ ِف ْر ِل ًْ فَ ِإنَّهُ الَ ٌَ ْغ ِف ُر‬،ً َّ َ‫عل‬َ َ‫ أَبُ ْو ُء لَنَ ِبنِ ْع َمتِن‬، ُ‫صنَعْت‬ َ ‫أَع ُْوذُ ِبنَ ِم ْن ش ِ َّر َما‬
َ‫ب إِالَّ أ َ ْنت‬
َ ‫الذُّنُ ْو‬
Ya Allah! Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang
berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang
menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia
pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung
kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui
nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh
karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang
mengampuni dosa kecuali Engkau.” (HR. Al-Bukhari)
Lanjutan hadis di atas sbb:
، ‫ فَ ُه َو ِم ْن أَ ْه ِل ا ْل َجنَّ ِة‬، ‫س َى‬ ِ ‫ فَ َماتَ ِم ْن ٌَ ْو ِم ِه لَ ْب َل أ َ ْن ٌُ ْم‬، ‫َار ُمولِنًا بِهَا‬ ِ ‫َو َم ْن لَالَهَا ِمنَ النَّه‬
‫ فَه َْو ِم ْن أَ ْه ِل ا ْل َجنَّ ِة‬، ‫ص ِب َح‬ ْ ٌُ ‫ فَ َماتَ لَ ْب َل أ َ ْن‬، ‫» َو َم ْن لَالَهَا ِمنَ اللَّ ٌْ ِل َو ْه َو ُمو ِلنٌ ِبهَا‬
Barangsiapa mengucapkannya pada siang hari dan
meyakininya, lalu dia mati pada hari itu sebelum waktu
sore, maka dia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa
mengucapkannya pada malam hari dalam keadaan
meyakininya, lalu dia mati sebelum waktu pagi, maka dia
termasuk penghuni surga.

Hadis sayyidul istighfar ini meliputi makna taubat dan


terdapat pula hak-hak keimanan. Di dalam hadis ini juga
terkandung kemurnian ibadah dan kesempurnaan
ketundukan serta perasaan sangat butuh kepada Allah.
Sehingga bacaan zikir ini melebihi bacaan istighfar lainnya
karena keutamaan yang dimilikinya.

Bacaan istigfar lainnya adalah sebagaimana terdapat dalam


shahih Bukhari dari istri Nabi saw, Aisyah ra. Aisyah
berkata bahwa beliau mendengar Rasulullah saw (ketika
menjelang kematiannya) sedang bersandar padanya. Lalu
beliau mengucapkan:
‫ٌك األ َ ْعلَى‬ َّ ‫ارح َْم ِنى َوأ َ ْل ِح ْم ِنى ِب‬
ِ ‫الر ِف‬ ْ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِلى َو‬
“Ya Allah, ampunilah aku, kasihilah aku dan kumpulkanlah
aku bersama orang-orang sholih.” (HR. Al-Bukhari)

13
Nabi saw. tidak pernah bosan beristigfar:

Jadi lihatlah kehidupan Nabi saw yang setiap waktunya


selalu diisi dengan istighfar bahkan sampai akhir hayat
hidupnya pun beliau tidak lepas dari amalan tersebut.
Sebagaimana beliau saw selalu mengakhiri amalan-amalan
sholihnya seperti shalat, haji, shalat malam dengan istigfar,
beliau juga mengakhiri hidupnya dengan istigfar.

Rasulullah saw bersabda, Allah berfirman dalam hadis


qudsi:
‫ست َ ْغ ِف ُرونِى أَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم‬ َ ُ‫َار َوأ َ َنا أ َ ْغ ِف ُر الذُّن‬
ْ ‫وب ج َِمٌ ًعا فَا‬ ِ ‫ٌَا ِعبَادِى ِإنَّ ُك ْم ت ُْخ ِطئ ُونَ ِباللَّ ٌْ ِل َوالنَّه‬

“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa di


waktu siang dan malam, dan Aku mengampuni dosa-dosa
itu semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku
mengampuni kalian.” (HR. Muslim.)

Jadi lihatlah kehidupan Nabi saw yang setiap waktunya


selalu diisi dengan istighfar bahkan sampai akhir hayat
hidupnya pun beliau tidak lepas dari amalan tersebut.
Sebagaimana beliau saw selalu mengakhiri amalan-amalan
sholihnya seperti shalat, haji, shalat malam dengan
istighfar, beliau juga mengakhiri hidupnya dengan istigfar.
‫احلمد هلل رب العادلني‬

14

Anda mungkin juga menyukai